PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Oleh: RIZA JUNIARSIH NPM 4012002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA (STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU 2016 Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 2 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS XI MAN 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Riza Juniarsih 1, Anna Fauziah 2, dan Idul Adha 3 Email: [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Eksperimental Design. Populasinya seluruh siswa kelas XI IPA MAN 2 Lubuklinggau yang berjumlah 93 siswa, sedangkan sampelnya adalah kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol yang diambil secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji t pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05, diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,04 > 1,67, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017. Rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep matematika siswa pada tes akhir kelas eksperimen sebesar 86.60 dan kelas kontrol sebesar 82.64. Kata Kunci : 1Alumni Model Pembelajaran, Missouri Mathematics Project, Pemahaman Konsep STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 3 PENDAHULUAN Pemahaman konsep matematika sangat penting dan terlihat dalam tujuan pertama pembelajaran matematika menurut Depdiknas (Permendiknas no 22 tahun 2006) yaitu memahami konsep matematika menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algorima secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Zulkardi (2003:7) bahwa “mata pelajaran matematika menekankan pada konsep”. Artimya dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut di dunia nyata. Berdasarkan observasi di MAN 2 Lubuklinggau, menunjukkan beberapa masalah yang berhubungan dengan pembelajaran matematika di sekolah, yaitu : (1) Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih tergolong rendah hal ini dapat dilihat dari hasil latihan siswa dan diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 55; (2) Masih terdapat siswa yang tidak dapat menjawab atau menyelesaikan soal-soal yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan guru; (3) Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga saat latihan soal siswa kesulitan untuk memilih konsep yang benar untuk menyelesaikan latihan soal tersebut; (4) Dari jumlah 26 siswa rata-rata hasil ulangan tengah semester siswa yaitu 65. Hal ini masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu, 76. Sebanyak 22 siswa atau 85% dari kelas XI masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan yang mencapai ketuntasan sebanyak 4 siswa atau 15% . Pada proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa rata-rata di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), maka dalam memilih model pembelajaran matematika disesuaikan dengan materi yang akan diberikan kepada siswa. Model pembelajaran matematika adalah kerangka kerja konseptual tentang pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika dimaksud adalah peserta didik belajar matematika dan pengajar mentransformasi pengetahuan matematika serta menfasilitasi kegiatan pembelajaran yang diberikan (Hamzah & Muhlisrarini, 2014:154). Dalam pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat agar dapat membantu siswa memahami konsep. Dalam mata pelajaran matematika, konsep-konsepnya saling berhubungan dan saling mendasar. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran yang dapat menempatkan pemahaman konsep siswa terhadap suatu materi. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu memantapkan pemahaman konsep siswa adalah Missouri Mathematics Project (MMP). Model pembelajaran MMP ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep, menyelesaikan soalsoal, dan memecahkan masalah-masalah matematika hingga pada akhirnya peserta didik mampu mengkonstruksikan jawaban mereka sendiri karena banyaknya pengalaman yang dimiliki peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal latihan (Febrianti, 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Mathematic Project terhadap Kemampuan 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 4 Pemahaman Konsep Matematika pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat: (1) Manfaat penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan terhadap model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika. (2) Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi penelitian lainnya yang akan meneliti tentang model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika. LANDASAN TEORI Menurut Lestari (dalam Marliani, 2015) bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai logika bentuk, susunan, sasaran, dan konsep-konsep yang terbagi menjadi beberapa cabang dalam setiap kajiannya bersifat logis, sistematis, dan konsisten. Maka matematika adalah suatu struktur atau susunan dari konsepkonsep, logika, dan dalil-dalil yang telah terbukti keshahihannya dan berlaku secara sistematis dan logis dalam setiap kajian ilmu. Menurut Hamzah & Muhlisrarini (2014:92) beberapa karakteristik matematika adalah: 1)Memiliki objek kajian abstrak, 2)Bertumpu pada kesepakatan 3)Berpola pikir deduktif, 4)Memiliki symbol yang kosong dari arti, 5)Memperhatikan semesta pembicaraan (univesal), 6)Konsisten dalam sistemnya. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang juga dikenal sebagai strategi pembelajaran (Shadiq, 2009:8). Krismanto (2003:11) menambahkan Missouri Mathematics Project merupakan salah satu model yang terstruktur seperti halnya Struktur Pengajaran Matematika (SPM). Model ini memberikan ruang kepada siswa untuk berkerja dalam kelompok dalam latihan terkontrol dan mengaplikasikan pemahaman sendiri dengan cara bekerja mandiri dalam seatwork. Ciri khas Missouri Mathematics Project (MMP) adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang disampaikan guru. Hasil dari individu di bawa ke kelompok untuk didiskusikan dan saling membahas oleh anggota kelompok. Model ini dirancang untuk menggabungkan kemandirian dan kerja sama antar kelompok (Krismanto, 2003:11). Menurut Wardhani (2008:9) konsep adalah ide (abstrak) yang dapat digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan/menggolongkan sesuatu objek. Pemahaman konsep adalah 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 5 suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa karena pemahaman konsep merupakan awal dari suatu pembelajaran (Fitriyani, 2015:19). Adapun urutan langkah–langkah dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project menurut Shadiq, (2009: 21) adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan atau Review a. Membahas PR b. Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkait dengan materi baru c. Membangkitkan motivasi 2. Pengembangan a. Penyajian ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu b. Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh konkret yang sifatnya piktorial dan simbolik 3. Latihan Dengan Bimbingan Guru a. Siswa merespon soal b. Guru mengamati c. Belajar kooperatif 4. Kerja Mandiri Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep pada langkah 2 5. Penutup a. Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan. b. Memberi tugas PR. Langkah-langkah model pembelajaran Missouri Mathematics Project yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b. Meninjau ulang pelajaran lalu yang berkaitan dengan materi baru, membahas PR yang dianggap sulit oleh siswa. c. Membangkitkan motivasi siswa dengan cara memberikan satu contoh soal yang berkaitan dengan soal PR yang dianggap sulit oleh para siswa tersebut. 2. Pengembangan Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, yaitu: a. Penyajian ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu agar mudah dipahami siswa b. Penjelasan yang dilakukan guru atau siswa melalui diskusi serta demonstrasi dengan menggunakan contoh yang konkret. 3. Latihan Terkontrol Pada langkah ini Siswa diberikan latihan terkontrol atau latihan dilakukan dengan adanya pengawasan/ bimbingan guru bertujuan untuk mencegah tidak terjadinya miskonsepsi pada pembelajaran dan dikerjakan secara berkolompok. 4. Kerja Mandiri 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 6 Pada langkah ini siswa secara individu berkerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep yang telah dipelajari pada langkah pengembangan. Penugasan Memberikan penugasan atau PR kepada siswa agar siswa juga belajar dirumah. PR ini yang akan dijadikan sebagai bahan review untuk pembelajaran materi selanjutnya. 5. Tabel 1 Rubik Penilaian Tingkat Pemahaman Konsep No 1. 2. 3. 1Alumni Indikator Menyatakan ulang suatu konsep Mengklasifikasikan objek menurut sifatsifat tertentu sesuai dengan konsepnya Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep Keterangan Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tetapi juga menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika Skor 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 7 No 4. 5. 6. 7. Indikator Keterangan Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung Menyajikan konsep suatu kesalahan konsep dalam berbagai Jawaban memberikan sebagian informasi yang bentuk representasi benar tetapi juga menunjukkan adanya matematis kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep Mengembangkan syarat perlu atau Jawaban memberikan sebagian informasi yang syarat cukup dari benar tetapi juga menunjukkan adanya suatu konsep kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung Menggunakan dan suatu kesalahan konsep memanfaatkan serta Jawaban memberikan sebagian informasi yang memilih prosedur benar tetapi juga menunjukkan adanya atau operasi tertentu kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah serta tidak mengandung Mengaplikasikan suatu kesalahan konsep konsep atau Jawaban memberikan sebagian informasi yang algoritma pada benar tetapi juga menunjukkan adanya pemecahan masalah kesalahan konsep dalam menjelaskannya Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar tentang konsep yang dipelajari Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta jawaban kosong Skor 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 Sumber: Abraham (dalam Rohana, 2009:95) 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 8 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah True Eksperimental Design. True Eksperimental Design yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi prasyaratan (Arikunto, 2010:125). Desain penelitian dalam penelitian ini berbentuk random, pre-test, post-test desain, yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen disini adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan Model Missouri Mathematics Project sedangkan kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan belajar secara konvensional. Random, pretest, post-test desain, menurut Arikunto (2010:126) polanya dapat digambarkan sebagai berikut: E 01 X 02 R K 03 04 Keterangan: E : Kelompok Eksperimen K : Kelompok kontrol X : Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project 01 : Pre-test kelas eksperimen 02 : Post-test kelas eksperimen 03 : Pre-test kelas kontrol 04 : Post-test kelas kontrol Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian yang terpilih adalah Kelas XI IPA 3 merupakan kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 merupakan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep dan tes yang digunakan adalah tes berbentuk uraian, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan di samping langkah-langkah pengerjaan soal. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes awal (Pre-test), dilakukan pada awal pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, tes yang kedua yaitu tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes yang digunakan terdiri dari 5 soal dengan materi statistik. Teknik Analisis Data Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan nilai rata-rata dan simpangan baku, Uji Normalitas Data, Uji Homogenitas, dan pengujian Hipotesis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas XI MAN 2 Lubuklinggau ini peneliti menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dan dengan materi Statistik. Jumlah pertemuan yang dilakukan peneliti dalam kelas eksperimen di penelitian ini adalah sebanyak lima 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 9 kali pertemuan, dengan rincian satu pertemuan sebagai pre-test di awal penelitian, tiga pertemuan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project, dan satu pertemuan sebagai pelaksanaan post-test di akhir pertemuan pembelajaran. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian Pre-test Pada pertemuan pertama dilakukan tes kemampuan awal (pre-test), pre-test ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project pada kelas eksperimen dan konvensional pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitung dapat dijabarkan bahwa dari 31 siswa kelas eksperimen yang mengikuti pre-test dengan perolehan nilai terbesarnya adalah 17 dan nilai terkecilnya adalah 6. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test juga sebanyak 31 siswa. Perolehan nilai terbesarnya adalah 15 dan terkecilnya adalah 5. Post-test Post-test ini diberikan pada pertemuan terakhir, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project untuk kemudian dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan materi Statistik. Berdasarkan hasil perhitungan kemudian dapat dijabarkan bahwa pada kelas eksperimen yang mengikuti post-test sebanyak 31 siswa dengan nilai terbesarnya adalah 96 dan terkecil adalah 69. Sedangkan pada kelas kontrol dari 31 siswa yang mengikuti post-test dengan memperoleh nilai terbesarnya adalah 94 dan nilai terkecilnya adalah 67. Grafik perbandingan nilai rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa berdasarkan data pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Grafik 1 berikut: 86.6 100 82.64 80 60 Pre-Test 40 Post-Test 20 10.71 9.95 0 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Grafik 1: Perbandingan Nilai Rata-rata Data Pre-Test dan Post-Test Analisis Inferensial Data Pre-test a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Kuadrat 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 10 (𝑋2) didapatkan hasil data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas varians, uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau heterogen. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh kesimpulan bahwa data pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data pre-test dapat menggunakan uji-t. Dari hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata hasil tes pre-test menggunakan uji dua pihak menunjukkan -ttabel ˂ thitung ˂ ttabel yaitu -2,00 < 1.04 < 2,00, dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan nilai rata-rata kemampuan awal pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis Inferensial Data Post-test a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Dari hasil analisis menggunakan uji Chi-Kuadrat (𝑋2) didapatkan hasil data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas data, maka pengujian selanjutnya adalah uji homogenitas varians, uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen atau heterogen. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan, dan diperoleh kesimpulan bahwa data post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen, sehingga dengan demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data post-test dapat menggunakan uji-t. Dari hasil analisis uji kesamaan dua rata-rata hasil tes posttest menggunakan uji satu pihak menunjukkan thitung > ttabel yaitu 2,04 > 1,67, dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pembahasan Berdasarkan analisis data awal (pre-test) diperoleh bahwa data berdistribusi normal dengan 𝑥2hitung < 𝑥2tabel. Dengan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 86,6 dan rata-rata kelas kontrol adalah 82,64. Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan menghasilkan Fhitung < Ftabel maka dapat dikatakan bahwa kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau homogen, kemudian dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji-t diperoleh -ttabel < 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 11 thitung < ttabel yaitu -2,00 < 1.04 < 2,00, dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan pemahaman konsep matematika antara siswa kelas eksperimen dan kontrol. Pada tahap selanjutnya yaitu dilaksanakan pembelajaran pada masingmasing kelas, dimana kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project dan pada kelas kontrol diberi pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Pertemuan pertama proses pembelajaran pada kelas eksperimen, peneliti menjelaskan tujuan dari pelaksanaan penelitian dan menjelaskan tentang langkahlangkah kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project. Pada pertemuan pertama ini siswa merasa kebingungan karena cara pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Pada awal pembelajaran peneliti menjelaskan perluasan konsep materi statistik tentang daftar distribusi frekuensi, histogram, poligon dan ogive untuk memudahkan siswa mempelajari materi ini, selanjutnya siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Pada pelaksanaan proses belajar mengajar, peneliti menemukan beberapa kejadian yaitu aktivitas belajar belum bisa dikondisikan dan belum tercapai dengan baik hal ini dapat dilihat oleh peneliti dari pengamatan sikap siswa yaitu keaktifan kurang baik mencapai 18 siswa, karena pembelajaran berkelompok dan menggunakan LKS maka anggota kelompok lebih mengandalkan siswa yang pintar untuk mengerjakan LKS sehingga siswa yang pintar saja bisa mengerjakan soal pada LKS. Sehingga anggota kelompok hanya menyalin jawaban yang diberikan. Sebagaimana dinyatakan oleh Gitaniasari (dalam Sholihah, 2015:131) lembar kerja siswa ini adalah soal-soal untuk mengembangkan suatu ide atau konsep sistematis. Hal ini diharapkan agar kemampuan siswa dalam memahami konsep meningkat, sehingga pemahaman konsep siswa akan lebih terasah dengan latihan-latihan tersebut. Gambar 1. Lembar Jawaban Latihan Kerja Kelompok Dari gambar 1 tersebut terlihat bahwa dari salah satu latihan kelompok siswa sudah dapat menyajikan data ke dalam tabel distribusi data berkelompok sesuai dengan konsep yang benar. Pada saat siswa mengerjakan soal latihan mandiri, awalnya siswa banyak yang berbicara dan bercanda. Dari pengamatan penilaian keterampilan siswa kurang terampil mencapai 14 siswa, hal ini dikarenakan pada saat latihan kerja kelompok siswa masih yang kurang aktif dalam diskusi kelompok. 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 12 Setelah siswa selesai mengerjakan soal mandiri peneliti mengoreksinya bersama siswa sambil membenarkan jawaban yang salah. Pertemuan pertama ini masih banyak siswa malu untuk maju ke depan kelas untuk menyampaikan pendapatnya. Selanjutnya siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) sebagai latihan. Pertemuan kedua, sebelum melanjutkan pembahasan materi selanjutnya peneliti dan siswa membahas PR yang di berikan, pada saat akan dikoreksi banyak siswa yang mengangkat tangan untuk maju ke depan kelas mengerjakan PR di depan kelas. Hambatan-hambatan yang terjadi pada pertemuan pertama mengalami perubahan yang lebih baik, siswa sudah dapat mengerjakan LKS dengan berdiskusi antar anggota dan lebih aktif bertanya jika mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dan kurang memahami materi, mengerjakan lembar kerja secara berkelompok akan membuat siswa saling membantu kesulitan masing-masing dan saling bertukar pikiran. Dari pengamatan peneliti dapat dilihat bahwa keaktifan baik siswa mencapai 19 siswa dan kerjasama baik mencapai 19 siswa. Sebagaimana dinyatakan oleh Jannah (2013:63), bagi siswa yang malu bertanya kepada guru jika ada kesulitan dalam memahami materi yang sedang dipelajari maka langkah langkah kerja kooperatif ini sangat membantu mereka, karena siswa mempunyai kecenderungan bersikap terbuka kepada teman sejawatnya. Selanjutnya siswa mengerjakan soal mandiri dengan tertib. Pertemuan ketiga, siswa sudah paham dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project, siswa sudah terbiasa bekerja sama dengan anggota kelompoknya, sudah terbiasa aktif bertanya dan meminta bimbingan kepada peneliti. Materi pertemuan ketiga adalah rataan, median, dan modus data kelompok, meteri ini merupakan lanjutan dari materi sebelumnya sehingga siswa lebih mudah untuk mempelajarinya. Saat latihan mandiri siswa sudah terbiasa mengerjakan soal-soal dan siswa sangat antusias saat ingin menyampaikan pendapatnya di depan kelas hal ini dilihat dari sebagian besar siswa mengangkat tangan dan berebut ingin mengerjakan soal ke depan kelas, hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti dapat dilihat bahwa keaktifan baik siswa mencapai 18 siswa dan sangat baik mencapai 10 siswa dan kererampilan sangat baik siswa mencapai 12 siswa. Gambar 2. Lembar Jawaban Latihan Mandiri Siswa Dari gambar 2 tersebut terlihat bahwa dari beberapa latihan mandiri siswa dapat menerapkan konsep tentang rata-rata dan modus data kelompok dengan 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 13 baik. Dari pertemuan ketiga ini dapat disimpulkan bahwa siswa dapat mengerjakan soal sesuai dengan konsepnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Ruseffendi (dalam Febrianti, 2010) pembelajaran menggunakan model Missouri Mathematics Project (MMP), siswa diberi banyak latihan berupa latihan terkontrol (kerja kooperatif) dan Seatwork (kerja mandiri). Banyaknya latihan yang diberikan akan memudahkan siswa terampil dengan beragam soal, sehingga dapat tercapai pemahaman konsep matematis siswa. Hal tersebut sejalan dengan teori belajar Piaget bahwa supaya perkembangan kognisi peserta didik lebih cepat masuk kepada tahap yang lebih tinggi, peserta didik supaya diberikan banyak pengalaman. Pada pertemuan selanjutnya siswa kelas eksperimen dan kontrol diberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diberikan perlakuan pembelajaran yang berbeda. Hasil post-test menunjukkan kemampuan pemahaman konsep siswa dari ke dua kelas tersebut mengalami peningkatan. Dari hasil post-test tersebut juga menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini dilihat dari hasil jawaban post-test siswa. Dari lima soal yang diberikan sebagian besar siswa kelas eksperimen dapat menyelesaikan setiap soal yang diberikan dengan baik, sedangkan siswa kelas kontrol terlihat mengalami kesulitan dalam menerapkan dan menggunakan konsep yang benar pada beberapa soal yang diberikan. Untuk soal nomor 1, 3, dan 5 siswa kelas eksperimen dan kontrol mampu menyelesaikan soal tersebut dengan cukup baik. Tetapi untuk soal nomor 2 dan 4 terlihat beberapa perbedaan kemampuan pemahaman antar siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam menyelesaikan soal tersebut. Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Jawaban Siswa Kelas Kontrol Gambar 3. Lembar Jawaban Siswa Soal Post-test Nomor 2 Dari gambar 3 tersebut terlihat bahwa siswa kelas eksperimen mampu menyajikan histogram dengan baik. Sedangkan siswa kelas kontrol tidak menyajikan histogram dengan benar dari soal yang diberikan karena terdapat kesalahan dalam perhitungan batas atas. 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 14 Perbedaan ini terjadi karena perlakuan kegiatan pembelajaran yang berbeda dari kedua kelas tersebut. Saat kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project, siswa kelas eksperimen diberikan latihan terkontrol dan latihan mandiri sehingga siswa terlatih dan trampil untuk menyelesaikan berbagai macam soal maka dapat tercapai pemahaman konsep matematika siswa. Sebagaimana kegiatan pembelajaran di kelas kontrol, kegiatan pembelajaran dengan metode konvensional yaitu guru menyampaikan materi dan siswa mengdengarkan penjelasan guru. Hanya beberapa siswa saja yang aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sehingga sebagian siswa lainnya yang kurang aktif tidak dapat memahami materi pelajaran yang diajarkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan tentang pengaruh model pembelajaran Missouri Mthematics Project pada materi Statistik di kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017, diperoleh data tes akhir (post test) yaitu thitung > ttabel (2.04 > 1,67) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Sehingga hipotesis terbukti, yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa kelas XI MAN 2 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh model Missouri Mathematics Project terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. 2. Bagi peneliti selanjutnya, untuk menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project persiapkan materi yang akan disampaikan, mempersiapkan alat dan bahan yang ingin dipakai dalam proses pembelajaran, serta pengelolaan kelas dengan baik agar tercapai hasil yang maksimal. 3. Bagi guru, melalui model ini dapat dijadikan masukan untuk guru dalam mengetahui model-model pembelajaran yang bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Febrianti, Ines, dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Missouri Methematics Project terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Unila, 1 (10). 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika 15 Fitriyani, Darto. 2015. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Syndicate Group terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA Negeri 14 Pekanbaru. Suska jurnal of mathematics educations, 1 (1), 19-27. Hamzah, M. Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Raja Grafindo Persada Jannah, Miftakhul, dkk. 2013. Penerapan Model Missouri Methematics Project (MMP) untuk Meningkatkan Pemahaman dan Sikap Positif Siswa pada Materi Fungsi. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi, 1 (1), 61-66. Krismanto, Al. 2003. Beberapa Teknik, Model, Dan Strategi Dalam Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Depdiknas Marliani, Novi. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP). Jurnal Formatif, 5 (1), 14-25. Rohana, dkk. Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika Fkip Universitas Pgri Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2), 92-102. Shadiq, Fadjar. 2009. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Depdiknas Sholihah, Fitrotus. 2015. Keefektifan Pembelajaran Matematika Dengan Model Missouri Mathematics Project Terhadap Pemahaman Konseptual Dan Prosedural Siswa Kelas X. Skripsi. Semarang: tidak diterbitkan Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/Mts untuk Mengoptimalkan Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta : Depdiknas Zulkardi. 2003. Pendidikan Matematika di Indonesia: Beberapa Permasalahan dan Upaya Penyelesaiannya. Palembang: Unsri. 1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika