Hubungan Asertivitas dan Prokrastinasi Akademik Siswa SMP Nama NPM Pembimbing : Dyanti Umi K : 12513747 : Desi Susianti, S.Psi., M.Si. BAB I Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia Siswa Sekolah Menengah Pertama (Remaja) Prokrastinasi Akademik Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik : Asertivitas 1. Takut gagal 2. Tidak Menyukai Tugas 3. Faktor Asertivitas Tujuan & Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian • Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan asertivitas dan prokrastinasi akademik pada siswa sekolah mengengah pertama. Manfaat Peneitian • Manfaat Teoritis bidang Psikologi Pendidikan • Manfaat Praktis: • Siswa SMP (Remaja) • Lembaga Pendidikan/Guru • Masyarakat dan Orangtua BAB II Variabel Kriterium: Prokrastinasi Akademik Definisi: Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu. Lebih lanjut dijelaskan oleh Knaus (2002) mengenai prokrastinasi yang dapat dikatakan sebagai penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan tidak senang terhadap tugas serta ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik (Ferrari, Johnson, &McCown, 1995): a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan Variabel Prediktor: Asertivitas Menurut Kinicki (2008) perilaku asertif adalah perilaku penuh ketegasan tanpa melakukan penyerangan, mengijinkan orang lain untuk ikut berperan atau punya pengaruh terhadap hasil akhir, mengekspresikan diri dan meningkatkan diri. Sementara itu Gunarsa (2007) mengatakan asertif adalah perilaku antar perorangan (interpersonal) yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ditandai oleh kesesuaian sosial dan seseorang yang berperilaku asertif mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Aspek-aspek Asertivitas Galassi dan Merna Dee (1977): Mengungkapkan perasaan positif Afirmasi diri (self afirmations) Mengungkapkan perasan negatif Keterkaitan Variabel X & Y Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu. Solomon dan Rothblum (1984) juga menjelaskan bahwa prokrastinasi dilakukan seseorang karena kecemasan, perfeksionis, susah untuk membuat keputusan, ketergantungan dan selalu membutuhkan bantuan, serta kurang asertif. Menurut Kinicki (2008) perilaku asertif adalah perilaku penuh ketegasan tanpa melakukan penyerangan, mengijinkan orang lain untuk ikut berperan atau punya pengaruh terhadap hasil akhir, mengekspresikan diri dan meningkatkan diri. Ini artinya bahwa asertivitas mempengaruhi prokrastinasi seseorang. Salomon dan Rothblum (1984) juga mengatakan bahwa siswa yang memiliki asertivitas tinggi cenderung dapat bekerja sama dan dapat berkembang untuk mencapai tujuan yang lebih baik, tingkat sensitivitas yang dimiliki cukup tinggi, dan memudahkannya untuk menempatkan diri dan melakukan aktifitasnya secara strategis, terarah, dan terkendali. Sedangkan siswa yang kurang asertif akan mengalami kesulitan dalam menempatkan dirinya dalam kehidupannya, cenderung pasif, tidak mau meminta pertolongan, dan tidak bisa mengekspresikan keinginan yang ada dalam perasaanya sehingga ketika mendapat kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan akhirnya melakukan prokrastinasi. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan oleh peneliti berdasarkan landasan teori adalah terdapat korelasi negatif antara asertivitas dan prokrastinasi akademik siswa Sekolah Menengah Pertama. BAB III Metode Penelitian Skala Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik pada partisipan penelitian ini diketahui berdasarkan skor yang diperoleh melalui skala prokrastinasi yang diadaptasi dari Fikri (2012) berdasarkan ciri-ciri prokrastinasi akademik dari Ferrari, Jhonson dan McCown (1995) yang meliputi penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja yang aktual serta melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Skala Asertivitas Asertivitas pada partisipan penelitian ini diketahui berdasarkan skor yang diperoleh melalui skala asertivitas yang diadsaptasi dari Fikri (2012) berdasarkan aspek-aspek asertivitas dari Gallasi dan Merna dee (1997) yang meliputi menyatakan perasaan positif untuk memberi dan menerima pujian, meminta pertolongan, mengungkapkan perasaan suka, simpati dan memulai terlibat dalam percakapan, Afirmasi diri seperti mempertahankan hak mutlak, menolak permintaan, mengungkapkan pendapat, menyatakan perasaan negatif untuk mengungkapkan ketidaksenangan dan kemarahan. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah pertama (remaja). Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 100 siswa aktif Sekolah Menengah Pertama baik laki-laki maupun perempuan yang berusia 12-15 tahun. Validitas, Daya Diskriminasi Aitem, & Reliabilitas Validitas Daya Diskriminasi Aitem Reliabilitas • Validitas Isi (Content Validity) • Validitas Logis (Logical Validity) • Validitas Tampang (Face Validity) • Uji diskriminasi aitem pada penelitian ini menggunakan teknik item total correlation. • Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan . formula Alpha Cronbach Teknik analisis korelasi Product Moment dari Pearson IBM SPSS