EFEK FENOMENA IKLIM GLOBAL DAN TOPOGRAFI TERHADAP POLA DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI PROVINSI JAWA TENGAH DAN D. I. YOGYAKARTA oleh : Rodi Yunus INTISARI Aktivitas di beberapa bidang (hidrologi, klimatologi dan pertanian) sangat berhubungan dan ditentukan oleh variasi curah hujan. Variasi distribusi curah hujan dipengaruhi banyak faktor, mulai skala global sampai skala lokal. Pada penelitian ini dilakukan analisis variasi curah hujan dengan faktor–faktor skala global dan skala lokal. Skala global berupa fenomena iklim global yaitu interaksi jarak jauh anomali suhu muka laut (SST) Samudera Pasifik (Indeks Nino 3.4) dan perbedaan anomali SST timur (IODE) dan barat (IODW) Samudera Hindia (DMI). Analisis regresi menunjukan variasi SST yang terjadi di kedua Samudera berpengaruh signifikan terhadap variasi curah hujan di beberapa lokasi di Jawa Tengah dan DIY untuk periode SON, DJF dan JJA. Pengaruh indek Nino 3.4 lebih nyata di Yogyakarta dan bagian timur Jawa Tengah. IODE dan DMI lebih signifikan berpengaruh di bagian barat Jawa Tengah. Kontribusi pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap variasi curah hujan di lokasi yang signifikan berkisar 40%-72%. Terjadinya anomali SST di Samudera Pasifik dapat menimbulkan fenomena ENSO (El Nino atau La Nina). Sementara perbedaan anomali SST antara timur dan barat Samudera Hindia dapat menimbulkan fenomena IOD. Kejadian El Nino menyebabkan rata-rata curah hujan berkurang dan perbedaanya signifikan dibanding kondisi netral pada periode SON. Untuk periode DJF berkurangnya curah hujan lebih signifikan pada dataran rendah (elevasi < 100 m dpl) saat kejadian El Nino dan IOD (+) secara bersamaan. La Nina menyebabkan curah hujan meningkat periode DJF, dan curah hujan ekstrim lebih sering terjadi. Dampak La Nina lebih siginifikan pada lokasi yang berada dibawah 500 m dpl. Dalam skala lokal, posisi geografi dan topografi merupakan faktor yang mempengaruhi variasi curah hujan. Berdasarkan posisi geografi, curah hujan musiman (SON, DJF, MAM dan JJA) umumnya lebih tinggi di bagian barat dari pada di bagian timur wilayah penelitian dan berkorelasi positif dengan ketinggian. Curah hujan secara spasial dapat diperoleh dengan cara interpolasi. Untuk estimasi spasial curah hujan ini digunakan pendekatan multivariat regresi non linier dengan topografi sebagai variabel bebas. Variabel topografi yang dipertimbangkan adalah lintang, bujur, elevasi, lereng dan arah lereng. Model estimasi curah hujan dibentuk dari kombinasi variabel topografi. Model estimasi paling bagus, memiliki performa dan tingkat akurasi lebih baik adalah model yang dibangun dari lintang, bujur dan elevasi. Model ini lebih konsisten dari model spasial IDW. Kata Kunci : Curah hujan, ENSO, IOD, Topografi dan Multivariat regresi xv IMPACTS OF GLOBAL CLIMATE PHENOMENA AND TOPOGRAPHY ON THE RAINFALL DISTRIBUTION PATTERNS IN CENTRAL JAVA AND D. I. YOGYAKARTA PROVINCE by : Rodi Yunus ABSTRACT Activity in several fields such as hydrology, climatology and agriculture related and determined by variation of rainfall. Variability of rainfall distribution is influenced by many factors, from global to local scale. In this research, analysis of rainfall variation with global and local scale factors were done. Global scale are in the forms of global climate phenomena, they are the teleconnection sea surface temperature (SST) anomalies of the Pacific Ocean (Nino 3.4 Index) and the difference of SST anomalies between eastern (IODE) and western (IODW) of Indian Ocean (DMI). The regression analysis showed that SST variations occured in both of the ocean significantly influenced rainfall variations in some locations in Central Java and DIY during SON, DJF and JJA periods. Impacts of Nino 3.4 index more apparent in Yogyakarta and eastern part Central Java. IODE and DMI were significantly more influential in western part of Central Java. The influence of these three variables to rainfall variations in significant locations are about 40 % -72 %. SST anomalies in the Pacific Ocean could generated ENSO phenomenon (El Nino or La Nina). Meanwhile, the difference of SST anomalies between western and eastern could generated IOD phenomenon. El Nino event caused average rainfall decrease and the difference is significant compared to neutral conditions during SON period. During DJF period, the reduction of rainfall is more significant in the lowlands (elevation <100 m above sea level/asl) during El Nino and IOD (+) events simultaneously. La Nina event caused rainfall increased during DJF period, and extreme rainfall became more frequent. La Nina impact is more significant in locations that are below 500 m asl . In the local scale, geographical position and topography are factors that influenced rainfall variations. Based on the geographical position, seasonal rainfall (SON, DJF, MAM and JJA) are generally higher in the western than eastern part of the study area and positively correlated with altitude. Spatial rainfall can be obtained by interpolation. To estimate spatial rainfall is used non-linear regression multivariate approach with topography as independent variables. Topographic variables considered are latitude, longitude, altitude, slope and aspect. The rainfall estimation model formed from the combination of topographic variables. The best model, that have performance or better accuracy rate was constructed from latitude, longitude and altitude. This best model is more consistent than IDW spatial model. Key Words : Rainfall, ENSO, IOD, Topography, Multiple regression xvi