BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Lingkungan merupakan bagian tak

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Kehidupan makhluk hidup tidak bisa dipisahkan dengan apa yang disebut
lingkungan. Tanah sebagai tempat kita tinggal, udara untuk bernafas dan air
semuanya merupakan bagian dari lingkungan. Tanpa semua itu makhluk hidup tidak
dapat melanjutkan hidupnya karena kehidupan makhluk hidup termasuk manusia
tidak dapat dipisahkan dari interaksi dengan lingkungan. Salah satunya adalah sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari lingkungan yang keberadaannya cukup
penting bagi manusia karena di dalamnya terdapat air yang merupakan salah satu
sumber kehidupan bagi manusia. Setiap hari manusia berinteraksi dengan air karena
hampir seluruh aktivitas manusia membutuhkan air mulai dari minum, mandi,
mencuci, memasak dan segala kebutuhan lainnya. Sungai memiliki banyak fungsi
yang berguna untuk kehidupan manusia. Namun realita yang terjadi di Sungai Tegal
Konas yang berada di kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta ini menunjukkan sungai
tidak bisa difungsikan selain sebagai aliran.
Realita di lapangan menunjukkan bahwa sungai Tegal Konas merupakan
sebuah sungai kecil yang keadaannya sangat tercemar sehingga tidak bisa
dimanfaatkan. Air sungai yang sering berubah warna akibat limbah cair buangan
pabrik menjadi pemandangan sehari-hari. Selain itu banyak pula sampah padat yang
menghuni sepanjang aliran sungai. Kondisi sungai Tegal Konas tidak banyak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sungai telah tercemar sejak lama. Yang
membedakan adalah tata ruang fisik yang telah diubah seperti adanya pagar
pembatas. Limbah cair dari pemukiman di sekitar bantaran juga dialirkan secara
langsung kedalam sungai dengan alasan tidak adanya lahan untuk sanitasi. Hanya ada
satu saluran sanitasi berupa IPAL yang hanya menjangkau beberapa RT saja.
Kondisi sungai Tegal Konas meliputi aspek fisik, infrastruktur sarana dan
prasarana serta Aspek Sosial. Kondisi sungai mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Laju pertumbuhan penduduk menjadi bagian yang mempengaruhi kondisi
sungai dimana sungai yang dulunya gelap dan berupa rawa-rawa, kini di kanankirinya telah dipenuhi oleh pemukiman penduduk. Pemukiman yang semakin padat
mengakibatkanposisi sungai semakin terpinggirkan dimana sungai dijadikan tempat
buangan limbah baik padat maupun cair. Konstruksi sosial dalam penelitian ini
berusaha mengkaji pemikiran masyarakat tentang sungai dengan segala kondisinya..
Proses konstruksi sosial melalui 3 tahapan yaitu eksternalisasi, objektivasi dan
internalisasi serta dipengaruhi oleh berbagai stimulus atau faktor-faktor yang lain.
Perbedaan pengalaman serta referensi masyarakat itulah yang membentuk konstruksi
sosial yang berbeda antar setiap anggota masyarakat. Eksternalisasi merupakan tahap
mendasar. Tahap eksternalisasi ditunjukkan ditunjukkan ketika masyarakat melihat
bahwa kondisi sungai telah sejak lama tercemar sehingga masyarakat memahami
bahwa tidak ada fungsi lain yang bisa dimanfaatkan dari sungai selain sebagai aliran
air yang juga justru dianggap berfungsi untuk mengalirkan limbah. pengetahuan
tentang fungsi sungai terbentuk oleh sosialisasi sekunder berupa pengalamanpengalaman masyarakat tentang sungai. Proses objektivasi dari pengetahuan
masyarakat tentang sungai pada masyarakat bantaran sungai Tegal Konas, Surakarta,
merupakan hasil penyerapan pengetahuan atas sungai dari proses eksternalisasi
berdasarkan pengalaman individu. Pada tahap ini terlihat bahwa masyarakat telah
melihat bahwa sungai tidak bisa dimanfaatkan selain sebagai aliran air dan aliran
limbah sehingga masyarakat memanfaatkan tata ruang fisik sungai yang dianggap
dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari seperti jembatan dan pagar pembatas.
Dalam tahap ini pula masyarakat mulai memahami dampak-dampak yang dapat
ditimbulkan oleh sungai yang dianggap sebagai aliran air dan aliran limbah. Proses
internalisasi terjadi ketika seorang individu mempelajari sebuah makna yang telah
diobjektivasikan, mengidentifikasi dirinya dengan makna tersebut hingga masuk ke
dalam dirinya. Dengan kata lain, internalisasi merupakan suatu proses penerimaan
suatu definisi situasi. Tahap ini menunjukkan tindakan masyarakat terhadap sungai.
tindakan ini terwujud dalam anggapan masyarakat mengenai terganggu atau tidaknya
masyarakat oleh sungai yang selama ini dianggap sebagai aliran air dan aliran limbah.
Ketiga proses yang telah terkonstruksi didalam pkikiran masyarakat
memunculkan suatu pemaknaan tentang sungai. Pemaknaan sungai bagi masyarakat
bantaran sungai Tegal Konas dilihat dalam dua sudut pandang yang berbeda yaitu
pemaknaan sungai sebagai aliran air serta pemaknaan sungai sebagai aliran limbah.
Konstruksi sosial yang terbentuk didalam masyarakat bantaran sungai Tegal Konas
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan, faktor sosial-budaya,
faktor politik serta ekonomi. Beberapa perilaku terbentuk atas konstruksi sosial ini
yang terbagi dalam 2 pola perilaku yaitu perilaku positif dan perilaku negatif.
Perilaku positif dan negatif yang terbentuk dapat terlihat dari pengelolaan sampah
yang dilakukan serta tindakan masyarakat dalam memelihara sungai.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini menggunakan teori sosiologi modern yaitu konstruksi sosial
yang dikemukan oleh Peter L. Berger dan Luckmann. Konstruksi sosial
merupakan proses interaksi sosial antara individu dengan lingkungan diluar
dirinya melalui tindakan dimana individu menciptakan secara terus-menerus
suatu realitas atau kenyataan yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.
Untuk melihat konstruksi sosial masyarakat bantaran sungai Tegal Konas
terhadap sungai, menurut teori
Berger dan Luckmann dapat dilihat melalui
proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
Proses
eksternalisasi
adalah
suatu
pencurahan
kedirian
manusia
terus-menerus ke dalam dunia, baik dalam aktivitas fisik maupun mentalnya yang
menggambarkan pengetahuan masyarakat bantaran sungai Tegal Konas terhadap
sungai. Proses objektivasi merupakan penyerapan hasil yang telah dicapai dari
proses eksternalisasi melalui interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang
dilembagakan dan dilegitimasi sehingga membentuk sebuah pola yang bermakna
yang menggambarkan sikap masyarakat bantaran sungai Tegal Konas terhadap
sungai. Proses Internalisasi merupakan tahap dimana dunia yang telah
diobjektivasikan diserap kembali ke dalam struktur kesadaran subjektif individu.
Seorang individu mempelajari sebuah makna yang telah diobjektivasikan,
mengidentifikasi dirinya dengan makna tersebut hingga masuk ke dalam dirinya.
2. Implikasi Metodologis
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui makna dari pengalaman
individu yang mengalami kejadian yang sama. Teknik pengambilan informan
menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan informan sumber
data dengan pertimbangan tertentu yakni dianggap paling tahu tentang apa yang
diharapkan, sehingga memudahkan peneliti. Sumber data dalam penelitian
berupa wawancara dengan informan, peristiwa atau aktivitas, dokumen dan arsip
serta data berupa gambar. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti melakukan
observasi
tidak
berpartisipasi
wawancara
serta
dokumentasi.
Pedoman
wawancara sebelumnya dibuat untuk mempermudah peneliti untuk mencari data
dari informan di lapangan. Peneliti menggunakan triangulasi sumber sebagai
teknik untuk mengecek keabsahan data dimana peneliti menggunakan beberapa
sumber data untuk menggali kebenaran informasi. dalam penelitian ini dianalisis
dengan model analisis data interaktif.
3. Implikasi Empiris
Sungai adalah suatu daerah yang didalamnya terdapat air yang mengalir
secara terus-menerus. Sungai bagi masyarakat bantaran sungai Tegal Konas
dipahami dalam dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang dalam
memahami sungai secara positif memaknai sungaisebagai suatu aliran yang
apabila rusak atau tercemar akan turut mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Sudut pandang dalam memahami sungai secara negatif memaknai sungai sebagai
wilayah belakang dimana sungai dianggap sebagai aliran untuk mengalirkan
limbah yang apabila rusak atau tercemar tidak akan berpengaruh pada kehidupan.
Pemaknaan yang berbeda dalam memahami sungai juga turut menghasilkan
perilaku yang berbeda dimana perilaku yang terbentuk berupa perilaku
memelihara sungai dan perilaku membelakangi sungai. Konstruksi sosial yang
terbentuk dari eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi dalam penelitian ini,
diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya serta bisa digunakan sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan
bagi pemerintah.
C. Saran
Saran dalam hal ini dimaksudkan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang
terkait atau berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sungai,
diantaranya :
1. Bagi Pemerintah
a. Sosialisasi secara khusus tentang sungai beserta fungsinya diperlukan
untuk menanamkan pemahaman bagi masyarakat bahwa sungai
merupakan salah satu bagian kehidupan yang dapat mengganggu
kehidupan apabila rusak dan tercemar.
b. Kerjasama antar kedua kelurahan diperlukan untuk bisa mengadakan
kerja bakti secara rutin untuk membersihkan dan memelihara sungai.
c. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang cukup tegas bagi segala
macam tindakan yang merusak sungai.
2. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat di kedua kelurahan perlu melakukan kerja sama untuk
mengadakan kegiatan secara rutin untuk membersihkan dan merawat
sungai.
b. Menindak atau menegur dan saling memperingatkan atas segala tindakan
yang bisa mencemari sungai
Download