BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan

advertisement
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian yang telah dilakukan, maka Peneliti dapat
mengambil Kesimpulan mengenai Implementasi Peraturan Bupati Nomor 02
Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur’an Pada Sekolah Dasar Negeri
007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu melalui Lembaga Pendidikan Diniyah
Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) berdasarkan Indikator sebagai berikut :
1. Faktor Komunikasi
Pemerintah Daerah dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rokan
Hulu tidak pernah melakukan Komunikasi ataupun Sosialisasi Kepada Siswa
Sekolah Dasar yang mengikuti Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah
(PDTA) bahwa Biaya Pelaksanaan PDTA sesuai dengan isi Peraturan Bupati
Nomor 02 Tahun 2010 dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Rokan Hulu.
2. Faktor Sumber Daya
Pelaksanaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) di
Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu masih kekurang
Guru Pengajar yang berkompeten dibidang Agama. Dari 5 orang Guru yang
mengajar PDTA, hanya 2 orang Guru yang benar-benar ahli dibidang Agama,
salah satunya adalah Bapak Delpendri yang merupakan Penjaga Sekolah, sisanya
adalah Guru Matematika dan Guru Bahasa Indonesia.
88
3. Faktor Disposisi
Proses Belajar Mengajar dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Diniyah
Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) masih banyak pelanggaran yang dilakukan Guru
PDTA seperti waktu belajar yang seharusnya 2 Jam pada kenyataannya hanya
dilakukan selama 1 Jam saja. Jelas ini akan berdampak pada Hasil Penilaian dan
Prestasi Peserta Didik dan merugikan karena telah mengeluarkan Biaya
Pelaksanaan PDTA seperti Biaya Bulanan, Biaya Ujian Semester dan Biaya Ujian
Akhir.
4. Struktur Birokrasi
Pendididkan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) belum memiliki
Stuktur Organisasi yang jelas dan tidak melibatkan Masyarakat dalam
Pelaksanaannya. Selama ini PDTA hanya dikelolah oleh Pihak Sekolah dan hanya
melibatkan Guru Internal Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu. Padahal sesuai
dengan Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 PDTA seharusnya juga
melibatkan Ustad dari Masyarakat setempat.
Hasil Wawancara/Interview dan Pengamatan/Observasi Lapangan yang
telah dilakukan selama 2 bulan sejak 01 Januari 2014 sampai dengan 28 Februari
2014, Peneliti menemukan berbagai Hambatan Dalam Pelaksanaan Imlementasi
Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur’an
Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.
Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Implementasi Peraturan Bupati Nomor
02 Tahun 2010 adalah sebagai berikut :
1. Faktor Sarana Prasarana
Penetapan Kebijakan Pelaksanaan Program Bebas Buta Aksara Al-Qur’an
di Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu tidak diikuti dengan penyediaan Sarana
dan Prasarana pendukung. Seharusnya PDTA memiliki Fasilitas tersendiri yaitu
Gedung Belajar, Meja/Kursi untuk Guru dan Siswa, Perlengkapan Pembelajaran
seperti Buku Pengetahuan tentang Agama, dan Kantor untuk arsip PDTA.
2. Faktor Tenaga Pendidik
Selama ini PDTA kekurangan Tenaga Pendidik yang berkompetensi
dibidang Keagamaan. Dari 5 Guru yang mengajar PDTA, hanya 2 orang Guru
yang ahli dibidang Agama, salah satunya adalah Bapak Delpendri yang
merupakan Penjaga Sekolah Dasar. Dan sisanya adalah Guru Umum seperti Guru
Bahasa Indonesia dan Matematika yang memiliki keterbatasan dalam Ilmu
Agama.
3. Faktor Pengelolaan dan Pengawasan
Pengelolaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) yang
kurang maksimal oleh Pihak Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten
Rokan Hulu dan tidak melibatkan Masyarakat setempat seperti Ustad dalam
Pelaksanaannya. Padahal ini telah diatur di dalam Ketentuan Umum Peraturan
Bupati Nomor 02 Tahun 2010. Tidak ada Pengawasan yang berarti dari
Pemerintah Daerah dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rokan Hulu.
Pengawasan yang dilakukan hanya sekedar Memonitor dan melihat Laporan
Kegiatan PDTA tanpa adanya tindakan terhadap Permasalahan yang terjadi dalam
Pelaksanaan PDTA di Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan
Hulu.
4. Faktor Pembiayaan
Biaya Pelaksanaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA)
masih dibebankan Pada Peserta Didik Pelaksana PDTA, seperti Biaya Bulanan
sebesar Rp.15.000, Biaya Ujian Semester sebesar Rp.25.000, dan Ujian Akhir
sebesar Rp.35.000. Padahal Isi Peraturan Bupati Nomr 02 Tahun 2010 dijelaskan
bahwa Biaya Pelaksanaan PDTA dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Rokan Hulu.
6.2
Saran
Berikut ini adalah Saran-Saran yang dapat Peneliti berikan sebagai bahan
masukan kepada Pihak yang membutuhkan Informasi mengenai Implementasi
Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010 Tentang Bebas Buta Aksara Al-Qur’an
Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.
1.
Diharapkan adanya penambahan Tenaga Pendidik yang memiliki
kompetensi dibidang Agama, Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah
(PDTA) hendaknya juga melibatkan Masyarakat seperti Ustad sesuai dengan
Ketentuan Umum yang ada pada Peraturan Bupati Nomor 02 Tahun 2010.
2.
Perlu adanya peningkatan Metode Pembelajaran yang Efektif sehingga
mudah dipahami oleh Peserta Didik seperti lebih banyak melakukan Diskusi,
Tanya Jawab dan Praktek serta arahan-arahan dari Tenaga Pendidik sehingga
suasana belajar tidak membosankan dan menarik Peserta Didik untuk lebih
kreatif dan berperan aktif.
3.
Pemerintah Daerah dan Dinas terkait harus menyediakan Sarana Prasarana
Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA) seperti Gedung,
Meja/Kursi, dan buku-buku tentang Agama.
4.
Perlu adanya peningkatan Pengelolaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah
Awwaliyah (PDTA) dan Transparansi oleh Pihak Sekolah.
5.
Hendaknya Pemerintah Daerah dan Kementerian Agama Kabupaten
Rokan Hulu melakukan Perhatian dan Pengawasan disertai adanya tindakan
nyata atas permasalahan yang terjadi dalam Pelaksanaan Program Bebas Buta
Aksara Al-Qur’an di Sekolah Dasar Negeri 007 Ujungbatu.
6.
Diharapkan Pemerintah Daerah harus berkomitmen pada Peraturan Bupati
Nomor 02 Tahun 2010 bahwa Pembiayaan Pendidikan Diniyah Takmiliyah
Awwaliyah (PDTA) ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) sehingga tidak membebani Peserta Didik untuk mengeluarkan biaya
bulanan, Ujian Semester dan Ujian Akhir.
7.
Peneliti menyarankan bahwa sebaiknya perlu adanya penyederhanaan
Mata Pelajaran Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah (PDTA). Jika
tujuannya adalah untuk Pembebasan Buta Aksara Al-Qur’an Pada Siswa
Sekolah Dasar yang beragama Islam, hendaknya jam Mata Pelajaran mengenai
Al-Qur’an perlu ditambah dengan meniadakan Mata Pelajaran yang dianggap
belum perlu seperti Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Fiqih dan Bahasa Arab.
Apabila sistem yang sekarang tetap dilaksanakan maka tidak akan Efektif
dalam Pembebasan Buta Aksara Al-Qur’an, sebab dalam 1 Bulan hanya empat
kali siswa mempelajari Al-Qur’an maka wajar saja Siswa Sekolah Dasar kelas
V dan VI yang seharusnya sudah Bebas Buta Aksara Al-Qur’an masih banyak
yang terbata-bata dan tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan baik.
Download