BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Petrologi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Petrologi merupakan suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
batuan dan kondisi pembentukannya (Ehlers dan Blatt, 1982). Pada studi petrologi
batuan beku umumnya fokus pembahasan lebih menitikberatkan pada tekstur dan
komposisi dari batuan beku tersebut. Geokimia merupakan suatu cabang ilmu
geologi yang mempelajari kimia bumi, yang bertujuan untuk mengetahui
distribusi dan migrasi dari elemen kimia penyusun suatu batuan dan mineral
(White, 2013).
Batuan beku adalah suatu jenis batuan yang pembentukannya berasal dari
proses pembekuan magma. Pembekuan dari magma ini sendiri dapat terjadi di
dalam permukaan bumi (plutonik) ataupun di atas permukaan bumi (volkanik)
(Ehlers dan Blatt, 1982). Granitoid merupakan suatu istilah bagi kelompok batuan
beku plutonik dengan komposisi asam hingga intermediate yang memiliki tekstur
faneritik (Gill, 2010), dengan mineral penyusun berupa plagioklas, kuarsa, dan
alkali feldspar (Winter, 2001).
Menurut para peneliti terdahulu seperti Van Bemmelen (1949), Katili
(1974), Cobbing, dkk (1992) dan Cobbing (2005), Pulau Belitung merupakan
bagian dari Kepulauan Timah dan memiliki salah satu litologi penyusun berupa
batuan beku. Umumnya kehadiran batuan beku di daerah Pulau Belitung
didominasi oleh intrusi granitoid, salah satunya tersingkap pada daerah penelitian
1
2
yaitu di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya, Kecamatan Membalong, Kabupaten
Belitung. Pada daerah ini terdapat intrusi granitoid yang memiliki dimensi
singkapan yang cukup besar. Intrusi granitoid di daerah penelitian mengacu pada
Baharuddin dan Sidarto (1995) dapat dikelompokkan kedalam Formasi Adamelit
Baginda dan memiliki rentang umur sekitar 160 – 208 juta tahun atau Zaman Jura.
Penelitian mengenai batuan beku di Pulau Belitung telah dilakukan oleh
beberapa peneliti seperti Van Bemmelen (1949), Katili (1974), Cobbing, dkk
(1992) dan Cobbing (2005), tetapi penelitian tersebut masih dalam skala regional.
Selain itu umumnya batuan granitoid yang tersebar di Pulau Belitung berasosiasi
dengan kandungan timah seperti granitoid di bagian Barat Laut Pulau Belitung.
Namun pada daerah penelitian tepatnya di bagian Barat Daya Pulau Belitung,
granitoid yang terdapat di daerah ini memiliki kandungan timah yang rendah
sekitar 2-3 ppm. Utamanya belum ada pembahasan yang lebih rinci mengenai
karakteristik batuan beku baik dari sisi petrologi maupun geokimia pada daerah
Bukit Baginda dan sekitarnya. Atas pertimbangan tersebut maka penulis terdorong
untuk melakukan penelitian mengenai karakteristik petrologi dan geokimia batuan
granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya. Data yang didapatkan dari
penelitian ini sangat penting untuk mengetahui tipe granitoid di daerah tersebut,
afinitas magma pembentuknya, dan tatanan tektonik pembentukannya. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi bidang
ilmu geologi.
3
I.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan, terdapat beberapa hal yang
menjadi rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana tipe batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya
berdasarkan beberapa klasifikasi?
2. Bagaimana karakterisitik seri magma pembentuk batuan granitoid di
daerah Bukit Baginda dan sekitarnya?
3. Bagaimana tatanan tektonik pembentuk batuan granitoid di daerah Bukit
baginda dan sekitarnya?
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik petrologi
dan geokimia dari batuan granitoid di daerah Bukit baginda dan sekitarnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1.
Mengetahui tipe batuan granitoid di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya
berdasarkan beberapa klasifikasi.
2.
Memahami karakteristik seri magma pembentuk batuan granitoid di
daerah Bukit Baginda dan sekitarnya.
3.
Interpretasi tatanan tektonik pembentuk batuan granitoid di daerah Bukit
Baginda dan sekitarnya.
4
I.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data petrografi dan data
geokimia untuk menentukan tipe dan karakteristik komposisi batuan
granitoid.
2. Proses pekerjaan di lapangan hanya sebatas peninjauan kondisi geologi
dan pengambilan sampel batuan pada lokasi tertentu.
I.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Pengetahuan tentang batuan beku yang menyusun daerah Bukit Baginda
dan sekitarnya.
2. Tersedianya data hasil analisis berupa data petrografi dan data geokimia.
I.6. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian terletak di bagian Barat Daya Pulau Belitung, tepatnya
di sekitar daerah Bukit Baginda yang secara administratif terletak di Desa Padang
Kandis, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Bangka-Belitung
(Gambar 1.1). Lokasi penelitian dapat dicapai dengan menggunakan pesawat
terbang dari Jakarta (Bandara Soekarno Hatta) menuju Tanjung Pandan (Bandara
H.A.S. Hanandjoeddin). Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat sekitar 70
km ke arah Selatan dari Kota Tanjung Pandan. Perjalanan menuju lokasi
penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan transportasi lokal atau mobil
5
yang menuju ke Desa Padang Kandis, Kecamatan Membalong selama 2 jam
perjalanan.
Daerah penelitian memiliki luasan sekitar 8 x 6 km. Penelitian sendiri
diawali dengan proses pengambilan data yang telah berlangsung pada akhir Bulan
Maret sampai awal Bulan April 2016. Kemudian dilanjutkan dengan tahap
analisis laboratorium, setelah itu dilakukan pengolahan data dan penyusunan
laporan.
Gambar 1.1. Kenampakan Pulau Belitung dan lokasi penelitian.
6
I.7. Peneliti Terdahulu
1. Van Bemmelen (1949)
Menurut Van Bemmelen (1949), Pulau Belitung atau Biliton
merupakan bagian dari Kepulauan Lingga dengan luas daerah sekitar
2.188 km2. Kepulauan Lingga sendiri termasuk kedalam sabuk timah yang
memanjang mulai dari bagian barat Semenanjung Malaya dan bagian
paling selatan yaitu Pulau Belitung. Terdapat proses erosi dan denudasi
yang membuat Pulau Belitung mencapai baseleveled dan membuat pulau
ini mencerminkan topografi yang tertenggelamkan.
2. Katili (1974)
Menurut Katili (1974), pada Pulau Belitung terdapat struktur
geologi yang berasosiasi dengan sesar yang dalam, sehingga struktur
tersebut memotong batuan granitoid yang berada pada pulau tersebut.
Intrusi plutonik pada Pulau Belitung terutama pada bagian selatan
umumnya mengikuti arah dari sumbu lipatan.
3. Cobbing, dkk (1992)
Menurut Cobbing, dkk (1992), terdapat persebaran batuan
granitoid yang berada di Pulau Sumatra terdiri dari dua kelompok yaitu
batuan granitoid yang berumur tua dan yang berumur lebih muda. Pada
batuan granitoid yang berumur lebih tua memiliki persebaran yang
umumnya sangat luas sebagai intrusi tubuh batolit dan beberapa
berasosiasi sebagai pembawa timah. Sedangkan untuk batuan granitoid
yang berumur lebih muda memiliki persebaran di sepanjang Bukit Barisan
7
sebagai intrusi tubuh batolit yang kecil dan intrusi plutonik yang terpisah
dan berasal dari magmatisme pada busur volkanik.
Batuan granitoid yang berumur tua seperti di kepulauan Timah
umumnya merupakan bagian dari Main Range Province dan Eastern
Province dari sabuk granit Asia Tenggara. Dimana batuan granitoid yang
ada termasuk kedalam granitoid tipe-I dan tipe-S.
4. Cobbing (2005)
Menurut Cobbing (2005), batuan granitoid yang umumnya berada
di bagian selatan dari Pulau Belitung termasuk kedalam bagian dari
Eastern Province dari sabuk granit Asia Tenggara. Dimana batuan
granitoid di bagian selatan Pulau Belitung termasuk dalam jenis batuan
biotit monzogranit dan biotit-hornblenda monzogranit. Granitoid di daerah
ini termasuk granitoid tipe-I dan akibat proses post-collisional. Umur dari
batuan granitoid sekitar 264 - 216 juta tahun.
I.8. Keaslian penelitian
Berbagai macam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
belum ada yang pernah membahas mengenai petrologi dan geokimia batuan
granitoid yang hadir di daerah Bukit Baginda dan sekitarnya secara detail dan
sistematis. Oleh karena itu penulis mengangkat tema penulisan ini untuk
mengetahui tipe dari granitoid penyusun daerah tersebut, afinitas magma
pembentuknya, dan tatanan tektonik pembentukannya dengan melakukan analisis
geokimia pada batuan granitoid. Berikut tabel 1.1 yang menampilkan
perbandingan antara penelitian ini dengan beberapa peneliti terdahulu.
8
Tabel 1.1. Perbandingan antara penelitian ini dengan peneliti terdahulu.
Hal yang
diteliti
Van Bemmelen
(1949)
Fisiografi
Fisiografi Pulau
Belitung secara
regional
-
-
-
Struktur Pulau
Belitung secara
regional
-
Struktur
Katili (1974)
Cobbing,dkk
(1992)
Persebaran
granitoid
-
-
Persebaran
granitoid di daerah
Kepulauan Timah
meliputi Pulau
Belitung
Jenis dan
tipologi
granitoid
-
-
-
Cobbing (2005)
Studi ini
Geomorfologi
pada daerah
Bukit Baginda
dan sekitarnya
Struktur pada
daerah Bukit
Baginda dan
sekitarnya
Persebaran
granitoid di
daerah Bukit
Baginda dan
sekitranya
Jenis dan
Jenis dan tipologi
tipologi granitoid
granitoid di
di daerah Bukit
Pulau Belitung
Baginda dan
bagian selatan
sekitarnya
9
Download