tinjauan pustaka

advertisement
7
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan disajikan tinjauan literatur yang berkaitan dengan
beberapa konsep yang akan dilihat pada penelitian ini. Tinjauan literatur tersebut
diantaranya komunikasi, komunikasi pemasaran, perilaku konsumen, promosi,
personal selling, merek, leaflet, presentasi penjualan, multi level marketing,
pertanian organik, efektivitas, efektivitas dengan EPIC Model, serta dimensidimensi penilaian yaitu, empati, persuasi, dampak, dan komunikasi.
Komunikasi
Komunikasi adalah interaksi antar manusia yang bertujuan untuk
menumbuhkan pengertian antara komunikator dan komunikan. Komunikasi yang
efektif ialah komunikasi yang memiliki kesamaan makna atau pengertian antara
komunikator dan komunikan. Menurut Ruslan (1997), istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin yaitu communications dan bersumber dari kata communis yang
berarti sama atau yang dimaksud ialah sama makna (lambang). Kegiatan
komunikasi tersebut secara sederhana tidak hanya menyampaikan informasi,
tetapi juga mengandung unsur persuasi yakni agar orang lain bersedia menerima
suatu pemahaman dan pengaruh, mau melakukan suatu perintah atau bujukan.
Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan seharihari. Berkomunikasi dalam kegiatannya ialah suatu upaya mencapai kesamaan
makna antar penerima dan pengirim pesan. Komunikasi memiliki manfaat yaitu
dapat berbagi informasi, gagasan, kesan, dan sikap dengan partisipan komunikasi
lainnya. Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi secara umum dapat diartikan:
“proses pengiriman, penerimaan, dan pemahaman gagasan atau
perasaan dalam bentuk pesan verbal atau nonverbal secara
disengaja atau tidak disengaja dengan tujuan mencapai kesamaan
makna”.
Komunikasi juga memiliki pemahaman lain menurut berbagai ahli, seperti
yang dikemukakan oleh Bungin (2006) bahwa komunikasi merupakan sebuah
proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap, dan
perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik atau
sikap, perilaku dan perasaan-perasaan sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi
terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman
yang pernah dialami. Fenomena komunikasi dipengaruhi pula oleh media yang
digunakan,sehingga media juga ikut mempengaruhi isi informasi dan penafsiran.
Terdapat empat unsur penting dalam komunikasi, yaitu sumber informasi
(source), pesan (message), saluran (media), dan penerima (audience).
Menurut Berlo et al. dalam Kusumastuti (2009) proses komunikasi
melibatkan beberapa unsur di dalamnya seperti: (1) komunikator yang
menyampaikan gagasan atau pesan; (2) gagasan dan perasaan yang diubah
menjadi pesan yang akan disampaikan; (3) pesan yang disampaikan; (4)
komunikan atau penerima pesan; (5) umpan balik pesan.
8
Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) Komunikasi menjadi efektif
apabila ada pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, mempunyai hubungan
sosial baik dan adanya tindakan. Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas
kandungan rangsangan seperti yang diaksudkan oleh pengirim pesan.
Komunikator dikatakan efektif apabila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama dalam berkomunikasi
adalah ketidakberhasilan dalam menyampaikan isi pesan secara cermat.
Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan
terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain. Komunikasi dikatakan efektif
jika komunikan (penerima) dapat terpengaruh oleh komunikator (pengirim),
tindakan mempengaruhi bertujuan agar orang lain memahami ucapan, dan
melakukan tindakan agar sesuai dengan yang kita inginkan. Komunikasi efektif
secara keseluruhan memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh
kepercayaan (Kennedy dan Soesmanegara, 2009).
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan bagian dari komunikasi sehingga
kedua hal tersebut tentu saling berkaitan. Komunikasi pemasaran berperan penting
dalam penjualan produk. Menurut Kotler dalam Kusumastuti (2009) komunikasi
pemasaran ialah upaya yang dilakukan pihak penjual kepada konsumen sasaran
mengenai keberadaan produk. Adapun tujuan dari komunikasi pemasaram
menurut Tjiptono (2008) yaitu untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi
untuk menarik konsumen melakukan pembelian, dan mengingatkan khalayak
untuk melakukan pembelian ulang.
Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) komunikasi pemasaran
adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran
suatu perusahaan. Aplikasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media
yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Komunikasi
pemasaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari komunikasi
sehingga kedua aspek memiliki peranan yang sama penting.
Komunikasi pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memberikan informasi serta menarik perhatian konsumen untuk membeli atau
memanfaatkan produk yang dipasarkan. Salah satu kegiatan komunkiasi
pemasaran adalah promosi yang memiliki hubungan diantara keduanya. Promosi
yang baik ialah promosi yang memiliki perencanaan komunikasi pemasaran yang
tepat sehinga keduanya dapat berjalan secara efektif.
Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung upaya
pemasaran suatu produk teretentu. Promosi menentukan tingkat penjualan suatu
produk. apabila promosi tersebut dapat menjangkau minat dan kebutuhan
konsumen maka akan timbul hubungan keberlanjutan antara konsumen dengan
pihak penjual yang akan melakukan transaksi pembelian produk. Strategi promosi
yang tepat sangat diperlukan oleh pihak penjual untuk menghadapi persaingan
dengan pihak lainnya. Hal ini disebabkan karena melalui strategi promosi yang
9
tepat pihak penjual dapat mempertahankan pangsa pasarnya atau bahkan
meningkatkan pangsa pasar dan memperkokoh mereknya di pasar.
Menurut Kotler (2002) promosi ialah kegiatan yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan membujuk konsumen
sasaran untuk membeli produk tersebut. Selain itu, Swastha (2007) juga
mengungkapkan pengertian dari promosi yaitu arus informasi atau persuasi satu
arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menyebabkan pertukaran dalam pemasaran. Hasan (2008) mengemukakan
pengertian promosi yaitu fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan
program-program pemasaran secara persuasif kepada target audiens (pelanggan
atau calon pelanggan) untuk mendorong terciptanya transaksi pertukaran antara
perusahaan dan audiens. Jadi, dapat dikatakan bahwa promosi merupakan suatu
bentuk kegiatan persuasi yang sengaja dibuat untuk mengarahkan seorang/
sekelompok orang melakukan tindakan pembelian atau pertukaran dalam
pemasaran.
Terdapat pula yang disebut variabel promosi yaitu berupa upaya
perusahaan untuk menyampaikan informasi tentang organisasi dan produkproduknya serta meningkatkan kesadaran tentang keberadaan organisasi dan
produk yang telah lama dijual.
Menurut Kotler (1995) Upaya yang dilakukan komunikator dalam
mengembangkan program promosi mencakup langkah berikut yaitu:
1. Mengidentifikasi sasaran dan karakteristiknya, termasuk kesan yang
dimiliki audiens terhadap produk;
2. Mendefinisikan tujuan komunikasi, apakah untuk menciptakan kesadaran,
pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, atau pembelian;
3. Merancang suatu pesan yang mengndung isi, struktur, format, dan sumber
yang efektif;
4. Memilih saluran komunikasi personal dan non personal;
5. Menetapkan anggaran promosi (metode persentase dari penjualan, metode
keseimbangan kompetitif, dan metode tujuan-tugas);
6. Memonitor untuk melihat seberapa banyak pasar yang menjadi sadar akan
produk, mencobanya, dan puas dalam produk tersebut; dan
7. Mengelola dan mengintegrasikan semua komunikasi untuk konsistensi,
penentuan waktu yang baik, dan efektivitas biaya.
Di sisi lain, adapun tujuan dari promosi menurut Kotler (2002) dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Menginformasikan agar masyarakat tahu bahwa sebuah perusahaan telah
mengeluarkan produk, menginformasikan keberadaan dan kegunaan
produk, menjelaskan bagaimana cara kerja produk, membangun citra
perusahaan. menginformasikan perubahan nama atau harga produk;
2. Membujuk agar masyarakat tertarik dan melakukan pembelian produk
serta membentuk persepsi konsumen; dan
3. Mengingatkan agar konsumen tetap ingat dan membeli produk yang sama
berulang-ulang jika produk yang dipakai telah habis masa berlakunya.
mengingatkan konsumen dimana konsumen bisa mendapatkan
produk.memepertahankan citra produk dan perusahaan dalam ingatan
konsumen.
10
Menurut Tjiptono (2008) pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk
komunikasi
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan yang
bersangkutan. Secara garis besar, proses komunikasi pemasarana diperlihatkan
oleh Gambar 1.
Gagasan
PENGIRIM
Pemahaman
Encode
Decode
Media
Pesan
Encode
Feedback
Decode
Penerima
Respon
Pemahaman
Gambar 1 Model komunikasi pemasaran (Tjiptono 2008)
Perilaku Konsumen
Komunikasi pemasaran atau upaya strategi promosi tentu tidak terlepas dari
aspek konsumen. Konsumen memiliki peran penting dalam penentuan promosi
suatu perusahaan. Menurut Setiadi (2008) bahwa biasanya strategi pemasaran
diarahkan pada frekuensi konsumen berkunjung ke toko untuk melakukan suatu
pembelian produk. Hal ini dicapai dengan mengembangkan dan menyampaikan
bauran pemasaran yang diarahkan pada pasar sasaran yang dipilih meliputi
elemen produk, promosi, distribusi, dan harga.
Kegiatan komunikasi pemasaran atau upaya promosi dilakukan suatu
perusahaan untuk menarik konsumen agar melakukan pembelian produk. Namun,
tentunya pihak penjual harus memperhatikan karakteristik dan hal yang
mempengaruhi perilaku konsumen. Menurut Setiadi (2008) keputusan pembelian
dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan
psikologi pembeli. Sebagian besar adalah faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh pemasar tetapi harus diperhitungkan. Berikut adalah faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dari pembeli:
1. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan meliputi di dalamnya tentang kebudayaan itu sendiri.
sub budaya. dan kelas sosial. Kebudayaan merupakan faktor penentu
paling besar dari keinginan seseorang. Hal ini karena dinilai
mempengaruhi nilai-nilai pada pribadi seseorang. Sub budaya merupakan
kelompok-kelompok yang juga menentukan pribadi seseorang tempat
dimana pribadi tersebut tinggal. Di samping hal tersebut, kelas sosial juga
sangat mempengaruhi pribadi seseorang karena suatu masyarakat yang
tersususun secara hierarki dan keanggotannya mempunyai nilai, minat, dan
perilaku yang serupa.
11
2. Faktor Sosial
Termasuk di dalamnya kelompok referensi, keluarga, serta peran dan
status. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Selain itu, keluarga juga dapat mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian. Seseorang pada umumnya berpartisipasi dalam
kelompok selama hidupnya meliputi keluarga, klub, dan organisasi. Posisi
seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan
status.
3. Faktor Pribadi
Termasuk di dalamnya umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga dan
diidentifikasi berdasarkan kelompok pekerjan tertentu. Selain itu, keadaan
ekonomi tertentu juga menjadi penentu pola konsumsi seseorang. Gaya
hidup daqn kepribadia terlihat secara psikologis dan lingkungan konsisten
yang mempengaruhi seseorang.
4. Faktor Psikologis
Motivasi dan persepsi yang termasuk dalam faktor psikologis yang akan
mempengaruhi seorang pembeli dalam melakukan pembelian. Motivasi
menentukan apakah seorang pembeli merasakan suatu kebutuhan yang
dirasakan yang bersifat psikogenik atau kebutuhan yang timbul dari
keadaan fisiologis tertentu. Persepsi yang didefinisikan sebagai proses
dimana seorang memilih, mengorganisasikan atau mengartikan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran atas obyek tertentu. Proses belajar dan
kepercayaan serta sikap juga terholong dalam faktor psikologis yang
timbul berdasarkan pengalaman dan gagasan deskriptif.
Personal Selling
Penjualan perorangan atau personal selling adalah bentuk komunikasi
antar individu dimana tenaga penjual menginformasikan, mendidik, dan
melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk membeli produk atau jasa
perusahaan. Menurut Machfoedz (2010) personal selling merupakan media
respon langsung paling efektif karena disampaikan secara langsung dalam
pertemuan tatap muka antara penjual dan pembeli.
Personal selling mempunyai beberapa ciri yang khas yang melibatkan
interaksi pribadi antara dua atau lebih orang, sehingga setiap saat orang dapat
mengamati kebutuhan orang lain dan ciri-cirinya serta dengan cepat melakukan
penyesuaian. Selain itu, memungkinkan tumbuhnya hubungan baik antara penjual
dan pembeli akibat intensitas pertemuan yang dilakukan.
Menurut Kotler (1995) penjualan pribadi (Personal selling) adalah kiat
yang paling efektif biaya dalam tahap-tahap berikut dari proses pembelian.
terutama dalam membentuk preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan. Selain
itu, menurut William G. Nickels dalam Swastha (2007) personal selling adalah
interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling
menguntungkan dengan pihak lain. Swastha (2007) mengungkapkan bahwa
12
personal selling merupakan komunikasi orang secara individual. Lain halnya
dengan periklanan dan kegiatan promosi lain yang komunikasinya bersifat massal
dan tidak bersifat pribadi. Jadi, dapat dikatakan bahwa personal selling
merupakan suatu bentuk kegiatan yang dinilai paling efektif dalam proses
pertukaran dalam pemasaran karena menggunakan komunikasi secara individual.
Bentuk kegiatan promosi personal selling ini lebih fleksibel dibandingkan
dengan bentuk kegiatan lainnya. Hal ini disebabkan karena pihak penjual dapat
langsung mengetahui keinginan, motif, perilaku konsumen, dan tindakan
konsumen sehingga pihak penjual dapat langsung mengadakan penyesuaian
seperlunya. Menurut Assauri (2004) tujuan dilakukannya personal selling adalah
untuk membangkitkan kesadaran tentang tersedianya suatu produk,
menggairahkan minat pembeli, membina preferensi terhadap produk tertentu,
merundingkan soal harga dan syarat jual beli lainnya, menyelesaikan transaksi
jual beli dan mengusahakan eksistensi produk pasca transaksi.
Selain itu, Assauri (2004) juga mengungkapkan ciri khas personal selling,
yaitu:
1. Hubungan langsung secara personal confrontation
Terjadi hubungan langsung antara penjual dan pembeli yang menyebabkan
kedua pihak dapat saling mengamati sifat, kebutuhan, dan sekaligus dapat
mengadakan penyesuaian secara langsung.
2. Pemupukan hubungan
Terdapat beraneka ragam bentuk hubungan, baik itu hubungan jual beli
murni atau berkembang menjadi hubungan persahabatan yang erat.
3. Tanggapan (respon)
Terjadi dialog, dapat membuat pembeli merasa berhutang budi karena
telah mendengarkan atau menghabiskan waktu dengan penjual.
Kusumastuti (2009) menambahkan bahwa personal selling (penjualan
tatap muka) memiliki keunggulan yaitu pihak penjual dapat menyampaikan pesan
yang kompleks mengenai karakteristik produk yang tidak mungkin disampaikan
dalam iklan di media elektronik dan media cetak. Pihak penjual dapat
mendemonstrasikan produk atau mempengaruhi tampilan audiovisual untuk
mrmperoleh perhatian penuh dan konsumen potensial. Selain itu, terdapat
kelemahan jika dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari
penjualan tatap muka adalah bahwa komunikasi terjadi pada sekelompok kecil
konsumen potensial. Akibatnya, penjualan tatap muka menjadi mahal jika diukur
berdasarkan biaya perkontak dengan konsumen potensial.
Merek (Brand)
Merek atau yang sering kita kenal dengan pelabelan memiliki kekuatan
untuk membantu proses penjualan. Merek berperan penting dalam menarik
perhatian dan kepercayaan konsumen karena kebanyakan konsumen akan
memutuskan untuk melakukan pembelian produk ketika suau produk memiliki
kekuatan yaitu merek. Menurut Swastha (2007) istilah merek muncul ketika
persaingan produk semakin tajam menyebabkan perlunya penguatan merek
sebagai upaya membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Selain
13
membantu proses penjualan, merek juga menjadi ciri khas suatu produk karena
dapat membantu ingatan konsumen tentang produk tersebut.
Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) upaya-upaya yang dilakukan
oleh perusahaan untuk melakukan upaya penetrasi pasar dan reinforce product
dilakukan dengan cara memberikan merek pada produk sesuai dengan citra
produk atau istilah yang disebut branding. Merek memiliki nilai kualitas
barang/jasa yang diperoleh dari pengalaman penggunaan produk. Selain merek,
pengemasan juga mempengaruhi kualitas sebuah produk. Pengemasan yang baik
dan menarik akan menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian produk.
Pemberian label atau lambang juga menjadi bagian dari merek karena di
samping menarik minat dan perhatian konsumen untuk melakukan pembelian juga
dapat memudahkan konsumen dalam mengingat produk. Manfaatnya dengan
mudah diingat oleh konsumen maka akan menimbulkan loyalitas konsumen untuk
menggunakan produk pada kurun waktu berikutnya ketika produk habis
dikonsumsi. Menurut Kennedy dan Soesmanegara (2009) sebuah label atau
lambang tidak begitu saja dengan cepat akan dikenal baik oleh masyarakat,
membutuhkan waktu yang lama untuk memperkenalkan merek/ lambang/ label.
Kemunculan merek sendiri bertingkat sesuai dengan sejauh mana brand ini
populer dengan batasan-batasan yang dimilikinya. Tingkatan tersebut yaitu terdiri
dari tingkat lokal, tingkat regional, dan tingkat global/ dunia.
Leaflet
Leaflet merupakan salah satu bentuk media promosi yang banyak
digunakan sebagai upaya pemasaran produk. Demikian pula dengan produk
pertanian organik yang menggunakan leaflet sebagai media promosi yang dinilai
efisien digunakan. Menurut Effendy (2002) leaflet merupakan lembaran kertas
berukuran kecil yang mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum
sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Effendy (2002) menyatakan
bahwa leaflet adalah satu bentuk komunikasi dari organisasi kepada khalayak.
Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang sering dipakai dalam komunikasi
massa. Maka Effendy (2002) menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Susunlah suatu uraian yang menyeluruh tetapi singkat dan padat;
2. Aturlah supaya terbangkitkan perhatian (attention) pada bagian
pembukaan, terpelihara minat (interest) mulai dari awal sampai akhir, dan
terciptakan kesan (impression) mendalam pada bagian penutup;
3. Pergunakan bahasa yang lazim dan umum; dan
4. Sisipkan ilustrasi ataupun anekdot.
Leaflet yang digunakan dalam pemasaran produk harus berisi informasi
yang dibutuhkan oleh calon konsumen. Hal tersebut untuk memenuhi informasi
yang dibutuhkan konsumen meliputi manfaat produk, harga produk, jenis produk,
dan alamat tempat penjual produk. Leaflet pada produk beras organik juga harus
berisi informasi-informasi tersebut agar konsumen menjadi mengerti dan tertarik
setelah membaca leaflet yang diberikan.
14
Presentasi Penjualan
Menurut Kennedy dan Soesmanegara Presentasi penjualan merupakan
bagian dari stretegi promosi personal selling yang sering dilakukan dalam proses
penjualan produk. Tenaga penjual harus memahami bagaimana melakukan
presentasi produk dengan tepat agar calon konsumen dapat memahami dan segera
mengambil keputusan untuk melakukan pembelian produk. Tenaga penjual
merupakan peranan penting dalam presentasi penjualan karena dapat membantu
manajeman dengan memberikan berbagai informasi tentang produk yang akan
dipasarkan. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan presentasi
penjualan ialah melakukan pengamatan lebih dahulu pada konsumen dalam
beberapa situasi yang berbeda dengan jenis konsumen yang berbeda pula.
Menurut Swastha (2007) tenaga penjualan memiliki peran penting karena
melakukan penjualan dengan bertemu tatap muka. dimana pihak penjual langsung
menemui konsumen untuk melakukan presentasi penjualan dengan
menyampaikan banyak informasi tentang produk. Swastha (2007) menyampaikan
bahwa:
“Penjualan dengan bertemu tatap muka ini hanya
merupakan satu dari beberapa fungsi penting lainnya.
Fungsi-fungsi lain tersebut adalah: (1) mengadakan analisa
pasar; (2) menentukan calon konsumen; (3) mengadakan
komunikasi; (4) memberikan pelayanan; (5) memajukan
langganan. (6) mempertahankan langganan; (7)
mendefinisikan masalah; (8) mengatasi masalah; (9)
mengatur waktu; (10) mengalokasikan sumber-sumber;
dan (11) meningkatkan kemampuan diri”.
Multi Level Marketing
Terdapat jenis-jenis penjualan yang dapat digolongkan dalam bentuk
strategi promosi presentasi penjualan yaitu sistem penjualan multi level marketing.
Sistem penjualan multi level marketing atau yang sering disebut dengan MLM
menurut Kishel (1992) mendefinisikan MLM sebagai metode penjualan dimana
konsumen mempunyai kesempatan untuk menjadi distributor pabrik yang dapat
membangun jaringan atau level di bawahnya. Setiap level akan berbagi
keuntungan pada level-level di atasnya. Tracy (2005) menyatakan MLM adalah
gambaran jenis pemasaran lainnya karena sebuah perusahaan MLM adalah salah
satu ragam pemasaran tertentu dan rancangan kompensasinya melibatkan
sejumlah tingkat pengorganisasian kelompok dan pembayaran komisi, serta dapat
menerapkan segala metode penjualan.
Menurut Kishel (1992) dapat dikatakan bahwa MLM adalah sistem
penjualan secara langsung kepada konsumen yang dilakukan secara berantai,
dimana seorang konsumen dapat menjadi distributor produkdan dapat
mempromosikan produknya kepada orang lain untuk bergabung dengan kelompok
yang dibuatnya. Dalam rangkaian distributor terdapat istilah “upline” dan
“downline”. Upline adalah distributor tingkat pertama yang mempromosikan
distributor tingkat kedua sedangkan downline adalah pihak yang disponsori oleh
15
distributor tingkat pertama. Downline juga dapat menjadi upline bagi orang lain
dengan membangun jaringan baru di bawahnya dengan cara mensponsori orang
lain ke dalam kelompoknya dan demikian seterusnya.
MLM lebih memanfaatkan kekuatan manusia daripada institusi non riset
dan lainnya untuk mempromosikan dan menjual produk barang atau jasa. MLM
juga menitikberatkan pada kekuatan kontak pembeli dan persuasif dalam
penjualan. dimana si penjual berfungsi lebih dari sekedar seorang juru tulis yang
mencatat hasil penjualan.
Pertanian Organik
Mengingat permasalahan tentang kerusakan lingkungan yang sudah sangat
menndunia. masyarakat dunia mulai menggugah mengenai masalah kerusakan
lingkungan dan ketahanan pangan yang dilakukan dengan melaksanakan usahausaha terbaik untuk mendukung terciptanya lingkungan yang terawat.
Berkembangnya teknologi revolusi hijau membawa pengaruh penggunaan
teknologi terkait dengan penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk kima dan
pestisida. Pertanian orgaanik menjadi terobosan baru sebagai upaya
mengembalikan kelestarian lingkungan. Produk pertanian organik yang
diperkenalkan di kalangan masyarakat saat ini menjadi salah satu upaya
mengembalikan kesuburan tanah serta alternatif budaya hidup sehat.
Produk pertanian organik yang dahulu tidak lebih unggul dibandingkan
produk pertanian konvensional atau nonkonvensional saat ini kembali mulai
dikembangkan oleh banyak produsen pertanian sebagai upaya menyelamatkan
bumi dan budaya hidup sehat. Hal ini disebabkan karena kualitas produk pertanian
yang lebih baik karena memang terbukti mengandung bahan sehat dan alami.
Kondisi yang dialami saat ini ialah kurangnya kesadaran masyarakat tentang
hidup sehat. Selain itu, produk pertanian organik masih kurang mendapat
sambutan dan perhatian yang baik di kalangan masyarakat walaupun masyarakat
telah banyak mengetahui tentang keberadaan produk organik.
Istilah pertanian organik menghimpun berbagai kalangan mulai dari
petani, konsumen, lembaga atau komunitas pertanian untuk secara serius dan
bertanggung jawab menghindarkan bahan kimia dan pupuk yang bersifat
meracuni lingkungan. Menurut Fahmi et al. dalam Junarto (2008) pertanian
organik memiliki lima prinsip, yaitu:
a. Pertanian organik berbasiskan pada budaya dalam masyarakat pertanian itu
sendiri;
b. Pertanian sebagai budaya dan kehidupan;
c. Pertanian organik adalah menjaga kelestarian dan keseimbangan
ekosistem;
d. Pertanian organik untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Hal ini
menjadi tujuan pertama, selanjutnya petani dapat menjual hasil
pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya; dan
e. Pertanian organik sebagai wujud gerakan sosial yang berasaskan langsung,
adil, saling mengerti, dan jujur.
Beras organik merupakan salah satu contoh dari berbagai produk organik
yang terdapat di pasar. Beras varietas sintanur dan beras merah merupakan salah
16
satu produk organik yang dikembangkan di kalangan masyarakat karena
keunggulan produk organik itu sendiri yaitu bebas dari zat-zat kimia yang
berbahaya. Dalam proses produksi beras organik tidak menggunakan pupuk kmia
dan pestisida. Hal ini tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan
bermanfaat bagi kesehatan jika diproduksi.
Efektivitas
Pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf tercainya hasil.
Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf
tercapainya hasil. Pengertian ini sering atau senantiasa dikaitkan dengan
pengertian efisien. meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya.
Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat
pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan
antara input dan output-nya. Kata kunci efektivitas adalah efektif karena pada
akhirnya keberhasilan perusahaan diukur dengan konsep efektivitas.
Menurut Rakhmat (2003) komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang
disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat
dengan rangsangan yang ditangkap dan pengertian yang diterima oleh penerima.
Pengertian diartikan sebagai penerimaan yang cermat dari isi stimuli, seperti yang
dimaksud oleh komunikator atau pengirim pesan. Komunikasi pemasaran tidak
akan berjalan secara maksimal apabila tidak dilakukan perencanan secra efektif.
Komunikasi pemasaran yang efektif harus direncanakan dengan memperhatikan
situasi, waktu, tempat, dan pendengarnya (Rumanti, 2002).
Efektivitas komunikasi menurut Tubbs and Moss (2000) terdapat lima hal
yang dijadikan ukuran yaitu: (1) pemahaman, arti pokok pemahaman adalah
penerimaan yang cermat atas kandungan pesan seperti yang yang dimaksud oleh
pengirim pesan dan dapat dikatakan efektif jika penerima memperoleh
pemahaman seperti apa yang dimaksudkan oleh pengirim pesan; (2) kesenangan,
komunikasi tidak selalu untuk tujuan tertentu. Adakalanya komunikasi hanya
bertujuan untuk bertegur sapa atau membahagiakan satu sama lain; (3)
mempengaruhi sikap, tindakan mempengaruhi orang lain sesuai ucapan kita; (4)
memperbaiki hubungan, komunikasi yang dilakukan dalam suasana psikologi
yang positif sangat mempengaruhi keefektifitasan komunikasi; (5) tindakan,
sesuatu yang dilakukan orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan merupakan
hal paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Efektivitas Promosi dengan EPIC Model
EPIC Model digunakan untuk melakukan analisa terhadap dampak
komunikasi dalam promosi. Metode ini ditemukan oleh lembaga riset dan
penelitian AC. Nielsen dan terdiri dari empat dimensi yang saling melengkapi.
Menurut Durianto at al. (2003) dimensi-dimensi yang ada pada EPIC Model
adalah:
17
Dimensi empati (Empathy)
Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai promosi.
dan bagaimana konsumen melihat hubungan promosi tersebut dengan pribadi
mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau
keadaan yang sama dengan orang atau kelompok lain. Dimensi empati dapat
menggambarkan keadaan positif maupun negatif dan menyenangkan atau tidak
menyenangkan dari suatu kegiatan promosi. Dalam hal ini konsumen dapat
merasakan empat jenis tanggapan afektif, yaitu emosi, perasaan khusus, suasana
hati, dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya.
Dimensi persuasi (Persuation)
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu
promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu produk, sehingga
pemasar dapat memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap
keinginan konsumen untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Persuasi
adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berprilaku yang disebabkan
oleh komunikasi promosi dan sesuatu yang dapat menarik seseorang untuk
melakukan suatu hal tertentu.
Dimensi dampak (Impact)
Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk bisa terlihat lebih
menonjol daripada produk lain dan apakah suatu promosi dapat mengikutsertakan
konsumen dalam pesan yang disampaikan. Tujuan dari dimensi dampak adalah
peningkatan product knowledge (pengetahuan produk) yang dicapai konsumen
melalui tinngkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau
proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda
yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan
pembelian.
Dimensi komunikasi (Communication)
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaika, pemahaman
konsumen, kekuatan kesan yang ditinggalkan dan kejelasan promosi. Perspektif
pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang
berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber
komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan.
kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling
tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian pesan
ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan
televisi dan bentuk promosi lainnya. Penerima pesan atau konsumen, jika digiring
ke suatu promosi. harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Pada
akhirnya konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau
melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan.
18
khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Tahapan pertama terjadi ketika penjual/pemasar menciptakan
komunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna
b. Tahap kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan
memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan
interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.
Teknik Terapan EPIC Model
Ulasan tentang EPIC Model lebih jauh akan diperjelas dengan analisis
tabulasi sederhana dan perhitungan rata-rata terbobot. yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhana. data yang diperoleh ke dalam bentuk
presentasi a.
Keterangan:
P = jumlah responden yang memilih
kategori tertentu
100%
∑
fi = jumlah responden yang memilih
kategori tertentu
∑ = banyaknya jumlah responden
2. Skor Rata-rata
Setaiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan. diberikan
bobot. Cara menghitung skor adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil
kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan umlah total frekuensi.
Keterangan:
∑ .
X
= rata-rata berbobot
100%
∑
fi = frekuensi
wi = bobot
Setelah itu digunakan skala penilaian untuk menentukan posisi
tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel.
Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri
dari kisaran antara 0-6 atau pilihan lain menggambarkan dari posisi dangat
negatif hinngga sangat positif. Selanjutnya, dihitungan rentang skala
dengan rumus berikut:
Keterangan:
R (bobot) = bobot terbesar-bobot terkecil
M
= banyaknya kategori penilaian
19
Kerangka Penelitian
Beras organik merupakan salah satu produk pertanian organik yang
dikembangkan sebagai upaya mengembalikan kelestarian bumi. Namun.
masyarakat saat ini masih kurang menyadari akan pentingnya produk organik jika
mengkonsumsinya. Fakta membuktikan bahwa produk organik memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan tubuh karena bebas dari bahan kimia dan pestisida yang
akan mengganggukesehatan jika dikonsumsi berkepanjangan. Produk organik
yang tergolong baru di pasar membutuhkan strategi promosi yang efisien dan
efektif.
Upaya promosi yang dilakukan harus memperhatikan aspek komunikasi
yaitu mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk
dengan menonjolkan aspek manfaat yang akan diperoleh ketika mengkonsumsi
beras organik dibandingkan beras non organik. Strategi promosi yang dipilih perlu
memperhitungkan efektivitas dari berbagai aspek penilaian yaitu dimensi empati,
persuasi, dampak, dan komunikasi. Bentuk strategi promosi yang dilakukan pihak
penjual beras organik meliputi personal selling dengan cara presentasi penjualan
mencakup di dalamnya sistem inovasi yaitu multi level marketing.
Upaya promosi tentunya juga dipengaruhi oleh karakteristik dan perilaku
pihak konsumen sebagai aktor penting dalam strategi promosi atau penjualan
suatu produk. Oleh karena itu, perilaku dan karakteristik konsumen juga perlu
menjadi perhatian bagi pihak penjual atau pemasar.
Selain itu, pemberian merek dan leaflet juga digunakan untuk melakukan
kegiatan promosi. Analisis terhadap tingkat efektivitas dihitung dengan EPIC
Model yang dikemukakan oleh Durianto et al. (2003) dengan responden ialah
konsumen/ pelanggan pengguna beras organik di salah satu agen/ stokis yang ada
di Alam Sutera, Tangerang. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 2.
20
X1.
X2. Karakteristik Responden
X2.1 Umur
X2.2 Jenis kelamin
X2.3 Jenis pekerjaan
X2.4 Tingkat pengetahuan
X2.5 Motivasi
Strategi Promosi
Beras Organik
X1.1. Merek
Desain dan warna
tulisan
- Nama merek
-
X1.2. Leaflet
- Informasi produk
(jenis, harga, dan
ukuran produk)
- Manfaat dari
produk
- Desain dan warna
leaflet
-
X1.3.Presentasi
Penjualan
Tampilan media
presentasi
Informasi yang
disampaikan
Cara komunikasi
Y. Efektivitas Strategi Promosi Beras
Organik (EPIC Model)
Y1. Empati (Empathy)
Y2. Persuasi (Persuationon)
Y3. Dampak (Impact)
Y4. Komunikasi (Communication)
Keterangan :
: mempengaruhi dan diuji
secara kuantitatif
: mempengaruhi dan diuji
secara kualitatif
Gambar 2 Kerangka penelitian
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Diduga strategi promosi menggunakan merek
empati
2. Diduga strategi promosi menggunakan merek
persuasi
3. Diduga strategi promosi menggunakan merek
dampak
4. Diduga strategi promosi menggunakan merek
komunikasi
5. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet
empati
6. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet
persuasi
efektif dinilai dari dimensi
dinilai efektif dari dimensi
dinilai efektif dari dimensi
dinilai efektif dari dimensi
dinilai efektif dari dimensi
dinilai efektif dari dimensi
21
7. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet dinilai efektif dari dimensi
dampak
8. Diduga strategi promosi menggunakan leaflet dinilai efektif dari dimensi
komunikasi
9. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi
empati
10. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi
persuasi
11. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi
dampak
12. Diduga strategi promosi presentasi penjualan dinilai efektif dari dimensi
komunikasi
13. Diduga karakteristik responden mempengaruhi efektivitas strategi promosi
dari EPIC Model
Definisi Operasional
Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu
promosi dan menggambarkan bagimana konsumen menghubungkan dengan
pribadi mereka.
1. Merek dari dimensi empati menggambarkan nama merek dan desain
serta warna merek yang digunakan disukai konsumen.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
2. Leaflet dari dimensi empati menggambarkan infomasi, informasi
produk, dan desain dan warna merek yang digunakan disukai
konsumen.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
3. Presentasi penjualan dari dimensi empati menggambarkan tampilan
media yang digunakan, informasi, dan cara komunikasi yang
disampaikan disukai oleh konsumen.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
22
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang disampaikan suatu
promosi dapat menghasilkan peningkatan atau penguatan informasi yang ingin
disampaikan pihak penjual kepada konsumen.
4. Merek dari dimensi persuasi menggambarkan nama merek, desain dan
warna yang digunakan digunakan membuat konsumen tertarik.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
5. Leaflet dari dimensi persuasi menggambarkan informasi produk, desain, dan
warna yang digunakan membuat konsumen tertarik.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
6. Presentasi
penjualan menggambarkan informasi produk dan cara
komunikasi yang digunakan membuat konsumen tertarik.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu produk terlihat menonjol
dibandingkan yang lainnya sehingga melakukan pembelian produk. Selain itu juga,
kesamaan maksud dan tujuan pihak penjual dan konsumen setelah melakukan
upaya promosi.
7. Merek dari dimensi dampak menggambarkan konsumen paham dengan
arti (makna), pesan yang disampaikan, dan kemudahan dalam
memingingat nama merek yang digunakan.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
8. Leaflet dari dimensi dampak menggambarkan konsumen paham leaflet
meliputi di dalamnya informasi yang disampaikan membuat mereka ingin
mengetahui tentang produk lebih jauh, serta desain dan warna yang
digunakan menurut mereka lebih kreatif dibanding produk lainnya.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
23
9. Presentasi penjualan dari dimensi dampak menggambarkan konsumen
memahami tentang informasi yang disampaikan, tampilan media yang
digunakan, serta cara berkomunikasi narasumber yang membuat mereka
yakin terhadap produk.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan
komsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman
konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut.
10. Merek dari dimensi komunikasi menggambarakan konsumen mengerti
tentang gambaran produk dari nama merek. nama merek yang digunakan
sesuai dengan produk. serta nama merek menggambarkan identitas produk.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
11. Leaflet dari dimensi komunikasi menggambarkan konsumen mengerti
tentang pesan yang disampaikan meliputi uraian produk serta manfaatnya
dan membuat mereka mengetahui banyak tentang produk.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
12. Presentasi penjualan dari dimensi komunikasi menggambarkan konsumen
menjadi yakin terhadap isi pesan yang disampaikan, informasi yang
mudah ditangkap serta dipahami, dan cara komunikasi yang membuat
mereka mengerti tentang produk.
a. Sangat tidak setuju diberi skor 1
b. Tidak setuju diberi skor 2
c. Setuju diberi skor 3
d. Sangat setuju diberi skor 4
Terdapat variabel lainnya yang diuji secara kualitatif. Variabel ini meliputi
karakteristik responden, yaitu sebagai berikut:
13. Umur adalah usia responden pada saat diwawancarai, dihitung dalam
satuan tahun.
14. Jenis kelamin adalah perbedaan jenis kelamin responden yaitu, laki-laki
atau perempuan.
15. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan responden meliputi wiraswasta,
karyawan, ibu rumah tangga.
24
16. Pengetahuan awal mengenai produk. Pengetahuan mengenai produk
tersebut diperoleh dari leaflet, internet, dan teman/kerabat
17. Pemahaman konsumen mengenai kandungan gizi. Pengetahuan
dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu sama sekali tidak paham,
sedikit paham, paham, dan sangat paham. Jawaban responden disertai
dengan jawaban secara lisan atau tertulis pada kuesioner.
18. Alasan awal konsumen mengonsumsi produk. Alasan tersebut meliputi
merek dan kemasan yang memberi kesan produk bermutu, leaflet yang
menyertainya sangat meyakinkan, iklan promosi yang gencar,
kesesuaian dengan kebutuhan, keuntungan finansial menjadi anggota
sistem penjualan, dan pengaruh teman atau kerabat
19. Alasan berkelanjutan mengonsumsi produk. Alasan tersebut
dikategorikan dalam lima kategori. yaitu manfaatnya bagi kesehatan;
kesesuaian dengan selera makan; untuk oleh-oleh, hadiah, atau gengsi;
dan sekedar ingin tahu rasanya.
Data penilaian tersebut dinilai dengan analisis tabulasi sederhana dari
perhitungan dengan menggunakan EPIC Model dari Durianto et al. (2003) yaitu
pengelompokkan efektivitas strategi promosi menjadi empat kelas yaitu sangat
tidak efektif, tidak efektif, efektif, dan sangat efektif. Penentuan kelas efektivitas
diukur dengan perhitungan rentang skala Likert dengan langkah perhitungan
sebagai berikut:
1. Skor Rataan
Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan responden diberikan bobot
penilaian. Bobot alternatif yang terbentuk dari teknik peringkat terdiri dari kisaran
antara 1-4. yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi sangat
positif. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil perkalian nilai
masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi.
2. Rentang Skala Keputusan
Rentang skala keputusan untuk menentukan posisi tanggapan responden
dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Rentang nilai ini kemudian
digunakan untuk menentukan kriteria nilai EPIC Rate yang diperoleh. Skala
Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak empat. maka untuk
menentukan nilai rataan (RS) digunakan rumus:
4
1
4
0.75
Pengukuran rentang skala menggunakan analisis tabulasi sederhana yang
merupakan perkalian antara bobot yang diberikan oleh responden dalam
kuesioner. kemudian dibagi dengan jumlah responden. Hasilnya akan menentukan
promosi yang dilakukan termasuk dalam kriteria yang terdapat dalam Tabel 1.
Rentang skala keputusan tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan dalam
mengkategorikan dampak komunikasi promosi yang telah dihitung untuk setiap
25
dimensinya. baik itu dimensi empati, persuasi, dampak, komunikasi, maupun
secara keseluruhan.
Berikut kriteria dan rentang skala efektivitas promosi yang didapat
berdasarkan perhitungan nilai rataan (RS):
Tabel 1 Kriteria dan rentang skala efektivitas promosi dalam EPIC Model
No
1
2
3
4
Kriteria
Sangat Tidak Efektif
Tidak Efektif
Efektif
Sangat Efektif
(Duriantoet al. 2003)
Rentang Skala
1.0 - 1.75
1.76 - 2.59
2.6 - 3.25
3.26 - 4.0
Download