BAB VI_14__revisi

advertisement
BAB VI
DISKUSI
6.1 Distribusi kasus berdasarkan data klinis umur pasien dengan derajat
diferensiasi karsinoma payudara duktal invasif
Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa penderita karsinoma
payudara duktal invasif terbanyak dijumpai pada wanita berusia kurang dari 41-50
(36,7%) tahun dengan insiden puncak pada umur 71 tahun. Usia rata-rata pasien
saat terdiagnosis adalah 55,5 tahun sedangkan usia termuda adalah 28 tahun. Usia
penderita karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik pada penelitian ini
relatif muda dibandingkan dengan negara Eropa dan negara maju yang 80-90%
penderitanya berada pada usia 50-60 tahun dan jarang pada usia 20 tahun.
Karsinoma payudara duktal invasif jarang terjadi pada usia muda dihubungkan
dengan sifat tumor yang lebih agresif, derajat diferensiasi yang lebih tinggi dan
prognosis yang lebih buruk (Lester et al, 2010).
Pada penelitian ini karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik
dengan derajat diferensiasi rendah ditemukan pada 29 kasus dan derajat
diferensiasi tinggi ditemukan pada 31 kasus. Derajat diferensiasi tumor yang lebih
tinggi berhubungan dengan sifat tumor yang lebih agresif dan prognosis yang
lebih buruk (Hortobagyi et al, 2010). Derajat diferensiasi histologi termasuk
faktor prognostik minor atau faktor prediktif, yaitu faktor-faktor yang dinilai
dalam memprediksi respon terapi. Dimana semakin tinggi derajat diferensiasi
tumor, maka semakin jelek prognosisnya dan hasil terapinya juga lebih jelek
dibandingkan dengan derajat yang rendah. Berdasarkan sistem dari The
51
52
Nottingham Combined Histologic Grade (Elston-Ellis Modification of ScarffBloom-Richardson Grading System) yang menilai derajat diferensiasi berdasarkan
gambaran formasi tubulus, atipia inti sel tumor dan aktivitas mitosis merupakan
faktor prognostik pada karsinoma payudara duktal invasif. Semakin tinggi derajat
diferensiasi dihubungkan juga dengan tingkat proliferasi sel yang lebih tinggi,
sehingga tidak lepas dari peranan Ki-67 yang lebih aktif pada proses pembelahan
sel tumor. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kontzoglou dkk
pada tahun 2008 mengemukakan Ki-67 sebagai marker yang dipakai untuk
menentukan prognostik pada karsinoma payudara (Kontzoglou et al, 2008).
6.2 Distribusi kasus berdasarkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu dengan
derajat diferensiasi
Pada kasus karsinoma payudara duktal invasif, amplifikasi suatu gen melalui
mekanisme genetik yang dominan sehingga meng-aktivasi onkogen. HER-2/neu
adalah onkogen yang paling sering teramplifikasi pada karsinoma payudara duktal
invasif dan overekspresi proteinnya berhubungan dengan prognosis pasien yang
buruk. Onkogenik dari HER-2/neu teraktivasi melalui mekanisme genetik yaitu
point mutasion, amplifikasi dari protoonkogen yang tidak termutasi. Dari berbagai
mekanisme tersebut: amplifikasi gen merupakan mekanisme paling umum terjadi
serta menimbulkan overekspresi dari perotein HER-2/neu itu sendiri.
53
Pada kepustakaan dikatakan, karsinoma payudara duktal invasif dengan
derajat diferensiasi yang rendah akan mengekspresikan HER-2/neu negatif dan
karsinoma dengan derajat diferensiasi tinggi akan mengekspresikan HER-2/neu
positif. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhagat VM dkk pada
tahun 2012 mengemukakan bahwa ekspresi HER-2/neu positif bila dihubungkan
dengan ukuran dan derajat diferensiasi yang tinggi tetapi tidak berhubungan
dengan usia (Bhagat VM et al, 2012).
Berdasarkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu pada semua kasus karsinoma
payudara invasif tipe duktal tidak spesifik, didapatkan proporsi hasil pemeriksaan
IHK HER-2/neu positif (65%) lebih tinggi dari hasil IHK HER-2/neu negatif
(35%). Sedangkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu negatif lebih banyak pada
derajat tumor yang rendah. Penelitian ini mirip dengan yang dilakukankan oleh
Singhai dkk pada tahun 2011 dengan hasil ekspresi HER-2/neu positif lebih tinggi
dari ekspresi HER-2/neu negatif. Hal ini sejalan dengan penelitian Mustac dkk
tahun 2008 dengan hasil penelitian yang sama ngan Singhai dkk (Singhai et al,
2011) (Mustac et al, 2008).
Setelah dilakukan uji statistik antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat
diferensiasi tumor, didapatkan hubungan positif yang bermakna dengan derajat
diferensiasi tumor. Hal ini sesuai dengan penelitian Ayadi dkk pada tahun 2008
analisis menunjukkan hubungan positif HER-2/neu dengan derajat diferensiasi.
Penelitian ini juga menunjukkan hubungan positif dengan agresifitas tumor,
metastase pada kelenjar getah bening dan status ER/PR negative (Ayadi et al,
2008).
54
6.3 Distribusi kasus berdasarkan hasil pemeriksaan IHK Ki-67 dengan
derajat diferensiasi
Pada karsinoma payudara duktal invasif, derajat diferensiasi ditentukan
dengan gambaran histologi yang menunjukkan pola mikroskopis karsinoma
payudara duktal invasif. Derajat diferensiasi penting sebagai faktor prognostik dan
prediktif keberhasilan respon tumor terhadap kemoterapi. Tingkat kegagalan
respon terhadap kemoterapi terlihat lebih tinggi pada tumor dengan derajat
diferensiasi yang tinggi. Ekspresi Ki-67 dinilai sebagai suatu penanda proliferasi
sel pada kanker payudara invasif telah digunakan untuk mengelompokkan pasien
kedalam kategori prognosis baik dan buruk.
Penelitian ini terdiri dari 34(56,7%) sampel Ki-67 dengan ekspresi tinggi dan
26(43,3%) sampel Ki-67 dengan ekspresi rendah. Setelah dilakukan uji statistik
didapat hasil yang bermakna menunjukkan adanya hubungan positif antara Ki-67
dengan derajat diferensiasi karsinoma payudara duktal invasif. Hasil penelitian ini
sama dengan penelitian yang dilaporkan 100 wanita India mendapatkan ekspresi
Ki-67 positif lebih dari 50% (Singhai et al, 2011). Penelitian oleh Kontzoglou dkk
pada tahun 2013 dari 78 artikel dan abstrak menyebutkan bahwa Ki-67 positif
merupakan faktor prognostik pada karsinoma payudara. Hal ini juga sesuai
dengan penelitian Wiesner dkk pada tahun 2009 menyebutkan Ki-67 positif dapat
digunakan sebagai faktor prognostik dan pemilihan terapi neoadjuvan endokrin
(Kontzoglou et al, 2013) (Weisner et al, 2009).
Download