A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER Susunan Liturgi Ibadah Minggu Panggilan Beribadah Votum Bacaan Bertanggapan Pujian Pengakuan Dosa Doa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Doa Pengakuan Dosa Berita Anugerah Petunjuk Hidup baru Pujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Pujian Syukur 1 Pujian Syukur 2 Pengakuan Iman Pujian Doa Firman Tuhan Khotbah Persembahan Doa Persembahan & Doa Syafaat Pengumuman & Seri Pembinaan Doxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Doa berkat Amin / “Thank You Lord” Theme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Jemaat Liturgos Liturgos Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Liturgos & Jemaat Pengkhotbah Pengkhotbah Liturgos & Jemaat Petugas Doa Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah Pengkhotbah 2 Hamba Tuhan REC GEMBALA SIDANG SENIOR Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Telp : 0815 5055 985 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE Pdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected] GEMBALA LOKAL POS PI BATAM Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] / [email protected] GEMBALA LOKAL DARMO Pdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email: [email protected] 3 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ Tidak Ada Tempat Pelarian (Yunus 1)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M D i antara semua nabi dalam Alkitab, Yunus terbilang cukup unik. Walaupun beberapa nabi menyampaikan nubuat tentang bangsabangsa lain (Yesaya dan Yeremia), hanya Yunus yang diutus langsung ke negeri asing untuk menyampaikan pesan TUHAN. Walaupun beberapa nabi sempat berbantah-bantah dengan TUHAN pada awal pengutusan mereka (Musa dan Yeremia), hanya Yunus yang langsung melarikan diri dari panggilan Allah. Tidak heran, kisah Yunus menjadi salah satu cerita paling populer dalam Perjanjian Lama. Pasal pertama dari kitab Yunus mengisahkan tentang kedaulatan Allah. Apa yang Dia rencanakan pasti akan terlaksana. Kehendak-Nya tidak dapat dibelokkan oleh siapa pun juga dan di mana pun juga. Melalui kisah ini kita diingatkan tentang kekaguman pemazmur pada TUHAN: “Ke mana aku 4 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ dapat pergi menjauhi roh- sepanjang 70-96 km memiliki Mu, ke mana aku dapat lari ketebalan sekitar 10-16 m dengan dari hadapan-Mu?” (Mzm 139:7). ketinggian mencapai 10-100 m. Niniweh dianggap salah satu kota Melarikan diri dari panggilan terbesar (jika bukan yang terbesar). Kebesaran Niniweh bukan TUHAN (ayat 1-3) Sekilas tidak ada yang janggal hanya terletak pada ukuran kota, dalam kisah pemanggilan Yunus di melainkan juga ukuran dosa mereka bagian ini. Frasa “Datanglah firman (1:2). Tinggi tembok kota Niniweh TUHAN kepada nabi X” (ayat 1) masih kalah dengan ketinggian dosa muncul 112 dalam Alkitab. Seruan mereka. Ungkapan “sudah sampai “bangun [dan pergilah]” (ayat 2a, kepada-Ku” secara hurufiah berarti qûm lēķ) juga muncul di bagian “sudah sampai ke atas di hadapanlain Alkitab (1 Raj 17:8; bdk. Yer Ku” (semua versi Inggris). Gambaran 13:6). Yunus juga sebelumnya sudah ini mengingatkan kita pada dosa pernah diutus untuk memberitakan penduduk Sodom dan Gomora (Kej firman TUHAN kepada bangsa 18:20-21). Berbagai catatan historis menunjukkan kekejaman bangsa Israel (2 Raj 14:25). Asyur (bdk. Nah 3:3, 19). Mereka Yang berbeda kali ini adalah objek tidak segan-segan memotong kaki pelayanan Yunus. Dia harus pergi dan tangan serta mencungkil mata kepada penduduk kota Niniweh. musuh. Entah berapa banyak orang Ibukota kerajaan Asyur. Kepada yang sudah dikuliti hidup-hidup dan kulitnya digantung di tembok orang-orang asing. Kota ini terkenal karena kota. Begitu banyak perempuan kemegahannya (1:2; 3:2-3; 4:11). hamil yang dibelah perutnya sebagai Walaupun berbagai penemuan bahan perjudian para tentara Asyur, arkheologis dan catatan kuno lalu bayi-bayi mereka dilemparkan memberikan ukuran yang agak ke tembok. Sangat sadis! Kekejaman berlainan, semua sepakat bahwa kota Nazi dan Stalin yang begitu ini terbilang sangat besar menurut biadab terasa lebih manusiawi jika ukuran dunia kuno. Tembok kota dibandingkan dengan kebejatan 5 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ bangsa Asyur. Yunus diutus untuk menegur dosa mereka. Yunus menolak, tapi ia tidak mau berbantah dengan TUHAN seperti Musa (Kel 4) dan Yeremia (Yer 1). Ada banyak alasan yang mungkin dipikirkan oleh Yunus. Dia mungkin merasa percuma. Sulit membayangkan bahwa bangsa yang besar dan kejam tersebut mau mendengarkan peringatan dari Allah (TUHAN) yang disembah oleh bangsa Israel yang kecil. Yunus mungkin merasa takut. Bagaimana jika penduduk kota itu bukan hanya menolak pesan yang ia sampaikan tetapi juga menyiksa dia? Yunus merasa tidak peduli. Bangsa Israel sendiri sedang terkungkung dalam dosa dan menghadapi kemelut politis. Untuk apa dia perlu bersusahpayah memperhatikan bangsa lain? Yunus mungkin tidak menginginkan pertobatan mereka. Bukankah mereka bangsa yang kejam dan layak dihukum? Ucapan Yunus di akhir kitab ini menunjukkan bahwa alasan terakhir adalah yang paling tepat. Dia memahami belas kasihan dan kemurahan TUHAN atas orangorang berdosa (4:2). Dia yakin bahwa penduduk Niniweh akan bertobat apabila mendengarkan teguran dari TUHAN. Ini yang tidak dikehendaki oleh Yunus. Nasionalisme yang picik, rasisme yang terselubung, dan kemarahan terhadap kesadisan bangsa Asyur membuat Yunus menolak panggilan TUHAN. Dia tetap bangun dan pergi, namun ke arah sebaliknya. Bukan berlayar ke arah timur ke Niniweh (seberang kota Mogul modern, Irak), dia malah pergi ke arah barat ke Tarsis (kemungkinan besar sama dengan Spanyol sekarang). Dia ingin menghindari hadirat TUHAN sejauh mungkin (1:3, 10). Kota Tarsis termasuk salah satu kota yang begitu jauh yang belum pernah mendengar kehebatan TUHAN (Yes 66:19). Yunus mungkin berpikir bahwa TUHAN tidak akan repotrepot mengejar dia sampai ke Tarsis. Dikejar oleh TUHAN yang berdaulat (ayat 4-17) Dugaan Yunus separuh benar. TUHAN tidak mengejar dia sampai ke Tarsis. Sebelum mencapai kota itu TUHAN sudah lebih dahulu 6 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ menemui dia. Tidak ada tempat pelarian bagi dia. Amos 3:8 berkata: “Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan ALLAH telah berfirman, siapakah yang tidak bernubuat?”. TUHAN tidak pernah salah mengutus. Dia tidak pernah lelah mengejar. Pengejaran ini dilakukan TUHAN dengan cara yang spektakuler. Dia ingin menunjukkan kedaulatanNya kepada Yunus. Tiba waktunya bagi Yunus untuk lebih mengenal TUHAN, bukan hanya sebagai Allah yang berkemurahan (4:2), tetapi juga yang berdaulat atas segala sesuatu (1:4-17). Sama seperti TUHAN berkuasa atas bangsa Yehuda dan Israel, demikian pula Dia memegang kontrol atas segala bangsa. Sama seperti TUHAN berkuasa atas semua manusia, Dia juga mengontrol lautan dan segala isinya. Badai yang sangat besar menerjang kapal barang yang ditumpangi Yunus (4:4). Ketakutan para awak kapal yang sudah sangat terlatih di tengah laut ini menyiratkan keseriusan dari badai tersebut. Ini bukan badai yang biasa. Segala upaya dilakukan untuk menyelamatkan diri dari bahaya, tetapi semua terlihat sia-sia. Agamaagama palsu tidak menyelamatkan (1:5a). Walaupun semua awak sudah memanggil dewa mereka masingmasing, keadaan tidak berubah. Entah berapa banyak dewa laut dan badai yang sudah dimintai pertolongan. Semua tidak membawa kemajuan. Usaha manusia pun tidak menyelamatkan (1:5b). Dengan pengetahuan dan pengalaman berlayar yang sudah sekian lama, para awak mencoba mencari solusi terbaik. Mereka berusaha meringankan beban kapal, sehingga tidak mudah tenggelam. Semua tindakan ini tidak membawa perubahan apa-apa. Di tengah situasi ini TUHAN, dalam kedaulatan-Nya, membukakan kebebalan Yunus. Banyak pelajaran rohani ini terkesan sangat ironis. Sang nabi yang seharusnya memberitakan kebenaran justru 7 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ harus belajar tentang kebenaran. Seruan nahkoda “bangunlah” (1:6) mengingatkan Yunus pada seruan TUHAN sebelumnya (1:2 “bangunlah”). Perintah nahkoda kepada Yunus supaya dia berdoa kepada Allah-Nya (1:6) benar-benar berlawanan dengan keinginannya untuk menjauhi hadirat TUHAN (1:3, 10). Harapan nahkoda agar TUHAN mengindahkan mereka – yang semuanya adalah orang non-Israel – pasti menyakitkan di telinga Yunus. Bukankah kemurahan kepada bangsabangsa lain itu yang mendorong Yunus untuk melarikan diri ke Tarsis? Pendeknya, sang nabi yang sedianya diutus untuk berkhotbah kepada bangsa asing kini justru sedang mendengarkan khotbah dari seorang asing. Betapa ironisnya situasi ini! Dalam kedaulatan-Nya TUHAN juga menyingkapkan ketidakkonsistenan Yunus. Dia mengaku “takut kepada TUHAN” (1:9), tetapi tindakannya tidak menunjukkan pengakuan tersebut. Justru para awak kapal yang menunjukkan ketakutan yang tulus kepada TUHAN (1:10). Mereka menegur dia: “Bagaimana engkau dapat melakukan hal ini!” (RSV/NRSV/ ESV; kontra LAI:TB yang memberikan tanda tanya). Pengakuannya tentang TUHAN sebagai Allah atas langit, laut, dan daratan (1:9) bertabrakan dengan kebodohannya dalam melarikan diri dari hadapan TUHAN. Pengakuan iman tidak sejalan dengan tindakan. Dalam kedaulatan-Nya TUHAN juga mengajarkan kemurahan kepada Yunus. Para awak kapal tidak mau langsung menuruti usulan Yunus untuk mencampakkan dia ke laut (1:11-12). Mereka masih memikirkan cara lain untuk menyelamatkan Yunus, sehingga dia bisa menyelesaikan panggilan TUHAN (1:13). Bukankah ini bentuk kemurahan yang luar biasa kepada orang yang bersalah? Bagaimanapun, TUHAN ingin menunjukkan kemurahan-Nya dengan cara yang berbeda. Usaha awak kapal dibuat gagal. Yunus akhirnya dilemparkan ke laut. Dia seharusnya mati di tengah lautan. Bukankah dia 8 e Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G MAGZ tidak menyesali perbuatannya? Bukankah dia tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun terhadap TUHAN? Dalam kemurahanNya yang besar, TUHAN mengirim ikan yang besar untuk menyelamatkan Yunus (1:17). Dalam kedaulatan-Nya TUHAN juga memberikan cicipan kedaulatan dan kedaulatan-Nya atas bangsa-bangsa lain. Melalui semua peristiwa ini, para awak kapal mengenal siapa TUHAN. Mereka takut kepada-Nya (1:10). Mereka berdoa kepada-Nya (1:14). Mereka beribadah kepada-Nya (1:16). Hal yang sama akan terjadi pada penduduk Niniweh (pasal 3). Apa yang dikuatirkan Yunus (4:2) tampaknya sungguh-sungguh akan terjadi! Dalam minggu pertama Bulan Misi 2017 ini, apakah yang Allah sudah letakkan dalam hati Anda? Apa yang Anda bisa lakukan demi perluasan misi di seluruh dunia? Jika TUHAN sudah memanggil, janganlah kita mengabaikan dan melarikan diri dari rencana-Nya. Kemurahan ajaib yang Dia sudah berikan kepada kita melalui penebusan Yesus Kristus di kayu salib kiranya mendorong kita untuk bersemangat menunjukkan kemurahan kepada mereka yang terhilang. Marilah dengan sukacita dan sukarela kita melakukan apapun yang kita bisa bagi kemajuan injil Yesus Kristus dan kemuliaan Allah! Soli Deo Gloria. 9 e MAGZ 1. Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G POKOK DOA SYAFAAT Berdoa tentang pemilihan penatua •Untuk beberapa orang yang bersedia menjadi penatua supaya diberikan kekuatan menjalankan tugas pelayanan •Untuk tim Formatur diberikan hikmat untuk melanjutkan proses selanjutnya dalam pendekatan lanjutan pada pribadi yang bersangkutan dan keluarga. 2. Doakan untuk bulan Misi •Doakan untuk bulan Misi di komisi Sekolah Minggu supaya mereka diajarkan mengenal kasih Tuhan dan memberitakan kepada orang lain. •Supaya anak Sekolah Minggu memiliki semangat dan cara memberitakan Injil sejak dini. 10 e MAGZ K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G KATEKISMUS WESTMINSTER Pertanyaan 114: Apa hukum yang keempat? Jawaban : Hukum yang keempat ialah, ‘Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu: maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu lakilaki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.’ a. Kel 20:8-11. 11 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA Guru yang terpenting bagi anak anda bukan di dalam kelas Disiplin Sehari-hari Suatu bagian vital dari pendidikan yang baik adalah disiplin dalam belajar sehari-hari. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kami mengadakan ibadah keluarga setiap pagi untuk membantu pertumbuhan rohani kami. Tetapi itu belum semuanya. Setiap petang dari pukul 5:00-06:30 ditetapkan sebagai waktu keluarga di mana kami makan malam sambil mengobrol. Tidak seorang pun yang tidak hadir. Bagaimanapun banyaknya pekerjaan Ayah, ia sudah tiba di rumah pukul 5:00 – sekalipun itu berarti bahwa ia harus kembali ke kantor sesudah makan malam untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan kami anak-anaknya tahu bahwa kami tidak boleh terlambat pulang atau bertanya apakah kami boleh makan di rumah teman. Kami harus berada di rumah. Waktu-waktu makan malam tersebut menciptakan ikatan emosional yang kuat di antara kami. Namun juga merupakan saatsaat belajar. Kami masing-masing memperoleh kesempatan untuk 12 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ mendiskusikan apa yang sudah terjadi sepanjang hari, lalu orangtua saya membantu kami memecahkan setiap kesulitan. Kami belajar menilai dari mendengar penilaian yang tepat. Kami belajar tentang dunia pada saat kami mendiskusikan peristiwaperistiwa yang tengah terjadi. Kami berbincang mengenai hubungan kami dengan teman-teman. Kami juga belajar mana yang pantas dan mana yang tidak. Misalnya, pada waktu makan untuk pertama kalinya Larry menceritakan leluconnya yang jorok. Seusai ia bercanda, mata Ibu membesar, namun Ayah dengan tenang menatap Larry sambil berkata, “Larry, itu bukan humor untuk keluarga kita. Dan pasti bukan untuk dilontarkan di depan seorang wanita,” sambil menunjuk kepada Ibu. “Efesus 4:29 mengatakan, ‘Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.’” “Perkataan semacam itu tidak membangun. Kamu mengerti kan?” Wajah Larry merah padam, tetapi ia berusaha berkata, “Ya, Yah,” dan kami semua melanjutkan makan malam. Saya benar-benar menikmati waktuwaktu makan malam kami, dan saya temukan yang lain dari Trish. Pada saat kami mulai duduk, Trish selalu menjadi orang terakhir yang datang ke meja makan. Setelah beberapa tahun berlalu, ia memberitahu kami kenapa ia selalu terlambat. Setiap malam manakala kami bersiap untuk makan malam, Trish akan menyelinap untuk mematikan telepon. Lalu seusai makan malam, ia diam-diam memasang telepon itu kembali supaya tak seorang pun yang tahu. Waktu-waktu makan malam itu begitu penting bagi Trish sehingga ia tidak ingin diganggu oleh telepon dari siapa pun! Saya dan Margaret juga sudah mencoba memanfaatkan makan malam sebagai waktu keluarga dengan Elizabeth dan Joel Porter, tetapi kami menghadapi kesulitan karena jadwal kami. Jadi kami 13 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ coba gunakan saat-saat lain. Kami membuat jam doa pagi dan jam doa malam sebelum tidur. Dan sebelum mereka mengemudi sendiri, saya selalu mengantar mereka ke sekolah di pagi hari sehingga saya mempunyai kebersamaan bersama mereka. Margaret biasanya juga menggunakan saat-saat mengantar untuk memberikan pengajaran dengan beribadah di dalam mobil sementara ia menjalankan tugasnya. Tanggung Jawab Sejauh yang bisa saya ingat, kami diajar bertanggung jawab. Segera setelah kami bisa berjalan, misalnya, Ibu mengharuskan supaya kami mengambil mainan kami sendiri dan mengembalikannya lagi. Ibu berkata kadangkala dibutuhkan waktu hampir 30 menit untuk menuntun tangan saya memunguti balok-balok, mainan lainnya dan menaruhnya ke dalam kotak mainan. Kalau dikerjakan sendiri, Ibu hanya memerlukan waktu sekitar tiga menit untuk mengerjakannya, namun ia menyediakan waktu untuk membantu saya melakukannya. Dan apa yang Ibu korbankan membuahkan hasil. Saya belajar memunguti mainan sendiri sepanjang sisa hidup saya. Tidak seperti Larry dan Trish, saya bukan seorang yang secara alamiah mempunyai rasa tanggung jawab. Saya lebih menyukai bermain daripada bekerja. Tetapi saya tertolong oleh sistem yang diterapkan Ayah untuk membuat kami mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Setiap hari Minggu, ia memberitahukan apa saja tanggung jawab kami untuk seminggu berkesinambungan yang harus dilaksanakan setiap hari oleh orang yang sama. Mencuci piring, misalnya, adalah tugas Larry dan saya, dan segera kami kerjakan setiap malam seusai makan malam. Pekerjaan-pekerjaan lain bukan tugas rutin dan kami bebas untuk melakukannya kapan saja kami mau sepanjang itu semua diselesaikan 14 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ sebelum hari Sabtu siang. Sebagai hadiahnya, kami boleh ikut dalam aktivitas keluarga yang berupa hiburan. Namun siapa saja yang tidak mengerjakan tugas rumah tangganya harus tinggal di rumah untuk menyelesaikannya. Sistem tersebut membantu kami belajar membuat keputusan yang baik dan mengatur waktu kami dengan baik pula. Saya ingat satu minggu tertentu ketika Ayah menugaskan saya membersihkan ruang bawah tanah, satu tugas yang saya benci. Sesudah beberapa hari, saya lupa sama sekali – sampai Sabtu siang tiba. Ibu sudah menyiapkan makan siang istimewa untuk dinikmati di alam terbuka, lengkap dengan ayam goreng dan salad kentang. Ayah mempersiapkan mobil untuk membawa kami ke tempat berenang. Saya memutuskan untuk tidak menyebut-nyebut soal ruang bawah tanah. Nanti sepulang dari pesiar, dengan diam-diam saya akan menyelinap ke ruang bawah, agak merapikannya, dan tak seorang pun yang akan tahu. Saya sudah menenteng handuk dan tengah menuju mobil saat saya mendengar Ayah berkata, “Johnny, sebelum kita berangkat, kita berdua perlu melihat ruang bawah tanah.” Saya tidak berdaya. Saya berjalan perlahan-lahan di belakang Ayah sambil membiarkan handuk saya menyapu tangga kayu yang berdebu. “Beberapa peralatan belum disingkirkan dari sini,” ia berkata sementara ia mulai memeriksa. “Dan di pojok itu Ayah lihat sampah yang mestinya sudah dibuang. Lalu kertas-kertas usang itu seharusnya dirobek-robek kecil dan dibuang ke tempat sampah.” Kemudian ia berlutut sehingga ia bisa menatap mata saya. “Kamu belum membersihkan ruang bawah tanah ini, kan?” tanyanya. Tidak ada penyangkalan, jadi saya akui saja. “Kalau begitu bagaimana peraturannya kalau belum dikerjakan?” Saya mulai menangis. “Kalau kamu belum menyelesaikan pekerjaan rumah tanggamu, kamu harus tinggal di rumah dan mengerjakannya,” 15 e Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E MAGZ jawab saya. “John, sayang sekali kamu harus tinggal di rumah siang ini,” katanya. Aku mengasihimu, dan kami ingin sekali kamu ikut berenang bersama kami. Namun penting untukmu belajar bertanggung jawab. Kali ini, kamu lebih suka menundanya. Ayah harap lain kali kamu mau mengerjakan tugasmu pada waktunya sehingga kamu bisa bersenangsenang bersama kami pada hari Sabtu.” Sesudah itu ia bertanya apakah saya mengerti, dan waktu saya berkata ya, ia merangkul saya. Saya masih ingat tatapan mata keluarga saya ketika meninggalkan garasi di mana Trish menjulurkan lidahnya ke arah saya. Sisa sore itu saya habiskan untuk membersihkan ruang bawah tanah sementara anggota keluarga yang lain berenang dan bersenang-senang. Saya memperhatikan pelajaran yang saya peroleh dan tugas-tugas saya selesai pada waktunya. Saya tidak tahan kalau tidak ikut pesiar bersama keluarga pada hari Sabtu. Sistem orangtua saya sangat membantu seorang yang tak peduli seperti saya menjadi seorang yang bertanggung jawab. Itu memotivasi dan membuat saya tetap bertanggung jawab. Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 4: Breakthrough Parenting – John C. Maxwell bersambung … 16 e B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A MAGZ bagaimana mengetahui panggilan untuk selibat? Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M (Lanjutan tgl 30 April 2017) ertama, memiliki fokus hidup untuk Tuhan. Setiap orang Kristen memang harus mengasihi Allah dengan seluruh hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan (Markus 12:30), namun ada sebagian orang yang dikhususkan oleh Tuhan untuk lebih terfokus bagi pekerjaan-Nya. Merekalah yang diberi karunia selibasi. Di antara berbagai alasan untuk hidup selibat, Tuhan Yesus menyebutkan hal ini: “Ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga” (Matius 19:12). Pada saat menasihati jemaat untuk mempertimbangkan keputusan menikah maupun selibat, Paulus menerangkan bahwa orang yang tidak menikah “memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan” (1 Korintus 7:32-35). P 17 e B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A MAGZ Beberapa orang tidak mau menikah lantaran tidak ingin repot mengurusi pasangan atau anak-anak. Mereka ingin menikmati hidup dan menghindari masalah. Motivasi semacam ini jelas tidak alkitabiah. Selibasi bukan untuk berpusat pada diri sendiri, melainkan pada Tuhan. Orang yang terpanggil untuk selibat harus siap dengan satu resiko: kekurangan waktu untuk diri sendiri. Allah sengaja memanggil mereka untuk tidak menikah supaya mereka benar-benar mampu mencurahkan segala perhatian, waktu, dan tenaga untuk pekerjaan Tuhan. Mungkin untuk mengasihi orang-orang yang kurang beruntung menurut ukuran dunia. Mungkin untuk memberitakan injil di tempat-tempat yang begitu sulit. Dalam hal waktu, Allah mungkin lebih menuntut (more demanding) daripada suami atau isteri. Kedua, memiliki keyakinan yang teguh dalam hatinya. Di 1 Korintus 7:37 Paulus memberikan pandangannya tentang orang yang mungkin memutuskan untuk tidak meneruskan pertunangan mereka ke arah pernikahan. Walaupun konteks tidak menyediakan petunjuk yang terlalu jelas apakah keputusan untuk tidak menikah ini bersifat permanen (selibasi) atau hanya dalam kurun waktu yang pendek (penundaan pernikahan), prinsip yang melandasi keputusan tersebut tetap relevan bagi diskusi kita. Secara hurufiah ayat di atas berbunyi sebagai berikut: “Tetapi dia yang telah berdiri teguh dalam hatinya, tidak memiliki kekuatiran atau kebutuhan, melainkan memiliki otoritas atas kehendaknya, dan telah memutuskan dalam hatinya untuk mempertahankan kebujangannya, ia berbuat baik”. Ayat di atas berbentuk ABBA (chiasmus). Poin di awal sama dengan yang di akhir. Begitu pula poin selanjutnya. Perhatikan bagian di bawah ini: A Telah berdiri teguh dalam hatinya B Tidak memiliki kekuatiran atau kebutuhan B’ Memiliki otoritas atas kehendaknya A’ Telah memutuskan dalam hatinya 18 e B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A MAGZ Dari struktur di atas terlihat bagaimana ketetapan hati memainkan peranan penting dalam keputusan untuk menjalani selibasi. Keputusan penting ini tidak boleh sekadar emosional, melainkan melibatkan pertimbangan yang matang. Kata “memutuskan” (krinō) di bagian akhir mengandung arti “menilai” atau “memutuskan”. Di samping itu, keputusan ini akan berdampak besar pada masa depan. Kata kerja “telah berdiri” (hestēken) maupun “telah memutuskan” (kekriken) menggunakan tense perfek, yang dalam tata bahasa Yunani mengindikasikan sebuah tindakan yang terjadi di masa lampau tetapi akibat atau hasilnya sampai pada masa yang akan datang. Karena keputusan ini menyangkut masa depan yang (sangat mungkin) panjang, setiap orang perlu memiliki keyakinan diri yang kuat sebelum mengambil sikap. Bersambung……... 19 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Yesus adalah kebenaran absolut (Lanjutan tgl 30 April 2017) esus menegaskan klaim-Nya sebagai kebenaran dalam Yohanes 14 mulai dari ayat 7, dst. Awalnya Dia menyatakan hal ini dengan menjelaskan apa arti klaim-Nya bahwa Dia adalah kebenaran. Ayat 7 menyatakan, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Mengenal Yesus sama dengan mengenal Bapa. Karena para murid belum sepenuhnya memahami siapa Yesus sebenarnya, Dia berkata, “Sekiranya kamu mengenal Aku.” Tetapi keadaan itu akan segera berubah. Yesus selanjutnya berkata, “Sekarang ini kamu mengenal Dia.” Leon Morris menunjukkan bahwa ketika Yesus berkata kita bisa mengenal allah, Dia “melampaui segala hal yang biasanya dinyatakan orang kudus pada masa lalu.... Yesus memberikan kepada mereka yang percaya sesuatu yang baru dan luar biasa dalam pengalaman religius, yaitu pengenalan yang riil akan Allah.” Y 20 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ Yesus mengeluarkan satu pernyataan yang kuat dalam Yohanes 14:7. Dia berkata, “Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Yesus sedang mengatakan bahwa para murid telah melihat Allah Bapa. William Barclay berkata, “Di dalam dunia masa itu, pernyataan itu mungkin merupakan pernyataan yang paling mengejutkan yang pernah dikeluarkan Yesus. Bagi orang Yunani, Allah adalah Dia yang Tidak Terlihat. Orang Yahudi menerima dalam pengakuan iman mereka bahwa tidak ada manusia yang pernah melihat Allah kapan pun. Leon Morris menyimpulkan: “Dia sedang mengklaim sesuatu yang lebih besar daripada pernyataan siapapun.” Tapi para murid kelihatannya tidak memahami hal ini. Sehingga dalam Yohanes 14:8 Filipus berkata, “Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi k ami.” Yesus menjawab, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaima na engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (ay. 9 dan 10a). Menarik sekali bahwa meskipun musuh Yesus memahami pernyataan Yesus sebagai klaim kesetaraan-Nya dengan Allah, ternyata para murid tidak. Mungkin ini karena orang-orang yang menentang Kristus tidak segan untuk berpikir buruk tentang diri-Nya. Satu klaim dari Yesus bahwa diri-Nya adalah Allah akan menegaskan dalam pikiran pih ak-pihak yang memusuhi-Nya apa yang ingin mereka percayai: bahwa Yesus bukan orang baik. Maka, pada saat mereka mendengar Yesus membuat pernyataan tentang keilahi an-Nya, mereka berusaha melempari Dia dengan batu karena Dia dianggap “menghujat Allah”; mereka berkata, “dan karena Engkau sekalipun hanya seorang manusia saja, me nyamakan diri-Mu dengan Allah” (Yoh. 10:33). Para murid Kristus tidak ingin menganggapNya sebagai penghujat; sehingga mereka berusaha memahami pernyataan keilahian Yesus dengan cara yang berbeda. Mereka mengasihi Dia, dan 21 e Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G MAGZ mereka tidak mau menganggap-Nya menghujat. Kebangkitan mengubah semuanya, karena sejak saat itu mereka tahu bahwa Yesus memang Allah, dan bahwa pernyataan tersebut bukan suatu hujatan, melainkan kebenaran yang mulia. Bersambung…………. Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando 22 e Darim an ak ah k ai n m e n d ap at k an i s t r i ? | #D OYO U KNOW MAGZ Darimanakah Kain Mendapatkan Istri? K ejadian 4:17 menyatakan, “Kain bersetubuh dengan isterinya dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Henokh.” Salah satu pertanyaan yang sering diajukan sehubungan dengan ayat ini adalah “darimana Kain mendapatkan isteri?”. Bukankah hanya ada satu wanita saat itu, yaitu Hawa, ibunya? Ini sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dijawab apabila kita menyadari bahwa keturunan Adam tidak terbatas pada Kain, Habel, dan Set. Adam masih memiliki beberapa anak laki-laki dan perempuan,”Umur Adam, setelah memperanakkan Set, delapan ratus tahun, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan (Kej. 5:4). Hanya saja nama-nama anak laki-laki dan perempuan lain yang dimiliki Adam dan Hawa tidak disebutkan namanya maupun jumlah pastinya. Anak-anak perempuan itulah yang menjadi isteri bagi saudara mereka laki-laki. Terkait dengan jarak usia Kain dengan adiknya perempuannya (isterinya) yang kemungkinan 23 e Darim an ak ah k ai n m e n d ap at k an i s t r i ? | #D OYO U KNOW MAGZ cukup jauh, hal ini juga tidak terlalu sulit untuk dijelaskan. Pada jaman itu manusia dapat hidup begitu lama (5:5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 27; bdk. 6:3; Mzm 90:10), sehingga jarak yang jauh ini menjadi tidak terlalu penting. Tatkala salah seorang adik perempuannya beranjak dewasa, Kain tetap belum tua menurut ukuran waktu itu. Penjelasan di atas akan membawa kita pada pertanyaan umum lainnya, yaitu “apakah perkawinan antara anggota keluarga (incest) yang dilakukan Kain diperbolehkan?”. Untuk menjawabnya kita perlu pemahaman yang lebih komprehensif dengan memperhatikan beragam faktor di dalamnya. 1. Seandainya kita menerima catatan Alkitab bahwa semua umat manusia berasal dari satu pasangan (1:26-28; Kis 17:26), maka menuntut manusia waktu itu untuk tidak kawin dengan saudara saudarinya merupakan harapan yang berlebihan dan tidak masuk akal. Perkawinan Kain dengan saudara perempuannya merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan, walaupun hal itu pada dirinya sendiri tidak bisa dijadikan alasan (ketidakadaan pilihan bukan pembenaran). 2. Hakekat dari dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh 3:4). Perkawinan antar anggota keluarga baru menjadi dosa setelah Allah menyatakan bahwa hal itu adalah dosa (Im 18:7-17; 20:11-12, 14, 17, 20-21; Ul 22:30; 27:20, 22, 23). Dengan kata lain, perkawinan antar keluarga pada dirinya sendiri bukanlah dosa, sampai pada suatu saat Allah menyatakan sebaliknya. 3. Pada jaman sebelum Musa memberikan larangan terhadap perkawinan antar anggota keluarga, Alkitab mencatat beberapa orang yang melakukannya, namun tindakan itu tidak dipandang sebagai dosa. Abraham menikah dengan saudara tirinya (20:12). Amran, ayah kandung Musa, menikah dengan bibinya (Kel 6:20). 24 e Darim an ak ah k ai n m e n d ap at k an i s t r i ? | #D OYO U KNOW MAGZ 4. Larangan untuk melakukan perkawinan antar anggota keluarga mula-mula harus dilihat sebagai perintah yang baru dari TUHAN untuk membedakan gaya hidup umat Israel dengan bangsa lain. Larangan ini sangat kontras dengan budaya Mesir, terutama kebiasaan perkawinan antar keluarga dalam keturunan Firaun. 5. Kecacatan biologis yang biasanya menyertai perkawinan ini harus dipandang sebagai bentuk hukuman Allah, bukan akibat otomatis yang alamiah dari setiap perkawinan antar keluarga. Maksudnya, ketika Allah sudah memberikan larangan perkawinan antar keluarga dan manusia tetap melanggarnya, maka Allah menghukum tindakan tersebut. Salah satunya melalui kecacatan biologis pada anak yang dihasilkan. Mengingat pada jaman sebelum Musa perkawinan antar anggota keluarga tidak dilarang, maka kecacatan fisik menjadi isu yang kurang relevan. Cara 4:17 ditulis mirip dengan 4:1. Perbedaan terletak pada ketidakadaan nama perempuan yang melahirkan dan siapa yang memberi nama. Penulis tampaknya tidak menganggap keberadaan isteri Kain sebagai sesuatu yang penting. Ini jelas berbeda dengan peranan Hawa di 4:1, 25. Begitu pula yang terjadi pada Set, ketika dia kawin, tidak disebutkan nama istrinya, asal usul atau apapun (Kej. 5:6-7). NK_P 25 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ PElayanan misi yesus (Lanjutan tgl 30 April 2017) isi Israel sebenarnya adalah untuk “menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yes 49:6), bukan ingin diselamatkan dari penjajahan kafir. M Juga terdapat kecurangan di pusat peribadatan Israel, para penjaga Bait Allah, yaitu kaum Saduki, menjalankan suatu perdagangan binatang korban yang menguntungkan pihak mereka. Binatang-binatang yang harus tanpa cacat itu dijual dengan harga empat sampai lima kali lipat dari harga pasarnya dan jemaat harus membeli dengan menggunakan keping uang khusus yang ditukar dengan mata uang yang lazim, tentunya dengan komisi pertukaran yang besar. Harga-harga selangit dipasang dan bersifat monopoli ini, mengakibatkan Bait Allah telah menjadi “sarang penyamun” (Mark 26 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ 11:17). Orang banyak telah memproklamasikan Yesus sebagai Mesias sewaktu Ia memasuki Yerusalem. Sekarang Ia mau menunjukkan kepada mereka, seperti apakah Mesias yang sebenarnya. Penyucian Bait Allah merupakan tanda bahwa suatu tatanan lama sedang lenyap dan bahwa melalui Yesus semuanya menjadi baru. Sejak itu akan ada Bait Allah yang baru; tubuh-Nya sendiri yang telah disalibkan dan yang bangkit itu akan merupakan tempat di mana Allah disembah (Yoh 2:19-21; Mat 26:61). Tindakan penghukuman Yesus yang tidak lagi bersumber dari kebencian atau pembalasan. Ia menangisi Yerusalem, sebab penduduk kota itu menolak tawaran Allah akan keselamatan (Luk 19:41-44)/ Setelah kejadian ini, tidak ada lagi jalan untuk mundur bagi Yesus. Ia telah menantang rezim yang ada pada pusatnya. Ia menolak menafsirkan misiNya sebagai perang suci bagi pembebasan nasional. Ia telah menubuatkan penghancuran lambang Israel, yang paling suci dan bersamanya – secara tersirat – mundurnya hadirat Allah dari Bait Allah di Yerusalem dan tidak pernah dibangun kembali, batu yang dibuang oleh tukang bangunan akan menjadi batu penjuru mulainya sejarah keselamatan umat manusia oleh Yesus Kristus. Lima hari lagi peristiwa itu, Bait Allah yang terdiri dari daging dan darah-Nya akan dihancurkan untuk bangkit kembali dalam tiga hari setelahnya, menjadi Bait Allah yang baru. Penyucian Bait Allah merupakan awal penghakiman Allah atas suatu umat yang telah tersesat jalannya. Penyaliban itu merupakan penebusan Allah atas semua orang yang percaya, bahwa melalui kematian dan kebangkitanNya, Yesus membuka suatu zaman keselamatan oleh anugrah, suatu tatanan yang baru, suatu gagasan yang baru tentang keumatan, suatu pembebasan dari kekuatan destruktif, yakni dari korupsi politik, penindasan ekonomi, kebencian, nasionalisme dan pengandalan kekerasan. Secara signifikan sesuai dengan seluruh misi Yesus, kata terakhir tentang pengampunan, 27 e B AB V | #MI S S I O N MAGZ “Jika kamu berdiri utuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu” (Mark 11:25). Pemberitaan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, seruan untuk bertobat dan percaya pada kabar baik (Mark 1:14-15) diperluas dengan penugasan untuk memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa dalam nama Mesias yang disalibkan dan yang bangkit (Luk 24:46-47). Penegakan Kerajaan Allah melalui penderitaan dan kematian dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati dan kesaksian dari mereka yang melihat bahwa Ia hidup. Ia menunjukkan keselamtan final melalui kebangkitanNya dan diikuti oleh para pengikut-pengikut-Nya. Tanpa kebangkitanNya, maka iman kita kepada-Nya tidak dapat dibenarkan. Jadi mengikuti Yesus berarti, bersaksi dan mengikuti jalan Kristus, sampai akhir. Bersambung……... 28 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E RENUNGAN HARIAN Senin, 8 Mei 2017 TENANG DEKAT ALLAH (Bacaan: Mazmur 62:2-3) Setiap orang tentunya ingin hidup tenang. Apalah artinya kita memiliki segala sesuatu, tetapi hidup tidak tenang; selalu gelisah, dan selalu di kejar ketakutan? Sayangnya, orang seringkali salah mencari sumber ketenangan. Beberapa orang berpikir ketenangan akan ada ketika memiliki uang yang cukup atau pekerjaan yang baik. Kisah tentang Daud mengajarkan kita tentang ketenangan yang sesungguhnya. Dalam perjalanan hidupnya, mulai dari saat masih menjadi seorang penggembala domba hingga menjadi raja atas Israel, kehidupan Daud diwarnai dengan hal-hal yang menakutkan, sehingga ia merasa tidak aman. Saat menggembalakan kawanan domba ayahnya ia harus berhadapan dengan binatang buasyang berusaha menghabisi ternaknya. Dia juga pernah berhadapan dengan Goliat yang sangat ditakuti oleh kebanyakan orang saat itu. Daud juga pernah dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya. Hidup Daud seperti berada di ujung tanduk. Secara manusia ia kerapkali merasa takut dan kuatir, namun ia tetap tenang. Mengapa? Sebab Daud mengimani bahwa ketenangan tidak bersumber dari apa yang ada di luar diri manusia seperti kekayaan, orang tua, perlindungan dari penguasa, dll. Ketenangan sejati hanya dihasilkan dari hati yang mempercayai Allah sebagai sumber keselamatan. Tuhanlah tempat perlindungan kita. Apakah saudara sedang tidak tenang? masalah terus menerpa saudara sehingga saudara mengalami kekuatiran? Ingatlah bahwa Tuhan merupakan sumber penghiburan, Dia sumber keselamatan, Dia sumber perlindungan yang dapat memberikan ketenangan sejati. Datanglah dan carilah Dia. 29 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Selasa, 9 Mei 2017 MASIH ADA TUHAN (Bacaan: I Raja-raja 19:1-8) Di ujung pergumulannya, seorang teman saya berkata bahwa Dia tidak kuat lagi untuk menjalani hidup ini, karena semakin banyak masalah yang dia hadapi. penyakitnya tak kunjung sembuh. Dia sudah berusaha sekuat tenaga tetapi hasilnya nihil. Sehingga pada satu waktu, ia ingin mengakhiri hidupnya. Seperti halnya dengan Elia, Elia ingin mengakhiri hidupnya bukan karena penyakit tetapi takut kepada ancaman Izebel. Izebel mengancam untuk membunuh Elia. Karena Elia telah membunuh para baal dengan pedang (Ay.1-2). Setelah Elia mendengar hal ini, sangat takutlah ia dan berdoa kepada Allah. Elia berdoa supaya Allah mengambil nyawanya (Ay. 3-4). Elia takut? Bukankah Elia adalah nabi Allah? Ya, benar. Elia adalah nabi Allah, tetapi Elia juga manusia biasa yang memiliki perasaan takut. Elia seakan lupa dengan kuasa Allah. Di pasal sebelumnya dengan jelas bahwa Allah menunjukkan kuasaNya, yaitu peristiwa di gunung karmel. Seharusnya Elia ingat kejadian itu, bukan? Setelah berdoa Elia berbaring dan malaikat Allah dengan lembut memanggil Elia untuk makan dan minum. Elia pun memakannya dan meminumnya (Ay.5-8). Sering kali masalah datang kepada kita dan membuat kita tidak kuat untuk bertahan. Hanya kalimat negatif yang keluar dari mulut kita, yaitu “masalahku banyak dan berat, aku tidak kuat, aku tidak mampu lagi, cukup sudah penderitaan ini, lebih baik aku mati”. di setiap jalan “buntu” yang kita temui, sesungguhnya Allah menginginkan kita menantikan Dia. Serahkanlah beban berat saudara kepada Allah dan Ia akan bertindak. Kiranya Roh Kudus selalu memberi kekuatan bagi kita di dalam melewati berbagai persoalan. 30 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Rabu, 10 Mei 2017 TIDAK SETIMPAL (Bacaan: Yunus 3:1-10) Pernahkah saudara protes dengan cara kerja Allah? orang yang sangat jahat, tidak mendapatkan hukuman yang setimpal, namun justru bertobat dan dipakai oleh Allah? Sebagai seorang nabi, seharusnya Yunus bangga dan senang atas pertobatan orang-orang Niniwe, namun bagi Yunus pembatalan hukuman bagi orang-orang Niniwe ini mengesalkan hatinya bahkan ia marah kepada Tuhan dan mengatakan “Jadi sekarang ya Tuhan cabutlah nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup”. Yunus menghendaki Tuhan konsekwen terhadap keputusan yang telah dibuatnya, bahwa Tuhan akan mendatangkan hukuman kepada Niniwe atas kejahatan mereka. Tetapi yang terjadi Allah “menyesal” merancangkan hukuman bagi mereka, karena pertobatan orang-orang Niniwe. Padahal ia sudah keluar dari kota itu untuk menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu (ay. 5). Yunus mungkin berpikir, bagaimana mungkin kejahatan mereka yang begitu besarnya dapat diampuni dengan sekejap mata hanya dengan berkabung dan berpuasa. Seharusnya Allah memberikan hukuman yang setimpal atas kejahatan mereka dan barulah Tuhan memberikan keselamatan yang setimpal dengan pertobatannya. Terkadang kita sebagai manusia memberikan hukuman yang lebih berat dari Tuhan. Syukur kepada Tuhan. Ia memiliki cara kerja yang berbeda dengan manusia. Kita adalah orang-orang yang telah mendapat kesempatan baru dari Allah. Bukankah kitapun mendapatkan hukuman yang tidak setimpal dengan kejahatan kita? 31 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Kamis, 11 Mei 2017 JALAN PINTAS MENUJU MAUT (Bacaan: I Samuel 28:1-25) Pernahkah saudara menemukan jalan buntu? Tidak satu orang pun yang tidak dapat membantu saudara? Seakan pertolongan terlambat bagi saudara. Kadang di dalam benak saudara terlintas untuk mencari pertolongan dengan cara yang cepat. Hal ini juga yang dilakukan oleh raja Saul. Saul sangat takut dan gentar dalam menghadapi peperangan melawan orang Filistin (ay.5). Dalam ketakutannya Saul bertanya kepada Tuhan tetapi Tuhan tidak menjawabnya (ay.6). Saul pun mulai berpaling dari Tuhan dan tidak meminta petunjuk dari Tuhan. Saul mulai mencari jalan pintas. Pegawai Saul memberitahukan bahwa di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah. Dengan segera Saul pergi menemui perempuan tersebut untuk meminta petunjuknya (ay.7-8). Saul merasa yakin bahwa tindakan dan keputusannya benar. Saul merelakan diri untuk ditenung supaya dapat bertemu dengan Samuel. Di ayat 3, dikatakan bahwa Samuel telah meninggal. Bagaimana mungkin manusia yang telah mati, nyawanya bisa bertemu dengan orang yang masih hidup? Di ayat-ayat selanjutnya dikisahkan bahwa Saul bertemu dengan Samuel. Samuel memberikan jawaban bagi Saul. Jawaban yang diterimanya tidak menjadi lebih baik melainkan membuat semangat dan kekuatan Saul hilang. Dari kisah Saul ini saudara dapat lihat bahwa jalan pintas tidak membuat saudara jauh lebih baik melainkan membawa kehancuran. Tetaplah percaya, berharap, berserah kepada Tuhan dan nantikan jawaban daripada Tuhan. Karena hanya Tuhan saja yang dapat memberikan jawaban yang pasti. 32 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Jumat, 12 Mei 2017 MENJADI ANAKNYA (Bacaan: Markus 5:25-34) Perempuan itu sudah lama berobat ke berbagai tabib, semua harta bendanya sudah habis dipakainya untuk berobat, tetapi semua upayanya sama sekali tidak membawa hasil, malah keadaannya makin memburuk (ay. 26). Ia rupanya sudah sedikit banyak mendengar kabar mengenai Yesus yang dapat menyembuhkan orang sakit. Yesuslah kini yang menjadi satusatunya harapan untuk sembuh. Dengan penuh pengharapan ia masuk melalui kerumunan orang banyak yang saat itu berdesak-desakan di sekitar Yesus. Akhirnya perempuan itu pun berada dalam jarak yang cukup dekat dengan Yesus dan hatinya berkata, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku pasti sembuh.” Dengan penuh iman ia jamah jubah Yesus dan seketika itu juga ia merasakan ada suatu perubahan pada dirinya. Pendarahannya seketika itu juga berhenti. Dengan lain perkataan, ia sudah sembuh! Mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya, Ia segera tampil di depan Yesus dan dengan tulus serta jujur mengatakan segala sesuatunya kepada Yesus. Yesus tidak memarahi perempuan itu, sebaliknya Ia berkata: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (ay. 34). Yesus tidak hanya menyembuhkan sakit perempuan itu, melainkan juga memulihkan martabatnya sebagai seorang yang berharga dengan menyebut diri perempuan itu sebagai “anak-Nya”! Kini ia diterima sebagai anak Allah yang bersukacita di dalam perlindungan dan pemeliharaan Allah. Kitapun adalah orang-orang yang telah mendapatkan anugerah dari Allah. Dia bukan hanya membebaskan kita dari masalah kita, Ia pun mengangkat kita dan melayakkan kita menjadi anak-Nya. 33 e MAGZ Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E Sabtu, 13 Mei 2017 HADAPI DENGAN SETIA (Bacaan: Daniel 3:1-30) Dalam sejarah gereja kita tahu bahwa ada begitu banyak tokoh yang memperlihatkan semangat penginjilan bahkan harus menjadi martir dalam pelayanannya. Pada pembahasan nats kita kali ini dari Daniel 3: 13-18, bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego dicampakkan kedalam perapian yang menyalanyala karena tidak mau menyembah patung emas yang didirikan oleh Nebukadnezar. Mereka memperlihatkan bagaimana iman mereka yang teguh kepada Allah yang walaupun mereka diperhadapkan pada jalan kematian yang begitu mengerikan dengan memberi jawab: “jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Mereka memperlihatkan bahwa Iman mereka tidaklah dipengaruhi oleh ancaman hukuman kematian. Di akhir kisah kesetiaan mereka, Allah menyatakan kemuliaanNya dengan melepaskan mereka dari lautan api yang bernyala-nyala. Ancaman apakah yang sering dihadapi oleh saudara? karir yang tidak bisa mulus? atau diskriminasi? atau ketidakadilan yang lain? Sadarilah bahwa sepanjang sejarah, tidak ada pengikut Tuhan yang menjalaninya dengan mudah, namun selalu ada kemuliaan di balik setiap tantangan. Hadapilah dengan tetap setia dan percaya kepada Tuhan. 34 e P E N G UM UM AN MAGZ Hari / Tanggal AGENDA MINGGU INI Pukul Senin, 8 Mei 2017 23.00 Selasa, 9 Mei 2017 18.30 Rabu, 10 Mei 2017 19.00 Kamis, 11 Mei 2017 06.00 19.00 Jumat, 12 Mei 2017 18.30 Sabtu, 13 Mei 2017 06.00 18.30 22.00 Minggu, 14 Mei 2017 Keterangan Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FM STAR: ESKATOLOGI Oleh: Edo Walla, M.Div. HUT: Ibu Febry Christiani Listyani HUT: Ibu Rusdian Latihan Musik KU 3 HUT: Sdr. Andy Yunata HUT: Bp. Adi Sunanta HUT: Sdr. Daniel Nata Nugraha HUT: Bp. Felix Phandean Doa Pagi Latihan Musik KU 1 dan KU 2 HUT: Anak Abigail Evangelista HUT: Ibu Sulistya M2: KTB Keluarga ke-5 “Suami sebagai Kepala” Doa Pemuridan Persekutuan Pemuda Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM HUT: Sdri. Tri Edith HUT: Ibu Hariati 35 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 7 Mei 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Pengkhotbah Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Liturgos Pelayan Musik Pelayan LCD Doa Pra & pasca Ibadah Singer (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Gabung Ibadah Umum Ev. Heri Kristanto Ev Edo Walla Ibu Wilis Ibu Ike Bp. Koesoemo Sdri. Grace Bp. Eliazar Sdr. Ishak Sdr. Toni Sdr. Yoga Sdr. Ishak Bp. Haryadi TEAM Sdr Kevin T Sdr. Evan Sdri. Vionatha Bp. Santoso Bp. Alwen Ibu Lisa I Sdr. Aaron Sdri. Angie Sdri. Dewi Sdri. Fancy Sdr. Kevindie Sdri. Brenda Sdri. Karina Sdr. Sebastian Doa Syafaat Doa Persembahan Cab. Darmo Tak Ada Tempat Pelarian (Yunus 1) Tema Penyambut Jemaat Ibadah Umum II Bp. Alwen Ev. Heri Ibu. Willis Sdri. Michelle Ibu Santi Sdr. Ian Ibu Dinna Ibu May Sdri. Marlin Sdri. Victory Sdri. Ester Sdri. Nike Sdr. Andi Bp. Koesoemo Sdri. Grace Sdri. Victory Sdri. Nike TEAM Sdr. Fredy Sdri. Enty Ev. Dodik Sdri. Lia Sdr. Irsan 36 e JADWAL P E NATAL AYANAN IBADAH UMUM MAGZ Minggu, 14 Mei 2017 Penatalayanan Ibadah Remaja (Pk. 10.00 WIB) Ibadah Umum I (Pk. 07.00) Ibadah Umum II (Pk. 10.00) Ibadah Umum III (Pk. 17.00) Cab. Darmo (Pk. 07.00) Cab. Darmo (Pk. 10.00) Perjumpaan Di Tempat Yang Tak Terduga (Yunus 2) Tema Pengkhotbah Ev. Yohanes Dodik Liturgos Bp. Bp. Andreas Andreas W W Sdri. Helen Ibu Lina Ev. Edo Walla Sdr. Michael Sdr. Ishak Sdr. Willy Sdr. Haris Sdr. James TEAM Sdr. Amir Sdri. marlin Pelayan Musik Pelayan LCD Penyambut Jemaat Gabung Ibadah Umum Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M Sdr. Lutfi Sdri. Vionatha Sdr. Kevin T Ibu Wilis Ibu Nunuk Ibu Dessy Bp. Budhi TS Ibu Handayani Ibu Haimi Ibu Dewi Bp. Imbo Ibu Yatmi Bp. Andreas K Ibu Rini Doa Syafaat Doa Persembahan Doa Pra & pasca Ibadah Singer Sdr. Mito Sdri. Eka Ibu Lina Ibu Dessy Bp. Budhi TS Bp. Andreas W Ibu Carla Sdri. Ririt Sdr. Hendri K Sdri. Michelle Ev. Edo Walla Ibu Ike Sdr. Mito Ev. Heri Sdri. Sdri. Christine Ester Sdr. Irsan Sdri. Suci Sdri. Dita Sdri. Virgin 37 e JADWAL P E NATAL AYANAN MAGZ Keterangan SEKOLAH MINGGU 7 Mei 2017 14 Mei 2017 (Pk. 09.30 WIB) (Pk. 09.30 WIB) Liturgis Kak Debby Kak Dessy Pelayan Musik Kak Willy Kak Willy Doa Pra/Pasca SM Kak Evelyn Kak Mei Tema BULAN MISI ANAK Mengapa harus jadi saksi? BULAN MISI ANAK Menjadi saksi di Tibet Bahan Alkitab Kisah Para Rasul 1:8 Kisah Para Rasul 1:8 Pembicara : Kak Dodik Kelas Kecil : Kak Fenny Pembicara : Kak Dodik Kelas Kecil : Kak Fenny Sion Getsemani Yerusalem Nazareth Betlehem IBADAH PEMUDA Sabtu, 6 Mei 2017 Sabtu, 13 Mei 2017 Tema Limited Atonement Irrestisible Grace Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W Litrugos Sdri. Christine Sdri. Glory Pelayan Musik TEAM TEAM Pelayan LCD Sdri. Clara Sdri. Christine Penyambut Jemaat Sdr. Milka Sdri. Ida Sdr. Milka Sdri. Ida Petugas Doa Sdr. Fredy Sdr. Fredy Singer Sdri. Jenny Sdri. Lovery Sdri. Yuli Sdri. Enty Keterangan (Pk. 18.30 WIB) (Pk. 18.30 WIB) 38 e Data Keh adir an Je m aat MAGZ Ibadah DATA KEHADIRAN JEMAAT Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Umum 1 51 orang Umum 2 94 Orang Umum 3 68 Orang Sekolah Minggu 30 Orang Remaja Pemuda Minggu, 30 April 2017 Keterangan 35 Orang Cab. Darmo KU 1 27 Orang SM - Cab. Darmo KU 2 48 Orang SM : 5 Orang RM : 3 Orang POS Batam 22 Orang SM : 50 Orang Remaja : 35 Orang POS Batu Aji SM : 36 Orang Remaja : 7 Orang 39