PENDAHULUAN Tapeinochilos ananassae K. Schum atau bunga kasturi, di pasaran dunia dikenal dengan nama Indonesian Wax Ginger merupakan salah satu spesies dari famili Costaceae. Dari famili ini Costus merupakan genus terbesar yang mempunyai lebih dari 100 spesies dan tersebar di daerah tropis seluruh dunia. Genus yang lain yaitu Dimerocostus hanya mempunyai dua spesies, genus Monocostus yang endemik di Peru dan genus Tapeinochilos yang mempunyai lebih kurang 20 spesies tersebar di New Guinea dan pulau- pulau disekitarnya. T.ananassae K. Schum merupakan spesies asli Indonesia yang berasal dari Sulawesi. Ada dua kultivar yang dijumpai saat ini yaitu kultivar yang mempunyai warna braktea merah darah dan kultivar yang mempunyai warna braktea merah oranye. Gambar 1. Dua kultivar Tapeinochillos DESKRIPSI TANAMAN Tanaman ini termasuk herba perenial yang mempunyai rimpang tidak aromatik. Tinggi tanaman bisa mencapai 2-4 m. Rimpang biasanya berdaging. Daun tersusun spiral, dengan lamina tunggal, berbentuk lonjong dengan permukaan daun licin. Cabang udara sekunder muncul dari ketiak daun dan selanjutnya akan muncul pula cabang udara tersier dari cabang sekunder dan akan berakhir dengan cabang udara kwarter yang muncul dari cabang tersier. Daun terkonsentrasi pada batang bagian atas. Rangkaian bunga berbentuk seperti ‘cone’, terletak terminal pada tunas atau terpisah dari batang berasal dari rhizoma. Braktea mempunyai lapisan lilin dan kaku, berbentuk seperti nenas, berukuran besar dan berwarna merah darah atau merah oranye, bunga berwarna kuning terang muncul dari basal braktea, terdiri dari calyc dan corolla, satu stamen dengan filament yang lebar, anther dilengkapi dengan anther crest. Panjang bibir atau labelum sama atau lebih panjang dari corolla. BUNGA POTONG Apa yang dimanfaatkan sebagai bunga potong pada tanaman ini sebenarnya adalah braktea. Braktea ini tidak kenal musim dan muncul sepanjang tahun, berukuran panjang tangkai yang sangat bervariasi, kurang dari 20 cm sampai lebih dari 1,5 m. Diameter tangkai bunga berkisar 1,5 cm, kokoh dan kuat. Rangkaian bunga yang terdiri dari susunan braktea berawal dari kuncup berukuran diameter berkisar 2,5 cm dengan panjang kira-kira 4 cm berwarna kemerahan. Adanya warna merah pada tunas generatif inilah yang dapat dibedakan dengan tunas vegetatif yang muncul dalam waktu bersamaan sepanjang musim. Kuncup ini terus berkembang dengan ukuran diameter makin membesar. Bunga biologi akan muncul di setiap braktea, dalam satu rangkaian braktea yang berjumlah sampai 189 helai. Perkembangan braktea ini meliputi perkembangan ukuran diameter maupun panjang rangkaian. Bila rangkaian braktea ini kita biarkan berkembang terus akan dapat mencapai panjang 22,5 cm dan berbentuk seperti nenas. Pemanjangan ukuran braktea akan berakhir dengan habisnya bunga pada ujung braktea dan ini akan berlangsung sekitar 8 bulan. Setelah bunga habis maka brakte menua dan membusuk. Sepanjang umur perkembangan braktea ini, braktea dapat dimanfaatkan sebagai bunga potong yang mempunyai ukuran yang bervariasi dari diameter maupun panjang braktea. Hal ini menguntungkan para penanam karena masa layu yang cukup lama dilapang juga untuk para perangkai dengan kreasi bentuk rangkaiannya. BUDIDAYA Tanaman ini dapat ditanam didataran rendah sampai dataran tinggi dengan tingkat naungan minimal 25% terutama pada awal penanaman. Dengan berkembangnya tanaman maka pertanaman akan membentuk rumpun yang cukup besar dan pada keadaan pertanaman yang luas daun akan saling menaungi sehingga peneduh dapat dihilangkan. Kelembaban disekitar pertanaman harus terjaga dengan menaruh mulsa jerami disekitar pertanaman dan dihindarkan dari kekeringan. Mulsa ini juga berfungsi sebagai penambah bahan organik dan sebaiknya selalu ditambahkan apabila mulsa sudah membusuk menjadi tanah dan tidak nampak lagi, selain itu juga menghindari cipratan tanah sehingga braktea yang dimanfaatkan sebagai bunga potong tadi tidak kotor terutama untuk braktea yang berukuran tangkai pendek. Tanaman ini perlu pemupukan yang intensif agar berproduksi optimal. Dengan menjaga nilai EC tanah sekitar 1 maka tanaman akan berbunga sepanjang tahun tanpa ada kekosongan produksi. Penyakit yang dijumpai adalah Xanthomonas sp yang menyebabkan kerusakan pada daun. Dan hama yang mengganggu adalah belalang karena memakan pucuk daun dan batang - batang muda dan menyebabkan daun berlubang- lubang juga menimbulkan gerekan yang berupa garis – garis pada bagian bawah braktea. Hama ulat memakan daun sehingga daun berlubang, hama lain yaitu siput menyebabkan kotornya braktea karena lendir dan kotoran yang ditinggalkan disela – sela braktea. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara pemisahan rumpun, cabang udara sekunder, tersier maupun kwarter dan juga setek batang. Dari penanaman awal berupa rumpun tanaman berjumlah 3 batang dengan memberikan kondisi faktor lingkungan optimal maka tanaman mulai berbunga pada umur 9 bulan setelah tanam. Indonesian Ornamental Crops Research Institute ( IOCRI ) Bractea Tangkai Bunga Gambar 2. Ukuran bunga ideal PANEN DAN PASCAPANEN Bunga potong dibagi dalam kelas ukuran panjang tangkai braktea. Bunga Potong Asli Indonesia Dengan bertambahnya umur panen maka susunan braktea makin panjang dan berbentuk seperti nenas. Tabel 1. Kelas ukuran panjang tangkai bunga No Kelas Panjang Tangkai Bunga (cm) 1 XS < 30 2 S 30 - 50 3 M 50 - 80 4 L > 80 Panen bunga Tapeinochilos ini sudah dapat dilakukan sejak ukuran diameter braktea 5 cm. Sedangkan ukuran bunga ideal yaitu diameter braktea 9 - 10 cm dengan bentuk setengah lingkaran, bagian bawah braktea datar. 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 3. Perkembangan ukuran bractea Ketahanan bunga potong ini cukup baik yaitu mencapai ketahanan segar 10 hari dan kerusakan awal yang terlihat yaitu ujung braktea mulai mongering dan berlanjut mengeringnya seluruh braktea. Bunga potong ini tergolong tidak responsip terhadap bahan pengawet. (Debora Herlina Adriyani) BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS Jl. Raya Ciherang Segunung – Pacet Cianjur 43253 PO. Box 8 Sindanglaya Telp. 0263-512607/ Fax. 0263-514138 e-mail : [email protected] website : http/// balithi.litbang.deptan.go.id. Designed by : Iskandar Sanusie