8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Sectio Caesarea 1. Pengertian Sectio

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sectio Caesarea
1. Pengertian Sectio Caesarea
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak
pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 2010).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amru
sofian, 2012).
Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.
2. Jenis – jenis Sectio Caesarea
a. Sectio Caesarea klasik / korporal yaitu dengan melakukan sayatan
vertikal sehingga meungkinkan ruangan yang lebih baik untuk jalan
keluar bayi.
b. Sectio Caesarea Ismika / Profundal(low servical dengan insisi bawah
rahim). Dilakukan dengan sayatan melintang konkat pada segmen
bawah rahim
c. Sectio Caesarea ekstraperitonealis yaitu tanpa membuka peritoneum
parietalis dengan demikian tidak membuka cavum abdominal.
d. Sectio Caesarea vaginal
e. Histerektomi Caesarian
8
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9
3. Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi Sectio Caesarea dibedakan menjadi 3 macam (Rasyidi,
2009) yaitu indikasi mutlak, indikasi relatif dan indikasi sosial :
a. Indikasi mutlak
a. Indikasi Ibu
a) Panggul sempit absolut
b) Kegagalan
melahirkan
secara
normal
karena
kurang
adekuatnya stimulasi
c) Tumor – tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi
d) Stenosis servik atau vagina
e) Plasenta previa
f) Disproporsi sefalopelfik
g) Rupture uteri membakar
b. Indikasi Janin
a) Kelainan letak
b) Gawat janin
c) Propapsus plasenta
d) Perkembangan bayi yang terhambat
e) Mencegah hipoksia janin misalnya karena preeklamsia
f) Bayi besar (Berat Badan Lahir lebih dari 4,2 kg)
b. Indiasi Relatif
1) Riwayat seksio sesarea sebelumnya
2) Presentasi bohong
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
10
3) Distosia
4) Fetal distress
5) Preeklamsia berat, penyakit kardoavaskuler dan diabetes
6) Ibu dengan HIV positif sebelum inpartu
c. Indikasi Sosial
1) Wanita
yang
takut
melahirkanberdasarkan
pengalaman
sebelumnya.
2) Wanita yang ingin seksio sesarea eletif karena takut bayinya
mengalami cidera atau asfiksia selama persalinan atau mengurangi
kerusakan berdasarkan panggul.
3) Wanita yang takut terjadi perubahan pada tubuhnya atau sexuality
image setelah melahirkan.
4. Keuntungan Sectio Caesarea
Operasi Caesarea lebih aman dipilih dalam menjalani proses
persalinan karena telah menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan
melahirkan jalan lahir tidak teruji dengan dilakukannya sectio caesarea,
yaitu bilamana didiagnosa panggul sempit / fetal distress, didukung
dengan pelvimetri. Bagi ibu yang paranoid terhadap sakit, maka sectia
caesarea pilihan yang tepat dalam menjalani proses persalinan, karena
diberi anastesi / penghilang rasa sakit. (Fauzi, 2007)
5. Kerugian Sectio Caesarea
Operasi Sectio Caesarea merupakan prosedur medis yang mahal
dan mempunyai resiko, antara lain :
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11
a. Bagi janin
Resiko Sectio Caesarea bagi janin menurut Dimas (2010) antara lain,
yaitu ;
1) gangguan pernafasan
2) rendahnya sistem kekebalan tubuh
3) rentan alergi
4) terpengaruh anastesi
5) minim peluang imsiasi menyusui dini
b. Resiko pada ibu
1) Resiko jangka pendek
a) Infeksi pada bekas jahitan
b) Infeksi rahim
c) Keloid
d) Cedera pembuluh darah
e) Cedera pada kandung kemih
f) Perdarahan
2) Resiko Jangka Panjang
a) pelekatan organ bagian dalam
b) Pembatasan kehamilan
3) Resiko Persalinan selanjutnya
a) Sobeknya jahitan rahim
b) Pengerasan plasenta
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12
6. Penatalaksanaan Medis post op sectio caesarea secara singkat :
a. Awasi Tanda –Tanda Vital sampai pasien sadar
b. Mobilisasi decara dini dan bertahap
c. Atasi nyeri yang ada
d. Pemberian cairan dan diit
e. Jaga kebersihan luka operasi
f. Berikan obat antibiotik dan analgetik (Mochtar, 2002)
7. Discharge Planning
1. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih satu tahun
2. Kehamilan selanjutnya hendaknya diawasi dengan pemeriksaan
antenatal yang baik
3. Dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit yang benar
4. Lakukan perawatan post operasi sesuai arahan tenaga medis selama di
rumah
5. Jaga kebersihan diri
6. Konsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
8. Komplikasi
Komplikasi menurut (Mochtar, 2002)
a. Infeksi puerporeal (nifas)
1) Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Sedang, dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehirasi
dan perut sedikit kembung
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
3) Berat, dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering
kita jumpai pada partus terlantar, dimana sebelumnya telah terjadi
infeksi intrapartal karena ketuban telah pecah terlalu lama.
b. Perdarahan disebabkan karena :
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2) Atonia uteri
3) Perdarahan pada plancental bled
c. Luka kandung kemih, emboli baru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonealisasi terlalu tinggi.
d. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang
9. Etiologi
Tindakan operasi Sectio Caesare dilakukan apabila tidak
memungkinkan dilakukan persalinan pervagina karena mempunyai resiko
pada ibu dan janin. Dengan pertimbangan hal – hal yang perlu tindakan
sectio caesarea seperti proses persalinan lama / kegagalan proses
persalinan normal. (Saifudin, 2002).
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
10. Anatomi dan Fisiologi
a. Organ Genetalia Interna
Gambar 1.1 : gambar genetalia interna wanita
Secara umum alat reproduksi wanita terbagi atas dua bagian
yaitu terdiri dari alat kelamin bagian dalam dan alat kelamin bagian
luar. (Manuaba, 2012).
1) Alat kelamin bagian dalam
a) Vagina (saluran senggama)
Vagina merupakan saluran muskula membranase yang
menghubungkan rahim dengan dunia luar, bagian ototnya
berasal dari otot levatorani dan otot sfingterani sehingga dapat
dikendalikan dan dilatih.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15
b) Rahim (Uterus)
Bentuk uterus seperti buah pir dengan berat sekitar 30
gram terletak dipanggul kecil diantara rektum (bagian usus
sebelum dubur) dan di depannya terletak kandung kemih.
c) Tuba Fallopi
Adalah saluran spermatozoa
terjadinya
pembuahan,
menjadi
dan ovum, tempat
saluran
dan
tempat
pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu menanamkan
dari pada lapisan rahim.
d) Indung Telur (Ovarium)
Merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama
sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam pengaturan
proses menstruasi.
e) Parametrium
Merupakan
lipatan
peritonium
dengan
berbagai
penebalan yang menghubungkan rahim dengan tulang panggul.
2) Organ Genetalia Eksterna
Ganbar 1.2 : gambar genetalia eksterna wanita
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16
a) Mons Veneris
Mons veneris disebut juga gunung venus,merupakan
bagian yang menonjol dibagian depan simfisis, terdiri dari
jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa
tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.
b) Bibir besar (labia mayora)
Labia mayora kelanjutan dari mons veneris, bentuknya
lonjong. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk
perineum. Permukaan terdiri dari :
(1) Bagian luar : tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan
dari rambut pada mons veneris.
(2) Bagian dalam : tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak)
c) Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan di bagian dalam bibir besar, tanpa
rambut.
c) Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga
sangat sensitif saat berhubungan seks.
d) Vestibulum
Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan –
kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang
pertemuan labia minora.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17
e) Himen
Himen merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian
lubang vagina luar. Pada saat hubungan seks pertama himen
akan robek dan mengeuarkan darah. Setelah melahirkan himen
merupakan tojolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis.
3) Konsep Nifas
a) Pengertian Nifas
Nifas adalah pemulihan kembali kondisi fisik dan
psiologis setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta. (Ball
1994,Hytten 1995). Yang diharapkan pada periode 6 minggu
setelah melahirkan adalah semua sistem dalam tubuh ibu akan
pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada
keadaan sebelum hamil (Beischer dan Mackay 1986,
Curningham, et.,al, 1933).
Menurut Saifudin (2006) masa nifas adalah dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan
kembali seperti sebelum hamil. Masa yang berlangsung kira –
kira 6 minggu.
Pada kesimpulannya masa nifas adalah masa pulih
kembali organ –organ reproduksi seperti sebelum hamil,
dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira – kira setelah 6
minggu. Akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih setelah 3
bulan.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18
b) Tujuan Perawatan Masa Nifas
Asuhan masa nifas bertujuan menjaga kesehatan ibu
dan bayi baik fisik maupun psikis, melaksanakan skrining yang
komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau berujuk
jika terjadi komplikasi pada ibu dan bayi, memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi,
perawatan bayi agar tetap sehat, dan memberikan pelayanan
keluarga berencana (KB) (Juraida dkk, 2013)
c) Perubahan fisiologis masa nifas
Menurut Prawirohardjo (2006) selama masa nifas ibu
akan mengalami beberapa perubahan pada tubuhnya, antara
lain :
(1) Retrogresif
Yaitu
perubahan
sistem
reproduksi
(involui/
pulihnya kembali kembali alat kandungan ke keadaan
sebelum hamil) dan sistemik.
(2) Uterus
Pada kala tiga TFU setinggu umbilikus dan beratnya
1000 gram. Selama 7 – 10 hari pertama mengalami involusi
dengan cepat. Post natal 12 hari sudah tidak dapat diraba
melalui abdomen, selama 6 minggu ukuran seperti sebelum
hamil setinggi 8 cm dengan berat 50 gram. Involusi
disebabkan oleh :
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19
(a) Kontraki dan retaksi serabut otot uterus yang terus –
menerus sehingga terjadi kompresi pembuluh darah
yang menyebabkan anemia setempat dan akhirnya
menjadi iskemia,
(b) Otolisis
Sitoplasma yang berlebihan akan dicerna sendiri
sehingga tinggal jaringan fibro-elastik.
(c) Atrofi
Jaringan yang berproliferasi dengan adanya estrogen
kemudian
mengalami
atrofi
akibat
penghentian
produksi estrogen.
(3) Lochea
Yaitu darah dan jaringan desidua yang keluarnya
dari dalam uterus. Adapun jenis – jenis dari Lochea :
(a) Rubra (hari 1-4) jumlahnya sedang, berwarna merah,
terutama lendir dan darah.
(b) Sanguinolenta berwarna coklat, terdiri dari cairan
campur darah.
(c) Serosa (hari 4-8) jumlah berkurang dan berwarna merah
muda.
(d) Alba (8-14) jumlahnya sedikit, berwarna putih atau
hampir tidak berwarna.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20
(4) Servik
Setelah persalinan ostrium eksterna dapat dimasuki
2-3 jari tangan, setelah 6 minggu serviks menutup.
(5) Vulva dan Vagina
Beberapa hari setelah persalinan vulva dan vagina
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu akan kembali
dlam keadaan tidak hamil.
(6) Perineum
Setelah melahirkan perineum menjadi kendor
karena terenggang oleh tekanan kepada tekanan bayi yang
bergerak maju. Pada post natal hari ke-6, sudah kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendor dari
pada keadaan sebelum melahirkan.
(7) Payudara
Menjadi lebih besar, lebih kencang, nyeri tekan
sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta
dimulainya laktasi.
(8) Traktus Urinarius
Buang air kecil sulit selama 24 jam pertama. Urin
dalam jumlah banyak dihasilkan dalam waktu 12-36 jam
post partum. Ureter akan kembali normal dalam waktu 6
minggu.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21
(9) Sistem Gastrointestinal
Konstipasi umumnya umumnya terjadi selama
periode pasca partum awal karena penurunan tonus otot,
rasa tidak nyaman pada perineum atau luka bekas jahitan,
dan kecemasan. Pada ibu yang habis melahirkan cepat
merasa lapar dan mentolenransi dengan diit yang ringan.
Kebanyakan ibu –ibu merasa lapar setelah pulih penuh dari
analgetik, anastesi dan kelelahan meminta makanan dengan
porsi dobel dan mengemil adalah umum.
(10) Sistem Kardiovaskuler
(a) Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada
beberapa fakta variable untuk contoh, kehilangan darah
secara persalinan.
(11) Hormonal
(a) Prolaktin
:
diproduksi
hipofise
anterior
untuk
memproduksi ASI, meningkat saat putting dirangsang
oleh penghisapan bayi, menyebabkan amenorea.
(b) Oksitosin : merangsang kontraksi myoepitel sehingga
terjadi ejeksi dan ASI keluar, menyebabkan kontraksi
uterus
yang
membantu
involusi
dan
mencegah
perdarahan post partum.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22
(12) Laktasi
Laktasi
dapat
diartikan
pembentukan
dan
pengeuaran air susu ibu. Laktasi terjadi pada organ
payudara yang terdiri dari15-24 lobus, dimana masing –
masing lobus terdiri dari sel – sel acini yang mampu
menghasilkan air susu ibu. Saluran pada masing – masing
lobus disebut duktur laktoferoton.
Keuntungan bayi dengan minum air susu ibu, air
susu ibu sesuai dengan kebutuhannya dan daya alat
pencernaan :
(a) Bebas dari kumsn penyakit
(b) Berisi zat – zat makanan, protein, mineral dan vitamin
– vitamin sesuai dengan kebutuhan anak untuk
pertumbuhannya.
(c) Bayi akan merasa aman dan tentram,
merasa
mendapatkan perhatian dan kasih sayang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan
dan pengeluaran air susu ibu :
(a) Faktor anatomis dan buah dada
(b) Faktor fisiologis (hormon endokrin) makanan yang
dimakan ibu yang sedang menyusui tidak secara
langsung mempengaruhi kualitas air susu ibu.
(c) Faktor istirahat
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23
(d) Faktor isapan anak
(e) Faktor obat – obatan
d) Perubahan Psikologis
Menurut Reva Rubin dan Stright (2004) ada 3 tahap
transisi
ke
peran menjadi
orang tua
selama
periode
pascapartum, yaitu :
1) Periode taking in
Selama 1-2 hari persalinan, sikap ibu pasif dan
bergantung. Keehatan ibu bergantung pada tanggung jawab
orang lain untuk kebutuhan akan rasa nyaman, istirahat,
makan, dan kedekatan hubungan keluarga.
2) Periode taking Hold
Periode ini berlangsung 2-4 hari setelah melahirkan.
Ibu menaruh perhatian pada kemampuannya untuk menjadi
orang tua yang berhasil dan menerima peningkatan
tanggung jawab terhadap bayinya.
3) Periode letting Go
Setelah kembali kerumah, ibu menerima tanggung
jawab unutk perawatan bayinya, ia harus berdaptasi
terhadap
kebutuhan
ketergantungan
bayinya,
dan
beradaptasi terhadap penurunan otonomi, kemandirian dan
interaksi sosial.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24
B. Induksi Persalinan
1. Pengertian Induksi
Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk
merangsang
timbulnya
kontraksi
rahim
agar
terjadi
persalinan.
(Wiknjosastro, 2006).
Induksi persalinan adalah suatu upaya memulai proses persalinan
(dari tidak adanya tanda – tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi
ada.). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah
keluarnya bayi dari rahim secara normal. (Darmayanti, 2009)
Jadi induksi gagal adalah gagalnya membuat tindakan proses
persalinan/ merangsang timbulya kontraksi rahim ibu untuk terjadi
persalinan.
2. Teknik Induksi
Ada 2 cara yang biasa dilakukan oleh dokter untuk melalui proses
induksi, yaitu kimia dan mekanik. Namun pada dasarnya kedua cara ini
dilakukan untuk mengeluarkan hormon prostaglandin yang berfungi
sebagai zat penyebab otot rahim berkontraksi. Secara kimia biasanya
akan diberikan obat –obatan khusus dengan cara ada yang diberikan
dengan diminum, dimasukkan kedalam vagina, diinfuskan. Biasanya tak
lama setelah salah satu cara kimia itu dilakukan akan merasakan
datangnya kontaksi. Sedangkan cara mekanik biasanya dilakukan dengan
sejumlah cara seperti menggunakan metode stripping, pemasangan balon
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25
kateter (oleh kateter voley) dimulut rahim, serta memecahkan ketuban
saat persalinan sedang berlangsung.
3. Indikasi persalinan induksi
a. Indikasi janin
1) kehamilan lewat waktu
2) ketuban pecah dini
3) janin mati
b. Indikasi Ibu
1) kehamilan dengan hipertensi
2) kehamilan dengan diabetes mellitus
4. Kontra Indikasi
a. malposisi dan malpresentasi janin
b. insufisiensi plasenta
c. disproporsi sefalopelfik
d. cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesarea, enukleasi
miom
e. grande multipara
f. gemeli
g. distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion
h. plasenta previa
5. Patofisiologi
Induksi persalinan terjadi akibat kehamilan lewat waktu, adanya
penyakit penyerta yang menyertai ibu misalnya hipertensi dan diabetes,
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26
kematian janin, ketuban pecah dini. Menjelang persalinan terdapat
penurunan prosgesteron, peningkatan oksitoksin tubuh, dan reseptor
terhadap oksitoksin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap
rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim
tidak sensitif terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau
kelainan pada rahim. Kekhawatiran dalam menghadapi kehamilan lewat
waktu adalah menigkatnya resiko kematian dan kesakitan perinatal. Fungsi
plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian
mulai menurun setelah 42 minggu, ini dapat dibuktikan dengan adanya
penurunan kadar estriol plasentallaktogen.
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang terjadi pada induksi persalinan adalah
kontraksi akibat induksi mungkin terasa lebih sakit karena mulainya
sangat mendadak sehingga mengaibatkan nyeri. Adanya kontraksi rahim
yang berlebihan, itu sebabnya induksi harus dilakukan dalam penawasan
ketat dari doketr yang menangani. Jika ibu merasa tidak tahan dengan rasa
sakit yang ditimbulkan, biasanya dokter akan menghentikan proses induksi
kemudian operasi caesar.
7. Komplikasi
Induksi persalinan dengan memberikan oksitosin dalam infus
intravena jika perlu memecahkan ketuban, cukup aman bagi ibu apabila
syarat – syarat dipenuhi. Kematian perinatal agak lebih tinggi dari pada
persalinan spontan, akan tetapi hal ini mungkin dipengaruhi pula oleh
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
keadaan yang menjadi indikasi untuk melakukan induksi persalinan.
Kemunginan bahwa induksi persalinan gagal dan perlu dilakukan seksio
sesarea, harus selalu diperhitungkan.
C. Kehamilan Postterm
1. Pengertian
Kehamilan postterm, disebut juga kehamilan serotinus,
kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, pronolonged pregnancy,
extended pregnancy, postdate/ post datisme atau pascamaturitas, adalah :
kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih,
dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan
siklus haid rata – rata 28 hari (WHO 1977, FIGO 1986).
Kehamilan postterm yaitu persalinan dengan umur kehamilan 42
minggu atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus
neagle dengan siklus haid rata – rata 28 hari (candranita, 2008).
2. Etiologi
Seperti halnya bagaimana halnya terori persalinan, sampai saat ini
sebab kehamilan postterm belum jelas. Bahwa terjadinya kehamilan
postterm sebagai akibat dari gangguan terhadap timbulnya persalinan
(Hanifa, 2010).
3. Faktor Predisposisi
a. Rata – rata kehamilan 280 hari terhitung dari hari pertama haid
terakhir dengan rumus neagle : bulan kurang dari 3 dari ditambah 7
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
28
untuk memperoleh tanggal taksiran persalinan. Menentukan tanggal
yang tepat membutuhkan pemeriksaan fisik, riwayat haid dan
parameter lainnya (James, DKK, 2002).
b. Pada postterm insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta
dibawah normal sehingga transpor kalsium tak terganggu dan glukosa
menurun sehingga pengangkutan molekul tinggi seperti asam amino,
lemak mengalami gangguan sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin intrauterin (Feryanto, 2011).
c. Keadaan umur ibu yang terlalu muda atau dimana alat –alat reproduksi
belum matang.
d. Menurut Sulaiman S, Djamhoer M, Firman (2004) bahwa faktor
predisposisi dari kehamilan postterm salah satunya adalah ibu
primigravida muda karena kadar hormon progesteron tidak cepat turun
walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oxytosin berkurang.
e. Pada saat menjelang persalinan hormon progesteron tidak cepat turun
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin yang dapat menimbulkan
otot rahim berkurang (Hanifa Wiknjosastro, 2007).
f. Rendahnya kadar corisol pada darah bayi sehingga kerentanan akan
stress merupakan faktor tidak timbulnya his (Hanifa Wiknjosastro,
2007)
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
29
g. Hipertensi adalah penyakit yang salah satunya disebabkan oleh pola
makan ibu yang berlebihan yang dapat menimbulkan komplikasi yaitu
bayi terlalu besar atau makrosomia (Hanifa Wiknjosastro, 2007).
4. Patologi
a. Pada saat menjelang persalinan hormon progesteron tidak cepat turun
sehingga
kepekaan
uterus
terhadap
oksitoksin
yang
dapat
menimbulkan kontraksi otot – otot rahim berkurang (Hanifa, 2007).
b. Mengakibatkan tidak adanya kontraksi dari janin untuk memulai
proses persalinan
c. Bila kehamilan postterm di rencanakan untuk tidak segera dilahirkan,
mempunyai keyakinan bahwa janin dapat hidup teris didalam
lingkungan intrateuterin.
5. Tanda dan gejala
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang,
yaitu secara subjektif kurang dari 7 kali/ 20 menit atau secara obyektif
dengan kardiotografi kurang dari 10 kali / 20 kali (Taufan, 2010).
b. Pada bayi akan ditemukan tanda – tanda lewat waktu (postterm) yang
terbagi menjadi :
1) Stadium I : kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
2) Stadium II : seperti stadium I serta pewarnaan mekonium
(kehijauan) dikulit.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
30
3) Stadium III : seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada
kuku, kulit dan tali pusat
4) Berat badan ibu turun dan lingkar perut mengecil dan air ketuban
berkurang.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Sitologi vagina : indeks kariopiknotik meningkat (> 20%)
b. Foto Rontgen : melihat inti penulangan terutama pada os kuboid,
proximal tibia dan bagian distal femur
c. USG : menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajad maturitas
palsenta, besarnya janin, keadaan janin.
d. Kardiotografi : menilai kesejahteraan janin (raektif atau tidak reaktif)
maupun CST aa9 negatif atau positif).
e. Amnioskopi : warAmnioskopi : warna air ketuban
7. Komplikasi
Komplikasi pada persalinan dapat terjadi pada ibu dan janin
menurut Varney (2007) antara lain :
a. Pada ibu
Mengakibatkan persalinan traumatis / perdarahan post partum
dan ibu menjadi cemas karena kehamilan yang melewatii tafsiran
persalinan.
b. Pada janin
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
31
Makrosomia,
insufisiensi
plasenta
(pertumbuhan
janin
terhambat oligohidramnion (terjadi kompresi tali pusat, keluar
mekonium), cacat bawaan, dan kematian janin.
8. Penatalaksaan Persalinan Postterm
a. Penatalaksanaan persalinan postterm dengan stimulasi persalinan.
Stimulasi persalinan dapat dilakukan dengan teknik farmakologis,
teknik mekanik, dan teknik pemberian oksitoksin intravena.
1) Teknik farmakologi terdiri dari :
a) Prostaglandin
E2
aplikasi
lokal
gel
praostaglandin
(dipnosroton) banyak digunaka untuk mematangkan serviks.
Pemakaian prostaglandin E2 dosis rendah meningkatkan
keberhasilan
induksi,
mengurangi
insiden
persalinan
berkepanjangan, dan mengrangi dosis oksitoksin maksimal dan
total.
b) Prostaglandin E1, misoprostol adalah suatu prostaglandin E1
sintatin dan saat ni tersedia dalam sediaan tablet 100 untuk
mencegah alkuspeptikum.
c) Misoprostol vagina, tablet yang dimasukkan kedalam vagina
d) Misoprostolvaginal
per
oral
memiliki
efektifitas
untuk
mematangkan persalinan dengan pemberian intrvaginal.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
32
2) Teknik mekanisme terdiri dari :
a) Dilator serviks higroskopis
Insisi pembukaan serviks dengan dilator serviks
osmotik higroskopik telah lama diterima sebagai metode yang
efektif sebelum dilakukan terminasi kehamilan.
b) Pelucutan selaput ketuban
Induksi persalinan dengan “melucuti” (striping) atau
“menyisir" (sweeping) selaput ketuban merupakan praktik yang
sering dilakukan. Pelucutan selaput ketuban merupakan
tindakan yang aman dan berkaitan dengan penurunan insidensi
gestasi posmatur.
3) Apabila berhasil lakukan persalinan spontan pervaginan (Bantuk,
2007)
a) Indikasi pada pemberian induksi :
(1) Indikasi ibu
(2) pre eklamsi / eklamsi
(3) pendarahan antepartu
(4) KDP umur kehamilan >36 minggu
(5) Hidramnion akut
(6) Kehamilan postterm
b) Indikasi pada janin
(1) Diabetes mellitus
(2) Kematian intra uteri
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
33
(3) Serotinus
(4) Fetus yang terlalu besar
Kontraindikasi :
a) Mutlak
(1) CPD
(2) Tumor yang menghalangi jalan lahir
(3) Kelainan letak : lintang, sungsang letak kaki
(4) Kelainaan presentasi : muka, dahi
(5) Bekas SC dengan persangkaan CPD
(6) Bekas myomectomi
(7) Gameli anak 1 dengan kelainan letak
b) Relatif
(1) Grande multi
(2) Bekas SC
c) Induksi akan memiliki kemungkinan berasil lebih besar pada :
(1) Pengawasan baik
(2) Presetasi belakang kepala
(3) Kehamilan hampir / aterm
(4) Cerviks cukup matang
(5) Kepala telah masuk PAP
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
34
d) Tindakan operasi sectio caesarea dapat dipertimbangkan pada :
(1) Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum
matang
(2) Pembukaan yang belum matang
(3) Persalinan lama
(4) Terjadinya tanda gawat janin
(5) Primigravida tua
(6) Kematian janin dalam kandungan
(7) Pre eklamsi
(8) Hipertensi menahun
(9) Infertilitas
(10) Kesalahan letak janin (Bantuk HT, 2007).
Tujuan dilakukannya sectio caesarea adalah :
(1) Mengatasi disproporsi sefalo pelvik dan aktifitas uterus
yang abnormal
(2) Mempercepat kelahiran untuk keselamatan ibu dan janin
(3) Mengurangi trauma janin (misalnya presentasi bokong,
prematur kecil) dan infeksi janin (misalnya resiko tertular
infeksi herpetik atau HIV
(4) Mengurangi resiko pad ibu (misalnya gangguan jantung
tertentu, lesi intrakranial / keganasan servik)
(5) Memungkinkan ibu untuk menjalankan pilihan sesuai
keyakinan.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
D. Pathways
Hamil
Hamil Postterm
Persalinan induksi
Gagal induksi
Post sectio caesarea
Efek anastesi
Penurunan otot
abdomen
konstipasi
mual /muntah
Resiko ketidak
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
penurunan
luka insisi
fisiologi nifas
Kekuatan otot
Sistem repsroduksi
Nyeri akut
Intoleransi
aktifitas
Resiko
infeksi
Laktasi
Peningkatan prolaktin
Duktus terisi ASI
Sumber : Doengoes (2001), Nanda (2012)
ASI keluar
35
ASI tidak keluar
Ketidakefektifan menyusui
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
36
E. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Identitas Klien
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan,
diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no RM, dan
alamat.
b. Identitas Penanggung jawab
Nama, umur, agam , pendidikan, pkerjaan, suku dan alamat.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian
b. Riwayat kesehatan sekarang
Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan, sampai dirumah
sakit, hingga saat dilakukan pengkajian tindakan yang dilakukan
sebelumnya, dan pengobatan yang didapat setelah masuk RS.
c. Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus mens, banyaknya haid yang keluar keteraturan
mens, lamanya, keluhan yang menyertai.
d. Riwayat obstetri
Kaji tanggal partus, jenis partus
e. Riwayat keluarga berencana
KB klien, jenis kontrasepsi yang digunakan sejak kapan
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
37
f. Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan penyakit yang pernah dialami
g. Riwayat pernikahan
Kaji usia pernukahan, lamanya pernikahan
h. Riwayat seksual
Kaji usia pertama kali melakukan hubungan seks
i. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
j. Riwatyat kebiasaan sehari – hari
1) Personal hygiene, kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi
keadaan kulit, rambut, mulut dan gigi, vulva hygiene.
2) Pola makan
Kebiasaan makan dalam porsi makan, frekuensi, alergi atau tidak
3) Pola eliminasi
a) BAB : Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi, dan keluhan saat
BAB
b) BAK :Kalifrekuensi, warna, bau, dan keluhan saat berkemih
4) Pola aktifitas dan latihan
Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang
5) Pola tidur dan istirahat
Kaji waktu, lama tidur/ hari, kebiasaan saat tidur, dan kesulitan
6) Riwayat penggunaan zat
Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
38
a) Riwayat sosial ekonomi
b) Kaji pendapatan perbulan, bungan sosia, dan hubungan dalam
keluarga
7) Riwayat psikososial dan spiritual
a) Psikososial
Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini.
b) Spiritual
Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan dirumah
dan di RS
8) Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, BB dan tinggi badan dan TTV
a) Kepala
Keluhan pusing, warna rambut, keadaan, kebersihan
b) Mata
Kesimetrisan mata, warn konjungtiva, sklera kornea
c) Hidung
Kesimetrisan, keadaan kebersihan penciuman
d) Mulut
Kelembaban mukosa bibir, keadaan gigi
e) Telinga
Kelaianan bentuk, keadaan dan fungsi
f) Leher
Kaji adakah pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
39
g) Daerah dada
Keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara
jantung, frekuensi nadi dan tekanan darah.
h) Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, nyeri tekan
i) Genetalia
Pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal
j) Ekstrimitas
Kaji kekuatan otot, varises, konfraktur pada persendian dan
kesulitan pergerakan
9) Pemeriksaan penunjang
Pre op : kaji hemoglobin, pembekuan darah dan USG
10) Analisa data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan
data dengan konsep, teori dan kenyatan yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah keperawatan
klien.
11) Diagnosa keperawatan
Menurut Nanda (2013), diagnosa keperawatan yang muncul
pada klien post sectio caesarea sebagai berikut :
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan,
trauma, jalan lahir episotomi).
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
40
b) Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko : episotomi,
laserasi jalan lahir bantuan pertolongan persalinan
c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kelemahan
d) Defisit perawata diri : mandi / kebersihan diri, makan, toileting,
berhubungan dengan kelemahan post partum
e) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi post partum.
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
41
F. Intervensi keperawatan
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri akut
b.d agen
injuri fisik
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam dirumah sakit
diharapkan nyeri dapat berkurang
dengan kriteria hasil :
Indikator
Nyeri terkontrol
Ekspresi wajah
rileks
Skala nyeri
berkurang
TTv dibatas
normal
awal Akhir
2
4
3
4
2
4
4
4
-
-
-
Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
-
Resiko
Setelah
dilakukan
tindakan
infeksi
b.d keperawatan selama 2x24 jam di RS
prosedur
diharapkan resiko infeksi tidak terjadi
invasif
dengan kriteria hasil :
Indikator
Awal
Tidak menunjukan
2
tanda
–
tanda
infeksi
Akrak tidak teraba
3
hangat
Leukosit Dbn
3
TTV Dbn
4
Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3: sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Tujuan
4



5

5
5


Intervensi
Kaji nyeri secara
komprehensif
meliputi lokasi
nyeri, durasi
nyeri, skala nyeri,
dan karateristik
nyeri
Observasi reaksi
non verbal dan
ketidaknyamanan
Ajarkan teknik
non farmakologi
yaitu teknik nafas
dalam
Berikan
lingkungan yang
nyaman
Observasi TTV
Kolaborasi
pemberian
analgetik
Observasi adanya
tanda – tanda
infeksi
Tingkatkan intake
cairan
Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melakukan
tindakan
Kaji warna kulit,
turgor
Motivasi pasien
untuk istirahat
Berikan
terapi
antibiotik sesuai
program
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
42
Ketidakseimb Setelah dilakukan tindakan keperawatan
angan nutrisi selama 2x24 jam diharapkan nutrisi
kurang dari klien terpenuhi, dengan kriteria hasil :
kebutuhan
tubuh
b.d Indikator
Awal Tujuan
penurunan
Adanya
3
5
intake
peningkatan BB
makanan
BB ideal sesuai TB
3
5
Tidak ada tanda –
3
5
tanda malnutrisi
Tidak
terjadi
3
5
penurunan BB yang
berarti
Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3: sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Monitoring nutrisi
 BB pasien dalam
batas normal
 Monitor adanya
penurunan BB
 Monitor
lingkungan
selama makan
 Beri
makan
kesukaan
Konstipasi
b.d
kelemahan
otot abdomen
- Monitor tanda
dan gejala
konstipasi
- Monitor bising
usus
- Monitor feses,
frekuensi,
konsistensi, dan
volume
- Dukung intake
cairan
- Kolaburasi
pemberian
laktasif
- Menyarankan
pasien untuk
konsultasi
Jika sembelit /
impaksi terus ada
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam diharapkan pasien
dapat defekasi secara teratur, dengan
kriteria hasil :
Indikasi
Defekasi dapat
dilakukan 1xsehari
Konsistensi feses
lembut
Eliminasi feses
tanpa perlu
mengejan
Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Awa
l
2
Akhi
r
4
2
3
2
5
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
43
Intoleransi
aktifitas b.d
penurunan
kekuatan otot
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x24 jam diharapkan pasien
mampu melakukan aktifitas secara
mandiri, dengan kriteria hasil :
Indikasi
Mampu
melakukan
aktifitas secara
mandiri
Mampu berpindah
tanpa bantuan
TTV normal
Awa
l
2
Akhi
r
5
2
5
2
5
Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Menyusui
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
tidak efektif selama 2x24 jam diharapkan pemberian
b.d ASI tidak ASI efektif dengan kriteria hasil :
keluar
Indikasi
Awa Akhi
l
r
Kemantapan
2
5
pemberian ASI
Pengetahuan
2
5
pemberian ASI
Tidak mengalami 2
5
nyeri tekan pada
puting
Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
 Kolaborasikan
dengan
tenaga
medis
dalam
merencanakan
program
terapi
yang tepat.
 Bantu klien unutk
mengidentifikasi
aktifitas
yang
mampu dilakukan
 Bantu klien untuk
memilih aktifitas
konsisten
yang
sesuai
dengan
kemampuan fisik
 Bantu
untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber
yang
diperlukan untuk
aktifitas
yang
diinginkan.
Breastfeding
assitence :
 Evalusi
pola
menghisap
/
menelan bayi
 Tentukan
keinginan
dan
motivasi
ibu
menyusui
Breast Examination
 Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
ASI
Eksklusif
 Lakukan
perawatan
payudara (breast
care)
Tabel 2.1 : Tabel Intervensi Keperawatan
Asuhan Keperawatan Pada..., PARAMITA SEDYA UTAMI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Download