Sabtu, 13 Mei 2017 - REC | Reformed Exodus Community

advertisement
A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Susunan Liturgi Ibadah Minggu
Panggilan Beribadah
Votum
Bacaan Bertanggapan
Pujian Pengakuan Dosa
Doa Pengakuan Dosa Secara
Pribadi
Doa Pengakuan Dosa
Berita Anugerah
Petunjuk Hidup baru
Pujian “Salam Damai” / “Shalom
shalom”
Pujian Syukur 1
Pujian Syukur 2
Pengakuan Iman
Pujian
Doa Firman Tuhan
Khotbah
Persembahan
Doa Persembahan & Doa Syafaat
Pengumuman & Seri Pembinaan
Doxology /
“Kami memuji Kebesaran-Mu”
Doa berkat
Amin / “Thank You Lord”
Theme Song “Jesus At The Center“
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Jemaat
Liturgos
Liturgos
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Liturgos & Jemaat
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Liturgos & Jemaat
Petugas Doa
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
Pengkhotbah
2
Hamba Tuhan REC
GEMBALA SIDANG SENIOR
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Telp : 0815 5055 985
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN
Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A.
Telp. 081-233780070
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUARE
Pdt. Reyco Wattimury, S.Th.
Telp.081-331515954
Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAM
Ev. Samuel Sambudjo Budiman, M.K.
Telp. 081-931003006
Email: [email protected] /
[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMO
Pdt. Novida Lassa, M.Th.
Telp. 081-13321904
Email: [email protected]
3
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ
Tidak Ada Tempat Pelarian
(Yunus 1)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
D
i antara semua nabi dalam Alkitab, Yunus terbilang cukup unik.
Walaupun beberapa nabi menyampaikan nubuat tentang bangsabangsa lain (Yesaya dan Yeremia), hanya Yunus yang diutus langsung ke
negeri asing untuk menyampaikan pesan TUHAN. Walaupun beberapa
nabi sempat berbantah-bantah dengan TUHAN pada awal pengutusan
mereka (Musa dan Yeremia), hanya Yunus yang langsung melarikan diri
dari panggilan Allah. Tidak heran, kisah Yunus menjadi salah satu cerita
paling populer dalam Perjanjian Lama.
Pasal pertama dari kitab Yunus mengisahkan tentang kedaulatan Allah.
Apa yang Dia rencanakan pasti akan terlaksana. Kehendak-Nya tidak dapat
dibelokkan oleh siapa pun juga dan di mana pun juga. Melalui kisah ini kita
diingatkan tentang kekaguman pemazmur pada TUHAN: “Ke mana aku
4
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ dapat pergi menjauhi roh- sepanjang 70-96 km memiliki
Mu, ke mana aku dapat lari ketebalan sekitar 10-16 m dengan
dari hadapan-Mu?” (Mzm 139:7). ketinggian mencapai 10-100 m.
Niniweh dianggap salah satu kota
Melarikan diri dari panggilan terbesar (jika bukan yang terbesar).
Kebesaran
Niniweh
bukan
TUHAN (ayat 1-3)
Sekilas tidak ada yang janggal hanya terletak pada ukuran kota,
dalam kisah pemanggilan Yunus di melainkan juga ukuran dosa mereka
bagian ini. Frasa “Datanglah firman (1:2). Tinggi tembok kota Niniweh
TUHAN kepada nabi X” (ayat 1) masih kalah dengan ketinggian dosa
muncul 112 dalam Alkitab. Seruan mereka. Ungkapan “sudah sampai
“bangun [dan pergilah]” (ayat 2a, kepada-Ku” secara hurufiah berarti
qûm lēķ) juga muncul di bagian “sudah sampai ke atas di hadapanlain Alkitab (1 Raj 17:8; bdk. Yer Ku” (semua versi Inggris). Gambaran
13:6). Yunus juga sebelumnya sudah ini mengingatkan kita pada dosa
pernah diutus untuk memberitakan penduduk Sodom dan Gomora (Kej
firman TUHAN kepada bangsa 18:20-21). Berbagai catatan historis
menunjukkan kekejaman bangsa
Israel (2 Raj 14:25).
Asyur (bdk. Nah 3:3, 19). Mereka
Yang berbeda kali ini adalah objek tidak segan-segan memotong kaki
pelayanan Yunus. Dia harus pergi dan tangan serta mencungkil mata
kepada penduduk kota Niniweh. musuh. Entah berapa banyak orang
Ibukota kerajaan Asyur. Kepada yang sudah dikuliti hidup-hidup
dan kulitnya digantung di tembok
orang-orang asing.
Kota
ini
terkenal
karena kota. Begitu banyak perempuan
kemegahannya (1:2; 3:2-3; 4:11). hamil yang dibelah perutnya sebagai
Walaupun berbagai penemuan bahan perjudian para tentara Asyur,
arkheologis dan catatan kuno lalu bayi-bayi mereka dilemparkan
memberikan ukuran yang agak ke tembok. Sangat sadis! Kekejaman
berlainan, semua sepakat bahwa kota Nazi dan Stalin yang begitu
ini terbilang sangat besar menurut biadab terasa lebih manusiawi jika
ukuran dunia kuno. Tembok kota dibandingkan dengan kebejatan
5
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ bangsa Asyur.
Yunus diutus untuk menegur dosa
mereka. Yunus menolak, tapi ia tidak
mau berbantah dengan TUHAN
seperti Musa (Kel 4) dan Yeremia
(Yer 1). Ada banyak alasan yang
mungkin dipikirkan oleh Yunus.
Dia mungkin merasa percuma.
Sulit membayangkan bahwa bangsa
yang besar dan kejam tersebut mau
mendengarkan peringatan dari
Allah (TUHAN) yang disembah
oleh bangsa Israel yang kecil. Yunus
mungkin merasa takut. Bagaimana
jika penduduk kota itu bukan hanya
menolak pesan yang ia sampaikan
tetapi juga menyiksa dia? Yunus
merasa tidak peduli. Bangsa Israel
sendiri sedang terkungkung dalam
dosa dan menghadapi kemelut
politis. Untuk apa dia perlu bersusahpayah memperhatikan bangsa lain?
Yunus mungkin tidak menginginkan
pertobatan mereka. Bukankah
mereka bangsa yang kejam dan
layak dihukum? Ucapan Yunus di
akhir kitab ini menunjukkan bahwa
alasan terakhir adalah yang paling
tepat. Dia memahami belas kasihan
dan kemurahan TUHAN atas orangorang berdosa (4:2). Dia yakin bahwa
penduduk Niniweh akan bertobat
apabila mendengarkan teguran dari
TUHAN. Ini yang tidak dikehendaki
oleh Yunus. Nasionalisme yang
picik, rasisme yang terselubung,
dan kemarahan terhadap kesadisan
bangsa Asyur membuat Yunus
menolak panggilan TUHAN.
Dia tetap bangun dan pergi, namun
ke arah sebaliknya. Bukan berlayar
ke arah timur ke Niniweh (seberang
kota Mogul modern, Irak), dia
malah pergi ke arah barat ke Tarsis
(kemungkinan besar sama dengan
Spanyol sekarang). Dia ingin
menghindari hadirat TUHAN
sejauh mungkin (1:3, 10). Kota
Tarsis termasuk salah satu kota yang
begitu jauh yang belum pernah
mendengar kehebatan TUHAN (Yes
66:19). Yunus mungkin berpikir
bahwa TUHAN tidak akan repotrepot mengejar dia sampai ke Tarsis.
Dikejar oleh TUHAN yang berdaulat (ayat 4-17)
Dugaan Yunus separuh benar.
TUHAN tidak mengejar dia sampai
ke Tarsis. Sebelum mencapai kota
itu TUHAN sudah lebih dahulu
6
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ menemui dia. Tidak ada
tempat pelarian bagi
dia. Amos 3:8 berkata: “Singa
telah mengaum, siapakah yang
tidak takut? Tuhan ALLAH telah
berfirman, siapakah yang tidak
bernubuat?”. TUHAN tidak pernah
salah mengutus. Dia tidak pernah
lelah mengejar.
Pengejaran ini dilakukan TUHAN
dengan cara yang spektakuler. Dia
ingin menunjukkan kedaulatanNya kepada Yunus. Tiba waktunya
bagi Yunus untuk lebih mengenal
TUHAN, bukan hanya sebagai
Allah yang berkemurahan (4:2),
tetapi juga yang berdaulat atas
segala sesuatu (1:4-17). Sama seperti
TUHAN berkuasa atas bangsa
Yehuda dan Israel, demikian pula
Dia memegang kontrol atas segala
bangsa. Sama seperti TUHAN
berkuasa atas semua manusia, Dia
juga mengontrol lautan dan segala
isinya.
Badai yang sangat besar menerjang
kapal barang yang ditumpangi Yunus
(4:4). Ketakutan para awak kapal
yang sudah sangat terlatih di tengah
laut ini menyiratkan keseriusan dari
badai tersebut. Ini bukan badai yang
biasa.
Segala upaya dilakukan untuk
menyelamatkan diri dari bahaya,
tetapi semua terlihat sia-sia. Agamaagama palsu tidak menyelamatkan
(1:5a). Walaupun semua awak sudah
memanggil dewa mereka masingmasing, keadaan tidak berubah.
Entah berapa banyak dewa laut
dan badai yang sudah dimintai
pertolongan. Semua tidak membawa
kemajuan.
Usaha
manusia
pun
tidak
menyelamatkan (1:5b). Dengan
pengetahuan dan pengalaman
berlayar yang sudah sekian lama,
para awak mencoba mencari
solusi terbaik. Mereka berusaha
meringankan beban kapal, sehingga
tidak mudah tenggelam. Semua
tindakan ini tidak membawa
perubahan apa-apa.
Di tengah situasi ini TUHAN, dalam
kedaulatan-Nya,
membukakan
kebebalan Yunus. Banyak pelajaran
rohani ini terkesan sangat ironis.
Sang nabi yang seharusnya
memberitakan kebenaran justru
7
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ harus belajar tentang kebenaran. Seruan nahkoda “bangunlah”
(1:6) mengingatkan Yunus pada seruan TUHAN sebelumnya
(1:2 “bangunlah”). Perintah nahkoda kepada Yunus supaya dia berdoa
kepada Allah-Nya (1:6) benar-benar berlawanan dengan keinginannya
untuk menjauhi hadirat TUHAN (1:3, 10). Harapan nahkoda agar TUHAN
mengindahkan mereka – yang semuanya adalah orang non-Israel – pasti
menyakitkan di telinga Yunus. Bukankah kemurahan kepada bangsabangsa lain itu yang mendorong Yunus untuk melarikan diri ke Tarsis?
Pendeknya, sang nabi yang sedianya diutus untuk berkhotbah kepada
bangsa asing kini justru sedang mendengarkan khotbah dari seorang
asing. Betapa ironisnya situasi ini!
Dalam kedaulatan-Nya TUHAN juga menyingkapkan ketidakkonsistenan
Yunus. Dia mengaku “takut kepada TUHAN” (1:9), tetapi tindakannya
tidak menunjukkan pengakuan tersebut. Justru para awak kapal yang
menunjukkan ketakutan yang tulus kepada TUHAN (1:10). Mereka
menegur dia: “Bagaimana engkau dapat melakukan hal ini!” (RSV/NRSV/
ESV; kontra LAI:TB yang memberikan tanda tanya). Pengakuannya tentang
TUHAN sebagai Allah atas langit, laut, dan daratan (1:9) bertabrakan
dengan kebodohannya dalam melarikan diri dari hadapan TUHAN.
Pengakuan iman tidak sejalan dengan tindakan.
Dalam kedaulatan-Nya TUHAN juga mengajarkan kemurahan kepada
Yunus. Para awak kapal tidak mau langsung menuruti usulan Yunus untuk
mencampakkan dia ke laut (1:11-12). Mereka masih memikirkan cara lain
untuk menyelamatkan Yunus, sehingga dia bisa menyelesaikan panggilan
TUHAN (1:13). Bukankah ini bentuk kemurahan yang luar biasa kepada
orang yang bersalah?
Bagaimanapun, TUHAN ingin menunjukkan kemurahan-Nya dengan
cara yang berbeda. Usaha awak kapal dibuat gagal. Yunus akhirnya
dilemparkan ke laut. Dia seharusnya mati di tengah lautan. Bukankah dia
8
e
Kh o tb ah M in gg u | #T E AC H I N G
MAGZ tidak menyesali perbuatannya? Bukankah dia tidak menunjukkan
ketakutan sedikit pun terhadap TUHAN? Dalam kemurahanNya yang besar, TUHAN mengirim ikan yang besar untuk menyelamatkan
Yunus (1:17).
Dalam kedaulatan-Nya TUHAN juga memberikan cicipan kedaulatan
dan kedaulatan-Nya atas bangsa-bangsa lain. Melalui semua peristiwa
ini, para awak kapal mengenal siapa TUHAN. Mereka takut kepada-Nya
(1:10). Mereka berdoa kepada-Nya (1:14). Mereka beribadah kepada-Nya
(1:16). Hal yang sama akan terjadi pada penduduk Niniweh (pasal 3). Apa
yang dikuatirkan Yunus (4:2) tampaknya sungguh-sungguh akan terjadi!
Dalam minggu pertama Bulan Misi 2017 ini, apakah yang Allah sudah
letakkan dalam hati Anda? Apa yang Anda bisa lakukan demi perluasan
misi di seluruh dunia? Jika TUHAN sudah memanggil, janganlah kita
mengabaikan dan melarikan diri dari rencana-Nya. Kemurahan ajaib
yang Dia sudah berikan kepada kita melalui penebusan Yesus Kristus
di kayu salib kiranya mendorong kita untuk bersemangat menunjukkan
kemurahan kepada mereka yang terhilang. Marilah dengan sukacita dan
sukarela kita melakukan apapun yang kita bisa bagi kemajuan injil Yesus
Kristus dan kemuliaan Allah! Soli Deo Gloria.
9
e
MAGZ
1.
Po ko k Do a Syafaat | #T E AC H I N G
POKOK DOA SYAFAAT
Berdoa tentang pemilihan penatua
•Untuk beberapa orang yang bersedia menjadi penatua supaya
diberikan kekuatan menjalankan tugas pelayanan
•Untuk tim Formatur diberikan hikmat untuk melanjutkan
proses selanjutnya dalam pendekatan lanjutan pada pribadi yang
bersangkutan dan keluarga.
2. Doakan untuk bulan Misi
•Doakan untuk bulan Misi di komisi Sekolah Minggu supaya
mereka diajarkan mengenal kasih Tuhan dan memberitakan
kepada orang lain.
•Supaya anak Sekolah Minggu memiliki semangat dan cara
memberitakan Injil sejak dini.
10
e
MAGZ
K atek ism us Wes t m i n s t e r | #T E AC H I N G
KATEKISMUS WESTMINSTER
Pertanyaan 114:
Apa hukum yang keempat?
Jawaban :
Hukum yang keempat ialah, ‘Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala
pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN,
Allahmu: maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu lakilaki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing
yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti
pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat
dan menguduskannya.’
a. Kel 20:8-11.
11
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUA
Guru yang terpenting bagi anak anda bukan di dalam kelas
Disiplin Sehari-hari
Suatu bagian vital dari pendidikan
yang baik adalah disiplin dalam
belajar sehari-hari. Seperti yang
saya sebutkan sebelumnya, kami
mengadakan ibadah keluarga setiap
pagi untuk membantu pertumbuhan
rohani kami. Tetapi itu belum
semuanya. Setiap petang dari pukul
5:00-06:30 ditetapkan sebagai waktu
keluarga di mana kami makan malam
sambil mengobrol. Tidak seorang
pun yang tidak hadir. Bagaimanapun
banyaknya pekerjaan Ayah, ia sudah
tiba di rumah pukul 5:00 – sekalipun
itu berarti bahwa ia harus kembali
ke kantor sesudah makan malam
untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Dan kami anak-anaknya tahu bahwa
kami tidak boleh terlambat pulang
atau bertanya apakah kami boleh
makan di rumah teman. Kami harus
berada di rumah.
Waktu-waktu
makan
malam
tersebut
menciptakan
ikatan
emosional yang kuat di antara
kami. Namun juga merupakan saatsaat belajar. Kami masing-masing
memperoleh kesempatan untuk
12
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ mendiskusikan apa yang
sudah terjadi sepanjang
hari, lalu orangtua saya membantu
kami
memecahkan
setiap
kesulitan. Kami belajar menilai dari
mendengar penilaian yang tepat.
Kami belajar tentang dunia pada
saat kami mendiskusikan peristiwaperistiwa yang tengah terjadi. Kami
berbincang mengenai hubungan
kami dengan teman-teman.
Kami juga belajar mana yang pantas
dan mana yang tidak. Misalnya, pada
waktu makan untuk pertama kalinya
Larry menceritakan leluconnya
yang jorok. Seusai ia bercanda,
mata Ibu membesar, namun Ayah
dengan tenang menatap Larry
sambil berkata, “Larry, itu bukan
humor untuk keluarga kita. Dan
pasti bukan untuk dilontarkan
di depan seorang wanita,” sambil
menunjuk kepada Ibu. “Efesus
4:29 mengatakan, ‘Janganlah ada
perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik
untuk membangun, di mana perlu,
supaya mereka yang mendengarnya,
beroleh kasih karunia.’”
“Perkataan semacam itu tidak
membangun. Kamu mengerti kan?”
Wajah Larry merah padam, tetapi
ia berusaha berkata, “Ya, Yah,” dan
kami semua melanjutkan makan
malam.
Saya benar-benar menikmati waktuwaktu makan malam kami, dan saya
temukan yang lain dari Trish. Pada
saat kami mulai duduk, Trish selalu
menjadi orang terakhir yang datang
ke meja makan. Setelah beberapa
tahun berlalu, ia memberitahu kami
kenapa ia selalu terlambat. Setiap
malam manakala kami bersiap
untuk makan malam, Trish akan
menyelinap untuk mematikan
telepon. Lalu seusai makan malam,
ia diam-diam memasang telepon
itu kembali supaya tak seorang pun
yang tahu. Waktu-waktu makan
malam itu begitu penting bagi Trish
sehingga ia tidak ingin diganggu
oleh telepon dari siapa pun!
Saya dan Margaret juga sudah
mencoba memanfaatkan makan
malam sebagai waktu keluarga
dengan Elizabeth dan Joel Porter,
tetapi kami menghadapi kesulitan
karena jadwal kami. Jadi kami
13
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ coba gunakan saat-saat
lain. Kami membuat jam
doa pagi dan jam doa
malam sebelum tidur. Dan sebelum
mereka
mengemudi
sendiri,
saya selalu mengantar mereka ke
sekolah di pagi hari sehingga saya
mempunyai kebersamaan bersama
mereka. Margaret biasanya juga
menggunakan saat-saat mengantar
untuk memberikan pengajaran
dengan beribadah di dalam mobil
sementara ia menjalankan tugasnya.
Tanggung Jawab
Sejauh yang bisa saya ingat, kami
diajar bertanggung jawab. Segera
setelah kami bisa berjalan, misalnya,
Ibu mengharuskan supaya kami
mengambil mainan kami sendiri
dan mengembalikannya lagi. Ibu
berkata kadangkala dibutuhkan
waktu hampir 30 menit untuk
menuntun tangan saya memunguti
balok-balok, mainan lainnya dan
menaruhnya ke dalam kotak mainan.
Kalau dikerjakan sendiri, Ibu hanya
memerlukan waktu sekitar tiga
menit untuk mengerjakannya,
namun ia menyediakan waktu untuk
membantu saya melakukannya.
Dan apa yang Ibu korbankan
membuahkan hasil. Saya belajar
memunguti
mainan
sendiri
sepanjang sisa hidup saya.
Tidak seperti Larry dan Trish,
saya bukan seorang yang secara
alamiah mempunyai rasa tanggung
jawab. Saya lebih menyukai
bermain daripada bekerja. Tetapi
saya tertolong oleh sistem yang
diterapkan Ayah untuk membuat
kami mengerjakan tugas-tugas
rumah
tangga.
Setiap
hari
Minggu, ia memberitahukan apa
saja tanggung jawab kami untuk
seminggu berkesinambungan yang
harus dilaksanakan setiap hari oleh
orang yang sama. Mencuci piring,
misalnya, adalah tugas Larry dan
saya, dan segera kami kerjakan
setiap malam seusai makan malam.
Pekerjaan-pekerjaan lain bukan
tugas rutin dan kami bebas untuk
melakukannya kapan saja kami mau
sepanjang itu semua diselesaikan
14
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ sebelum hari Sabtu siang. Sebagai hadiahnya, kami boleh ikut
dalam aktivitas keluarga yang berupa hiburan. Namun siapa
saja yang tidak mengerjakan tugas rumah tangganya harus tinggal di
rumah untuk menyelesaikannya. Sistem tersebut membantu kami belajar
membuat keputusan yang baik dan mengatur waktu kami dengan baik
pula.
Saya ingat satu minggu tertentu ketika Ayah menugaskan saya
membersihkan ruang bawah tanah, satu tugas yang saya benci. Sesudah
beberapa hari, saya lupa sama sekali – sampai Sabtu siang tiba.
Ibu sudah menyiapkan makan siang istimewa untuk dinikmati di
alam terbuka, lengkap dengan ayam goreng dan salad kentang. Ayah
mempersiapkan mobil untuk membawa kami ke tempat berenang. Saya
memutuskan untuk tidak menyebut-nyebut soal ruang bawah tanah. Nanti
sepulang dari pesiar, dengan diam-diam saya akan menyelinap ke ruang
bawah, agak merapikannya, dan tak seorang pun yang akan tahu.
Saya sudah menenteng handuk dan tengah menuju mobil saat saya
mendengar Ayah berkata, “Johnny, sebelum kita berangkat, kita berdua
perlu melihat ruang bawah tanah.”
Saya tidak berdaya. Saya berjalan perlahan-lahan di belakang Ayah sambil
membiarkan handuk saya menyapu tangga kayu yang berdebu.
“Beberapa peralatan belum disingkirkan dari sini,” ia berkata sementara
ia mulai memeriksa. “Dan di pojok itu Ayah lihat sampah yang mestinya
sudah dibuang. Lalu kertas-kertas usang itu seharusnya dirobek-robek
kecil dan dibuang ke tempat sampah.”
Kemudian ia berlutut sehingga ia bisa menatap mata saya. “Kamu belum
membersihkan ruang bawah tanah ini, kan?” tanyanya.
Tidak ada penyangkalan, jadi saya akui saja.
“Kalau begitu bagaimana peraturannya kalau belum dikerjakan?”
Saya mulai menangis. “Kalau kamu belum menyelesaikan pekerjaan
rumah tanggamu, kamu harus tinggal di rumah dan mengerjakannya,”
15
e
Al l Ab o ut Mar r i age | #C AR E
MAGZ jawab saya.
“John, sayang sekali kamu harus tinggal di rumah siang ini,”
katanya. Aku mengasihimu, dan kami ingin sekali kamu ikut berenang
bersama kami. Namun penting untukmu belajar bertanggung jawab.
Kali ini, kamu lebih suka menundanya. Ayah harap lain kali kamu mau
mengerjakan tugasmu pada waktunya sehingga kamu bisa bersenangsenang bersama kami pada hari Sabtu.” Sesudah itu ia bertanya apakah
saya mengerti, dan waktu saya berkata ya, ia merangkul saya.
Saya masih ingat tatapan mata keluarga saya ketika meninggalkan garasi di
mana Trish menjulurkan lidahnya ke arah saya. Sisa sore itu saya habiskan
untuk membersihkan ruang bawah tanah sementara anggota keluarga
yang lain berenang dan bersenang-senang. Saya memperhatikan pelajaran
yang saya peroleh dan tugas-tugas saya selesai pada waktunya. Saya tidak
tahan kalau tidak ikut pesiar bersama keluarga pada hari Sabtu. Sistem
orangtua saya sangat membantu seorang yang tak peduli seperti saya
menjadi seorang yang bertanggung jawab. Itu memotivasi dan membuat
saya tetap bertanggung jawab.
Cuplikan-cuplikan Terobosan No. 4:
Breakthrough Parenting – John C. Maxwell
bersambung …
16
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ
bagaimana mengetahui panggilan untuk
selibat?
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
(Lanjutan tgl 30 April 2017)
ertama, memiliki fokus hidup untuk Tuhan. Setiap orang Kristen
memang harus mengasihi Allah dengan seluruh hati, jiwa, akal budi,
dan kekuatan (Markus 12:30), namun ada sebagian orang yang dikhususkan
oleh Tuhan untuk lebih terfokus bagi pekerjaan-Nya. Merekalah yang
diberi karunia selibasi. Di antara berbagai alasan untuk hidup selibat,
Tuhan Yesus menyebutkan hal ini: “Ada orang yang membuat dirinya
demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga” (Matius
19:12). Pada saat menasihati jemaat untuk mempertimbangkan keputusan
menikah maupun selibat, Paulus menerangkan bahwa orang yang tidak
menikah “memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan” (1 Korintus
7:32-35).
P
17
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ Beberapa orang tidak mau menikah lantaran tidak ingin repot
mengurusi pasangan atau anak-anak. Mereka ingin menikmati
hidup dan menghindari masalah. Motivasi semacam ini jelas tidak
alkitabiah. Selibasi bukan untuk berpusat pada diri sendiri, melainkan pada
Tuhan. Orang yang terpanggil untuk selibat harus siap dengan satu resiko:
kekurangan waktu untuk diri sendiri. Allah sengaja memanggil mereka
untuk tidak menikah supaya mereka benar-benar mampu mencurahkan
segala perhatian, waktu, dan tenaga untuk pekerjaan Tuhan. Mungkin
untuk mengasihi orang-orang yang kurang beruntung menurut ukuran
dunia. Mungkin untuk memberitakan injil di tempat-tempat yang begitu
sulit. Dalam hal waktu, Allah mungkin lebih menuntut (more demanding)
daripada suami atau isteri.
Kedua, memiliki keyakinan yang teguh dalam hatinya. Di 1 Korintus
7:37 Paulus memberikan pandangannya tentang orang yang mungkin
memutuskan untuk tidak meneruskan pertunangan mereka ke arah
pernikahan. Walaupun konteks tidak menyediakan petunjuk yang terlalu
jelas apakah keputusan untuk tidak menikah ini bersifat permanen (selibasi)
atau hanya dalam kurun waktu yang pendek (penundaan pernikahan),
prinsip yang melandasi keputusan tersebut tetap relevan bagi diskusi kita.
Secara hurufiah ayat di atas berbunyi sebagai berikut: “Tetapi dia yang telah
berdiri teguh dalam hatinya, tidak memiliki kekuatiran atau kebutuhan,
melainkan memiliki otoritas atas kehendaknya, dan telah memutuskan
dalam hatinya untuk mempertahankan kebujangannya, ia berbuat baik”.
Ayat di atas berbentuk ABBA (chiasmus). Poin di awal sama dengan yang
di akhir. Begitu pula poin selanjutnya. Perhatikan bagian di bawah ini:
A Telah berdiri teguh dalam hatinya
B Tidak memiliki kekuatiran atau kebutuhan
B’ Memiliki otoritas atas kehendaknya
A’ Telah memutuskan dalam hatinya
18
e
B agaim an a M en ge t ah u i Pan ggi l an U n t u k S eli bat? | #Q and A
MAGZ Dari struktur di atas terlihat bagaimana ketetapan hati
memainkan peranan penting dalam keputusan untuk menjalani
selibasi. Keputusan penting ini tidak boleh sekadar emosional, melainkan
melibatkan pertimbangan yang matang. Kata “memutuskan” (krinō) di
bagian akhir mengandung arti “menilai” atau “memutuskan”. Di samping
itu, keputusan ini akan berdampak besar pada masa depan. Kata kerja “telah
berdiri” (hestēken) maupun “telah memutuskan” (kekriken) menggunakan
tense perfek, yang dalam tata bahasa Yunani mengindikasikan sebuah
tindakan yang terjadi di masa lampau tetapi akibat atau hasilnya sampai
pada masa yang akan datang. Karena keputusan ini menyangkut masa
depan yang (sangat mungkin) panjang, setiap orang perlu memiliki
keyakinan diri yang kuat sebelum mengambil sikap.
Bersambung……...
19
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ
Yesus adalah kebenaran absolut
(Lanjutan tgl 30 April 2017)
esus menegaskan klaim-Nya sebagai kebenaran dalam Yohanes
14 mulai dari ayat 7, dst. Awalnya Dia menyatakan hal ini dengan
menjelaskan apa arti klaim-Nya bahwa Dia adalah kebenaran. Ayat 7
menyatakan, “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal
Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.”
Mengenal Yesus sama dengan mengenal Bapa. Karena para murid belum
sepenuhnya memahami siapa Yesus sebenarnya, Dia berkata, “Sekiranya
kamu mengenal Aku.” Tetapi keadaan itu akan segera berubah. Yesus
selanjutnya berkata, “Sekarang ini kamu mengenal Dia.” Leon Morris
menunjukkan bahwa ketika Yesus berkata kita bisa mengenal allah, Dia
“melampaui segala hal yang biasanya dinyatakan orang kudus pada masa
lalu.... Yesus memberikan kepada mereka yang percaya sesuatu yang baru
dan luar biasa dalam pengalaman religius, yaitu pengenalan yang riil akan
Allah.”
Y
20
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ Yesus mengeluarkan satu pernyataan yang kuat dalam Yohanes
14:7. Dia berkata, “Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu
telah melihat Dia.” Yesus sedang mengatakan bahwa para murid
telah melihat Allah Bapa. William Barclay berkata, “Di dalam dunia
masa itu, pernyataan itu mungkin merupakan pernyataan yang paling
mengejutkan yang pernah dikeluarkan Yesus. Bagi orang Yunani, Allah
adalah Dia yang Tidak Terlihat. Orang Yahudi menerima dalam pengakuan
iman mereka bahwa tidak ada manusia yang pernah melihat Allah kapan
pun. Leon Morris menyimpulkan: “Dia sedang mengklaim sesuatu yang
lebih besar daripada pernyataan siapapun.”
Tapi para murid kelihatannya tidak memahami hal ini. Sehingga dalam
Yohanes 14:8 Filipus berkata, “Tuhan tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami, itu sudah cukup bagi k ami.” Yesus menjawab, “Telah sekian lama
Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaima na engkau
berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?” (ay. 9 dan 10a).
Menarik sekali bahwa meskipun musuh Yesus memahami pernyataan
Yesus sebagai klaim kesetaraan-Nya dengan Allah, ternyata para murid
tidak. Mungkin ini karena orang-orang yang menentang Kristus tidak
segan untuk berpikir buruk tentang diri-Nya. Satu klaim dari Yesus bahwa
diri-Nya adalah Allah akan menegaskan dalam pikiran pih ak-pihak yang
memusuhi-Nya apa yang ingin mereka percayai: bahwa Yesus bukan orang
baik. Maka, pada saat mereka mendengar Yesus membuat pernyataan
tentang keilahi an-Nya, mereka berusaha melempari Dia dengan batu
karena Dia dianggap “menghujat Allah”; mereka berkata, “dan karena
Engkau sekalipun hanya seorang manusia saja, me nyamakan diri-Mu
dengan Allah” (Yoh. 10:33). Para murid Kristus tidak ingin menganggapNya sebagai penghujat; sehingga mereka berusaha memahami pernyataan
keilahian Yesus dengan cara yang berbeda. Mereka mengasihi Dia, dan
21
e
Do ctrin e Do es M at t e r | #T E AC H I N G
MAGZ mereka tidak mau menganggap-Nya menghujat. Kebangkitan
mengubah semuanya, karena sejak saat itu mereka tahu bahwa
Yesus memang Allah, dan bahwa pernyataan tersebut bukan
suatu hujatan, melainkan kebenaran yang mulia.
Bersambung………….
Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
22
e
Darim an ak ah k ai n m e n d ap at k an i s t r i ? | #D OYO U KNOW
MAGZ
Darimanakah Kain Mendapatkan Istri?
K
ejadian 4:17 menyatakan, “Kain
bersetubuh dengan isterinya
dan mengandunglah perempuan itu,
lalu melahirkan Henokh.” Salah satu
pertanyaan yang sering diajukan
sehubungan dengan ayat ini adalah
“darimana Kain mendapatkan
isteri?”. Bukankah hanya ada satu
wanita saat itu, yaitu Hawa, ibunya?
Ini sebenarnya tidak terlalu
sulit untuk dijawab apabila kita
menyadari bahwa keturunan Adam
tidak terbatas pada Kain, Habel, dan
Set. Adam masih memiliki beberapa
anak laki-laki dan perempuan,”Umur
Adam, setelah memperanakkan
Set, delapan ratus tahun, dan ia
memperanakkan anak-anak lelaki
dan perempuan (Kej. 5:4). Hanya
saja nama-nama anak laki-laki
dan perempuan lain yang dimiliki
Adam dan Hawa tidak disebutkan
namanya maupun jumlah pastinya.
Anak-anak perempuan itulah yang
menjadi isteri bagi saudara mereka
laki-laki. Terkait dengan jarak usia
Kain dengan adiknya perempuannya
(isterinya) yang kemungkinan
23
e
Darim an ak ah k ai n m e n d ap at k an i s t r i ? | #D OYO U KNOW
MAGZ
cukup jauh, hal ini juga tidak terlalu sulit untuk dijelaskan. Pada
jaman itu manusia dapat hidup begitu lama (5:5, 8, 11, 14, 17,
20, 23, 27; bdk. 6:3; Mzm 90:10), sehingga jarak yang jauh ini menjadi
tidak terlalu penting. Tatkala salah seorang adik perempuannya beranjak
dewasa, Kain tetap belum tua menurut ukuran waktu itu.
Penjelasan di atas akan membawa kita pada pertanyaan umum lainnya,
yaitu “apakah perkawinan antara anggota keluarga (incest) yang dilakukan
Kain diperbolehkan?”. Untuk menjawabnya kita perlu pemahaman yang
lebih komprehensif dengan memperhatikan beragam faktor di dalamnya.
1. Seandainya kita menerima catatan Alkitab bahwa semua umat manusia
berasal dari satu pasangan (1:26-28; Kis 17:26), maka menuntut manusia
waktu itu untuk tidak kawin dengan saudara saudarinya merupakan harapan
yang berlebihan dan tidak masuk akal. Perkawinan Kain dengan saudara
perempuannya merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan, walaupun
hal itu pada dirinya sendiri tidak bisa dijadikan alasan (ketidakadaan
pilihan bukan pembenaran).
2. Hakekat dari dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (1 Yoh
3:4). Perkawinan antar anggota keluarga baru menjadi dosa setelah Allah
menyatakan bahwa hal itu adalah dosa (Im 18:7-17; 20:11-12, 14, 17, 20-21;
Ul 22:30; 27:20, 22, 23). Dengan kata lain, perkawinan antar keluarga pada
dirinya sendiri bukanlah dosa, sampai pada suatu saat Allah menyatakan
sebaliknya.
3. Pada jaman sebelum Musa memberikan larangan terhadap
perkawinan antar anggota keluarga, Alkitab mencatat beberapa orang
yang melakukannya, namun tindakan itu tidak dipandang sebagai dosa.
Abraham menikah dengan saudara tirinya (20:12). Amran, ayah kandung
Musa, menikah dengan bibinya (Kel 6:20).
24
e
Darim an ak ah k ai n m e n d ap at k an i s t r i ? | #D OYO U KNOW
MAGZ
4. Larangan untuk melakukan perkawinan antar anggota
keluarga mula-mula harus dilihat sebagai perintah yang baru dari
TUHAN untuk membedakan gaya hidup umat Israel dengan bangsa lain.
Larangan ini sangat kontras dengan budaya Mesir, terutama kebiasaan
perkawinan antar keluarga dalam keturunan Firaun.
5. Kecacatan biologis yang biasanya menyertai perkawinan ini harus
dipandang sebagai bentuk hukuman Allah, bukan akibat otomatis yang
alamiah dari setiap perkawinan antar keluarga. Maksudnya, ketika Allah
sudah memberikan larangan perkawinan antar keluarga dan manusia tetap
melanggarnya, maka Allah menghukum tindakan tersebut. Salah satunya
melalui kecacatan biologis pada anak yang dihasilkan. Mengingat pada
jaman sebelum Musa perkawinan antar anggota keluarga tidak dilarang,
maka kecacatan fisik menjadi isu yang kurang relevan.
Cara 4:17 ditulis mirip dengan 4:1. Perbedaan terletak pada ketidakadaan
nama perempuan yang melahirkan dan siapa yang memberi nama. Penulis
tampaknya tidak menganggap keberadaan isteri Kain sebagai sesuatu yang
penting. Ini jelas berbeda dengan peranan Hawa di 4:1, 25. Begitu pula
yang terjadi pada Set, ketika dia kawin, tidak disebutkan nama istrinya,
asal usul atau apapun (Kej. 5:6-7).
NK_P
25
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ
PElayanan misi yesus
(Lanjutan tgl 30 April 2017)
isi Israel sebenarnya adalah
untuk “menjadi terang bagi
bangsa-bangsa, supaya keselamatan
yang dari pada-Ku sampai ke ujung
bumi” (Yes 49:6), bukan ingin
diselamatkan dari penjajahan kafir.
M
Juga terdapat kecurangan di
pusat peribadatan Israel, para
penjaga Bait Allah, yaitu kaum
Saduki,
menjalankan
suatu
perdagangan binatang korban yang
menguntungkan pihak mereka.
Binatang-binatang yang harus
tanpa cacat itu dijual dengan harga
empat sampai lima kali lipat dari
harga pasarnya dan jemaat harus
membeli dengan menggunakan
keping uang khusus yang ditukar
dengan mata uang yang lazim,
tentunya dengan komisi pertukaran
yang besar. Harga-harga selangit
dipasang dan bersifat monopoli
ini, mengakibatkan Bait Allah telah
menjadi “sarang penyamun” (Mark
26
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ 11:17).
Orang banyak telah memproklamasikan Yesus sebagai Mesias
sewaktu Ia memasuki Yerusalem. Sekarang Ia mau menunjukkan kepada
mereka, seperti apakah Mesias yang sebenarnya. Penyucian Bait Allah
merupakan tanda bahwa suatu tatanan lama sedang lenyap dan bahwa
melalui Yesus semuanya menjadi baru. Sejak itu akan ada Bait Allah yang
baru; tubuh-Nya sendiri yang telah disalibkan dan yang bangkit itu akan
merupakan tempat di mana Allah disembah (Yoh 2:19-21; Mat 26:61).
Tindakan penghukuman Yesus yang tidak lagi bersumber dari kebencian
atau pembalasan. Ia menangisi Yerusalem, sebab penduduk kota itu
menolak tawaran Allah akan keselamatan (Luk 19:41-44)/
Setelah kejadian ini, tidak ada lagi jalan untuk mundur bagi Yesus. Ia telah
menantang rezim yang ada pada pusatnya. Ia menolak menafsirkan misiNya sebagai perang suci bagi pembebasan nasional. Ia telah menubuatkan
penghancuran lambang Israel, yang paling suci dan bersamanya – secara
tersirat – mundurnya hadirat Allah dari Bait Allah di Yerusalem dan tidak
pernah dibangun kembali, batu yang dibuang oleh tukang bangunan akan
menjadi batu penjuru mulainya sejarah keselamatan umat manusia oleh
Yesus Kristus. Lima hari lagi peristiwa itu, Bait Allah yang terdiri dari
daging dan darah-Nya akan dihancurkan untuk bangkit kembali dalam
tiga hari setelahnya, menjadi Bait Allah yang baru.
Penyucian Bait Allah merupakan awal penghakiman Allah atas suatu umat
yang telah tersesat jalannya. Penyaliban itu merupakan penebusan Allah
atas semua orang yang percaya, bahwa melalui kematian dan kebangkitanNya, Yesus membuka suatu zaman keselamatan oleh anugrah, suatu tatanan
yang baru, suatu gagasan yang baru tentang keumatan, suatu pembebasan
dari kekuatan destruktif, yakni dari korupsi politik, penindasan ekonomi,
kebencian, nasionalisme dan pengandalan kekerasan. Secara signifikan
sesuai dengan seluruh misi Yesus, kata terakhir tentang pengampunan,
27
e
B AB V | #MI S S I O N
MAGZ “Jika kamu berdiri utuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada
barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga
Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu”
(Mark 11:25).
Pemberitaan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, seruan untuk bertobat
dan percaya pada kabar baik (Mark 1:14-15) diperluas dengan penugasan
untuk memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa dalam nama
Mesias yang disalibkan dan yang bangkit (Luk 24:46-47). Penegakan
Kerajaan Allah melalui penderitaan dan kematian dan kebangkitan
Kristus dari antara orang mati dan kesaksian dari mereka yang melihat
bahwa Ia hidup. Ia menunjukkan keselamtan final melalui kebangkitanNya dan diikuti oleh para pengikut-pengikut-Nya. Tanpa kebangkitanNya, maka iman kita kepada-Nya tidak dapat dibenarkan. Jadi mengikuti
Yesus berarti, bersaksi dan mengikuti jalan Kristus, sampai akhir.
Bersambung……...
28
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
RENUNGAN HARIAN
Senin, 8 Mei 2017
TENANG DEKAT ALLAH
(Bacaan: Mazmur 62:2-3)
Setiap orang tentunya ingin hidup tenang. Apalah artinya kita memiliki
segala sesuatu, tetapi hidup tidak tenang; selalu gelisah, dan selalu di kejar
ketakutan? Sayangnya, orang seringkali salah mencari sumber ketenangan.
Beberapa orang berpikir ketenangan akan ada ketika memiliki uang yang
cukup atau pekerjaan yang baik. Kisah tentang Daud mengajarkan kita
tentang ketenangan yang sesungguhnya.
Dalam perjalanan hidupnya, mulai dari saat masih menjadi seorang
penggembala domba hingga menjadi raja atas Israel, kehidupan Daud
diwarnai dengan hal-hal yang menakutkan, sehingga ia merasa tidak aman. Saat menggembalakan kawanan domba ayahnya ia harus berhadapan
dengan binatang buasyang berusaha menghabisi ternaknya. Dia juga
pernah berhadapan dengan Goliat yang sangat ditakuti oleh kebanyakan
orang saat itu. Daud juga pernah dikejar-kejar oleh Saul yang hendak
membunuhnya. Hidup Daud seperti berada di ujung tanduk. Secara
manusia ia kerapkali merasa takut dan kuatir, namun ia tetap tenang.
Mengapa? Sebab Daud mengimani bahwa ketenangan tidak bersumber
dari apa yang ada di luar diri manusia seperti kekayaan, orang tua,
perlindungan dari penguasa, dll. Ketenangan sejati hanya dihasilkan dari
hati yang mempercayai Allah sebagai sumber keselamatan. Tuhanlah
tempat perlindungan kita.
Apakah saudara sedang tidak tenang? masalah terus menerpa saudara
sehingga saudara mengalami kekuatiran? Ingatlah bahwa Tuhan
merupakan sumber penghiburan, Dia sumber keselamatan, Dia sumber
perlindungan yang dapat memberikan ketenangan sejati. Datanglah dan
carilah Dia.
29
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Selasa, 9 Mei 2017
MASIH ADA TUHAN
(Bacaan: I Raja-raja 19:1-8)
Di ujung pergumulannya, seorang teman saya berkata bahwa Dia tidak
kuat lagi untuk menjalani hidup ini, karena semakin banyak masalah
yang dia hadapi. penyakitnya tak kunjung sembuh. Dia sudah berusaha
sekuat tenaga tetapi hasilnya nihil. Sehingga pada satu waktu, ia ingin
mengakhiri hidupnya.
Seperti halnya dengan Elia, Elia ingin mengakhiri hidupnya bukan karena
penyakit tetapi takut kepada ancaman Izebel. Izebel mengancam untuk
membunuh Elia. Karena Elia telah membunuh para baal dengan pedang
(Ay.1-2). Setelah Elia mendengar hal ini, sangat takutlah ia dan berdoa
kepada Allah. Elia berdoa supaya Allah mengambil nyawanya (Ay. 3-4). Elia
takut? Bukankah Elia adalah nabi Allah? Ya, benar. Elia adalah nabi Allah,
tetapi Elia juga manusia biasa yang memiliki perasaan takut. Elia seakan
lupa dengan kuasa Allah. Di pasal sebelumnya dengan jelas bahwa Allah
menunjukkan kuasaNya, yaitu peristiwa di gunung karmel. Seharusnya
Elia ingat kejadian itu, bukan? Setelah berdoa Elia berbaring dan malaikat
Allah dengan lembut memanggil Elia untuk makan dan minum. Elia pun
memakannya dan meminumnya (Ay.5-8).
Sering kali masalah datang kepada kita dan membuat kita tidak kuat
untuk bertahan. Hanya kalimat negatif yang keluar dari mulut kita, yaitu
“masalahku banyak dan berat, aku tidak kuat, aku tidak mampu lagi,
cukup sudah penderitaan ini, lebih baik aku mati”. di setiap jalan “buntu”
yang kita temui, sesungguhnya Allah menginginkan kita menantikan Dia.
Serahkanlah beban berat saudara kepada Allah dan Ia akan bertindak.
Kiranya Roh Kudus selalu memberi kekuatan bagi kita di dalam melewati
berbagai persoalan.
30
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Rabu, 10 Mei 2017
TIDAK SETIMPAL
(Bacaan: Yunus 3:1-10)
Pernahkah saudara protes dengan cara kerja Allah? orang yang sangat
jahat, tidak mendapatkan hukuman yang setimpal, namun justru bertobat
dan dipakai oleh Allah?
Sebagai seorang nabi, seharusnya Yunus bangga dan senang atas pertobatan
orang-orang Niniwe, namun bagi Yunus pembatalan hukuman bagi
orang-orang Niniwe ini mengesalkan hatinya bahkan ia marah kepada
Tuhan dan mengatakan “Jadi sekarang ya Tuhan cabutlah nyawaku,
karena lebih baik aku mati daripada hidup”. Yunus menghendaki Tuhan
konsekwen terhadap keputusan yang telah dibuatnya, bahwa Tuhan akan
mendatangkan hukuman kepada Niniwe atas kejahatan mereka. Tetapi
yang terjadi Allah “menyesal” merancangkan hukuman bagi mereka,
karena pertobatan orang-orang Niniwe. Padahal ia sudah keluar dari kota
itu untuk menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu (ay. 5). Yunus
mungkin berpikir, bagaimana mungkin kejahatan mereka yang begitu
besarnya dapat diampuni dengan sekejap mata hanya dengan berkabung
dan berpuasa. Seharusnya Allah memberikan hukuman yang setimpal
atas kejahatan mereka dan barulah Tuhan memberikan keselamatan yang
setimpal dengan pertobatannya.
Terkadang kita sebagai manusia memberikan hukuman yang lebih berat
dari Tuhan. Syukur kepada Tuhan. Ia memiliki cara kerja yang berbeda
dengan manusia. Kita adalah orang-orang yang telah mendapat kesempatan
baru dari Allah. Bukankah kitapun mendapatkan hukuman yang tidak
setimpal dengan kejahatan kita?
31
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Kamis, 11 Mei 2017
JALAN PINTAS MENUJU MAUT
(Bacaan: I Samuel 28:1-25)
Pernahkah saudara menemukan jalan buntu? Tidak satu orang pun
yang tidak dapat membantu saudara? Seakan pertolongan terlambat
bagi saudara. Kadang di dalam benak saudara terlintas untuk mencari
pertolongan dengan cara yang cepat.
Hal ini juga yang dilakukan oleh raja Saul. Saul sangat takut dan gentar
dalam menghadapi peperangan melawan orang Filistin (ay.5). Dalam
ketakutannya Saul bertanya kepada Tuhan tetapi Tuhan tidak menjawabnya
(ay.6). Saul pun mulai berpaling dari Tuhan dan tidak meminta petunjuk
dari Tuhan. Saul mulai mencari jalan pintas. Pegawai Saul memberitahukan
bahwa di En-Dor ada seorang perempuan yang sanggup memanggil arwah.
Dengan segera Saul pergi menemui perempuan tersebut untuk meminta
petunjuknya (ay.7-8). Saul merasa yakin bahwa tindakan dan keputusannya
benar. Saul merelakan diri untuk ditenung supaya dapat bertemu dengan
Samuel. Di ayat 3, dikatakan bahwa Samuel telah meninggal. Bagaimana
mungkin manusia yang telah mati, nyawanya bisa bertemu dengan orang
yang masih hidup? Di ayat-ayat selanjutnya dikisahkan bahwa Saul
bertemu dengan Samuel. Samuel memberikan jawaban bagi Saul. Jawaban
yang diterimanya tidak menjadi lebih baik melainkan membuat semangat
dan kekuatan Saul hilang.
Dari kisah Saul ini saudara dapat lihat bahwa jalan pintas tidak membuat
saudara jauh lebih baik melainkan membawa kehancuran. Tetaplah
percaya, berharap, berserah kepada Tuhan dan nantikan jawaban daripada
Tuhan. Karena hanya Tuhan saja yang dapat memberikan jawaban yang
pasti.
32
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Jumat, 12 Mei 2017
MENJADI ANAKNYA
(Bacaan: Markus 5:25-34)
Perempuan itu sudah lama berobat ke berbagai tabib, semua harta
bendanya sudah habis dipakainya untuk berobat, tetapi semua upayanya
sama sekali tidak membawa hasil, malah keadaannya makin memburuk
(ay. 26). Ia rupanya sudah sedikit banyak mendengar kabar mengenai Yesus
yang dapat menyembuhkan orang sakit. Yesuslah kini yang menjadi satusatunya harapan untuk sembuh. Dengan penuh pengharapan ia masuk
melalui kerumunan orang banyak yang saat itu berdesak-desakan di sekitar
Yesus. Akhirnya perempuan itu pun berada dalam jarak yang cukup dekat
dengan Yesus dan hatinya berkata, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku pasti
sembuh.” Dengan penuh iman ia jamah jubah Yesus dan seketika itu juga
ia merasakan ada suatu perubahan pada dirinya. Pendarahannya seketika
itu juga berhenti. Dengan lain perkataan, ia sudah sembuh!
Mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya, Ia segera tampil di depan
Yesus dan dengan tulus serta jujur mengatakan segala sesuatunya kepada
Yesus. Yesus tidak memarahi perempuan itu, sebaliknya Ia berkata:
“Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan
selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (ay. 34). Yesus tidak hanya
menyembuhkan sakit perempuan itu, melainkan juga memulihkan
martabatnya sebagai seorang yang berharga dengan menyebut diri
perempuan itu sebagai “anak-Nya”! Kini ia diterima sebagai anak Allah
yang bersukacita di dalam perlindungan dan pemeliharaan Allah.
Kitapun adalah orang-orang yang telah mendapatkan anugerah dari Allah.
Dia bukan hanya membebaskan kita dari masalah kita, Ia pun mengangkat
kita dan melayakkan kita menjadi anak-Nya.
33
e
MAGZ
Fam ily Fel l ows h i p | #C AR E
Sabtu, 13 Mei 2017
HADAPI DENGAN SETIA
(Bacaan: Daniel 3:1-30)
Dalam sejarah gereja kita tahu bahwa ada begitu banyak tokoh yang
memperlihatkan semangat penginjilan bahkan harus menjadi martir
dalam pelayanannya.
Pada pembahasan nats kita kali ini dari Daniel 3: 13-18, bahwa Sadrakh,
Mesakh dan Abednego dicampakkan kedalam perapian yang menyalanyala karena tidak mau menyembah patung emas yang didirikan oleh
Nebukadnezar. Mereka memperlihatkan bagaimana iman mereka yang
teguh kepada Allah yang walaupun mereka diperhadapkan pada jalan
kematian yang begitu mengerikan dengan memberi jawab: “jika Allah
kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan
kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu,
ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja,
bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah
patung emas yang tuanku dirikan itu.” Mereka memperlihatkan bahwa
Iman mereka tidaklah dipengaruhi oleh ancaman hukuman kematian. Di
akhir kisah kesetiaan mereka, Allah menyatakan kemuliaanNya dengan
melepaskan mereka dari lautan api yang bernyala-nyala.
Ancaman apakah yang sering dihadapi oleh saudara? karir yang tidak bisa
mulus? atau diskriminasi? atau ketidakadilan yang lain? Sadarilah bahwa
sepanjang sejarah, tidak ada pengikut Tuhan yang menjalaninya dengan
mudah, namun selalu ada kemuliaan di balik setiap tantangan. Hadapilah
dengan tetap setia dan percaya kepada Tuhan.
34
e
P E N G UM UM AN
MAGZ
Hari / Tanggal
AGENDA MINGGU INI
Pukul
Senin, 8 Mei 2017
23.00
Selasa, 9 Mei 2017
18.30
Rabu, 10 Mei 2017
19.00
Kamis, 11 Mei 2017
06.00
19.00
Jumat, 12 Mei 2017
18.30
Sabtu, 13 Mei 2017
06.00
18.30
22.00
Minggu, 14 Mei 2017
Keterangan
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub
Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera
Yudha , 96,4 FM
STAR: ESKATOLOGI
Oleh: Edo Walla, M.Div.
HUT: Ibu Febry Christiani Listyani
HUT: Ibu Rusdian
Latihan Musik KU 3
HUT: Sdr. Andy Yunata
HUT: Bp. Adi Sunanta
HUT: Sdr. Daniel Nata Nugraha
HUT: Bp. Felix Phandean
Doa Pagi
Latihan Musik KU 1 dan KU 2
HUT: Anak Abigail Evangelista
HUT: Ibu Sulistya
M2: KTB Keluarga ke-5 “Suami sebagai
Kepala”
Doa Pemuridan
Persekutuan Pemuda
Siaran rohani “Grace Alone” Pdt.
Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio
Mercury, 96 FM
HUT: Sdri. Tri Edith
HUT: Ibu Hariati
35
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 7 Mei 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Pengkhotbah
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Liturgos
Pelayan
Musik
Pelayan
LCD
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Gabung
Ibadah
Umum
Ev. Heri
Kristanto
Ev Edo
Walla
Ibu Wilis
Ibu Ike
Bp. Koesoemo
Sdri.
Grace
Bp. Eliazar
Sdr. Ishak
Sdr. Toni
Sdr. Yoga
Sdr. Ishak
Bp.
Haryadi
TEAM
Sdr Kevin
T
Sdr. Evan
Sdri. Vionatha
Bp.
Santoso
Bp. Alwen
Ibu Lisa I
Sdr. Aaron
Sdri. Angie
Sdri. Dewi
Sdri. Fancy
Sdr. Kevindie
Sdri. Brenda
Sdri. Karina
Sdr. Sebastian
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Cab.
Darmo
Tak Ada Tempat Pelarian (Yunus 1)
Tema
Penyambut
Jemaat
Ibadah
Umum II
Bp. Alwen
Ev. Heri
Ibu. Willis
Sdri.
Michelle
Ibu Santi
Sdr. Ian
Ibu Dinna
Ibu May
Sdri. Marlin
Sdri.
Victory
Sdri.
Ester
Sdri.
Nike
Sdr. Andi
Bp. Koesoemo
Sdri.
Grace
Sdri.
Victory
Sdri.
Nike
TEAM
Sdr.
Fredy
Sdri.
Enty
Ev. Dodik
Sdri. Lia
Sdr. Irsan
36
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
IBADAH UMUM
MAGZ
Minggu, 14 Mei 2017
Penatalayanan
Ibadah
Remaja
(Pk. 10.00
WIB)
Ibadah
Umum I
(Pk. 07.00)
Ibadah
Umum II
(Pk. 10.00)
Ibadah
Umum III
(Pk. 17.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
07.00)
Cab.
Darmo
(Pk.
10.00)
Perjumpaan Di Tempat Yang Tak Terduga (Yunus 2)
Tema
Pengkhotbah
Ev. Yohanes Dodik
Liturgos
Bp.
Bp. Andreas
Andreas W
W
Sdri. Helen
Ibu Lina
Ev. Edo
Walla
Sdr. Michael
Sdr. Ishak
Sdr. Willy
Sdr. Haris
Sdr.
James
TEAM
Sdr. Amir
Sdri.
marlin
Pelayan
Musik
Pelayan
LCD
Penyambut
Jemaat
Gabung
Ibadah
Umum
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
Sdr. Lutfi
Sdri.
Vionatha
Sdr. Kevin T
Ibu Wilis
Ibu Nunuk
Ibu Dessy
Bp. Budhi
TS
Ibu
Handayani
Ibu Haimi
Ibu Dewi
Bp. Imbo
Ibu Yatmi
Bp. Andreas K
Ibu Rini
Doa Syafaat
Doa
Persembahan
Doa Pra
& pasca
Ibadah
Singer
Sdr. Mito
Sdri. Eka
Ibu Lina
Ibu Dessy
Bp. Budhi
TS
Bp. Andreas W
Ibu Carla
Sdri. Ririt
Sdr. Hendri
K
Sdri.
Michelle
Ev. Edo
Walla
Ibu Ike
Sdr. Mito
Ev. Heri
Sdri.
Sdri. Christine
Ester
Sdr. Irsan
Sdri. Suci
Sdri.
Dita
Sdri.
Virgin
37
e
JADWAL P E NATAL AYANAN
MAGZ
Keterangan
SEKOLAH MINGGU
7 Mei 2017
14 Mei 2017
(Pk. 09.30 WIB)
(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis
Kak Debby
Kak Dessy
Pelayan Musik
Kak Willy
Kak Willy
Doa Pra/Pasca
SM
Kak Evelyn
Kak Mei
Tema
BULAN MISI ANAK
Mengapa harus jadi saksi?
BULAN MISI ANAK
Menjadi saksi di Tibet
Bahan Alkitab
Kisah Para Rasul 1:8
Kisah Para Rasul 1:8
Pembicara : Kak Dodik
Kelas Kecil : Kak Fenny
Pembicara : Kak Dodik
Kelas Kecil : Kak Fenny
Sion
Getsemani
Yerusalem
Nazareth
Betlehem
IBADAH PEMUDA
Sabtu, 6 Mei 2017
Sabtu, 13 Mei 2017
Tema
Limited
Atonement
Irrestisible Grace
Pengkhotbah
Pdt. Reyco W
Pdt. Reyco W
Litrugos
Sdri. Christine
Sdri. Glory
Pelayan Musik
TEAM
TEAM
Pelayan LCD
Sdri. Clara
Sdri. Christine
Penyambut Jemaat
Sdr. Milka
Sdri. Ida
Sdr. Milka
Sdri. Ida
Petugas Doa
Sdr. Fredy
Sdr. Fredy
Singer
Sdri. Jenny
Sdri. Lovery
Sdri. Yuli
Sdri. Enty
Keterangan
(Pk. 18.30 WIB)
(Pk. 18.30 WIB)
38
e
Data Keh adir an Je m aat
MAGZ
Ibadah
DATA KEHADIRAN JEMAAT
Hari/Tanggal
Jumlah Jemaat
Umum 1
51 orang
Umum 2
94 Orang
Umum 3
68 Orang
Sekolah Minggu
30 Orang
Remaja
Pemuda
Minggu, 30 April
2017
Keterangan
35 Orang
Cab. Darmo KU 1
27 Orang
SM -
Cab. Darmo KU 2
48 Orang
SM : 5 Orang
RM : 3 Orang
POS Batam
22 Orang
SM : 50 Orang
Remaja : 35 Orang
POS Batu Aji
SM : 36 Orang
Remaja : 7 Orang
39
Download