BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Berdasarkan data WHO

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan data WHO (2012), lebih dari
meninggal
setiap
Prevalensi
overweight
OECD
tahunnya disebabkan
Factbook 2013:
meningkat
Economic,
oleh
2,8
juta
overweight
orang
dewasa
dan
obesitas.
secara tajam setiap tahunnya.
Environmental
and
Menurut
Social Statistics
“Overweight and Obesity”, prevalensi overweight dan obesitas pada wanita di
Indonesia adalah 17,8% dan untuk pria adalah 8,4%. Menurut data Riskesdas
(2013) prevalensi berat badan berlebih di Indonesia adalah 13,5%.
Overweight adalah keadaan kelebihan berat badan jika dibandingkan
dengan standar berat badan yang ada. Penentuan overweight juga dilakukan
dengan mempertimbangkan tinggi badan (Nemls et al., 2007). National Heart,
Lung, and Blood Institute (NHLBI) menerbitkan panduan mengenai identifikasi,
evaluasi dan terapi overweight serta obesitas pada orang dewasa pada tahun
1998. Menurut panduan ini, penilaian overweight melibatkan evaluasi ukuran
penting diantaranya berupa : Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang
(Mayer, 2008). Menurut Arisman (2013), pada orang dewasa, overweight
didefinisikan sebagai Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih dari 25 kg/m 2 sedangkan
untuk IMT normal adalah 18,5 – 24.99 kg/m 2. Pengukuran lingkar pinggang lebih
besar dari 80 cm untuk perempuan atau 90 cm untuk laki–laki menunjukkan
adanya risiko kesehatan terkait overweight ataupun obesitas.
1
Tabel 1. Klasifikasi Obesitas Dewasa Berdasarkan Nilai BMI (WHO,
2002)
Klasifikasi
Berat badan kurang
Berat badan normal
Berat badan berlebih
Pre-obesitas
Obesitas derajat I
Obesitas derajat II
Obesitas derajat III
(Arisman, 2013)
BMI
< 18,5
18,5 – 24,99
≥ 25,00
25,00 – 29,99
30,00 – 34,99
35,00 – 39,99
≥ 40,00
Derajat kesehatan seseorang dapat dilihat salah satunya dari status gizi.
Status gizi itu sendiri dapat diukur dengan parameter indeks massa tubuh.
Menurut Almatsier (2009), status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat – zat gizi. Hal ini terkait dengan pola
makan seseorang. Pola makan yang baik merupakan pola makan seimbang
dalam pemenuhan zat gizi baik zat gizi makro berupa karbohidrat, protein dan
lemak mau pun zat gizi mikro berupa vitamin, mineral dan serat. Ditinjau dari
pandangan ilmu gizi, perubahan perilaku kehidupan modern antara lain konsumsi
makanan tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat,
dapat meningkatkan peluang terjadinya masalah gizi lebih, obesitas dan penyakit
degeneratif (Baliwati et al., 2004).
Serat pangan merupakan polisakarida yang berasal dari tumbuhan dan
bersifat resisten terhadap hidrolisis oleh enzim pencernaan dalam tubuh manusia
(Stipanuk et al., 2013). Berdasarkan sifat fisik-kimia dan manfaat nutrisinya, serat
dalam makanan dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu : larut dalam air
(soluble) dan tidak larut dalam air (insoluble). Serat yang larut cenderung
2
bercampur dengan air dengan membentuk jaringan gel (seperti agar-agar) atau
jaringan yang pekat sedangkan serat tidak larut umumnya bersifat higroskopis
yaitu mampu menahan air 20 kali dari beratnya. Serat yang berasal dari biji-bijian
(cereals) umumnya bersifat tidak larut sedangkan serat dari sayur, buah dan
kacang-kacangan cenderung bersifat larut (Widianarko, 2000).
Serat mengalami metabolisme oleh mikroflora kolon dalam proses
aerobik dan memproduksi asam lemak rantai pendek, hidrogen, karbondioksida,
dan biomassa. Serat dapat difermentasi untuk menghasilkan jumlah dan jenis
short chain fatty acid (SCFA) yang berbeda seperti asetat, propionat dan butirat.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa serat total dalam sereal dapat
menurunkan berat badan dan lingkar pinggang. Contoh jenis serat tersebut
adalah pati resisten/ resistant starch (RS) dan inulin (Stipanuk et al., 2013).
RS dikategorikan sebagai bagian dari serat pangan (Sajilata et al., 2006).
RS dibagi menjadi empat golongan yaitu RS I, RS II, RS III, dan RS IV. RS I
mempunyai
karateristik
stabil
terhadap
proses
pemanasan
pada
saat
pengolahan, serta banyak digunakan sebagai bahan tambahan untuk makanan
tradisional (Herawati, 2009). Beberapa perlakuan fisik dapat dilakukan untuk
menghasilkan RS III. Proses gelatinisasi, propagasi, dan perlakuan panas
dibutuhkan untuk memproduksi pati yang memiliki kalori rendah terkait dengan
daya tahan cerna selama proses pencernaan (Haynes et al., 2000).
Selain pati resisten juga terdapat inulin dalam kategori serat pangan larut.
Keunggulan jenis serat berupa inulin diantaranya adalah dapat digunakan
sebagai prebiotik dalam variasi berbagai produk makanan. Inulin diketahui dapat
membantu memetabolisme lemak sehingga mempengaruhi penurunan kolesterol
dan trigliserida (Stipanuk et al., 2013).
3
Salah satu bahan pangan lokal yang mengandung inulin adalah gembili
(Dioscorea esculenta). Menurut Winarti et al (2011), dari sepuluh jenis uwi yang
diteliti, kadar inulin tertinggi diperoleh pada Dioscorea esculenta (gembili) yaitu
sebesar 14,77%. Menurut Agustinah (2013), kandungan serat larut pada gembili
adalah 15,1%. Penelitian yang dilakukan oleh Rubi (2013) menunjukkan bahwa
produk dari tepung gembili dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus.
Namun penelitian sejenis belum pernah dilakukan pada manusia. Oleh karena
itu, Dioscorea esculenta (gembili) sangat berpotensi untuk dijadikan produk
berupa tepung gembili serta dapat diolah menjadi beberapa produk makanan
yang dapat mengurangi kejadian overweight dan obesitas pada seseorang
seperti opak gurih, opak manis, biskuit, pia gembili dan cookies gembili.
B. Perumusan Masalah
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukan pengaruh
pemberian makanan selingan berbahan dasar tepung gembili (Dioscorea
esculenta) terhadap kadar trigliserida dan lingkar pinggang pada orang dewasa
sehat overweight dan obesitas.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian makanan selingan berbahan dasar tepung gembili (Dioscorea
esculenta) terhadap kadar trigliserida dan lingkar pinggang pada orang dewasa
overweight dan obesitas. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengembangkan makanan selingan berbahan dasar tepung gembili
(Dioscorea esculenta) berupa opak gurih, opak manis, pia, biskuit dan
cookies gembili dengan citarasa yang dapat diterima oleh subyek
4
penelitian berdasarkan parameter jumlah asupan snack gembili per
hari.
2. Mengetahui pengaruh pemberian makanan selingan berbahan dasar
tepung gembili (Dioscorea esculenta) terhadap kadar trigliserida
darah subyek dengan overweight dan obesitas.
3. Mengetahui pengaruh pemberian makanan selingan berbahan dasar
tepung gembili (Dioscorea esculenta) terhadap lingkar pinggang
subyek dengan overweight dan obesitas.
D. Keaslian Penelitian
Tabel 2. Tabel Keaslian Penelitian
Judul
Penulis
Addition of inulin to a
high carbohydrate diet
reduces hepatic
lipogenesis and
plasma triacylglycerol
concentration in
Tujuan
Metode
Mengetahui pengaruh
Letexier D,
Diraison F &
Beylot M
(2003)
penambahan inulin pada
diet tinggi karbohidrat
terhadap lipogenesis dan
konsentrasi triasilgliserol
randomised,
double-blind,
crossover design
pada manusia.
humans.
BalcazarEffect of oral inulin
administration on lipid
profile and insulin
sensitivity in subjects
with obesity and
dyslipidemia
Munoz B,
MartinezAbindis E &
GonzalezOrtiz M
(2003)
Mengetahui pengaruh
pemberian inulin terhadap
profil lipid, sensitivitas
insulin pada orang
dengan obesitas dan
dislipidemia
5
Randomise,
double blind
study
Judul
Penulis
The effect of the daily
intake of inulin on
fasting lipid, insulin,
and glucose
concentrations in
middle-aged men and
Jackson K,
Taylor G,
Clohessy A
& Williams C
(1999)
Tujuan
Metode
Mengetahui pengaruh
pemberian inulin terhadap
kadar puasa lipid, insulin
Double blind
dan glukosa pada wanita
study, parallel
dan laki – laki dewasa
women.
Pengaruh Pemberian
Tepung Gembili
Mengetahui pengaruh
(Dioscorea Esculenta)
Dianandha
pemberian tepung gembili
Terhadap Kadar
Septiana
terhadap kadar trigliserida
Trigliserida Tikus
Rubi
tikus wistar yang diinduksi
Wistar Yang Diinduksi
(2013)
Nikotinamide-
Nikotinamide-
Streptozotosin
Streptozotosin
Quasi
experimental
dengan
rancangan pre
test – post test
with control
group design
E. Manfaat Penelitian
Dengan diketahui peran pemberian gembili terhadap kadar trigliserida
dan lingkar pinggang pada orang dewasa overweight dan obesitas, maka
diharapkan gembili dapat dijadikan alternatif penanganan overweight dan
obesitas serta mencegah meningkatnya prevalensi penyakit terkait overweight
dan obesitas di masa yang akan datang melalui produk pangan fungsional yang
berakar dari budaya pangan lokal. Selain itu, dengan dipublikasikannya
penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pamor pangan nasional
sebagai sumber pangan fungsional di dunia.
6
Download