IMPLIKASI EDUKATIF DARI HADITS RIWAYAT BUKHARI MUSLIM

advertisement
ABSTRAK
Nama : Santi Fitriah
NPM : 10030101013
Judul :IMPLIKASI EDUKATIF DARI HADITS RIWAYAT BUKHARI
MUSLIM TENTANG MAKNA SILATURAHMI BAGI ORANG
YANG DILUASKAN REZEKI DAN DIPANJANGKAN UMUR
TERHADAP AMAL SOSIAL SEORANG MUSLIM
Islam mengajarkan kepada manusia bahwa belum sempurna iman seseorang
jika hanya mementingkan hubungannya dengan Allah, tanpa mempererat tali
persaudaraan dengan sesama manusia. Sebagai Muslim, tujuan hidup dan
penundukan segala sesuatu di muka bumi adalah beribadah kepada Allah dan
memelihara diri dari hawa nafsu dan syaithan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghimpun kebajikan sebanyak mungkin sebelum ajal tiba, mengisi waktu yang
singkat ini dengan berbagai amal shalih yang dapat membawa kita kedalam surga.
Hadits riwayat Bukhari Muslim menerangkan tentang perbuatan yang
dilakukan seorang muslim yang sering melakukan silaturahmi maka akan dijanjikan
oleh Allah Swt berupa diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. Silaturahmi
adalah upaya untuk membebaskan kesalahan. Karena itu silaturahmi mestinya tidak
hanya dilakukan pada hari lebaran saja, tetapi lebih baik jika dilakukan secara
kontinyu, seperti jika ada kecenderungan berselisih atau terjadi salah paham maka
segeralah melaksanakan silaturahmi, jangan berlarut-larut. Rasulullah Saw
mengingatkan, “Tidak sempurna iman seseorang jika berselisih lebih dari tiga hari”.
Silaturahmi dapat memperpanjang usia maksudnya adalah berkah dalam
usianya, yaitu di dalam umur yang pendek itu ada kesempatan mengerjakan amalanamalan yang tidak sempat dikerjakan oleh orang lain yang berusia panjang. Allah
akan memberkahi usia orang yang mau melakukan silaturahmi, memberi kekuatan
raga, keunggulan akal, dan energi semangat serta kemauan. Sehingga hidupnya penuh
dengan amal-amal besar. Dikatakan juga bahwa rezeki dan ajal itu sudah ditetapkan
oleh Allah Swt. Dengan bersilaturahmi umur seseorang akan panjang maksudnya
adalah bahwa orang yang semasa hidupnya suka berkunjung kepada keluarganya dan
teman-temannya, maka harumlah namanya dan akan dikenang selalu. Meskipun ia
sudah meninggal dunia, namun nama dan akhlaq baiknya masih dikenang selalu
sehingga tetap mengingat segala perbuatan baiknya setelah kematiannya.
Pemikiran tersebut memunculkan pertanyaan penelitian, yaitu : (a) Bagaimana
syarah hadits riwayat Bukhari Muslim tentang makna silaturahmi diluaskan rezeki
dan dipanjangkan umur seorang Muslim?, (b) Apa esensi hadits riwayat Bukhari
Muslim tentang makna silaturahmi diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur seorang
Muslim?, (c) Bagaimana pendapat para pakar pemikiran Islam tentang amalanamalan sosial dalam kehidupan seorang Muslim?, (d) Apa implikasi pendidikan dari
v
hadits riwayat Bukhari Muslim terhadap makna silaturahmi diluaskan rezeki dan
dipanjangkan umur terhadap amal sosial seorang Muslim?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu
menghimpun data dan informasi yang telah ada atau yang telah terjadi, yang
bertujuan mengungkapkan atau mendeskripsikan gejala-gejala yang telah ada.
Sedangkan teknik penelitiannya adalah studi literature yaitu dengan membaca,
memahami, menganalisis serta menginterpretasikan dan menyusunnya dari berbagai
kitab dan buku
Essensi yang terkandung dalam hadits riwayat Bukhari Muslim adalah : 1)
Menumbuhkan kesadaran untuk mempergunakan waktu dengan hal yang bermanfaat,
2). Dengan bersilaturahmi akan memberikan manfaat berupa kebaikan yaitu berkah
dalam hidup, 3). Citra diri seorang manusia akan dikenang selalu.
Berdasarkan hasil analisis esensi hadits, maka implikasi pendidikan, yang
terkandung dalam hadits riwayat Bukhari Muslim adalah : Memanfaatkan masa hidup
sebelum datang kematian, Tumbuhnya keikhlasan dalam berbuat kebaikan dan
beramal.
Bandung,
Penulis,
Juli 2005
Santi Fitriah
Pembimbing I
Pembimbing II
(Dedih Surana, Drs., M.Ag)
(Asep Dudi S., S.Ag)
vi
Download