peningkatan kecerdasan naturalis melalui metode kunjungan

advertisement
PENINGKATAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI
METODE KUNJUNGAN LAPANGAN (FIELD TRIP)
(Penelitian Tindakan di Kelompok BPAUD Terpadu Bintuhan Bengkulu,
Tahun 2015)
YENTI JUNIARTI
PAUD PPs Universitas Negeri Jakarta
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur. E-mail: [email protected]
Abstract: This study was to obtain a picture of the naturalist intelligence activity in children in
group B Integrated early childhood Bintuhan and determine the extent of the resulting increase in
intelligence naturalist child through the method of field visits. Classroom action research (PTK)
by using a research model Kemmis and Mc. Taggart. Held for 2 cycles and each cycle consisted of
7 sessions, consisting of stages: planning, action, observation and reflection. The subjects were
children in group B were 10 children, 5 boys and 5 girls. Quantitative data analysis with
descriptive statistics that compare the results obtained from the first cycle and the second cycle.
While the analysis of qualitative data by analyzing data from the field notes and interviews during
the study to the steps of data reduction, data display and data verification. The results showed an
increase naturalist method field trips, pre-cycle of 40.4%, an increase on the first cycle of 18:04%
to 58.44% and the second cycle increased by 23:06% to 81.5%.
Keywords: Field Trip Method, Natural Intelligence, Early Chilhood
Abstrak: Penelitian ini untuk memperoleh gambaran proses aktivitas kecerdasan naturalis pada
anak kelompok B PAUD Terpadu Bintuhan dan mengetahui sejauh mana hasil peningkatan
kecerdasan naturalis anak melalui metode kunjungan lapangan. Penelitian tindakan kelas (PTK)
dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Dilaksanakan selama 2 siklus
dan setiap siklus terdiri dari 7 kali pertemuan, terdiri dari tahapan: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak kelompok B berjumlah 10 orang
anak, 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif
yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan siklus kedua. Sedangkan
analisis data kualitatif dengan cara menganalisis data dari hasil catatan lapangan dan wawancara
selama penelitian dengan langkah-langkah reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil
penelitian menunjukkan peningkatan kecerdasan naturalis dengan metode kunjungan lapangan,
pra-siklus 40.4%, mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 18.04% menjadi 58.44% dan pada
siklus II meningkat sebesar 23.06% menjadi 81.5%.
Kata Kunci: Metode Kunjungan Lapangan, Kecerdasan Naturalis, Anak Usia Dini.
Kecerdasan pada anak usia
merupakan
tolak
ukur
dini memiliki peran penting bagi
ketercapaian
pada
kehidupan di masa mendatang karena
tersebut, tetapi kecerdasan bukanlah
anak usia dini merupakan investasi di
ajang untuk mengecap orang pintar
masa dewasanya kelak. Kecerdasan
atau tidaknya, melainkan kecerdasan
267
tiap
pada
individu
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
untuk melihat potensi yang dimiliki
matematika,
seseorang, seperti yang kita ketahui
yang
setiap manusia mempunyai potensi
dianggap
yang berbeda-beda.
dikarenakan
Gardner (Thomas, Armstrong
lainnya
pengetahuan
jamak,
kecerdasan
oleh
kecerdasan
dari: “1)
kecerdasan
manusia,
dimiliki
yang terdiri
kecerdasan
terabaikan,
tidak
2002:1-2) mengklasifikasikan ada 9
yang
sehingga
atau
penting.Hal
belum
tentang
termasuk
adanya
kecerdasan
salah
satunya
naturalis,
naturalis
ini
padahal
merupakan
LinguisticIntelligence; 2) Logical-
bagian tak bisa dipisahkan dari
Mathematical Intelligence; 3) Spatial
kehidupan sekitar kita.
Intelligence; 4) Kinestic Intelligence;
5)
Musical
Sekolah merupakan wahana
Intelligence;
6)
yang tepat untuk menimba ilmu.oleh
Intelligence;
7)
sebab itu peran sekolah sangatlah
8)
penting,
9)
pendidik untuk memberikan berbagai
Existential Intelligence”.Kecerdasan
ilmu pengetahuan. Karenanya kita
jamak merupakan gambaran untuk
sadari bersama bahwa esensi dari
para orangtua dan pendidik, bahwa
kecerdasan naturalis ini sangatah
setiap
penting, dengan adanya ataupun
Interpersonal
IntrapersonalIntelligence;
Naturalist
Intelligence;
individu
dan
mempunyai
terutaman
bagi
para
karakteristik yang berbeda, yang
diberikannya
ditampilkan
kecerdasan naturalis, maka anak
yang
dengan
dimiliki
kemampuan
setiap
individu
berbeda. Masing-masing kecerdasan
aktivitas
mengenai
akan menyadari sepenuhnya hakikat
memelihara lingkungan sekitar.
ini mempunyai indikator-indikator
Kenyataan dilapangan seperti
yang harus dicapai, atau standar yang
yang telah dilaksanakan observasi
harus dimiliki oleh seseorang yang
pada tanggal 17 Oktober 2014, di
mampu atau cerdas di bidangnya
kelas B dengan jumlah subjek 12
Selama ini yang berkembang
dimasyarakat,
kecerdasan
perempuan dan 5 orang anak laki-
matematika saja, anak yang pintar
laki. Fokus dalam pengamatan ini
adalah anak yang cerdas di logika
yakni aspek kecerdasan naturalis
268
hanya
orang anak, terdiri dari 7 orang anak
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
Berdasarkan
“memelihara lingkungan”, observasi
permasalahan
dilakukan pada subjek dan kelas
yang di kemukakan di atas, bahwa
yang sama. Adapun aktivitas yang
rendahnya kecerdasan naturalis anak,
dilakukan
kemudian dilihat dari beberapa fakta
oleh
gurunya
yaitu
mengajak anak keluar kelas dan
yang
berjalan-jalan menuju taman bunga
kebakaran hutan, longsor dimana-
tepatnya 100 meter dari sekolah.
mana, oleh sebab itu baik dari
Peneliti mengamati bahwa
hanya 4 orang anak
atau 33,33%
ada
bahwa
sering
terjadi
penulis maupun hasil penelitianpenelitian,
peneliti
memandang
dari 12 orang anak pada kelompok B
bahwa perlunya dilakukan penelitian
yang ikut dalam kegiatan menanam,
tindakan
menyiram
dan
kecerdasan naturalis. Adapun judul
serta
penelitian yang akan diteliti yaitu:
mencabut rumput, yang lain hanya
”Peningkatan Kecerdasan Naturalis
bermain-main dengan temannya dan
Melalui Kunjungan Lapangan (Field
berlari-lari kesana kemari, bahkan
Trip).
membersihkan
tanaman
sampah
dalam
meningkatkan
ada yang menginjak tanaman dan
mengkibas-kibaskan tangannya ke
Kecerdasan Naturalis
Menurut Armstrong (2009:
tanaman.
Yaumi &Ibrahim (2013: 22)
7), naturalist is expertise in the
Metode kunjungan lapangan dapat
recognition and classification of the
memberikan anak dalam berprilaku
numerous species the flora and
berwawasan
Dengan
fauna.Dimana kecerdasan naturalis
kata lain metode kunjungan lapangan
adalah keahlian dalammengenali dan
ini juga memberikan kesempatan
mengklasifikasikanberbagaispesiesfl
kepada
oradanfauna.
anak
pengalaman
lingkungan.
untuk
memperoleh
secara
langsung,
Kecerdasan naturalis menurut
inspirasi, dan ide-ide, sehingga dapat
Gardner
menciptakan dan mengembangkan
kemampuan
pandangan dan kreativitas baru.
membedakan, mengungkapkan dan
(2009:
untuk
17)
adalah
mengenali,
membuat kategori terhadap apa yang
269
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
di
jumpai
di
alam
maupun
lingkungan.Intinya
kemampuan
mengenali
kemampuan
untuk
dengan segala sesuatu dilingkungan
hewan
dan
sekitar.
Berdasarkan
naturalisadalah
dalam
berarti
kecerdasan naturalis berhubungan
bagian lain dari alam semesta.
Kecerdasan
ini
adalah
manusia
tanaman,
binatang-binatang.Hal
melakukan
beberapa
definisi di atas bahwa kecerdasan
naturalis
pada
intinya
berkaitan
kategorisasi dan membuat hierarki
dengan isi alam, yaitu baik flora
terhadap keadaan organisme seperti
maupun fauna.Oleh sebab itu dapat
tumbuh-tumbuhan,
kita sintesiskan bahwa kecerdasan
binatang
dan
alam Armstrong (2009: 10).
Budiningsih
naturalis
dalam
Muhammad
(2012:
91)
adalah
mengenali,
kemampuan
membedakan,
mengungkapkan
dan
membuat
mendefinisikan bahwa kecerdasan
kategorisasi
naturalis adalah kecerdasan yang
dengan flora (tumbuhan) dan fauna
berkaitan
(binatang) serta benda-benda alam
dengan
kemampuan
individu mengenali, memahami, dan
mengenali
tanda-tanda
yang
berhubungan,
yang ada di lingkungan sekitar.
pada
lingkungan alam atau perubahan
Metode Kunjungan Lapangan
alam dengan melihat tanda-tandanya.
Kunjungan lapangan menurut
Bahkan kemampuan melihat segi-
Campbell & Campbell (2007: 102)
segi
dapat dimaknai dengan kata lain
keindahan
dan
keteraturan
sehingga jenis kecerdasan ini lebih
yaitu
banyak dimiliki orang-orang pakar
Perjalanan ke alam bebas merupakan
lingkungan
aktivitas
atau
yang
peduli
(2011:79)
dengan
kecerdasan
yang
Siantayani
natural
pembelajaran.Agar
dapat
dapat
berhasil
dengan baik pada saat pelaksanaan,
melibatkan kemampuan mengenali
tujuan
bentuk-bentuk alam di sekitar kita;
benar-benar
bunga, pohon, alam sekitar, dan juga
baik
270
nyata,
memberikan kesempatan percobaan
terhadap lingkungan.
Senada
perjalanan ke alam bebas.
dari
dan
pembelajaran
direncanakan
diberitahukan
harus
dengan
sebelum
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
pelaksanaannya. Jika tidak tahu akan
pembelajaran,
tujuannya, banyak anak hanya akan
mengasimilasi, mengadaptasi, dan
merasa bahwa perjalanan ke alam
mengonstruksi ide-ide dan pendapat.
bebas hanya ajang hiburan dan
mencari nilai.
agar
anak
dapat
Menurut Behrendt & Franklin
(2014)kunjungan lapangan adalah
Kunjungan lapangan menurut
Amstrong
(2002:
48)adalah
perjalanan
instruksional,
darmawisata
sekolah/
sekolah
mengajak anak ke tempat-tempat di
perjalanan,
dimana
siswa
masyarakat.Dimana kecerdasan yang
berinterakasi
dan
dimiliki
pengalaman dengan menampilkan
bisa
di
dipraktekkan
hargai
di
dan
masyarakat.
Kunjungan
lapangan
mencakup,
perjalanan
ini
ke
berbagai
mendapat
ide/konsep
bisa
menghubungkan dengan materi yang
kebun
di pelajari. Maka dari itu tidak jarang
binatang, laboratorium sains, pabrik
jika
kerajinan,
dengan apa yang ia temukan.
dan
sehingga
yang
kantor
psikolog,
anak-anak
akan
mendapatkan pengalaman langsung.
Menurut yaumi (2012: 109-
anak
selalu
bertanya-tanya
Moeslichatoen (2004: 68),
Kunjungan
lapangan
atau
karyawisata merupakan salah satu
110) Studi lapangan (field trip)atau
metode
disebut juga berdarmawisata adalah
pengajaran di taman kanak-kanak
suatu perjalanan yang dilakukan oleh
dengan cara mengamati dunia sesuai
sekelompok
dari
dengan kenyataan yang ada secara
lingkungan normal tempat mereka
langsung yang meliputi manusia,
belajar. “Terdapat perbedaan istilah
hewan,
yang diberikan untuk merujuk pada
benda-benda lainnya.
field
trip,
orang
yakni
(berdarmawisata),
di
luar
Excurcision
school
trip
melaksanakan
kegiatan
tumbuh-tumbuhan,
Cara
menghubungkan
lain
anak
dan
untuk
dengan
(perjalanan sekolah), atau disebut
masyarakat
juga school tour (tur sekoah)”.Studi
kunjungan lapangan bersama anak-
lapangan ini pada dasarnya mengajak
anak.
anak
langsung anak ke alam, bahwasanya
merasakan
langsung
Dengan
adalah
melalui
memperkenalkan
271
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
tidak hanya dikelas pembelajaran
(planning),
bisa
pengamatan (observing), dan refleksi
dilakukan.Anak-anak
melihat,
mendengar,
perlu
merasakan,
tindakan
(acting),
(reflecting).
Tekhnik pengumpulan data
rasa, dan menyentuh dunia mereka
untuk menghubungkan kata-kata dan
dalam
ide-ide untuk lokasi dan orang-orang
menggunakan
dalam komunitas mereka.Jackman
Pemantau Tindakan pada anak dan
(2009: 226).
guru
Adapun
kunjungan
pengertian
lapangan
penelitian
(b)
ini
(a)
adalah
Observasi
Wawancara
dan
(c)
Dokumentasi.
Jenis
berdasarkan
instrumen
yang
paparan yang dikemukakan oleh para
digunakan adalah menggunakan non
ahli di atas adalah suatu perjalanan
tes berupa lembar observasi, yang
sekolah atau studi lapangan yang
terdiri
dilakukan oleh guru dan peserta
pemantauan tindakan.
dari,
lembar
observasi
langung
Teknik analisis data yang
objek yang akan dikunjungi agar
dilakukan dalam penelitian ini adalah
anak-anak merasakan pengalaman
melalui dua cara yaitu teknik analisis
nyata. Dari pengalaman ini anak-
data
anak akan merasakan, melihat dan
kualitatif dilakukan terhadap data
mendengar apa yang mereka temui,
yang
baik
wawancara,
didiknya
itu
tumbuhan,
untuk
melihat
manusia,
hewan
dan
sehingga
anak
akan
kualitatif.
Analisis
dikumpulkan
catatan
data
melalui
lapangan
peneliti, dan refleksi. Analisis data
menghubungkan konsep atau ide
kualitatif
mengunakan
teknik
mereka dengan teori yang talah ada.
menurut Miles dan Huberman yang
terdiri dari: data reduction, data
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini
adalah metode penelitian tindakan
yang menggunakan model Kemmis
dan Taggart. Yang terdiri dari empat
komponen,
272
yaitu:
perencanaan
display,
data
drawing/verification
(1992: 16-20).
conclusing
Hubermen
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
HASIL DAN PEMBAHASAN
kecerdasan
Hasil
penelitian
dan
pembahasan
menunjukkan
bahwa
naturalis
anak
berkembang dan meningkat dari tiap
siklusnya.
Pra-Siklus
Tabel 1. Hasil Asesmen Awal Pra-Siklus Kecerdasan Kinestetik Anak
No.
Nama Anak
Skor
Rata-rata
%
Ket
1.
A
101
50.5
46.76
Kurang Aktif
2.
K
81
40.5
37.5
Kurang Aktif
3.
M
80
40
37.04
Kurang Aktif
4.
C
91
45.5
42.13
Kurang Aktif
5.
S
74
37
34.26
Kurang Aktif
6.
AF
75
37.5
34.72
Kurang Aktif
7.
FR
76
38
35.19
Kurang Aktif
8.
FH
90
45
41.66
Kurang Aktif
9.
SY
77
38.5
35.65
Kurang Aktif
10.
SK
63
31.5
29.16
Kurang Aktif
808
40.4
37.41
Kurang Aktif
Jumlah
Dari
data
kecerdasan
kinestetik anak pra-penelitian
berdasarkan
tabel
diatas,
jika
disajikan dalam bentuk grafik:
273
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
60
50
40
30
Series1
20
10
0
A
K
M
C
S
AF
FR
FH
SY
SK
Grafik 1. Kecerdasan Naturalis Pada Pra-Siklus
Pada aspek tumbuhan,
terlihat dari observasi bahwa
rata-rata pra-siklus anak yaitu
untuk merangsang kemampuan
sebesar
naturalis
37.25%.Kemudian
mengalami
peningkatan
sebelumnya
karena
belum
pernah
siklus I sebesar 21.48% sehingga
diberikan
metode
rata-rata aspek tumbuhan anak
lapangan.
sehingga
menjadi
58.73%.Selanjutnya
untuk meningkatkan kecerdasan
dari siklus I ke siklus II rata-rata
naturalis anak masih kurang. (2)
peningkatan
mencapai
kunjungan
kegiatan
aspek
tumbuhan
Pada saat peneliti melakukan
26.02%,
sehingga
observasi awal, terlihat beberapa
rata-rata aspek tumbuhan anak
anak
mencapai 84.75%.
kemampuan
kurang
memiliki
memelihara
Berdasarkan hasil grafik
lingkungan dan belum mampu
di atas, rata-rata skor yang di
menunjukkan kecintaan terhadap
peroleh anak tentang kecerdasan
lingkungan.
naturalis pada pra-siklus anak
melakukan kunjungan lapangan
masih
tersebut
masih banyak anak yang ribut
diperkuat dengan hasil observasi
dan main-main sama teman-
peneliti
temannya
rendah,
hal
diantaranya
(1)Kurangnya
274
pada
anak,
kegiatan
yaitu:
yang
kurangfokus
merangsang kecerdasan naturalis
melaksanakan
anak di PAUD Terpadu, ini
lapangan.
(3)
Pada
sehingga
saat
anak
dalam
kunjungan
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
Siklus I
Tabel 2. Kecerdasan Naturalis Anak Pada Siklus I
No.
Nama Anak
1.
A
2.
K
3.
M
4.
C
5.
S
6.
AF
7.
FR
8.
FH
9.
SY
10.
SK
Jumlah
Tabel
Skor
Persentase
516.5
Ratarata
73.78
68.32
Aktif
467
66.71
61.77
Cukup Aktif
429.5
61.35
56.81
Cukup Aktif
506.5
72.35
68.00
Aktif
417
59.57
55.16
Cukup Aktif
413.5
59.07
54.69
Cukup Aktif
405.5
57.93
53.64
Cukup Aktif
466
66.57
61.64
Cukup Aktif
419.5
59.93
55.49
Cukup Aktif
377
53.86
49.87
Cukup Aktif
44.18
63.11
58.44%
Cukup Aktif
tersebut
Ket
disebabkan anak belum terbiasa
menggambarkan bahwa rata-rata
dalam
skor kecerdasan naturalis anak di
naturalis dengan menggunakan
PAUD Terpadu pada siklus I
metode
rata-rata berada pada klasifikasi
Sehingga menurut teman sejawat
cukup aktif, yaitu dengan skor
agar melanjutkan ke siklus II,
rata-rata
dan
kelas
63.11
atau
kegiatan
kecerdasan
kunjungan
sebaiknya
lapangan.
agar
peneliti
58.44% dari 10 anak di PAUD
menjelaskan aturan pada saat di
Terpadu.Terlihat
lapangan, agar dimengerti anak,
hanya
dua
orang anak yang memperoleh
dan
skor
memperhatikan
tertinggi
atau
dalam
hendaknya
anak
guru
satu
kategori aktif yaitu Adan C
persatu dengan memotivasi anak
dengan skor 73.78 atau 68.32 %
agar lebih aktif dan senang
dan 72.12 atau 68.00 %.Halini
dalam melakukan kegiatan di
275
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
lapangan
dan
memberikan
antusias, 2) Memotivasi anak
pertanyaan lebih jelas dengan
melalui
bahasa yang tidak ambigu.
mengaitkan antara tema dan
Berdasarkan
refleksi
antara
kolaborator
hasil
peneliti
pertanyaan
kehidupan
dengan
sehari-hari,
3)
dan
Memberikan pujian kepada anak
dikemukakan
yang aktif menjawab pertanyaan
beberapa
rekomendasi
yang
dengan benar, 4) Memberikan
sebaiknya
dilakukan
pada
pertanyaan
yang
mudah
pertemuan selanjutnya, yaitu: 1)
dimengerti oleh anak dan tidak
Menjelaskan tahapan kunjungan
berbelit.
lapangan dengan jelas dan penuh
Siklus II
Tabel 3. Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Anak Pada Siklus II
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama Anak
A
K
M
C
S
AF
FR
FH
SY
SK
Jumlah
Skor
Rata-rata
%
696
99,43
92.06
Sangat Aktif
643.5
91,93
85.12
Sangat Aktif
619
88,43
81.88
Sangat Aktif
681
97,29
90.08
Sangat Aktif
599.5
85,64
79.30
Sangat Aktif
595.5
85,07
78.78
Sangat Aktif
573.5
81,93
75.86
Sangat Aktif
643
91,86
85.05
Sangat Aktif
590
84,29
78.04
Sangat Aktif
522
74,57
69.05
Aktif
88.04
81.5
Sangat Aktif
6163
Berdasarkan data pada
276
termasuk
Keterangan
dalam
siklus II di atas, terlihat bahwa
sangat
rata-rata skor yang diperoleh
memperoleh rata-rata skor 74.57
anak
atau 69.05 %, termasuk dalam
hampir
keseluruhan
aktif,
klasifikasi
sedangkan
SK
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
kategori aktif. Berdasarkan tabel
bentuk grafik maka hasilnya
diatas,
sebagai berikut:
jika
disajikan
dalam
Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Siklus II
120,00
100,00
80,00
60,00
SIKLUS 2
40,00
20,00
0,00
A
K
M
C
S
AF
FR
FH
SY
SK
Grafik 2. Rata-rata Skor Kecerdasan Naturalis Anak pada SiklusII
II
Berdasarkan peningkatan
menunjukkan bahwa rata-rata
kecerdasan naturalis anak yang
klasikal
di dapat pada akhir siklus II,
Data
pada
siklus
kecerdasan
naturalis
anak sudah mencapai 81.52%
peneliti
dari
menyimpulkan
pra-siklus.
Hal
ini
dan
kolaborator
bahwa
bahwa
peningkatan yang dihasilkan dari
peningkatan kecerdasan naturalis
pra-siklus sampai siklus II sudah
anak
peningkatan
memenuhi standar yang telah
persentase melebihi standar yang
disepakati yaitu nilai rata-rata
telah disepakati peneliti bersama
klasikal
kolaborator yaitu nilai rata-rata
81%.Dengan demikian peneliti
klasikal
dan kolaborator menghentikan
membuktikan
mengalami
Berdasarkan
sebesar
81%.
hasil
tersebut
menimal
penelitian
ini
mencapai
karena
menunjukkan bahwa penelitian
peningkatan
yang diharapkan
ini sudah berhasil dan hipotesis
sudah melebihi standar yang
tindakan diterima.
telah ditetapkan. Adapun nilai
277
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
keseluruhan
dari
pra-siklus
dengan tabel di bawah ini:
hingga siklus II, dapat dilihat
Tabel 4. Peningkatan Kecerdasan Naturali Anak Pada Masingmasing Aspek Pra-Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
Nama
Responden
1.
A
2.
K
3.
M
4.
C
5.
S
6.
AF
7.
FR
8.
FH
9.
SY
10.
SK
Rata-rata Kelas
Siklus I
Rata%
rata
73.78 68.32
66.71 61.77
61.35 56.81
72.35 68.00
59.57 55.16
59.07 54.69
57.93 53.64
66.57 61.64
59.93 55.49
53.86 49.87
63.11 58.44
Siklus II
Rata%
rata
99,43 92.06
91,93 85.12
88,43 81.88
97,29 90.08
85,64 79.30
85,07 78.78
81,93 75.86
91,86 85.05
84,29 78.04
74,57 69.05
88.04 81.52
Berdasarksn tabel di atas,
Pada aspek benda-benda
adapun uraian tiap aspeknya
mati, rata-rata pra-siklus anak
sebagai berikut: Pada aspek
yaitu sebesar 38.47%.Kemudian
hewan, rata-rata pra-siklus anak
mengalami
yaitu sebesar 36.41%. Kemudian
siklus I sebesar 19.19% sehingga
mengalami
rata-rata aspek benda-benda mati
peningkatan
pada
peningkatan
anak
rata-rata
anak
Selanjutnya dari siklus I ke
22.54%.Selanjutnya
siklus II rata-rata peningkatan
aspek
hewan
dari siklus I ke siklus II rata-rata
aspek
peningkatan
mencapai
mencapai
rata-rata
aspek
20.83%,
aspek
mencapai 79.78%.
hewan
sehingga
hewan
anak
menjadi
pada
siklus I sebesar 58.95% sehingga
menjadi
278
Pra Tindakan
Rata%
rata
46.76
50.5
37.5
40.5
37.04
40
42.13
45.5
34.26
37
34.72
37.5
35.19
38
41.66
45
35.65
38.5
29.16
31.5
37.8
40.4
benda-benda
21.83%,
57.66%.
mati
sehingga
rata-rata aspek benda-benda mati
anak mencapai 79.48%.
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
Dari berbagai aspek yang
terhadap tumbuhan, kemudian
telah dikemukakan bahwa anak-
kecintaan anak terhadap hewan,
anak senang dan antusias ketika
yaitu dengan cara mendekati
di ajak berkunjung ke tempat-
hewan lalu memberinya makan,
tempat
yang
seperti yang ditemukan peneliti
mereka
ruang
melakukan
memberikan
gerak,
eksplorasi
untuk
bahwa anak berani mendekati
hal-hal
hewan dan memberinya makan.
baru, tentang apa saja yang
Senada dengan Amstrong
mereka temukan dilingkungan.
bahwa anak akan senang dan
Hal
menunjukkan
lebih berminat dan tertarik untuk
bahwa anak kelas B PAUD
mengahayati alam yang berada
Terpadu telah memiliki ciri-ciri
dan ditemukan dilingkungan dan
kecerdasan
yaitu
alam sekitarnya. Dalam hal ini
rasa
bahwa lingkungan adalah hal
tumbuhan,
yang mampu membentuk anak
ini
telah
mampu
naturalis,
menunjukkan
senang
terhadap
sikap
mereka
yang
sayang
untuk mengenal apa saja yang
terhadap
hewan
piaraan
ada disekitarnya. Sejalan dengan
(membelai,
memberi
makan-
tujuan
binatang
bahwa
minum,
atau
mengoleksi
gambar
atau miniatur),
kunjungan
lapangan
anak
mengasimilasi,
dapat
mengadaptasi,
alam
dan mengonstruksi ide-ide dan
terbuka, seperti pantai, tanah
pendapat.Kemudian anak senang
lapang, kebun, sungai, sawah,
dan antusias dalam mengajukan
dan
dan menjawab pertanyan, hal ini
kesenangan
dalam
terhadap
alam
terbatas
menghabiskan waktu di dekat
dikarenakan
kolam.
pembelajaran yaitu guru telah
Berdasarkan ciri di atas
tujuan
menyediakan
dari
sejumlah
bila kita kaitkan dengan temuan
pertanyaan-pertanyaan
penelitian bahwa secara garis
menggali potensi berpikir dan
besar
mengembangkan
anak
sudah
mulai
menunjukkan sikap kecintaan
intelektual
pada
yang
keterampilan
saat
anak
279
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
sedang
beraktivitas.Kemudian
dan
eksternal
hal ini sesuai dengan tujuan pada
diantaranya yaitu faktor bawaan
saat
atau keturunan, faktor minat dan
dilapangan
berinterakasi
dan
yaitu
mendapat
pengalaman
menampilkan
dengan
berbagai
pembawaan
yang
khas
dan
faktor lingkungan.
Berdasarkan
ide/
persentase
konsep yang menghubungkan
skor
dengan materi yang di pelajari.
dimungkinkan dipengaruhi oleh
Selanjutnya
faktor-faktor pendukung tersebut
anak
mampu
tertinggi
melakukan kegiatan pada aspek
minat, A memiliki antusias dan
tumbuhan, hal ini sejalan dengan
minat
Roestiyah, (2008: 81) bahwa
melaksanakn
anak-anak harus terampil dalam
dikarenakan A dibiasakan sama
menggunakan
orangtuanya
Lebih
Berdasarkan
A
di
alat-alat
atas.
oleh
menggunakan alat pada saat
yang
faktor
tinggi
tiap
aktivitas
ini
untuk
belajar
dengan rajin atau membantu
percobaan.
rinci
peneliti
orangtuanya
jika
pulang
merinci bahwa secara kualitatif
kerumah, karena kalau dilihat
dari pra-siklus hingga ke siklus
dari latar pendidikan orangtua, A
kedua, anak yang memperoleh
bukanlah
skor tertinggi di peroleh oleh A,
berpendidikan, bila dilihat dari
beberapa anak lainnya juga ada
latar
yang masuk dalam skor tertinggi
orangtuanya dan hanya seorang
yakni C, K, dan FH. Namun, A
penjahit
memiliki
berkecimpung,
mendominasi
280
internal
skor
yang
dari
seluruh
keturunan
belakang
yang
pendidikan
yang
baru
sedangkan
ibunya, ibu rumah tangga, tetapi
teman-temannya. Adapun yang
memiliki minat
yang cukup
memperoleh
tinggi
melaksanakan
skor
terendah
dalam
didominasi oleh SK dari pra-
suatu hal, hal yang sama juga
siklus hingga siklus kedua.Hal
dilakukan oleh A seperti antusias
ini dapat dipengaruhi oleh faktor
dalam melaksanakan kegiatan di
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
dan
Mengetahui gaya belajar dan
bertanya bila menemukan suatu
belajar dengan gaya belajar yang
hal yang berbeda pada saat
sesuai akan lebih memudahkan
melaksanakan
meningkatkan kecerdasan atau
sekolah,
selalu
aktif
kunjungan
prestasi
lapangan.
anak.
Bagaimanapun
perolehan
anak yang memperoleh skor atau
persentase skor terendah oleh
nilai terendah bukanlah hal yang
SK dari pra-siklus hingga siklus
baik untuk kita melebeli anak itu
II,
karena
bodoh, karena boleh jadi anak
dari
yang memperoleh nilai terendah
Pada
dimungkinkan
kurangnya
motivasi
orangtua, karena bagaimanapun
memiliki
faktor intern sangat berpengaruh
berbeda dengan teman-temannya
bagi
yang
atau cenderung dengan gaya
tertinggi
belajar visual, sehingga metode
anak,
seperti
A
memperoleh
nilai
dikarenakan
semangat
dan
gaya
kunjungan
belajar
yang
lapangan
ini
antusias orangtuanya walaupun
dirasakan tidak sesuai dengan
A dan SK mempunyai latar
gaya
pendidikan
sebaiknya pemberian tindakan
kurang
orangtua
mendukung
yang
tetapi
pada
belajarnya,
metode
sehingga
kunjungan
kasusnya berbeda, SK tidak
lapangan juga diimbangi dengan
memiliki
kegiatan yang memperhatikan
minat
yang
baik
terhadap kegiatan di sekolah SK
gaya belajar anak.
Berdasarkan
cenderung mengeluh tidak bisa
uraian
di
dan menangis, tidak heran setiap
atas dapat disimpulkan bahwa
pekerjaannya
metode
SK
selalu
kunjungan
lapangan
dapat meningkatkan kecerdasan
terlambat.
perolehan
naturalis anak. Terkhusus dalam
persentase skor yang bervariatif
memahami apa saja yang ada di
dapat saja dikarenakan gaya
alam, tumbuhan, hewan dan
belajar anak yang berbeda-beda
benda-benda mati. Selain itu
dan
metode kunjungan lapangan juga
Perbedaan
selalu
berubah-ubah.
281
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
membantu anak dalam melatih
dikaitkan
kognitif dan emosional anak.
pembelajaran
Hal tersebut dapat dinyatakan
berjalan.
bahwa
kunjungan
bertujuan untuk mereview atau
hanya
mengulas kembali kegiatan yang
kecerdasan
telah dilakukan yang dikaitkan
naturalis anak tetapi juga dapat
dengan tema maupun aspek-
memberikan pengalaman yang
aspek
nyata dan menyenangkan dalam
Metode
proses pembelajaran.
dilakukan dengan mengunjungi
metode
lapangan
tidak
meningkatkan
tema
yang
sedang
Kegiatan
Sesuai
kunjungan
lapangan
yang
dengan
aspek-aspek
berbeda
kecerdasan
perumusan masalah yang di
naturalis,
ajukan dan berdasarkan hasil
berkeliling-keliling
analisis
lingkungan
pembahasan,
maka
kesimpulan penelitian ini adalah:
Proses
seperti
pergi
di
sekitar,
kolam,
halaman perkantoran dan pantai,
pembelajaran
dengan di tunjang media lainnya
kunjungan
seperti media gambar dan alat
metode
lapangan
naturalis.
guna menunjang aktivitas dari
SIMPULAN
melalui
penutup
kecerdasan
tempat-tempat
meliputi
tahap
yaitu kaca pembesar.
Metode
pembukaan atau awal, tahap inti
kunjungan
dan tahap akhir atau penutup.
lapangan dapat meningkatkan
Kegiatan awal bertujuan untuk
kecerdasan
memberikan
kelompok B PAUD Terpadu
pengantar
atau
naturalis
anak
persepsi awal mengenai kegiatan
Bintuhan-Bengkulu,
dapat
yang
menhadirkan
yang
akan
kegiatan
dilakukan
inti.
Kegiatan
pada
inti
belajar
yang
suasana
berbeda
dari
merupakan serangkaian proses
sebelumnya dimana anak-anak
pembelajaran melalui metode
mampu
kunjungan
yang
obejek yang akan dikunjungi,
dapat
anak-anak akan melihat dan
dilakukan
282
dengan
lapangan
anak,
yang
mengenal
langsung
Peningkatan Kecerdasan Naturalis …
Yanti Juniarti
mengeksplore
yang
dilingkungannya,
ada
sekitar,
melalui
kunjungan
berimajinasi
lapangan. (b) Bagi orangtua,
yang berkaitan dengan aspek-
diharapkan orangtua anak dapat
aspek kecerdasan naturalis yaitu
memberikan
aspek tumbuhan, hewan dan
berkaitan
benda-benda
naturalis di rumah kepada anak
mati.
Adapun
stimulasi
dengan
yang
kecerdasan
persentase total kenaikan hasil
sebagai
observasi kecerdasan naturalis
program yang diberikan oleh
dari pra-siklus diperoleh 40.4%
guru disekolah. Dengan adanya
(Kurang Aktif)
kerja sama pihak sekolah dengan
meningkat
sehingga
(Cukup
pada siklus I
bentuk
sebesar
18.04%,
orang
menjadi
58.44%
mendapatkan
Aktif),
meningkat
siklus
sebesar
II
23.06%
tua,
sama
keberlanjutan
anak
akan
stimulasi
yang
dan
peningkatan
kecerdasan naturalis anak yang
sehingga menjadi 81.5 (sangat
diharapkan
Aktif).
dengan baik. (c) Bagi peneliti
lain,
dan
diharapkan
memperkaya
SARAN
dapat
tercapai
lebih
kajian-kajian
Berdasarkan kesimpulan
penelitian terkait peningkatan
implikasi
kecerdasan
yang
telah
naturalis
anak
sebelumnya,
dengan menggunakan maupun
adapun saran yang bisa peneliti
menemukan metode yang tepat
berikan adalah sebagai berikut:
dan sesuai dengan usia anak.
dikemukakan
(a) Bagi guru diharapkan lebih
banyak memberikan kesempatan
kepada anak untuk melakukan
aktivitas yang bisa menstimulasi
kecerdasan naturalis anak dan
guru
lebih
kreatif
mengkombinasikan
dalam
berbagai
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. Setiap Anak
Cerdas:
Panduan
Membantu Anak Belajar
dengan
Memanfaatkan
Multiple Intelligencenya,
(alih bahasa: Buntaran, R).
Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2002.
kegiatan yang ada dilingkungan
283
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
Volume 9 Edisi 2, November 2015
--------------, -----------. Multiple
Intelligences
In
The
Classroom. Virginia USA:
Alexandria, 2009.
Campbell Linda, Campbell Bruce,
dan Campbell Dee. Metode
Praktis
Pembelajaran
berbasis
Mutiple
Intelligences.
Jakarta:
Intuisi Press, 2007
Behrendt, Marc & franklin, Teresa.A
Review of Research on
School Field Trips and
Their Value in Education,
Journal.http://
web.b.
ebsco host.com/ ehost/
pdfviewer/
pdfviewer?
sid=424363fc-33cf-4c36a7e509ae8c2024fd%40session
mgr111&vid=1&hid=116
(diakses
4
November
2014).
Jackman, L Hilda.Early Education
Curriculum
A
child
Connection to The World.
United States of Amerika:
Delmar, 2009
Moeslichatoen. Metode Pengajaran.
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Mattew B dan Milles A Hubermen
(penerjemah
Tjaejep
Rohensi
Rohidi,
Pendamping
Mulyanto)
Analisis data Kualitatif,
Buku Sumber Tentang
Metode-metode
Baru
(Jakarta:
Universitas
Indonesia, 1992.
Mills E. George. Action Research: A
guide for the Teacher
Researcher. 2nd ed., (New
Jersey: Prentice Hall, 2003
284
Kusumah, Wijaya dan Dwigatma,
Dedi.Mengenal Penelitian
Tindakan
Kelas Edisi
Kedua. Jakarta: Indeks,
2012.
Gardner, Howard. frames Of Mind.
New York: Basic Books,
1994.
----------,-----------.
Intelligence
Reframed:
Multiple
Intelligence for 21 th
Century. New York: Basic
Books, 1999.
Musfiroh,
Tadkirotun.
Pengembangan
Kecerdasan
Majemuk.
Jakarta:
Universitas
terbuka, 2009.
Muhammad dan Wiyani, Novan
Ardy.Psikologi
Pendidikan.(Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media), 2012.
Roestiyah.
Strategi
Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Siantayani, Yulianti. Persiapan
Membaca Bagi Balita.
Sleman
Yogyakarta:
Kritzer publisher, 2011.
Yaumi, Muhammad. Pembelajaran
Berbasis
Multiple
Intelligences.Jakarta: Dian
Rakyat, 2012.
Yaumi, Muhammad dan Ibrahim
Nurdin.Kecerdasan jamak
(multiple
Intelligences).
Jakarta: kencana, 2013.
Yaumi, Muhammad dan Damopolii,
Muljiono. Action Research
Teori,
Model,
Dan
Aplikasi. Jakarta: Kencana,
2014.
Download