pengaruh kebijakan sekuritas terhadap k

advertisement
PENGARUH KEBIJAKAN ALOKASI ASET DAN PEMILIHAN
SEKURITAS TERHADAP KINERJA REKSADANA CAMPURAN
BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF (KIK)
Oleh
Ristiandi
NIM :105081002443
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Ristiandi
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Sukabumi, 17 Februari 1985
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Jl. Bojong Lopang Kp. Cijulang
Rt.07/03 Kec. Jampang Tengah
Sukabumi 43171
6. Telepon
: 082122585066/02191383942
7. Email
: [email protected]
[email protected]
II.
PENDIDIKAN FORMAL
1991 – 1997
: SDN Cijulang Sukabumi
1997 – 2000
: MTs Assalam Sukabumi
2000 – 2003
: MA Assalam Sukabumi
2005 – 2013
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
i
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze how asset allocation policy and security
selections influence mutual fund performance. Performance of mutual fund itself
measured by using the Treynor index. There are 36 mutual funds for the period
January 2009 to December 2011 that had been selected as a sample. The data
were analyzed using multiple linear regression. The empirical study found that only
29,3% dependent variable (mix mutual funds performance) that can be explained by
the independent variables (stocks, bonds, deposits) and simultaneously have
significantly influence the mutual fund performance.
Keyword : mutual fund performance, asset allocattion, security selection
ii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana pengaruh
kebijakan alokasi aset danpemilihan sekuritas terhadap knjerja reksadana
campuran.Kinerja reksa dana itu sendiri diukur dengan menggunakan indeks
Treynor. Terdapat 36 reksa dana selama periode Januari 2009 hingga Desember
2011 yang telah terpilih sebagai sampel. Data yang di analisis menggunakan uji
regresi linier berganda. Studi empiris menemukan bahwa hanya variabel dependen
29,3% (campuran kinerja reksa dana) yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen (saham, obligasi, deposito) dan secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja reksadana.
Kata kunci : kinerja reksadana, alokasi aset, pemilihan sekuritas
iii
Kata Pengantar
Bismilahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilliahirabbi alamiin, Segala Puji dan syukur hanya bagi Allah SWT,
pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan dibumi, yang telah melimpahkan
ni’matnya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul ”Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas
Terhadap Kinerja Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa Agama Islam sebagai Rahmatan lilalamin.
Sebagai bentuk penghargaan yang tak bisa saya lukiskan, perkenankanlah
penulis menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih kepada :
1. Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam untuk kedua orang tua saya
Bapak Ujang Suhandi dan Ibu Lilis atas dukungan moril dan materil,
kesabaran, keikhlasan, perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tak habishabis dan do’a-do’a munajatnya kepada Illahi Rabbi Allah SWT yang tak
henti-hentinya.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, terima kasih atas segala waktu dan
arahanya.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembimbing I, terima kasih atas waktu
dan masukannya
dan selalu memberikan motivasi dan solusi dalam
penenlitian ini.
4. Bapak Indo Yama Nasarudin, SE. MAB selaku pembimbing II, terima kasih
untuk semua waktu dan masukannya, untuk semua motivasi dan solusi dalam
penelitian ini, sekali lagi saya ucapkan terima kasih.
iv
5. Bapak Suhendra, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
Dosen penguji komprehensif.
6. Bapak Herni Ali HT, SE, MM selaku Dosen penguji komprehensif
7. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu,
perhatian serta arahannya kepada semua mahasiswanya tak terkecuali penulis.
8. Seluruh staf keuangan, Jurusan, Akademik dan Kemahasiswaan yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan yang maksimal selama
ini.
9. Para sahabat seperjuang Manajemen A 2005, terima kasih untuk semua
support selama ini
10. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat yang takbisa
penulis sebutkan namanya satu persatu.
Semoga amal kebaikan yang telah penulis terima mendapatkan pahala yang
melimpah dari Allah SWT. Dengan segala kelemahan dan kekurangan semoga
karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT meridhoi dan
menjadikan setiap langkah yang kita lakukan bernilai Ibadah. Amin
Jakarta, 2 Oktober 2013
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................
ii
ABSTRACT ....................................................................................
iii
ABSTRAK .......................................................................................
iv
KATA PENGANTAR .....................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ...........................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................
x
BAB. I. PENDAHULUAN...........................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian .........................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................
7
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................
9
A. Reksadana ................................................................
9
1. Pengertian Reksadana .........................................
9
2. Pengelolaan Reksadana .....................................
10
a. Kewajiban Manajer Investasi ........................
11
b. Larangan bagi Manajer Investasi ..................
12
c. Bank Kustodian .............................................
13
3. Jenis dan Karakteristik Reksadana ......................
15
a. Reksadana dilihat dari segi bentuknya ..........
15
vi
b. Reksadaan dilihat dari segi sifatnya ..............
16
c. Reksadana dilihat dari Tujuan Investasi .......
17
d. Reksadana
dilihat
dari
portofolio
Investasinya .................................................
4. Nilai Aktiva Bersih (NAB) .................................
5. Keuntungan
dan
Risiko
Berinvetasi
18
20
di
Reksadana ............................................................
22
6. Kinerja Reksadana .............................................
27
7. Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas
33
B. Penelitian Sebelumnya...............................................
34
C. Kerangka Berpikir....................................................
39
D. Hipotesis .................................................................
40
BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ................................
41
A. Ruang Lingkup Penelitian.........................................
41
B. Teknik Penentuan Sampel .........................................
41
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................
43
D. Teknik Analisis ......................................................
44
E. Operasional Variabel Penelitian ................................
49
BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..............................
54
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian...............
54
B. Hasil Analisis dan Pembahasan..................................
55
1. Statistik Deskriptif..............................................
55
2. Uji Asumsi Klasik .............................................
57
vii
a. Uji Normalitas................................................
57
b. Uji Multikolonieritas .....................................
59
c. Uji Autokorelasi ............................................
59
d. Uji Heterokedestisitas ...................................
60
3. Koefisien Determinasi (R2)
61
4. Uji Hipotesis ......................................................
63
a. Uji F ............................................................
63
b. Uji t ............................................................
64
BAB. V. PENUTUP......................................................................
66
A. Kesimpulan ............................................................
66
B. Implikasi ................................................................
66
C. Saran ......................................................................
67
Daftar pustaka ...............................................................................
69
Lampiran ......................................................................................
72
viii
Daftar Tabel
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1
Hasil penelitian terdahulu
37
Tabel 3.1
Rincian sampel penelitian
43
Tabel 3.2
Operasional variabel
54
Tabel 4.2
Daftar nama perusahaan/manajer investasi dan
reksadana campuran
55
Tabel 4.3
Hasil uji deskriptif
56
Tabel 4.4
Hasil uji normalitas menggunakan one-sampl`e
kolmogorov-smirnov test
59
Tabel 4.5
Hasil uji multikolonieritas
60
Tabel 4.6
Hasil uji autokorelasi
61
Tabel 4.7
Hasil uji Adj R2
63
Tabel 4.8
Hasil uji F
64
Tabel 4.9
Hasil uji t
65
ix
Daftar Gambar
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka pemikiran
39
Gambar 4.1
Hasil uji heterokedastisitas
62
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi
nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Pasar modal juga
merupakan pasar untuk berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan dua kepentingan, antara pihak yang memiliki kelebihan dana
(investor) dengan pihak yang memerlukan dana (issuer atau emiten). Pasar
modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. Karena kedua fungsi yang dijalankannya
tersebut, maka semakin jelas bahwa pasar modal memiliki peran yang besar
bagi perekonomian nasional. Dengan adanya pasar modal maka aktivitas
perekonomian akan meningkat karena pasar modal menyediakan berbagai
alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala
yang lebih besar, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan
dan kemakmuran masyarakat luas. Untuk mewujudkan peranannya tersebut,
pasar modal di Indonesia berusaha menciptakan dan mengembangkan
1
berbagai produk yang mempunyai karakteristik tingkat risiko kecil dengan
tingkat pendapatan yang diberikan relatif kompetitif Instrument pasar modal
yang memiliki karakteristik tersebut adalah reksadana (mutual fund).
(Mulyana, 2005)
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin
berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di
pasar modal dapat dilakukan dengan mengembangkan industri reksadana,
khususnya bagi investor yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian
untuk mengelola investasi mereka. Pada dasarnya investasi reksadana
bertujuan untuk membantu dan memobilisasi investor kecil dan investor badan
usaha/institusi untuk melakukan investasi dipasar modal. Secara prinsip,
investasi pada reksadana dilakukan dengan menyebar (diversifikasi) sejumlah
investasi pada beberapa efek yang diperdagangkan di pasar modal (seperti
saham, obligasi dan pada beberapa efek lainnya) dan pasar uang. Diversifikasi
pengelolaan portofolio tersebut adalah untuk memperkecil resiko yang
dihadapi oleh para investor. (Rufaidah, 2008)
Para calon investor yang ingin berinvestasi di pasar modal, akan tetapi
tidak tahu dan tidak mengerti
bagaimana caranya, Karena kurangnya
pemahaman serta kemampuan investor untuk melakukan investasi di pasar
modal. Apabila investor akan berinvestasi secara langsung, maka calon
investor perlu melakukan berbagai analisis dan memonitor kondisi pasar terus
menerus yang sangat menyita waktu. Kesulitan lain, butuh dana besar untuk
dapat melakukan investasi secara individu. Reksadana merupakan investasi
2
yang terdiversifikasi, hasil investasi bukan objek pajak, biaya investasi yang
dibutuhkan relatif kecil, dan investor bisa berinvestasi dengan dana relative
terjangkau. Dengan berinvestasi pada reksadana juga terdapat kemudahan
yang akan diperoleh
investor antara lain resiko yang dihadapi investor
dengan modal yang terbatas dapat diminimalisasi dengan metode diversifikasi
yang dilakukan manajer investasi, demikian juga pihak perbankan
akan
diramaikan transaksi untuk portofolio reksadana dan reksadana menjadi
sumber dana investasi yang dapat menjangkau investor individu secara luas,
sehingga dapat terkumpul dana yang lebih besar. Reksadana merupakan
sebuah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah
uang kepada pengelola reksadana yaitu manajer invetasi untuk dipergunakan
sebagai modal dalam berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Dibanding
dengan jenis investasi lain, yaitu reksadana dapat memberikan fasilitas berupa
penciptaan skala ekonomi dalam berinvestasi melalui penggabungan dana
antara para pemodal untuk mencipatakan investasi dalam skala besar, dapat
meminimumkan resiko karena dilakukan diversifikasi portofolio dan
penyediaan tenaga manajemen yang profesional serta dilindungi dari berbagai
praktek kecurangan. (Rufaidah, 2008)
Dalam Undang-Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasal 1
ayat 27: ”Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.” Dalam pengertian tersebut terdapat
tiga unsur penting, pertama adanya dana dari masyarkat pemodal, kedua dana
3
tersebut di investasikan dalam bentuk portofolio efek dan yang ketiga dana
tersebut dikelola oleh
manajer investasi (MI), dana yang dikelola
atau
portofolio dalam reksadana itu adalah milik bersama para pemodal. Manajer
investasi merupakan pihak yang dipercayakan dalam mengelola dana dari
masyarakat pemodal. Pada reksadana manajer investasi mengelola dana-dana
yang ditempatkan pada surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun
kerugian dan menerima dividen atau bunga yang dibukukan kedalam nilai
aktiva bersih (NAB) Reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang dikelola
oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada bank kustodian
yang tidak terafiliasi dengan manajer investasi, dimana bank kustodian inilah
yang
akan
bertindak
sebagai
tempat
penitipan
kolektif
dan
mengadministrasikan unit penyertaan.
Terdapat beberapa aktivitas yang harus dilakukan oleh manajer investasi
dalam mengelola dananya diantaranya adalah penentuan kebijakan alokasi
aset. Kebijakan alokasi aset ini, merupakan penentu alokasi aset yang
menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas-kelas aset
yang tersedia (Drobetz dan Kohler 2002). Kebijakan
dilakukan oleh para
alokasi aset yang
manajer investasi dalam mengelola dananya antara
reksadana yang satu dengan reksadana yang lainnya
berbeda-beda.
Kebijakan alokasi aset yang diambil dapat dibedakan kedalam instrument
pasar uang dan instrumen di pasar modal atau gabungan diantara keduanya
dengan komposisi tertentu. Banyaknya pilihan investasi ini menjadikan para
investor merasa perlu mempelajari dan membandingkannya terlebih dahulu
4
sebelum melakukan investasi. Meskipun kebijakan alokasi aset yang
ditetapkan berbeda-beda, tetapi pada prinsipnya mempunyai tujuan yang
sama, yaitu memberikan tingkat keuntungan investasi yang lebih tinggi
dibandingkan investasi lainnya dengan risiko tertentu. Investasi pada
reksadana mempunyai dua sisi yang selalu berlawanan, yaitu keuntungan dan
risiko. Tingkat risiko reksadana tergantung pada kebijakan alokasi aset artinya
bagaimana manajer investasi mengalokasikan dananya pada kelas-kelas aset
yang tersedia dan seberapa besar porsi pendistribusian dananya. (Pratomo dan
Nugraha, 2005)
Disamping itu investor harus memperhatikan
mempengaruhi kebijakan alokasi aset
berbagai batasan yang
seperti seberapa besar dana yang
dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut. Proses alokasi aset ini
dianggap komponen terpenting dalam proses investasi karena berdasarkan
studi yang telah dilakukan oleh Deden mulyana (2005) bahwa kontribusi
proses alokasi aset terhadap kinerja reksadana masing-masing
reksadana saham 56,22 %, reksadana pendapatan tetap 64 %,
sebesar
reksadana
campuran 52,54 %. Iboston dan Kaplan (2000) menyimpulkan bahwa kinerja
reksadana dapat dijelaskan oleh kebijakan alokasi aset sebesar, 40 %, 90 %
atau 100 % tergantung pertanyaan yang diajukan.
Pemilihan sekuritas yang dilakukan oleh manajer investasi
bertujuan
untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien. Berdasarkan konsentrasi
portofolio investasi reksadana dikenal berbagai jenis yaitu reksadana saham,
5
reksadana pendapatan tetap reksadana pasar uang, dan reksadana campuran
yang tingkat risikonya berbeda-beda (Bapepam, Peraturan No. IV.C.3.,1997).
Kinerja reksadana ini diduga banyak dipengaruhi oleh kebijakan alokasi
aset dan pemilihan sekuritas yang dilakukan oleh manajer investasi.
Disamping itu kemungkinan terjadinya ketidak konsistenan antara kebijakan
alokasi aset dan realisasi alokasi aset yang dilakukan oleh manajer investasi,
Untuk itu kehandalan manajer investatsi dalam menentukan kebijakan alokasi
aset dan pemilihan sekuritas yang mempengaruhi kinerja reksadana masih
harus dikaji melalui penelitian. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
dilakukan dengan fokus utama kegiatan yang dilakukan oleh manajer investasi
dalam mengelola reksadana, terutama pada kebijakan alokasi aset dan
pemilihan sekuritas yang diambilnya yaitu untuk menjawab apakah ada
pengaruh positif dari kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas terhadap
kinerja reksadana.
Dengan tema: ”Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan
Pemilihan Sekuritas terhadap Kinerja Reksadana Campuran Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kebijakan alokasi aset secara parsial mempunyai pengaruh
terhadap kinerja reksadana campuran.
2. Apakah pemilihan sekuritas secara parsial mempunyai pengaruh
terhadap kinerja reksadana campuran.
6
3. Apakah kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas secara simultan
mempunyai pengaruh terhadap kinerja reksadana campuran
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisa pengaruh kebijakan alokasi aset (saham, obligasi,
dan deposito) dan pemilihan sekuritas terhadap kinerja reksadana
campuran secara simultan.
b. Untuk menganalisa pengaruh kebijakan alokasi aset (saham, obligasi,
deposito) terhadap kinerja reksadana campuran secara parsial.
2. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini bermanfaat:
a. Bagi investor maupun calon investor
Hasil penilaian kinerja yang disajikan dalam penelitian ini diharapkan
mampu memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan bagi
investor
dalam
menentukan
pilihannya
berinvestasi
melalui
Reksadana.
b. Bagi praktisi dan akademisi
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan pustaka bagi
praktisi dan akademisi yang ingin mendalami pengetahuan dalam
bidang keuangan dan pasar modal, khususnya reksadana dan alokasi
aset. Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk
7
penelitian selanjutnya agar hasil yang diperoleh lebih baik dan
sempurna.
c. Bagi manajer investasi
Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan bagi Manajer
Investasi terkait dengan kinerja Reksadana Campuran yang telah
mereka kelola. Apabila ternyata kinerja Reksadana hasilnya kurang
baik, maka sebaiknya mereka mengevaluasi kembali strategi yang
dipakai sampai tercapai keputusan investasi yang paling optimal.
d. Bagi penulis
Penelitian ini memberikan kesempatan untuk menyelaraskan ilmu
yang telah diperoleh selama proses perkuliahan,
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Reksadana
1. Pengertian Reksadana
Secara umum Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana
bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen
investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit penyertaan
reksadana. Reksadana ini kemudian dikelola oleh manajer investasi (MI)
ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang
ataupun efek atau sekuriti lainnya. (Asril Sitompul, 2002:2).
Reksadana berasal dari kata “Reksa” yang berarti jaga atau pelihara
dan kata “Dana” berarti uang. Sehingga reksadana pada umumnya
diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Reksadana yang dalam
bahasa asalnya disebut mutual fund adalah salah satu investasi dimana
para investor secara bersama-sama melakukan investasi dalam suatu
himpunan dana untuk diinvestasikan dalam berbagai bentuk investasi
seperti saham, obliasi, ataupun melalui tabungan atau sertifikat deposito di
bank-bank. Dengan demikian reksadana adalah diversifikasi dalam
portofolio yang dikelola oleh manajer investasi di perusahaan reksadana
(Asril Sitompul, 2002:2).
Di luar negeri, terdapat bermacam istilah yang digunakan untuk
reksadana. Misalnya di Amerika Serikat, reksadana dikenal dengan istilah
9
Mutual Fund, Di Inggris dikenal dengan sebutan Unit Trust, sedangkan di
Jepang disebut sebagai Investment Trust.
Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1
ayat 27 telah diberikan definisi sebagai berikut : “Reksadana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi”.
Sesuai dengan definisi yang telah disebutkan reksadana memiliki
beberapa karakteristik:
a. Kumpulan dana dan pemilik dimana pemilik adalah berbagai
pihak
yang menginvestasikan dananya ke reksadana dengan variasi
tujuan.
b. Reksadana diinvestasikan pada efek-efek yang dikenal dengan
instrumen investasi seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, dan
lain-lain.
c. Manajer investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat
investor
2. Pengelolaan Reksadana
Terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan
reksadana. Pertama adalah Manajer
investasi. Manajer
investasi
merupakan pihak yang berperan penting dalam kegiatan investasi
reksadana. Manajer Invstasi yang dimaksud adalah sebuah perusahaan
yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek milik investor. Manajer
10
Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam dengan memenuhi syaratsyarat yang diajukan. Salah satunya adalah ada seorang direksi dan
seorang staf perusahaan yang telah mendapat ijin perorangan sebagai
wakil manajer investasi yang baru diperoleh setelah calon wakil manajer
investai tersebut mengikuti ujian yang diadakan oleh asosiasi standar
profesi pasar modal. (Pratomo, 2009).
Manajer investasi memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan
meliputi kewajiban dan larangan yang dijabarkan sebagai berikut
(Darmadji, 2001):
a. Kewajiban Manajer Investasi
Manajer Investasi selain memiliki wewenang penuh dalam
pengelolaan reksadana, memiliki kewajiban yang telah ditentukan
Bapepam, antara lain:
1) Membuat catatan yang menyimpan segala pertimbangan dalam
mengambil keputusan dalam melakukan investasi dalam portofolio
reksadana seperti yang telah ditetapkan dalam kebijakan investasi
yang telah dimuat dalam kontrak, sesuai dengan perundangundangan pasar modal.
2) Memperhatikan dan mematuhi Pedoman Pengelolaan Reksadana
(peraturan nomor IV.A.3 dan nomor IV.B.1)
3) Menyampaikan
hal
yang
sebenarnya
kepada
masyarakat
menyangkut kinerja dan informasi reksadana yang dikelola.
11
4) Menghitung nilai pasar wajar dari efek dalam portofolio reksadana
dan menyampaikan kepada bank Kustodian sesuai dengan
peraturan nomor IV.C.2 kerja selambat-lambatnya pada pukul
17.00 setiap hari kerja.
5) Mematuhi ketentuan kepemilikan unit penyertaan untuk setiap
pemegang unit penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali
semata-mata untuk kepentingan manajer Investasi sendiri.
6) Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan pemegang unit
penyertaan reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian
yang timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.
7) Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan
manajer Investasi
8) Terus-menerus
meningkatkan
system
pengawasan
intern
dengan mengevaluasi system prosedur kegiatan.
9) Mengutamakan
dan
mendahulukan
kepentingan
pemegang
unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan reksadana.
10) Menjaga
kerahasiaan
pemegang
unit
penyertaan,
kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b.
Larangan Bagi Manajer Investasi
1) Memilki saham/unit penyertaan untuk kepentingan dan atas nama
pihak lain.
12
2) Memungut komisi atau biaya dari reksadana yang lebih tinggi dari
perantara perdagangan efek yang tidak terealiasi, dalam hal
manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai pengantara
perdagangan efek.
3) Menerima imbalan dalam bentuk apapun, baik langsung maupun
tidak langsung, yang dapat mempengaruhi manajer investasi yang
bersangkutan. atau pihak afiliasi untuk membeli atau menjual efek
untuk reksadana. Apabila melanggar diancam dengan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp 1
Miliar.
4) Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum (IPO), kecuali
untuk efek pasar uang.
5) Membeli efek yang sedang ditawarkan dalam penawaran umum
dimana manajer investasi bertindak sebagai isinya.
c. Bank Kustodian
Bank kustodian merupakan salah satu fungsi yang dimiliki oleh
bank umum sebagai tempat penyimpanan kekayaan serta administrator
reksadana, yang meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau
bank, registrasi dan pendaftaran efek, dan sebagainya, yang telah
mendapat persetujuan dari bapepam dan tidak diperbolehkan terafiliasi
dengan manajer investasi, artinya tidak boleh ada hubungan istimewa
antara bank kustodian dengan manajer investasi seperti yang dimaksud
dalam pasal 25 ayat (2) undang-undang pasar modal no. 8 tahun 1995.
13
Sebagai pengelola reksadana, bank kustodian memiliki kewajiban
yang harus dipenuhi sebagai berikut (Darmadji, 2001):
1. Melakukan
pembukuan
sesuai
dengan
pedoman
akuntansi
reksadana (peraturan bapepam nomor VIII.g.8).
2. Mengasuransikan seluruh portofolio reksadana dengan biaya
sendiri.
3. Menghitung nilai aktiva bersih (NAB)/unit penyertaan setip hari
bursa berdasarkan nilai pasar wajar dari efek yang termasuk dalam
portofolio reksadana dan mengumumkannya.
4. Menyiapkan laporan kepada Bapepam dan manajer investasi
sesuai dengan tata cara pelaporan, sesuai dngan peraturan
Bapepam nomor X.D.1.
5. Dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
sebaik mungkin untuk kepentingan pemegang Unit penyertan
reksadana serta bertanggung jawab penuh atas kerugian yang
timbul karena tidak melaksanakan kewajibannya.
6. Memisahkan harta kekayaan reksadana dari harta kekayaan Bank
Kustodian.
7. Mendaftarkan/mencatatkan portofolio efek reksadana dalam daftar
pemegang efek emiten atas nama bank Kustodian untuk
kepentingan pemegang Unit Penyertaan Reksadana.
8. Terus-menerus meningkatkan system pengawasan intern dengan
mengevaluasi sistem prosedur kegiatan.
14
9. Mengutamakan dan mendahulukan kepentingan para pemegang
unit penyertaan, sehubungan dengan pengelolaan kekayaan
reksadana.
10. Menjaga
kerahasiaan
pemegang
unit
penyertaan,
kecuali
diwajibkan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Jenis dan Karakteristik Reksadana
Pada umumnya semua reksadana mempunyai kesamaan didalam
struktur, tetapi berbeda dalam tujuan. Membedakan reksadana dapat
dilakukan dengan melihat beberapa sudut pandang (Darmadji, 2001).
a. Reksadana Dilihat dari Segi Bentuknya
Sebagaimana diatur pada Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal pada pasal 18 ayat (1), reksadana dapat
diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu, Reksadana Perseroan dan
Reksadana Kontrak Investasi Kolektif. Kedua bentuk Reksadana ini
sama-sama menghimpun dana dan menginvestasrikan dananya pada
berbagai instrumen investasi baik yang diperdagangkan di pasar modal
maupun di pasar uang.
1) Reksadana Berbentuk Perseroan (corporate type)
Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana
menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya
dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai
jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar modal
maupun pasar uang. Reksadana bentuk perseroan dibedakan
15
lagi berdasarkan sifatnya menjadi reksadana Perseroan yang
tertutup
dan
reksadana
Perseroan
terbuka
(Darmadji,
2001:149).
2) Reksadana berbentuk Kontak Investasi Kolektif (contractual
type).
Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kusodian yang mengikat Pemegang unit
penyeraan, di mana manajer investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin
bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk
Perseroan (Darmadji, 2001:149), sebagaimana diatur dalam
Penjelasan pasal 18 ayat (1) undang-undang nomor 8 tahun
1995 tentang pasar modal. Berdasarkan data badan pengawas
pasar modal dan lembaga keuangan, seluruh reksadana yang
ada di Indonesia saat ini berbentuk kontrak investasi kolektif.
b. Reksadana Dilihat dari Sifatnya
Dilihat dari sifatnya, reksadana dapat dibedakan menjadi : (Darmadji,
2001:150).
1) Reksadana bersifat Tertutup (close-end fund).
Merupakan reksadana yang tidak dapat membeli kembali sahamsaham yang telah dijual kepada pemodal. Artinya, pemegang
16
saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer
investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal
tersebut harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat saham
reksadana tersebut dicatatkan
2) Reksadana bersifa Terbuka (open-end fund)
Merupakan reksadana yang menawarkan dan membeli kembali
saham-saham menjualnya dari pemodal sampai sejumlah modal
yang sudah dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat menjual
kembali saham/unit pentertaannya setiap saat. Manajer Investasi
Reksadana, melalui Bank Kustodian, wajib membelinya sesuai
dengan NAB per saham/unit pada saat itu
c. Reksadana Dilihat dari Tujuan Investasi
Reksadana dilihat dari tujuan investasinya dapat dibedakan atas
(Darmadji, 2001:151):
1) Growth Fund
Reksadana yang menekankan pada upaya mengejar pertumbuhan
nilai dana. Reksadana jenis ini biasya mengalokasikan dananya
pada saham.
2) Income Fund
Reksadana
yang
mengutamakan
pendapatan
konstan.
Reksadana jenis ini mengalokasikan dananya pada surat hutang
dan obligasi.
17
3) Safety Fund
Reksadana yang mengutamakan keamanan daripada pertumbuhan.
Reksadana jenis ini umumnya mengalokasikan danannya di pasar
uang, seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan surat
hutang jangka pendek.
d. Reksadana Dilihat dari Portofolio Investasinya
Pembagian reksadana ini didasarkan pada komposisi aset yang
membentuk reksadana tersebut, tingkat pengembalian yang dihasilkan,
dan tingkat risiko yang dimiliki oleh masing-masing reksadana
(Pratomo,2009).
Jenis-jenis reksadana berdasarkan peraturan bapepam nomor
IV.C.3 tentang pedoman pengumuman harian nilai aktiva bersih
reksadana terbuka diklasifikasikan dalam empat kategori berdasarkan
portofolio investasinya:
1) Reksadana Pendapatan Tetap
Merupakan reksadana yang menginvestasikan dananya
minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat utang
(Darmadji, 2001:151). Bersifat lebih stabil, yaitu reksadana yang
berinvestasi pada instrumen fixed income yang berkualitas baik
seperti sertifikat deposito (CD), Commercial Paper (CP), dan
sertifikat obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta,
BUMN, pemerintah, dll. instrumen-instrumen tersebut memberikan
tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan bank
18
namun tetap bersifat konservatif. Reksadana berpendapatan tetap
cocok untuk orang yang ingin berinvestasi jangka pendek atau
yang tidak ingin mengambil resiko akan kehilangan sebagian nilai
investasinya. Namun anda tidak dapat berharap akan mendapatkan
keuntungan yang besar apabila anda mempertimbangkan tingkat
inflasi pertahun.
2) Reksadana Saham
Merupakan reksadana yang menginvestasikan dananya
minimal 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas
(Darmadji,2001). Bersifat lebih jangka panjang reksadana saham
biasanya menginvestasikan dananya pada saham-saham yang
dicatatkan
dibursa,
yang
mewakili
kepemilikan
didalam
perusahaan. Reksadana saham paling cocok untuk orang yang
ingin berinvestasi jangka panjang, untuk beberapa tahun bahkan
mungkin beberapa dekade. Ide dibelakang reksadana saham adalah
harga-harga saham mengalami kecenderungan naik dan turun
didalam jangka pendek, namun sejarah menunjukkan bahwa
reksadana saham menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam
jangka panjang dibandingkan dengan investasi pada fixed income.
Jadi, sementara investasi anda pada reksadana saham mengalami
penurunan ataupun kenaikan nilai setiap harinya, dalam jangka
panjang
hasilnya
akan
lebih
besar
besar
daripada
anda
menginvestasikannya dalam reksadana pasar uang atau reksadana
19
campuran, khususnya jika diperbandingkan dengan tingkat inflasi
tiap-tiap tahun
3) Reksadana Pasar Uang
Reksadana jenis ini merupakan reksadana yang hanya
melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo
kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga
likuiditas dan pemeliharaan modal (Darmadji, 2001:150)
4) Reksadana Campuran
Merupakan reksadana yang melakukan investasi dalam efek
bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak
termasuk dalam definisi reksadana di atas. Reksadana campuran
berinvestasi baik pada instrumen fixed income jangka pendek
maupun pada saham-saham perusahaan yang dicatatkan di bursa.
Reksadana jenis ini mengoptimalkan keuntungannya melalui
saham-saham dipasar modal, disisi lain sebagai penyangganya
adalah melalui instrumen fixed income.
4. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Nilai aktiva bersih (NAB) atau net asset value (NAV) merupakan tolak
ukur dalam memantau hasil portofolio suatu reksadana. NAB per unit
dihitung setiap hari oleh bank kustodian berdasarkan data yang diberikan
manajer investasi. NAB per unit ini dipublikasikan setiap hari untuk
reksadana terbuka dan setidaknya sekali dalam seminggu, untuk reksadana
tertutup sesuai dengan peraturan
bapepam. NAB mencerminkan
20
keuntungan dan kerugian
dibentuk
manajer
menunjukan
yang diterima investor dari portofolio yang
investasi
dalam
reksadana,
bertambahnya nilai investasi
peningkatan
NAB
pemegang unit penyertaan
atau saham. Sebaliknya, penurunan NAB menunjukan berkurangnya nilai
investasi yang dimiliki para investor.
Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap
orang dapat menghitung tingkat pengembalian reksadana selama satu
periode pengamatan. Dalam Bodie Keane (2008 : 140) rumus untuk
menghitung NAB reksadana adalah sebagai berikut:
Nilai aktina bersih = Nilai Pasar dari Aset – Kewajiban
Saham Beredar
Berdasarkan informasi NAB yang transparan kepada umum, setiap
orang dapat menghitung tingkat pengembalian reksadana selama satu
periode pengamatan.
Angka pembilang pada persamaan yang digunakan untuk menghitung
tingkat pengembalian reksadana adalah dibedakan atas tiga macam:
a. Penghasilan akibat perubahan nilai aktiva bersih, yakni capital gains
yang tidak terealisir atau losses (profit atau loss diatas kertas) dan
capital gain, dividends, dan interest income yang terealisir tetapi tidak
dibagikan. Investor dapat merealisir “keuntungan dan kerugin diatas
kertas” setiap waktu dengan menukarkan (meredeem) saham
reksadananya sesuai dengan “nilai aktiva bersih”.
21
b. Penghasilan dari kupon obligasi dan/atau pembagian dividen tunai
kepada investor dari saham yang ada dalam reksadana.
c. Pembayaran capital gains yang dibayarkan reksadana kepada investor
yang berasal dari realisasi price appreciation (kenaikan harga)
reksadana.
Pendapatan setiap saham investor dibagi dengan “nilai aktiva bersih”
reksadana pada awal periode (ini sama dengan biaya pokok atau harga
pokok) reksadana pada saat pertama kali dibeli). Perhitungan tingkat
pengembalian harus per saham, bukan per agregat.
5. Keuntungan dan Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana
a. Keuntungan Berinvestasi Melalui Reksadana
Menurut Jogianto (Jogianto, 2000 : 109) dalam bukunya yang
berjudul “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi
yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi
yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Pada reksadana,
manajemen investasi mengelola dana-dana yang ditempatkannya pada
suatu surat berharga dan merealisasikan keuntungan ataupun kerugian
dan menerima dividen atau bunga yang dibukukannya ke dalam nilai
aktiva bersih (NAB) Reksadana tersebut. Kekayaan reksadana yang
dikelola oleh manajer investasi tersebut wajib untuk disimpan pada
bank kustodian yang tidak terafiliasi dengan manajer investasim,
22
dimana bank kustodian inilah yang akan bertindak sebagai tempat
penitipan kolektif dan administrator.
Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Beberapa
keuntungan yang didapat dari investasi reksadana antara lain sebagai
berikut (Sunariyah, 2000):
1) Mendapat Dividen dan Bunga
Investasi pada saham kemungkinan memberikan pendapatan
berupa
dividen, sedangkan bunga merupakan hasil investasi
seperti deposito dan obligasi
2) Distribusi laba kapital
Merupakan keuntungan yang dibayarkan kepada pemegang
reksadana untuk setiap lembar saham Reksadana yang dimiliki.
3) Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko
Diversifikasi portofolio suatu reksadana akan mengurangi risiko
karena kekayaan reksadana diinvestasikan pada berbagai jenis
efek, sehingga risikonya juga tersebar, tidak sebesar seseorang
yang membeli dua jenis saham atau efek secara individual.
4) Biaya Rendah
Reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya
kemampuan untuk melakukan investasi maka akan menghasilkan
biaya transaksi yang efisien. Biaya transaksi akan lebih
23
rendah dibandingkan dengan investor individu yang melakukan
transaksi sendiri pada bursa.
5) Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di
bursa. Apabila harga saham di bursa mengalami penurunan secara
umum maka Manajer Investasi akan mengalihkan ke instrumen
investasi lain, misalnya pasar uang, untuk menjaga agar investasi
pemodal selalu menguntungkan.
6) Likuiditas terjamin pemodal dapat mencairkan kembali saham atau
unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masingmasing reksadana sehingga memudahkan investor mengelola
kasnya. Terbuka wajib membeli kembali saham/unit penyertaannya
sehingga sifatnya sangat likuid.
7) Pengelolaan Portofolio yang Profesional
Pengelolaan portofolio suatu reksadana dilakukan oleh Manajer
Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam
pengelolaan dana. Peran manajer investasi sangat penting
mengingat
pemodal
individual
pada
umunya
mempunyai
keterbatasan waktu, sehingga mungkin tidak dapat melakukan riset
secara langsung dalam menganalisis efek serta mengakses
informasi di pasar modal.
b. Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana
Investasi selalu memunculkan risiko, begitu juga berinvestasi pada
reksadana. Dengan memahami dan mengelola investasi dengan baik,
24
diharapkan keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar. Risikorisiko berinvestasi dalam reksadana anatara lain adalah (Situmorang,
2010):
1) Berkurangnya unit penyertaan risiko ini dipengaruhi oleh turunnya
harga dari efek yang menjadi bagian dari portofolio reksadana
yang mengakibatkan turunnya nilai unit penyertaan.
2) Risiko likuiditas penjualan kembali (redemption) sebagian besar
unit penyertaan oleh pemilik kepada mnajer investasi secara
bersamaan dapat menyulitkan dalam penyediaan uang tunai bagi
pembayaraan tersebut.
3) Risiko politik ekonomi perubahan kebijakan di bidang politik dan
ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali
perusahaan yang telah listing di bursa efek. Hal tersebut jelas akan
mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio
reksadana.
4) Aset Perusahaan Tidak Dilindungi
Aset perusahaan reksadana sebagian besar adalah sekuritas yang
terdiri dari hak dan klaim hukum terhadap perusahaan yang
menerbitkan. Hak yang bersifat tidak berwujud fisik sekalipun
pemilikan bisa dibuktikan oleh surat-surat berharga yang disimpan
pada kustodian. Perlindungan terhadap aset reksadana dari risiko
pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat penting.
25
5) Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga
NAB harian suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan
akurat.
6) Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur.
Kejujuran dalam pengeolaan reksadana, terutama kejujuran dalam
hal informasi yang diberikan kepada masyarakat. Para calon
pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya
tentang kbijakan dan risiko investasi reksadana.
7) Perusahaan
reksadana
dikelola
menurut
kepentingan
dari
pemegang saham tertentu/kelompok. Tujuan utama didirikannya
perusahaan reksadana adalah untuk kepentingan para pemodal
reksadana, bukan untuk para pemegang saham tertentu/kelompok.
Dalam rangka menghilangkan adanya risisko tersebut maka dibuat
peraturan reksadana untuk memberikan sepenuhnya pada investor.
8) Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan risiko ini dipengaruhi
oleh melemahnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat
berharga lainnya) yang termasuk dalam portofolio investasi
reksadana tersebut.
9) Risiko likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
lnvestasi jika sebagian besar pemegang unit penyertaan reksadana
menjual kembali (redemption) unit-unit yang dipegangnya.
26
Manajer investasi akan mengalami kesulitan untuk menyediakan
uang tunai atas redemption tersebut.
6. Kinerja Reksadana
Pengukuran kinerja dilakukan untuk melakukan evaluasi portofolio
secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengukuran akan menunjukkan
keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan investasi telah ditetapkan
dan dapat pula dipakai untuk melakukan komparasi dengan suatu
benchmark maupun portofolio lainnya.
Evaluasi kinerja portofolio merupakan tahapan penting dalam proses
keputusan investasi. Setiap manajer investasi harus mampu menunjukkan
kepada para investornya akan kinerja portofolio yang dikelolanya.
Pengukuran kinerja portofolio dilakukan guna melihat kemampuan dari
manajer investasi dalam memilih dan menyeleksi sekuritas yang ada
didalam portofolio. Kemampuan seorang manajer investasi bisa dilihat
dalam dua hal, pertama Kemampuan dari manajer investasi atau analis
sekuritas meningkatkan tingkat pengembalian portofolio yang dikelolanya
melalui prediksi harga sekuritas yang tepat di masa datang dan yang kedua
kemampuan dari manajer investasi menekan risiko yang terjadi atas
pembentukan portofolio (diversifikasi yang optimal).
a. Evaluasi Kinerja Reksadana
Dalam melakukan evaluasi kinerja terhadap reksadana ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menemukan hasil yang
tepat dan relevan (Moedak dan Hanafi, 2005:619-620), yaitu:
27
1) Tingkat Risiko
Semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return) investor maka akan semakin tinggi pula risiko suatu
investasi. Oleh karena itu ketika kita menganalisa kinerja
reksadana perlu diperhatikan berapa besarnya tingkat risiko yang
harus ditanggung untuk memperoleh return. Dengan kata lain,
penilaian kinerja harus didasarkan pada ukuran yang bersifat riskadjusted. Faktor risiko bisa berupa risiko sistematis dan tidak
sistematis, risiko sistematis merupakan risiko yang mempengaruhi
semua perusahaan atau disebut risiko pasar karena disebabkan oleh
faktor-faktor yang menimpa seluruh pasar dan membawa dampak
bagi semua perusahaan dalam suatu perekonomian. Risiko ini
diukur dengan menggunakan koefisien beta (β), dimana semakin
kuat nilai beta menunjukkan besarnya pengaruh pasar terhadap
portofolio tersebut. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko
yang hanya mempengaruhi satu perusahaan saja, yang dapat
dihilangkan melalui proses diversifikasi. Hasil penjumlahan risiko
sistematis dan risiko tidak sistematis merupakan risiko total yang
diukur dengan standar deviasi (σ).
2) Periode Pengukuran yang Sama
Reksadana yang akan dievaluasi harus mempunyai periode
investigasi atau jangka waktu pengamatan yang sama. Mengingat
Reksadana yang sudah beredar di Indonesia mempunyai tanggal
28
penawaran umum yang berbeda-beda, maka pengukuran tidak
dapat dilakukan berdasarkan tanggal penawaran umum perdana
masing-masing karena nantinya akan menghasilkan perbedaan
kesimpulan penilaian.
3) Penentuan Patok Duga (Benchmark)
Dalam
evaluasi
kinerja
Reksadana perlu
dilakukan
perbandingan antara kinerja Reksadana dengan suatu portofolio
lain yang relevan atau sesuai dengan karakteristik portofolio
Reksadana tersebut (apple to apple). Seperti misalnya, kinerja RDS
dibandingkan dengan kinerja IHSG atau indeks LQ-45. Proses
pemilihan benchmark yang tepat merupakan elemen penting di
dalam
evaluasi
kinerja, sebab apabila tidak justru akan
menghasilkan informasi yang menyesatkan bagi para investor.
4) Perhitungan dengan Formulasi yang Benar dan Seragam
Hasil pengukuran reksadana dapat diperbandingkan satu
sama lain jika formula atau metode yang digunakan adalah benar
dan seragam. Apabila kondisi ini tidak terpenuhi, maka hasil
perhitungan
maupun
perbandingan
yang
dilakukan
akan
memberikan gambaran yang salah.
b. Metode Evaluasi Kinerja Reksadana
Konsep metode pengukuran kinerja Reksadana bisa dilakukan
dengan menggunakan parameter atau ukuran yang biasa dipakai untuk
mengevaluasi kinerja portofolio. Hal ini bermula dari teori Capital
29
Assets Pricing Model (CAPM) yang diperkenalkan oleh Sharpe (1964)
melalui artikelnya yang berjudul “Capital Asset Prices: A Theory of
Market Equilibrium Under Conditions of Risk”. Model tersebut
menjelaskan bagaimana menentukan harga suatu aset pada kondisi
seimbang (ekuilibrium), dimana tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor untuk suatu aset akan dipengaruhi oleh risiko aset yang
bersangkutan.
Pada perkembangan selanjutnya muncul indeks pengukuran kinerja
portofolio yang dikembangkan oleh Sharpe (1966), Treynor (1965)
dan Jensen (1967) dari model CAPM. Konsep pengukuran ini
didasarkan pada gabungan antara return dan risiko dalam satu
perhitungan atau disebut juga Composite (Risk-Adjusted) Measure of
Portfolio Performance. Sharpe mengukur kinerja portofolio dengan
risiko total sebagai indikator. Sedangkan Treynor dan Jensen
mengukur kinerja portofolio dengan risiko sistematis sebagai indikator.
1) Sharpe Ratio (Reward to Variability Ratio/RVAR)
Rasio ini diperkenalkan oleh William F. Sharpe pada tahun
1966. Ia menjelaskan bahwa reward-to-variability ratio adalah
salah
satu
metode
pengukuran
kinerja
portofolio
dengan
memasukkan unsur risiko dan mendasarkan perhitungannya pada
konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga.
Rasio ini diperoleh dengan cara membagi premi risiko (risk
30
premium) portofolio dengan risiko totalnya yang diwakili oleh
standar deviasi (p).
Premi risiko adalah perbedaan (selisih) antara rata-rata kinerja
yang dihasilkan portofolio dengan rata-rata kinerja investasi bebas
risiko (Rp – Rf). Sedangkan standar deviasi merupakan risiko
fluktuasi portofolio akibat berubah-ubahnya return yang dihasilkan
selama periode tertentu. Pada dasarnya, Sharpe Ratio mengukur
seberapa besar penambahan hasil investasi (kompensasi) yang
diperoleh untuk setiap unit risiko yang diambil. Semakin besar
nilai
Sharpe
Ratio
mengindikasikan
semakin
besar
pula
kompensasi yang akan diterima oleh investor atas setiap unit risiko
yang diambil.
2) Treynor Index (Reward to Volatility/RVOL)
Metode pengukuran ini diperkenalkan oleh Jack Treynor pada
tahun 1965 yang seringkali disebut juga dengan reward to
volatility ratio. Berbeda dengan Sharpe Ratio, indeks ini
menggunakan konsep garis pasar sekuritas (security market line)
sebagai patok duga. Treynor Index membedakan antara risiko total
dengan risiko sistematis, yang secara sederhana mengasumsikan
bahwa apabila suatu portofolio telah terdiversifikasi dengan baik
maka risiko individual telah terhapus sehingga risiko yang
dianggap relevan pada portofolio tersebut adalah risiko sistematis
atau beta ().
31
Treynor Index mengukur besarnya kompensasi yang didapatkan
atas keputusan investasi di aset berisiko pada setiap terjadinya
pengaruh perubahan pasar terhadap aset. Semakin besar nilai
Treynor Index mengindikasikan semakin besar pula kompensasi
yang akan diterima pada setiap terjadinya satu unit fluktuasi pasar.
3) Jensen Alpha (Differential Return Measures)
Ukuran kinerja portofolio ini diperkenalkan oleh Michael C.
Jensen pada tahun 1967. Jensen Alpha menunjukkan selisih antara
tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan return
portofolio pasar. Jensen merumuskan differential return measures
yang dilandasi oleh konsep capm. Sama halnya dengan Treynor
Index, metode ini juga menggunakan security market line sebagai
patok duga.
Nilai alpha yang positif dan signifikan menunjukkan kinerja
portofolio yang superior, sebaliknya apabila nilai alpha negatif dan
signifikan menunjukkan kinerja portofolio yang inferior. Nilai
alpha bisa juga tidak signifikan berbeda dengan nol, yang artinya
kinerja portofolio sama dengan kinerja portofolio pasar. Sharpe
Ratio, Treynor Index dan Jensen Alpha bersifat komplementer
karena memberikan informasi yang berbeda. Pilihan metode
pengukuran mana yang akan digunakan tergantung pada persepsi
investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Oleh
karenanya jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi
32
dengan baik berarti return portofolio tersebut hampir semuanya
dipengaruhi oleh return pasar sehingga tentu saja lebih tepat
apabila
menggunakan
Treynor
Index
atau
Jensen
Alpha.
Sebaliknya, jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil yang
dipengaruhi return pasar maka akan lebih tepat bila menggunakan
Sharpe Ratio.
7. Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas
Kebijakan alokasi aset
(asset Allocation Policy) pada reksadana
tercantum didalam prospektus masing-masing reksadana yang di sebut
kebijakan investasi. Secara umum diartikan sebagai pengalokasian
portofolio investor terhadap sejumlah kelas-kelas aset utama (sharpe,
1992), menurut (Drobetz dan Kohler 2002) Alokasi asat biasanya diartikan
sebagai pembentukan bobot kelas aset normal atau bobot kelas aset pasif.
Analisis alokasi aset pertama kali dilakukan oleh Brinson, Singer, dan
Beebower (1986) dan diperbaharui oleh Brinson.
Informasi yang disajikan dalam prospektus atau fund fact sheet
reksadana secara garis besar meliputi informasi mengenai manajer
investasi, tujuan investasi reksadana, alokasi aset/batasan investasi,
komposisi portofolio, lima besar efek dalam portofolio, kinerja historis,
ulasan manajer investasi dan disclaimer atau pernyataan peringatan.
Pemilihan sekuritas merupakan kemampuan manajer invetasi untuk
memilih
sekuritas yang tepat dalam portopolionya sehingga mampu
memberikan imbal hasil yang tinggi, literatur manajemen inventasi
33
menyatakan bahawa kemampuan market timing sangat sulit dilakukan
sehingga pemilihan sekuritas dari manajer invetasi sangat diandalkan
untuk mendapatkan return yang superior (untung : 2007) oleh karena itu
dalam penelitian ini mengabaikan faktor market timing dan hanya menilai
pengaruh variabel pemilihan sekuritas yang didasari oleh komponen
residual (ε) dimana merupakan selection (pemilihan sekuritas) yang
meliputi timing stock dan stock picking (Drobetz, Kohler, 2002).
B. Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya mengenai kinerja Reksadana yang dianalisis
dengan berbagai macam model pengukuran telah banyak dilakukan di
berbagai negara, tidak terkecuali di Indonesia. Namun hasil penelitian yang
diperoleh umumnya memberikan kesimpulan yang berbeda-beda. Berikut ini
beberapa penelitian yang pernah menguji kinerja Reksadana:
1. Penelitian Ibboston dan Kaplan (2000)
Dalam penelitiannya Ibboston dan Kaplan mengajukan tigal hal
pertanyaan mengenai pentingnya alokasi aset, (1) berapa banyak
variabilitas return antar waktu yang dijelaskan oleh kebijakan?, (2) berapa
banyak perubahan return antara dana yang dijelaskan oleh perbedaan
dalam kebijakan? (3) apakah porsi dari tingkat return dijelaskan oleh
kebijakan return?. Untuk setiap pertanyaan, Ibboston dan Kaplan
melakukan analisis yang berbeda dan dibagi kedalam (1) Kebijakan return
(PRit), (2) Aktif return (ARit). Kebijakan return merupakan bagian dari
kebijakan alokasi aset, sedangkan aktif return merupakan sisanya. Aktif
34
return sangat bergantung terhadap kemampuan manajer secara aktif
menentukan besarnya bobot kelas-kelas aset dan sekumpulan sekuritas
kedalam kebijakan serta penentuan siklus pasar. Kesimpulan dari
penelitiannya bahwa kinerja reksadana sebagian besar dipengaruhi oleh
kebijakan alokasi aset hal ini belum mempertimbangan pemilihan
sekuritas yang dimasukan kedalam portofolio, sampel yang digunakan 98
reksadana campuran dan 58 dana pensiun Amerika dengan hasil bahwa
kebijakan alokasi aset mempengaruhi kinerja reksadana sebesar 40 %,
90% atau 100 % tergantung dari pertanyaan yang diajukan.
2. Penelitian Mulyana (2004)
Mulyana (2004) mengevaluasi kinerja 55 Reksadana di Indonesia
selama periode 2001 sampai dengan 2003 yang terdiri dari tiga kelompok,
yaitu 17 RDS, 18 RDPT dan 20 RDC. Tujuan utama yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah menganalisa seberapa besar kinerja Reksadana
tersebut dipengaruhi oleh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas.
Dalam mengestimasi kinerja masing-masing Reksadana, alat analisis yang
dipakai adalah metode Sharpe Ratio. Sedangkan untuk mengetahui
besarnya pengaruh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas terhadap
kinerja Reksadana digunakan analisis regresi linear berganda yang model
matematiknya dikembangkan berdasarkan Asset Class Factor Models
(Sharpe, 1992). Penelitian ini menyimpulkan kinerja ketiga jenis
Reksadana umumnya lebih tinggi daripada patok duga (IHSG). Lebih jauh
35
lagi, hasil penelitian juga menunjukkan kebijakan alokasi aset dan
pemilihan sekuritas berpengaruh terhadap kinerja Reksadana.
3. Penelitian Purnomo 2007
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan tentang pengaruh
kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas terhadap kinerja reksadana
syariah adalah sebanyak 5 atau 50 % reksadana syariah memiliki kinerja
lebih tinggi
dari return pembanding yang digunakan, sedangkan 5
reksadana syariah memiliki kinerja lebih rendah dari return pembanding
yang digunakan. Kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas
berpengaruh positif terhadap kinerja reksadana syariah, hal tersebut
menunjukan bahwa alokasi aset
dan pemilhan sekuritas merupakan
aktivitas yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja reksadana
syariah.
4. Penelitian Ginting Prasetya (2010)
Dalam penelitiannya tentang Reksadana di Indonesia, Analisa
kebijakan
alokasi
aset,
pemilihan
sekuritas
dan
tingkat
risiko,
menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja reksadana saham, yang berarti jika alokasi aset
semakin tinggi maka kinerja akan semakin baik. Variabel pemilihan saham
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham
karena alokasi aset merupakan kemampuan manajer investasi
memilh saham yang tepat
dalam portofolionya
untuk
sehingga mampu
memberikan imbal hasil yang tinggi, tingkat risiko berpengaruh positif dan
36
signifikan terhadap kinerja, semakin tinggi risiko suatu reksadana maka
akan semakin tinggi pula imbal hasil (return) yang diperoleh, sehingga
makin baik kinerja suatu reksadana
Tabel 2.1
Hasil-hasil penelitian terdahulu
Nama
Judul
Variabel
Metode
Analisis
Roger G. Does Asset
Policy return
Sharpe ratio
Ibosston Allocation
and active
and Paul Policy
return
Kaplan
Explain 40,
(2000)
90 0r 100
Percent of
Performance
Deden
Mulyana
(2004)
Pengaruh
Kebijakan
Alokasi Aset
dan
Pemilihan
Sekuritas
Terhadap
Kinerja
Reksadana
Alokasi Aset
dan pemilihan
sekuritas
terhadap
reksadana
saham,
reksadana
Pendapatan
tetap dan
reksadana
campuran
Deskriptif
dan
verifikatif
Alat analisis
menggunak
an
sharpe ratio
Ginting
Prasetya
Enka
Nurcahy
a, Bandi
(2010)
Reksadana di
Indonesia :
Analisis
kebijakan
alokasi asset,
pemilahan
saham dan
tingkat risiko
Kebijakan
Alokasi asset,
Pemilihan
saham,
Tingkat risiko
Treynor
index dan
mazuy
Kinerja
reksadana
sahma
Hasil
Kinerja
reksadana
dapat
dijelaskan oleh
kebijakan
alokasi aset
sebesar 40%,
90% atau 100%
tergantung
pertanyaan
yang diajukan
Kontribusi
prosess alokasi
aset terhadap
kinerja
reksadana
masing-masing
sebesar
reksadana
saham 56,22%,
rekadana
pendapatan
tetap 64%, dan
reksadana
campuran
52,54%
Kebijakan
alokasi asset
perpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
kinerja
reksadana
saham
37
Nama
Judul
Catut
Kuat
Purnomo
(2007)
Pengaruh
kebijakan
alokasi asset
dan
pemilihan
sekuritas
terhadap
kinerja
reksadana
syariah
Variabel
Kinerja
reksadana
syariah
Metode
Analisis
Sharpe ratio
Hasil
Sebanyak 5
atau 50 %
reksadana
syariah
memiliki
kinerja yang
lebih tinggi
daroi return
pembanding
Kebijakan
alokasi asset
dan pemilihan
sekuritas
berpengaruh
positif.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran menunjukkan skema yang menjelaskan hubungan
antar variabel dalam penelitian. Untuk mempermudah kegiatan analisis dalam
penelitian ini, maka penulis mengajukan suatu kerangka pemikiran
sebagaimana gambar 2.1 berikut ini:
38
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
REKSADANA CAMPURAN
(2009-2011)
Proses olah data
NAB
Return Reksdana
IHSG & SBI
Nilai beta saham
SBI
Risiko Bebas
IHSG, SBD 3 & 12 BLN
Patok duga
ALOKASI ASET &
PEMILIHAN
SEKURITAS
Prospektus reksadana
KINERJA
REKSADANA
CAMPURAN
Saham, Obligasi dan
Deposito
TEKNIK ANALISIS
Statistik
Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Uji Normlitas Data
Uji Multikolonieritas
UjiAutokorelasi
Uji Heteroskedestisitas
Koefisien
Determinasi
Uji Hipotesis
Uji F
Uji t
Kesimpulan
Implikasi
Saran
39
D. Hipotesis
Oleh karena hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih
harus dibuktikan kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah secara
umum terdapat pengaruh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas
terhadap kinerja reksadana campuran, maka penulis membuat hipotesis:
H0 : “Tidak ada pengaruh kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas
secara simultan terhadap kinerja reksadana campuran”
Ha : “Ada pengaruh kebijakan alokasi aset (saham, obligasi dan deposito)
secara parsial terhadap kinerja reksadana campuran”
Ha : “Ada pengaruh pemilihan sekuritas secara parsial terhadap kinerja
reksadana campuran”
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kebijakan alokasi aset
atas saham (X1), alokasi aset atas obligasi (X2) dan alokasi aset atas deposito
(X3)
terhadap kinerja reksadana campuran berbetuk kontrak investasi kolektif
(Y), sebagai variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian dimulai dengan dengan
mengumpulkan data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian, dua
belas produk reksadana yang dijadikan objek dalam penelitian ini merupakan dari
sub kategori reksadana campuran selain itu produk reksadana telah beroperasi
lebih dari satu tahun terhitung mundur sejak bulan Desember 2011.
Penilaian dilakukan
melalui pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB/unit)
masing-masing reksadana pada periode penelitian. Reksadana yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reksadana campuran yang terdaftar dalam situs
BAPEPAM dan telah mendapatkan izin.
B. Teknik Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah sampel
bertujuan (purposive sampling) berdasarkan pertimbangan (judgement sampling)
tertentu. (Indrianto, 2005:131). Hal yang menjadi pertimbangannya adalah
sebagai berikut:
41
1. Sampel yang dipilih beroperasi selama periode penelitian, yaitu dari januari
2009 hingga desember 2011.
2. Sampel yang
dipilih harus memiliki tanggal efektif
sebelum periode
penelitian, yaitu dari januari 2009.
3. Sampel masih aktif mengelola dananya dalam bentuk reksadana campuran
4. Ketersediaan data sesuai dengan periode pengamatan penelitian.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut diperoleh sampel sebanyak 12
reksadana untuk tiap tahunnya. Pooling data dilakukan didalam uji regresi
sehingga jumlah sampel menjadi 36 reksadana campuran selama tahun 20092011. Selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian dapat dilihat pada tabel
4.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Rincian Sampel Penelitian
Kriteria
Semua reksadana campuran yang telah mendapatkan izin dari
Bapepam dan telah melakukan emisi sampai bulan Desember 2011
Semua reksadana campuran yang tidak aktif sampai periode
Desember 2011
Reksadana campuran yang aktif sampai priode Desember2010
Reksadana campuran yang telah mengeluarkan NAB/unit selama 3
Tahun sampai akhir Desember 2011
Jumlah
156
(134)
(10)
12
Sumber: Data sekunder diolah
42
C. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu dikumpulkan
lagi. Data sekunder juga merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
(Indriantoro dan Bambang, 2002:147).
Data-data sekunder yang digunakan di peroleh dengan menggunakan metode
kepustakaan
dari
berbagai
(www.portalreksadana.com,
literatur,
majalah,
dan
www.bi.go.id,
situs
dari
internet
www.finance.yahoo.com,
www.kontan-online dan www.lps.go.id) semuanya merupakan data-data yang
berhubungan langsung dengan penelitian. dikarenakan kepustakaan merupakan
bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan Bambang, 2002:
150) Sifat datanya adalah runtut waktu (time series). Data yang diperlukan dalam
penelitian ini :
1. Tingkat pengembalian (return), return portofolio (Rp) mengunakan Nilai
Aktiva Bersih (NAB/unit)
2. Suku bunga bebas risiko diwakili SBI (Rf)
3. Data IHSG untuk periode Januarari 2009 hingga Desember 2011
4. Nilai Beta (β)
5. Data Suku bunga Deposito
6. Data Proporsi Alokasi Aset dan Pemilihan Sekuritas.
43
D. Teknik Analisis
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variable penelitian dimaksudkan agar dapat
memberikan
penjelasan
yang
memudahkan
peneliti
dalam
menginterprestasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik
deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta
penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara
grafik atau numerik. Deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum
(Ghozali, 2005 ; 19).
2. Uji Asumsi klasik
Uji Asumsi klasik adalah asumsi dasar yang harus dipenuhi dalam model
regresi. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah Uji
normalitas data, uji multikolonieritas, heterokedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi,
variabel
independen,
variabel
dependen
atau
keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas akan
dilakukan dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov test
untuk masing-masing variabel. Untuk uji One-Sampl`e KolmogorovSmirnov test, akan dilihat dari nilai probabilitasnya, jika probabilitasnya >
44
0,05 data terdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi secara
normal maka dilakukan transformasi data. (Ghozali, 2005).
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Model regresi yang tidak ada multikolonieritas adalah yang
mempunyai nilai besaran korelasi antar variabel bebas lebih kecil dari
90%, VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari angka 10 dan
mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau 10% (Ghozali, 2005).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t
dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi apakah
terdapat autokorelasi di antara variabel-variabel independen, dapat dilihat
dari angka D-W (Durbin Watson). Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Bila nilai D-W terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
45
2) Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound
(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada
autokorelasi positif.
3) Bila nilai D-W lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai D-W terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)
atau D-W terletak antara (4-du) dan (4- dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan (Ghozali, 2005).
Sedangkan menurut Sunyoto (2009), nilai D-W yang berada diantara 2 dan +2 dapat dijadikan acuan bahwa tidak terjadi masalah
autokorelasi dalam model penelitian.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan
yang
lain.
Untuk
mendeteksi
apakah
terdapat
heterokedastisitas pada model regresi, dapat dilihat pada model grafik
scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
46
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005).
3. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2
adalah diantara nol dan satu. Jika nilai R2 berkisar hampir satu, berarti
semakin kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2 semakin mendekati angka nol,
berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen (Ghozali, 2005).
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model
persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh 2
atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan
Bambang, 2002). variabel independen yaitu Alokasi aset (Saham, Obligasi,
dan Deposito) terhadap Kinerja Reksadana (Treynor measure)
47
Dari
penjelasan
sebelumnya
maka
persamaan
regresi
diformulasikan sebagai berikut :
Y    1 X 1   2 X 2   3 X 3  e
Dimana :
Y
X1
X2
X3
α
e
=
=
=
=
=
=
Kinerja Reksadana Campuran
Saham
Obligasi
Deposito
konstanta
standar eror
Dalam pengujian hipotesis, analisis dilakukan melalui:
a. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen untuk
mengambil keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan
membandingkan tingkat kesalahan 0,05 (Ghozali, 2005)
b. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Langkah yang
48
digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah dengan menentukan
level of significance. Level of significance yang digunakan sebesar
5 % atau (α) = 0,05. Jika sig t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika
sig t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen
(Ghozali, 2005).
E. Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian, maka akan dirumuskan definisi dari
operasional variable :
1. Variabel terikat (dependen)
a. Kinerja reksadana campuran diperoleh dengan mengunakan metode
Treynor Index dengan rumus:
_
_
TR p  R f
RVOL 
p
Dimana :
RVOL
TRp
Rf
p
= rata-rata excess return portofolio p
= nilai rata-rata bulanan total return portofolio
= nilai rata-rata bulanan return dari risk free
= Nilai beta potofolio p
Penjelasan rincin dari hasil rumusan diatas, didapat dari bebebapa tahapan
yang tak dapat dipisahkan, yaitu:
49
a. Mencari return masing-masing reksadana per bulan.
Return reksadana dihitung dengan rumus:
KIRD = NABt – NABt-1
NABt-1
Dimana:
KIRD = Return Reksadana
NABt = NAB per unit akhir bulan
NABt-1 = NAB per unit akhir bulan sebelumnya
b. Mencari nilai beta (β) dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini

: Eri   r f   i ErM   r f

Dimana :
E(ri) = Return reksadana campuran
rf
= Risk free SBI 1 Bulan
E(rm) = Indek Harga Saham Gabungan
c. Menghitung rata-rata suku bunga bebas risiko (SBI), penelitian ini
dibatasi pada rata-rata suku bunga SBI berjangka 1 bulan data yang
digunakan adalah data harian.
_
sukubunga
R 
f
30
Dimana :
Rf
Suku bunga
30
= rata-rata suku bunga bebas risiko suatu periode
= return SBI bulanan
= 30 Hari
50
2. Variabel Independen
a. Kebijakan Alokasi Aset
Kebijakan alokasi aset reksadana campuran disesuaikan dengan proporsi
alokasi aset yang tercantum dalam prospectus/fund fucnsheet masingmasing reksadana campuran, kebijakan alokasi aset yang dianalisa dengan
menggunakan 3 variabel yaitu X1 alokasi aset untuk saham, X2 alokasi
aset untuk obligasi dan X3 aloksi aset untuk deposito. Kinerja reksadana
campuran merupakan fungsi dari kebijakan alokasi aset yang dinyatakan :
Rit  bi1F1t  bi 2 F2t  bi3F3t   e1t
Dimana :
Rit
bi1
bi2
bi3
F1t
F2t
F3t
ε it
= Return aset i pada periode t
= Proporsi reksadana i untuk alokasi aset kelas 1 yaitu saham
= Proporsi reksadana i untuk alokasi aset kelas 2 yaitu obligasi
= Proporsi reksadana i untuk alokasi aset kelas 3 yaitu
deposito
= Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 1 yaitu IHSG
pada periode t
= Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 2 yaitu tingkat
bunga deposito 12 bulan pada periode t
= Return yang diperoleh dari indeks kelas aset 3 yaitu tingkat
bunga 3 bulan pada periode t
= error term (Pemilihan sekuritas) yang meliputi timing dan
stock picking
1) Alokasi aset pada saham
Alokasi aset pada saham yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan bagian dari diversifikasi yang dilakukan oleh manager
51
investasi terhadap saham yang ada di bursa yang mewakili
kepemilikan didalam perusahaan. dengan rumusan sebagai berikut
X1 = bi1. F1t
Dimana:
bi1 = proporsi dana reksadana i yang dialokasikan untuk kelas aset 1
yaitu saham
F1t = return yang diperoleh dari indeks kelas aset 1 yaitu Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode t).
2) Akolasi aset pada obligasi
Alokasi aset pada obligasi yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan bagian dari diversifikasi yang dilakukan oleh manager
investasi terhadap efek bersifat hutang. dengan rumusan sebagai
berikut
X2 = bi2. F2t
Dimana:
bi2= proporsi dana reksadana I yang dialokasikan untuk kelas aset 2
yaitu Obligasi
F2t = return yang diperoleh dari indeks kelas aset 2 yaitu tingkat
bunga deposito 12 Bulan pada periode t),
3) Alokasi aset pada deposito
Alokasi aset pada deposito yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan bagian dari diversifikasi yang dilakukan oleh manager
52
investasi terhadap efek bersifat fixed income. dengan rumusan sebagai
berikut
X3 = bi3. F3t
Dimana:
bi3
= proporsi dana reksadana i yang dialokasikan untuk kelas
aset 3 yaitu deposito
F3t
= return yang diperoleh
dari indeks
kelas asset 3 yaitu
tingkat bunga deposito 3 Bulan pada periode t)
Berikut ini adalah table operasional variable yang berkaitan dengan penelitian
ini:
Variabel
Kinerja
Reksadana dengan
menggunakan
metode Trainor
index (Y)
Alokasi aset pada
saham (X1)
Alokasi aset pada
obligasi (X2)
Alokasi aset pada
deposito (X3)
Table 3.2
Operasioanal Variabel
Jenis Variabel
Indikator
_
Skala
_
Dependen
TRp Rf
RVOL 
p
Rasio
Independen
X1 = bi1. F1t
Rasio
Independen
X2 = bi2. F2t
Rasio
Independen
X3 = bi3. F3t
Rasio
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksadana
campuran berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) yang terdaftar di
Bapepam. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling
dengan pooling data. Berdasarkan kriteria sampel diperoleh sampel penelitian
sebanyak 12 reksadana per tahun periode Januari 2009 hingga Desember 2011
sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 36 reksadana.
Adapun nama perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Daftar Nama Perusahaan/Manajer Investasi dan
Reksadana Campuran
No
1
2
3
4
5
6
Manajer Investasi
PT Bahana TCW Investment
Management
PT Bahana TCW Investment
Management
PT Bahana TCW Investment
Management
PT Intru Nusantara
PT GMT Aset Manajemen
PT Mandiri Manajemen Investasi
54
Reksadana Campuran
Bahana dana
infrastruktur
Bahana dana selaras
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
No
7
Manajer Investasi
PT Optima Kharya Capital
Management
8 PT Panin Sekuritas
9 PT Indo Premier Securities
10 PT Equity Development
Securities
11 PT Schroder Investment
Management Indonesia
12 PT Semesta Indovest
Sumber: www.kontan-online.id
B.
Reksadana Campuran
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
Schroder dana terpadu
II
Semesta dana maxima
Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Statistik Deskriftif
Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan
dan
mendeskripsikan variabel independen dan variabel dependen di dalam
penelitian ini. Alat analisis yang digunakan dalam pengujian ini adalah
nilai adalah nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata
(mean) dan standar deviasi. Hasil penelitian statistik deskriptif dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
kinerja
36
-7.10
.86
-.1640
1.32593
saham
36
-3.78
4.11
.4370
2.31626
obligasi
36
.00
.63
.3085
.20007
deposito
36
.00
.31
.1008
.10175
Valid N (listwise)
36
Sumber data diolah
55
a. Variabel independen
1) Saham
Berdasarkan hasil tabel 4.3 didapat nilai maksimum dari saham
sebesar 4,11 yang dimiliki oleh Semesta Dana Maxima dan Bahana
Dana Infrastruktur di tahun 2011 dan mempunyai nilai minimum
sebesar -3,78 ada pada Semesta Dana Maximal dan Bahana Dana
Infrastruktur di tahun 2010. Nilai mean dari saham sebesar 0,4370
dan standar deviasi dari saham sebesar 2,31626.
2) Obligasi
Berdasarkan hasil tabel 4.3 didapat nilai maksimum dari obligasi
sebesar 0,63 yang dimiliki oleh Panin Dana Unggulan di tahun
2010 dan mempunyai nilai minimum sebesar 0 ada pada Schroder
dana terpadu II di tahun 2009, 2010 dan 2011. Nilai mean dari
obligasi sebesar 0,3085 dan standar deviasi dari obligasi sebesar
0,20007.
3) Deposito
Berdasarkan hasil tabel 4.3 didapat nilai maksimum dari deposito
sebesar 0,31 yang dimiliki oleh Schroder dana terpadu II dan Gmt
dana fleksi di tahun 2010 dan mempunyai nilai minimum sebesar 0
ada pada Bahana dana infrastruktur, Dana selaras dinamis, Optima
56
fleksi, ditahun 2009, 2010 dan 2011. Nilai mean dari deposito
sebesar 0,1008 dan standar deviasi dari obligasi sebesar 0,10175.
b. Variabel dependen
1) Kinerja reksadana campuran
Berdasarkan hasil tabel 4.3 didapat nilai maksimum dari kinerja
sebesar 0,86 yang dimiliki oleh Optimal Fleksi di tahun 2011 dan
mempunyai nilai minimum sebesar -7,10 ada pada Optimal Fleksi
di tahun 2010. Nilai mean dari kinerja sebesar -0,1640 dan standar
deviasi dari kinerja sebesar 1,32593.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan agar model regresi menjadi suatu
model yang reperesentatif. Analisis data uji asumsi klasik dalam penelitian
ini antara lain melalui Uji Normalitas, Multikolonieritas, aoutokorelasi dan
heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji
Normalitas
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
Probability Plot (P-Plot). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual
mempunyai distribusi yang normal, model regresi yang baik adalah
model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.
57
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang lebih akurat dan valid
maka dilakukan Pengujian ulang dengan menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov test untuk masing-masing variabel. Untuk uji
One-Sampl`e Kolmogorov-Smirnov test, akan dilihat dari nilai
probabilitasnya, jika probabilitasnya > 0,05 data terdistribusi normal.
Apabila data tidak berdistribusi secara normal maka dilakukan
transformasi data. (Ghozali, 2005). Selengkapnya mengenai hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan One-Sampl`e Kolmogorov-Smirnov test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
reksadana saham obligasi deposito
N
Normal Parameters
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
36
36
36
36
.0596
.4370
.3085
.1008
.06627 2.31626 .20007
.10175
.151
.136
.191
.210
Positive
.098
.101
.191
.210
Negative
-.151
-.136
-.117
-.161
Kolmogorov-Smirnov Z
.905
.819
1.148
1.260
Asymp. Sig. (2-tailed)
.387
.514
.143
.084
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.4 diatas dapat kita lihat bahwa nilai dari tiap variabel
lebih besar dari (> 0,05) ini menunjukan data terdistribusi normal.
58
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multiklonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
dan model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
masalah tersebut. Selengkapnya mengenai hasil uji multikolonieritas
dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas
coefiicenta
Collinearity Statistics
Keputusan
Model
a.
Dari
Tolerance
VIF
saham
.943 1.061 Tidak ada multikolonieritas
obligasi
.802 1.246 Tidak ada multikolonieritas
deposito
.794 1.260 Tidak ada multikolonieritas
Variabel dependen : Kinerja Reksadana
Sumber data diolah
tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa semua variabel
independen dan kontrol memiliki nila itolerance > 0,10 dan VIF < 10.
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
terbebas dari masalah multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin
Watson (D-W). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antara kesalahan
59
penggangu pada periode tertentu dengan periode sebelumnya. Model
regresi
yang baik adalah model regresi yang bebas dari masalah
autokorelasi. Selengkapya mengenai hasil uji aoutokorelasi penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.6 di halaman berikutnya:
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
model summaryb
Adjusted
Model
1
a.
b.
R
.595
Std. Error
Durbin-
R Square R Square of the Estimate Watson
a
.354
.293
1.11470
2.060
Predictor (Constan), deposito, saham, obligasi
Dependen vaiabel : Kinerja reksadana
Sumber data diolah
Dari tabel diatas terlihat menunjukan bahwa nilai D-W sebesar
2,060 berdasarkan kriteria yang telah ditentukan D-W hitung berada
diantara -2 dan +2 dinyatakan tidak terjadi masalah autokorelasi
sehingga kesimpulannya adalah uji autokorelasi terpenuhi.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang bebas dari masalah heterokedastisitas. Selengkapnya
mengenai hasil uji untuk heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar
4.1 di bawah ini:
60
Gambar 4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 4.1 diatas menunjukan tidak ada pola tertentu dan
titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y. maka dapat disimpulkan model regresi
dalam penelitian ini telah homokedastisitas sehingga layak dipakai
untuk kemudian dilanjukan ke pengujian hipotesis.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Pada model regresi berganda penggunaan koefisien determinasi (R 2)
yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat
kemampuan model dalam menerangkan
seberapa jauh
variasi variabel dependen.
Kelemahan dalam menggunakan nilai R2 adalah karena adanya bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model.
61
Selengkapnya mengenai hasil uji R2 penelitian dapat dilihat pada tabel 4.7
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji R2
Model Summaryb
Adjusted Std. Error
Model R
1
a.
b.
R Square R Square of the Estimate
a
.595 .354
.293
1.11470
Predictor (Constan), deposito, saham, obligasi
Dependen vaiabel : Kinerja reksadana
Sumber data diolah
Dari tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa nilai R2 sebesar 0,293
dimana berarti hanya sebesar 29,3 % varians variabel dependen (kinerja
reksadana) yang dapat dijelaskan oleh varians variabel independen
(deposito, saham, obligasi) dalam penelitian. Hal ini menandakan masih
rendahnya kemapuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukan nilai
sebesar 0,595 yang menandakan hubungan antar variabel independen
dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai R > 0,5.
Pengaruh pemilihan sekuritas dapat ditentukan berdasarkan komponen
residual (ε) dimana merupakan pemilihan sekuritas (selection) yang
meliputi timing dan stock picking (Drobetz, Kohler, 2002). Dengan
demikian besarnya pengaruh pemilihan sekuritas terhadap kinerja
reksadana campuran sebesar 70,7 % (1-R2).
62
4. Uji Hipotesis
1) Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
independen secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Signifikansi model regresi pada
penelitian ini diuji dengan melihat siginifikansi (sig.) yang ada di tabel
4.8 selengkapnya mengenai hasil uji F penelitian dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji F
b
ANOVA
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
21.771
3
Residual
39.762
32
Total
61.533
35
F
7.257 5.840
Sig.
.003
a
1.243
a. Predictors: (Constant), deposito, saham, obligasi
b. Dependent Variable: kinerja
Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai F hitung sebesar 5,840
dengan nilai sig. sebesar 0,003 hal ini memberikan hasil yang
signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset
dan pemilihan sekuritas secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja reksadana campuran. karena nilai sig. 0,003
< alpha (α = 5 %) maka dapat disimpulkan H 0 ditolak dan variabel
63
independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen
pada tingkat kepercayaan 5 % yaitu sebesar 3 %.
2) Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual (parsial), yaitu kebijakan alokasi aset
terhadap saham, obligasi dan deposito dalam menerangkan variabel
dependen yaitu kinerja reksadana campuran. Hasil persamaan regresi
yang diperoleh dari hasil analisis dituliskan sebagai berikut :
Y = -0,598+0,345X1+0,208X2+2,170X3+e
Siginifikasi model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat
nilai sig. yang ada di tabel 4.9 selengkapnya mengenai hasil uji t
penelitian dapat dilihat dihalaman selanjutnya:
Tabel 4.9
Coefficients
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
1 (Constant)
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
-,598
,502
-1,191 ,242
saham
,345
,084
,603 4,120 ,000
obligasi
,208
1,051
.031
deposito
2,170
2,078
,167 1.044 ,304
,197 ,845
Dari tabel 4.9 di atas menunjukkan tidak semua variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen, hanya variabel saham saja
64
yang berpengaruh terhadap kinerja reksadana campuran. Koefisien
model regresi memiliki nilai konstanta sebesar -0,598 dengan nilai t
hitung sebesar -1,191 dan nilai sig. sebesar 0,242. Koefisien regresi
saham adalah sebesar 0,345 dengan nilai t hitung sebesar 4,120 dan
nilai sig. sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikasi < 0,05 yang berarti bahwa kebijakan alokasi aset terhadap
Saham berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Kinerja
Reksadana Campuran Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
yaitu ada pengaruh kebijakan alokasi aset (saham) terhadap kinerja
reksadana campuran, sedangkan alokasi aset atas obligasi dan deposito
keduanya tidak signifikan karna nilai sig. > 0,05 dan Hasil penelitian
ini mendukung hasil penelitian Ibotson dan Kaplan (2000), Mulyana
(2005) dan Purnomo (2007)
65
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan teknik analisis data dan pembahasan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa :
1. Kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksadana
campuran hal tersebut menunjukan bahwa alokasi aset dan pemilihan
sekuritas
merupakan aktivitas
yang sangat penting dalam
meningkatkan kinerja reksadana campuran.
2. Kebijakan alokasi aset secara parsial yang dialokasikan atas saham
berpengaruh secara signifikan, tapi tidak pada alokasi aset atas obligasi
dan deposito tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja
reksadana campuran.
B.
Implikasi
Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan implikasi bagi
beberapa pihak diantaranya, Manajer investasi, investor, serta kalangan
akademisi, peneliti serta pembaca lainnya.
1. Manajer Investasi, sebagai pihak yang dipercaya mengelola dana dari
para investor diharapkan bisa mengalokasikan aset pada kelas-kelas
aset yang tersedia dengan tepat agar memperoleh return yang
diharapkan dengan tingkat risiko yang rendah. Hal ini menjadi penting
66
karena para calon investor akan merespon dengan cepat apabila
kehandalan manajer investasi dalam melakukan pengalokasian aset dan
pemilihan sekuritas dilakukan secara tepat. Sebagimana diketahui dari
hasil penelitian bahwa hanya alokasi aset untuk saham yang signifikan
terhadap kinerja reksadana campuran.
2. Bagi investor, dalam menganalisis kebijakan alokasi aset dan pemilahn
sekuritas yang dilakukan oleh manajer investasi harus diperhatikan
mengingat kebijakan alokasi aset dan pemilihan sekuritas secara
keseluruhan/bersamaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja
reksadana
campuran.
Oleh
karena
itu
investor
perlu
memperhatikan kebijkan investasi yang berada didalam prospektus
masing-masing reksadana agar dapat mengambil keputusan yang tepat
sebelum melakukan investasi pada reksadana.
3. Bagi akademisi, peneliti serta pembaca diharapkan untuk dapat
melanjutkan penelitian yang berkain dengan kebijakan alokasi aset dan
pemilihan sekuritas
terhadap kinerja reksada campuran sehingga
bermanfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.
C.
Saran
Berdasarkan kereterbatasan diatas, maka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Mengingat karakteristik pada Reksadana yang berjangka panjang
(long term investment.) diharapkan penelitian lebih lanjut dapat
67
memperpanjang periode penelitian dengan mengambil data sampel
dari berbagai sumber publikasi
2. Pada penelitian selanjutnya, selain mengunakan Treynor index dapat
mengunakan Jansen rasio maupun Appraisal rasio sehingga tingkat
kinerja dari beberapa model dapat di bandingkan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Bapepam. Annual Report. Jakarta: Bapepam 2009 – 2011
Bodie, Kane, Marcus. “Investment” Edisi 6, Salemba Empat Jakarta 2006
Brinson, G. P., Singer B. D. And Beebower G.L. Determinants of Portofolio
Perfomance II : An Update, Financial Abalyst Journal (May-Juni),. 1991
Drobetz, Wolfgang, F Kohler. “The Contribution Of Asset Allocation Policy to
Portofolio” 2001
Deden Mulyana. “Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset Terhadap Kinerja Reksadana
Terbuka Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif ” Fakultas Ekonomi
Universitas Siliwangi, Tasikmalaya ,2003
Darmadji, Tjiptono, Hendy M. F. Pasar Modal di Indonesia. Salemba Empat :
Jakarta, 2006.
Fahmi, Irham dan Hadi Yovi Lavianti “Teori Portofolio dan Analisis Investas Teori
dan Soal Jawab” Bandung ; Alfabeta Agustus 2009
Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi 3. UNDIP.
Semarang 2005
Ibboston, Roger G, Paul D. Kaplan.”Does Asset Allocation Policy Explain 40, 90 or
100
Percent
of
Performance”.
January/February 2002
69
Financial
Analyst
Journal
26-33.
Kurniawan, Adhe. “Pengaruh Alokasi Aset Terhadap Kinerja Reksadana Saham,
Reksadana Pendapatan Tetap dan Reksadana Campuran Tahun 2004 -2006”
Pasca Sarjana, Universitas Gajah Mada. 2007
Manurung, Adler H. Berinvestasi, Pendirian, dan Pembubaran Reksadana, Jakarta :
PT Adler Manurung Press, 2003.
Manurung, Adler H. Program Peringkat Reksa Dana 2009, Jakarta : PT Adler
Finansial Bisnis Indonesia, Januari. 2009.
Nurcahya Enka G.P. “Reksadana di Indonesia : Analisis Kebijakan Alokasi Aset,
Pemilihan Saham dan Tingkat Risiko”. Universitas Jendral Soedirman
Purwokerto. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto 2010.
Pratomo Nugraha “Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. PT.
Gramedia Indonesia, Jakarta 2002.
Purnomo, C.K. “Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset dan Pemilhan Sekuritas terhadap
kinerja reksadana Konvensiaonal dan Syariah 2005-2006”, Program pasca
sarjana UGM, Yogyakarta. 2007
Sharpe William F. “Asset Allocation Management Style and Performance
Measurement, Journal of Portofolio Management” pp 7-19. 1992
Untung, Rahman. Berburu Manajer Investasi ang menghasilkan Alfa Positif: Evaluasi
Monthly Return Reksadana saham Tahun 2004-2006. Majalah Usahawan
Indonesia. Vol. XXXVI, No. 04 Jakarta. 2007
70
Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, Bab IV
tentang Reksadana.
71
Lampiran 1
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Priode Penelitian
( Januari 2009 – Desember 2011)
2011
2010
2009
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Bahana
Dana
Selaras
1
3,055.05
3,074.23
3,198.64
3,368.96
3,465.98
3,503.93
3,373.00
3,579.73
3,768.25
3,055.05
4,220.77
4,263.99
4,204.69
4,284.67
3,936.36
3,703.03
3,899.62
3,789.57
3,777.32
3,658.82
3,305.36
2,611.35
2,676.31
2,886.81
2,890.35
2,831.22
2,994.96
3,066.57
3,656.31
3,777.03
4,121.76
4,130.66
4,284.16
4,195.05
4,236.27
4,382.02
Schroder
Dana
Terpadu II
Bahana
Dana
Infrastruk
tur
Dana
Selaras
Dinamis
Garuda
Satu
2
3
1,308.22
1156.02
1,308.31
1144.4
1,339.75
1181.64
1,418.04
1239.65
1,469.54
1296.57
1,523.93
1330.4
1,587.92
1420.61
1,520.74
1368.33
1,560.91
1429.36
1,667.08
1544.27
1,697.78
1545.44
1,725.41
1571.34
1,711.34
1552.14
1,716.96
1578.95
1,639.79
1492.76
1,607.27
1437.53
1,740.07
1490.42
1,704.45
1455.00
1,682.38
1470.07
1,658.95
1451.88
1,533.94
1371.04
1,417.99
1159.37
1,427.69
1173.25
1,477.59
1269.49
1487.32 1,272.72
1543.88
1249.37
1607.59
1351.28
1955.67
1464.42
2342.00
1547.96
2633.87
1628.15
2859.88
1832.56
2966.91
1827.44
3013.14
1908.26
3156.22
1885.44
3173.16
1897.51
3260.35
1983.75
4
3072.28
3112.48
3283.22
3589.36
3697.63
3733.99
4,090.49
3923.37
4278.84
5048.4
5393.01
5470.03
5413.18
5632.99
4905.55
4751.81
5309.16
5293.69
4827.48
4479.42
3606.02
2472.85
2547.64
2713.2
2760.41
2766.91
2927.49
3561.85
4106.28
4245.77
4839.97
4825.52
5034.62
4863.85
4905.72
5156.18
5
1409.38
1407.5
1466.97
1549.95
1594.74
1615.18
1737.38
1688.76
1768.83
1948.09
1977.84
2001.77
1968.5
2011.41
1869.65
1775.35
1882.17
1837.4
1811.91
1762.35
1608.52
1311.51
1328.34
1405.33
1407.73
1383.95
1470.11
1667.6
1793.64
1838.35
2012.75
2021.8
2096.51
2060.32
2078.2
2154.8
6
4249.14
4219.99
4254.29
4411.4
4478.95
4473.02
4652.6
4603.43
4757.21
4864.52
4910.68
4943.31
4733.48
4771.04
4610.55
4525.94
4671.42
4630.49
4619.35
4519
4231.18
3776.15
3803.81
3938.02
3917.27
3998.46
4100.06
4249.82
4324.63
4346.65
4514.07
4502.14
4534.64
4450.05
4425.12
4455.79
Semesta
Dana
Maxima
72
Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Priode Penelitian
( Januari 2009 – Desember 2011)
2011
2010
2009
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Gmt
Dana
Fleksi
7
1006.49
1013.3
1070.45
1145.47
1182.87
1218.82
1219.03
1227.29
1297.7
1396
1481.49
1497.21
1422.17
1449.31
1346.46
1339.55
1432.24
1420.5
1389.57
1314.14
996.66
912.71
907.55
979.47
984.59
992.25
1044.58
1195.71
854.36
873.68
1013.63
1016.99
1054.76
1015.65
1027.04
1476.5
Mandiri
Investa
Aktif
8
1584.37
1550.7
1601.55
1708.79
1799.16
1833.32
2020.38
1901.35
2029.09
2265.69
2280.39
2318.53
2237.68
2308.22
2045.33
1958.24
2106.25
2064.45
2024.35
1930.67
1639.08
1172.67
1193.35
1330.22
1336.88
1290.62
1386.12
1631.75
1810.5
1865.45
2108.28
2121.42
2187.57
2115.93
2158.93
2227.75
Optima
Fleksi
9
1191.19
1200.04
1216.29
1235.13
1280.37
1297.55
1294.58
1274.51
1302.43
1318.27
1251.75
1293.28
1317.1
1285.61
1246.65
1178.08
1194.79
1169.61
1203.21
1220.03
1188.68
1033.69
1211.64
1209.24
1055.16
953.06
938.82
917.68
906.42
871.22
913.49
888.54
900.03
908.1
908.88
964.69
Panin Dana
Unggulan
10
1349.37
1353.21
1379.48
1448.19
1501.01
1541.01
1606.98
1540.44
1577.67
1627.73
1577.08
1594.22
1520.65
1518
1437.37
1362.38
1539.85
1517.8
1673.01
1618.09
1454.87
1112.49
1168.44
1326.56
1328.24
1274.31
1378.76
1656.14
1884.77
1997.75
2280.5
2281.57
2453.63
2380.26
2414.41
2515.34
Premier
Citra
Optima
Reksa
Dana
Prima
11
1729.45
1685.94
1697.4
1825.76
2098.23
2202.54
2428.36
2207.48
2307.08
2504.95
2477.47
2574.48
2383.79
2409.32
2242.42
2134.15
2236.97
2291.38
2204.55
2072.71
1711.77
1105.78
1097.92
1161.75
1161.1
1128.81
1186.54
1365.5
1546.21
1625.16
1827.74
1844.42
1941.46
1894.6
1903.24
1983.73
12
1094.19
1065.16
1069.64
1130.74
1191.65
1177.09
1222.35
1115.42
1179.77
1218.9
1196.12
1214.85
1160.94
1182.25
3323.08
1022.13
1073.66
1048.34
987.34
926.74
2172.61
622.01
601.48
608.08
595.5
605.36
625.8
740.57
851.16
857.65
926.95
943.14
963.97
882.55
873.37
867.41
73
Lampiran 2
Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Priode Penelitian
( Januari 2009 – Desember 2011)
2011
2010
2009
Tahun
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Bahana
Dana
Selaras
Semesta
Dana
Maxima
Schroder
Dana
Terpadu II
1
-0.012937
0.006278
0.040469
0.053248
0.028798
0.010949
-0.037367
0.061290
0.052663
-0.189266
0.381571
0.010240
-0.013907
0.019022
-0.081292
-0.059276
0.053089
-0.028221
-0.003233
-0.031371
-0.096605
-0.209965
0.024876
0.078653
0.001226
-0.020458
0.057834
0.023910
0.192313
0.033017
0.091270
0.002159
0.037161
-0.020800
0.009826
0.034405
2
-0.019663
0.024031
0.024031
0.058436
0.036318
0.037012
0.041990
-0.042307
0.026415
0.068018
0.018415
0.016274
-0.008155
0.003284
-0.044946
-0.019832
0.082625
-0.020470
-0.012948
-0.013927
-0.075355
-0.075590
0.006841
0.034952
0.006585
0.038028
0.041266
0.216523
0.197544
0.124624
0.085809
0.037425
0.015582
0.047485
0.005367
0.027477
3
-0.018142
-0.010052
0.032541
0.049093
0.045916
0.026092
0.067807
-0.036801
0.044602
0.080393
0.000758
0.016759
-0.012219
0.017273
-0.054587
-0.036999
0.036792
-0.023765
0.010357
-0.012374
-0.055680
-0.154386
0.011972
0.082029
0.002544
-0.018347
0.081569
0.083728
0.057046
0.051804
0.125547
-0.002794
0.044226
-0.011959
0.006402
0.045449
74
Bahana
Dana
Infrastruktu
r
4
-0.032341
0.013085
0.054857
0.093244
0.030164
0.009833
0.095474
-0.040856
0.090603
0.179852
0.068261
0.014281
-0.010393
0.040606
-0.129139
-0.031340
0.117292
-0.002914
-0.088069
-0.072100
-0.194981
-0.314244
0.030244
0.064986
0.017400
0.002355
0.058036
0.216691
0.152850
0.033970
0.139951
-0.002986
0.043332
-0.033919
0.008608
0.051055
Dana
Selaras
Dinamis
5
-0.023109
-0.001334
0.042252
0.056566
0.028898
0.012817
0.075657
-0.027985
0.047413
0.101344
0.015271
0.012099
-0.016620
0.021798
-0.070478
-0.050437
0.060168
-0.023786
-0.013873
-0.027352
-0.087287
-0.184648
0.012833
0.057960
0.001708
-0.016892
0.062257
0.134337
0.075582
0.024927
0.094868
0.004496
0.036952
-0.017262
0.008678
0.036859
Garuda
Satu
6
-0.016009
-0.006860
0.008128
0.036930
0.015313
-0.001324
0.040147
-0.010568
0.033406
0.022557
0.009489
0.006645
-0.042447
0.007935
-0.033638
-0.018351
0.032144
-0.008762
-0.002406
-0.021724
-0.063691
-0.107542
0.007325
0.035283
-0.005269
0.020726
0.025410
0.036526
0.017603
0.005092
0.038517
-0.002643
0.007219
-0.018654
-0.005602
0.006931
Return Nilai Aktiva Bersih Reksadana Campuran Priode Penelitian
( Januari 2009 – Desember 2011)
2011
2010
2009
Tahun
Bulan
Gmt
Dana
Fleksi
Mandiri
Investa
Aktif
Optima
Fleksi
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
7
-0.034866
0.006766
0.056400
0.070083
0.032650
0.030392
0.000172
0.006776
0.057370
0.075749
0.061239
0.010611
-0.050120
0.019084
-0.070965
-0.005132
0.069195
-0.008197
-0.021774
-0.054283
-0.241588
-0.084231
-0.005653
0.079246
0.005227
0.007780
0.052739
0.144680
-0.285479
0.022613
0.160185
0.003315
0.037139
-0.037080
0.011214
0.437627
8
-0.020870
-0.021251
0.032792
0.066960
0.052885
0.018987
0.102033
-0.058915
0.067184
0.116604
0.006488
0.016725
-0.034871
0.031524
-0.113893
-0.042580
0.075583
-0.019846
-0.019424
-0.046277
-0.151030
-0.284556
0.017635
0.114694
0.005007
-0.034603
0.073995
0.177207
0.109545
0.030351
0.130172
0.006233
0.031182
-0.032749
0.020322
0.031877
9
0.012667
0.007430
0.013541
0.015490
0.036628
0.013418
-0.002289
-0.015503
0.021906
0.012162
-0.050460
0.033178
0.018418
-0.023909
-0.030305
-0.055003
0.014184
-0.021075
0.028728
0.013979
-0.025696
-0.130388
0.172150
-0.001981
-0.127419
-0.096763
-0.014941
-0.022518
-0.012270
-0.038834
0.048518
-0.027313
0.012931
0.008966
0.000859
0.061405
Panin Dana
Unggulan
10
0.009796
0.002846
0.019413
0.049809
0.036473
0.026649
0.042810
-0.041407
0.024168
0.031730
-0.031117
0.010868
-0.046148
-0.001743
-0.053116
-0.052172
0.130265
-0.014320
0.102260
-0.032827
-0.100872
-0.235334
0.050293
0.135326
0.001266
-0.040603
0.081966
0.201181
0.138050
0.059944
0.141534
0.000469
0.075413
-0.029903
0.014347
0.041803
Premier
Citra
Optima
Reksa
Dana
Prima
11
-0.032341
0.013085
0.054857
0.093244
0.030164
0.009833
0.095474
-0.040856
0.090603
0.179852
0.068261
0.014281
-0.010393
0.040606
-0.129139
-0.031340
0.117292
-0.002914
-0.088069
-0.072100
-0.194981
-0.314244
0.030244
0.064986
0.017400
0.002355
0.058036
0.216691
0.152850
0.033970
0.139951
-0.002986
0.043332
-0.033919
0.008608
0.051055
12
-0.055267
-0.026531
0.004206
0.057122
0.053867
-0.012218
0.038451
-0.087479
0.057691
0.033167
-0.018689
0.015659
-0.044376
0.018356
1.810810
-0.692415
0.050414
-0.023583
-0.058187
-0.061377
1.344358
-0.713704
-0.033006
0.010973
-0.020688
0.016558
0.033765
0.183397
0.149331
0.007625
0.080802
0.017466
0.022086
-0.084463
-0.010402
-0.006824
75
Lampiran 3
Risk free (SBI Rate)
Priode Penelitian ( Januari 2009 – Desember 2011)
2011
2010
2009
Tahun
Bulan
SBI Bulanan
Januari
0.029657
Februari
0.033444
Maret
0.051259
April
0.008433
Mei
0.030177
Juni
0.046333
Juli
0.013965
Agustus
0.029231
September
0.006745
Oktober
0.01442
Nopember
0.040399
Desember
0.050269
Januari
0.026838
Februari
0.032689
Maret
0.04606
April
0.013775
Mei
0.032789
Juni
0.20874
Juli
0.213877
Agustus
0.220387
September
0.227931
Oktober
0.220722
Nopember
0.223333
Desember
0.212957
Januari
0.209657
Februari
0.239479
Maret
0.216738
April
0.239333
Mei
0.237423
Juni
0.245439
Juli
0.245439
Agustus
0.245439
September
0.245439
Oktober
0.245439
Nopember
0.245439
Desember
0.245439
76
Lampiran 4
Return IHSG
Priode Penelitian ( Januari 2009 – Desember 2011)
2011
2010
2009
Tahun
Bulan
Close
open
open
Return IHSG
Januari
1,757.26
1,813.45
1,813.45
-0.030985
Februari
1,740.97
1,765.87
1,765.87
-0.014101
Maret
1,830.92
1,752.11
1,752.11
0.044980
April
1,999.17
1,837.18
1,837.18
0.088173
Mei
2,084.32
1,995.17
1,995.17
0.044683
Juni
2,084.32
2,100.68
2,100.68
-0.007788
Juli
2,348.67
2,140.62
2,140.62
0.097191
Agustus
2,194.34
2,322.80
2,322.80
-0.055304
September
2,359.21
2,385.24
2,385.24
-0.010913
Oktober
2,643.49
2,366.61
2,366.61
0.116994
Nopember
2,688.33
2,692.51
2,692.51
-0.001552
Desember
2,745.83
2,703.72
2,703.72
0.015575
Januari
2627.25
2739.59
2739.59
-0.041006
Februari
2721.94
2657.16
2657.16
0.024379
Maret
2447.3
2651.88
2651.88
-0.077145
April
2304.52
2463.74
2463.74
-0.064625
Mei
2444.35
2333.56
2333.56
0.047477
Juni
2349.1
2447.63
2447.63
-0.040255
Juli
2304.51
2361.48
2361.48
-0.024125
Agustus
2165.94
2283.02
2283.02
-0.051283
September
1832.51
2157.02
2157.02
-0.150444
Oktober
1256.7
1766.94
1766.94
-0.288770
Nopember
1241.54
1281.51
1281.51
-0.031190
Desember
1355.41
1240.85
1240.85
0.092324
Januari
2416.04
2534.36
2534.36
-0.030985
Februari
2365.65
2415.84
2415.84
-0.014101
Maret
2467.9
2367.7
2367.7
0.044980
April
2341.43
2467.59
2467.59
0.088173
Mei
2323.85
2341.54
2341.54
0.044683
Juni
2026.88
2323.24
2323.24
-0.007788
Juli
1917.45
2026.78
2026.78
0.097191
Agustus
1722.77
1916.83
1916.83
-0.055304
September
1434.07
1722.77
1722.77
-0.010913
Oktober
1285.48
1434.07
1434.07
0.116994
Nopember
1330.02
1285.48
1285.48
-0.001552
Desember
1377.45
1332.67
77
1332.67
0.015575
78
Lampiran 5
Treynor Measure
Priode Penelitian ( Januari 2009 – Desember 2011)
2009
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
2011
N
o
T
a
h
u
n
Nama Reksadana
Bahana dana selaras
Semesta dana maxima
Schroder dana terpadu II
Bahana dana infrastruktur
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
Bahana dana selaras
Semesta dana maxima
Schroder dana terpadu II
Bahana dana infrastruktur
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
Bahana dana selaras
Semesta dana maxima
Schroder dana terpadu II
Bahana dana infrastruktur
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
Tingkat
Return
β
0.033828 0,126370
0.024081 0,092729
0.024914 0,095604
0.048038 0,175415
0.028324 0,107374
0.011488 0,049266
0.031112 0,116996
0.031635 0,118802
0.008181 0,037851
0.015170 0,061974
0.048038 0,175415
0.004998 0,026868
-0.029019 0,043443
-0.011960 0,015096
-0.015965 0,021751
-0.049171 0,076929
-0.026810 0,039772
-0.017990 0,025115
-0.031202 0,047069
-0.039420 0,060726
-0.003408 0,000884
-0.009866 0,011615
-0.049171 0,076929
0.134022 -0,227485
0.036822 0,059200
0.070310 0,109930
0.038768 0,062148
0.057279 0,090189
0.037209 0,059787
0.010488 0,019308
0.046663 0,074109
0.045712 0,072667
-0.017281 -0,022759
0.057122 0,089953
0.057279 0,090189
0.032388 0,052483
78
Risk
Free
Treynor
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002786
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002876
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0.002258
0,245640
0,229641
0,231448
0,257970
0,237838
0,176620
0,242107
0,242831
0,142508
0,199816
0,257970
0,082322
-0,734184
-0,982805
-0,866216
-0,676553
-0,746403
-0,830802
-0,723983
-0,696502
-7,104528
-1,096975
-0,676553
-0,576504
0,583850
0,619049
0,587469
0,610058
0,584599
0,426258
0,599195
0,597986
0,858532
0,609927
0,610058
0,574088
Benchmark
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
0.012304
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
-0.011053
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
0.023103
Lampiran 6
Bahana dana selaras
Semesta dana maxima
Schroder dana terpadu II
Bahana dana infrastruktur
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
Bahana dana selaras
Semesta dana maxima
Schroder dana terpadu II
Bahana dana infrastruktur
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
Bahana dana selaras
Semesta dana maxima
Schroder dana terpadu II
Bahana dana infrastruktur
Dana selaras dinamis
Garuda satu
Gmt dana fleksi
Mandiri investa aktif
Optima fleksi
Panin dana unggulan
Premier citra optima
Reksa dana prima
50
75
65
75
30
25
45
70
50
20
0
50
50
75
65
75
30
25
45
70
50
20
0
50
50
75
65
75
30
25
45
70
50
20
0
50
45
10
0
25
70
65
20
25
50
75
70
20
45
10
0
25
70
65
20
25
50
75
70
20
45
10
0
25
70
65
20
25
50
75
70
20
79
Deposito
Nama Reksadana
Obligasi
2010
2011
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
2009
No thn
Saham
Perhitungan Proporsi Alokasi Aset
Priode Penelitian ( Januari 2009 – Desember 2011)
X1
X2
X3
5
15
35
0
0
10
35
5
0
5
30
30
5
15
35
0
0
10
35
5
0
5
30
30
5
15
35
0
0
10
35
5
0
5
30
30
1.195640
1.793460
1.554332
1.793460
0.717384
0.597820
1.076076
1.673896
1.195640
0.478256
0.000000
1.195640
-2.519431
-3.779147
-3.275260
-3.779147
-1.511659
-1.259716
-2.267488
-3.527204
-2.519431
-1.007772
0.000000
-2.519431
2.741115
4.111673
3.563450
4.111673
1.644669
1.370558
2.467004
3.837561
2.741115
1.096446
0.000000
2.741115
0.311719
0.069271
0.000000
0.173177
0.484896
0.450260
0.138542
0.173177
0.346354
0.519531
0.484896
0.138542
0.375375
0.083417
0.000000
0.208542
0.583917
0.542208
0.166833
0.208542
0.417083
0.625625
0.583917
0.166833
0.364969
0.081104
0.000000
0.202760
0.567729
0.527177
0.162208
0.202760
0.405521
0.608281
0.567729
0.162208
0.030365
0.091094
0.212552
0.000000
0.000000
0.060729
0.212552
0.030365
0.000000
0.030365
0.182188
0.182188
0.044438
0.133313
0.311063
0.000000
0.000000
0.088875
0.311063
0.044438
0.000000
0.044438
0.266625
0.266625
0.031875
0.095625
0.223125
0.000000
0.000000
0.063750
0.223125
0.031875
0.000000
0.031875
0.191250
0.191250
80
Lampiran 7
Perhitungan Pembanding (Benchmark) return campuran
Priode Penelitian ( Januari 2009 – Desember 2011)
No
Benchmark
1 IHSG
2 SBI 3 BLN
3 SBI 12 BLN
Return Campuran
2009
2010
2011
0.286954 -0.604663 0.657868
0.072875 0.106650 0.076500
0.083125 0.100100 0.097325
0.012304 -0.011053 0.023103
Suku Bungan Deposito
3 Bulan dan 12 Bulan Bank Pemerintah Dan Swasta
Kelompok Bank dan Jangka Waktu
Bank Persero
3 Bulan
Bank Pemerintah Daerah
3 Bulan
Bank Swasta Nasional
3 Bulan
Bank Umum
3 Bulan
Kelompok Bank dan Jangka Waktu
Bank Persero
12 Bulan
Bank Pemerintah Daerah
12 Bulan
Bank Swasta Nasional
12 Bulan
Bank Umum
12 Bulan
80
Tahun
2009
2010
2011
7.33
10.47
7.34
6.76
9.38
8.23
7.64
11.65
7.55
7.42
11.16
7.48
Tahun
2009
2010
2011
8.41
11.44
9.4
8.73
8.81
10.93
7.87
9.36
9.05
8.24
10.43
9.55
Lampiran 8
Hasil Uji Regresi Berganda
Variables Entered/Removed
Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
deposito, saham,
obligasi
Method
. Enter
a
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
1
R
.595
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.354
.293
Durbin-Watson
1.11470
2.060
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
21.771
3
7.257
Residual
39.762
32
1.243
Total
61.533
35
a. Predictors: (Constant), deposito, saham, obligasi
b. Dependent Variable: kinerja
81
F
5.840
Sig.
.003
a
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
1 (Constant)
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
-.598
.502
-1.191 .242
saham
.345
.084
.603 4.120 .000
obligasi
.208
1.051
.031
deposito
2.170
2.078
.167 1.044 .304
.197 .845
Depende Variabel : Kinerja Reksadana
Coefficientsa
Correlations
Model
1
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics
Part
Tolerance
VIF
(Constant)
saham
.575
.589
.585
.943
1.061
obligasi
-.103
.035
.028
.802
1.246
deposito
.063
.182
.148
.794
1.260
Depende Variabel : Kinerja Reksadana
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
kinerja
36
-7.10
.86
-.1640
1.32593
saham
36
-3.78
4.11
.4370
2.31626
obligasi
36
.00
.63
.3085
.20007
deposito
36
.00
.31
.1008
.10175
Valid N (listwise)
36
82
83
84
Download