BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kanker adalah penyebab utama kematian di dunia. WHO memperkirakan bahwa 7,6 juta orang meninggal karena kanker pada tahun 2005 dan 84 juta orang akan mati dalam 10 tahun ke depan jika tidak diambil tindakan. Lebih dari 70% dari semua kanker, kematian terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dimana sumber daya yang tersedia untuk mencegah diagnosis dan pengobatan kanker terbatas atau bahkan tidak ada. Tetapi karena kekayaan pengetahuan yang tersedia, semua negara bisa melaksanakan empat komponen dasar pengendalian kanker yaitu pencegahan, deteksi dini, diagnosis dan pengobatan serta perawatan paliatif (WHO, 2007). Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Dari 57 juta kematian pada tahun 2008, 63% (36 juta kematian) disebabkan oleh NCD, terutama oleh karena penyakit kardiovaskuler (17 juta kematian), kanker (7,6 juta kematian), penyakit paru kronis (4,2 juta kematian) dan diabetes (1,3 juta kematian). Sekitar seperempat dari jumlah kematian akibat NCD di dunia terjadi pada usia sebelum 60 tahun. Angka kematian akibat NCD lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah seluruh kematian karena penyebab lainnya. Berbeda dengan pendapat secara umum, 80% kematian akibat NCD justru 1 Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 2 terdapat di negara-negara dengan berpendapatan rendah-menengah. NCD merupakan penyebab kematian tertinggi di sebagian besar negara-negara di Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2010). Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Berdasarkan estimasi Globocan, International Regency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per laki-laki, kanker kolorektal 16 per 100.000 laki-laki. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%). Sedangkan data di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto lebih dari 1000 kasus kanker tiap tahunnya. Pada tahun 2008 : 2210 kasus, tahun 2009: 3213 kasus, tahun 2010: 3323 kasus, tahun 2011: 4190 kasus, tahun 2012: 5762 kasus, tahun 2013: 10707 kasus dan tahun 2014: 4875 kasus. Dalam bulan Desember tahun 2014 tercatat 117 pasien kanker dengan jumlah pasien laki-laki 24 dan perempuan 93 pasien di ruang Bougenvile RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 3 Adapun respon psiko-sosio-spiritual pasien kanker sangat berbeda dengan pasien lainnya, karena selama ini anggapan masyarakat terhadap penyakit kanker adalah penyakit yang mengerikan dan berakhir dengan kematian. Stigma yang beredar di masyarakat mengenai penyakit kanker dengan segala dampaknya merupakan stressor tersendiri bagi pasien dan keluarganya. Bayangan akan terjadi perubahan fisik mengerikan, nyeri yang berkepanjangan, bau aroma luka kanker yang tidak menyenangkan, serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan dan terlebih lagi untuk tercapainya tujuan hidup yang dicita-citakan akan memperberat kondisi fisik pasien (Clinch, 1999 dalam Permenkes, 2007). Reaksi kejiwaan yang biasa timbul pada pasien kanker adalah berupa rasa takut, cemas, mengingkari, marah dan depresi, karena penyakit ini akan berakhir dengan kematian yang akan segera menjelang. Reaksi kejiwaan yang timbul akan sangat berbeda antara satu individu dengan individu lain. Hal ini sangat tergantung dari kemampuan individu utuk mengantisipasi situasi yang mengancam kehidupan tersebut (Aktifiani, 2010). Perkembangan kondisi seperti ini akan mempengaruhi kualitas hidup, yaitu kualitas jasmani, mental, status fungsional, kebebasan, hubungan antar individu dan hubungan sosial. Persepsi tentang kualitas hidup sering menjadi kekuatan yang mendorong perilaku individu dan apa yang dianggap sebagai kualitas hidup ditentukan oleh masing-masing individu. Dengan demikian individu akan bertindak dan berespon dengan cara yang berbeda-beda (Smeltzer & Bare, 2001). Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 4 Menurut Champbell. M.L. (2013), “Perawatan paliatif meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam nyawa, dengan memberikan penghilang rasa sakit dan gejala, dukungan spiritual dan psikososial, sejak tegaknya diagnosis hingga akhir kehidupan serta periode kehilangan anggota keluarga yang sakit”. Pelaksanaan perawatan paliatif disesuaikan berdasarkan kebutuhan yang meliputi pengkajian secara menyeluruh dari berbagai anggota tim, mengulang atau memeriksa kembali secara teratur tentang perencanaan perawatan paliatif, mengatasi keluhan, memberi akses melalui telepon selama 24 jam, memberi dukungan psikososial, budaya dan spiritual, serta dukungan dalam menghadapi kesedihan dan berduka (Craig, 2007). Perawatan spiritual semakin diidentifikasi sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Hal ini khususnya terjadi di paliatif dan kehidupan akhir perawatan dimana pendekatan holistik adalah didirikan sebagai filsafat dan model perawatan (Halloway, 2010). Masalah yang sering terjadi pada pemenuhan kebutuhan spiritual adalah distress spiritual, yang merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau berisiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau sistem nilai yang memberikannya kekuatan, harapan dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam sistem kepercayaan, adanya keraguan yang berlebihan dalam mengartikan hidup, adanya keputusan menolak kegiatan dan terdapat tanda-tanda seperti menangis, menarik diri, cemas dan marah, kemudian Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 5 ditunjang dengan tanda-tanda fisik nafsu makan terganggu, kesulitan tidur dan tekanan darah meningkat (Hidayat, 2006). Beberapa orang yang membutuhkan bantuan spiritual diantaranya pasien kesepian, pasien ketakutan dan cemas, pasien menghadapi pembedahan, pasien yang harus mengubah gaya hidup (Asmadi, 2008). Kebutuhan spiritual pasien yang terpenuhi menjadikan pasien lebih tenang dalam menghadapi penyakit yang dideritanya, sabar dan tidak mudah putus asa. Penelitian Hasnani (2012) menunjukan dimensi psikologis merupakan dimensi kualitas hidup yang paling dipengaruhi oleh spiritualitas. Artinya penderita kanker serviks yang memiliki tingkat spiritualitas rendah cenderung lebih depresif daripada penderita dengan tingkat spiritualitas yang baik. Spiritualitas yang buruk akan mempengaruhi kejiwaan (psikologis) seseorang. Keadaan ini bisa juga sebaliknya. Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang menikmati kepuasan dalam hidupnya. Untuk mencapai kualitas hidup maka seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh, pikiran dan jiwa. Sehingga seseorang dapat melakukan segala aktivitas tanpa ada gangguan (Ventegodt, 2003). Kriteria kualitas hidup yang positif ditentukan bahwa seseorang memiliki pandangan psikologis yang positif, memiliki kesejahteraan emosional, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki hubungan yang baik dengan teman dan keluarga, berpartisipasi dalam kegiatan Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 6 sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang baik, memiliki cukup uang dan mandiri (Prastiwi 2012). Berdasarkan Survey pendahuluan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, dari 6 pasien yang telah dilakukan wawancara dan observasi terkait dengan kualitas hidup, didapatkan 2 orang pasien memiliki kualitas hidup sedang dan 4 orang pasien memiliki kualitas hidup yang rendah, mereka menilai kualitas hidup mereka buruk karena mereka tidak puas dengan kesehatannya, penyakit fisik yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari yang akan dilakukan, mereka tidak menikmati kehidupannya, dan hubungan sosial dengan orang disekitarnya buruk serta mereka tidak merasa nyaman dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan melakukan penelitian tentang: “Hubungan Spiritualitas Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker”. B. Rumusan masalah Aspek kualitas hidup pada penyakit kanker sangat penting untuk diperhatikan karena penyakit ini bersifat kronis sehingga berdampak luas pada masalah fisik, psikososial, sosial, maupun spiritual. Pasien yang memiliki tingkat spiritualitas yang rendah cenderung lebih depresif dan dapat menyebabkan kualitas hidup yang rendah bagi pasien kanker. Oleh karena itu, perlu tingkat spiritualitas yang baik untuk mempengaruhi hubungan spiritualitas dengan kualitas hidup pasien kanker. Hal ini diharapkan dapat memberi acuan untuk mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 7 berkontribusi positif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien kanker. Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian mengenai “Adakah Hubungan Spiritualitas Dengan Kualitas Hidup Pasien Kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan spiritualitas pasien dengan kualitas hidup pada pasien kanker. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk : a. Teridentifikasi karakteristik responden pada pasien kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto b. Teridentifikasi tingkat spiritualitas pasien kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto c. Teridentifikasi kualitas hidup pasien kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto d. Teridentifikasi hubungan antara spiritualitas dengan kualitas hidup pasien kanker di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 8 D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan diharapkan mampu memberikan manfaat pada: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti lain, terutama peneliti yang karena pertimbangan tertentu ingin melakukan pertimbangan lanjut atau melakukan penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang perawatan paliatif yang mencakup kualitas hidup dan spiritualitas. b. Perawat Sebagai acuan perawat dalam membantu pasien yang mengalami spiritualitas rendah dengan memberikan asuhan keperawatan mengenai spiritualitas dengan berkolaborasi bersama petugas keagamaan. c. Rumah sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai spiritualitas dan kualitas hidup pasien kanker. d. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi acuan proses belajar dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data. Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 9 E. Penelitian Terkait 1. Hasnani, F. (2012) dengan judul Spiritualitas Dan Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks. Sumber utama penelitian ini diperoleh melalui angket dan wawancara mendalam. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional yaitu pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan dalam waktu bersamaan. Hasil penelitiannya adalah penderita kanker serviks yang memiliki tingkat spiritualitas rendah cenderung lebih depresif daripada penderita kanker serviks yang memiliki tingkat spiritualitas baik. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang spiritualitas dan kualitas hidup pasien kanker. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada respondennya, penelitian sebelumnya hanya pada pasien kanker serviks, sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada pasien kanker. 2. Perdana, M dan Niswah, Z. (2011) dengan judul Pengaruh Bimbingan Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operatif Di Ruang Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan, Desain penelitian mengunakan pra eksperimen (pre-experiment designs) dengan pendekatan one group pretest and postest designs. Hasil penelitian diketahui 18 orang (90%) kecemasan sedang dan 2 orang (10%) Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 10 kecemasan berat sebelum diberikan bimbingan spiritual, sedangkan setelah diberikan bimbingan spiritual diketahui 19 orang (95%) dan 1 orang (5%) kecemasan sedang. Hasil uji wilcoxon diperoleh ρ value sebesar 0,000 < 0,05, berarti ada pengaruh bimbingan spiritual terhadap tingkat kecemasan pasien pre operatif di Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang spiritualitas. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pada metode penelitian yaitu pada penelitian di atas menggunakan metode penelitian pre eksperimen dengan rancangan one group pretes postes sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode survei analitik dengan rancangan cross sectional. 3. A. Istikharoh (2013) dengan judul Hubungan Aspek Spiritualitas Perawat Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Rawat Inap Irna I RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat dan memerlukan bimbingan spiritual di ruang rawat inap IRNA I RSUD Prof. Dr. Margono soekarjo Purwokerto sebanyak 709 orang diambil sampel sebanyak 88 orang dengan teknik purposive random sampling. Analisis data menggunakan uji rank spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan aspek spiritualitas perawat sebagian besar sudah baik (48,9%) Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 11 dan sebagian kecil menyatakan kurang baik (22,7%). Pemenuhan kebutuhan spiritual sebagian besar pada katgori baik (43,2%) dan sebagian kecil kurang baik (25,0%). Penerapan aspek spiritualitas perawat mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual (p=0,000). Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang spiritualitas pasien. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terdapat pada respondennya, peneliti sebelumnya meneliti aspek spiritualitas perawat dan kebutuhan spiritualitas pasien, sedangkan penelitian yang akan dilakukan hanya meneliti tentang tingkat spiritual dan kualitas hidup pasien. 4. Balboni et all (2010), dengan judul Provision of Spiritual Care to Patients With Advanced Cancer: Associations With Medical Care and Quality of Life Near Death. Penelitian ini mengambil responden dari bulan september 2002 sampai agustus 2008 dari tujuh lokasi rawat jalan: Dana-Farber Cancer Institute, Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston, MA; New Hampshire Onkologi Hematologi, Hookset, NH; Rumah Sakit Parkland, Simmons Comprehensive Cancer Center,Dallas, TX; Urusan Veteran Connecticut Comprehensive Cancer Klinik, West Haven, CT; dan Yale University Cancer Center, New Haven, CT. Hasil dari penelitian ini yaitu pasien yang didukung dengan kebutuhan spiritual oleh tim medis Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015 12 mendapatkan perawatan yang lebih dari rumah sakit dibandingkan dengan pasien yang tidak didukung dengan spiritual oleh tim medis. Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang spiritualitas pasien kanker. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah waktu dan tempat penelitian, penelitian diatas cenderung lama karena dilakukan dari tanggal 1 September 2002 sampai 28 Agustus 2008 dan diakukan di tujuh lokasi rawat jalan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada satu lokasi dan dalam waktu kurang lebih satu bulan pada bulan Mei 2015. Hubungan Spiritualitas dengan..., Fitrianingsih, S1 Keperawatan UMP, 2015