BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 3.1 Keterlibatan dalam Produksi Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan di indusri P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan dilaksanakan kunjungan ke bagian produksi. Dimana dapat diamati serangkaian proses tahapan produksi. Dimulai dari bagian gudang, penimbangan, karantina, proses produksi hingga proses pengemasan. Juga dapat diamati kesesuaiannya terhadap aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). 3.2 Tinjauan ke Bagian-Bagian Lainnya Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan di indusriP.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan, selain kunjungan ke bagian produksi maka juga dilaksanakan serangkaian kunjungan ke bagain-bagian lainnya, diantaranya: • Bagian Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu (Laboratorium) Pada bagian ini dapat diamati serangkaian proses ataupun tindakan pengawasan dan pemastian terhadap mutu produk baik produk yang hendak dipasarkan maupun Kontrol Selama Proses (In Process Control/IPC) yang meliputi produk antara maupun produk ruahan dan bahkan dilakukan pengujian terhadap bahan baku yang hendak digunakan. Universitas Sumatera Utara • Bagian Pengolahan Air Pada bagian ini dapat diamati proses pengolahan akuades yang digunakan pada P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan. Akuades yang dihasilkan secara mandiri digunakan di dalam proses produksi produkproduk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan. • Bagian Pengolahan Udara Pada bagian ini diamati proses pengolahan udara yang digunakan pada ruangan produksi P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan. Dimana setiap udara yang masuk ke ruangan-ruangan produksi harus dikelola sedemikian rupa sehingga meminimalkan pencemaran mikroorganisme maupun partikel asing terhadap produk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan. • Bagian Pengolahan Limbah Pada bagian ini dapat diamati bahwa limbah cair P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan diolah sedimikian rupa melalui sistem pengelolaan limbah. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemcemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan. Limbah yang hendak dikeluarkan ataupun dibuang diproses melalui serangkaian tahapan dan pengujian, sehingga dipastikan keamanannya dan tidak mencemari lingkungan. • Bagian Pengemasan Pada bagian ini dapat diamati proses pengemasan yang diterapkan P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan. Dimana produk ruahan yang Universitas Sumatera Utara telah dihasilkan oleh Bagian Produksi dikemas hingga menjadi sediaan yang layak untuk dipasarkan. Universitas Sumatera Utara BAB IV PEMBAHASAN Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) merupakan bagian dari sistem pemastian mutu yang mengatur obat dan memastikan obat diproduksi dan mutunya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaan produk disamping persyaratan yang lainnya, sehingga produk tersebut aman dikonsumsi dan diterima oleh masyarakat. Penerapan CPOB Terkini merupakan upaya pemerintah (Badan POM) untuk meningkatkan mutu produk farmasi/obat secara terus menerus serta memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap masyarakat. Disamping itu, penerapan CPOB 2006 ini bertujuan antara lain: 1. Meningkatkan kemampuan industri farmasi Indonesia sesuai dengan standard Internasional agar lebih kompetitif baik secara domestika maupun untuk pasar ekspor. 2. Mendorong industri farmasi Indonesia agar lebih efisien dan fokus pada pelaksanaan produksi obat, termasuk pemilihan fasilitas produksi yang paling layak untuk dikembangkan sehingga produk obat industri farmasi Indonesia mampu menembus pasar dunia karena khasiat dan mutu obat lebih terjamin 3. Peningkatan company image dan volume pasar 4. Menghindarkan produk yang tidak memenuhi syarat dan pemborosan biaya 5. Menghindari resiko regulasi, dan Universitas Sumatera Utara 6. Lebih menjamin waktu pemasaran Untuk itu dalam industri farmasi perlu diperhatikan aspek CPOB guna menjamin mutu obat sehingga produk tersebut aman dikonsumsi dan diterima oleh masyarakat. Diantara 12 aspek yang ada di CPOB 2006, berikut akan diuraikan beberapa aspek yang ada di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. 4.1 Aspek Manajemen Mutu Aspek manajemen mutu merupakan inti dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dimana mutu setiap produk yang dihasilkan harus dilakukan Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu yang merupakan hal terpenting dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) sehingga aspek ini merupakan aspek pertama dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Industri P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan memiliki Sistem Manajemen Mutu yang baik.Hal ini terbukti dari adanya sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO (International Organization for Standardization) 9001:2008 sehingga sistem manajemen mutu di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan sudah terjamin.Hal ini didukung oleh bagian Pemastian Mutu dan Pengawasan Mutu yang sangat teliti dan cermat dalam mengawasi mutu setiap produk yang hendak dipasarkandan mengambil langkah-langkah penting untuk mencegah setiap kemungkinan buruk yang dapat mempengaruhi kualitas obat. 4.2 Aspek Personalia P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan memiliki jumlah personalia sebanyak 64 orang dengan berbagai tingkat pendidikan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Universitas Sumatera Utara P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri dari 3 bagian yaitu Bagian Produksi, Bagian Pengelolaan Mutu dan Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventaris(PPPI). Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu atau Pengawasan Mutu) merupakan personil yang berbeda dan independen satu terhadap yang lain, hal ini dilakukan untuk menghindari kerjasama yang bersifat negatif terutama yang berhubungan dengan kualitas produk. Disamping itu pula, adanya program pelatihan yang dilakukan secara periodik atau berkala pada setiap triwulan yang terutama diberikan pada karyawan baru maupun karyawan lama yang berada di bagian produksi, bagian laboratorium maupun di bagian gudang. 4.3 Aspek Bangunan dan Fasilitas Menurut Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), dalam lokasi untuk bangunan hendaknya dipilih di lokasi dimana tidak ada pencemaran. Apabila lingkungan pabrik tidak dapat dihindarkan dari pencemaran, maka hendaklah dilakukan tindakan pencegahan, antara lain dengan cara melengkapi sistem ventilasi dengan saringan udara awal dan saringan udara akhir, kontruksi bangunan yang kokoh dan kedap air. P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terletak di Jalan Sisingamangaraja Km 9 Nomor 59 yang lalu lintasnya sangat padat. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. PlantMedan telah dilengkapi dengan sistem tata udara dengan menggunakan Penyejuk Udara(Air Conditioner) Sentral yang dilengkapi dengan saringan udara awal dan saringan udara akhir sehingga dapat mencegah pencemaran dari udara sekitarnya. Universitas Sumatera Utara Tata letak ruangan produksi telah diatur dengan baik sehingga memungkinkan kegiatan produksi dilakukan diarea yang saling berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan lain mengikuti urutan tahap produksi dan menurut kelas kebersihan yang dipersyaratkan. Disamping itu juga untuk mencegah kepadatan dan ketidakteraturan serta memungkinkan terlaksananya komunikasi dan pengawasan yang efektif. Permukaan dinding, lantai dan langitlangit dalam ruangan bebas dari retak, licin, tidak memiliki sambungan, tidak melepaskan partikel serta memungkinkan untuk dilaksanakan pembersihan secara mudah dan efektif. Area produksi selalu dipantau suhu dan kelembabannya secara teratur baik selama ada maupun tidak ada kegiatan produksi dan dilengkapi dengan penerangan yang memadai terutama dimana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan. Area produksi juga memiliki pintu yang langsung berhubungan dengan dunia luar dan hanya dapat digunakan pada saat keadaan darurat. Area penyimpanan gudang bahan baku, gudang bahan pengemas dan gudang obat jadi telah didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjamin stabilitas bahan dan produk yang disimpan, dengan kapasitas dan penerangan yang memadai dan dikendalikan secara khusus dan didokumentasikan. Untuk menjamin keamananya bahan label di simpan di tempat terkunci. Area Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan dibangun terpisah dari area produksi, yang terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya ruangan instrumen, kimia, mikrobiologi dan ruangan contoh pertinggal sehingga dapat mencegah campur baur dan pencemaran silang pada saat analisis. Universitas Sumatera Utara Sarana pendukung lain seperti kantin, mushola terletak terpisah dari area produksi dan laboratorium pengawasan mutu, disamping itu juga tersedia toilet dengan jumlah yang cukup dan didesain tidak langsung berhubungan dengan ruangan produksi dan penyimpanan. 4.4 Aspek Peralatan Peralatan yang digunakan di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan merupakan peralatan yang telah memenuhi kualifikasi, baik peralatan di Bagian Produksi maupun peralatan yang berada di Bagian Pengelolaan Mutu (Pengawasan Mutu atau Pemastian Mutu). Peralatan selalu dijaga kebersihan dan kinerjanya, sehingga diharapkan selalu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Kualifikasi bukan hanya dilakukan terhadap peralatan baru melainkan juga dilakukan terhadap peralatan yang sedang digunakan. Kualifikasi dilakukan secara berkala dan secara rutin. 4.5 Aspek Sanitasi dan Higiene Pelaksanaan sanitasi dan higiene di lingkungan produksi sudah dilaksanakan P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Setiap personil yang masuk ke area produksi mengenakan pakaian pelindung yang bersih dan dilengkapai dengan alat pelindung diri dan dilengkapi dengan prosedur yang harus dipatuhi dan dijalankan dengan ketat. PlantMedan memiliki Area Abu-Abu (Grey Area) dan Area Hitam (Black Area) yang mana Area Abu-Abu (Grey Area) untuk ruangan produksi dan pengemasan primer sedangkan Area Hitam (Black Area) untuk pengemasan sekunder. Semua karyawan diharuskan untuk melaksanakan higiene Universitas Sumatera Utara perorangan dan mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja dan disediakan pelindung diri, seperti tutup kepala, tutup mulut, sarung tangan dan sepatu kerja. Sebelum memasuki ruang produksi harus melewati ruang antara. Untuk karyawan yang bersentuhan langsung dengan bahan obat diharuskan menggunakan masker dan sarung tangan. Ketentuan ini juga berlaku untuk tamu yang berkunjung ke lingkungan proses produksi. Setelah obat selesai diproduksi dan dikemas (primer) maka selanjutnya obat akan diteruskan ke Area Hitam (Black Area) melalui Kotak Hantar (Passing Box) untuk pengemasan sekunder. Untuk pembersihan dilakukan secara teratur dan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk bagian produksi, alat yang digunakan untuk produksi suatu Bets (Batch) produk dengan produk Bets (Batch) yang berikutnyadilakukan pembersihan terlebih dahulu. Baik pembersihan alat maupun pembersihan ruangandilakukan dengan menggunakan antiseptik yang telah ditentukan. Untuk ruangan diluar ruangan produksi juga dilakukan pembersihan secara rutin dengan antiseptik yang telah ditetapkan pula. 4.6 Aspek Produksi P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memproduksi sediaan tablet, kapsul dan krim. Produksi obat dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap agar selalu diperoleh obat jadi yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Prosedur tetap pembuatan obat yang diikuti sudah mengacu pada Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Kegiatan penimbangan, pengolahan, pengemasan, pengendalian dan evaluasi, diarsipkan dalam dokumen produksi. Universitas Sumatera Utara Penanganan bahan dan produk jadi seperti penerimaan, penimbangan, pengolahan pengemasan dan produksi telah dilakukan sesuai dengan prosedur tertulis dan didokumentasikan. Selama pengolahan semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan dan mesin produksi dan ruang kerja diberi label atau penandaan sehingga dapat membantu untuk menunjukan status misalnya karantina, ditolak, diterima dan lain-lain. 4.7 Aspek Pengawasan Mutu Bagian pengawasan mutu telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan melakukan pengujian terhadap bahan awal sesuai spesifikasi bahan awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi. Saat proses produksi berlangsung, dilakukan KontrolSelamaProses (In Process Control/IPC) pada setiap tahapan proses produksi. Kemudian setelah proses produksi selesai, dilakukan pengujian terhadap obat jadi. 4.8 Aspek Pemastian Mutu Bagian pemastian mutu telah melakukan validasi concurrent untuk produk yang diproduksi. Validasi metode analisa juga telah dilaksanakan untuk beberapa produk. P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah melakukan Uji Stabilitas (On Going Stability) produksi tahunan sejak awal januari 2006, sedangkan Stabilitas Setelah produksi (Post Marketing Stability) belum dilakukan. Untuk uji stabilitas dipercepat dilakukan dan disimpan di dalam alat Climatic Chamberyang terdapat di Bagian Pemastian Mutu. Universitas Sumatera Utara 4.9 Aspek Inspeksi Diri dan Audit Mutu Pada P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdapat program inspeksi diri dan audit mutu. Dimana program ini dilakukan 2 kali dalam setahun sesuai dengan kebijkan yang telah ditetapkan. Program ini dilakukan secara berkala guna untuk menilai kesesuaian segala aspek yang berkaitan dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan juga untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. 4.10 Aspek Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali dan Produk Kembalian Industri P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan sebagai salah satu industri produsen obat-obatan yang mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO (International Organization for Standardization) 9001:2008maka P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki sistem manajemen mutu yang baik, sehingga berusaha untuk menjalankan program untuk penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian. P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan melakukan survei terhadap kepuasan pelanggan guna memperoleh masukan saran dan menanggapi keluhan terhadap produk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, yang tentunya perbaikan juga tidak serta merta dilaksanakan akan tetapi juga didasarkan pada pertimbangan penuh. Untuk penarikan kembali produk dilakukan berdasarkan pada hasil pengujian stabilitas di dalam laboratorium terhadap produk pertinggal dari setiap Bets (Batch). Biladari hasil pengujian stabilitas diketahui bahwa produk tidak layak untuk digunakan baik dari segi fisik maupun kimia, maka produk dari Bets (Batch) yang sama yang telah beredar di lapangan juga Universitas Sumatera Utara dilakukan penguijian secara fisik dan kimia. Jika memang terbukti bahwa produk yang beredar di lapangan dan produk pertinggal menunjukkan hasil yang sama, yakni tidak layak untuk dipergunakan karena alasan fisik maupun kimia, maka produk tersebut segera ditarik kembali (dilakukan penarikan kembali produk). Untuk produk yang dikembalikan ke P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan karena alasan kemasan yang meragukan atau terjadi perubahan fisika maupun kimia, maka produk yang dikembalikan tersebut diuji di laboratorium dan disesuaikan dengan produk pertinggal dari Bets (Batch) yang sama. Bila produk pertinggal menunjukkan hasil yang sama (terjadi perubahan fisika maupun kimia) maka produk juga ditarik kembali (dilakukan penarikan kembali produk). Sebaliknya bila produk pertinggal menunjukkan hasil yang berbeda, maka menunjukkan produk tersebut masih layak untuk dipergunakan dan kerusakan terjadi selama proses distribusi maupun proses penyimpanan. 4.11 Aspek Dokumentasi Seluruh proses baik meliputi proses pembersihan ruangan, proses pembersihan alat, proses Produksi, proses KontrolSelamaProses (In Process Control/IPC), maupun pada proses pengawasan mutu atau pemastian mutu dilakukan proses dokumentasi secara jelas. Seluruh kegiatan juga dilakukan berdasarkan pada Prosedur Tetapatau dokumen kerja yang telah dibuat oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Pada aspek dokumentasi juga dilakukan Peninjauan Produk Tahunan (PTT) secara berkala (setiap tahun) berdasarkan dokumen produksi selama setahun untuk mengetahui kualitas atau mutu produk yang diproduksi oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Universitas Sumatera Utara 4.12 Aspek Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan tidak melaksanakan pembuatan obat dan analisis obat yang didasarkan kepada kontrak dari industri farmasi lainnya. 4.13 Aspek Kualifikasi dan Validasi Seluruh alat yang digunakan pada P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medantelah melalui tahap kualifikasi, yang meliputi: Kualifikasi Desain (KD), Kualifikasi Instalasi (KI), Kualifikasi Operasional (KO) dan Kualifikasi Kinerja (KK). Semua kualifikasi baik itu protokol maupun laporan berdasarkan pada Petunjuk Operasional Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Selain adanya kualifikasi terhadap alat yang digunakan juga dilakukan serangkaian tindakan validasi, yang meliputi Validasi Proses (Proses Produksi dan Pengemasan), Validasi Metode dan hingga Validasi Pembersihan. 4.14 Laboratorium Pada Laboratorium terdapat Ruang Mikrobiologi dan Ruang Instrumen, dimana pada ruang mikrobiologi dilakukan serangkaian pengujian mikroorganisme terhadap bahan baku yang hendak digunakan untuk proses produksi (seperti: Akuades, Neomisin, Gentamisin dan lain-lain). Pada ruangan instrumen terdapat sejumlah instrumen untuk pemeriksaan kadar dan pemeriksaan lainnya (seperti: Pemeriksaan Bobot, Disolusi dan lain-lain) terhadap bahan baku, produk antara, produk ruahan, produk jadi, maupun produk yang telah dipasarkan (sampel pertinggal dan pengujian stabilitas). Instrumen yang ada telah memadai Universitas Sumatera Utara untuk dilakukan serangkaian pengujian seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi/KCKT (High Performance Liquid Chromatography/HPLC), Spktrofotometer Ultra Lembayung/Sinar Tampak (Spectrophotometer Ultra Violet/Visible), Penguji Disolusi (Dissolution Tester), Buret dan lain-lainnya. 4.15 Pengolahan Limbah Limbah yang dihasilkan oleh P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat (debu) dari ruang produksi dikumpulkan dengan Pengumpul Debu (Dust Colector) dan diolah dengan cara pembakaran. Limbah cair yang sebagian besar berasal dari pencucian alat-alat produksi dan peralatan laboratorium diolah menggunakan unit pengolahan limbah cair. Limbah cair yang dikeluarkan dari ruangan melalui Saluran Masuk ditampung dalam Bak Penampungan.Selanjutnya dipompakan dengan Mesin Pompa ke Bak Netralisasi.Selanjutnya limbah cair yang telah netral dialirkan ke Bak Aerasi I untuk dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara kedalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Selanjutnya juga dialirkan ke Bak Aerasi II yang juga mendapat perlakuan yang sama dimana dilakukan aerasi dengan menggunakan aerator yang bertujuan untuk menginjeksikan udara kedalam bak tersebut supaya bakteri aerob yang terdapat dalam bak tersebut dapat melakukan penguraian bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah cair tersebut. Lalu dialirkan ke Bak Sedimentasi dimana limbah cair tersebut Universitas Sumatera Utara didiamkan/diendapkan beberapa hari selanjutnya dialirkan ke Bak Biokontrol untuk dilakukan pengujian terhadap hasil pengolahan limbah cair tersebut berupa nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) bila telah memenuhi syarat nilai BOD dan COD maka limbah cair yang telah diolah tersebut dapat dibuang ke lingkungan secara aman.Sampai saat ini, hasil pengolahan limbah yang dilakukan telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan parameter baku mutu lingkungan. 4.16 Pengolahan Udara P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki Sistem Pengatur Udara (Air Handling System/AHS) yang terdiri atas tiga Unit Pengatur Udara (Air Handling System/AHU). Dimana Unit Pengatur Udara (Air Handling System/AHU) yang pertama digunakan untuk produksi sediaan tablet, yang kedua untuk sediaan krim dan yang ketiga untuk sediaan tablet. Setiap Unit Pengatur Udara (Air Handling System/AHU) juga memiliki dua saluran Udara Masuk (Inlet) dari Udara Segar (Fresh Air) dan Udara Sirkulasi (Circulation Air) dengan perbandingan Udara Segar (Fresh Air) dan Udara Sirkulasi (Circulation Air) sebesar 20% dan 80%. Udara Masuk (Inlet) ke Unit Pengatur Udara (Air Handling System/AHU) selanjutnya disaring dengan memiliki Penyaringan Awal (Pre Filter), Penyaringan Medium (Medium Filter) dan Penyaringan Partikulat Udara Berefisiensi Tinggi (HighEfficiency Particulate AirFilter/HEPA Filter), selanjutnya dilakukan penyesuaian suhu dengan kondensor dan dialirkan ke setiap ruangan dengan Peniup (Blower). Universitas Sumatera Utara Udara yang bersih masuk ke setiap ruangan produksi melalui saluran udara yang terletak di bagian atas ruangan. Udara kotor yang berasal dari setiap ruangan kemudian dihisap kembali dari bagian atas ruangan juga, yang kemudian dihantarkan ke Unit Pengatur Udara (Air Handling System/AHU) sebagai Udara Sirkulasi (Circulation Air). Udara kembalian yang berada pada bagian atas ini lebih rendah efisiensinya karena udara bersih yang masuk dari bagian atas kemungkinan telah dihisap kembali padahal belum digunakan atau belum dimanfaatkan, hal inilah yang menyebabkan penurunan efisiensi Sistem Pengatur Udara (Air Handling System/AHS) ini. Kondensor yang terletak setelah Penyaringan kurang efisien, karena pada Kondensor terjadi pengembunan, sehingga kelembaban pada kondensor cukup tinggi.Hal ini memungkinkan pertumbuhan mikroba. Oleh karena itu, udara yang telah disaring melalui Penyaringan yang masuk ke Kondensor kemungkinan akan timbul kontaminasi lagi terhadap mikroba, sehingga akan menurunkan tingkat kebersihan udara yang akan disalurkan ke ruangan produksi. Begitu pula Peniup (Blower) yang terletak setelah Penyaringan dan Kondensor kurang efisien, karena Peniup (Blower) juga dapat melepaskan partikel yang akan menurunkan kualitas udara yang masuk ke ruangan produksi. 4.17 Pengolahan Air Pengolahan Air yang terdapat di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan belum dialirkan secara langsung ke ruangan-ruangan tetapi masih diolah sesuai kebutuhan, dan kemudian dihantarkan ke setiap ruangan yang membutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Setiap jam dapat dihasilkan Universitas Sumatera Utara 16 liter air yang telah dimurnikan, dan telah dapat memenuhi kebutuhan produksi di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Air yang hendak diolah merupakan air yang berasal dari air permukaan, hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kualitas air permukaan P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan lebih baik dari kualitas air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Pengolahan air dilakukan dengan beberapa tahapan, dimana air dikumpulkan terlebih dahulu pada bak penampungan, selanjutnya disaring melalui Penyaringan Pasir (Sand Filter), guna menyaring partikel-partikel yang ikut terbawa bersama dengan air, selanjutnya disaring lagi melalui Penyaringan Karbon (Carbon Filter) untuk menghilangkan bau dan warna pada air. Setelah dilakukan penyaringan air masuk ke Pemanas (Heater) untuk dipanaskan pada titik didih air yakni suhu 100oC, sehingga air akan menguap dan uap air kemudian masuk ke pendingin kapiler untuk mengalami pendinginan dan kemudian mengembun menjadi air kembali. Air yang telah murni ditampung pada bak penampungan akhir yang berkapasitas 1200 liter. Selanjutnya didistribusikan ke bagian-bagian produksi yang membutuhkan melalui jerigen. Penyaringan Pasir (Sand Filter) dan Penyaringan Karbon (Carbon Filter) secara rutin dibersihkan atau diregenerasi kembali setiap 3 bulan sekali. Sistem pengolahan air dimana akuades masih disalurkan secara manual ke ruangan produksi melalui jerigen kurang efisien, karena akan memungkinkan paparan terhadap mikroba sewaktu pendistribusian akuades ke ruangan produksi yang membutuhkannya. Universitas Sumatera Utara 4.18 Pengemasan Pengemasan sekunder obat yang hendak dipasarkan dilaksanakan pada Bagian Pengemasan Sekunder. Dimana obat yang telah selesai diproduksi dan dilakukan pengemasan primer dari Bagian Produksi dikirimkan melalui Kotak Hantar (Passing Box) ke Bagian Pengemasan Sekunder, untuk dikemas. Pada bagian Pengemasan Sekunder ini, kemasan kotak ada yang masih dilakukan Pelabelan (Labelling) secara manual, dan ada yang telah dicetak secara komputerisasi. Demikian pula untuk proses Pencetak (Printting) terhadap Nomor Bets (Batch Number), Kode Produksi dan Tanggal Kadaluarsa ada yang masih dilakukan Pelabelan (Labelling) secara manual, dan ada yang telah dicetak secara komputerisasi. 4.19 ISO (International Organization for Standardization) 9001:2008 P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, telah mendapat sertifikat ISO (International Organization for Standardization) 9001:2008. Hal ini berarti P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang berstandar Internasional sehingga akan menjamin bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Sistem Manajemen Mutu (SMM)ISO (International Organization for Standardization) 9001:2008 dapat memberikan manfaat, baik internal bagi P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan maupun eksternal terhadap P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. Manfaat internal untuk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan diantaranya: Universitas Sumatera Utara • Meningkatkan mutu produk atau pelayanan jasa • Mengurangi pekerjaan ulang dan produk/jasa yang tidak sesuai • Menumbuhkan budaya pemecahan masalah dan perbaikan berkesinambungan • Meningkatkan kompetensi dan motivasi karyawan • Adanya tanggung jawab, wewenang dan standar kerja yang jelas Manfaat eksternal untuk P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan diantaranya: • Mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan • Menjamin konsistensi mutu produk atau pelayanan jasa yang diberikan • Memberikan keyakinan dan kepastian pada pelanggan • Meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan • Meningkatkan pangsa pasar dan keuntungan Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). 2. PT. Kimia Farma Plant Medan telah memiliki rancangan bangunan, konstruksi, ukuran, dan penataan ruangan yang memadai sehingga memudahkan pelaksanaan produksi, pembersihan, dan pemeliharaan yang baik. 3. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri dari bagian produksi, pemastian dan pengawasan mutu yang masing-masing dikepalai oleh seorang apoteker. 4. P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan merupakan salah satu unit perusahaan P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. yang mendapatkan tugas untuk memproduksi berbagai bentuk sediaan, diantaranya: bentuk sediaan salep, bentuk sediaan tablet dan bentuk sediaan kapsul 5. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan telah melaksanakan pengolahan limbah dan hasil pengolahan limbah telah memenuhi syarat baku mutu lingkungan. Universitas Sumatera Utara 5.2 Saran 1. PT. Kimia Farma Plant Medan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan upaya yang telah dilakukan dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi melalui pelaksanaan CPOB. 2. Pada PKP yang akan datang disarankan untuk dapat memberikan materi tentang pengenalan fasilitas, gedung, dan alat-alat yang terdapat di PT. Kimia Farma Plant Medan. 3. Sebaiknya personil dapat bekerja sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat agar tidak terjadi kesalahann dalam proses pengelolaan mutu. Universitas Sumatera Utara