Kwik: Ada Cara untuk Tambah Dana Pemerintah

advertisement
Kwik: Ada Cara untuk Tambah Dana Pemerintah
http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/11030-kwik-ada-cara-untuk-tambah-dana-pemerintah
Saturday, 07 April 2012 04:40
Magelang - Ekonom Kwik Kian Gie mengatakan, ada cara bagi pemerintah untuk menambah dana
selain menaikkan harga BBM, jika dalam enam bulan ke depan harga minyak dunia naik 15 persen
dari rata-rata Indonesia Crude Oil Price (ICP).
"Pemerintah bisa memilih jalan lain seperti menaikkan pajak, mengurangi (pengeluaran), atau
menggunakan sisa anggaran lebih yang tidak mampu diserap," kata Kwik, setelah menghadiri
acara peresmian Museum OHD ketiga di Magelang, Kamis (5/4).
Kwik mengatakan bahwa proyek-proyek yang ada dari pemerintah itu bisa ditunda namun bukan
dibatalkan, seperti apabila proyek tersebut seharusnya berjalan selama enam tahun, bisa
diperpanjang menjadi tujuh tahun.
Menurut Kwik, apabila pemerintah memang ingin menambah dana yang ada, sudah seharusnya
dikatakan dengan sebenarnya dan tidak menyebutkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) akan jebol.
"Ada banyak pilihan cara, namun pilihan tersebut hanya bisa dibicarakan apabila pemerintah
mengatakan alasan yang sesungguhnya dan jangan mengatakan bahwa dengan harga jual BBM
sebesar Rp 4.500 tersebut akan membuat APBN jebol," tambah Kwik.
Akan tetapi, lanjut Kwik, pemerintah ingin menaikkan harga BBM tersebut supaya kelebihan uang
tunainya lebih besar agar bisa dipergunakan untuk pembiayaan hal-hal yang lebih penting seperti
infrastruktur dan lain-lain, dan hal tersebut yang harus dikatakan oleh pemerintah.
Menurut Kwik, seharusnya pemerintah tidak mengatakan bahwa APBN akan jebol apabila subsidi
terus diberikan dan apabila pemerintah terus mengatakan hal tersebut maka
pernyataan-pernyataan tersebut merupakan hal yang tidak benar.
Kwik menambahkan, apabila pemerintah mengatakan hal yang sesungguhnya, maka akan bisa
dilakukan pembicaraan-pembicaraan dan apakah langkah menaikkan harga BBM tersebut
merupakan langkah yang benar, atau bisa dipilih jalan lain.
Sementara itu, menurut Kwik, keputusan dari Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang mengembalikan keputusan terkait dengan penaikan harga BBM itu dengan syarat apabila
harga minyak dunia sudah mencapai 15 persen lebih tinggi dari harga asumsi sebesar 105 dolar
AS per barel.
"Keputusan tersebut berarti apabila selama enam bulan berturut-turut harga rata-rata minyak dunia
mencapai 120,75 dolar AS maka pemerintah bisa menaikkan harga premium bersubsidi tanpa
persetujuan DPR," kata Kwik. Menurut Kwik, keputusan tersebut mencerminkan kebingungan
pemerintah karena pada saat setelah keputusan tersebut diambil, harga minyak dunia telah
mencapai 122 dolar AS per barel, lebih tinggi dari kenaikan sebesar 15 persen dari asumsi
pemerintah atau sebesar 120,75 dolar AS per barel.
"Dalam kondisi seperti itu, pemerintah justru mengatakan bahwa menaikkan harga BBM
merupakan opsi terakhir, sementara menteri keuangan mengatakan bahwa dana masih tersedia
dan tidak ada keterpaksaan," tegas Kwik.
Kwik menambahkan bahwa nota keuangan dari pemerintah itu menyatakan bahwa masih ada
kelebihan dana sebesar RP96 triliun apabila harga minyak dunia sebesar 105 dolar?AS per barel.
Namun apabila harga minyak dunia sebesar 120,75 dolar AS wper barel, lanjut Kwik, maka masih
akan ada surplus sebesar Rp74 triliun karena minyak dengan harga internasional hanya yang
diimpor, sementara yang berasal dari dalam negeri tidak perlu membayar sebesar itu.
"Pemerintah harus mengatakan kepada masyarakat, bahwa dengan harga jual premium bersubsidi
saat ini sebesar Rp4.500, pemerintah masih memiliki kelebihan uang tunai meskipun harga minyak
dunia sebesar 105 dolar AS ataupun 120,75 dolar AS per barel," kata Kwik.
Pada Sabtu (30/3) lalu Rapat Paripurna Rancangan APBN-P 2012 akhirnya menghasilkan
keputusan penambahan ayat pada pasal 7 ayat 6 RUU APBN-P 2012 dan dengan adanya
penambahan penjelasan di ayat 6 huruf a itu, pemerintah bisa menaikkan maupun menurunkan
harga BBM dengan syarat tertentu.? ?? ?Rapat tersebut berakhir dengan voting yang memilih dua
opsi, yaitu opsi pertama tidak ada perubahan apa pun dalam pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 yang
isinya tidak memperbolehkan pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun ini.
Sedangkan opsi kedua menerima penambahan pasal 7 ayat 6a yang isinya adalah
memperbolehkan pemerintah mengubah harga BBM jika harga minyak mentah (Indonesia Crude
Price/ICP) mengalami kenaikan atau penurunan rata-rata 15 persen dalam waktu 6 bulan.
Dalam voting tersebut, sebanyak 356 anggota DPR menyetujui opsi kedua, dan 82 lainnya
menyetujui opsi pertama, sementara anggota Fraksi Hanura dan Fraksi PDIP yang berjumlah 93
orang memilih untuk meninggalkan ruang rapat. Dengan hasil voting tersebut kenaikan harga BBM
subsidi batal dilaksanakan pada 1 April 2012. [TMA, Ant]
Penerimaan Negara dari Minyak Habis Untuk Subsidi BBM
Evy Rachmawati | Robert Adhi Ksp | Minggu, 8 April 2012 | 14:39 WIB
KOMPAS/PRIYOMBODO
Antrean kendaraan bermotor yang akan mengisi bahan
bakar minyak (BBM) di SPBU seperti ini, tak terlihat lagi di
Kota Pontianak tiga hari terakhir ini.
JAKARTA, KOMPAS.com - Penerimaan negara dari
minyak nasional selama ini habis untuk subsidi harga bahan bakar minyak. Padahal penerimaan
migas itu seharusnya dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dan mengentaskan
kemiskinan.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo, memaparkan hal itu,
dalam keterangan tertulis, Minggu (8/4/2012), di Jakarta.
Asumsinya, produksi minyak 930.000 barrel per hari dan harga minyak 105 dollar AS per barrel
dengan kurs Rp 9.000 per dollar. Hal ini berarti pendapatan pemerintah mencapai Rp 205 triliun.
Sementara subsidi BBM dengan asumsi harga BBM naik Rp 1.500 per liter untuk harga minyak
dan 105 dollar AS per barrel adalah Rp 137 triliun. Kalau hatga BBM tidak naik, maka subsidinya
Rp 178 triliun.
"Dengan subsidi listrik Rp 60 triliun akibat naiknya harga BBM, maka seluruh pendapatan
pemerintah dari minyak hampir habis, hanya sisa Rp 8 triliun, untuk subsidi harga BBM apabila
harga BBM dinaikkan Rp 1.500 per liter. Tetapi jika harga minyak dinaikkan, maka akan kurang Rp
33 triliun," ujarnya.
Asumsi harga minyak 90 dollar AS (APBN 2012) butuh subsidi Rp 123 trilyun. "Artinya kenaikan
harga minyak 15 dollar AS per barrel mengakibatkan kenaikan subsidi Rp 55 trilyun atau setiap
kenaikan harga minyak 1 dollar AS per barrel mengakibatkan defisit Rp 3,67 trilyun.
" Bayangkan kalau harga minyak naik 25 dollar AS per barrel atau lebih," kata dia. Untuk itu
pengurangan subsidi BBM perlu dilakukan agar penerimaan migas bisa dimanfaatkan secara
optimal untuk pembangunan.
Download