BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakikat manusia sebagai makhluk sosial adalah untuk hidup
berdampingan dengan orang lain. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak bisa hidup sebagai manusia apabila tidak berinteraksi
dengan yang lain. Sebagai makhluk yang diberi kesempurnaan akal dan pikiran,
sudah seharusnya manusia menggunakan akal dan pikiran tersebut untuk bertukar
pikiran satu dengan yang lainnya. Dengan begitu maka manusia membutuhkan
kelompok-kelompok dalam kehidupan bermasyarakat sebagai wadah untuk bertukar
pikiran dan berinteraksi. Kelompok tersebut tercipta dengan sendirinya ketika
manusia saling berinteraksi, topik-topik yang muncul ketika saling berinteraksi
menentukan kelompok tersebut. Kemudian kelompok tersebut membentuk sebuah
organisasi dimana didalamnya merupakan individu yang memiliki ketertarikan yang
sama atas suatu hal. Ada beberapa teori yang mampu menjelaskan mengenai
terjadinya dinamika kelompok, salah satunya adalah Teori Alasan Praktis milik Rietz
menekankan segi motif/maksud orang berkelompok. Teori ini mengacu pada teori
kebutuhan Maslow, yang menurut practical theory ini “the group it self is the source
of needs” (kelompok itu sendiri mampu memenuhi kebutuhannya sendiri) (Huraerah
dan Purwanto, 2006:29). Dengan kata lain bahwa kelompok-kelompok yang
terbentuk cenderung memberikan kepuasan atas kebutuhan-kebutuhan sosial yang
1 mendasar dari orang yang berada didalam kelompok tersebut. Misalnya musik, salah
satu organisasi yang didalamnya memiliki banyak orang dengan ketertarikan dan juga
kebutuhan yang sama mengenai musik adalah Organisasi Marching Band.
Marching band adalah satuan musik lapangan yang dimainkan secara berbaris
oleh para pemainnya. Mereka terdiri dari kelompok perkusi sebagai penunjang derap
dan pemain alat musik tiup sebagai penunjang melodi. Pada awalnya marching band
adalah bentuk dari military band yang terdiri dari para pemuda eks perang dunia
kedua. Military band tersebut dibentuk untuk membakar semangat untuk para veteran
perang, selain itu juga dipertunjukkan dalam pawai – pawai militer. Di Indonesia
sendiri military band ini terbentuk karena interaksi kultural bangsa pribumi dengan
penjajah barat yang dibawa oleh penjajah Belanda. Para pemain dalam korps musik
tersebut adalah para abdi dalem kraton (Kirnadi 2004 : 43). Seiring perkembangan
waktu Marching Band telah berkembang menjadi sebuah korps musik yang modern
dengan menggunakan alat-alat yang lebih beragam jenisnya, seperti alat tiup brass
(trumpet, mellophone, baritone, euphonium, tuba) alat pukul/perkusi baik yang
bernada beserta assesorisnya (marimba, vibraphone, timpani) atau yang ritmis (snare,
bass drum, cymbal), dan color guard yaitu penari yang memainkan (flag, sabre,
riffle).
Marching Band merupakan organisasi yang terdiri dari banyak individu yang
tentunya memiliki karakter masing-masing. Dalam sebuah organisasi seperti
marching band maka individu yang berada didalamnya harus memiliki tujuan yang
sama sehingga berjalan beriringan dan selaras. Tujuan ini dapat disamakan ketika
2 dalam organisasi tersebut memiliki visi dan misi yang jelas. Dengan begitu maka
dibutuhkan AD/ART (anggaran dasar / anggaran rumah tangga) yang mencangkup
berbagai visi, misi dan aturan sebagai pakem untuk menjalankan proses berorganisasi.
Tidak hanya aturan tertulis saja yang ada pada organisasi Marching Band, ada aturan
tidak tertulis yang berlaku dan biasa disebut dengan budaya organisasi. Meskipun
aturan tersebut tidak tertulis, ketika seseorang melanggar maka aka nada konsekuensi
yang harus diterima selayaknya dengan aturan yang tercantum dalam AD/ART.
Marching Band merupakan organisasi dengan tingkat latihan yang tinggi.
Untuk mencapai sebuah prestasi yang diinginkan maka harus dimbangi dengan usaha
yang setimpal seperti proses latihan yang intensif. Dalam proses latihan intensif ini
maka tentunya banyak hal yang harus dikorbankan, seperti waktu belajar, waktu tidur
dan waktu bermain. Ketika seseorang telah memutuskan untuk bergabung dalam
organisasi marching band maka harus siap untuk menerima konsekuensinya, harus
memiliki tingkat kemauan dan usaha yang tinggi pula. Dengan begitu maka anggota
marching band dituntut unutuk pintar membagi waktu sehingga tetap dapat
mengimbangi antara kegiatan akademis dan marching band. Kondisi ini menciptakan
marching band dikenal dengan anggota yang ‘tambal-sulam”, maksudnya adalah
anggota yang sudah terlibat dalam marching band tidak dapat dipastikan siapa saja
yang terlibat hingga akhir, bisa saja tiba-tiba menghilang atau menggundurkan diri.
Kondisi ini dialami hampir semua organisasi marching band di Indonesia dan sudah
dianggap menjadi hal yang lumrah.
3 Dibalik itu semua marching band masih memiliki ketertarikan tersendiri di
masyarakat, dengan jumlah anggota yang besar dan penyajian musik yang berbeda,
maka marching band masih dianggap memiliki kebanggan tersediri dan menjadi
sebuah organisasi eksklusif dimasyarakat, tidak terkecuali mahasiswa. Tidak sedikit
universitas di Indonesia yang memiliki marching band sebagai salah satu kegaiatan
ekstrakurikulernya. Universitas Gadjah Mada adalah salah satunya. Marching Band
UGM sudah dikenal dikancah Nasional dengan berbagai prestasi yang telah diraihnya
hingga hampir 35 tahun ini. Prestasi ini yang membuat Marching Band UGM sering
dipandang menjadi unit kegiatan mahasiswa yang eksklusif di UGM. Pandangan dan
pemaknaan masyarakat khususnya mahasiswa inilah yang membuat marching band
dapat menarik anggota dengan jumlah yang besar dalam suatu universitas seperti
Universitas Gadjah Mada. Dengan kondisi akademis yang cukup padat tidak sedikit
mahasiswa yang masih tertarik untuk mengikuti kegiatan marching band begitu pula
di UGM, Marching Band UGM menjadi UKM dengan jumlah pendaftar terbanyak
setiap tahunnya. Jumlah pendaftar hingga mencapai lebih dari 500 pendaftar
mencerminkan bahwa Marching Band UGM masih sangat menarik dikalangan
mahasiswa UGM.
B. Rumusan Masalah
Mengapa Mahasiswa Memilih Terlibat dalam Kegiatan Marching Band
Universitas Gadjah Mada?
4 C. Tujuan
1. Mengetahui alasan mahasiswa memilih kegiatan marching band sebagai
sebuah kegiatan ekstrakurikuler di Universitas Gadjah Mada
2. Dampak dan Manfaat yang diperoleh setelah terlibat dalam kegiatan
Marching Band UGM
D. Tinjauan Pustaka
Ada sejumlah hasil penelitian yang pernah diusung mengenai tindakan sosial.
Salah satunya merupakan riset skripsi milik Dwiningsih Rahmatullah tahun 2005,
mahasiswi jurusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang berjudul
“Tingkah Laku Pelajar Dalam Menghadapi Penambahan Jam Belajar Di Sekolah
(Studi tentang tingkah laku siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta dalam menghadapi
program pengayan Intensif)”. Dalam skripsi tersebut menjelaskan tingkah laku anak
dalam menghadapi program pengayaan di sekolah, sudut pandang siswa berbeda
dengan sudut pandang sekolah, sudut pandang ini mempengaruhi tingkah laku yang
dimiliki terhadap program tersebut. Terdapat kemiripan dengan penelitian yang saya
lakukan, yaitu pada perubahan tingkah laku yang diakibatkan adanya faktor yang
mempengaruhi. Terdapat perbedaan yang jelas diantara skripsi milik Dwiningsih
tersebut dengan penelitian yang saya lakukan, terletak pada indikator yang
mempengaruhi perubahan tingkah laku tersebut. Dalam skripsi Dwiningsih dijelaskan
bahwa faktor yang melatarbelakangi tingkah laku berupa faktor dari siswa yaitu rasa
bosan dan motif tujuan, sedangkan faktor sekolah yang berupa metode guru mengajar,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa lain dan disiplin sekolah.
5 Skripsi milik Rizky Intan Rahmasaridewi yang berjudul “Sosial Media Dalam
Budaya Organisasi (Studi Tentang Penggunaan Twitter dan Perubahan Perilaku
Anggota UKM Marching Band UGM)” yang membicarakan pengaruh media sosial
khususnya Twitter dalam kehidupan berorganisasi di UKM Marching Band UGM
juga menjadi salah satu tinjauan pustaka dalam penelitian ini dalam melihat obyek
yang diteliti yaitu Marching Band UGM. Terdapat kesamaan obyek antara penelitian
yang saya teliti dengan penelitian milik Rizky, yaitu mengenai Marching Band UGM.
Keseluruhan isi dan masalah milik Rizky sangat berbeda dengan penelitian yang saya
lakukan.
Sedangkan penelitian yang saya lakukan lebih menekankan pada tindakan
anak dalam memilih marching band sebagai kegiatan ekstrakurikuler di Universitas
Gadjah Mada. Pemilihan kegiatan tersebut tentunya dilatarbelakangi oleh beberapa
alasan dan faktor serta pemaknaan mengenai marching band sendiri dikalangan
mahasiswa UGM.
E. Kerangka Konsep
E.1. Pilihan Rasional
Menurut Weber manusia melakukan sesuatu karena mereka memutuskan
untuk melakukan itu untuk mencapai apa yang mereka kehendaki. Setelah memilih
sasaran, mereka memperhitungkan keadaan, kemudian memilih tindakan. Keadaan
sosial yang tercipta karena tindakan itu menjadi hambatan sebagai kekuatan
struktural, tetapi bagaimanapun tindakan sejatinya tetap mental-yang dipilih dalam
konteks persepsi pelaku dari hambatan struktural itu. Memahami realitas sosial yang
dihasilkan oleh tindakan itu berarti menjelaskan mengapa manusia menentukan
6 pilihan (Jones, 2010:114). Berbagai alasan manusia melakukan suatu tindalan,
misalnya adanya kejadian historis secara berurutan yang mempengaruhi karakter
mereka maka tindakan dibagi menjadi beebrapa tipe seperti tipe tindakan tradisional,
tindakan afektif, tindakan berorientasi nilai dan tindakan berorientasi tujuan. Ketika
seseorang melakukan suatu tindakan pasti ada yang melatarbelakangi tindakan
tersebut dapat tercipta. Hal ini dapat difokuskan pada Teori Rational Choice atau
Teori Pilihan Rasional. Menurut Coleman, kunci dari pilihan rasional adalah aktor
dan sumber daya. Para pelaku sering dipandang sebagai entitas yang memiliki
tujuan/maksud, yang berarti bahwa para pelaku memiliki batas akhir atau tujuan dari
tindakan-tindakan mereka. Para pelaku juga memiliki pilihan/ preferensi (nilai-nilai,
kegunaan). Teori pemilihan rasional tidak berkaitan dengan apa yang menjadi pilihanpilihan tersebut, atau sumber-sumber mereka. Kemudian yang terpenting adalah fakta
bahwa tindakan mereka dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan mereka yang
konsisten dengan hierarki preferensi seorang pelaku (Wirawan, 2012:245). Teori
pilihan rasional dianggap tepat untuk menganalisis masalah yang diteliti karena
memiliki beberapa kelebihan, seperti (1) memiliki kontribusi pada area pengukuran,
(2) sebagai pendekatan pertikaian dalam institusi sosial (seperti: dalam hukum,
peraturan-peraturan,
norma,
dan
nilai-nilai
budaya)
dan
(3)
memberikan
kemungkinan tentang cara untuk menjawab pilihan tujuan individu. Sama halnya
dengan pemilihan Marching Band UGM sebagai kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa
di UGM, pemilihan tersebut tidak dapat terlepas dari faktor yang mendorong
keikutsertaannya pada Marching Band UGM. Misalnya saja adanya relasi yang
mendorong seorang mahasiswa untuk terlibat dalam Marching Band UGM, relasi
7 tersebut bisa merupakan teman yang terlebih dahulu telah bergabung atapun teman
yang sama-sama ingin bergabung dalam Marching Band UGM. selain itu bisa juga
pengalaman atas keikutsertaan Marching Band di masa lalu, saat masih berada di
sekolah dasar, menengah maupun atas. Hal ini dapat mempengaruhi alasan pemilihan
Marching Band sebagai kegaiatn ekstrakurikuler di UGM. Beberapa tipe tindakan
diatas juga dapat dijadikan salah satu alasan pemilihan Marching Band sebagai
kegiatan ekstrakurikuler di UGM, seperti tipe tindakan yang berorientasi pada tujuan.
Sangat dimungkinkan ketika seorang mahasiswa memilih marching band sebagai
kegiatan ekstrakurikulernya di UGM dikarenakan adanya tujuan yang ingin dicapai,
seperti tujuan untuk berprestasi dalam Grand Prix Marching Band. Dalam memilih
sesuatu tindakan individu harus mengantisipasi hasil alternatif tindakan dan
menghitung bahwa yang terbaik untuk mereka. Rasional individu memilih alternatif
yang memberi mereka kepuasan terbesar. Ketika memilih Marching Band UGM
sebagai kegiatan Ekstrakurikuler maka harus mempertimbangkan segala aspek yang
ada di dalamnya dan konsekuensi yang dihadapi. Dengan mengetahui hal tersebut
maka setelah bergabung nantinya tidak merasa menyesal. Untuk sebagian orang tidak
rasional memang memilih terlibat dalam Marching Band UGM melihat jadwal latihan
yang sangat padat dan berat, hal ini tidak bagi mahasiswa yang memilih kegiatan
tersebut, mereka memiliki pemikiran rasionalnya sendiri dalam menentukan
pilihannya. Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau
apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa
tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan
aktor.
8 E.2. Dinamika Kelompok
Dalam organisasi Marching Band yang memiliki anggota dengan berbagai
latar belakang, sifat dan karakter masing-masing maka pasti muncul dinamika dalam
kehidupan berorganisasinya. Teori Sintalitas Kelompok milik Cattell yang
menyatakan bahwa sintalitas analog dengan kepribadian para individu dan mencakup
hal-hal seperti kebersamaan, dinamika, tempramen dan kemampuan kelompok.
Cattell mengemukakan adanya 3 panil dalam kelompok, yaitu: (1) Sifat-sifat
Sintalitas adalah pengaruh dari adanya kelompok sehingga sebagai keseluruhan, baik
terhadap kelompok lain maupun terhadap lingkungan, (2) Sifat-sifat struktur
kelompok adalah hubungan antar anggota kelompok, perilaku-perilaku di dalam
kelompok dan pola organisasi kelompok, (3) Sifat-sifat populasi adalah sifat rata-rata
dari anggota-anggota kelompok. Sesuai dengan teori Cattell bahwa dalam kelompok
mencakup sebuah dinamika yang disebut dengan dinamika kelompok. Proses
dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam
kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu
yang ada dalam kelompok. Dinamika yang berarti adanya interaksi dan
interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan,
keadaan ini terjadi secara dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu. Dalam sebuah
kelompok harus memiliki aturan yang disepakati bersama dan apabila aturan (norma)
tersebut dilanggar maka mendapat ganjaran. Berdasarkan aturan inilah individu
melakukan berbagai kegiatan dalam kelompok. Di dalam sebuah kelompok tentunya
dibutuhkan adanya interaksi untuk menciptakan sebuah dinamika kelompok
menyesuaikan satu dengan lainnya dengan berbagai cara. Anggota kelompok yang
9 berinteraksi, secara tetap mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penggunaan kekuatan
untuk mencapai tujuan dan memelihara kelompok. Dibutuhkan komunikasi dalam
pencapaian tujuan tersebut, tidak ada komunikasi tanpa kekuatan, dengan demikian
kekuatan merupakan hal yang esensi bagi semua aspek keberfungsian kelompok.
Kekuatan terscermin pada kemampuan seseorang untuk membuat orang lain
bertingkah laku tertentu. Jadi kekuatan adalah pengaruh. Apabila di dalam kelompok
ada kondisi kooperatif dan tujuan kelompok memungkinkan untuk dicapai, para
anggota kelompok menggunakan kekuatannya kearah yang sama, dan hanya ada
sedikit atau tidak ada perlawanan untuk menerima pengaruh dari anggota lain dan
sebaliknya (Huraerah dan Purwanto, 2006:41). Dinamika kelompok juga dapat
didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu
bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu
berubah-ubah. Mustahil rasanya tidak ada interaksi yang terjadi dalam Marching
Band UGM dengan kondisi dimana anggota didalamnya memiliki karakter yang
berbeda-beda. Interaksi tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dalam
Marching Band UGM. Tentu saja interaksi tersebut dipengaruhi oleh kekuatan dan
pengaruh. Orang-orang yang berada didepan, seperti pelatih, pengurus harian dan
manajer memiliki kekuatan untuk memberikan pengaruh kepada seluruh anggota
mengenai persamaan tujuan yang ingin dicapai. Ketika kekuatan itu ditularkan pada
seluruh anggota dan masing-masing anggota menularkan perngaruh yang sama maka
terjadi kesepakatan untuk mencapai tujuan yang sama. Sebaliknya apabila terjadi
perlawanan dari anggota mamupun orang-orang tertentu didalam kelompok mengenai
pengaruh tersebut maka terjadi konflik dalam kelompok. Konflik ini dapat diatasi
10 ketika didalam kelompok tersebut memiliki kekuatan untuk memecahkan masalah
bersama. Dalam Marching Band UGM pemecahan masalah dilakukan secara
musyawarah demi mencapai kesepakatan bersama. Dalam Marching Band UGM
adanya dinamika kelompok guna membangkitkan kepekaan diri seorang anggota
terhadap anggota yang lain sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai,
kemudian juga untuk menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling
menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain. Dengan adanya dinamika
sosial maka komunikasi terbuka terhadap sesama anggota Marching Band UGM yang
berpengaruh pada timbulnya hubungan yang baik antar sesama anggota Marching
Band UGM. F. Metode Penelitian
F.1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskripsif. Dalam penelitian ini
penggunaan metode kualitatif karena permasalahan yang belum jelas dan kompleks.
Selain itu peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam,
menemukan pola, hipotesis dan teori. Penelitian kualitatif dianggap mampu
memberikan gambaran menyeluruh atas masalah yang diteliti sehingga dapat
memeberikan penjelasan beserta penjabaran yang jelas dan lengkap.
F.2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Anggota Marching Band UGM yang
berstatus player, pengurus maupun senior.
11 F.3. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah (1) Anggota Utama Marching Band
UGM, yaitu mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang telah resmi dilantik oleh
pengurus harian Marching Band UGM dan memiliki hak beserta kewajiban sebagai
anggota Marching Band UGM, (2) Anggota Terbatas Marching Band UGM, yaitu
mahasiswa UGM yang biasanya berpartisipasi dalam kegiatan Marching Band UGM
namun belum resmi dilantik oleh Marching Band UGM sehingga tidak memiliki hak
dan kewajiban seperti yang dimiliki AU meskipun sama – sama mahasiswa UGM.
Informan yang dipilih merupakan anggota aktif minimal 1 tahun dan masih aktif
dalam kegiatan Marching Band UGM sehingga data yang diambil berkualitas.
Anggota tersebut dipilih 10 anggota yang semuanya merupakan Anggota Utama
Marching Band UGM, 2 diantara mereka dahulu merupakan Anggota Terbatas
Marching Band UGM yang saat ini telah dilantik menjadi Anggota Utama. Informan
yang dipilih juga berdasarkan Gender, yaitu 5 perempuan dan 5 laki-laki. Informan
ini dipilih karena memiliki kriteria yang sesuai dan dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk menjawab masalah yang diteliti.
F.4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan 10 informan.
Selanjutnya adalah sumber data sekunder, sumber data ini berasal dari literaturliteratur lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
12 F.5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan terhadap situasi yang terkait dengan masalah yang diteliti
untuk dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah yang
ada. Dengan melakukan observasi maka peneliti memperoleh informasi tambahan
mengenai pemaknaan masalah yang diteliti dan juga tindakan individu dalam
menghadapi masalah tersebut. Observasi dilakukan saat latihan Marching Band UGM
berlangsung dengan teknik observasi berpartisipasi secara langsung atau participant
observatory di dalam Marching Band UGM. Selain mendapatkan data yang lengkap,
terperinci, sampai pada data di ranah yang privat, hal ini dianggap mampu membuat
peneliti menjadi lebih bijak untuk menempatkan situasi ketika di dalam atau di luar
Marching Band UGM tersebut dengan berganti peran sesuai kebutuhan.
b. Wawancara Mendalam
Selanjutnya, teknik yang digunakan untuk menggumpulkan data adalah
wawancara mendalam. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, dalam Sugiyono, 2008). Metode
wawancara yang digunakan adalah wawancara tak berstruktur, untuk mendapatkan
informasi tanpa harus memaksa informan menjawab pertanyaan dengan terpaksa.
Dalam wawancara tak berstruktur peneliti belum mengetahui pasti data yang
diperoleh, wawancara dilakukan lebih fleksibel dan lebih luwes sehingga peneliti
lebih banyak mendengarkan cerita dari responden. Wawancara dilakukan pada
sepuluh informan yang terpilih dan diseuaikan dengan status informan saat ini dalam
13 Marching Band UGM. Wawancara dilakukan dalam kurun waktu satu minggu setelah
peneliti melakukan observasi terlebih dahulu.
F.6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan, yaitu diarahkan
untuk menjawab rumusan masalah. Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2008:244)
Dalam penelitian kualitatif analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data. Tahap dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki
lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis
domain. Kemudian tahap selanjutnya adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan
data dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi.
Kemudian ketika melakukan wawancara maka analisis yang digunakan adalah
analisis komponensial, setelah itu dilanjutkan analisis tema. Menurut Spradley
dilakukan secara berurutan, melalui proses analisis domain, taksonomi, komponensial
dan tema budaya (Spradley, dalam Sugiyono, 2008)
Terdapat macam-macam cara dalam melakukan analisa data. Salah satu cara
yang dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih sangat bersifat
umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil kesimpulan dan
14 verifikasi. Dalam reduksi data, data yang diperoleh dalam lapangan dan ditulis dalam
bentuk laporan dengan cara dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Laporan lapangan sebagai bahan
mentah disingkat, direduksi, disusun lebih sistematis, sehingga lebih mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh
bila diperlukan. Display data dapat membantu peneliti untuk dapat menguasai data
yang diperoleh. Data yang begitu banyak dan bertumpuk-tumpuk akan membuat
peneliti kesulitan untuk dapat melihat hubungan antara detail dan sulit pula untuk
melihat gambaran keseluruhan untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Informasi
yang tersusun dalam display data dapat mempermudah dalam penarikan kesimpulan.
Kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data yang telah dikumpulkan. Dari
data yang diperoleh dicari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering
timbul, hipotesis, dan sebagainya. Dalam penarikan kesimpulan dilakukan pencarian
arti atau penjelasan dari data yang diperoleh (Nasution, 2002: 129-130).
15 
Download