BERITA TERKINI Ferumoxytol Dibandingkan Iron Sucrose untuk Anemia pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik A nemia defisiensi zat besi sering dijumpai pada pasien penyakit ginjal kronik, paling sering dijumpai pada stadium 5. Baru-baru ini, guideline Kidney Disease: Improving Global Outcomes merekomendasikan pemberian besi (iron) intravena untuk pasien hemodialisis dan besi secara oral atau intravena pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 1-5 yang mengalami anemia. Karena profil keamanannya, beberapa produk besi yang disetujui di US termasuk iron sucrose memerlukan pemberian dosis kecil (100-200 mg) sebanyak 5-10 kali pemberian terpisah. Cara pemberian mempengaruhi kepatuhan pasien. Ferumoxytol merupakan besi intravena yang disetujui untuk terapi anemia defisiensi besi pada pasien dewasa dengan penyakit ginjal kronik di US, Kanada, dan Uni Eropa serta Switzerland. Ferumoxytol hanya memerlukan 2 kali pemberian 510 mg dengan kecepatan sampai 1 mL/detik antara 3 dan 8 hari. Peneliti membandingkan keamanan dan Tabel 1 Hasil terapi (n=162) Parameter Rerata perubahan Hb dari nilai awal ke minggu ke-5 (g/dL) Persentase pasien dengan peningkatan Hb ≥ 1 g/dL dari nilai awal pada minggu ke-5 (%) efikasi ferumoxytol dengan iron sucrose untuk anemia defisiensi zat besi pada pasien dewasa dengan penyakit ginjal kronik baik yang mendapat atau tidak mendapat dialisis. Ini merupakan uji klinik fase II, multicenter, internasional, label terbuka, secara acak. Pasien mendapatkan Ferumoxytol, 2 injeksi intravena 510 mg dalam waktu 5 ± 3 hari sampai dosis kumulatif 1,02 g. Pasien hemodialisis mendapat iron sucrose 100 mg pada 10 sesi dialisis berturut-turut dalam waktu 3 minggu. Pasien non-dialisis mendapat iron sucrose 200 mg pada 5 kunjungan dalam waktu sekitar 14 hari. Profil efek samping secara keseluruhan pada kedua kelompok terapi sebanding (ferumoxytol vs iron sucrose: 48% vs 65%). Ferumoxytol Iron sucrose Nilai p 0,8 ± 0,1 0,7 ± 0,1 0,52 50 41,5 0,29 Efek samping yang sering dijumpai pada kelompok ferumoxytol yaitu mual (7,5%), spasme otot (5%), nasofaringitis (3,8%), sakit kepala (3,8%), batuk (3,8%), hiperkalemia (3,8%), dan infeksi saluran kemih (3,8%). Sedangkan efek samping yang sering dijumpai pada kelompok iron sucrose yaitu hipotensi (9,8%), edema perifer (7,3%), infeksi saluran kemih (7,3%), spasme otot (7,3%), parosmia (4,9%), konstipasi (3,7%), mual (3,7%), gout (3,7%), dan hipoglikemia (3,7%). Simpulan uji klinik ini adalah ferumoxytol dan iron sucrose memiliki efikasi dan efek samping yang sebanding. Kecenderungan efek samping yang lebih sedikit pada ferumoxytol ini mungkin berkaitan dengan jumlah injeksi yang lebih sedikit dan masih akan dikonfirmasi dengan penelitian dengan jumlah pasien yang lebih besar. (HLI) REFERENSI: 1. Macdougall IC, Strauss WE, McLaughlin J, Li Z, Dellana F, Hertel J. A randomized comparison of ferumoxytol and iron sucrose for treating iron deficiency anemia in patients with CKD. Clin J Am Soc Nephrol. 2014;9:705-12. 2. Horl WH. Clinical aspects of iron use in the anemia of kidney disease. J Am Soc Nephrol. 2007;18:382-93. CDK-218/ vol. 41 no. 7, th. 2014 539