Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 2016 PROFIL PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATERI KINEMATIKA SEBAGAI PRASYARAT PEMBELAJARAN FISIKA DASAR TRI WAHYUNI MADURETNO STKIP PGRI Nganjuk [email protected] ABSTRAK Data awal sebelum penelitian menunjukkan bahwa 77% dari 31 mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk menganggap bahwa mata kuliah Fisika Dasar cenderung berisi perhitungan dari ilmu alam. Sesuai salah satu hakikat Fisika yakni produk ilmiah berisi tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dll. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui profil pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika sebagai prasyarat pembelajaran Fisika Dasar pada materi Kinematika, (2) mengetahui kendala pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian adalah 31 mahasiswa semester II Program Studi Matematika STKIP PGRI Nganjuk yang diambil menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes tertulis untuk mengetahui profil pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika dan angket untuk mengetahui kendala pemahaman konsep mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% mahasiswa memiliki pemahaman konsep sedang dan 42% mahasiswa memiliki pemahaman konsep rendah. Sedangkan kendala yang mempengaruhi pemahaman konsep mahasiswa menunjukkan motivasi 52%, minat 27%, kesiapan 55%, keluarga 79%, pendidik 75% dan fasilitas sekolah 60%. Dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk perlu ditingkatkan karena mahasiswa memiliki minat yang rendah terhadap pemahaman konsep Fisika dan cenderung lebih menyukai perhitungan. Kata kunci: Pemahaman konsep, Kendala Pemahaman Konsep. PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini segala kegiatan manusia membutuhkan bantuan alat terapan dari perkembangan IPTEK. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga memberikan kontribusi pengembangan alat-alat ini terlebih pada bidang kajian Fisika. Oleh karena itu, Fisika Dasar menjadi salah satu mata kuliah wajib di beberapa disiplin ilmu termasuk di Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa 77% dari 31 mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk menganggap bahwa mata kuliah Fisika Dasar cenderung berisi perhitungan dari ilmu alam. Mariati (2012: 152) juga menuliskan bahwa “Fisika Dasar membutuhkan matematika yang rumit (AAPT, 2009) dan sering terjadi miskonsepsi (Anderson & Nashon, 2006)”. Padahal mata kuliah ini tidak hanya memberikan perhitungan matematis sebagai bahan esensial tetapi pemahaman konsep juga bagian penting dari Fisika. Pembelajaran Fisika merupakan proses belajar ilmiah yang mencakup produk, proses dan sikap ilmiah. Fisika sebagai salah satu bidang kajian dari IPA memiliki sekumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan model (Zuhdan, 2013: 6). Mariati (2012: 55) menuliskan bahwa pemahaman merupakan landasan bagi peserta didik untuk membangun wawasan. Kinematika merupakan salah satu materi dalam Fisika Dasar yang mencakup persamaan-persamaan abstrak. Bagi mahasiswa Pendidikan Matematika, Kinematika dapat membantu mahasiswa untuk menganalisis permasalahan mekanika di kehidupan Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 2016 sehari-hari dan materi ini sudah dipelajari oleh mahasiswa sejak di sekolah menengah. Analisis data awal menyebutkan bahwa sebagian guru di sekolah lebih sering mengabaikan pemahaman konsep saat menjelaskan pokok bahasan Kinematika. Berdasarkan penelitian dari Mariati (2012: 57) pemahaman konsep Kinematika termasuk kriteria sedang. Oleh karena itu, peneliti memilih Kinematika sebagai materi yang perlu diketahui pemahaman konsepnya. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui profil pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika sebagai prasyarat pembelajaran Fisika Dasar pada materi Kinematika, (2) mengetahui kendala pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika. Adapun manfaat penelitian ini adalah: (1) memberikan sumbangan pengetahuan sehubungan dengan profil pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika pada khususnya sebagai prasyarat pembelajaran Fisika, (2) Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk merancang model dan metode pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman konsep Fisika dan tidak sekedar matematisnya saja. MATERI Pemahaman Konsep Menurut beberapa ahli, konsep memiliki pengertian: (1) Pujianto dan Suyoso (2011: 4) menuliskan bahwa “konsep adalah suatu idea atau gagasan yang digeneralisasi dari pengalaman manusia dengan beberapa peristiwa benda dan fakta (Wayan Memes, 2000)”; (2) Sudarminta (2002: 88) menyatakan “konsep merupakan suatu medium yang menghubungkan subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui berdasarkan pikiran dan kenyataan”. Cavallo, 1996; Lawson et al., 2000; Shayer & Adey, 1993 menyatakan bahwa peserta didik yang kurang terampil dalam penalaran memiliki pemahaman konsep yang kurang daripada peserta didik yang terampil. Oleh karena Fisika merupakan bidang ilmu yang melibatkan fisik dari sebuah fenomena maka peserta didik juga harus mampu mengidentifikasi konsep-konsep yang tersembunyi didalamnya (Abdullah dan Adilah, 2008: 388). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar M.Dalyono (2009: 233-245) menjelaskan bahwa proses belajar peserta didik disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yakni: 1. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi proses belajar dari dalam diri peserta didik meliputi: (a) minat: proses pembelajaran yang tidak ada minatnya memungkinkan peserta didik tidak sesuai kebutuhan, tidak sesuai kecakapan sehingga dapat menimbulkan masalah belajar pada dirinya dan menjadi kendala saat mengikuti proses pembelajaran. Begitu pula dengan minat mahasiswa terhadap pemahaman konsep dapat dilihat dari cara mengikuti perkuliahan dan lengkap tidaknya catatan dll; (b) motivasi: motivasi dapat dilihat dari antusias peserta, motivasi yang tinggi tampak pada peserta didik yang berani bertanya, gemar membaca buku. Motivasi terhadap pemahaman konsep dapat menjadi kendala belajar jika mahasiswa memiliki rasa acuh, perhatian hanya tertuju pada matematis dan menganggap bahwa konsep hanya terbentuk dari pengalaman di kehidupan sehari-hari; (c) bakat: potensi dasar yang dibawa sejak lahir sehingga peserta didik yang merasa tidak sesuai bakatnya akan mudah bosan dan cepat putus asa; (d) intelegensi: kecerdasan peserta didik yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. 2. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi proses belajar dari luar diri peserta didik, meliputi: (a) keluarga: peran keluarga dapat menjadi penentu prestasi belajar peserta didik seperti dukungan psikis dan material; (b) guru: peran guru penting untuk membentuk kemampuan peserta didiknya, jika guru kurang berkualitas, kecakapannya kurang dan metode belajar yang digunakan kurang tepat dapat menjadikan kendala belajar peserta didik; (c) sarana dan prasarana: segala macam alat pendukung Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 2016 pembelajaran dan fasilitas di sekolah juga dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar seperti halnya ketersediaan buku dan laboratorium. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester II Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk tahun akademik 2015/2016. Pemilihan subjek penelitian ini menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis kebutuhan terhadap penelitian ini kepada mahasiswa Pendidikan Matematika didapatkan bahwa 71% dari 31 mahasiswa lebih memilih matematis. Selanjutnya diadakan penelitian pemahaman konsep mahasiswa menggunakan metode angket dengan indikator yang ditulis oleh M.Dalyono dan tes tertulis berbentuk uraian mencakup aspek mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta oleh Anderson dan Krathwohl (Krathwohl, 2002: 214). Uji validitas tes tertulis didapatkan 10 soal yang valid digunakan dan angket terdapat 23 soal valid. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui profil pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika dan angket untuk mengetahui kendala pemahaman konsep mahasiswa. Kriteria penilaian tes tertulis pemahaman konsep Kinematika mahasiswa dinyatakan dalam prosentase sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Penilaian Skor Kriteria 4 Mahasiswa menjawab dengan benar, lengkap dan jelas 3 Mahasiswa menjawab dengan tidak lengkap tapi hasilnya benar 2 Mahasiswa menjawab dengan lengkap tapi hasilnya salah 1 Mahasiswa menjawab pertanyaan tetapi salah 0 Mahasiswa tidak menjawab (Suharsimi Arikunto, 2007) dengan perhitungan prosentase nilai sebagai berikut: Kualifikasi hasil tes tertulis dan angket sebagai berikut: Tabel 2. Kualifikasi Hasil Tes Tertulis dan Angket Rentang Nilai (%) 66,68 Z 100 33,34 Z 66,67 0 Z 33,33 (Suharsimi Arikunto & Cepi Safrudin, 2004: 18-19) Kategori Tinggi Sedang Rendah HASIL PENELITIAN Berdasarkan data penelitian profil pemahaman konsep mahasiswa pendidikan matematika pada materi Kinematika sebagai prasyarat pembelajaran Fisika Dasar diperoleh data prosentase pemahaman konsep Kinematika berdasarkan aspek kognitif, prosentase pemahaman konsep Kinematika berdasarkan submateri, prosentase mahasiswa yang memiliki pemahaman konsep Kinematika dan prosentase kendala pemahaman konsep Kinematika. Data penelitian disajikan sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Tes Tertulis Pemahaman Konsep Kinematika Berdasarkan Aspek Kognitif Dimensi Proses Kognitif Prosentase Kategori pada Pengetahuan Konseptual C-1 (mengingat) 36% Sedang C-2 (memahami) 30% Rendah C-3 (menerapkan) 35% Sedang C-4 (menganalisis) 37% Sedang C-5 (mengevaluasi) 31% Rendah Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 2016 C-6 (mencipta) 49% Sedang Tabel 4. Hasil Tes Tertulis Pemahaman Konsep Kinematika Berdasarkan Submateri Submateri Prosentase Kategori Besaran-besaran 36% Sedang Kinematika Gerak lurus 38% Sedang Gerak peluru 27% Rendah Vektor 33% Rendah Kecepatan relatif 40% Sedang Tabel 5. Hasil Tes Tertulis Pemahaman Konsep Kinematika Kategori Prosentase Mahasiswa Sedang 58% Rendah 42% Tabel 6. Hasil Angket Kendala Pemahaman Konsep Kinematika Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prosentase Pemahaman Konsep Kinematika Motivasi 52% Faktor Minat 27% Internal Kesiapan 55% Keluarga 79% Faktor Guru 75% Eksternal Sarana dan prasarana 60% Kategori Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Sedang PEMBAHASAN Analisis profil pemahaman konsep mahasiswa pada Kinematika dapat dilihat dari prosentase pencapaian skor tes tertulis pemahaman konsep. Mahasiswa dikatakan memiliki pemahaman konsep tinggi jika mahasiswa memiliki lebih dari prosentase skor lebih dari 66,67%, pemahaman konsep sedang jika mahasiswa memiliki prosentase skor antara 33,34% dan 66,67% dan pemahaman konsep rendah jika mahasiswa memiliki prosentase skor kurang dari 33,33%. Hasil analisis data pemahaman konsep berdasarkan aspek kognitif menunjukkan bahwa mahasiswa Pendidikan Matematika di STKIP Nganjuk memiliki aspek kognitif mengingat, menganalisis, menerapkan dan mencipta dengan kategori sedang sedangkan memahami dan mengevalusi pada kategori rendah. Hal ini berarti mahasiswa Pendidikan Matematika di STKIP Nganjuk memiliki pemahaman konsep Kinematika yang rendah. Berdasarkan cakupan submateri yang diujikan, mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk memiliki kategori sedang pada submateri besaranbesaran Kinematika, gerak lurus dan kecepatan relatif sedangkan gerak peluru dan vektor pada kategori rendah. Hal ini disebabkan besaran-besaran Kinematika dan gerak lurus pernah dipelajari di SMP dan SMA berarti sesuai dengan kemampuan kognitif mengingat dari mahasiswa yang termasuk di kategori sedang meskipun kecepatan relatif dipelajari saat SMA, mahasiswa mampu memiliki kategori sedang sebab submateri ini berkaitan dengan kemampuan kognitif mencipta (merencanakan) dari mahasiswa dengan kategori sedang pula. Walaupun submateri gerak peluru dan vektor ini juga dipelajari saat SMA, tetapi mahasiswa memiliki kategori rendah sebab submateri ini membutuhkan kognitif memahami dan mengevaluasi sedangkan mahasiwa memiliki kognitif memahami dan mengevaluasi kategori rendah pula. Dari uraian di atas dapat disajikan data bahwa sebanyak 58% mahasiswa memiliki pemahaman sedang dan 42% mahasiswa memiliki pemahaman rendah. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Mariati (2012: 57) bahwa peserta didik memiliki N-gain 57% dalam kategori sedang pada materi Kinematika. Hal Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 “Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN” 2016 ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep Kinematika belum berada di kategori tinggi berarti pada penelitian ini pemahaman konsep Kinematika mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk perlu ditingkatkan. Selain mahasiswa mendapatkan uji tes tertulis berbentuk uraian, mahasiswa juga mendapatkan angket tentang kedala yang menyebabkan pemahaman konsep Kinematika mereka pada kategori sedang dan rendah. Adapun hasil data sesuai dengan tabel 6 menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap pemahaman konsep Kinematika pada kategori rendah sebab mahasiswa merasa kurang paham terhadap konsep gerak sebagai pengantar Kinematika. Motivasi, kesiapan, sarana dan prasarana dari mahasiswa termasuk kategori sedang sebab mahasiswa masih memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas, keinginan bertanya, sarana dan prasarana yang menunjang pokok bahasan Kinematika tetapi mahasiswa masih kesulitan dalam memahami submateri besaran dan satuan pada Kinematika padahal besaran dan satuan adalah bagian penting dari setiap pokok bahasan dalam Fisika dan mahasiswa merasa bahwa pemahaman konsep tidak perlu membutuhkan referensi dan hanya membutuhkan pengalaman dari lingkungan sekitar. Faktor keluarga dan guru tidak begitu menjadi kendala dari pemahaman konsep mahasiswa pada Kinematika sehingga keduanya termasuk kategori tinggi. Namun sebagian mahasiswa menganggap bahwa kemampuan guru untuk menjelaskan pemahaman konsep lebih sedikit dibanding soal hitungan sehingga mengakibatkan pemahaman konsep Kinematika mahasiswa berada kategori sedang dan rendah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas bahwa profil pemahaman konsep Kinematika dari mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk masuk ke dalam kategori sedang dan rendah sedangkan kendala yang mempengaruhi pemahaman konsep mahasiswa adalah minat berada kategori rendah, motivasi, kesiapan dan fasilitas sekolah berada kategori sedang, keluarga dan guru berada kategori tinggi. Sehingga pemahaman konsep mahasiswa Pendidikan Matematika STKIP PGRI Nganjuk perlu ditingkatkan karena mahasiswa memiliki minat yang rendah terhadap pemahaman konsep Kinematika dan cenderung lebih memilih permasalahan matematis. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, S., Adilah S. 2008. The Effect of Inquiry-Based Computer Simulation with Cooperative Learning on Scientific Thingking and Conceptual Understanding of Gas Law. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, Vol. 4 No. 4, Juni, 2008: 387-398. M, Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mariati. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi dan Pemahaman Konsep Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8 (2012) 152-160. Mariati. 2012. Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Mahasiswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Video. Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 1 No. 2, Desember, 2012: 55-60. Krathwohl, David R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory into Practice, Vol. 41, No. 4, Autumn, 2002: 212-218. Pujianto & Suyoso. 2011. Analisis Kecenderungan dan Tren Penelitian pada Mahasiswa Pendidikan Fisika Sebagai Revitalisasi Bidang Keahlian. Proseding Seminar Nasional Sains Menggunakan Sains Sebagai Sarana untuk Pembelajaran Kepribadian. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Sudarminta J. 2002. Epistemologi Dasar. Yogyakarta: Kanisius. Suharsimi, A., Cepi J. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi, A. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Zuhdan K.P. 2013. Konsep Dasar Pendidikan IPA (Bahan Ajar Pemantapan Penguasaan Materi Pendidikan Profesi Guru IPA). Yogyakarta: UNY Press.