sambutan pembukaan orientasi siswa-siswi

advertisement
1
SAMBUTAN PEMBUKAAN ORIENTASI SISWA-SISWI KATOLIK TINGKAT SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA : PENDIDIKAN NILAI RELIGIOSITAS PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN TAHUN 2015
TANGGAL 28 MEI 2015 PADA RUMAH RETRET “WISMA SIKHAR” BANJARBARU
Yth. Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan ;
Yth. Pembimas Katolik Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan ;
Yth. Peserta Orientasi Siswa-Siswi Katolik Tingkat Sekolah Menengah Pertama : Pendidikan Nilai
Religiositas Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015;
Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, Para Undangan, Hadirin sekalian yang berbahagia.
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas limpahan rahmat dan karuniaNya kita dapat hadir di tempat ini dalam acara Orientasi Siswa-Siswi
Katolik Tingkat Sekolah Menengah Pertama : Pendidikan Nilai Religiositas Provinsi
Kalimantan
Selatan Tahun 2015.
Hadirin yang saya hormati,
Masa remaja adalah masa yang paling berkesan, paling indah, dan paling tidak terlupakan. Akan
tetapi ada sebagian orang mengartikan masa remaja adalah masa yang penuh kesulitan, dikarenakan
memang di masa remaja itu mereka akan menghadapi beberapa masalah. Ini adalah pendapat para pakar
psikologi remaja, bahwa di usia mereka itu sangat rawan atau rentan dengan masalah. Dalam hal ini
bahwa kita juga sudah pasti tahu bahwa setiap manusia selalu tidak luput dari berbagai masalah dalam
kehidupan. Namun di masa usia remaja tentunya berbeda dengan orang-orang yang sudah dewasa yang
bisa menghadapi masalah dengan lebih tenang.
Usia di masa Sekolah Menengah Pertama (SMP) identik dengan masa remaja, emosi anak remaja
tidak terkendali dan sangat mudah dipengaruhi oleh pergaulan lingkungan, karena memang dikatakan
anak remaja cenderung labil. Hal ini yang membuat para anak remaja menemui kesulitan dalam
menghadapi setiap masalah yang datang terhadapnya. Malahan tidak sedikit dari satu masalah bisa
timbul masalah lain hanya karena sifat remaja yang memang belum mampu menghadapi masalah
dengan benar. Dengan sifat karakteristiknya, anak remaja kerap membuat mereka sering terkena
masalah. Pada umumnya masalah yang mendatangi anak remaja tidak jauh dari pergaulan mereka
sendiri, cinta, atau bahkan keluarga mereka. Oleh karena itu remaja perlu memahami permasalahannya
termasuk tentang cinta- sex-pacaran secara baik dan benar serta melihat hal tersebut dalam Terang
Ajaran Gereja Katolik agar para remaja menghormati dan menghargai kehidupan dan keindahan masa
remajanya secara bertanggung jawab. Untuk itulah sangat diperlukan pendidikan religiositas bagi remaja
agar mereka tidak terjebak dalam hal yang pada akhirnya dapat merugikan mereka sendiri.
Hadirin yang saya hormati,
Religiositas adalah sikap dan kesadaran manusia bahwa dalam hidup ini ada kekuatan atau
kekuasaan yang jauh melampaui kekuatan dan kekuasaan manusia. Keberanian dan keterbukaan untuk
mengakui adanya kekuasaan dan kekuatan tersebut mengarahkan manusia pada kenyataan akan hidup
2
yang tidak terbatas pada tingkat lahiriah belaka. Manusia mempunyai dimensi lain dalam kehidupan
yang disebut dimensi batin. Dimensi ini menyadarkan pada manusia bahwa manusia perlu menyadari
akan adanya kekuatan dan kekuasaan yang melebihi kekuatan dan kekuasaan manusia tersebut. Sikap ini
kita sebut dengan istilah religiositas.
Hadirin yang berbahagia,
Nilai religiositas mencakup :
1. Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan sebagai mahluk ciptaannya, kita diajarkan untuk menghargai setiap
ciptaan tuhan yang lain, yaitu semua manusia dan alam semesta ini, sikap menghormati dan menghargai ini
adalah yang termasuk nilai religiositas.
2. Perlunya kita saling menghargai setiap orang dari agama dan kepercayaan apapun dan rela bekerja sama
dengan mereka sebagai sesama warga Negara. Religiositas juga terwujud dalam tindakan toleran kepada
teman lain, menghargai iman dan agama teman lain.
Pendidikan Religiositas merupakan salah satu bentuk komunikasi iman, baik antar peserta didik
yang seagama dan kepercayaan maupun siswa yang berbeda agama dan kepercayaan agar membantu
peserta didik menjadi manusia yang religious, bermoral, terbuka, dan mampu menjadi pelaku perubahan
sosial demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera lahir dari batin, berdasarkan nilai-nilai universal
seperti kasih, kerukunan, kedamaian, kejujuran, pengorbanan, kepedulian dan persaudaraan.
Hadirin yang berbahagia,
Tujuan Pendidikan Religiositas di sekolah adalah:
1. Menumbuhkembangkan sikap batin peserta didik agar mampu melihat kebaikan Tuhan dalam
diri sendiri, sesama, dan lingkungan hidupnya sehingga memiliki kepedulian dalam hidup
bermasyarakat.
2. Membantu peserta didik menemukan dan mewujudkan nilai-nilai universal yang diperjuangkan
semua agama dan kepercayaan.
3. Menumbuhkembangkan kerja sama lintas agama dan kepercayaan dengan semangat
persaudaraan sejati.
Pada prinsipnya, baik Pendidikan Agama pada umumnya maupun Pendidikan Religiositas sama
saja. Kedua pembelajaran itu bertujuan meningkatkan iman dan takwa bagi siswa yang mempelajarinya.
Namun, ada satu perbedaan prinsip yang membedakan kedua pembelajaran itu, yakni pendidikan agama
yang dikenal sehari-hari hanya berkutat pada dogma dan nilai-nilai kebenaran agama itu sendiri,
sementara Pendidikan Religiositas bicara lebih luas, ingin merangkum kesamaan nilai-nilai universal
setiap agama. Prinsip yang dipakai: cintailah Tuhanmu sesuai agamamu.
Hadirin yang saya hormati,
Saya berpesan kepada Peserta Orientasi Siswa-Siswi Katolik Tingkat Sekolah Menengah
Pertama : Pendidikan Nilai Religiositas Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 agar mengikuti
kegiatan ini dengan baik dan seksama sehingga ilmu yang didapat pada orientasi ini dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Kepada para siswa agar dapat lebih memaknai dan mengamalkan arti
3
pentingnya nilai religiositas, karena pendidikan religiositas bertujuan untuk menanamkan dan
memperkembangkan semangat keterbukaan (inklusivitas) bagi siswa dalam kebersamaan hidup di
sekolah, dimana siswa dapat melihat kebaikan Tuhan dalam dirinya sendiri, dalam diri sesama dan
dalam lingkungan hidup mereka menurut pengetahuan dan penghayatan agama siswa. Hargai dirimu,
jadikanlah masa remajamu sebagai masa depanmu dengan benar-benar melakukan hal yang positif dan
bermanfaat.
Saudara-saudaraku yang saya cintai,
Akhir kata, saya menyambut dengan gembira Orientasi Siswa-Siswi Katolik Tingkat Sekolah
Menengah Pertama : Pendidikan Nilai Religiositas Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 ini dengan
harapan dan doa agar selama kegiatan berlangsung, seluruh panitia penyelenggara dan peserta senantiasa
diberikan kekuatan dan kesehatan yang prima oleh Tuhan.
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Orientasi Siswa-Siswi Katolik Tingkat Sekolah
Menengah Pertama : Pendidikan Nilai Religiositas Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 saya
nyatakan dibuka secara resmi.
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam kesempatan ini, Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberi petunjuk dan kekuatan kepada kita semua.
Sekian dan Terima Kasih.
Banjarbaru, 28 Mei 2015
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Kalimantan Selatan,
Drs. H. MUHAMMAD TAMBRIN, M.M.Pd
Download