BAB I - Ekonomi Pembangunan

advertisement
BAB II
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEMISKINAN
A. PEMBANGUNAN
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total
dan
pendapatan
perkapita
dengan
memperhitungkan
adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari
pertumbuhan ekonomi (economic growth). Menurut Mudrajad dalam bukunya
Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan (2000) yang
dimaksud dengan pembangunan ekonomi adalah suatu proses dimana
pendapatan perkapita
suatu negara selama kurun waktu yang panjang
selalu meningkat dengan catatan jumlah penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan absolut tidak meningkat dan distribusi pendapatan tidak
semakin timpang. (Mudrajad, 2000:57)
Definisi lain tentang pembangunan ekonomi dikemukakan oleh
Arsyad
(1999:6) yang mengartikan pembangunan ekonomi sebagai proses
yang
menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk
suatu negara
dalam jangka panjang disertai oleh perbaikan sistem
kelembagaan. Dari definisi di atas, pembangunan ekonomi mengandung
beberapa konsep dasar, yaitu:
1.
Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus.
2.
Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita.
3.
Kenaikan pendapatan itu harus terus berlangsung dalam jangka
panjang.
29
4.
Perbaikan sosial dan budaya sisitem kelembagaan. Hal ini dapat
ditinjau dari dua aspek, yaitu perbaikan organisasi (intitusi) dan
pebaikan di bidang regulasi (baik formal maupan informal).
Menurut
Suryana
dalam
bukunya
Ekonomi
Pembangunan:
Problematika dan Pendekatan (2000) terdapat empat teori atau model
pembangunan
ekonomi
yang
bisa
diterapkan
khususnya
dalam
pembangunan di Indonesia , yaitu sebagai berikut :
1.
Model pembangunan yang berorientasi pertumbuhan. Tujuan pokok
strategi ini adalah meningkatkan laju produksi (GDP). Kenaikan
GDP (Gross Domestic Product) merupakan faktor utama dan
merupakan parameter ekonomi dan sosial yang paling baik untuk
tingkat hidup suatu masyarakat.
2.
Model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada penciptaan
lapangan kerja. Sasaran yang dicapai adalah peningkatan dalam
kesempatan kerja produktif dan meningkatkan produksi dengan
cara redistribusi pendapatan melalui perluasan lapangan kerja
untuk mengurangi pengangguran.
3.
Model
pembangunan
kemiskinan.
Tujuan
yang
strategi
berorientasi
ini
pada
mengurangi
penghapusan
kemiskinan,
peningkatan kesempatan kerja produktif dan peningkatan GNP
(Gross National Product) atau peningkatan pendapatan kelompok
miskin. Strategi ini dapat dilakukan dengan redistribusi kekayaan
harta
produktif
melalui
kebijaksanaan
fiskal
dan
kredit,
pemanfaatan fasilitas-fasilitas, reorientasi produksi melalui proyek
padat
karya
dan
relokasi
sumber
daya
produktif
yang
menguntungkan golongan miskin melalui pengalihan investasi dan
konsumsi serta penekanan sektor tradisional dan sektor informal di
perkotaan.
30
4.
Model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
dasar (The Bassic Necessary Oriented).
Antara lain pertama
tercapainya investasi yang tinggi dengan pemanfaatan tehnologi
tepat guna dan penggunaan sumber daya alam dalam produksi
secara efisien. Kedua adanya perubahan dalam pola redistribusi
dengan melakukan mobilitas pengangguan, relokasi pelayanan jasa
umum dan land
reform. Ketiga, perlunya aspek perubahan
kelembagaan, yang meliputi partisipasi masyarakat dan dukungan
pemerintah
Secara nyata Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi
adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara
dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan
GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian ekonomi makro adalah
penambahan produk domestik bruto (PDB), yang berarti peningkatan
pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi ada dua bentuk: extensively
yaitu dengan penggunaan banyak sumberdaya (seperti fisik, manusia atau
natural capital) atau intensively yaitu dengan penggunaan sejumlah
sumberdaya yang lebih efisien (lebih produktif).
Ketika pertumbuhan
ekonomi dicapai dengan menggunakan banyak tenaga kerja, hal tersebut
tidak menghasilkan pertumbuhan pendapatan per kapita. Namun ketika
pertumbuhan ekonomi dicapai melalui penggunaan sumberdaya yang lebih
produktif, termasuk tenaga kerja, hal tersebut menghasilkan pendapatan per
31
kapita yang lebih tinggi dan meningkatkan standar hidup rata-rata
masyarakat.
Perbedaan
antara
keduanya
adalah
pertumbuhan
ekonomi
keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan
pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur
produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti
dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Profesor Simon Kuznets, salah satu ekonom besar yang pernah
memenangkan hadiah Nobel dibidang ekonomi pada tahun 1971 atas
usahanya mempelopori pengukuran dan analisis atas sejarah pertumbuhan
pendapatan nasional negara-negara maju, telah memberikan suatu definisi
mengenai pertumbuhan ekonomi (economic growth) suatu negara. Menurut
Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka
panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang
ekonomi kepada penduduknya. (Todaro, 2000).
Lebih jauh Prof Kutnets menyatakan bahwa ekonomi pertumbuhan
modern lebih mempelajari pada pertumbuhan pasca kapitalisme feodalisme
dengan menggunakan unsur – unsur utama berupa aplikasi ilmu
pengetahuan dan tehnologi pada ekonomi produksi yang mendorong
terjadinya
industrialisasi,
urbanisasi
karena
terjadinya
pertumbuhan
penduduk yang eksplosif. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah proses
peningkatan pendapatan perkapita sebuah negara atau sebuah wilayah
dalam kurun waktu yang panjang dengan syarat bahwa penduduk yang
hidup di bawah tingkat kemiskinan absolut tidak betambah dan distribusi
32
pendapatan tidak semakin timpang. Sedangkan Todaro menambahkan
syarat adanya tingkat pengangguran yang tidak naik.
Pendapat
lain
menyebutkan
bahwa
Pembangunan
ekonomi
merupakan cara untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam
definisi yang ketat, pembangunan diartikan sebagai kapasitas dari sebuah
perekonomian nasional untuk menciptakan dan mempertahankan kenaikan
tahunan atas pendapatan nasional (Gross National Product) nya pada tingkat
5% sampai 7% atau bahkan lebih tinggi, jika hal itu memungkinkan. Salah
satu ukuran tingkat kemakmuran atau kemiskinan suatu negara dihitung
dari tingkat pendapatan perkapita. Negara dengan tingkat pendapatan per
kapita tinggi maka dianggap sebagai negara kaya, dan sebaliknya jika tingkat
pendapatan per kapita rendah akan dianggap sebagai negara miskin.
Negara-negara
maju
yang
pembangunan
ekonominya
telah
berkembang sejak dua abad yang lalu saat ini menjadi negara-negara kaya
yang masyarakatnya hidup dalam keadaan sejahtera. Di Belanda, misalnya,
rakyat yang tidak bekerjapun mendapatkan kehidupan yang layak, selain
memiliki rumah, biaya hidup bulanan, biaya pendidikan anak, mereka juga
mendapatkan biaya untuk berlibur. Di negara-negara berkembang hal ini
tidak terjadi. Negara-negara berkembang secara mayoritas masih mengalami
kemajuan ekonomi yang tidak besar akibat negara-negara ini baru saja keluar
dari situasi penjajahan- rata-rata setengah abad yang lalu, serta berbagai
kegagalan dalam pembangunan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor
nonekonomi.
33
1. Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
a. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan
hasil laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu
negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi
b. Sumber daya modal atau investasi dibutuhkan manusia untuk
mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan
investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Investasi ini bisa dibentuk dari investasi dalam negeri yang diambil
dari tabungan masyarakat dan cadangan, serta investasi luar negeri
atau asing.
c. Sumber
daya
manusia
juga
menentukan
keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk.
Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk
menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
d. Keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan
mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi
(disebut juga sebagai proses produksi).
2. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di
masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
34
Dalam perkembangan analisis selanjutnya, pembangunan perlu
dilihat melalui berbagai proses dengan menyertakan aspek – aspek
politik, sosial dan institusional dan bersifat multidisiplin.
A. TEORI
-
TEORI
PERTUMBUHAN
DAN
PEMBANGUNAN
EKONOMI
Dalam perkembangan ilmu ekonomi pembangunan, terdapat ribuan
teori yang menjadi dasar penting bagi pemahaman mengenai pembangunan
ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa mahzab yang diakui sebagai
peletak dasar teori pembangunan antara lain mahzab historismus, mahzab
analitis dan mahzab dependenzia. Namun di sini hanya akan ditunjukkan
beberapa teori yang relevan dan punya peran cukup penting dalam
perumusan kebijakan pembangunan khususnya di Indonesia.
1. Mahzab Analitis. Teori dalam mahzab ini berusaha mengungkapkan
proses pertumbuhan ekonomi secara logis dan taat asas ( konsisten )
tetapi sering bersifat abstrak dan kurang menekankan pada aspek historis
empirisnya. Metode kajian dalam mahzab ini cenderung deduksi teoritis
( Arsyad, 1997 ). Mahzab ini banyak mendasari teori – teori kaum Klasik
dan neo Klasik. Tokoh – tokoh utamanya antara lain Adam Smith, David
Ricardo, Solow dan Schumpeter.
a. Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into The Nature and Causes of
The Wealth of Nations ( 1776 ), menyatakan terdapat dua aspek utama
pertumbuhan
ekonomi
yaitu
pertumbuhan
output
total
dan
pertumbuhan penduduk. Di mana pertumbuhan output total yang
diwakili oleh produksi mengandung tiga unsur pokok yaitu sumber
35
daya alam yang tersedia, sumber daya insani dan stok barang modal
yang ada. Sedangkan pertumbuhan penduduk akan dipengaruhi oleh
tingkat upah yang berlaku. Jika tingkat upah yang berlaku meningkat
lebih tinggi dari tingkat upah subsisten, maka pertumbuhan
penduduk akan naik. Di mana tingkat upah sangat dipengaruhi oelh
tarik menarik antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Tingkat permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh stok modal (
investasi ) yang berkembang di masyarakat dan laju petumbuhan
output.
b. David Ricardo, dalam bukunya The Principles of Political Economy and
Taxation ( 1917 ), menyatakan bahwa terdapat 4 perangkat dalam teori
perekonomiannya yaitu (1) teori tentang nilai dan harga barang, (2)
teori tentang distribusi pendapatan yang meliputi upah, sewa tanah,
bunga dan laba, (3) teori tentang perdagangan internasional (4) teori
tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi. Di dalam teorinya
David Ricardo memasukkan unsur yang sangat terkenal saat ini yaitu
The Law of Deminishing Returns. Satu teori yang menyatakan adanya
pembatasan atas pertumbuhan ekonomi, yaitu suatu saat setelah
mencapai titik jenuh (saturation point ) maka pertumbuhan ekonomi
akan mengalami penurunan kembali. Kondisi ini akan terjadi apabila
semua sumber daya alamiah sudah diseksploitasi secara maksimal
sehingga perekonomian akan berhenti. Hal ini didasari oleh ciri – ciri
pemikiran David Ricardo yaitu jumlah tanah atau sumber daya alam
yang terbatas, penawaran tenaga kerja sangat tergantung pada
besarnya upah alamiah, akumulasi modal akan terjadi apabila tingkat
keuntungan yang diperoleh pemilik modal berada di atas tingkat
keuntungan yang mereka peroleh bila berinvestasi, kemajuan
36
tehnologi yang terjadi terus – menerus dan sektor pertanian dominan.
Pemikiran ini kemudian mendasari mengapa kemiskinan di sektor
pertanian menjadi snagat sulit untuk dicarikan jalan keluarnya.
c. Robert Solow dan Trevor Swan, yang menandai berkembangnya
paham ekonomi Neo Klasik. Solow dan Swan menyatakan bahwa
pertumbuhan
ekonomi
akan
bergantung
pada
pertambahan
penyediaan faktor produksi yaitu jumlah penduduk, tenaga kerja dan
akumulasi kapital ditambah dengan kemajuan tehnologi. Peran
kemajuan tehnologi snagat tinggi bahkan mencapai hampir 50% dari
laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Teori ini
merupakan penyempurnaan penting dari teori yang dibangun oleh
David Ricardo, yang menegaskan bahwa perekonomian tetap akan
mampu bertumbuh tanpa mengalami saturation point dengan
bergantung pada tiga aspek di atas. Teori Solow dan Swan ini juga
menyatakan bahwa COR ( Capital – Output Ratio ) bersifat dinamis,
sehingga kombinasi antar faktor produksi menjadi sangat fleksibel.
Perekonomian bisa menggunakan tehnologi sebagai unsur utamanya
yaitu padat tehnologi, padat modal maupun padat tenaga kerja,
sangat tergantung dari kebijakan pemerintah dalam mengambangkan
perekonomian negaranya. Teori ini mempunyai banyak variasi,
namun mengacu pada satu model yang dikembangkan oleh Charless
Coob dan Paul Douglas yang dikenal dengan Fungsi Cobb-Douglas
sebagai berikut:
= Tta . Kt . Ltb
Qt
Di mana Qt
= Tingkat output yang dihasilkan pada tahun t
Tt
= Tingkat tehnologi pada tahun t
Kt
= Jumlah stok modal pada tahun t
37
Lt
= Jumlah tenaga kerja pada tahun t
a
= Pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan
satu unit modal
b
= Pertambahan output yang diciptakan oleh pertambahan
satu unit tenaga kerja
d. Schumpeter, dalam bukunya yang berjudul The Theory Of Economic
Development (1934),
yang kemudian dikembangkan menjadi buku
Business Cycle (1939). Satu pemahaman penting dalam teori yang
dibangun
oleh
Schumpeter
adalah
adanya
faktor
utama
perkembangan ekonomi adalah para wirausaha (entrepreuner). Inovasi
menjadi
bagian
yang
sangat
penting
dalam
pembangunan.
Schumpeter membedakan antara invensi dan inovasi. Invensi hanya
menemukan
suatu
tehnologi
nmun
belum
tentu
bisa
mengembangkan penemuan tersebut. Sedangkan inovasi akan lebih
mengacu pada penerapan hasil penemuan untuk pembangunan.
Terdapat 5 macam kegiatan penting yang dimasukkan dalam inovasi
yaitu
•
Diperkenalkannya produk baru yang semula tidak ada
•
Diperkenalkannya cara berproduksi baru
•
Pembukaan daerah atau pasar – pasar baru
•
Penemuan sumber – sumber bahan mentah baru
•
Perubahan organisasi industri yang mengarah pada efisiensi
industri.
Dalam teorinya Schumpeter juga manyatakan bahwa dalam jangka
panjang sistem kapitalisme akan runtuh karena adanya transformasi
gradual dan tehnologi sehingga menuju pada sistem sosialistis. Proses
pertumbuhan
menurut
Schumpeter
sendiri
sangat
terkenal
dan
38
kemudian
mendasar
banyak
negara
untuk
mengembangkan
entrepreunership sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan mengurangi gap atau kesenjangan antar anggota
masyarakat yang akan berdampak pada pengurangan kemiskinan.
Indonesia termasuk salah satu negara yang mengadopsi paham teori ini.
Secara detail akan dijelaskan pada bab pemberdayaan masyarakat.
Secara grafis proses kemajuan ekonomi menurut Schumpeter bisa
ditunjukkan sebagai berikut :
39
Gambar 2.1. Proses Kemajuan Ekonomi Menurut Schumpeter
Lingkungan Sosial, politik dan tehnologi
Akumulasi
yang menunjang Inovasi
Kapital
Pembangunan
(Development)
Keuntungan
Wiraswasta
Inovasi
Perbaikan
(Entrepreuner)
tehnologi
Imitasi
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Kenaikan
(Growth)
penduduk
Out put
Akumulasi
Tabungan rutin
Kapital
masyarakat
perbaikan
tanpa
tehnologi
40
2. Mahzab Historismus. Toeri dalam mahzab ini berdasarkan pada pola
pendekatan yang berpangkal pada prespektif sejarah. Metode mahzab ini
bersifat
induktif
empiris.
Paham
ini
mencoba
menelisih
bahwa
perkembangan teori – teori ekonomi khususnya pembangunan ekonomi
sangat berkaitan dengan perjalanan sejarah suatu negara. Ekonomi yang
paling berpengaruh dalam paham ini adalah Walt Whitman Rostow. WW
Rostow dalam bukunya The Stages Of Economic Growth ( 1960 ) membedakan
proses pembangunan ekonomi ke dalam 5 tahapan penting yaitu masyarakat
tradisional, parasyarat tinggal landas, tinggal landas, menuju kedewasaan
dan masa konsumsi tinggi.
Dasar pembedaan tahapan ini adalah
karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan politik yang terjadi.
Menurut Rostow di samping perubahan seperti itu, pembangunan ekonomi
berarti pula sebagai suatu proses yang menyebabkan antara lain :
•
Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada
mulanya berorientasi pada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
•
Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga
yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil
•
Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan investasi
yang tidak produktif ( menumpuk emas, membeli rumah dan sebagainya)
menjadi investasi yang produktif.
•
Perubahan sikap hidup dan adat istiadat kurang merangsang pembangunan
ekonomi ( misalnya perubahan sikap yang tadinya kurang menghargai
waktu, kurang menghargai prestasi perorangan dan sebagainya ).
Rostow menyatakan bahwa pembangunan ekonomi mensyaratkan perubahan
secara multidimensional. Tidak mungkin pembangunan akan berlangsung
dengan sukses hanya dengan mengandalkan tenaga kerja, tehnologi dan
akumulasi modal tanpa adanya perubahan dalam pola pikir masyarakat,
termasuk di dalamnya jiwa entrepreunership yang harus terus ditumbuhkan dan
kemauan untuk menerima kemajuan – kemajuan tehnologi.
Secara rinci tahapan pembangunan menurut Rostow bisa ditunjukkan sebagai
berikut :
a. Masyarakat tradisional, dalam masyarakt ini tingkat produktivitas per
pekerja masih rendah dan sebagian besar bekerja di sektor pertanian dengan
41
struktur masyarakat yang feodalis, Sistem pemerintahan dalam tahapan ini
cenderung sentralistik.
b. Masyarakat parsyarat lepas landas. Masa ini merupakan transisi di mana
masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri ( self sustained growth ). Perubahan meliputi sistem politik,
struktur sosial, sistem nilai dalam masyarakat dan struktur ekonomi. Dalam
masa transisi ini peran sektor pertanian yang maju menjadi sangat penting
yaitu sebagai penyedia bahan pangan dan ketika produktifitas pasar
meningkat maka akan memperluas pasar.
c. Tahap Tinggal landas, pada tahap ini pertumbuhan ekonomi selalu terjadi.
Pertumbuhan mula – mula sangat cepat bahwa bisa menyerupai revolusi
politik, terciptanya kemajuan yang cepat dalam inovasi atau berupa
terbukanya pasar – pasar baru. Terjadi peningkatan investasi yang akan
mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional yang melebihi
pertumbuhan penduduk. Kondisi ini akan ditandai dengan meningkatnya
pendapatan perkapita yang sangat cepat. Ciri – ciri telah tercapainya tahapan
ini pada suatu negara adalah terjadinya kenaikan investasi sebesar 5 – 10 %
dari Net National Product, tumbuhnya industri yang akan menjadi leading
sector dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi, terciptanya suatu
kerangka politik, sosial
dan kelembagaan yang bisa menciptakan
pertumbuhan ekonomi.
d. Tahap menuju tingkat kedewasaan, yang dimasudkan oleh Rostow di sini
adalah masa di mana seluruh lapisan masyarakat menggunakan tehnologi
modern pada hampir semua kegiatan produksi. Pada saat ini leading sector
pada sisi industri akan berganti. Misalnya semula leading sectornya industri
tekstil, maka mungkin akan berganti dengan sektor industri yang lain.
e. Tahap konsumsi tinggi, pada masa ini produksi bukan lagi faktor utama,
namun digantikan dengan kesejahteraan masyarakat. Pada masa ini tujuan
masyarakat atau negara adalah (1) memperbesar kekuasaan atau pengrauh
ke luar negeri yang bisa berarti penjajah baik secara riil atau hanya
penjajahan ekonomi (2) menciptakan welfare state dengan mengusahakan
42
terciptanya pemerataan pendapatan kepada seluruh golongan masyarakat.
Pada kondisi ini kemiskinan yang ada adalah kemiskinan relatif. (3)
Meningkatkan konsumsi melebih kebutuhan pokok.
Tahapan pembangunan ekonomi menurut Rostow inilah yang banyak
diadopsi oleh negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia pada masa
pemerintahan orde baru. Banyak kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah mengacu pada teori Rostow antara lain periodesasi pertumbuhan,
gerakan keluarga berencana, dan pola pembangunan bertahap baik dalam jangka
pendek , 5 tahunan yang kemudian dikenal dengan PELITA, Pembanguna jangka
menengah dan pembangunan jangka panjang. Pada tahun 1996 sebelum
terjadinya krisis sebenarnya pemerintah sudah mencanangkan program untuk
mencapai tinggal landas pada tahun 2020 pada saat itu juga tercapai ZGP ( Zero
Growth Population ). Namun ternyata kemudian pola pembangunan dengan
periodesasi yang yang dilakukan oleh pemerintah orde baru tersebut gagal
mencapai tujuannya.
3. Mahzab Dependencia. Mahzab ini pertama kali dikembangkan di Amerika Latin (
1960 ), menyatakan bahwa keterbelakangan negara – negara berkembang (
khususnya Amerika Latin ) terjadi pada saat masyarakat parkapitalis bergabung
dengan
masyarakat
kapitalis,
sehingga
masyarakat
tersebut
kehilangan
otonominya dan menjadi masyarakat pinggiran yang terjajah oleh masyarakat
metropolitan. Daerah pinggiran hanya berfungsi sebagai penyedia bahan mentah
dan sebaliknya menjadi konsumen barang – barang jadi yang diproduksi negara
maju, sehingga bargaining power mereka menjadi lemah. Meskipun mahzab ini
berkembang di Amerika latin, namun terdapat ekonom di Indonesia yang
menggunakan kerangka berpikirnya antara lain Adi Swasono dan Sritua Arif.
Mereka menuding bahwa terjadinya keterbelakangan NSB salah satunya juga
disebabkan oleh kolonialisme dan kemudian kapitalisme yang diterapkan oleh
negara – negara maju, sehingga membatasi perkembangan NSB.
43
B. SASARAN PEMBANGUNAN
Berdasarkan berbagai definisi pembangunan, terdapat 3 sifat penting
yang harus terdapat dalam pengertian pembangunan yaitu 1. Suatu proses yang
berarti merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus. 2. Usaha untuk
menaikkan tingkat pendapatan per kapita. 3. Kenaikan pendapatan perkapita
tersebut berlangsung dalam jangka panjang.
Dalam praktek untuk mengukur pembangunan suatu negara ditunjukkan
dengan menggunakan laju pertambahan Produk Domestik Bruto. Memang hal
ini merupakan indikator paling mudah. Namun sebenarnya akan lebih lengkap
apabilapembangunan ditunjukkan dengan menggunakan indikator – indikator
yang lain meliputi :
1. Produksi nasional perkapita
2. Produk Domestik Bruto perkapita riil
3. Jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk
4. Tingkat kematian bayi pada saat dilahirkan
5. Tingkat harapan hidup pada saat kelahiran
6. Konsumsi kalori per kapita
7. Tingkat kelompok umur yang bersekolah
Dari ketujuh indikator tersebut, maka pembangunan ekonomi yang
dimaksudkan adalah pada pembangunan yang berkelanjutan ( suistanibility
development ). Pembangunan di sini bukan hanya mengejar faktor – faktor
material saja namun juga pembangunan yang lebih fundamental atau biasa
disebut dengan membangun manusia seutuhnya. Di Indonesia pembangunan
nasional secara tegas diartikan
usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Dalam
pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral serta etikanya. Muara
dari semua visi-visi tersebut. Adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat
secara menyeluruh.
Secara rinci sasaran – sasaran pembangunan yang mengacu pada
perkembangan manusia seutuhnya bisa ditunjukkan sebagai berikut :
44
1. Pertumbuhan pendapatan ( economic growth ) yang termasuk di dalamnya
pengertian peningkatan produksi nasional, produktifitas, peningkatan
pendapatan perkapita dan menekan laju pertumbuhan penduduk.
2. Distribusi pendapatan secara merata
sering disebut pembangunan dan
pemerataan hasil – hasilnya. Meskipun sering terjadi trade off atau dilema atas
tujuan pembangunan untuk mencapai tingkat pertumbuhan tinggi dengan
distribusi hasil – hasil pembangunan yang merata.
3. Menciptakan stabilitas ekonomi yang mantap, termasuk stabilitas
sosial
politik sebagai syarat terlaksananya pembangunan ekonomi.
4. Memperluas kesempatan kerja. Sasaran ini diharapkan semaksimal mungkin
akan menghilangkan pengangguran massal, kemiskinan struktural dan
kepincangan sosial.
5. Usaha untuk menaikkan tingkat konsumsi per kapita, termasuk di dalamnya
untuk memenuhi kebutuhan pokok ( basic needs) rakyat banyak baik yang
bersifat material maupun non material, sebagai upaya untuk menanggulangi
kemiskinan massal.
6. Memperluas tingkat dan kualitas pendidikan sehingga bisa menghasilkan
tenaga kerja yang terdidik dan terlatih
7. Mengembangkan daerah – daerah terbelakang ( termasuk penduduknya ),
untuk menghilangkan ketimpangan pembangunan kota dan desa, sehingga
akan mengurangi atau bahkan mencegah arus urbanisasi
8. Mendirikan industri – industri strategis
9. Sebagai usaha untuk mengubah struktur
perekonomian dalam negeri
sehingga bisa memiliki daya saing yang tinggi, yaitu dengan usaha berdikari
( self reliance ) dan mengurangi ketergantungan pada luar negeri.
10. Memperbaiki
tata
hubungan
ekonomi
internasional,
terutama
pada
hubungan ekonomi antara negara – negara yang maju dengan negara –
negara yang sedang berkembang yang lebih adil dan harmonis.
11. Lebih memperhatikan masalah keseimbangan ekonlogi dalam pembangunan
ekonomi antara negara – negara yang maju dengan negara – negara yang
sedang berkembang yang lebih adil dan harmonis.
12. Lebih memperhatikan masalah keseimbangan ekologi dalam pembangunan
ekonomi terutama masalah pencemaran lingkungan dan terbatasnya sumber
- sumber alam.
45
Sasaran – sasaran pembangunan tersebut sering tidak bisa tercapai secara
bersama – sama sekaligus bahkan ada kalanya terjadi trade off ketika salah satu
sasaran pembangunan dijadikan prioritas utama. Namun minimal sasaran –
sasaran
tersebut bisa digunakan sebagai acuan bagi pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan.
D. PEMBANGUNAN DAN KEMISKINAN
Pembangunan ekonomi dan kemiskinan merupakan hal yang saling
terkait. Bagi Negara-negara berkembang pembangunan ekonomi yang ditujukan
untuk mengatasi persoalan kemiskinan malah seringkali menciptakan proses
kemiskinan (poverty trap) itu sendiri. Hal ini sangat terkait dengan kesalahan
memilih model pembangunan maupun kesalahan akibat kelalaian dalam
mengelola pembangunan itu sendiri.
Negara – negara yang masih miskin atau berkembang kondisi ekonomi
masyarakatnya ditunjukkan sebagai berikut :
1. Tingkat hidup rendah dengan ciri pendapatan rendah, ketimpangan tinggi
dan pendidikan serta kesehatan rendah
2. Produktivitas SDA dan SDM rendah
3. Pertumbuhan
penduduk
tinggi
sehingga
menciptakan
tingkat
ketergantungan penduduk yang tinggi pula
4. Pengangguran tinggi
5. Ketergantungan pada pertanian dan produk primer
4. Adanya ketergantungan terhadap pihak asing karena hutang negara yang
tinggi.
Kemiskinan
absolut
di
negara
yang
berkembang
sulit
untuk
dihilangkan, terutama disebabkan oleh faktor – faktor
1. Laju pertumbuhan ekonomi secara makro yang lambat. Dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang lambat maka peluang kerja tidak bisa tumbuh
dengan cepat sehingga penyerapan tenaga kerja juga lambat. Hal ini
mempunyai konsekwensi kesempatan masyarakat untuk keluar dari
kemiskinan juga sempit. Di banyak negara yang sedang berkembang,
termasuk Indonesia, lambatnya pertumbuhan ini
ditambah dengan
keputusan politik yang lebih menguntungkan kelompok ekonomi kuat.
46
Pertumbuhan ekonomi dengan sistem trickle down effect juga menyebabkan
ketimpangan dalam masyarakat semakin tinggi.
2. Pola pertumbuhan yang kurang bersahabat dengan masyarakat miskin.
Kebijakan – kebijakan yang diterapkan pemerintah cenderung urban biased,
kebijakan ini kurang menguntungkan bagi petani dan masyarakat pedesaan
yang masih kurang dalam menangkap kebijakan dengan alih tehnologi.
3. Kegagalan
pemerintah
dalam
menciptakan
peluang
kerja.
Dalam
pembangunan pilihan efisiensi dengan mengandalkan padat modal melalui
pemanfaatan mesin – mesin dengan tehnologi tinggi secara nyata
bertentangan dengan pemerataan kesempatan kerja yang seharusnya bersifat
padat karya. Mekanisme pasar yang digagas untuk pertumbuhan ekonomi
secara cepat ini sering tidak mampu menyediakan barang – barang publik
yang merupakan kebutuhan dasar ( basic needs )
seperti pendidikan,
kesehatan dan prasarana dasar yang lain.
Kemiskinan sebagai masalah nasional, tidak dapat hanya diselesaikan
oleh pemerintah melalui berbagai kebijaksanaan pembangunan, tetapi juga harus
menjadi tanggung jawab bersama bagi semua pelaku pembangunan termasuk
masyarakat itu sendiri. Kunci pemecahan masalah kemiskinan adalah memberi
kesempatan kepada penduduk miskin untuk ikut serta dalam proses produksi
dan kepemilikan aset produksi.
E. PEMBANGUNAN MANUSIA
United Nations Development Program ( UNDP ) dalam laporan Human
Development Report pada tahun 1990 menyatakan bahwa “Manusia adalah asset
bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan
lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur
panjang, sehat dan menjalankan kehidupan secara produktif. Hal Ini tampaknya
merupakan suatu kenyataan sederhana, tapi hal ini sering kali terlupakan oleh
berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan kekayaan.”
Laporan ini secara jelas menyatakan bahwa tujuan pembangunan adalah
menempatkan manusia sebagai tujuan akhir
dari pembangunan dan bukan
sebagai alat untuk mencapai pembangunan itu sendiri. Berbeda dengan konsep
pembangunan yang memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi,
47
dengan
asumsi
bahwa
pertumbuhan
ekonomi
pada
akhirnya
akan
menguntungkan manusia, pembangunan manusia memperkenalkan konsep
yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang
dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua tahap
pembangunan.
Perhatian pembangunan manusia tidak hanya terfokus pada laju
pertumbuhan ( ekonomi ) tetapi juga pada aspek pendistribusiannya. Jadi bukan
hanya masalah berapa besar pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan yang
seperti apa. Perhatian harus lebih ditujukan pada struktur dan kualitas dari
pertumbuhan
untuk
menjamin
bahwa
pertumbuhan
diarahkan
untuk
mendukung perbaikan kesejahteraan manusia baik bagi generasi sekarang
maupun generasi mendatang. Perhatian utama dari kebijakan pembangunan
haruslah ditekankan pada bagaimana keterkaitan tersebut dapat diciptakan dan
diperkuat.
Pembangunan
manusia memperluas pembahasan tentang konsep
pembangunan dari diskusi tentang cara – cara ( pertumbuhan PDB ) ke diskusi
tentang
tujuan
akhir
dari
pembangunan.
Pembangunan
manusia
juga
merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat, dan
meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling
pembangunan.
Sebagaimana dinyatakan di dalam Human Development Report tahun
1990, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan
– pilihan yang dimiliki manusia. Di antara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang
terpenting
adalah untuk
berumur
panjang
dan sehat,
untuk
berilmu
pengetahuan dan untuk mempunyai akses terhadap sumber daya yang
dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Di antara pilihan lain yang tak kalah
pentingnya adalah kebebasan politik, jaminan atas hak asasi dan harga diri.
Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan
peningkatan kemampuan manusia, seperti meningkatkan kesehatan dan
pendidikan. Pembangunan manusia juga mementingkan apa yang bisa
dilakukan oleh manusia dengan kemampuan yang dimilikinya. Pembangunan
manusia harus menyeimbangkan berbagai aspek tersebut.
Pembangunan manusia mempunyai empat elemen yaitu produktifitas,
pemerataan,
keberlanjutan
dan
pemberdayaan.
Dengan
peningkatan
48
kemampuan, kreatifitas dan produktifitas manusia akan meningkat sehingga
mereka akan menjadi agen pembangunan yang efektif. Secara detail empat
elemen tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut :
a.
Produktifitas,
manusia
produktifitasnya
dan
harus
berkemampuan
berpartisipasi
penuh
untuk
dalam
meningkatkan
proses
mencari
penghasilan dan lapangan kerja. Oleh karenanya, pertumbuhan ekonomi
merupakan bagian dari model pembangunan manusia.
b.
Pemerataan, setiap orang harus memiliki kesempatan yang sama. Semua
hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan
sehingga semua orang dapat berpatisipasi dan mendapatkan keuntungan
dari peluang yang tersedia.
c.
Keberlanjutan, akses terhadap peluang/ kesempatan harus tersedia bukan
hanya untuk generasi sekarang tapi juga untuk generasi yang akan datang.
Semua bentuk sumber daya fisik, manusia, alam harus dapat diperbaharui.
d.
Pemberdayaan, Pembangunan harus dilakukan oleh semua orang, bukan
semata – mata dilakukan untuk semua orang. Sehingga setiap orang harus
berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan dan proses yang
mempengaruhi kehidupan mereka.
( UNDP, 1995 )
49
Download