BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.1.1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Pasar
modal mempunyai peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pasar
membantu mengalokasikan modal antara rumah tangga, perusahaan dan unit-unit
pemerintah. Untuk lebih jelasnya mengenai pasar modal maka penulis mengutip
beberapa definisi mengenai pengertian pasar modal.
Menurut Siamat (2004:249) pasar modal dalam arti sempit dapat diartikan
sebagai :
“Suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan
yang disebut dengan Bursa Efek. Bursa Efek atau Stock Exchange
adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual
dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun
dengan melalui wakil-wakilnya.”
Menurut Sunariyah (2004:5) pengertian pasar modal adalah :
“Tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat
berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu
atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (Surplus Fund)
melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh
emiten. Sebaliknya, ditempat itu pula perusahaan yang
membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing
terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.”
Sedangkan menurut Ahmad (2004:18) secara umum pasar modal adalah :
“Pasar abstrak, sekaligus pasar konkret dengan barang yang
diperjual belikan adalah dana yang bersifat abstrak , dan bentuk
konkretnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek.”
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik
simpulan bahwa pasar modal merupakan tempat perdagangan surat berharga yang
15
16
dapat digunakan sebagai tempat bagi pihak yang berkepentingan yang dapat
dilakukan secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya.
2.1.2. Peranan Pasar Modal
Kalau kita mengamati perkembangan pasar modal di negara-negara maju,
ternyata pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting, baik dari sisi
permintaan (investor) maupun dari sisi penawaran (emiten). Keduanya sama-sama
mendapatkan keuntungan sehingga pasar modal dapat terus berkembang, bahkan
pasar modal dijadikan tolak ukur kemodernan.
Peranan Pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari 5 (lima) segi,
diantaranya (Sunariyah, 2004:7) :
1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjual belikan. Ditinjau
dari segi lain, pasar modal memberikan kemudahan dengan melakukan
transaksi sehingga kedua belah pihak dapat melakukan transaksi tanpa melalui
tatap muka (pembeli dan penjual bertemu secara langsung).
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan
hasil (return) yang diharapkan keadaan tersebut akan mendorong perusahaan
(emiten) untuk memenuhi keinginan para pemegang saham, kebijakan dividen
dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal.
3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali
saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya. Dengan beroperasinya
pasar modal, para investor dapat melikuidasi surat berharga yang dimiliki
tersebut pada setiap saat.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian. Masyarakat berpenghasilan kecil
mempunyai kesempatan untuk mempertimbangkan alternatif cara penggunaan
uang mereka. Selain menabung, uang dapat dimanfaatkan melalui pasar modal
dan beralih ke investasi yaitu dengan membeli sebagian saham perusahaan
public.
17
5. Pasar modal mengurangi biaya informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
Pasar modal dapat menyediakan kebutuhan terhadap informasi bagi pemodal
secara lengkap, yang apabila hal tersebut harus dicari sendiri akan
memerlukan biaya yang sangat mahal.
2.1.3. Jenis-Jenis Pasar Modal
Dalam praktiknya di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis pasar
modal. Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2004:12) ada beberapa
macam, yaitu :
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas
lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham
tersebut dicatatkan di bursa.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Merupakan pasar modal dimana saham dan sekuritas lainnya diperjual belikan
secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana.
3. Pasar Ketiga (Third Market)
Adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (over the
counter market). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek
yang terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sejkunder
yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek
dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal.
4. Pasar Keempat (Fourth Market)
Merupakan bentuk perdagangan efek atau pemodal atau dengan kata lain
pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa
melalui perdagangan efek.
2.1.4. Instrumen Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bias diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri. Bentuk dari instrumen keuangan tersebut dinamakan
dengan surat berharga. Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas
18
merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang
memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan
organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang
memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.
Menurut Hartono (2008:98) mendefinisikan instrumen pasar modal
adalah sebagai berikut :
“Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat
berharga
(efek)
yang
umum
diperjualbelikan
pasar
modal
diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi
konversi, right insue, dan warrants”.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dijelakan instrument pasar modal
sebagai berikut:
1. Saham biasa diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan dipasar
modal, saham biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat.
Diantara emiten yang menerbitkan surat berharga, saham biasa juga
merupakan sekuritas yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari
masyarakat. Secara sederhana, saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan
atas suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Dividend yang diterima dalam pemilikan saham
biasa ini jumlahnya tidak tetap, dan pemilik saham biasa mempunyai hak
memilih (vote) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
2. Saham preferen merupakan saham yang akan menerima dividend dalam
jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam rapat
umum pemegang saham (RUPS).
3. Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi pinjaman (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi pinjaman
(emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa
pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman sebagai kreditor kepada
perusahaan yang menerbitkan surat obligasi.
19
4. Obligasi
Konversi
(convertible
bonds)
adalah
obligasi
yang
dapat
dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau
sesudahnya.
5. Right Issue adalah Alat investasi ini merupakan produk turunan dari saham.
Right issue merupakan pemberian hak kepada para pemegang saham untuk
membeli saham baru dari perusahaan dengan harga tertentu dan dalam batas
waktu tertentu. Kebijakan Right issue ini merupakan upaya emiten untuk
menambah saham yang beredar, guna menambah modal perusahaan.
6. Warrants adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga
lain, misalnya obligasi atau saham.
2.1.5
Pelaku Pasar Modal
Sesuai dengan Undang-Undang tentang Pasar Modal No.8 Tahun
1995, dalam kegiatan pasar modal Indonesia terdapat banyak pihak yang terkait.
Berikut pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar modal Indonesia, yaitu :
1. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas, pertama
mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga saham (efek)
dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat umum. Kedua, melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga-lembaga dan profesi-profesi
penunjang yang terkait dalam pasar modal. Ketiga, memberi pendapat kepada
menteri keuangan mengenai pasar modal beserta kebijakan operasionalnya.
2. Pelaksana Bursa
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.
20
3. Perusahaan yang Go Publik (Emiten)
Adalah pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran
umum surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi
maupun rencana investasi.
4. Perusahaan Efek
Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk
beberapa kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek,
manajer investasi atau penasehat investasi.
5. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan
Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian
transaksi yang terjadi di bursa efek, serta penyimpanan efek serta penitipan
harta untuk pihak lain .
6. Reksa Dana
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Jadi perusahaan reksa dana adalah pihak yang kegiatan
utamanya adalah melakukan investasi, investasi kembali (reinvesment) atau
perdagangan efek.
7. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang pasar modal meliputi tempat penitipan harta, biro
administrasi efek, wali amanat, atau penanggung yang menyediakan jasanya.
Tempat penitipan harta adalah pihak yang menyelenggarkan penyimpanan
harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak
tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Biro administrasi efek
adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten secara teratur
menyediakan jasa-jasa pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran
dividen, pembagian hak opsi, emisi sertifikasi atau laporan tahunan emiten.
Wali amanat adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili kepentingan
seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit. Penanggung (guarantor)
adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok atau bunga emisi
obligasi, atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
21
8. Profesi Penunjang Pasar Modal
Terdiri dari akuntan, notaris, perusahaan penilai (appraisal), dan konsultan
hukum. Akuntan adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi
dan pemeriksaan akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah memberi pendapat
atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris, adalah
pejabat yang berwenang membuat akta otentik. Peran notaris adalah membuat
perjanjian, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik
modal dan lain-lain. Penilai (appraisal) adalah pihak yang menerbitkan dan
menandatangani laporan penilai. Laporan penilai mencakup pendapat atas
aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai.
Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan dan menandatangani
pendapat hukum mengenai emisi atau emiten. Fungsi utama konsultan hukum
adalah melindungi pemodal atau calon pemodal dari segi hukum. Tugasnya
antara lain meneliti akta pendirian, izin usaha dan lain-lain.
9. Pemodal (investor)
Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya
dalam efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal.
2.2.
Bank
2.2.1. Pengertian Bank
Bank merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
keuangan. Kehadiran bank telah memiliki peranan tersendiri di masyarakat
sebagai lembaga yang menghimpun dan juga menyalurkan dana dari masyarakat.
Untuk lebih jelasnya mengenai bank maka penulis mengutip beberapa definisi
mengenai pengertian bank.
Menurut Stuart dalam literatur Hasibuan (2005:2) bahwa :
”Bank is a company who satisfied other people by giving a credit with
the money they accept as a gamble to the other, eventhough they should
supply the new money.”
22
Menyatakan bahwa Bank adalah perusahaan yang memberi kepuasan
orang lain dengan memberikan kredit dengan uang yang mereka terima sebagai
sebuah spekulasi yang lain, meskipun mereka harus menyediakan uang baru.
Sedangkan menurut Warjiyo (2004:136), mendefinisikan bank sebagai
berikut :
“Bank merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar, maka
mengetahui posisi bank dalam suatu sistem perekonomian akan
memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai kebijakan
perbankan.”
Menurut Kasmir (2002:11), secara sederhana bank dapat diartikan sebagai
berikut :
“Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut
kepada masyarakat dan memberikan jasa bank lainnya.”
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat guna peningkatan taraf hidup rakyat.
2.2.2. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan
atau sebagai Financial Intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi
sebagai berikut (Budisantoso dan Triandaru, 2006:9) :
1. Agent Of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
penghimpun dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat akan menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat
percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank, uangnya akan
dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah
23
dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank
sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur yang
akan menyalagunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dan pinjamannya
dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat
jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan
pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo, dan debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban
lainnya pada saat jatuh tempo.
2. Agent Of Development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak
dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling
mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik dengan
baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank
merupakan penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi
lancarnya perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, kegiatan distribusi serta kegiatan konsumsi
barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi
tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan
pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent Of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan perekonomian
masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman
uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian
tagihan.
Ketiga fungsi di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga
bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial
intermediary institution).
24
2.2.3. Jenis-Jenis Bank
Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis
perbankan seperti yang di atur dalam undang-undang Perbankan. Menurut
Kasmir (2003:18-28) terdapat beberapa jenis bank yang dapat ditinjau dari
berbagai segi antara lain :
1. Jenis bank berdasarkan fungsinya
Dalam undang-undang pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari :
a. Bank Umum.
b. Bank Pembangunan.
c. Bank Tabungan.
d. Bank Pasar.
e. Bank Desa.
f. Lumbung Desa.
g. Bank Pegawai.
h. Dan Jenis Bank Lainnya.
Namun setelah keluarnya UU Pokok Perbankan nomor 7 Tahun 1992
dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998
maka jenis perbankan terdiri dari :
a. Bank Umum.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Dimana Bank Pembangunan dan Bank Tabungan berubah fungsinya
menjadi Bank Umum, sedangkan Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa dan
Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Adapun pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai
dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 sebagai berikut :
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan
adalah umum dalam arti memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu
25
pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank
umum sering disebut Bank Komersil (commercial bank).
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya
disini BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank umum.
2. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
melihat bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan
penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari
segi kepemilikannya adalah sebagai berikut :
a. Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank yang
dimiliki oleh pemerintah antara lain :
1) Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46)
2) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
3) Bank Tabungan Negara (BTN)
4) Bank Mandiri
Sedangkan Bank Milik Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi, yaitu :
1) BPD Sumatera Utara
2) BPD Sumatera Selatan
3) BDP DKI Jakarta
4) BPD Jawa Barat
5) BPD Jawa Tengah
6) BPD Jawa Timur
7) BPD Sulawesi selatan, dan
8) BPD Lainnya.
26
b. Bank milik swasta nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya diambil oleh swasta pula. Contoh Bank Milik Swasta Nasional,
antara lain :
1) Bank Central Asia (BCA)
2) Bank Muamalat
3) Bank Bumi Putera
4) Bank Danamon
5) Bank Niaga
6) Dan Bank Swasta Lainnya.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan
hukum koperasi. Sebagai contoh adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.
d. Bank milik asing
Bank milik asing merupakan cabang dari bank yang berada di luar negeri,
baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. Contoh Bank
Milik asing antara lain :
1) ABN AMRO Bank
2) American Express Bank
3) Deutsche Bank
4) Bank Of America
5) Bank Of Tokyo
6) Bangkok Bank
7) Citybank
8) European Asian Bank
9) Hongkong Bank
10) Standard Chartered Bank
11) Chase Manhattan
12) Dan Bank Asing Lainnya.
27
e. Bank milik campuran
Bank milik campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan
sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. Contoh bank
campuran antara lain :
1) Bank Finconesia.
2) Sumitomo Niaga Bank.
3) Mitsubishi Buana Bank.
4) Inter Pasific Bank.
5) Paribas BBD Indonesia.
6) Ing Bank.
7) Sanwa Indonesia Bank.
8) Bank PDFCI.
9) Bank Sakura Swadarma.
10) Bank Campuran Lainnya.
3. Jenis bank dilihat dari segi status
Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan
kedudukan atau status bank tersebut. Kedudukan atau status ini menunjukan
ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah
produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Oleh karena itu memperoleh status
tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Jenis bank bisa
dilihat dari segi status biasanya khusus untuk Bank Umum.
Dalam prakteknya jenis bank dilihat dan status dibagi kedalam dua
macam, yaitu :
a. Bank devisa
Bank yang berstatus devisa atau bank devisa merupakan bank yang dapat
melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri,
travelers cheque, pembukuan dan pembayaran letter of credit (L/C) dan transaksi
luar negeri lainnya. Persyaratan untuk menjadi Bank Devisa ini ditentukan oleh
Bank Indonesia telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan.
28
b. Bank non devisa
Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai
izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa
merupakan kebalikan bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam
batas-batas suatu negara.
4. Bank dilihat dari segi menentukan harga
Ditinjau dari segi menentukan harga dapat diartikan sebagai cara
penentuan keuntungan yang akan diperoleh. Jenis bank jika dilihat dari segi atau
caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi
dalam kedua kelompok, yaitu :
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional.
Bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode,
yaitu :
1) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti
giro maupun deposito. Demikian harga beli untuk produk pinjamannya
(kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan
harga ini dikenal dengan istilah spread based.
2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya dalam nominal atau persentase tertentu
seperti biaya administrasi, biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya.
Sistem pengenaan biaya-biaya lainnya. Sistem pengenaan biaya ini dikenal
dengan istilah Fee Based.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah.
Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah terhadap
produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank
berdasarkan prinsip syariah menetapkan aturan perjanjian bardasarkan hukum
islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau
pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau mencari
keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dengan cara :
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
29
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa
dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah juga sesuai syariah Islam. Kemudian sumber
penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan Bank Prinsip Syariah dasar hukumnya
adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip syariah
mengharamkan penggunaan produknya dengan bunga tertentu.
2.2.4. Kegiatan-Kegiatan Bank
Bank sebagai lembaga keuangan melakukan berbagai kegiatan jasa
keuangan seperti memberikan pinjaman dan menyalurkan modal kepada
masyarakat. Menurut Kasmir (2003:34) :
1. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam bentuk :
a. Simpanan giro (demand deposit) yang merupakan simpanan pada bank
dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek atau bilyet giro.
b. Simpanan tabungan (saving deposit) yaitu simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan
nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku
tabungan, kartu ATM atau sarana penarikan lainnya.
c. Simpanan deposito (time deposit) merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan
bilyet deposito atau sertifikat deposito.
2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk kredit seperti :
a. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk
investasi yang penggunaannya jangka panjang.
30
b. Kredit modal kerja, kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan suatu
usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi
perdagangan.
c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada para pedagang
baik agen-agen maupun pengecer.
d. Kredit konsumtif, yaitu kredit digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.
e. Kredit produktif yang digunakan merupakan kredit yang digunakan untuk
menghasilkan barang atau jasa.
3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) antara lain :
a. Menerima setoran-setoran, seperti :
1) Pembayaran pajak
2) Pembayaran telepon.
3) Pembayaran air.
4) Pembayaran listrik.
5) Pembayaran uang kuliah.
b. Melayani pembayaran-pembayaran, seperti :
1) Gaji/pensiun/honorarium.
2) Pembayaran kupon.
3) Pembayaran deviden.
4) Pembayaran bonus/hadiah.
c. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi :
1) Penjaminan emisi (Underwriter).
2) Penanggung (Guarantor).
3) Wali amanat (Trustee).
4) Perantara perdagangan efek (Pialang/Broker).
5) Pedagang efek (Dealer).
6) Perusahaan pengelola dana (Investment Company).
d. Kiriman uang (transfer) merupakan jasa kiriman uang antar bank, baik
antar bank yang sama maupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat
dilakukan untuk dalam kota, luar kota maupun luar negeri.
31
e. Inkaso (collection) merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang
berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro atau surat-surat lainnya yang
baik berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri.
f. Kliring (clearing) merupakan jasa penarikan warkat (cek/bilyet giro) yang
berasal dari dalam suatu kota, termasuk transfer dalam kota antar bank.
g. Safe deposit box, merupakan jasa penyimpanan dokumen berupa suratsurat atau benda berharga. Safe deposit box lebih dikenal dengan safe
loket.
h. Bank card, merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat
digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) setiap hari.
i. Bank Notes (valas) merupakan kegiatan jual beli mata uang asing.
j. Bank Garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam
pembiayaan proyek tertentu.
k. Referensi Bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank.
l. Bank draft, merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank.
m. Letter Of Credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka
mendukung kegiatan atau transaksi ekspor impor.
n. Cek wisata (travellers cheque) merupakan cek perjalanan yang biasa
digunakan
oleh
para
turis
dan
dibelanjakan
diberbagai
tempat
perbelanjaan.
o. Dan jasa lainnya.
2.2.5. Sumber-Sumber Dana Bank
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu sendiri, apakah dari
simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Secara garis besar sumber dana
bank dapat diperoleh dari (Kasmir, 2002:48) :
1. Dari bank itu sendiri
Perolehan dana dari sumber sumber bank itu sendiri (modal sendiri)
maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini
32
biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana
dari luar. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari :
a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu, modal dari para pemegang saham
lama atau pemegang saham baru.
b. Cadangan laba yaitu, merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh
bank dan sementara waktu belum digunakan.
c. Laba yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tetapi belum
dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Sumber dana ini merupakan sumber dana yang terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas
bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan (rekening). Sumber dana
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Simpanan Giro
Pengertian giro menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998
tanggal 10 November adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
b. Simpanan Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain
Dalam prakteknya sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika
bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di
atas. Perolehan dana dari sumber lain dapat diperoleh dari :
a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan
Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya.
Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha
tertentu.
33
b. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini diberikan kepada
bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan
bunga yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh
perbankan dari pihak luar negeri.
d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat,
baik perusahaan keuangan maupun non keuangan. SBPU diterbitkan dan
ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk
membelinya.
2.3.
Laporan Keuangan Bank
2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan merupakan salah sumber informasi yang dibutuhkan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi,
dari laporan keuangan bisa diperoleh informasi mengenai kinerja perusahaan.
Berikut ini merupakan beberapa definisi dari laporan keuangan antara lain sebagai
berikut :
Menurut Kasmir (2003:239) mendefinisikan laporan keuangan bank
sebagai berikut :
“Laporan Keuangan Bank menunjukan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi
bank sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki. Laporan ini juga menunjukan kinerja manajemen bank
selama satu periode.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan perusahaan baik kepada pemilik,
manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut.
Informasi ini akan termuat dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan bank juga
memberikan gambaran tentang arus kas suatu bank yang tergambar dalam laporan
arus kas.
34
2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan Bank
Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri.
Menurut Kasmir (2003:240) secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan
sebagai berikut :
1. Memberikan informasi laporan keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis
aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi laporan keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenisjenis kewajiban, baik jangka pendek (lancar) maupun jangka panjang.
3. Memberikan informasi laporan keuangan tentang hasil usaha yang tercermin
dari jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank
tersebut.
4. Memberikan informasi laporan keuangan tentang jumlah biaya yang
dikeluarkan dalam periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam aktiva,
kewajiban dan modal suatu bank.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari
hasil laporan keuangan yang disajikan.
Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi
keuangan perusahaan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen bank
yang bersangkutan. Penilaian manajemen akan menjadi patokan apakah
manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan perusahaan.
2.3.3. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Sama seperti lembaga keuangan lainnya, bank juga memiliki beberapa
jenis laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PSAK. Artinya laporan
keuangan ini dibuat sesuai standar yang telah ditentukan. Dimana menurut Hessel
(2003:147) jenis-jenis laporan keuangan utama bank yang dimaksud sebagai
berikut :
35
1.
Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah suatu laporan tentang posisi finansial sebuah perusahaan
pada waktu tertentu. Dalam neraca terdapat dua komponen utama yaitu
asset (aktiva) dan kewajiban (pasiva).
2.
Laporan komitmen dan kontijensi
Laporan komitmen dan kontijensi wajib disusun secara sistematis,
sehingga dapat memberi gambaran mengenai posisi komitmen dan
kontijensi, baik yang bersifat tagihan maupun kewajiban pada tanggal
laporan. Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontijensi disusun
berdasarkan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap perubahan posisi
dan hasil usaha bank. Komitmen adalah suatu ikatan kontrak berupa janji
yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersama telah dipenuhi. Kontijensi adalah
tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung
pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa datang.
3.
Perhitungan Laba Rugi
Perhitungan laba rugi wajib memuat secara rinci unsur pendapatan dan
beban disusun dalam bentuk jenjang yang menggambarkan pendapatan
atau beban yang berasal dari kegiatan operasional atau kegiatan non
operasional. Perhitungan laba rugi memberikan gambaran mengenai hasil
usaha bank dalam periode tertentu.
4.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode
laporan. Laporan ini menunjukan semua aspek penting dari kegiatan bank,
tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada
kas.
5.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang dianut bank harus
disajikan tersendiri sebelum catatan atas laporan keuangan atau sebagai
bagian dari catatan atas laporan keuangan. Ikhtisar tersebut memuat
penjelasan mengenai kebijakan-kebijakan akuntansi yang mempengaruhi
36
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan seperti : metode penyusutan
aktiva tetap, amortisasi, penilaian persediaan, penjabaran mata uang asing
dan penetapan laba dalam kontrak pembanguna jangka panjang.
Disamping hal-hal yang wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan sebagaimana disebutkan di atas, bank wajib mengungkapkan dalam
catatan tersendiri mengenai posisi devisa netto untuk setiap mata uang serta
aktivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat, penyimpanan harta,
penyimpanan kredit kelolaan, pengelolaan dana pension untuk pihak ketiga dan
program pensiun untuk karyawan sendiri.
2.4.
Kesehatan Bank
2.4.1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank
yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank
yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan
masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran
lalu lintas pembayaran, serta dapat mendukung efektivitas kebijakan moneter.
Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomia
secara keseluruhan.
Menurut Kasmir (2004:51) kesehatan bank dapat diartikan sebagai :
“Suatu kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasional
perbankan
secara
normal
dan
mampu
memenuhi
semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan
peraturan perbankan yang berlaku.”
Menurut Peraturan BI No.6/10/PBI/2004 tingkat kesehatan bank adalah :
“Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja
suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif
terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.”
37
Pengertian kesehatan bank di atas merupakan suatu batasan yang sangat
luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk
melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Dengan demikian bank yang
memiliki tingkat kesehatan yang baik adalah bank yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi,
dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran, serta dapat mendukung
efektivitas kebijakan moneter.
2.4.2. Penilaian Kesehatan Bank
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4382) Bank wajib melakukan penilaian
Tingkat Kesehatan Bank secara triwulanan.
Untuk melakukan penilaian kesehatan sebuah bank dapat dilihat dari
berbagai aspek (Martono, 2002:87). Penilaian ini bertujuan untuk menentukan
apakah bank tersebut berada pada kondisi yang sehat, kurang sehat serta tidak
sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat
memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan dengan baik atau
bahkan dihentikan operasinya.
Ukuran untuk penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank
Indonesia. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 penilaian
tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor Risk, Good
Corporate Governance (GCG), Earning, dan Capital atau lebih dikenal dengan
sebutan RGEC. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.
1. Risk
Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil
berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. (Fahmi, 2011:2)
Penilaian terhadap faktor Risk adalah untuk mengukur kemampuan modal
bank dalam mengcover atau menutupi potensi kerugian akibat terjadinya fluktuasi
38
atau adverse movement pada tingkat suku bunga dan nilai kurs serta nilai tukar.
Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas kerja,
memikirkan apa yang dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok
untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan, atau cedera di tempat kerja.
Penilaian ini harus juga melibatkan pengendalian yang diperlukan untuk
menghilangkan,
mengurangi,
atau
meminimalkan
resiko
(healthyworkinglives.com).
Penilaian terhadap faktor ini tidak berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
bank, tetapi berpengaruh terhadap tiga faktor kesehatan lainnya.
2. Earnings (Rentabilitas)
Menurut Martono (2002:89) pada aspek rentabilitas ini yang dilihat
adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang
dicapai. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus
meningkat. Metode penilaiannya dapat juga dilakukan dengan (Martono,
2002:91) :
a) Perbandingan laba terhadap total aset (Return On Asset/ROA)
Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Perhitungan angka kredit dapat dilakukan sebagai berikut :
b) ROA sebesar 10% atau lebih, nilai kredit = 0
c) Setiap kenaikan 0,015%, angka kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
3. Capital (Permodalan)
Menurut Martono (2002:88) pada aspek penilaian ini yang dinilai adalah
permodalan yang didasarkan pada kewajiban penyediaan modal minimum Bank.
Penilaian tersebut didasarkan kepada Capital Adequacy Ratio (CAR) yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan
penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup resiko yang mungkin
timbul dari penanaman dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung resiko
serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap dan inventaris.
39
Hasibuan (2005:58) menjelaskan bahwa CAR yang didasarkan pada
standar BIS (Bank For International Sattlements) adalah 8%. Hal ini merupakan
salah satu cara untuk menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah
memadai atau belum. Jika modal rata-rata suatu bank lebih dari bank lainnya
maka bank tersebut akan lebih baik solvabilitasnya. Ketetapan CAR sebesar 8%
bertujuan untuk (Hasibuan, 2005:88) :
a. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan.
b. Melindungi dana pihak ketiga pada bank yang bersangkutan
c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS Perbankan Internasional dengan
formula sebagai berikut :
1) 4% modal inti yang terdiri dari Shareholder Equity, Preffered Stock, dan
Freereserves, serta
2) 4% modal sekunder yang terdiri dari Subordinate Debt, Loan Loss
Provission, Hybrid Securities, dan Revolution Reserves.
Sanksi
bagi
bank
yang
tidak
memenuhi
CAR
8% disamping
diperhitungkan dalam penelitian tingkat kesehatan bank, juga akan dikenakan
sanksi dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank.
Perhitungan CAR sesuai dengan standar Bank Indonesia adalah sebagai
berikut (Martono, 2002:90) :
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian terhadap
faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko (ATMR). Sedangkan penilaian terhadap Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum (KPMM) bank ditetapkan sebagai berikut :
a. Pemenuhan KPMM sebesar 8 % diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81,
dan untuk setiap kenaikan 0, 1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai
kredit ditambah 1 hingga maksimal 100.
40
b. Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat
“kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0, 1% dari
pemenuhan KPMM sebesar 7,9 % nilai kredit dikurangi dengan minimal 0.
2.5.
Saham
2.5.1. Pengertian Saham
Secara sederhana saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang
tertera pada saham. Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam yang menerangkan siapa pemiliknya.
Menurut Siamat (2004:267) mendefinikan saham sebagai berikut :
“ Saham atau stock adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian
modal pada suatu perusahaan.”
Menurut Sundjaja dan Berlian (2002:381) mengartikan saham sebagai :
“Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang biasa
disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut
juga pemilik dari sebagian perusahaan itu.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan
dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan
perusahaan itu, dan proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang saham tersebut. Seseorang yang memiliki saham perusahaan tertentu,
maka dia juga merupakan bagian dari pemilik perusahaan tersebut.
2.5.2. Jenis-Jenis Saham
Saham terdiri dari beberapa jenis dan dapat dibedakan melalui cara
pengalihan dan manfaat yang diperoleh pemegang saham. Menurut Rusdin (2005,
68-74), jenis saham sebagai berikut :
41
1. Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Adalah saham yang tidak ditulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
2. Saham Atas Nama (Registered Stock)
Adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dimana cara
peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan
kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan khusus membuat
daftra nama pemegang saham. Apabila terjadi kehilangan, pemegang saham
tersebut dengan mudah mendapat penggantiannya.
3. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh
emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis saham
yang paling popular di pasar modal dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan dilikuidasi
b. Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang
ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
c. Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di dalam RUPS
d. Hak tanggung jawab yang terbatas
e. Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan
kepada masyarakat
4. Saham Preferen (Prefferen Stock)
Saham Preferen (Prefferen Stock) adalah saham yang berbentuk gabungan
(hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biaya. Jenis saham ini sering disebut
dengan sekuritas campuran. Saham preferen memiliki preferensi tertentu di atas
saham biasa dalam pembagian dividen dan pembagian kekayaan apabila
perusahaan dibubarkan. Saham preferen ini hampir sama dengan obligasi karena
biasanya memberikan dividen yang tetap setiap tahunnya. Saham ini tidak
memiliki tanggal jatuh tempo dan juga mewakili kepemilikan modal, memiliki
klaim atas aktiva dan laba sebelumnya, memiliki hak tebus, dan dapat
dipertukarkan dengan saham biasa. Saham preferen memiliki karakteristik sebagai
berikut :
42
1) Pembayaran dividen dalam jumlah tetap.
2) Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan dilikuidasi.
3) Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen memiliki keunggulan
yaitu pendapatan yang tinggi, dapat diprediksi, memiliki keamanan, dan biaya
perunit yang rendah.
Disamping memiliki kelebihan, saham preferen juga memiliki kelemahan
yaitu rentan terhadap inflasi dan suku bunga yang tinggi, serta sangat kurang
berpotensi untuk peralihan modal. Saham preferen dapat dibedakan dalam
beberapa jenis sebagai berikut :
1) Cummulative Preffered Stock, dimana saham ini memberikan kepada
pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu
persentase atas jumlah tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang
dibayarkan tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali maka
diperhitungkan pada tahun berikutnya.
2) Non Cummulative Preffered Stock, dimana saham ini mendapat prioritas
dalam pembagian dividen sampai pada suatu persentase atau jumlah tertentu,
tetapi tidak bersifat kumulatif, seperti saham preferen di atas.
2.5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Nilai pasar saham ini dipengaruhi oleh faktor yang langsung dan tidak
langsung. Nilai saham dapat berubah setiap saat, tergantung kondisi pasar,
persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atau isu lain
yang menerpa pasar modal.
Menurut Manurung dan Rahardja (2004:96), bahwa harga saham
perusahaan tergantung pada faktor berikut :
1. Faktor-faktor ekonomi
Faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga
saham adalah perkembangan tingkat bunga dan nilai tukar. Jika dianggap
tingkat inflasi akan rendah, maka diperkirakan bank sentral tidak akan
menaikan tingkat bunga nominal dan hal itu akan dapat membuat harga saham
43
stabil atau meningkat sedangkan perubahan nilai tukar akan mempengaruhi
perkembangan ekspor-impor tentunya mempengaruhi kinerja perusahaan.
Selain itu perubahan nilai tukar dapat mendorong investor asing pasar
financial untuk menambah pembelian atau menjual sekuritas suat negara.
2. Faktor pasar
Faktor-faktor pasar adalah faktor-faktor yang terkait dengan aktivitas di pasar
saham :
a. Efek Januari (January Effect)
"January Effect" (kadang-kadang disebut "year-end effect") adalah
pengaruh secara kalender dimana saham-saham, terutama saham
berkapitalisasi kecil, secara historis cenderung naik harganya pada periode
dimulai dari akhir bulan Desember dan berakhir pada hari bursa kelima
pada bulan Januari. Hal ini dipengaruhi oleh penjualan saham di akhir
tahun untuk mengurangi pajak, merealisasikan "capital gain", pengaruh
dari "Portofolio Window Dressing", atau para investor meng-uang-kan
sahamnya untuk liburan. Karena aksi penjualan tersebut, sedangkan tidak
ada perubahan yang berarti pada nilai fundamental, para pemburu harga
murah (bargain hunter) secepatnya membeli sehingga menyebabkan
kenaikan harga di bulan Januari. (wikipedia.com)
Pada bulan januari aktivitas perdagangan saham masih baru dimulai dan
hal ini mendorong para manajer portofolio untuk membeli saham-saham
yang resikonya lebih kecil. Untuk itu mereka akan lebih menyukai
membeli saham-saham yang resikonya lebih kecil. Untuk itu mereka akan
lebih menyukai membeli saham-saham perusahaan yang relatif stabil. Hal
ini akan mendorong naiknya harga saham perusahaan-perusahaan tertentu
yang dianggap stabil.
b. Trend
Sebenarnya trend pergerakan harga saham bukan faktor fundamental
penentu harga saham, tetapi trend dapat menentukan persepsi tentang
harga saham suatu perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap penentuan
harga saham.
44
3. Karakteristik Perusahaan
Harga saham tidak hanya ditentukan oleh kondisi ekonomi makro dipasar
saham, tetapi juga kondisi atau karakteristik perusahaan itu sendiri.
a. Perubahan kebijakan dividen
Perubahan kebijakan dividen dapat menyebabkan persepsi terhadap
perusahaan berubah yang menyebabkan harga saham berubah. Perusahaan
yang menaikan dividen dinilai kondisi keuangannya semakin baik dan
sebaliknya.
b. Penawaran dan pembelian kembali saham
Peningkatan jumlah saham yang ditawarkan dapat ditafsirkan bahwa bagi
perusahaan penerbit saham, nilai sahamnya terlalu tinggi sehingga lebih
menguntungkan jika terus menjual sahamnya tetapi langkah ini bagi para
investor
dapat
merupakan
sinyal
negatif
tentang
perkembangan
perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang membeli kembali sahamnya
berpandangan saham tersebut dinilai terlalu rendah, hal ini merupakan
sinyal positif bagi para investor untuk membeli saham perusahaan.
2.5.4. Analisis Saham
Penilaian atas saham merupakan suatu mekanisme untuk mengubah
serangakaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diamati menjadi
perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut misalnya laba,
perusahaan, dividen yang dibagikan, asset perusahaan, variabilitas laba dan
sebagainya. Secara umum, ada dua analisis yang sering digunakan dalam analisis
saham, yaitu : (Ahmad, 2004)
1.
Analisis Teknikal.
Analisis Teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk irrasional.
Analisis teknikal adalah merupakan suatu teknik analis yang dikenal dalam dunia
keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend suatu harga saham dengan
cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume
(wikipedia.com).
45
Menurut Ahmad (2004:80) model yang populer dalam analisis teknilkal
antara lain :
1. Dow theory
Dow Theory merupakan salah satu analisis terkenal yang sudah lama dan
cukup popular. Teori ini terdiri dari 3 gerakan harga saham pada hari-hari
perdagangan sebagai berikut :
a. Primary trends
Secara umum disebut pasar dalam keadaan bear atau bull. Gambaran
primari trends adalah tujuan utama teori ini, yang dibagi menjadi dua,
yaitu : upward primary trend dan downward primary trend.
b. Secondary movements
Dalam secondary movements hanya beberapa bulan yang kadang-kadang
disebut correction.
c. Tentiary moves
Tentiary moves adalah fluktuasi harian sederhana. Analisis membuat
grafik dan memplot harga saham-saham atau indeks pasar setiap hari
dalam upaya menemukan primary trends dan secondary movements.
2. The Head and Shoulders Top (HST)
The Head and Shoulders Top mempelajari pola perdagangan saham.
Tingkah laku pasar yang dibentuk teori ini dapat dikategorikan dalam 4 fase,
yaitu:
a. The left shoulder
Merupakan periode pembelian yang ramai dan diikuti dengan sepinya
perdagangan kemudian mendorong harga ke puncak yang baru sebelum
harga mulai menurun lagi.
b. The head
Merupakan dorongan pembelian yang besar, meningkatkan harga ke
tingkat yang tinggi kemudian jatuh di bawah puncak left shoulder.
46
c. The right shoulder
Merupakan reli moderat di atas volume perdagangan saham untuk
mengangkat harga, tetapi gagal ke puncak the head sebelumnya, hargaharga mulai menurun.
d. The confirmation
Merupakan harga jatuh di bawah garis leher (neck-line). Titik ini
merupakan sinyal untuk melakukan penjualan saham.
2. Analisis Fundamental
Analisis fundamental menganggap bahwa setiap investor adalah makhluk
rasional. Seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga
saham dengan kondisi perusahaan.
Analisis fundamental ini mencakup pembahasan yang cukup luas,
sehingga dalam menjalankannya sebaiknya dimulai dengan menganalisis
perekonomian secara keseluruhan atau pasar, kemudian baru analisis industri
dimana perusahaan beroperasi dan akhirnya mengadakan analisis terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Ahmad (2004:81) model yang popular dalam analisis
fundamental antara lain :
a. Pendekatan PER (Price Earning Ratio)
PER dihitung dengan membagi harta saham pada suatu saat dengan EPS
(Earning Per Share).
b. Pendekatan Dividen Yield
Pendekatan Dividen Yield dapat dihitung dengan cara membagi dividen yang
diharapkan dengan harga pasar saham yang bersangkutan.
c. Pendekatan Net Asset Value
Pendekatan Net Asset Value dapat dihitung dengan cara membagi net asset
perusahaan dengan jumlah lembar saham yang beredar.
47
2.5.5. Return Saham
Setiap investor yang menginvestasikan sahamnya di perusahaan tentu
mengharapkan imbalan atas apa yang telah dikorbankannya. Imbalan itu bisa
berupa dividen dan capital gain atau dengan kata lain kedua imbalan tersebut
merupakan return saham yang akan diterima oleh pemegang saham.
Definisi return saham menurut Gitman (2009:228) adalah :
”Return is the total gain or loss experience on an investment over a
given period of time. It commonly measured as the change in value plus
any cash distributing during period of time, expressed as a percentage of
the beginning period investment value”.
Menyatakan bahwa return merupakan total keuntungan atau pengalaman
kerugian investasi selama periode waktu tertentu. Ini biasanya diukur sebagai
perubahan nilai plus uang tunai di distribusikan selama periode waktu, dinyatakan
sebagai persentase dari nilai awal periode investasi.
Return saham atau tingkat pengembalian saham yang dimaksud dalam
definisi di atas adalah tingkat pengembalian untuk saham biasa dan merupakan
pembayaran kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham ditambah dengan
perubahan harga pasar saham lalu dibagikan dengan harga saham pada saat awal
investasi. Jadi retun ini berdasar dari 2 sumber, yaitu pendapatan (dividen) dan
capital gain dan perubahan harga pasar saham (capital gain/loss).
Sedangkan menurut Adjie (2003:178) :
“Return saham adalah keuntungan yang diterima dari investasi
saham selama periode pengamatan yang secara matematis diperoleh
dengan rumus :
Keterangan :
R it = Return saham i waktu ke t
P it = Harga saham I waktu ke t
Pi
(t-1)
= Harga saham I waktu ke t-1
48
Return merupakan salah satu variabel kecuali dalam berinvestasi, return
memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan yang
diharapkan
disediakan
oleh
berbagai
saham
pada
berbagai
tingkatan
pengembalian yang diinginkan selain itu return memiliki peran yang sangat
signifikan di dalam menentukan nilai sebuah saham. Adapun analisa yang dapat
digunakan yaitu analisa fundamental, dimana analisa ini mencoba untuk
membentuk opini investor mengenai harga saham dimasa mendatang melalui
penyelidikan mendalam terhadap kondisi keuangan dari suatu perusahaan
(likuiditas asset, jumlah hutang, profit margin, pertumbuhan earnings dan prospek
masa depan dan perilaku sahamnya sendiri).
2.6.
Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Return Saham
2.6.1. Pengaruh Risk terhadap Return Saham
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Maruddani (2009)
menyatakan bahwa risk berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara
umum, risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak
terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time
period). Risiko bisa juga diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang
berbeda dengan return yang diharapkan. Investor yang mempunyai sikap enggan
terhadap risiko disebut dengan risk averse investor. Investor ini tidak mau
mengambil risiko suatu investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan
return yang layak sebagai kompensasi terhadap risiko yang ditanggung investor
tersebut. Sikap investor terhadap risiko akan tergantung pada preferensi investor
terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi yang
lebih tinggi, yang diikuti dengan harapan tingkat return yang tinggi pula.
Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang
tinggi tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang tinggi pula
2.6.2. Pengaruh Earnings terhadap Return Saham
Earnings atau rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
49
menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Untuk
mengukur nilai Earnings salah satunya adalah dengan menggunakan Return On
Asset (ROA).
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari total asset bank yang bersangkutan.
Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba
sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak.
Alasan memilih variabel ini adalah dengan perimbangan bahwa semakin
besar rasio ROA maka keuntungan perusahaan akan besar pula, sehingga menarik
perhatian para investor untuk menanamkan sahamnya pada bank tersebut, karena
para investor menilai bahwa semakin besar ROA suatu bank maka menunjukan
kinerja yang bagus sehingga akan memaksimalkan keuntungan perusahaan,
dengan adanya hal tersebut banyak para investor yang menanamkan sahamnya di
bank tersebut dan secara otomatis dengan semakin banyak investor yang
menanamkan sahamnya maka pertumbuhan returnnya pun akan semakin tinggi.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Prihantini (2009) bahwa Return On Asset
(ROA) memiliki pengaruh positif atau signifikan terhadap return saham dan
menyatakan bahwa keuntungan perusahaan yang semakin meningkat memberikan
tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin membaik,
sehingga memberikan pengaruh positif terhadap ekuitas.
2.6.3. Pengaruh Capital terhadap Return Saham
Capital merupakan salah satu indikator permodalan kesehatan bank.
Penilaian permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk
mengcover eksposur risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko saat di
masa mendatang. Rasio yang digunakan untuk mengukur Capital adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR).
CAR menunjukan seberapa modal bank telah memadai untuk menunjang
kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek berkelanjutan usaha bank
50
bersangkutan, semakin besar CAR maka semakin besar daya tahan bank yang
bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena
adanya harta bermasalah.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
Tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum,
semakin tinggi nilai CAR menunjukan semakin sehat bank tersebut. Jika CAR
suatu bank tinggi, kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut akan besar
sehingga meningkatkan nilai saham suatu perusahaan tersebut. Meningkatnya
penilaian saham akan meningkatkan pertumbuhan return saham yang akan
diterima oleh investor.
Sebagaimana
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Latifah
(2007)
mengungkapkan bahwa semakin tinggi CAR maka semakin besar pula modal
bank tersebut sehingga membuat harga saham pun menjadi naik. Dimana semakin
tinggi harga saham maka akan semakin tinggi pula tingkat pengembalian atau
return sahamnya.
2.6.4. Pengaruh Kesehatan Bank terhadap Return Saham
Perusahaan di dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya jelas
membutuhkan dana dan modal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba, yang selanjutnya diharapkan akan menghasilkan
kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Begitu pula pada sektor perbankan yang
membutuhkan dana untuk menjamin tingkat likuiditasnya dan membutuhkan
modal untuk menjamin rasio kecukupan modalnya.
Pada dasarnya Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja
suatu Bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap
faktor-faktor permodalan, manajemen/good corporate governance, rentabilitas
dan risiko/risk pasar dan dapat menjadikan suatu bank sebagai suatu bank yang
sehat, yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut.
51
Banyak pihak yang berkepentingan dalam penilaian kinerja pada sebuah
perusahaan perbankan, diantaranya bagi para manajer, investor, pemerintah,
masyarakat bisnis, maupun lembaga-lembaga lain yang terkait. Manajemen sangat
memerlukan hasil penilaian terhadap kinerja unit bisnisnya, yaitu untuk
memastikan tingkat ukuran keberhasilan para manajer dan sekaligus sebagai
evaluasi penyusunan perencanaan strategi maupun operasional pada masa
selanjutnya. Dengan kinerja perbankan yang baik akan menarik minat investor
untuk melakukan investasi pada sektor perbankan. Karena investor melihat,
semakin sehat suatu bank maka manajemen bank tersebut bagus, serta diharapkan
bisa memberikan return yang memadai. Hal ini penting bagi investor sebelum
melakukan investasi, karena bagaimanapun juga, investor akan berusaha untuk
mencari return yang tinggi. Pemerintah sangat berkepentingan terhadap penilaian
kinerja suatu lembaga keuangan, sebab mempunyai fungsi yang sangat strategis
dalam rangka memajukan dan meningkatkan perekonomian negara. Sedangkan
masyarakat sangat menginginkan agar badan usaha pada sektor lembaga keuangan
ini sehat dan maju sehingga dapat dicapai efisiensi dana berupa biaya yang murah
dan efisien.
Investor yang ingin menanamkan dananya dalam saham emiten perbankan,
akan memilih emiten yang kokoh kinerjanya dan selalu stabil dalam berbagai
macam kondisi ekonomi yang terjadi sekarang. Selain itu sebagai pihak yang
menginvestasikan modalnya, tentunya menginginkan agar nilai saham yang
dimilikinya semakin meningkat yang secara otomatis akan meningkatkan nilai
kekayaan pemegang saham. Bagi para pemodal, dengan membeli saham maka
secara otomatis para pemodal tersebut telah membeli prospek perusahaan. Apabila
prospek perusahaan semakin membaik maka harga saham perusahaan tersebut
juga akan meningkat. Selain itu keuntungan yang diperoleh pemodal dengan
membeli atau memiliki saham adalah dividend an capital gain, dimana dividen
merupakan pembagian keuntungan yang dihasilkan perusahaan sedangkan capital
gain merupakan selisih dari harga jual dan harga beli saham. Kepuasan investor
tehadap suatu saham tercermin dalam kinerja saham di bursa efek. Semakin
52
investor puas terhadap suatu saham, maka saham tersebut akan semakin aktif
diperdagangkan yang secara otomatis meningkatkan likuiditasnya.
Kebanyakan investor di Indonesia mengukur kinerja saham dengan
menggunakan likuiditas saham berdasarkan total nilai transaksi, frekuensi
transaksi, dan nilai kapitalisasi pasar sesuai dengan persyaratan LQ 45. Likuiditas
saham adalah kelancaran yang menunjukan tingkat kemudahan dalam mencairkan
modal investasi. Mengukur kinerja saham hanya dengan menggunakan likuiditas
usaha tidaklah cukup. Mengingat kemungkinan investor untuk menahan saham
dari emiten yang memiliki kinerja yang baik dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan jangka panjang.
Menurut penelitian Astuti dan Maruddani (2009) menyatakan bahwa
risk berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian Prihantini (2009)
menyimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh positif atau
signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2007)
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atau positif antara
Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Return Saham.
Download