hubungan tingkat kepercayaan diri terhadap

advertisement
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN
PERILAKU NARSIS PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )
Pada Jurusan Bimbingan Konseling
OLEH :
SITI NUR AFIFAH
NPM: 11.1.01.01.0282
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
UNP KEDIRI
2015
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP
KECENDERUNGAN PERILAKU NARSIS PESERTA DIDIK KELAS X DI
SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SITI NUR AFIFAH
NPM: 11.1.01.01.0282
FKIP
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Dra. Khususiyah, M.Pd dan Dr. Kasman, M.Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian peserta didik kelas X
SMK Negeri 1 Tanjunganon. Penelitian dilaksanakan dengan cara pengisian angket kemudian menganalisis
angket tersebut.Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Jumlah
populasi dalam penelitian ini 327 peserta didik dan jumlah sampel 62 peserta didik, diambil secara acak dari
setiap kelas. Untuk analisis data menggunakan rumus product moment.Berdasarkan rumus korelasi product
moment menyatakan bahwa hubungan antara tingkat kepercayaan diri terhadap kecenderungan perilaku
narsis peserta didik kelas X di SMK Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran 2014/2015 dengan N= 62 di
peroleh hasil perhitungan rhitung 0,307. Bila dikonsultasikan dengan pedoman menurut sugiyono nilai
korelasi berada di range 0,20 – 0,307 Artinya ada hubungan tingkat kepercayaan diri terhadap
kecenderungan perilaku narsis peserta didik kelas X di SMK Negeri 1 Tanjunganom tahun pelajaran
2014/2015 dengan kategori hubungannya rendah.Dan karena koefisien korelasi lebih mendekati nol daripada
mendekati angka 1 maka menurut Pedoman (Priyatno: 2013), hubungan tingkat kepercayaan diri terhadap
kecenderungan perilaku narsis adalah lemah.
Kata kunci: Percaya Diri, Perilaku Narsis
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
di Indonesia sudah banyak dicemari
LATAR BELAKANG
Di
dalam
menjamin
keberlangsungan
proses
mewujudkan
dengan suguhan-suguhan budaya barat
dan
yang mulai tidak terkontrol oleh orang
keberhasilan
tua dan pendidik serta mengakibatkan
pendidikan,perkembangan
perilaku
perubahan budaya, moral dan etika
peserta didik harus dibatasi jangan
para
sampai mengarah ke arah cinta diri
Masyarakat dan para pelajar yang
yang ekstrim atau lebih dikenal
semula asing dan tabu terhadap model-
dengan
Menurut
model pakaian (fashion) bukan etika
Kartono (2000: 64), Narsis ialah
timur, hiburan atau film-film porno dan
perhatian yang sangat berlebihan
sadisme, bacaan-bacaan cabul, malah
kepada diri sendiri dan kurang atau
kemudian menjadi hal yang biasa-biasa
tidak ada perhatian pada orang lain.
saja dan mewarnai gaya hidupnya
Narsis dianggap sebagai kata yang
sehari-hari.
paling banyak dipakai di kamus
pembelajaran yang tidak terkontrol
bahasa Inggris oxford. Narsis tidak
inilah yang kemudian membentuk para
hanya pamer di jejaring sosial tetapi
peserta didik dan segenap masyarakat
juga perilaku ingin menang sendiri.
pribadi yang asing terhadap pesan-
Jadi narsis ini menganggap dirinya
pesan
paling pandai, paling hebat paling
pendidikan sendiri serta akan terus
segalanya. Dengan demikian individu
menjadi komunitas pengikut budaya
yang
perlu
orang lain. Realitas siswa yaitu seperti
menenggang perasaan dengan orang
perilaku pamer, ingin menang sendiri,
lain. Dan tidak perlu memikirkan
tidak menenggang perasaan orang lain,
orang lain, orangnya sangat egoistis.
tidak
Bagi dirinya yang paling penting
Menurut penjelasan beberapa guru dan
adalah diri sendiri dan tidak mau
konselor
ambil
luar.
Tanjunganom, kondisi demikian adalah
Biasanya orang yang narsis seperti itu
perilaku-perilaku yang sering dijumpai
mempunyai kecenderungan menjadi
pada sebagian siswanya.
istilah
narsis.
bersangkutan
peduli
pada
tidak
dunia
psikopatis atau anti sosial.
Muhaimain,
secara
umum
menyebutkan sikap percaya diri remaja
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
siswa
atau
masyarakat.
Akses dari pesan-pesan
moral
peduli
di
budaya
dengan
SMK
dan
format
dunia
Negeri
luar.
1
Perilaku narsis erat kaitannya
dengan kepercayaan diri. Percaya diri
itu
sangatlah
penting,
terkadang
simki.unpkediri.ac.id
|| 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebagian paserta didik mempunyai
guru
masalah dengan istilah yang satu ini.
perilaku anak didiknya. Pembinaan rasa
Percaya diri berarti percaya dengan apa
percaya diri siswa yang baik akan
yang
percaya
menumbuhkan perilaku baik pula pada
dengan apa yang ditekuninya. Menurut
para siswa. Anak yang memiliki tingkat
Cydle (dalam Sobur 1986: 46), Percaya
kepercayaan diri yang baik akan senang
diri
mampu
mencoba
hal–hal yang baru dan
dimana
melakukan
tindakan–tindakan
dilakukannya
adalah
atau
yakin
menempatkan
dan
dirinya
memperhatikan
perkembangan
yang
saja,orang tidak merasa rikuh dan
sesuai dengan perkembangan jaman.
pandai bergaul dengan siapa saja.
Sebaliknya
Sebagian peserta didik mempunyai rasa
mempunyai rasa kepercayaan diri akan
percaya diri yang baik, dan sebagian
cenderung
lagi kurang mempunyai rasa percaya
macam–macam.
pada dirinya sendiri. Seperti yang ada
anak
tidak
yang
berperilaku
kurang
yang
Peserta didik memiliki karakter
pada praktik hidup sekarang ini para
yang
peserta
yang
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
menunjukkan sikap percaya dirinya
Banyak remaja yang memiliki tingkat
melalui perilaku narsis seperti dengan
kepercayaan
potret diri atau memamerkan barang-
senang bercanda, penuh gairah, cepat
barangnya melalui jejaring sosial.
dalam berpikir, dan optimis. Adapula
didik
Untuk
banyak
mengoptimalisasikan
remaja
berbeda
dan
unik
untuk
diri yang baik seperti
yang
memiliki
tingkat
peran bimbingan dan konseling di
kepercayaan diri kurang baik yang akan
sekolah
lebih pendiam, pasif, tidak terlalu
dalam
mengembangkan
tingkah laku baik peserta didik di
bersosialisai.
sekolah maupun di luar sekolah perlu
memiliki kepribadian kurang percaya
didukung oleh pemberian layanan yang
diri cenderung bersifat tertutup, hal itu
sesuai dengan kebutuhan dan masalah
yang lebih sulit untuk berinteraksi dan
yang dihadapi oleh peserta didik.
berkomunikasi dengan lingkungannya.
Pelaksanaan tersebut berorientasi untuk
Namun peserta didik yang sangat
menunjang perkembangan peserta didik
percaya
dan mengembangkan interaksi sosial
becanda berlebihan atau tidak dibatasi
dengan teman-teman sebaya. Dalam
juga akan menjadi kurang baik. Peserta
kehidupan di sekolah perlu sekali para
didik yang memiliki kepercayaan diri
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
Peserta
diri,dan
didik
perilaku
yang
senang
simki.unpkediri.ac.id
|| 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sangat tinggi yang suka bercanda
Dalam penelitian ini terdapat dua
berlebihan ini termasuk dalam gejala
variabel yang diteliti yaitu variabel X
perilaku narsis. Untuk menghindari
(variabel bebas ) dan variabel Y
terjadinya
(variabel terikat).
perilaku psikopatis atau
perilaku anti sosial pada para peserta
didik yang narsis, maka penulis ingin
mengadakan penelitian yang berkaitan
dengan hubungan tingkat kepercayaan
diri terhadap kecenderungan perilaku
narsis peserta didik.
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan kuantatif yaitu suatu
proses
menemukan
pengetahuan
yang menggunakan data berupa
angka
sebagai
alat
menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui.
II.
METODE
Variabel
penelitian
(Sugiyono, 2011: 38) pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi
tentang
kemudian
kesimpulannya.secara
hal
tersebut,
ditarik
teoretis
variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut seseorang, atau obyek, yang
mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau antara satu
objek dengan objek yang lain (Hatch
dan ferhady, 1981)
Kerlinger (1973) menyatakan
bahwa variabel adalah konstruk atau
sifat yang akan dipelajari. Kidder
(1981) menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya.
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
Teknik
menggunakan
penelitian
ini
pendekatan
teknik
korelasional. Penelitian korelasional
adalah
sebuah
penelitian
yang
bertujuan untuk mendeteksi sejauh
mana
variasi-variasi
pada
suatu
faktor berkaitan dengan variasivariasi pada suatu atau lebih faktor
lain berdasarkan pada koefisien
korelasi.
Tempat penelitian dilaksanakan
di SMK Negeri 1 Tanjunganom.
Alasan
atau
pertimbangan
yaitu
masih ada beberapa peserta didik
yang sangat percaya diri, dan perilaku
senang becanda
termasuk
narsis.
berlebihan
dalam
Penelitian
gejala
yang
perilaku
skripsi
ini
dilaksanakan antara bulan Maret
2015 sampai dengan bulan April
2015.
simki.unpkediri.ac.id
|| 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Adapun yang menjadi populasi
menyebar secara normal. Uji Normalitas
dalam penelitian ini adalah siswa kelas
sebaran dianalisis dengan menggunakan
X SMK Negeri 1 Tanjunganom yang
Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan
keseluruhan
siswa.
SPSS for windows versi 16.0. Alasan
sampel yang diambil dalam penelitian
peneliti menggunakan metode ini karena
ini berjumlah 62 siswa. Sampel yang
kedua data penelitian merupakan data
diambil 6 - 7 siswa.
ordinal. Data dikatakan terdistribusi
berjumlah
327
Yang digunakan dalam penelitian ini
normal jika harga α > 0,05.
adalah Angket. Arikunto (1998: 40)
mengatakan
dengan
bahwa
angket
yang
Uji
dimaksud
(kuisioner)
mengetahui
adalah
memperoleh
informasi
variabel
dari
hubungan
dapat dikatakan linear apabila nilai
yang digunakan dalam penelitian sesuai
signifikansi α < 0.05.
dengan tujuan penelitian .Adapun teknik
ini
memiliki
satu variabel dengan variabel lainnya
segera dianalisis. Tehnik analisis data
penelitian
terikat
for windows versi 16.0. Pengaruh antara
Setelah data terkumpul maka perlu
dalam
data
dan Scatter Plot dengan bantuan SPSS
ketahui.
digunakan
distribusi
menggunakan analisa varians (ANAVA)
pribadi atau mengenai hal-hal yang ia
yang
apakah
untuk
linear. Uji linearitas dilakukan dengan
responden dalam arti laporan tentang
statistik
digunakan
penelitian, yaitu variabel bebas dan
sejumlah pertanyaan yang digunakan
untuk
linearitas
III.
HASIL DAN KESIMPULAN
menggunakan
Jumlah item yang disebarkan
korelasi Pearson product moment. Cara
kepada sampel penelitian sebanyak 50
penghitungannya
dengan
item yakni 25 item percaya diri dan 25
menggunakan program SPSS 16.0 for
item kecenderungan narsis dan dari
windows. Sebelum dilakukan analisa
50 item yang disebarkan semuanya
data terlebih dahulu akan dilakukan uji
dikembalikan
asumsi terhadap hasil penelitian yang
keseluruhannya.
meliputi uji normalitas dan linearitas.
pemeriksaan terhadap item tersebut
adalah
dibantu
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui
apakah
distribusi
dari
penelitian masing-masing variabel yaitu
variabel
bebas
dan
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
terikat
maka
dan
dapat
Setelah
keseluruhan
tercapai
dilakukan
item
telah
memenuhi syarat untuk dilakukan
analisis.
telah
simki.unpkediri.ac.id
|| 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sebelum analisa data dilakukan, ada
Uji homogenitas dalam penelitian ini
beberapa syarat yang harus dilakukan
dibantu dengan software SPSS versi
terlebih
asumsi
16.00. Dari hasil perhitungan diketahui
normalitas sebaran terhadap variabel
(sig.( 2-tailed)) adalah 0,128 jadi bisa
penelitian .Selain itu dilakukan juga uji
diambil keputusan bahwa varian dari
linearitas
data tersebut adalah sama.
dahulu
untuk
yaitu
uji
mengetahui
bentuk
korelasi antara masing-masing variabel.
Pengujian asumsi dan analisa data
dilakukan
dengan
menggunakan
program SPSS 16.00 for windows.
Untuk mendeskripsikan analisis
data dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan uji Pearson Correlation
dengan bantuan penghitungan SPSS
Data dikatakan terdistribusi normal
16.00 for windows. Berdasarkan hasil
jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2
perhitungan
tailed)
nilai
Product Moment, diperoleh koefisien
Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05
korelasi sebesar 0,307. Karena nilai
maka data tidak berdistribusi normal.
masih jauh dari angka 1 maka hubungan
Dari output di bawah ini dapat diketahui
antara kedua variabel kurang atau
bahwa nilai signifikansi (Asym Sig 2
rendah.Menurut Sugiyono (2010:100)
tailed)
bahwa
>
0,05.
untuk
Dan
jika
variabel
tingkat
uji
korelasi
pedoman
kepercayaan diri sebesar 0,368 dan
menginterpretasikan
kecenderungan narsis 0,102. Karena
korelasi sebagai berikut :
signifikansi untuk kedua variabel lebih
besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa
distribusi
data
pada
kedua
variabel tersebut dinyatakan normal.Dan
hasilnya pada output ANOVA Table
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi
pada Linearity sebesar 0,000. Karena
Pearson
untuk
hasil
koefisien
0,00 - 0,199 = sangat rendah
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
Dari output pengujian statistik di
nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000
atas dapat diketahui
< 0,05) dan juga nilai signifikansi pada
pearson adalah 0,307. Karena nilai
Deviation from linearity
lebih besar
korelasi berada di range 0,20 - 0,399,
dari 0,05 (0,05 > 0,03), maka dapat
maka disimpulkan bahwa hubungan
disimpulkan
antara variabel X terhadap variabel Y
bahwa
antara
variabel terdapat linear yang kuat.
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
kedua
nilai korelasi
adalah rendah.Dan menurut (Priyatno:
simki.unpkediri.ac.id
|| 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
2013), jika hasil koefisien korelasi lebih
variabel
mendekati
tidak
kreativitas dan variabel kemandirian
mendekati angka 1 maka hubungan dua
akademik.Di dalam penelitian terdahulu
variabel
dinyatakan bahwa variabel kepercayaan
angka
tersebut
nol
atau
lemah.Pembahasan
terikat
seperti
variabel
dari penelitian ini bahwa,sikap percaya
diri kemampuan
diri
yang tidak menentu yang mengandung
ada
hubungan
dengan
menghadapi situasi
kecenderungan perilaku narsis peserta
unsure
didik. Karena sikap percaya diri yang
diprediksikan
dan
dimiliki siswa dapat membantu mereka
kepercayaan
terhadap
untuk berbuat, bertindak, mengambil
menggerakkan
keputusan dan membentuk keinginan
kognitif dan melakukan tindakan yang
mencoba hal-hal yang baru dalam
diperlukan
kehidupan manusia ataupun interaksi
hasil.Kepercayaan
manusia dengan lingkungannya. Hal itu
yang telah ditetapkan. Pada dasarnya
dibuktikan dengan
banyaknya siswa
sudah menjadi bagian dari karakter
yang bebas dan bertanggung jawab yang
subjek dalam berperilaku.Selain uraian
aktif mengikuti perkembangan di era
kepercayaan diri di atas berdasarkan
yang modern ini.
penelitian terdahulu juga menyimpulkan
Berdasarkan
output
pengujian
statistic dapat diketahui nilai korelasi
pearson adalah 0,307. Karena nilai
korelasi berada di range 0,20 - 0,399,
maka disimpulkan bahwa hubungan
antara variabel X terhadap variabel Y
adalah rendah.Di dalam penelitian ini
kekaburan,
tidak
penuh
motivasi
untuk
dapat
tekanan.
kemampuan
kemampuan
mencapai
suatu
mencapai target
bahwa terdapat hubungan kausal yang
positif
dan
signifikan
antara
kepercayaan diri dengan penyeseuaian
akademik . artinya bahwa seseorang
yang memiliki kepercayaan diri tinggi
akan memiliki penyesuaian akademik
yang tinggi juga, begitu pula sebaliknya.
variabel percaya diri sebagai variabel
Hasil temuan di atas merupakan
bebas membawa pengaruh yang kecil
salah satu bukti bahwa variabel percaya
bagi variabel kecenderungan perilaku
diri
narsis atau variabel terikatnya sehingga
menyebabkan terbentuknya hubungan
tingkat hubungan diantara dua variabel
dengan variabel lain. Sehingga perlu
rendah.
diketahui
Jika
dibandingkan
dengan
membawa
pengaruh
betapa
yang
pentingnya
penelitian terdahulu variabel percaya
memperhatikan perkembangan tingkat
diri
kepercayaan
lebih
mempengaruhi
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
variabel-
diri
peserta
didik
di
simki.unpkediri.ac.id
|| 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
sekolah,
agar
dalam
melaksanakan
proses kegiatan belajar mengajar peserta
Anthony, R. 1992. Rahasia Membangun
Kepercayaan Diri. (Terjemahan Rita
Wiryadi). Jakarta: Binarupa Aksara.
didik dapat mencapai prestasi yang baik.
Berdasarkaan uraian yang
telah
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
disebutkan diatas, maka dari penelitian
ini
dapat
ditarik
kesimpulan
ada
hubungan sikap percaya diri terhadap
kecenderungan perilaku narsis peserta
didik
kelas
X
SMK
Tanjunganom.Adapun
Negeri
saran
1
ada
hubungan
kepercayaan
diri
tingkat
terhadap
kecenderungan perilaku narsis. Bagi
peserta
didik
semoga
memberikan
masukan agar dapat memiliki rasa
percaya diri dan sikap narsis yang
positif dan lebih baik lagi dari yang
sebelumnya.Bagi orang tua dan sekolah
agar
dapat
memberikan
masukan
ataupun saran yang tepat bagaimana
yang
Kartini K. 2000. Hygiene Mental. Bandung:
tanpa tergantung dengan orang lain serta
dalam
setiap
kegiatan
Fitri Apsari. 2012. Hubungan
Kecenderungan Narsis dengan Minat
Membeli
Kosmetik.(online).Tersedia:http://infor
masi2pendidikan.blogspot.com/2011/0
5/pkn-konsep-belajar-pkn-sd.html
diunduh 31Juli 2015 pukul 14.00wib.
penuh
dalam diri dan sikap narsis yang positif
tanggungjawab
Erna. 2009. Harga Diri dan Kecenderungan
Narsis pada Pengguna
Friendster.(online).tersedia:
http://arumpsi06.blogspot.com/2009/6/Ciri-CiriNarsis di unduh 31 Juli 2015 pukul
14.00wib
Fitri Apsari. 2012. Hubungan
Kecenderungan Narsis dengan Minat
Membeli
Kosmetik.(online).Tersedia:http://Psik
ologi2009.wordpress.com/2009/7/CiriCiri-Narsis di unduh 31 Juli 2015
pukul 14.00wib
menumbuhkan rasa percaya diri di
memberikan
Desmita. 2000. Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya
bagi
konselor agar memberikan pemahaman
bahwa
Azwar, Saifuddin. 2000. Penyusunan Skala
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
dilakukan.Bagi peneliti semoga dapat
Mandar Maju.
digunakan sebagai dasar pengembangan
penelitian yang lain.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Angelis, Barbara.2003. Percaya Diri.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
Kuntjojo.2009.PsikologiAbnormal.(online)te
rsedia:http://heritl.blogspot.com/2007/
12/belajar-dan-motivasinya.html
diunduh 1Juli 2015 pukul 10.00wib
Pradana saktya. 2009. Harga Diri dan
Kecenderungan Narsis pada
simki.unpkediri.ac.id
|| 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Pengguna
Friendster.(online).Tersedia:http://in
donesia.siutao.com/tetesan/percaya
diri. diunduh 1 Juli 2015 pukul
10.00wib
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda.
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Thursan Hakim. 2005. Mengatasi Rasa
Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 12||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 13||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Siti Nur Afifah| 11.1.01.01.0282
FKIP – BK
simki.unpkediri.ac.id
|| 14||
Download