BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pasar membantu mengalokasikan modal antara rumah tangga, perusahaan dan unit-unit pemerintah. Untuk lebih jelasnya mengenai pasar modal maka penulis mengutip beberapa definisi mengenai pengertian pasar modal. Menurut Siamat (2004:249) pasar modal dalam arti sempit dapat diartikan sebagai : “Suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut dengan Bursa Efek. Bursa Efek atau Stock Exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya.” Menurut Sunariyah (2004:5) pengertian pasar modal adalah : “Tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (Surplus Fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, ditempat itu pula perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.” Sedangkan menurut Ahmad (2004:18) secara umum pasar modal adalah : “Pasar abstrak, sekaligus pasar konkret dengan barang yang diperjual belikan adalah dana yang bersifat abstrak , dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.” Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik simpulan bahwa pasar modal merupakan tempat perdagangan surat berharga yang 15 16 dapat digunakan sebagai tempat bagi pihak yang berkepentingan yang dapat dilakukan secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. 2.1.2. Peranan Pasar Modal Kalau kita mengamati perkembangan pasar modal di negara-negara maju, ternyata pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting, baik dari sisi permintaan (investor) maupun dari sisi penawaran (emiten). Keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan sehingga pasar modal dapat terus berkembang, bahkan pasar modal dijadikan tolak ukur kemodernan. Peranan Pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari 5 (lima) segi, diantaranya (Sunariyah, 2004:7) : 1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual belikan. Ditinjau dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dengan melakukan transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara langsung). 2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil (return) yang diharapkan keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para pemegang saham, kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal. 3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya pasar modal, para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki tersebut pada setiap saat. 4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan uang mereka. Selain menabung, uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal dan beralih ke investasi yaitu dengan membeli sebagian saham perusahaan public. 17 5. Pasar modal mengurangi biaya informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi pemodal secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan memerlukan biaya yang sangat mahal. 2.1.3. Jenis-Jenis Pasar Modal Dalam praktiknya di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis pasar modal. Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2004:12) ada beberapa macam, yaitu : 1. Pasar Perdana (Primary Market) Merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. 2. Pasar Sekunder (Secondary Market) Merupakan pasar modal dimana saham dan sekuritas lainnya diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. 3. Pasar Ketiga (Third Market) Adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sejkunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal. 4. Pasar Keempat (Fourth Market) Merupakan bentuk perdagangan efek atau pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perdagangan efek. 2.1.4. Instrumen Pasar Modal Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk dari instrumen keuangan tersebut dinamakan dengan surat berharga. Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas 18 merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut Hartono (2008:98) mendefinisikan instrumen pasar modal adalah sebagai berikut : “Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan pasar modal diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi konversi, right insue, dan warrants”. Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrument pasar modal sebagai berikut: 1. Saham biasa diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten yang menerbitkan surat berharga, saham biasa juga merupakan sekuritas yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Secara sederhana, saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Dividend yang diterima dalam pemilikan saham biasa ini jumlahnya tidak tetap, dan pemilik saham biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). 2. Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividend dalam jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). 3. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman sebagai kreditor kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. 19 4. Obligasi Konversi (convertible bonds) adalah obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya. 5. Right Issue adalah Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham. Right issue merupakan pemberian hak kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas waktu tertentu. Kebijakan Right issue ini merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan. 6. Warrants adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. 2.1.5 Pelaku Pasar Modal Sesuai dengan Undang-Undang tentang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, dalam kegiatan pasar modal Indonesia terdapat banyak pihak yang terkait. Berikut pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar modal Indonesia, yaitu : 1. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas, pertama mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga saham (efek) dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat umum. Kedua, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga dan profesi-profesi penunjang yang terkait dalam pasar modal. Ketiga, memberi pendapat kepada menteri keuangan mengenai pasar modal beserta kebijakan operasionalnya. 2. Pelaksana Bursa Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. 20 3. Perusahaan yang Go Publik (Emiten) Adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran umum surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi maupun rencana investasi. 4. Perusahaan Efek Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau penasehat investasi. 5. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek, serta penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain . 6. Reksa Dana Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Jadi perusahaan reksa dana adalah pihak yang kegiatan utamanya adalah melakukan investasi, investasi kembali (reinvesment) atau perdagangan efek. 7. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang pasar modal meliputi tempat penitipan harta, biro administrasi efek, wali amanat, atau penanggung yang menyediakan jasanya. Tempat penitipan harta adalah pihak yang menyelenggarkan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, emisi sertifikasi atau laporan tahunan emiten. Wali amanat adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung (guarantor) adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi obligasi, atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji. 21 8. Profesi Penunjang Pasar Modal Terdiri dari akuntan, notaris, perusahaan penilai (appraisal), dan konsultan hukum. Akuntan adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris, adalah pejabat yang berwenang membuat akta otentik. Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain. Penilai (appraisal) adalah pihak yang menerbitkan dan menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai. Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. Tugasnya antara lain meneliti akta pendirian, izin usaha dan lain-lain. 9. Pemodal (investor) Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. 2.2. Bank 2.2.1. Pengertian Bank Bank merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan. Kehadiran bank telah memiliki peranan tersendiri di masyarakat sebagai lembaga yang menghimpun dan juga menyalurkan dana dari masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai bank maka penulis mengutip beberapa definisi mengenai pengertian bank. Menurut Stuart dalam literatur Hasibuan (2005:2) bahwa : ”Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with the money they accept as a gamble to the other, eventhough they should supply the new money.” 22 Menyatakan bahwa Bank adalah perusahaan yang memberi kepuasan orang lain dengan memberikan kredit dengan uang yang mereka terima sebagai sebuah spekulasi yang lain, meskipun mereka harus menyediakan uang baru. Sedangkan menurut Warjiyo (2004:136), mendefinisikan bank sebagai berikut : “Bank merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar, maka mengetahui posisi bank dalam suatu sistem perekonomian akan memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai kebijakan perbankan.” Menurut Kasmir (2002:11), secara sederhana bank dapat diartikan sebagai berikut : “Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat dan memberikan jasa bank lainnya.” Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat guna peningkatan taraf hidup rakyat. 2.2.2. Fungsi Bank Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai Financial Intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai berikut (Budisantoso dan Triandaru, 2006:9) : 1. Agent Of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat akan menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah 23 dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur yang akan menyalagunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dan pinjamannya dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 2. Agent Of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank merupakan penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. 3. Agent Of Service Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. Ketiga fungsi di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution). 24 2.2.3. Jenis-Jenis Bank Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang di atur dalam undang-undang Perbankan. Menurut Kasmir (2003:18-28) terdapat beberapa jenis bank yang dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain : 1. Jenis bank berdasarkan fungsinya Dalam undang-undang pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari : a. Bank Umum. b. Bank Pembangunan. c. Bank Tabungan. d. Bank Pasar. e. Bank Desa. f. Lumbung Desa. g. Bank Pegawai. h. Dan Jenis Bank Lainnya. Namun setelah keluarnya UU Pokok Perbankan nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari : a. Bank Umum. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dimana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya menjadi Bank Umum, sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 sebagai berikut : a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum dalam arti memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu 25 pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut Bank Komersil (commercial bank). b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank umum. 2. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang melihat bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut : a. Bank milik pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank yang dimiliki oleh pemerintah antara lain : 1) Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46) 2) Bank Rakyat Indonesia (BRI) 3) Bank Tabungan Negara (BTN) 4) Bank Mandiri Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi, yaitu : 1) BPD Sumatera Utara 2) BPD Sumatera Selatan 3) BDP DKI Jakarta 4) BPD Jawa Barat 5) BPD Jawa Tengah 6) BPD Jawa Timur 7) BPD Sulawesi selatan, dan 8) BPD Lainnya. 26 b. Bank milik swasta nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh Bank Milik Swasta Nasional, antara lain : 1) Bank Central Asia (BCA) 2) Bank Muamalat 3) Bank Bumi Putera 4) Bank Danamon 5) Bank Niaga 6) Dan Bank Swasta Lainnya. c. Bank milik koperasi Kepemilikan saham-saham ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Sebagai contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia. d. Bank milik asing Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang berada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Contoh Bank Milik asing antara lain : 1) ABN AMRO Bank 2) American Express Bank 3) Deutsche Bank 4) Bank Of America 5) Bank Of Tokyo 6) Bangkok Bank 7) Citybank 8) European Asian Bank 9) Hongkong Bank 10) Standard Chartered Bank 11) Chase Manhattan 12) Dan Bank Asing Lainnya. 27 e. Bank milik campuran Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : 1) Bank Finconesia. 2) Sumitomo Niaga Bank. 3) Mitsubishi Buana Bank. 4) Inter Pasific Bank. 5) Paribas BBD Indonesia. 6) Ing Bank. 7) Sanwa Indonesia Bank. 8) Bank PDFCI. 9) Bank Sakura Swadarma. 10) Bank Campuran Lainnya. 3. Jenis bank dilihat dari segi status Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Jenis bank bisa dilihat dari segi status biasanya khusus untuk Bank Umum. Dalam prakteknya jenis bank dilihat dan status dibagi kedalam dua macam, yaitu : a. Bank devisa Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran letter of credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi Bank Devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan. 28 b. Bank non devisa Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas suatu negara. 4. Bank dilihat dari segi menentukan harga Ditinjau dari segi menentukan harga dapat diartikan sebagai cara penentuan keuntungan yang akan diperoleh. Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam kedua kelompok, yaitu : a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu : 1) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro maupun deposito. Demikian harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. 2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah Fee Based. b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menetapkan aturan perjanjian bardasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan cara : 1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). 29 2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah). 3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah). 4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). 5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah juga sesuai syariah Islam. Kemudian sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan Bank Prinsip Syariah dasar hukumnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan produknya dengan bunga tertentu. 2.2.4. Kegiatan-Kegiatan Bank Bank sebagai lembaga keuangan melakukan berbagai kegiatan jasa keuangan seperti memberikan pinjaman dan menyalurkan modal kepada masyarakat. Menurut Kasmir (2003:34) : 1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk : a. Simpanan giro (demand deposit) yang merupakan simpanan pada bank dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro. b. Simpanan tabungan (saving deposit) yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM atau sarana penarikan lainnya. c. Simpanan deposito (time deposit) merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposito atau sertifikat deposito. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk kredit seperti : a. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi yang penggunaannya jangka panjang. 30 b. Kredit modal kerja, kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi perdagangan. c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada para pedagang baik agen-agen maupun pengecer. d. Kredit konsumtif, yaitu kredit digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. e. Kredit produktif yang digunakan merupakan kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) antara lain : a. Menerima setoran-setoran, seperti : 1) Pembayaran pajak 2) Pembayaran telepon. 3) Pembayaran air. 4) Pembayaran listrik. 5) Pembayaran uang kuliah. b. Melayani pembayaran-pembayaran, seperti : 1) Gaji/pensiun/honorarium. 2) Pembayaran kupon. 3) Pembayaran deviden. 4) Pembayaran bonus/hadiah. c. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi : 1) Penjaminan emisi (Underwriter). 2) Penanggung (Guarantor). 3) Wali amanat (Trustee). 4) Perantara perdagangan efek (Pialang/Broker). 5) Pedagang efek (Dealer). 6) Perusahaan pengelola dana (Investment Company). d. Kiriman uang (transfer) merupakan jasa kiriman uang antar bank, baik antar bank yang sama maupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam kota, luar kota maupun luar negeri. 31 e. Inkaso (collection) merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro atau surat-surat lainnya yang baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri. f. Kliring (clearing) merupakan jasa penarikan warkat (cek/bilyet giro) yang berasal dari dalam suatu kota, termasuk transfer dalam kota antar bank. g. Safe deposit box, merupakan jasa penyimpanan dokumen berupa suratsurat atau benda berharga. Safe deposit box lebih dikenal dengan safe loket. h. Bank card, merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM (Anjungan Tunai Mandiri) setiap hari. i. Bank Notes (valas) merupakan kegiatan jual beli mata uang asing. j. Bank Garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu. k. Referensi Bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank. l. Bank draft, merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank. m. Letter Of Credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka mendukung kegiatan atau transaksi ekspor impor. n. Cek wisata (travellers cheque) merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan diberbagai tempat perbelanjaan. o. Dan jasa lainnya. 2.2.5. Sumber-Sumber Dana Bank Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari (Kasmir, 2002:48) : 1. Dari bank itu sendiri Perolehan dana dari sumber sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini 32 biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari : a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu, modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru. b. Cadangan laba yaitu, merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. c. Laba yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tetapi belum dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Simpanan Giro Pengertian giro menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 tanggal 10 November adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. b. Simpanan Tabungan Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 3. Dana yang bersumber dari lembaga lain Dalam prakteknya sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Perolehan dana dari sumber lain dapat diperoleh dari : a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu. 33 b. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri. d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya. 2.3. Laporan Keuangan Bank 2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan Bank Laporan keuangan merupakan salah sumber informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi, dari laporan keuangan bisa diperoleh informasi mengenai kinerja perusahaan. Berikut ini merupakan beberapa definisi dari laporan keuangan antara lain sebagai berikut : Menurut Kasmir (2003:239) mendefinisikan laporan keuangan bank sebagai berikut : “Laporan Keuangan Bank menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank selama satu periode.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan baik kepada pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan bank juga memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan arus kas. 34 2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan Bank Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri. Menurut Kasmir (2003:240) secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Memberikan informasi laporan keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis aktiva yang dimiliki. 2. Memberikan informasi laporan keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban, baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang. 3. Memberikan informasi laporan keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut. 4. Memberikan informasi laporan keuangan tentang jumlah biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan. Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan perusahaan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank yang bersangkutan. Penilaian manajemen akan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan perusahaan. 2.3.3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Sama seperti lembaga keuangan lainnya, bank juga memiliki beberapa jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PSAK. Artinya laporan keuangan ini dibuat sesuai standar yang telah ditentukan. Dimana menurut Hessel (2003:147) jenis-jenis laporan keuangan utama bank yang dimaksud sebagai berikut : 35 1. Neraca (Balance Sheet) Neraca adalah suatu laporan tentang posisi finansial sebuah perusahaan pada waktu tertentu. Dalam neraca terdapat dua komponen utama yaitu asset (aktiva) dan kewajiban (pasiva). 2. Laporan komitmen dan kontijensi Laporan komitmen dan kontijensi wajib disusun secara sistematis, sehingga dapat memberi gambaran mengenai posisi komitmen dan kontijensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal laporan. Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontijensi disusun berdasarkan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi dan hasil usaha bank. Komitmen adalah suatu ikatan kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama telah dipenuhi. Kontijensi adalah tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa datang. 3. Perhitungan Laba Rugi Perhitungan laba rugi wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan beban disusun dalam bentuk jenjang yang menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan operasional atau kegiatan non operasional. Perhitungan laba rugi memberikan gambaran mengenai hasil usaha bank dalam periode tertentu. 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan ini menunjukan semua aspek penting dari kegiatan bank, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang dianut bank harus disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan atau sebagai bagian dari catatan atas laporan keuangan. Ikhtisar tersebut memuat penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi yang mempengaruhi 36 posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan seperti : metode penyusutan aktiva tetap, amortisasi, penilaian persediaan, penjabaran mata uang asing dan penetapan laba dalam kontrak pembanguna jangka panjang. Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sebagaimana disebutkan di atas, bank wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto untuk setiap mata uang serta aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penyimpanan harta, penyimpanan kredit kelolaan, pengelolaan dana pension untuk pihak ketiga dan program pensiun untuk karyawan sendiri. 2.4. Kesehatan Bank 2.4.1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, serta dapat mendukung efektivitas kebijakan moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomia secara keseluruhan. Menurut Kasmir (2004:51) kesehatan bank dapat diartikan sebagai : “Suatu kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.” Menurut Peraturan BI No.6/10/PBI/2004 tingkat kesehatan bank adalah : “Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.” 37 Pengertian kesehatan bank di atas merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Dengan demikian bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, serta dapat mendukung efektivitas kebijakan moneter. 2.4.2. Penilaian Kesehatan Bank Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4382) Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan. Untuk melakukan penilaian kesehatan sebuah bank dapat dilihat dari berbagai aspek (Martono, 2002:87). Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut berada pada kondisi yang sehat, kurang sehat serta tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik atau bahkan dihentikan operasinya. Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 penilaian tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor Risk, Good Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital atau lebih dikenal dengan sebutan RGEC. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. 1. Risk Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. (Fahmi, 2011:2) Penilaian terhadap faktor Risk adalah untuk mengukur kemampuan modal bank dalam mengcover atau menutupi potensi kerugian akibat terjadinya fluktuasi 38 atau adverse movement pada tingkat suku bunga dan nilai kurs serta nilai tukar. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja, memikirkan apa yang dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan, atau cedera di tempat kerja. Penilaian ini harus juga melibatkan pengendalian yang diperlukan untuk menghilangkan, mengurangi, atau meminimalkan resiko (healthyworkinglives.com). Penilaian terhadap faktor ini tidak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank, tetapi berpengaruh terhadap tiga faktor kesehatan lainnya. 2. Earnings (Rentabilitas) Menurut Martono (2002:89) pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan (Martono, 2002:91) : a) Perbandingan laba terhadap total aset (Return On Asset/ROA) Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Perhitungan angka kredit dapat dilakukan sebagai berikut : b) ROA sebesar 10% atau lebih, nilai kredit = 0 c) Setiap kenaikan 0,015%, angka kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 3. Capital (Permodalan) Menurut Martono (2002:88) pada aspek penilaian ini yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum Bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada Capital Adequacy Ratio (CAR) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup resiko yang mungkin timbul dari penanaman dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung resiko serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap dan inventaris. 39 Hasibuan (2005:58) menjelaskan bahwa CAR yang didasarkan pada standar BIS (Bank For International Sattlements) adalah 8%. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum. Jika modal rata-rata suatu bank lebih dari bank lainnya maka bank tersebut akan lebih baik solvabilitasnya. Ketetapan CAR sebesar 8% bertujuan untuk (Hasibuan, 2005:88) : a. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan. b. Melindungi dana pihak ketiga pada bank yang bersangkutan c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS Perbankan Internasional dengan formula sebagai berikut : 1) 4% modal inti yang terdiri dari Shareholder Equity, Preffered Stock, dan Freereserves, serta 2) 4% modal sekunder yang terdiri dari Subordinate Debt, Loan Loss Provission, Hybrid Securities, dan Revolution Reserves. Sanksi bagi bank yang tidak memenuhi CAR 8% disamping diperhitungkan dalam penelitian tingkat kesehatan bank, juga akan dikenakan sanksi dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank. Perhitungan CAR sesuai dengan standar Bank Indonesia adalah sebagai berikut (Martono, 2002:90) : Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sedangkan penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank ditetapkan sebagai berikut : a. Pemenuhan KPMM sebesar 8 % diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimal 100. 40 b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9 % nilai kredit dikurangi dengan minimal 0. 2.5. Saham 2.5.1. Pengertian Saham Secara sederhana saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam yang menerangkan siapa pemiliknya. Menurut Siamat (2004:267) mendefinikan saham sebagai berikut : “ Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan.” Menurut Sundjaja dan Berlian (2002:381) mengartikan saham sebagai : “Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut juga pemilik dari sebagian perusahaan itu.” Jadi dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan itu, dan proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Seseorang yang memiliki saham perusahaan tertentu, maka dia juga merupakan bagian dari pemilik perusahaan tersebut. 2.5.2. Jenis-Jenis Saham Saham terdiri dari beberapa jenis dan dapat dibedakan melalui cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh pemegang saham. Menurut Rusdin (2005, 68-74), jenis saham sebagai berikut : 41 1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock) Adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. 2. Saham Atas Nama (Registered Stock) Adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan khusus membuat daftra nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham tersebut dengan mudah mendapat penggantiannya. 3. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis saham yang paling popular di pasar modal dan memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam RUPS d. Hak tanggung jawab yang terbatas e. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat 4. Saham Preferen (Prefferen Stock) Saham Preferen (Prefferen Stock) adalah saham yang berbentuk gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biaya. Jenis saham ini sering disebut dengan sekuritas campuran. Saham preferen memiliki preferensi tertentu di atas saham biasa dalam pembagian dividen dan pembagian kekayaan apabila perusahaan dibubarkan. Saham preferen ini hampir sama dengan obligasi karena biasanya memberikan dividen yang tetap setiap tahunnya. Saham ini tidak memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan modal, memiliki klaim atas aktiva dan laba sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut : 42 1) Pembayaran dividen dalam jumlah tetap. 2) Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi. 3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen memiliki keunggulan yaitu pendapatan yang tinggi, dapat diprediksi, memiliki keamanan, dan biaya perunit yang rendah. Disamping memiliki kelebihan, saham preferen juga memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi, serta sangat kurang berpotensi untuk peralihan modal. Saham preferen dapat dibedakan dalam beberapa jenis sebagai berikut : 1) Cummulative Preffered Stock, dimana saham ini memberikan kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atas jumlah tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali maka diperhitungkan pada tahun berikutnya. 2) Non Cummulative Preffered Stock, dimana saham ini mendapat prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, seperti saham preferen di atas. 2.5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang langsung dan tidak langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal. Menurut Manurung dan Rahardja (2004:96), bahwa harga saham perusahaan tergantung pada faktor berikut : 1. Faktor-faktor ekonomi Faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga saham adalah perkembangan tingkat bunga dan nilai tukar. Jika dianggap tingkat inflasi akan rendah, maka diperkirakan bank sentral tidak akan menaikan tingkat bunga nominal dan hal itu akan dapat membuat harga saham 43 stabil atau meningkat sedangkan perubahan nilai tukar akan mempengaruhi perkembangan ekspor-impor tentunya mempengaruhi kinerja perusahaan. Selain itu perubahan nilai tukar dapat mendorong investor asing pasar financial untuk menambah pembelian atau menjual sekuritas suat negara. 2. Faktor pasar Faktor-faktor pasar adalah faktor-faktor yang terkait dengan aktivitas di pasar saham : a. Efek Januari (January Effect) "January Effect" (kadang-kadang disebut "year-end effect") adalah pengaruh secara kalender dimana saham-saham, terutama saham berkapitalisasi kecil, secara historis cenderung naik harganya pada periode dimulai dari akhir bulan Desember dan berakhir pada hari bursa kelima pada bulan Januari. Hal ini dipengaruhi oleh penjualan saham di akhir tahun untuk mengurangi pajak, merealisasikan "capital gain", pengaruh dari "Portofolio Window Dressing", atau para investor meng-uang-kan sahamnya untuk liburan. Karena aksi penjualan tersebut, sedangkan tidak ada perubahan yang berarti pada nilai fundamental, para pemburu harga murah (bargain hunter) secepatnya membeli sehingga menyebabkan kenaikan harga di bulan Januari. (wikipedia.com) Pada bulan januari aktivitas perdagangan saham masih baru dimulai dan hal ini mendorong para manajer portofolio untuk membeli saham-saham yang resikonya lebih kecil. Untuk itu mereka akan lebih menyukai membeli saham-saham yang resikonya lebih kecil. Untuk itu mereka akan lebih menyukai membeli saham-saham perusahaan yang relatif stabil. Hal ini akan mendorong naiknya harga saham perusahaan-perusahaan tertentu yang dianggap stabil. b. Trend Sebenarnya trend pergerakan harga saham bukan faktor fundamental penentu harga saham, tetapi trend dapat menentukan persepsi tentang harga saham suatu perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap penentuan harga saham. 44 3. Karakteristik Perusahaan Harga saham tidak hanya ditentukan oleh kondisi ekonomi makro dipasar saham, tetapi juga kondisi atau karakteristik perusahaan itu sendiri. a. Perubahan kebijakan dividen Perubahan kebijakan dividen dapat menyebabkan persepsi terhadap perusahaan berubah yang menyebabkan harga saham berubah. Perusahaan yang menaikan dividen dinilai kondisi keuangannya semakin baik dan sebaliknya. b. Penawaran dan pembelian kembali saham Peningkatan jumlah saham yang ditawarkan dapat ditafsirkan bahwa bagi perusahaan penerbit saham, nilai sahamnya terlalu tinggi sehingga lebih menguntungkan jika terus menjual sahamnya tetapi langkah ini bagi para investor dapat merupakan sinyal negatif tentang perkembangan perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang membeli kembali sahamnya berpandangan saham tersebut dinilai terlalu rendah, hal ini merupakan sinyal positif bagi para investor untuk membeli saham perusahaan. 2.5.4. Analisis Saham Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangakaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba, perusahaan, dividen yang dibagikan, asset perusahaan, variabilitas laba dan sebagainya. Secara umum, ada dua analisis yang sering digunakan dalam analisis saham, yaitu : (Ahmad, 2004) 1. Analisis Teknikal. Analisis Teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk irrasional. Analisis teknikal adalah merupakan suatu teknik analis yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume (wikipedia.com). 45 Menurut Ahmad (2004:80) model yang populer dalam analisis teknilkal antara lain : 1. Dow theory Dow Theory merupakan salah satu analisis terkenal yang sudah lama dan cukup popular. Teori ini terdiri dari 3 gerakan harga saham pada hari-hari perdagangan sebagai berikut : a. Primary trends Secara umum disebut pasar dalam keadaan bear atau bull. Gambaran primari trends adalah tujuan utama teori ini, yang dibagi menjadi dua, yaitu : upward primary trend dan downward primary trend. b. Secondary movements Dalam secondary movements hanya beberapa bulan yang kadang-kadang disebut correction. c. Tentiary moves Tentiary moves adalah fluktuasi harian sederhana. Analisis membuat grafik dan memplot harga saham-saham atau indeks pasar setiap hari dalam upaya menemukan primary trends dan secondary movements. 2. The Head and Shoulders Top (HST) The Head and Shoulders Top mempelajari pola perdagangan saham. Tingkah laku pasar yang dibentuk teori ini dapat dikategorikan dalam 4 fase, yaitu: a. The left shoulder Merupakan periode pembelian yang ramai dan diikuti dengan sepinya perdagangan kemudian mendorong harga ke puncak yang baru sebelum harga mulai menurun lagi. b. The head Merupakan dorongan pembelian yang besar, meningkatkan harga ke tingkat yang tinggi kemudian jatuh di bawah puncak left shoulder. 46 c. The right shoulder Merupakan reli moderat di atas volume perdagangan saham untuk mengangkat harga, tetapi gagal ke puncak the head sebelumnya, hargaharga mulai menurun. d. The confirmation Merupakan harga jatuh di bawah garis leher (neck-line). Titik ini merupakan sinyal untuk melakukan penjualan saham. 2. Analisis Fundamental Analisis fundamental menganggap bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Analisis fundamental ini mencakup pembahasan yang cukup luas, sehingga dalam menjalankannya sebaiknya dimulai dengan menganalisis perekonomian secara keseluruhan atau pasar, kemudian baru analisis industri dimana perusahaan beroperasi dan akhirnya mengadakan analisis terhadap perusahaan yang bersangkutan. Menurut Ahmad (2004:81) model yang popular dalam analisis fundamental antara lain : a. Pendekatan PER (Price Earning Ratio) PER dihitung dengan membagi harta saham pada suatu saat dengan EPS (Earning Per Share). b. Pendekatan Dividen Yield Pendekatan Dividen Yield dapat dihitung dengan cara membagi dividen yang diharapkan dengan harga pasar saham yang bersangkutan. c. Pendekatan Net Asset Value Pendekatan Net Asset Value dapat dihitung dengan cara membagi net asset perusahaan dengan jumlah lembar saham yang beredar. 47 2.5.5. Return Saham Setiap investor yang menginvestasikan sahamnya di perusahaan tentu mengharapkan imbalan atas apa yang telah dikorbankannya. Imbalan itu bisa berupa dividen dan capital gain atau dengan kata lain kedua imbalan tersebut merupakan return saham yang akan diterima oleh pemegang saham. Definisi return saham menurut Gitman (2009:228) adalah : ”Return is the total gain or loss experience on an investment over a given period of time. It commonly measured as the change in value plus any cash distributing during period of time, expressed as a percentage of the beginning period investment value”. Menyatakan bahwa return merupakan total keuntungan atau pengalaman kerugian investasi selama periode waktu tertentu. Ini biasanya diukur sebagai perubahan nilai plus uang tunai di distribusikan selama periode waktu, dinyatakan sebagai persentase dari nilai awal periode investasi. Return saham atau tingkat pengembalian saham yang dimaksud dalam definisi di atas adalah tingkat pengembalian untuk saham biasa dan merupakan pembayaran kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham ditambah dengan perubahan harga pasar saham lalu dibagikan dengan harga saham pada saat awal investasi. Jadi retun ini berdasar dari 2 sumber, yaitu pendapatan (dividen) dan capital gain dan perubahan harga pasar saham (capital gain/loss). Sedangkan menurut Adjie (2003:178) : “Return saham adalah keuntungan yang diterima dari investasi saham selama periode pengamatan yang secara matematis diperoleh dengan rumus : Keterangan : R it = Return saham i waktu ke t P it = Harga saham I waktu ke t Pi (t-1) = Harga saham I waktu ke t-1 48 Return merupakan salah satu variabel kecuali dalam berinvestasi, return memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan yang diharapkan disediakan oleh berbagai saham pada berbagai tingkatan pengembalian yang diinginkan selain itu return memiliki peran yang sangat signifikan di dalam menentukan nilai sebuah saham. Adapun analisa yang dapat digunakan yaitu analisa fundamental, dimana analisa ini mencoba untuk membentuk opini investor mengenai harga saham dimasa mendatang melalui penyelidikan mendalam terhadap kondisi keuangan dari suatu perusahaan (likuiditas asset, jumlah hutang, profit margin, pertumbuhan earnings dan prospek masa depan dan perilaku sahamnya sendiri). 2.6. Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Return Saham 2.6.1. Pengaruh Risk terhadap Return Saham Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Maruddani (2009) menyatakan bahwa risk berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara umum, risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period). Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko disebut dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang ditanggung investor tersebut. Sikap investor terhadap risiko akan tergantung pada preferensi investor terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan tingkat return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang tinggi pula 2.6.2. Pengaruh Earnings terhadap Return Saham Earnings atau rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang 49 menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Untuk mengukur nilai Earnings salah satunya adalah dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Alasan memilih variabel ini adalah dengan perimbangan bahwa semakin besar rasio ROA maka keuntungan perusahaan akan besar pula, sehingga menarik perhatian para investor untuk menanamkan sahamnya pada bank tersebut, karena para investor menilai bahwa semakin besar ROA suatu bank maka menunjukan kinerja yang bagus sehingga akan memaksimalkan keuntungan perusahaan, dengan adanya hal tersebut banyak para investor yang menanamkan sahamnya di bank tersebut dan secara otomatis dengan semakin banyak investor yang menanamkan sahamnya maka pertumbuhan returnnya pun akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Prihantini (2009) bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap return saham dan menyatakan bahwa keuntungan perusahaan yang semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin membaik, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap ekuitas. 2.6.3. Pengaruh Capital terhadap Return Saham Capital merupakan salah satu indikator permodalan kesehatan bank. Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko saat di masa mendatang. Rasio yang digunakan untuk mengukur Capital adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR menunjukan seberapa modal bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek berkelanjutan usaha bank 50 bersangkutan, semakin besar CAR maka semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, semakin tinggi nilai CAR menunjukan semakin sehat bank tersebut. Jika CAR suatu bank tinggi, kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut akan besar sehingga meningkatkan nilai saham suatu perusahaan tersebut. Meningkatnya penilaian saham akan meningkatkan pertumbuhan return saham yang akan diterima oleh investor. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2007) mengungkapkan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin besar pula modal bank tersebut sehingga membuat harga saham pun menjadi naik. Dimana semakin tinggi harga saham maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian atau return sahamnya. 2.6.4. Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Return Saham Perusahaan di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya jelas membutuhkan dana dan modal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, yang selanjutnya diharapkan akan menghasilkan kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Begitu pula pada sektor perbankan yang membutuhkan dana untuk menjamin tingkat likuiditasnya dan membutuhkan modal untuk menjamin rasio kecukupan modalnya. Pada dasarnya Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, manajemen/good corporate governance, rentabilitas dan risiko/risk pasar dan dapat menjadikan suatu bank sebagai suatu bank yang sehat, yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. 51 Banyak pihak yang berkepentingan dalam penilaian kinerja pada sebuah perusahaan perbankan, diantaranya bagi para manajer, investor, pemerintah, masyarakat bisnis, maupun lembaga-lembaga lain yang terkait. Manajemen sangat memerlukan hasil penilaian terhadap kinerja unit bisnisnya, yaitu untuk memastikan tingkat ukuran keberhasilan para manajer dan sekaligus sebagai evaluasi penyusunan perencanaan strategi maupun operasional pada masa selanjutnya. Dengan kinerja perbankan yang baik akan menarik minat investor untuk melakukan investasi pada sektor perbankan. Karena investor melihat, semakin sehat suatu bank maka manajemen bank tersebut bagus, serta diharapkan bisa memberikan return yang memadai. Hal ini penting bagi investor sebelum melakukan investasi, karena bagaimanapun juga, investor akan berusaha untuk mencari return yang tinggi. Pemerintah sangat berkepentingan terhadap penilaian kinerja suatu lembaga keuangan, sebab mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam rangka memajukan dan meningkatkan perekonomian negara. Sedangkan masyarakat sangat menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan ini sehat dan maju sehingga dapat dicapai efisiensi dana berupa biaya yang murah dan efisien. Investor yang ingin menanamkan dananya dalam saham emiten perbankan, akan memilih emiten yang kokoh kinerjanya dan selalu stabil dalam berbagai macam kondisi ekonomi yang terjadi sekarang. Selain itu sebagai pihak yang menginvestasikan modalnya, tentunya menginginkan agar nilai saham yang dimilikinya semakin meningkat yang secara otomatis akan meningkatkan nilai kekayaan pemegang saham. Bagi para pemodal, dengan membeli saham maka secara otomatis para pemodal tersebut telah membeli prospek perusahaan. Apabila prospek perusahaan semakin membaik maka harga saham perusahaan tersebut juga akan meningkat. Selain itu keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham adalah dividend an capital gain, dimana dividen merupakan pembagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan sedangkan capital gain merupakan selisih dari harga jual dan harga beli saham. Kepuasan investor tehadap suatu saham tercermin dalam kinerja saham di bursa efek. Semakin 52 investor puas terhadap suatu saham, maka saham tersebut akan semakin aktif diperdagangkan yang secara otomatis meningkatkan likuiditasnya. Kebanyakan investor di Indonesia mengukur kinerja saham dengan menggunakan likuiditas saham berdasarkan total nilai transaksi, frekuensi transaksi, dan nilai kapitalisasi pasar sesuai dengan persyaratan LQ 45. Likuiditas saham adalah kelancaran yang menunjukan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Mengukur kinerja saham hanya dengan menggunakan likuiditas usaha tidaklah cukup. Mengingat kemungkinan investor untuk menahan saham dari emiten yang memiliki kinerja yang baik dengan harapan untuk memperoleh keuntungan jangka panjang. Menurut penelitian Astuti dan Maruddani (2009) menyatakan bahwa risk berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Prihantini (2009) menyimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atau positif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Return Saham.