BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum 2.1.1 Teori Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh pakar, akademisi, dan praktisi. Setiap ahli memasukkan aspek-aspek terpenting dalam setiap definisinya. Adanya beragam definisi komunikasi membuat penulis dapat mengetahui lebih mendalam mengenai hakikat komunikasi, unsur, dan prosesnya. Beberapa definisi komunikasi yang dikutip oleh Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2006:19-20): - Everett M. Rogers Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. - Shannon and Weaver Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling terpengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. 10 11 Menurut Effendy (2009:9) istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlihat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Sedangkan Harold D. Laswell dalam Mulyana (2007:69) mengatakan bahwa terdapat lima poin penting dalam komunikasi yaitu, Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect. Dari berbagai definisi yang telah dituturkan oleh banyak pakar, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran (channel) tertentu yang merupakan bentuk interaksi manusia bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menimbulkan efek tertentu. Elemen dalam komunikasi adalah sumber, pesan, saluran, komunikan atau audience. 2.1.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy (2009:8) dalam buku Dimensi – Dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Perubahan Sosial/Mengubah Masyarakat ( to change the society ) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhir supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan 12 informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pemilu, ikut serta dalam berperilaku sehat,dan lain sebagainya. 2. Perubahan Sikap ( to change the attitude ) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. 3. Perubahan Opini, Pendapat ( to change the opinion ) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan. 4. Perubahan Perilaku ( to change behavior ) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Berdasarkan tujuan komunikasi yang dikemukakan oleh Effendy, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan komunikasi pada dasarnya dilakukan untuk mendapatkan perubahan dari komunikan atau si penerima pesan sesuai dengan apa yang komunikator atau source inginkan. Perubahan sosial, perubahan sikap, perubahan pendapat dan perubahan perilaku merupakan tujuan umum komunikasi yang dapat dicapai apabila penyampaian dan pemberian informasi dilakukan secara baik dan benar. 2.1.1.3 Proses Komunikasi Menurut Effendy (2009:11-16) terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. 13 1. Proses Komunikasi secara primer Proses Komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses Komunikasi secara sekunder Proses Komuniaksi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Media kedua yang dimaksud adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain-lain. Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). 14 2.1.2 Teori Komunikasi Massa 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni media cetak dan elektronik (Nurudin, 2011:3-4). Sementara menurut Widjaja (2010:19) komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa disini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Kemudian komunikasi massa, yaitu komunikasi yang ditujukan kepada massa atau sejumlah orang banyak. Drs. R.A Santoso Sastropoetro mengatakan bahwa komunikasi meliputi berbagai kegiatan khusus atau disebut juga “spesialisasi” atau kegiatan komunikasi spesialisasi, yaitu kampanye, propaganda, jurnalistik, periklanan, publikasi, penerangan, rapat besar dan lain-lain (Ruslan, 2008:20) 2.1.2.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Seperti yang diungkapkan Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (2009:21-25) beberapa ciri dalam komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Artinya bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, wartawan sebagai 15 komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan yang disampaikan itu. Termasuk penyiar radio, dan pembaca berita televisi tidak mengetahui tanggapan khalayak yang dijadikan sasarannya. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya melembaga. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (publik) karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri yang mampu menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. Merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak 16 pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, dan sebagainya. 2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Berdasarkan tujuan yang ada, komunikasi memiliki fungsi yang sangat luas. Adapun fungsi komunikasi menurut Effendy (2009:31) : 1. Menginformasikan ( To inform ) 2. Menghibur ( To entertain ) 3. Mendidik ( To educate ) 4. Mempengaruhi ( To influence ) Global TV sebagai stasiun televisi yang menjalankan fungsi komunikasi massa memiliki berbagai program tayangan yang telah di kelompokkan menurut beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, usia, kesenangan (hobby), agama, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya guna memenuhi keinginan seluruh khalayak yang heterogen. Program-program tayangan ini lah yang menjadi fungsi komunikasi massa seperti, tayangan infotainment dan film televisi yang menghibur, tayangan berita yang banyak memberikan informasi, dan mampu mempengaruhi pendapat, sikap dan perilaku pemirsa serta memberikan tayangan yang dapat mendidik penontonnya. 2.1.2.4 Media Massa Televisi Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis 17 komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu (Nurudin, 2011:9). Televisi merupakan gabungan dari media dengar dengan media gambar hidup (gerak/live), yang bisa bersifat politis informatif, hiburan, pendidikan atau bahkan gabungan ketiga unsur tersebut (Irvan, 2006:2). Keunggulan televisi sebagai media massa: 1. Siaran yang dipancarkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat 2. Punya daya tarik khusus sebagai media “pandang-dengar” (audiovisual) (Rumanti, 2005:129). 2.1.3 Public Relations 2.1.3.1 Definisi Public Relations Baskin, Aronoff & Lattimore (dalam jurnal Riset sebagai Ujung Tombak Keberhasilan Program Public Relations, 2010:174) mendefinisikan public relations sebagai fungsi manajemen yang membantu organisasi untuk mencapai tujuan, menentukan filosofi, dan memfasilitasi organisasi untuk berubah. Menurut Cutlip, Center & Broom, Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut (Cutlip, Center & Broom, 2007:6). Sementara dalam Kriyantono (2008:5) terdapat pengertian mengenai public relations yaitu diantaranya: beberapa 18 - Frank Jefkins Public relations is a system of communication to create a good-will (Public relations adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik) - The First World Forum of Public Relations Public relations adalah seni dan ilmu pengetahuan mengenai proses menganalisis trends, memprediksi memberikan konseling kepada konsekuensi-konsekuensinya, pimpinan organisasi, dan mengimplementasikan program yang terencana yang akan melayani kepentingan organisasi dan publik. - Grunig & Hunt Mengatakan Public Relations adalah manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya. Secara umum dikatakan oleh John E. Marston dalam Ruslan (2008:5) sebagai berikut: “Public Relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public” Oleh karena itu, Public Relations merupakan suatu bidang yang memerlukan segi perencanaan yang matang (planned), sama dengan bidang periklanan yang melakukan “komunisuasi”, yaitu gabungan antara melakukan komunikasi dan sekaligus membujuk (persuasive). 19 Dapat disimpulkan dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, bahwa Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi yang mampu menunjang kegiatan manejemen dan bertujuan untuk menjaga hubungan baik antara organisasi dengan publik dan organisasi lainnya. Public Relations membutuhkan perencanaan yang matang dalam membuat dan menyusun program yang akan dilakukan dengan publik baik internal maupun eksternal. Perencanaan yang matang dibutuhkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan maksimal sehingga hubungan jangka panjang pun dapat terjalin. 2.1.3.2 Fungsi dan Tugas Public Relations Menurut Firsan Nova (2009:38) fungsi utama Public Relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi. Sementara menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A dalam bukunya Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis dalam Ruslan (2008:9-10) adalah sebagai berikut: 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan publik eksternal. 20 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. 4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 5. Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun dari pihak publiknya. Lain hal dengan Rhenald Kasali dalam buku Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia dalam Ruslan (2008:11) yang mengatakan: “Fungsi manajemen dalam konsep public relations bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, perusahaan, atau produknya terhadap segmen masyarakat, yang kegiatannya langsung atau tidak langsung mempunyai dampak bagi masa depan organisasi, lembaga, perusahaan atau produknya” Terlepas dari fungsinya, tugas atau aktivitas Public Relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way traffic communications) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk saling menciptakan pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga 21 atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan Public Relations erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat (Firsan Nova, 2009:38). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat melalui gambar di bawah ini: Cyber PR Publisitas Sponsorship CSR KEGIATAN PR Identitas Perusahaan Ajang Khusus Komunikasi Langsung Media Inggriya Gambar 2.1 Kegiatan Public Relations Sumber: Special Event (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:xxxi) Kemudian menurut Ruslan (2008:5) lingkup fungsi dan tugas public relations adalah publisitas (publicity), publikasi (publication), periklanan (advertising), promosi (promotion), hubungan dengan pers (press relations) dan sebagainya. Melalui pemaparan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi public relations dalam suatu organisasi atau perusahaan sangat penting karena dapat membantu kegiatan perusahaan dalam membina hubungan yang harmonis dan komunikasi yang baik 22 dengan publik internal dan eksternal. Fungsi tersebut diimplementasikan melalui aktivitas atau kegiatan public relations yang terencana yang dalam hal ini dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuantujuannya. 2.1.3.3 Peran Public Relations Peran utama Public Relations dalam Ruslan (2008:10) pada intinya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. 2. Membina relationship, yaitu membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 3. Peran back up management, yaitu sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. 4. Membentuk corporate image, artinya peran Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya Hal tersebut senada dengan peran public relations menurut Wahyuni Pudjiastuti (2010:xxxi) yaitu salah satu peran utama public relations adalah sebagai komunikator perusahaan, lembaga, atau perorangan untuk menyampaikan informasi tentang perusahaan, lembaga, atau perorangan yang diwakilinya kepada publiknya, baik internal maupun eksternal. 2.1.3.4 Ruang Lingkup Public Relations Menurut Ruslan (2010:23), ruang lingkup tugas Public Relations dalam suatu organisasi atau lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut: 23 1. Membina hubungan ke dalam (public internal) Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/ badan/ perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang Public Relations harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 2. Membina hubungan ke luar (public external) Publik eksternal adalah publik umum atau masyarakat. Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga/ organisasi yang diwakilinya. Menurut Cutlip-Center-Broom dalam bukunya Effective Public Relations ruang lingkup public relations mencakup publisitas, pemasaran, public affairs, manajemen isu, lobi, dan hubungan investor (Morissan, 2008:14). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan oleh pakar diatas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa ruang lingkup public relations tidak terlepas dari peran-peran public relations itu sendiri. Bagaimana peran public relations dalam membina hubungan dengan publiknya, menjadi communicator antara perusahaan yang diwakili dengan publiknya, peran back up management, serta perannya dalam membentuk corporate image. Hal tersebut dapat dilihat dalam kegiatan public relations membina hubungan ke dalam dengan publik internal yaitu menjalin hubungan baik dengan investor, direktur, karyawan dan sebagainya serta membina hubungan ke luar yaitu dengan publik 24 eksternal yang dalam hal ini dapat dilakukan melalui publisitas, pemasaran, public affairs, manajemen isu, lobi, media relations, dan lainlain. 2.2 Teori Khusus Yang Berhubungan Dengan Topik Dan Judul Penelitian 2.2.1 Pengertian Sosialisasi Ada begitu banyak persepsi tentang sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari normanorma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota (Soerjono Soekanto, 2009:59). Menurut kamus umum bahasa Indonesia sosialisasi adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya (Surayin, 2003:569). Seperti yang telah dipaparkan diatas, sosialisasi memiliki banyak persepsi yang berbeda-beda sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sosialisasi berarti proses belajar seseorang untuk mempelajari norma dan nilai kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya. Namun, sosialisasi dalam penelitian ini lebih menekankan pada bagaimana seorang public relations dapat memberikan dan menyebarkan informasi tentang suatu produk, program dan hal-hal yang memiliki nilai sosial secara luas kepada khalayak sasarannya sebagai wujud komunikasi dengan masyarakat itu sendiri. Sosialisasi dalam penelitian ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan peran public relations seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Sosialisasi dilakukan oleh 25 Public Relations Global TV terhadap Global TV Peduli melalui berbagai cara, yaitu promo di Global TV sendiri dan melalui acara atau event Perayaan Natal Bersama yang diadakan di Panti Asuhan Dorkas, Menteng, Jakarta Pusat. Hal tersebut dilakukan selain untuk merealisasikan tujuan Global TV Peduli itu sendiri yaitu penyaluran dana masyarakat kepada masyarakat yang membutuhkan, namun juga untuk tujuan lainnya yaitu pemberian informasi kepada masyarakat terkait Global TV Peduli dan pelaksanaan penyaluran dana oleh Global TV Peduli sendiri yang merupakan wujud komunikasi dengan masyarakat. 2.2.2 Event Menyelenggarakan acara atau event Humas merupakan salah satu kiat untuk menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan atau produk tertentu yang akan ditampilkan dalam acara tersebut dan diharapkan mampu memuaskan pihak-pihak lain yang terlibat atau terkait untuk berperan-serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus Humas, baik untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), pengenalan (awareness), maupun upaya pemenuhan selera (pleasure) dan menarik simpati atau empati (Ruslan, 2010: 231). 2.2.2.1 Pengertian Event Pengertian event, menurut Jim Macnamara (1996) yang dikutip Rosady Ruslan (1999) dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, adalah sebuah kegiatan yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian dari media, klien, 26 perusahaan, atau produk. Kegiatan tersebut dapat didesain untuk menunjukkan fakta bahwa perusahaan adalah tempat yang tepat untuk bekerja dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:xvii). 2.2.2.2 Tujuan Event Tujuan utama diadakannya event adalah tidak semata-mata mempromosikan produk atau perusahaan agar lebih dikenal khalayak sasaran, tetapi juga mempunyai tujuan lain yang ingin dicapai. Menurut Tom Duncan (2003) dalam Pudjiastuti (2010:xxv), tujuan diadakannya event adalah: a. Mempengaruhi khalayak sasaran b. Mengasosiasikan sebuah merek dengan suatu kegiatan, gaya hidup, atau individu tertentu. c. Menjangkau target sasaran yang lebih luas d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap merek, produk, atau perusahaan. e. Mempublikasikan sebuah merek, produk, atau perusahaan yang nantinya akan meningkatkan pengetahuan khalayak. Sedangkan menurut Rosady Ruslan (2010:237-238), tujuan dari diadakannya suatu event adalah: a. Pengenalan (awareness), meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap perusahaan atau produk yang ditampilkan. b. Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbal balik. 27 c. Menunjukkan itikad dari perusahaan atau produk yang diwakilinya dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif pada masyarakat sebagai publik sasarannya. d. Mempertahankan penerimaan masyarakat. e. Memperoleh rekanan baru melalui event yang dirancang secara menarik dan kreatif. 2.2.2.3 Fungsi Event Suatu event diadakan karena ada beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan perusahaan. Fungsi tersebut, seperti dikemukakan Rosady Ruslan antara lain sebagai berikut: a. Memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan timbal balik yang positif dari publiknya. b. Menjadi media komunikasi sekaligus mendapatkan publikasi sehingga pada akhirnya publik sebagai target sasaran akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, dan pengertian mendalam. Dari event tersebut juga diharapkan akan tercipta citra positif perusahaan atau produk yang diwakilinya (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:xxix). 2.2.2.4 Kaitan Event dan Public Relations Event adalah salah satu tools Public Relations. Sebagai tools PR, event dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan perannya. Salah satu peran utama Public Relations adalah sebagai komunikator perusahaan, lembaga, atau perorangan untuk meyampaikan informasi tentang perusahaan, lembaga, atau perorangan yang diwakilinya kepada 28 publiknya, baik internal maupun eksternal. Banyak cara yang bisa dipilih untuk melakukan peran tersebut, seperti pada gambar 2.1 di halaman sebelumnya. Namun, cara yang banyak dipilih adalah dengan menyelenggarakan suatu event. PR dapat menyampaikan berbagai informasi tentang perusahaan, lembaga, atau perorangan melalui event. Di sini PR dapat berinteraksi langsung dengan publiknya sehingga dapat lebih mampu meyakinkan publik berkaitan dengan informasi yang disampaikan. Bahkan, apabila event mendapatkan liputan yang luas dari media massa, informasi yang disampaikan melalui suatu event dapat disampaikan lebih luas lagi kepada publik (Wahyuni Pudjiastuti, 2010:xxxi). Jadi, berdasarkan teori yang telah dijabarkan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa event merupakan kegiatan yang bukan hanya untuk mempromosikan produk atau perusahaan agar lebih dikenal melainkan ada banyak tujuan-tujuan yang lebih dalam yang ingin dicapai perusahaan. Dalam penelitian ini, public relations Global TV memilih untuk mengimplementasikan kegiatannya dalam hal penyebaran informasi atau sosialisasi mengenai Global TV Peduli melalui event. Event dilaksanakan karena fungsi dan tujuan event yang dirasa dapat membantu untuk mendapatkan publisitas sehingga dapat menghasilkan awareness terhadap Global TV Peduli. 29 2.2.3 Publikasi Publikasi merupakan bagian dari aktivitas yang dilakukan public relations dalam kegiatannya untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Seperti yang dipaparkan oleh Ruslan (2008:13) bahwa setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini tugas public relations officer adalah melakukan komunikasi kepada massa atau sosialisasi dengan cara publikasi. Menurut Sidauruk (dalam jurnal Peranan Badan Informasi Publik (BIP) dalam Pemberian Layanan Informasi Publik Pada Pemerintah Kota Bandung, 2010:9) bentuk publikasi sudah umum digunakan dalam menyampaikan informasi publik, selain karena sifatnya yang praktis juga karena biayanya tidak semahal iklan layanan. Publikasi mudah penggunaan, penyebaran dan penyimpanannya. 2.2.3.1 Definisi Publikasi Publikasi merupakan alat penting, baik dalam bauran promosi (promotion mix) maupun dalam bauran PR (public relations mix) karena publikasi merupakan salah satu relasi komponen yang cukup berperan banyak untuk menunjang keberhasilan dalam promosi dan publikasi khususnya dalam kampanye PR atau dalam penelitian ini sosialisasi (Ruslan, 2008:58). Dalam penelitian ini, penulis tidak akan membahas mengenai bauran promosi atau bauran PR, karena fokus penelitian ada pada publikasi yang sejatinya memang alat yang penting dalam bauran 30 promosi ataupun bauran PR. Dari pengertian yang dipaparkan Ruslan, maka penulis mencoba untuk menyimpulkan bahwa publikasi berarti pengumuman, penyiaran, atau penerbitan yang dilakukan dengan tujuan mengumumkan, menyiarkan, dan menerbitkan informasi tentang produk, lembaga/organisasi, aktivitas dan sebagainya kepada publik sasarannya melalui berbagai sarana umum atau media komunikasi dan media massa. Sedangkan menurut Philip dan Herbert M. Baus dalam Ruslan (2008:60) menyebutkan bahwa publikasi (publication) merupakan tugas public relations atau Humas dalam menceritakan atau menyampaikan sebanyak mungkin pesan atau informasi mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan kegiatan terpenting dan menjadi ujung tombak dari kegiatan PR/Humas. 2.2.3.2 Media Publikasi Terdapat media yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan publikasi yaitu dengan media audio, media visual, dan media audio-visual. Berikut penulis paparkan media publikasi menurut Widjaja (2010:79), yaitu: a. Media audio Dengan media audio ini dimaksudkan agar informasi yang disampaikan dapat ditangkap dengan indera telinga, atau tegasnya yang dapat didengar misalnya: radio, piring hitam, tape recorder, telepon, wawancara, konferensi pers dan lain-lainnya. 31 b. Media visual Dengan media visual ini dimaksudkan sebagai media yang dipergunakan untuk mengadakan hubungan dengan public, yang dapat ditangkap dengan indera mata. Misalnya seperti surat kabar, pameran-pameran foto, slide, buletin, pamflet, lambang, bendera, karikatur, gambar skema organisasi dan lain-lain. c. Media audio-visual Dengan media audio-visual ini dimaksudkan sebagai media yang menyiarkan “berita” yang dapat ditangkap baik dengan indera mata maupun dengan indera telinga. Misalnya televisi, film dan lainlainnya. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dengan media gambar hidup (gerak/live), yang bisa bersifat politis informatif, hiburan, pendidikan atau bahkan gabungan ketiga unsur tersebut (Irvan, 2006:2). Televisi dianggap sebagai media yang paling penting karena memiliki beberapa keunggulan yaitu: 1. Siaran yang dipancarkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat 2. Punya daya tarik khusus sebagai media “pandang-dengar” (audiovisual) (Rumanti, 2005:129). Dalam penelitian ini, publikasi menjadi fokus utama karena disini penulis ingin mengetahui sejauh mana publikasi berhasil dilakukan dalam sosialisasi Global TV Peduli melalui event natal bersama di panti asuhan Dorkas Menteng, Jakarta Pusat. Banyak cara yang dilakukan oleh public relations Global TV dalam usahanya untuk penyebaran informasi mengenai Global TV Peduli. Seperti melakukan publikasi dan promo di 32 televisi Global TV itu sendiri serta melalui event yang dilaksanakan dan dipublikasikan di Panti Asuhan Dorkas, Menteng, Jakarta Pusat. Melalui event yang diselenggarakan ini, diharapkan publikasi yang dilakukan bisa menciptakan awareness di masyarakat. Keberhasilan publikasi dalam penelitian ini dapat dilihat dari sejauh mana awareness tercipta atau dihasilkan oleh masyarakat terutama pemirsa Global TV. 33 2.3 Kerangka Pikir Gambar 2.2 Kerangka Pikir Komunikasi Massa Public Relations PT Global Informasi Bermutu (PR Global TV) Publikasi - Sosialisasi Global TV Peduli melelui event natal bersama di panti asuhan Dorkas Menteng, Jakarta Pusat yang dipublikasikan - Keberhasilan publikasi pada event natal bersama di panti asuhan Dorkas tersebut Berhasil Tidak Berhasil Tercipta awareness Tidak tercipta awareness Sumber : Penulis 34 Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Dalam hal ini komunikasi dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada khalayak atau masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk komunikasi massa yaitu, melalui media massa tradisional maupun media modern. Media massa tradisional terdiri dari televisi, radio, surat kabar. Sedangkan media massa modern dapat disebut dengan internet. Global TV adalah salah satu media massa tradisional karena merupakan stasiun televisi swasta di Indonesia yang menjalankan fungsi komunikasi massa yaitu memberikan informasi yang mendidik, menghibur penonton dengan berbagai program tayangan, dan mampu merubah pandangan, perilaku serta sikap audience terhadap informasi yang diberikan. Global TV tidak hanya ingin memberikan kepuasan kepada penonton dengan hanya memberikan program tayangan yang seru namun juga ingin mengajak penonton untuk ikut serta dalam kegiatan sosial yang dibuatnya yaitu Global TV Peduli. Global TV menggunakan fungsi dan peran public relations dalam melakukan publikasi yaitu dalam sosialisasi Global TV Peduli. Sosialisasi dilakukan melalui pelaksanaan event Perayaan Natal Bersama di Panti Asuhan Dorkas, Menteng, Jakarta Pusat. Sosialisasi melalui event dilakukan kepada masyarakat yang dituju agar awareness bisa didapatkan. Pelaksanaan event tersebut juga dipublikasikan agar sosialisasi juga dapat dilakukan kepada masyarakat. Publikasi yang berhasil dalam penelitian ini dapat dilihat dari terciptanya awareness, dan publikasi yang tidak berhasil dilihat dari tidak terciptanya awareness.