MEKANISME Talidomid merupakan sebuah rasemat yang mempunyai dua buah isomer yaitu Rthalidomid dan S-thalidomid. Salah satu enantiomernya efektif untuk mengobati morning sickness ( mual muntah pada ibu hamil ). Isomer yang lain bersifat teratogen dan menyebabkan gangguan kelahiran. Enantiomer ini berada dalam bentuk kesetimbangan, dan dapat saling berubah secara in vivo. Hal ini dapat menyebabkan kedua isomernya berada di serum jika thalidomide dipejankan pada manusia. Meskipun yang dipejankan hanya 1 enantiomer, tetapi tidak dapat menghindarkan efek teratogeniknya. Pada awalnya ( 1950 ), Thalidomid digunakan untuk pengobatan insomnia dan morning sickness. Thalidomid yang diberikan secara oral juga berfungsi untuk mengobati myeloma. Banyak anggapan, Thalidomid merupakan agent baru pertama dengan aktivitas utama yaitu sebagai anti myeloma. Penggunaan Thalidomid sekarang berada di bawah pengawasan Food and Drug Administration ( FDA ) untuk memastikan kemanjuran dan keamanan pada penyakit myeloma. Thalidomid juga berfungsi sebagai agen immunomodulatory ( obat yang mempengaruhi system imun ). Mekanisme aksinya secara tepat belum diketahui dan sampai sekarang masih diteliti. Selain itu Thalidomid memiliki efek sebagai antiinflamasi, antiangiogenic. Data yang di dapat dari studi in vitro dan clinical trial dapat diketahui bahwa efek immunologi senyawa ini dapat berubah pada kondisi yang berbeda yaitu menghambat produksi tumor necrosis factor alpha ( TNF-α ) dan menurunkan modulasi adhesi molekul sel permukaan pada migrasi leukosit. Thalidomid juga mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel myeloma dengan berbagai cara dan dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru ( angiogenesis ). Thalidomid muncul sebagai obat yang memiliki berbagai macam efek salah satunya sebagai anti myeloma dan hal – hal yang harus diperhatikan adalah 1. Menghambat angiogenesis ( pertumbuhan pembuluh darah baru yang menjadi makanan bagi sel tumor ) dengan memblok basic fibroblast growth factor (bFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF). 2. Menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel stromal, tumor sel, dan sel pada sumsum tulang. 3. Mengubah produksi atau aktivitas cytokines ( chemical messengers ) meliputi pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel myeloma melalui berbagai mekanisme yaitu o Menghambat cyclooksigenase-2 ( COX-2 ) o Menghambat Tumor necrosis factor-alpha ( TNF-α ) o Menurunkan regulasi Interleukin 6 ( IL-6) o Meningkatkan produksi Interleukin 10 ( IL-10 ) o Meningkatkan Interleukin 4 ( IL-4 ), Interleukin 5 ( IL-5 ) dan Interleukin 12 ( IL-12 ) o Menghambat TNF- α memproduksi Interleukin 8 ( IL-8) Thalidomide’s various effect in myeloma Thalidomid juga dapat digunakan untuk merawat penyakit akibat degenerasi macular serta menolong pasien AIDS dengan Kaposi’s sarcoma. Pada penderita AIDS, Thalidomid dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Pharmacocinetik dan metabolisme obat Absorpsi Bioavailability thalidomide dari THALOMIDER capsul belum dapat dikarakterisasi pada manusia karena memiliki kelarutan yang rendah. Dalam studi pada manusia yang sehat dengan manusia Hansen’s disease, Thalidomide memiliki Tmaks 2,9 – 5,7 jam, hal ini menandakan bahwa thalidomide diabsorpsi secara lambat dari saluran gastrointestinal. Ketika luas daerah yang diabsorpsi ( AUC ) sebanding dengan dosis pada manusia yang sehat dapat diamati bahwa Cmaks meningkat dan T maks-nya pun meningkat ( lihat table 1 ), dengan demikian kelarutan thalidomide yang jelek dapat menghambat proses absorpsinya. Tabel 1 Harga Parameter Farmakokinetik untuk THALOMIDER ( thalidomide ) Rata- rata (%CV) Population/ AUC o(infinity) Single Dose µg-hr/ml Manusia sehat(n = 14) 50 mg 4,9 (16%) 200 mg 18,9 (17%) 400 mg 36,4 (26%) Pasien dengan Cmaks T maks Half-Life µg/ml jam jam 0,62 ( 52% ) 1,76 (30% ) 2,82 (28%) 2,9 (66%) 3,5 (57%) 4,3 (37%) 5,52 (37%) 5,53 (25%) 7,29 (36%) 3,44 (52,6%) 5,7 (27%) 6,86 (17%) Hansen’s disease (n=6) 400 mg 46,4 (44,1%) Distribusi Dalam plasma darah manusia, rata – rata ikatan protein plasma adalah 55% dan 66% berturut – turut untuk (+)-(R)- dan (-)-(S)-thalidomide.Dalam studi farmakokinetik thalidomide pada penderita HIV seropositiv yang menerima thalidomide 100 mg/day, dapat dideteksi bahwa thalidomide berada pada semen. Metabolisme Sekarang ini , rute metabolisme thalidomide pada manusia belum diketahui. Thalidomide sendiri tidak muncul sebagai hasil metabolisme dari hepar, tetapi muncul melalui hidrolisis non-enzymatik dalam plasma dengan banyak metabolit. Dalam studi pemberian dosis berulang dimana 200 mg THALOMIDR ( thalidomide ) diberikan kepada 10 wanita sehat selama 18 hari, thalidomide menunjukkan memiliki profil farmakokinetika yang sama pada pemberian hari pertama dan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa thalidomide tidak menginduksi ataupun menghambat metabolismenya. Eliminasi Seperti yang ditunjukkan pada table 1 ( diatas ), rata – rata T1/2 eliminasi memiliki range 5-7 jam pada single dose dan tidak berubah pada multiple dose. Seperti pada rute metabolisme, rute eliminasi thalidomide juga belum diketahui untuk sekarang ini.