Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide. Obat diabetes ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin, baik pada jaringan hati maupun perifer. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan peningkatan penyerapan kadar gula darah oleh jaringan. Mekanisme nyata dari metformin dalam peningkatan ini memang belum diketahui pastinya. Tetapi aktivasi protein kinase oleh adenosin 5 monofosfat mempunyai peran penting di dalamnya. Termasuk peningkatan aktivitas tirosin kinase dan transforter glukosa pun mengambil perannya sendiri. Efek yang diberikan metformin berpengaruh tidak langsung terhadap sel beta pankreas. Farmakokinetika oral metformin memiliki ketersediaan hayati sampai 60%. Mempunyai daya larut lipid yang rendah dan volume distribusinya mendekati cairan tubuh anda. Metformin tidak dimetabolisme dan mengikat protein plasma. Obat diabetes ini diekskresikan melalui sekresi tubular dan filtrasi glomerolus di ginjal. Secara farmakodinamika efek anti hiperglikemik pada metformin bisa lebih dari 24 jam. Tujuan terapi untuk penyakit diabetes adalah untuk mengurangi gejala hiperglikemia, mengurangi onset dan pengembangan retinopati, nefropati dan neuropati. Terapi intensif terkait faktor resiko penyakit diabetes adalah kardiovaskular dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes. Metformin bisa dijadikan pilihan obat diabetes tipe 2, jika obat tersebut dapat ditoleransi dengan baik pada tubuh diabetasi. Kegunaan Obat Penyakit Metformin Biguanide Diabetes Secara umum, metformin pastinya digunakan sebagai obat diabetes. Secara konsisten mereka menurunkan tingkat HbA1c hingga 2% dan dapat membantu menurunkan kadar gula darah puasa. Kemampuan metformin dalam penurunan glukosa yang paling tinggi adalah bisa sampai >300mG/dL. Metformin sebagai obat diabetes pun memiliki efek positif pada beberapa sindrom resistensi insulin. Berfungsi mengurangi tingkat plasminogen sehingga menyebabkan sedikit penurunan berat badan. 1. Komplikasi makrovaskular. Obat diabetes ini menurunkan resiko komplikasi makrovaskular pada penderita diabetes. Dengan signifikan dapat menurunkan resiko penyakit stroke dan infark miokard. Kecuali jika terdapat kontra indikasi, metformin harus diberikan pada terapi pilihan bagi penderita diabetes tipe 2. 2. Komplikasi mikrovaskular. Kemampuan metformin sebagai obat diabetes dapat menurunkan resiko ini. Metformin ini menyebabkan gangguan pada saluran gastrointestinal, contohnya perut yang tidak nyaman dan diare. Bisa juga terjadi anoreksia dan anda merasakan kalau perut anda terasa penuh. Semua ini dinamakan reaksi tubuh yang bersifat ringan dan dapat diminimalisir. Reaksi lain yang mungkin akan muncul adalah asidosis laktat, tetapi jarang terjadi. Simetidin dan metformin bersaing melalui ekskresi tubular sehingga berpotensi meningkatkan deposit metformin, dan kemungkinan berimplikasi pada terjadinya asidosis laktat. Metformin juga berinteraksi dengan prokainamid, digoksin, kuinidin, trimetoprim dan vankomisin. Terapi Dengan Metformin Obat Penyakit Diabetes Simetidin dan metformin sebagai obat diabetes bersaing melalui ekskresi tubular. Potensi terhadap penyakit diabetes adalah menaikkan deposit metformin dan mungkin akan berpengaruh pada terjadinya asidosis laktat. Interaksi yang lainnya adalah dengan prokainamid, digoksin, kuinidin, trimetoprim dan vankomisin. Dosis metformin lepas cepat yang dapat diberikan adalah 2x500mg segera setelah makan, dimaksudkan mengurangi efek gastrointestinal. Dosis dapat dinaikkan 500mg per minggu hingga diperoleh kadar gula darah normal. Hariannya dapat dimulai dengan 850mg. Setelahnya sekitar sampai 2 minggu dapat ditingkatkan 2x850mg hingga paling tinggi 3x850mg. Metformin lepas lambat dapat dimulai dengan dosis tunggal saat anda makan malam. Dimulai dengan 500mg lalu lakukan titrasi mingguan sebesar 500mg hingga dosis harian tunggal maksimum sebesar 2000mg. Penggunaan dosis ini terbagi menjadi 2-3 kali sehari dapat mengurangi resiko efek gastrointestinal. Yang dimaksudkan dengan efek gastrointestinal adalah efek yang bisa terjadi dengan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus.