1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit dapat tertular melalui apapun seperti penemuan pertama oleh Hipocrates (460-377 SM), yang dianggap sebagai Bapak Kedokteran modern, telah berhasil membebaskan hambatan-hambatan filosofis pada zaman itu yang bersifat spekulatif dan superstitif (tahayul) dalam memahami kejadian penyakit, Ia mengemukakan teori tentang sebab musabab penyakit, yaitu bahwa: 1. Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup, dan 2. Penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang. Teori itu dimulai dalam karyanya berjudul “On Airs, Waters and Places”. Hiprocates mengatakan bahwa penyakit timbul karena pengaruh lingkungan terutama air, udara, tanah, cuaca. (Juli Soemirat, 2010) Peningkatan kepadatan populasi penduduk di dunia membuat kecenderungan terjadinya penularan penyakit dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lain semakin meningkat. Penularan penyakit bisa terjadi melalui berbagai cara antara lain melalui udara, makanan, minuman, tangan yg dimasukkan kedalam mulut atau menyentuh makanan (Sherifa M. M. Sabra, 2013). Sampai saat ini orang-orang telah banyak mengenal berbagai macam penularan penyakit serta kiat-kiat mengatasi penularan penyakit.Namun dalam beberapa hal mungkin tidak terduga oleh masyarakat yaitu ada beberapa lokasi atau tempat di mana penularan penyakit kadang terabaikan oleh mereka.Misalnya adalah lingkungan dalam rumah atau bisa juga public restroom atau yang biasa kita kenal dengan toilet (Gilbertoet al, 2011). Toilet merupakan salah satu tempat yang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit karena dalam penggunaannya yang berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2 pembersihan bagian-bagian tubuh yang kotor serta mengandung kuman (Bagiastra, 2013). Public restroom atau toilet menunjukkan situasi yang lebih memungkinkan untuk terdapatnya berbagai macam mikroba sehingga kecenderungan untuk menularkan kepada orang lain lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena toilet digunakan oleh banyak komunitas dengan berbeda latarbelakang dan sikap peduli kebersihannya (Gilberto et al, 2011). Berdasarkan World Toilet Organization (WTO) sekitar 700.000 anak meninggal setiap tahunnya karena diare yang disebabkan oleh buruknya sanitasi dan air yang tidak bersih.Bukan hanya itu sebuah penelitian yang publikasi di New York menyebutkan bahwa dari penelitian terhadap toilet umum di beberapa bandara di berbagai negara menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 89% dari sampel positif Human Papilloma Virus (HPV).Selain itu juga terdapat kuman MRSA(Methicillin-ResistantStaphylocoocus Aureus) pada beberapa dudukan toilet pasien rawat jalan di rumah sakit (Giannini, Nance, & McCullers, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sherifa M. M. S (2013), terdapat beberapa jenis bakteri yang biasanya terdapat di toilet yaitu Staphylocoocus aureus 30,1%, Kliebsella pneumonia 25,7%, E. coli 16%, Enterobacter spp. 11,2%, Citrobacter spp. 7,1%, Pseudomonas aeruginosa 5,9% dan Proteus spp. 4,5%. Sementara itu dalam Gilberto et al(2011) melaporkan beberapa bakteri yang pada umumnya Corynebacteriaceae, terdapat di toilet Staphylococcaceae, adalah Propionibacteriaceae, Lactobacillaceae, Clostridiales, Cyanobacteria, dll. Hal tersebut sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan bagi masyarakat oleh karena terdapat system pembersihan yang biasanya dilakukan oleh petugas, tetapi yang menjadi kekhawatiran adalah bahwa bakteri bisa tumbuh dan menetap di toilet dalam jangka waktu yang lama meskipun telah disiram atau dibersihkan dengan cairan antimikroba ( Sherifa M. M. S., 2013). Untuk menangani kasus-kasus seperti di atas, diperlukan hygiene, sanitasi dan usaha kebersihan pada setiap petugas kebersihan maupun pengguna toilet. Pada hakikatnya “Hygiene” dan “Sanitasi” mempunyai pengertian dan tujuan yang hampir sama yaitu mencapai kesehatan yang prima. Sudira (dalam Rachman, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3 2010) mengemukakan bahwa : “Hygiene adalah ilmu kesehatan dan pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit, sedang sanitasi lebih memperhatikan masalah kebersihan untuk mencapai kesehatan”. Menurut Depkes (2004) hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Sedangkan menurut Gea (2009:19) sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan cuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan. Dari beberapa faktor di atas harus kita waspadai bahaya penularan penyakit yang bisa terjadi lewat apa saja, kapan saja, di mana saja, dan siapa saja. Ditambah dengan prevalensi kejadian yang belum diketahui di Indonesia khususnya di toilet lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Oleh karena itu peneliti ingin mencari tahu apa-apa saja bakteri yang terdapat pada toilet umum di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dengan usaha pembersihan toilet melalui sanitasi tersebut apakah bakteri yang ada pada toilet semakin berkurang dan dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit yang terjadi lewat toilet di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang ramai dengan seluruh civitas akademik yang akan lebih mudah untuk terjadi kontak antara satu orang dengan yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran bakteri di dudukan kloset pada toilet umum yang ada di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebelum dan sesudah dibersihkan? 1.3 TujuanPenelitian 1.3.1 Tujuan Umum 1. Mengetahui gambaran bakteri yang terdapat pada dudukan kloset sebelum dan sesudah dibersihkan di toilet umum yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2015. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan kultur bakteri untuk mengetahui jenis-jenis bakteri yang terdapat pada dudukan kloset di toilet sebelum dibersihkan. 2. Melakukan kultur bakteri untuk mengetahui jenis-jenis bakteri yang terdapat pada dudukan kloset di toilet sesudah dibersihkan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai informasi bagi pembaca untuk mengetahui bakteri apa saja yang ada pada dudukan kloset di toilet pada sebelum dan sesudah dibersihkan. 2. Sebagai antisipasi untuk pencegahan penularan penyakit di toilet umum maupun sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. 3. Menanamkan rasa kebersihan pada setiap orang yang memakai toilet umum terutama dalam melakukan pembersihan sebelum memakai kloset. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara