PENDAHULUAN Latar Belakang Hormon merupakan

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hormon merupakan bagian penting dalam tubuh makhluk hidup, tidak
terkecuali hewan. Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem syaraf pusat
sebagai fungsi pengatur dalam kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Gangguan
hormonal dapat menyebabkan gangguan mekanisme fisiologis tubuh seperti
gangguan produktifitas dan reproduksi. Seperti disebutkan oleh Klieverik (2009)
serta Kumorowulan dan Supadmi (2010). Kelenjar tiroid terletak diantara laring
dan anterior trachea. Kelenjar ini mensekresikan hormon triiodothyronine (T3)
dan thyroxine (T4) yang berfungsi dalam regulasi metabolisme dalam tubuh.
Sekresi dari tiroid diatur oleh thyroid stimulating hormon (TSH) yang
disekresikan oleh pituitari anterior. Hipotiroidisme merupakan kondisi hipofungsi
tiroid yang disertai dengan gagal tiroid. Kondisi ini disebabkan oleh kadar tiroid
yang suboptimal. Hipotiroid dapat disebabkan oleh Thyroid Stimulating Hormone
(TSH) yang tidak mencukupi dari kelenjar hipofisis atau karena gangguan
pelepasan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus.
Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar
mengirimkan hormon TSH ke kelenjar tiroid. Kemudian, kelenjar tiroid akan
mensekresikan hormon tiroid (Baughman dan Hackley, 2000). Tikus yang
mengalami hipotiroid memiliki kadar TSH yang tinggi. Indikator utama sebagai
penanda hipotiroid adalah abnormalitas kadar TSH. Hormon TSH pada penderita
hipotiroid akan cenderung disekresikan dalam jumlah yang sangat banyak.
1
2
Hormon TSH yang banyak akan berimbas pada meningkatnya proteolisis
triglobulin yang akan menyebabkan pelepasan T3 dan T4 oleh kelenjar tiroid ke
dalam darah (Guyton dan Hall, 1997; Garber et al., 2012)
Pengobatan untuk penanganan kasus hipotiroid bermacam-macam mulai
dari obat kimia sampai obat herbal. Fenomena ini berdampak pada banyak peneliti
yang menggunakan hewan laboratorium sebagai hewan uji sebelum obat
diaplikasikan. Para peneliti menggunakan Propylthiouracil (PTU) untuk induksi
hipotiroid pada hewan uji. Saat ini keberhasilan induksi Hipotiroid menggunakan
pengukuran kadar TSH yang tinggi sebagai indikator. Hal ini disebabkan
mekanisme kerja PTU seperti tertulis dalam Guyton dan Hall, (1997) adalah untuk
mencegah pembentukan hormon tiroid dari iodida dan tirosin tanpa mencegah
pembentukan tiroglobulin, sehingga tidak adanya tiroksin dan triiodotironin dalam
tiroglobulin dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan umpan balik yang
mengakibatkan peningkatan sekresi TSH oleh hipofisis anterior.
Kondisi Hipotiroid tidak hanya berdampak pada abnormalitas kadar TSH
saja. Secara fisiologi, kadar TSH akan mempengaruhi sekresi T4 dan T3 oleh
kelenjar tiroid. Hormon T4 merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar
tiroid bersama dengan hormon T3 dari proteolisis tiroglobulin yang dirangsang
oleh TSH. Menurut Anwar (2005), identifikasi kelenjar tiroid pada manusia
banyak dilakukan dengan pengujian kadar hormon tiroksin (T4) karena lebih
sensitif dan dapat dijadikan sebagai indikator fungsi tiroid. Diagnosa dari
hipotiroidisme ditetapkan dengan adanya penurunan kadar hormon T4.
3
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai kadar T4
pada hewan uji hipotiroid yang diinduksi menggunakan PTU, mengingat bahwa
hormon T4 akan mengalami penurunan saat terjadi hipotiroidisme.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar T4 pada hewan yang
diinduksi PTU sebagai indikator terjadinya hipotiroid.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan
informasi mengenai kadar T4 (tiroksin) pada tikus hipotiroid sehingga informasi
ini dapat dijadikan acuan saat akan membandingkan kadar T4 pada tikus
hipotiroid. Berdasarkan fungsi T4 dalam proses metabolisme, diharapkan pula
didapatkan informasi mengenai gangguan metabolisme yang berhubungan dengan
penurunan T4 seperti halnya reproduksi dan produktifitas. .
Download