11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Transaksional Semenjak revolusi Industri, banyak perusahaan manufaktur yang operasinya berorientasi pada produksi.Mereka memprioritaskan dalam membuat produk dan kemudian mempromosikan produknya dengan harapan penjualan yang dilakukan dapat menutupi biaya dan tentunya menghasilkan laba.Tujuan dari pemasaran adalah menjual atau bisa disebut juga transaksi. Dalam pemasaran yang berlandaskan transaksi ini, pembeli dan penjual pertukaran memiliki karakteristik komunikasi yang terbatas dengan sedikit atau bahkan tidak ada hubungan antara keduanya. Tujuan utama pemasaran adalah mendorong pembeli membuat pembelian melalui beberapa rangsangan seperti harga yang rendah, kenyamanan, dan kemasan(Boone & Kurtz, 2013). Pemasaran transaksional secara umum menekankan pada hubungan jangka pendek.Prioritas utama perusahaan adalah membuat penjualan melalui kualitas produk.Kualitas produk, merupakan tanggung jawab bagian poduksi.Pemasar tidak melakukan interaksi kepada pelanggan. Banyak perbedaan antara pendekatan pemasaran transaksional dengan pemasaran relasional. Pemasaran transaksionalberorientasi pada penjualan, sedangkan pemasaran relasional berharap untuk mempertahankan pelanggan melalui penjualan. Sehingga implikasinya, pemasaran transaksional memiliki 12 skala jangka pendek sedangkan pemasaran relasional memiliki skala jangka panjang. Dalam hal kontak, pemasaran transaksional tidak melakukan kontak langsung dengan pelanggan secara rutin. Sementara pemasaran relasional melihat bahwa kontak langsung dengan pelanggan terus menerus merupakan hal yang sama pentingnya seperti penjualan. Pada pemasaran transaksional berfokus pada fitur produk.Sedangkan pemasaran relasional lebih mengutamakan pada nilai pelanggan.Dalam transaksional terdapat sedikit penekanan pada layanan pelanggan.Sedangkan dengan pemasaran relasional layanan pelanggan merupakan hal yang sangat penting. Pada pemasaran transaksional komitmen perusahaan terhadap pelanggan adalah untuk membuat penjualan.Sedangkan pada pemasaran relasional komitmen selalu ditekankan untuk memenuhi harapan awal pelanggan. Pentingnya kualitas pada pemasaran transaksional merupakan tanggung jawab divisi produksi.Sedangkan pada pemasaran relasional kualitas merupakan tanggung jawab dari semua staf dan bukan hanya divisi produksi. 2.2 Pemasaran Relasional Menurut Tjiptono (2008),relationship marketing berfokus pada upaya menjalin relasi positif jangka panjang yang saling menguntungkan dengan stakeholder utama perusahaan.Pemasaran relasional berarti mengembangkan, menumbuhkan dan memelihara hubungan jangka panjang antara pelanggan secara 13 individual, pemasok, karyawan dan pihak lainnya demi keuntungan bersama (Boone dan Kurtz, 2013). MenurutTjiptono dan Chandra (2007), praktik relationship marketing sangat relevan bagi perusahaan jasa yang menghadapi kondisi-kondisi tertentu.Lebih lanjut mereka menjelaskan mengenai tiga kondisi tersebut.Pertama, pelanggan jasa membutuhkan jasa secara periodik atau terus-menerus.Kedua, pelanggan jasa mampu mengendalikan pilihan pemasok jasa. Ketiga, terdapat banyak pemasok jasa alternatif dan beralihnya pelanggan dari pemasok yang satu ke pemasok yang lain. Tujuan perusahaan untuk memenangkan persaingan dapat dipenuhi dengan memahami kebutuhan konsumen, memperlakukan konsumen sebagai mitra, menjamin bahwa para pegawai memenuhi kepuasan konsumen dan memberikan kualitas yang baik kepada konsumen.Relationship marketing adalah proses berkelanjutan yang mengharuskan suatu perusahaan agar menjalin komunikasi tetap dengan konsumen untuk memastikan tujuan tercapai, dan memadukan proses relationship marketing kedalam rencana strategik sehingga memungkinkan perusahaan mengelola sumber daya dengan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen di masa mendatang. Untuk membuat hubungan jangka panjang dengan pelanggan, pemasar perlu menempatkan pelanggan sebagai pusat perhatian mereka.Pemasaran Relasional terjadi ketika perusahaan mengintegrasikan pelayanan pelanggan dan kualitas produk dengan pemasaran. 14 Untuk membangun hubungan jangka panjang tersebut, Boone dan Kurtz (2013) menjelaskan terdapat beberapa elemen dari pemasaran relasional. Perusahaan mengumpulkan informasi mengenai pelanggan mereka.Dengan teknologi berbasis data, mereka dapat mengidentifikasi pelanggan-pelanggan potensial. Perusahaan menganalisa data yang terkumpul untuk memodifikasi bauran pemasaran mereka untuk menyampaikan pesan ke pelanggan sehingga dapat menyesuaikan program pemasaran ke setiap pelanggan. Melalui pemasaran relasional, mereka dapat melihat dan mengontrol interaksi mereka dengan pelanggan.Mereka dapat menyimpulkan tingkat kepuasan pelanggan melalui interaksi tersebut. Pemasar juga dapat menghitung keuntungan yang akan dihasilkan pelanggan selama hubungan antara pemasar dengan pelanggan terjalin dengan baik. Informasi juga dapat digunakan sebagai umpan balik sehingga pemasar dapat mencari tambahan nilai untuk pelanggan.Dengan demikian hubungan antara pemasar dengan pelanggan dapat terus berlanjut. Dengan Customer Relationship Management, pemasar dapat lebih mengetahui kesukaan pelanggan terhadap perusahaan. Dengan memanfaatkan hal tersebut, perusahaan dapat membangun nilai unik berbeda yang kuat, tidak dapat dipatahkan dan mengikat pelanggan. Dijelaskan dalam Boone dan Kurtz (2013),pemasaran relasional membuka kesempatan untuk menggapai keunggulan kompetitif melalui perpindahan tingkat loyalitas pelanggan.Mulai dari pelanggan baru sampai pembelian rutin, kemudian 15 mulai loyal terhadap perusahaan baik barang dan jasa, dan akhirnya sebagai penasehat. Pelanggan baru maksudnya adalah seorang pembeli yang baru pertama kali menggunakkan produk.Sedangkan pembelian rutin adalah pelanggan yang telah menggunakan produk dan melakukan pembelian ulang. Pelanggan loyal adalah pelanggan yang setia terhadap merek pemasar, pelanggan ini akan mencari merek yang sama untuk memenuhi kenbutuhannya. Pelanggan sebagai penasihat artinya pelanggan memiliki ikatan kuat dengan pemasar, pelanggan tidak hanya membeli produk melainkan pelanggan ikut berkontribusi dalam “pembuatan” produk, serta merekomendasikan produk tersebut ke masyarakat. Secara umum pemasaran relasional memiliki fokus pada hubungan jangka panjang.Pemasar mengharapkan adanya pembelian ulang yang berkelanjutan.Untuk menggapai hal tersebut, pemasar harus menempatkan kualitas pelayanan sebagai prioritas dibandingkan produksi.Akan tetapi disamping itu, tetap diperlukan komitmen dari seluruh karyawan untuk menciptakan produk yang berkualitas. Pemasar terus mengadakan interaksi antara pelanggan dan perusahaan secara berkala untuk memastikan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat dipertahankan dengan cara mengedepankan komitmen kepada pelanggan. Hingga pada akhirnya, perusahaan memiliki pelanggan yang loyal untuk membawa perusahaan dalam memenangkan persaingan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008),pemasaran relasional mengandung tiga pendekatan. Pendekatan pertama yaitu pendekatan ekonomis guna 16 membangun suatu hubungan nilai dengan pelanggan adalah menambah manfaatmanfaat keuangan atau ekonomis manfaat ekonomis dapat berupa penghematan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan, potongan-potongan khusus. Meskipun pendekatan dengan menambah manfaat ekonomis seperti di atas dapat membangun preferensi konsumen, namun hal ini dapat mudah ditiru oleh para pesaing satu badan usaha dengan yang lainnya.Sehingga dalam pendekatan ini, badan usaha harus berusaha meningkatkan hubungan sosial mereka yaitu dengan memberikan perhatian kepada para pelanggan dengan mempelajari kebutuhan dan keinginan pelanggan secara individual. Pendekatan kedua, yaitu membangun interaksi antara pelanggan dan perusahaan. Perusahaan harus mulai belajar brhubungan dengan pelaanggan. Hal ini bias menjadi alat pemmasaran yang efektif. Layanan pelanggan an komunikasi adalah factor kunci dalam pendekatan ini. Contoh konkrit nta adalah, perusahanadapat bergabung dengan event terteentu misalnya perusahaan kecap yangmengadakan event selera nusantara yang emnggunakan produknya. Pendekatan ketiga untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan adalah menambah ikatan struktural.Maksudnya bahwa perusahaan memberikan pendekatan atau program yang terstruktur yang dapat menarik minat konsumen untuk mau terlibat menjadi anggota dengan kartu keanggotaan, misalnya menjadi anggota member priviliege. Era Pemasaran Relasional memiliki fokus yang unik dibandingkan dengan era sebelumnya yaitu Produksi, Penjualan dan Pemasaran.Selama Era Produksi yakni sebelum tahun 1925, perusahaan memfokuskan keberhasilan mereka dari 17 volume produksi.Oleh karena itu, perusahaan menekankan pada produksi dan selanjutnya adalah mencari pelanggan.Contoh klasik dari orientasi produksi adalah Henry Ford dan pernyataan terkenal, "mereka dapat memiliki warna apapun yang mereka inginkan, asalkan itu hitam," (Weiss, 2012). Era Pemasaran kemudian muncul, yang berlangsung dari tahun 1920 ke awal 1950-an. Selama itu, perusahaan berusaha untuk menyesuaikan produksi mereka dengan jumlah pelanggan potensial yang menginginkan produk mereka.Perusahaan akhirnya mulai fokus pada konsep pemasaran, yaitu bahwa keberhasilan perusahaan terikat untuk mengidentifikasi dan memecahkan kebutuhan pelanggan.Era Pemasaran Relasional mengembangkan gagasan ini lebih jauh (Weiss, 2012). Salah satu alat dalam pemasaran relasional adalah Customer Relationship Marketing (CRM) yang digambarkan sebagai "praktek menggunakan kegiatan pemasaran untuk membangun, mengembangkan dan memelihara hubungan pelanggan jangka panjang yang sukses".Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan merek mereka saat menerima umpan balik pelanggan kadang seketika. Lebih khusus lagi, CRM adalah alat untuk "memberikan produk yang tepat ke pelanggan yang tepat pada waktu yang tepat". Umpan balik tepat waktu memungkinkan perusahaan untuk menutup gap antara apa yang pelanggan harapkan dan apa yang mereka dapatkan(Weiss, 2012). Lebih lanjut lagi, Weiss (2012) menyatakan bahwa secara umum, CRM dilakukan melalui dua arena: manajemen mutu dan layanan pelanggan. Dalam rangka untuk mematuhi konsep pemasaran, perusahaan harus meninggalkan 18 kesesuaian dengan spesifikasi pandangan "kualitas".Sebaliknya, perusahaan harus menentukan bagaimana pelanggan mereka memandang kualitas.CRM adalah alat yang ampuh dalam menemukan ini kualitas yang dirasakan.Layanan pelanggan yang sempurna mempertahankan hubungan ini. Dengan demikian, pemasaran, manajemen kualitas, dan layanan pelanggan menjadi siklus di mana setiap elemen berdampak pada orang lain. Selain membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, CRM memiliki beberapa penting, manfaat yang nyata. Pertama, memungkinkan perusahaan untuk mencegah pemborosan kegiatan pemasaran dengan cara mengidentifikasi pelanggan yang mungkin untuk menanggapi tindakan. Oleh karena itu, dana tidak terbuang dengan menghadirkan pesan pemasaran kepada mereka yang tidak mungkin merespon kegiatan pemasaran(Weiss, 2012). Kedua, selain penurunan biaya praktek ini meningkatkan keuntungan karena, lebih banyak orang yang membutuhkan produk, bersedia dan mampu membelinya yang menerima informasi.Selain itu, dengan melacak ketika pelanggan menggunakan perusahaan produk tertentu dapat menjadwalkan upaya pemasaran mereka secara tepat.Akibatnya, pelanggan hanya menerima pesan pada saat yang tepat bagi mereka. Tidak hanya peningkatan ini kemungkinan pembelian, tetapi juga mengurangi kemungkinan bahwa pelanggan akan menjadi jengkel dengan pesan. Ketiga, akhirnya ada manfaat yang didapat yaitu memiliki pelanggan yang loyal. Pemasaran relasional didedikasikan memberikan keuntungan yang 19 berkelanjutan, pelanggan akan menjadi kendaraan untuk memperluas “pelanggan” melalui arahan dan dari mulut ke mulut (Weiss, 2012). Dalam landscape online saat ini, konsumen semakin beralih ke komunitas virtual untuk mengekspresikan pendapat dan pertukaran informasi, dan membuat komunitas. Ini merupakan ide bagi pemasar untuk membangun hubungan dengan konsumen Chu (2011). Selain itu, Chu (2011)mendefinisikan komunitas virtual sebagai "agregasi sosial yang muncul dari internet ketika cukup banyak orang melakukan diskusi-diskusi publik cukup lama, dengan perasaan manusia yang memadai, untuk membentuk jaring hubungan pribadi di dunia maya". Menggunakan definisi konseptual diatas, Media sosial yang tepat untuk membangun hubungan dengan pelanggan adalah facebook.Facebook merupakan bentuk baru dari komunitas virtual yang memberikan peningkatan relevansi dan kredibilitas dan memungkinkan pemasar untuk melibatkan konsumen pada tingkat pribadi.Chu (2011)sendiri menyatakan, kelompok Facebook memudahkan anggota dan teman-teman kelompok untuk berkomunikasi tentang kepentingan bersama yang lebih efektif.Pemasar seperti Target, Walmart, dan Victoria Secret secara aktif menggunakan grup Facebook untuk memfasilitasi transmisi pesan dan menghasilkan kepentingan merek. 2.3 Media Sosial Menurut Cao (2013)dalam media sosial berhubungan dengan diri yang dihasilkan, percakapan antara orang-orang tentang ketertarikan pada sesuatu yang dibangun atas pikiran dan pengalaman dari para peserta. Oleh karena itu, media 20 sosial pasti berkenaan tentang berbagi, sering bertujuan untuk menawarkan sesuatu atau pada akhirnya memberikan pilihan informasi.Selanjutnya, media selalu berubah karena memungkinkan orang untuk selalu berpartisipasi dengan cara menambahkan informasi. Sosial media terdiri dari online dan mobile, forum word-of-mouth yang termasuk situs jejaring sosial, blog, forum diskusi disponsori perusahaan, chatting, konsumen-ke-konsumen email, konsumen produk atau jasa penilaian website, dan diskusi internet. Media sosial ini tumbuh secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir. Penggunaan aktivitas online rata-rata per minggu di seluruh dunia 5.0 3.0 Shopping Browsing Gaming Social media Multimedia Email News 1.0 -1.0 Sumber : Cao, 2013 Gambar 2.1 :Penggunaan Aktivitas Online Rata-Rata Per Minggu di Seluruh Dunia. Gambar di atas menunjukkan rata-rata waktu per minggu orang dihabiskan untuk aktivitas online di seluruh dunia.Hal ini menjelaskan bahwa orang-orang menghabiskan sebagian besar waktu online mereka pada kegiatan sosial.Dengan kata lain, mereka menghabiskan berjam-jam di situs jaringan sosial. Implikasi dari tren ini jelas.Kegiatan pemasaran harus dilaksanakan pada media ini dalam rangka 21 untuk menarik perhatian audiens, yang menghabiskan waktu mereka lebih banyak di Internet daripada media tradisional. 2.3.1Media Sosial dan Pemasaran Bagaimana mendefinisikan pemasaran sosial media?Hal ini berbeda dari perspektif pemasaran tradisional sampai batas tertentu.Sosial media pemasaran fokus pada masyarakat dan individu daripada produk.Salah satu alasannya adalah bahwa produk dapat disajikan oleh perusahaan dengan banyak fitur kualitatif dan alat promosi, hal yang paling penting adalah komentar dan apresiasi yang dijatuhkan oleh pelanggan(Cao, 2013). Inilah mengapa pemasaran media sosial secara bertahap mengubah pemasaran di pasar media tradisional.Karena pemasar tidak mampu mengontrol isi lagi jika konten tersebut dihasilkan oleh pengguna internet.Informasi negatif tentang produk atau perusahaan mungkin tersebar universal hanya dalam beberapa menit.Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perluasan pengguna internet dan perkembangan media sosial, sosial media telah menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen sampai batas tertentu (Cao, 2013). Akibatnya, kompetensi dan kemampuan untuk mempengaruhi orang banyak menjadi agak penting untuk manajemen pemasaran.Situasi optimal dalam media sosial pemasaran adalah untuk membangun hubungan kuat antara pelanggan dan perusahaan.Dalam hal ini, perusahaan dapat mendengarkan, melacak umpan balik dari pelanggan tepat waktu dan kemudian melakukan perbaikan dari produk atau jasa. 22 2.4 Facebook Ketika belajar psikologi di Harvard University, Mark Zuckerberg telah mendirikan sejumlah situs termasuk Coursematch, yang memungkinkan pengguna untuk melihat orang lain yang berada di program dengan tingkat yang sama, dan Facemash, di mana orang bisa menilai daya tarik sesama teman sekelas. Pada bulan Februari 2004, Zuckerberg, Dustin Moskowitz bersama dan Chris Hughes, mendirikan "The facebook" dari kamar asrama Harvard mereka, 1.200 siswa mendaftar dalam waktu 24 jam dan setengah mahasiswa sarjana telah membuka akun dalam waktu satu bulan (Weiss, 2012). Pada bulan Mei 2006, perusahaan membuka pintunya untuk semua orang itu memiliki 14 juta pengguna, dengan waktu yang sama tahun depan, basis pengguna nyaris dua kali lipat menjadi 26,6 juta,dengan tingkat pertumbuhan 89%. Pertumbuhan yang sangat mengejutkan (Weiss, 2012). Sejak itu, lebih dari 550 juta orang telah menciptakan profil, dan keanggotaan memperluas 700.000 per hari.Majalah Time menekankan seberapa jauh Facebook mencapai, menyatakan, "Satu dari setiap lusin orang di planet ini memiliki akun Facebook.Mereka berbicara 75 bahasa dan koleksi mewah lebih dari 700 miliar menit di Facebook setiap bulan”.Oleh karena itu, aman untuk mengatakan bahwa Facebook telah menjadi bagian dari budaya global (Weiss, 2012). Facebook mengambil informasi pengguna yang terdapat dalam profil dan menyampaikan ke perusahaan mereka. Data ini bervariasi dari demografi seperti usia, pekerjaan, status perkawinan dan lokasi geografis, psikografis seperti untuk 23 kegiatan rekreasi, band favorit, film dan lain-lain. Data Pengguna diperoleh melalui informasi individu sediakan pada profil mereka, halaman yang mereka "Like", yang kelompok mereka bergabung dan bahkan update status mereka (Weiss, 2012).Dalam kaitannya dengan kegiatan pemasaran, pemasar dapat menggunakkan data ini untuk mengelola data pasar target mereka. Pemasar dalam kegiatannya dapat memanfaatkan fitur yang terdapat dalam facebook.Pertama, kelompok Facebook menyediakan tempat bagi sekelompok kecil pengguna untuk berbagi kepentingan bersama, mendiskusikan isu-isu, menyatakan pendapat, dan foto pos; halaman profil resmi dan otentik untuk mewakili bisnis, selebriti, atau organisasi (Weiss, 2012). Kedua, kelompok dapat menjadi rahasia (yaitu, hanya anggota memiliki akses ke kelompok dan anggota yang dapat melihat postingan), tertutup (yaitu, setiap orang dapat melihat grup, hanya anggota melihat posting), atau terbuka (yaitu, semua orang melihat segala sesuatu), sedangkan semua halaman publik secara umum dan dapat diakses melalui mesin pencari seperti Google (Weiss, 2012). Ketiga, pencipta kelompok Facebook dapat memutuskan apakah kelompok memungkinkan orang untuk bergabung, memerlukan persetujuan, atau dengan hanya undangan.Namun, setiap pengguna Facebook bisa terhubung dengan halaman dengan menyukai atau menjadi penggemar, kemudian berinteraksi dengan merek lokal, selebriti, atau organisasi (Weiss, 2012). Keempat, administrator kelompok dapat mengirim pesan massal langsung kepada anggota melalui fitur kotak masuk Facebook. Yaitu, kelompok Facebook 24 terhubung dengan pengguna dengan menggunakan shared alamat e-mail kelompok. Sebaliknya, halaman Facebook meniru profil pribadi yang khas di situs (yaitu, merek atau halaman selebriti dapat memiliki teman-teman) dan hanya berkomunikasi melalui update atau pemberitahuan pada fansfeed(Weiss, 2012). Kemampuan untuk mengirim pesan langsung ke inbox pengguna kelompok Facebook menyediakan implikasi yang signifikan bagi pengiklan, karena pesan pribadi yang dikirim kepada anggota kelompok yang jauh lebih efektif dan efisien dari posting dinding atau update news feed (Chu, 2011). Mirip dengan opt-in e-mail kampanye, kelompok Facebook terbuka dapat berfungsi sebagai alat pemasaran viral yang sangat efektif yang membangun kesadaran seputar pesan promosi (Chu, 2011). 2.5 Pemasaran di Perguruan Tinggi Perencanaan terpadu yang strategis dan pemasaran dengan pengolahan yang lebih rinci dari komunikasi pemasaran terpadu penting untuk membentuk merek universitas yang sukses. Banyak makalah penelitian menunjukkan, semakin tingginya tingkat persaingan di antara universitas dan perlunya meningkatkan proses pemasaran untuk mencapai komunikasi yang lebih baik diantara universitas dan kelompok kepentingan mereka David and Martina (2011). David and Martina (2011) menentukan bauran pemasaran yang tepat dan strategi untuk lembaga pendidikan Universitas. Mereka berfokus terutama pada segmentasi pasar. Berawal dari penelitian mereka sendiri, mereka mengidentifikasi lima kelompok utama untuk mendefinisikan strategi pemasaran 25 yang sesuai bagi calon mahasiswanya. Meningkatkan identitas, citra, dan merek universitas dan diversifikasi dipandang oleh para ahli sebagai faktor kunci dalam memenangkan mahasiswa baru. David and Martina (2011) menekankan bahwa identitas organisasi berkaitan erat dengan merek, produk, distribusi, dan komunikasi terhadap pemangku kepentingan. Merek dan identitas universitas adalah subjek penelitian yang dilakukan oleh David and Martina (2011) yang berkonsentrasi pada kerjasama antara fakultas dan rektor dalam menciptakan merek universitas. Dia menjelaskan bagaimana dua bidang beragam, yaitu misi universitas dan pendekatan pemasaran mempengaruhi identitas lembaga tersebut. David and Martina (2011) meneliti berkaitan dengan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi dan membentuk merek yang sukses dari sebuah universitas. Diantara faktor-faktor ini, ada visi yang jelas, menyoroti posisi terkemuka, partisipasi karyawan untuk membentuk merek yang sukses, dll.Siswa merupakan sasaran utama dari layanan yang ditawarkan oleh universitas. David and Martina (2011) mencoba untuk menemukan faktor-faktor yang menjelaskan kepuasan mahasiswa domestik dan internasional menjadi demikian relevan untuk menyiapkan komunikasi pemasaran yang sesuai. David and Martina (2011) telah menciptakan model lima belas dimensi untuk mengukur kepuasan siswa dengan layanan yang ditawarkan oleh universitas. Dalam konteks pemasaran. David and Martina (2011) menyelidiki cara pengelolaan universitas yang mencoba untuk meningkatkan layanan bagi para mahasiswa untuk menunjukkan dampak dari membina hubungan dengan mahasiswa.