IHSG - Repository - Telkom University

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam Bahasa Inggris disebut
juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite merupakan salah satu
indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April
1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ. Indeks ini mencakup
pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.
Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada
tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100 dan saham tercatat
pada saat itu berjumlah 13 saham.
IHSG adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja saham
yang tercatat di suatu bursa efek. Indeks saham gabungan ini ada yang
dikeluarkan oleh bursa efek yang bersangkutan secara resmi dan ada yang
dikeluarkan oleh institusi swasta tertentu seperti media massa keuangan,
institusi keuangan dan lain-lain.
Seiring dengan perkembangan dan dinamika pasar , IHSG mengalami
periode naik dan turun. Pada tanggal 9 Januari 2008, IHSG mencapai level
tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level
2.830,263.
Gambar 1.1
Perkembangan nilai Indeks Harga Saham gabungan (IHSG)
Indonesia periode Januari 2007 s.d april 2011.
Sumber: finance.yahoo.com
Gambar 1.1 menunjukkanfluktuasi nilai IHSG di Indonesia periode
Januari 2007 sampai dengan Januari 2011. Pada tahun 2007 IHSG
menunjukkan tren peningkatan. Namun setelah itu pada tahun 2008 sampai
dengan 2009 IHSG mengalami tren penurunan. Barulah setelah melewati tahun
2009 tren IHSG kembali mengalami peningkatan.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) atau yang lebih dikenal dengan
Indeks Dow Jones adalah salah satu indeks pasar saham yang didirikan oleh
editor The Wall Street Journal dan pendiri Dow Jones & Company, Charles
Dow. Dow membuat indeks ini sebagai suatu cara untuk mengukur performa
komponen industri di pasar saham Amerika . Saat ini DJIA merupakan indeks
pasar Amerika tertua yang masih berjalan dimana indeks ini terdiri dari 30
perusahaan besar di Amerika yang sudah go public.
Gambar 1.2
Perkembangan nilai indeks Dow Jones Industrial Average(DJIA)
periode Januari 2007 s.d april 2011.
sumber: finance.yahoo.com
Gambar 1.2 menunjukkan fluktuasi nilai indeks DJIAperiode Januari
2007 sampai dengan Januari 2011. Pada tahun 2007 menunjukkan tren yang
meninggkat. Pada tahun 2008 DJIAmengalami tren penurunan. Barulah Setelah
melewati tahun 2009 tren DJIAkembalimenunjukkan peningkatan.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Investasi ada dua jenis yaitu real investment dimana investor
menginvestasikan sebagian kekayaannya dalam bentuk nyata seperti emas,
tanah, bangunan dan lain-lain. Selain itu ada pula financial investment dimana
investor menginvestasikan sebagian kekayaannya pada surat-surat berharga
seperti deposito, obligasi, saham dan lain-lain. Financial investmentdalam
bentuk saham sangat menarik dikarenakan beberapakeuntungan bagi investor
diantaranya adanya pembagian deviden serta capital gain dari hasil penjualan
saham, sedangkan keuntungan bagi perusahaan adalah semakin mudah dan
cepatnya memperoleh capital yang akan digunakan untuk ekspansi perusahaan
tersebut.
Financial investment merupakan salah satu komponen penunjang
kegiatan bisnis dan perekonomian. Inovasi dan diversifikasi pada produk
investasi ini telah mampu membuka kesempatan yang luas bagi setiap orang
untuk berinvestasi. Dengan adanya investasi saham yang akan mempermudah
pendanaan suatu perusahaan sehingga perusahaan tersebut berkembang dan
dapat menambah kapasitas produksi yang akan menyerap tenaga kerja sehingga
pada akhirnya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Setiap hari saham-saham yang diperdagangkandi bursa saham
mengalami perubahan harga yang berdampak pada fluktuasi harga saham
gabungan atau yang di Indonesia kita kenal sebagai Indeks Saham Gabungan
(IHSG). IHSG tersebut merupakan indeks yang mencatat rata-rata perubahan
harga seluruh saham yang dihasilkan di bursa efek, sehingga IHSG menjadi
indikator atau cerminan pergerakan harga saham yang menjadi pedoman bagi
para investor untuk melakukan investasi di pasar modal Indonesia. Nilai indeks
saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan anggota bursa efek dan kondisi
prekonomian dalam negeri, selain itu nilai indeks saham juga bisa dipengaruhi
oleh faktor lain seperti kondisi perekonomian di negara lain serta kinerja bursa
saham internasional yang tercermin dari indikator berupa indeks saham
internasional.
Kondisi pertumbuhan perekonomian yang baik akan menunjang
penigkatan di aset-aset finansial yang dikarenakan oleh peningkatan permintaan
akan aset-aset tersebut meningkat sehingga harga sahampun meningkat yang
kemudian mendongkrak indeks harga saham gabungan. Hal tersebut
disebabkan daya beli masyarakat (purchasing power) yang meningkat saat
kondisi perekonomian meningkat. Selain itu, faktor eksternal seperti gejolak
atau shock dalam perekonomian dapat memicu perilaku para investor dalam
melakukan aksi jual pada investasi yang dimilikinya yang dalam hal ini adalah
investasi dalam bentuk saham dan surat berharga lainnya. Sebaliknya, hal
tersebut pada akhirnya akan menurunkan permintaan aset-aset berupa surat
berharga dan menurunkan harga saham juga pada akhirnya akan berdampak
pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pasar finansial merupakan pasar yang memindahkan dana dari pihakpihak yang mempunyai kelebihan dana kepihak-pihak yang membutuhkan
dana. Pasar finansial yang berfungsi dengan baik merupakan faktor kunci
dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kegiatan pasar
financial secara langsung juga mempengaruhi siklus perekonomian suata
negara.
Pasar keuangan, perbankan maupun pasar modal kawasan yang satu
dengan kawasan yang lain terintegrasi dan saling ketergantungan. Sebagai
bagian dari masyarakat dunia, Indonesia pun terkena dampaknya globalisasi
pasar finansial ini. Sebagai contoh, krisis subprime mortgage yang terjadi di
Amerika Serikat tahun 2008, indeks harga saham di berbagai dunia mengikuti
irama yang sama dengan yang terjadi di Amerika Serikat demikian juga dengan
IHSG. Pada tanggal 8 Oktober 2008 perdagangan dihentikan dan ditutup
selama 3 hari(Imansyah, 2009:xxi).
IHSG merupakan indikator kinerja BEI yang merupakan pasar modal di
Indonesia. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor baik domestik
maupun asing. Faktor domestik merupakan faktor – faktor fundamental suatu
negara seperti inflasi, pendapatan nasional, jumlah uang beredar, suku bunga,
maupun nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Faktor asing merupakan
salah satu implikasi dari bentuk globalisasi dan semakin terintegrasinya pasar
modal di seluruh dunia. Kondisi ini memungkinkan timbulnya pengaruh dari
bursa-bursa yang maju (developed) terhadap bursa yang sedang berkembang
(emerging).
Keterkaitan pasar modal Indonesia dengan pasar modal luar negeri
dimulai setelah diperbolehkannya para investor untuk ikut menguasai sahamsaham yang tercatat di BEI. Investasi portofolio asing berperan sangat penting
di pasar modal di mana investor asing berfungsi sebagai katalis yang
mendorong investasi lokal. Investasi asing berpengaruh dalam menyorot
perusahaan yang memberikan informasi keuangan paling transparan dan
valuasi terbaik. Masuknya dana-dana asing ke pasar-pasar baru berpengaruh
jelas
dan
menguntungkan
bagi
pertumbuhan
dan
struktur
pasar.
Walaupun peranan investor domestik makin meningkat akan tetapi terdapat
kebiasaan dari investor domestik untuk melakukan strategi mengekor pada
investor asing atau setidaknya investor domestik menggunakan perilaku
investor asing sebagai acuan. Sehingga saat investor asing melepas sahamnya,
investor domestik pun ikut-ikutan. Investor asing menanamkan modalnya pada
bursa seluruh dunia sehingga antara bursa-bursa didunia mempunyai
keterkaitan secara global.
Pasar modal dunia saatini dibagi menjadi 3 bagian utama, Amerika
Serikat, Asia, Eropa.Amerika Serikat yang merupakan negara dengan pasar
modal
terbesar
di
dunia
(pada
bulan
November
2009mempunyai
kapitalisasipasar sebesar 26,67% darikapitalisasi pasar dunia) mempunyai
indeks saham utama berupa Dow Jones Industrial Average, NASDAQ
Composite, Standard & Poor 500 dan New York Stock Exchange. Untuk
kawasan Asia, ada beberapa negara yang indeks sahamnya menjadi acuan bagi
negara lain seperti Jepang dengan Nikkei 225, Hongkong dengan Hang Seng,
Cina dengan ShanghaiComposite, Singapura dengan Straits Times dan Korea
Selatan dengan KOSPI. Sedangkan untuk kawasan Eropa, Inggris dengan FTSE
100, Jerman dengan Xetra Dax dan Perancis dengan CAC 40.
Menurut Wira (2009),seperti dikutip dari Nurunnisa (2011:3) bila indeks
pasar global, terutama indeksDJIA naik drastis, IHSG cenderung mengikuti.
Demikian juga sebaliknya. Jika indeks DJIAturun maka IHSG mungkin bisa
ikut turun. Pergerakan harga indeks IHSG seperti bursa-bursa Asia lainnya
cenderung mengikuti pergerakan indeks DJIA. Hal ini terjadi karena beberapa
alasan. Pertama, karena ekonomi dunia seperti bejana yang berhubungan, saling
terkait satu sama lain. Kedua, Amerika Serikat adalah kekuatan ekonomi dunia
selain Uni Eropa, Jepang dan Cina, sehingga bila Amerika bermasalah,
Indonesia sebagai negara berkembang bisa terkena dampaknya. Ketiga, pasar
ekspor utama Indonesia adalah Amerika. Selain Jepang dan Uni Eropa. Jadi
jika Amerika krisis, maka sektor realdi Indonesia terutama ekspor juga akan
mengalami kesulitan. Keempat, 60% - 70% pemain saham di Indonesia adalah
asing, yang juga menempatkan uangnya di bursa Amerika dan regional lainnya.
Bila bursa Amerika terkena krisis, mereka akan segera menyelamatkan
uangnya yang ditempatkan di emerging market termasuk indonesia.
Situasi keuangan suatu negara sangat dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian internasional,terutama bagi negara berkembang. Saat ini
ketergantungan negara berkembang pada negara maju masih sangat tinggi,
yang berarti kondisi perekonomian negara maju mempunyaipengaruh besar
pada negara berkembang. Dengan demikian tidak heran jika perekonomian
negara
berkembang
seperti
Indonesia
mengikuti
dan
menganalisis
perekonomian negara maju. Begitu juga dengan pergerakan IHSG yang
mengikuti pergerakan indeks bursa saham negara maju.
Kointegrasi dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
bagi para investor yang ingin melakukan diversifikasi internasional untuk
mengurangi risiko investasi. Dengan mengetahui hubungan jangka panjang di
antara indeks pasar saham di dunia maka investor dapat mengetahui strategi
yang akan digunakan untuk mengurangi resiko investasi.
Negara maju akan semakin maju karena banyaknya dana investor
internasional.Samsul (2006:12), sampai akhir tahun 1998, sebesar 93% dana
investorinternasional berada di negara-negara maju. Sisanya dialokasikan ke
negara-negara berkembang. Dari segi jumlah penduduk, negara maju yang
jumlah penduduknya relatif sedikit menerima dana investasi yang sangat besar,
sementara negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk sangat besar
menerima dana investasi yang sangat kecil. Negara yang rakyatnya memiliki
pedapatan per kapita yang tinggi, berarti warganya potensial menjadi
investor.Hongkong, Jepang, dan Singapura merupakan 3 wilayah Asia yang
tergolong sebagai negara maju dalam bidang ekonomi.
Berdasarkan gambar 1.1 dan 1.2,pergerakan indeks harga saham DJIA
dan IHSG cenderung mengikuti random walk.DJIA dan IHSG merupakan 2
(dua) variabel yang tidak dapatdiregresikan karena keduanya adalah data time
series yang tidak stasioner. Konsep kointegrasi digunakan untuk mengetahui
adanya kemungkinan hubungan keseimbangan antara dua variabel time series.
Dengan adanya bukti data empiris serta teori yang mendukung, peneliti
bermaksud membuat penelitian yang berjudul “KOINTEGRASI BURSA
SAHAM Dow Jones Industrial Average(DJIA) DENGAN Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Periode Januari 2006 – Januari 2011”.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang penelitian diatas, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1) Bagaimana deskripsi
Indeks Bursa Saham Gabungan (IHSG)
danDow Jones Industrial Average (DJIA)?
2) Apakah terdapat kointegrasi diantara Indeks Bursa Saham
Gabungan (IHSG) dengan Dow Jones Industrial Average (DJIA)?
1.4 Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui deskripsi bursa saham Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)danDow Jones Industrial Average (DJIA).
2) Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kointegrasi antara
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan Dow Jones
Industrial Average(DJIA).
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara praktis maupun
akademis, sebagai berikut:
1)
Investor dapat mengetahui seberapa besar pengaruh bursa saham
Dow Jones Industrial Avarage (DJIA) terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka panjang sebagai bahan
pertimbangan sebelum melakukan investasi.
2)
Sebagai referensi, bahan pembanding, maupun sebagai bahan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
Download