Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika Desa pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten semarang 2017 Josefina Bakhita *) Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes,**) Ida Sofiyanti, S.Si.T., M.Keb***) email :[email protected] *) Mahasiaswa Prodi D III Kebidanan UNW **) Dosen Pembimbing Prodi D III Kebidanan UNW ABSTRAK Latar belakang: Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurum waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah.Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana asuhan yang diberikan pada bayi lahir normal. Metode: Metode yang digunakan adalah memberikan asuhan kebidanan pada bayi lahir normal dengan perawatan bayi baru lahir menjaga kehangatan, memenuhi kebutuhan nutrisi,mencegah infeksi dan perawatan tali pusat pada bayi dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2017 selama kunjungan ke-3, dengan format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney. Hasil: Setelah dilakukan asuhan selama kunjungan ke-3, bayi Ny. K dapat terhindari dari hipotermi, tali pusat tidak terjadi perdarahan atau infeksi, bayi menetek kuat, tidak muncul tanda bahaya pada bayi seperti: demam, kejang. Simpulan: Tidak terjadi hipotermi, infeksi dan ikterus. Saran: Diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan yang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisein dapat etrcapai pada klien. Kata kunci: Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Fisiologis. ABSTRACT Background: Infant Mortality Rate (IMR) is the number of infant (0-11 months) deaths per 1,000 live births within a year. IMR describes the level of public health problems related to the factors causing infant mortality. The level of antenatal care, nutritional status of pregnant women, the success rate of Mother and Child Health and family planning programs, and environmental and socioeconomic conditions. If the IMR in a region is high, the health status in the region is low. Objective: This study was to implement the midwifery care on infant with normal birth. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 1 Method: The method used was to provide midwifery care to normal-born infant with newborn care method in maintaining warmth, full fill nutritional needs, prevent infection and umbilical cord care in infant which was done on May 14th, 2017 within third visit, by using the Varney’s Seven-step midwifery management. Result: Midwifery cares which was done during the third visit, the infant of Mrs. K’s baby could be avoided from hypothermia, no bleeding or infection on umbilical cord, the infant breasfeed strongly, did not appear danger signs in infants such as: fever, seizures. Conclusion: There was no hypothermia, infection and jaundice. Recommendation: It was expected to maintain the standard of midwifery services in accordance with Varney's Seven-step midwifery management approach so that the effective and efficient service could be achieved on the patient. Keywords: Midwifery care on physiological newborn. PENDAHULUAN Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (011 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurum waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Menurut World Health Organization (WHO) 2012, Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan anak. Setiap tahun kematian bayi baru lahir atau neonatal mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita. Setiap hari 8.000 bayi baru lahir didunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75%, terjadi pada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur 29% sepsis dan pnemonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan asfiksia (Kemenkes, 2015). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan saat ini AKB berada pada angka 32/1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Pada program Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan pada tahun 2030 mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB) 12/1000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015). Untuk itu diperlukan kerjasam lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah, sektor swasta, organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga kesehatan, kalangan akademis, serta lembaga kesehatan, organisasi kemasyarakatan baik dari dalam maupun luar negeri, dalam upaya penurunan angka morbiditas dan mortalitas bayi (Riskesda, 2013). Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 2 Provinsi Jawa Tengah tahun 2015, AKB sebanyak 3.709 kasus Sedangkan di kabupaten Semarang pada tahun 2015 AKB sebanyak 120 kasus (Dinkes prov. Jateng, 2015). Berdasarkan Angka kematian Neonatal di Kabupaten Semarang tahun 2015 sebesar(131 kasus), dengan penyebab tinggi adalah kelahiran dengan Berat bayi lahi Rendah/BBLR 62 kasus, asfiksia 33 kasus, tetanus 1 kasus dan penyebab lainnya infeksi, kelainan konginetal dan lain-lain sebanyak 35 kasus (Dinkes, 2015). Asuhan pada bayi baru lahir yang harus diberikan adalah menjaga kehangatan, memenuhi kebutuhan nutrisi, perawatan tali pusat, pencegahan infeksi. Apabila bayi baru lahir tidak mendapatkan asuhan dengan benar maka bisa terjadi infeksi, hipotermi, kekurangan nutrisi. (Sodikin,2009). Sesuai dengan hasil penelitian Menurut Maerzyda (2008), cara merawat tali pusat yaitu menetupi tali pusat dengan kasa steril dan menggantinya setiap selesai mandi, berkering terkena kotor dan basah. Asuhan yang diberikan dalam 2 jam yaitu pengamatan pernafasan, pertahankan suhu tubu bayi, pemeriksaan fisik bayi, berikan vitamin K, salep mata, HB 0 dan perawatan lain. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Agar mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata didalam melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika Desa pringsari Kecamatan pringapus kabupaten semarang. 2. Tujuan khusus Dapat melaksanakan pengumpulan data dasar dalam asuhan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di Klinik pratama Istika Desa pringsari kecamatan pringapus kabupaten Semarang. a. Dapat merumuskan atau menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di Klinik pratama Istika desa pringsari kecamatan pringapus kabupaten semarang b. Dapat mengantisipasi atau diagnosa atau masalah potensial bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di klinik pratama Istika desa pringsari kecamatan Pringapus, kabupaten semarang. c. Menetapkan kebutuhan tindakan segera bayi baru Rumusan Masalah: Berdasarkan data diatas maka dapat di rumuskan masalahnya adalah “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan yang tepat pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika Desa pringsari Kecamatan pringapus kabupaten Semarang. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 3 lahir normal pada bayi Ny. K di klinik pratama istika desa pringsari kecamatan pringapus kabupaten semarang. d. Dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di klinik pratama Istika kecamatan pringsari kabupaten semarang. e. Implementasi pada bayi baru lahirnormal pada bayi Ny. K di klinik pratama Istika kecamatan Pringsari kabupaten Semarang HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Asuhan Kebidanan yang dilakukan pada kasus ini menggunakan manajemen 7 langkah varney dan dengan catatan perkembangan menggunakan metode SOAP. Pembahasan studi kasus ini penulis mencoba menyajikan pembahasan yang membandingkan antara teori dan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal yang diterapkan pada klien Bayi Ny. K, dapat disimpulkan apakah asuhan tersebut telah sesuai dengan teori atau tidak. Menurut Sudarti dkk (2010), menjelaskan bahwa asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama satu jam pertama setelah kelahiran, yaitu: menjaga bayi agar tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu. Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna untuk itu perlu dilakukan upaya f. Dapat mengevaluasi keefektipan dari asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir normal pada bayi Ny. K di klinik pratama Istika kecamatan Pringsari kabupaten semarang. Metode Penulisan Secara garis besar pengumpulan data yang akan digunakan untuk mennyusun Studi kasus meliputi: Wawancara Anamnesa, Observasi, Studi kepustakaan, Pemeriksaan fisiK. pencegahan kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami hipotermi. Asuhan yang diberikan bidan pada bayi Ny. K di mulai dari: Pengkajian Pada tahap ini, penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan pengkajian, Pada data subyektif tanggal 14 Mei 2017, jam 14; 25 WIB, didapatkan data bayi Ny. K lahir 2 jam yang lalu, jenis laki-laki, bayi lahir normal langsung menangis gerakan aktif dan kulitnya kemerahan. Pada data obyektif didapatkan data keadaan umum baik, nadi 130 x/m, suhu 36,7ºc, respirasi 41 x/m, pada pemeriksaan antropometri BB 3800 gram, PB 48 cm, LK 35 cm, LD 37 cm, Lila 12 cm. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan muka: simetris, hidung bersih simetris, muut bibir lembab, dan bayi Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 4 tidak ditemukan kelainan bawaan dari ujung kepala hingga kaki. Interpretasi Data Interpretasi data terdiri dari penentuan diagnosa kebidanan, menentukan masalah, dan kebutuhan pada bayi baru lahir. Berdasarkan pengkajian didapatkan: Pada data subyektif yang didapatkan bernama Ny. K berumur 26 tahun, ibu mengatakan baru saja melahirkan anak laki-laki, bayinya lahir normal dan langsung menangis spontan, dan warna kulit bayi kemerahan. Pada obyektif didapatkan Pada Pemeriksaan umum didapatkan keadaan keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, bayi bernafas normal, bayi menangis segera setelah lahir, gerakan aktif, warna kulit bayi kemerahan, TTV bayi: denyut jantung bayi 130 x/menit, respirasi 41 x/menit, suhu 36, 7ºc, pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pemeriksaan muka simetris, pemeriksaan hidung simetris bersih, tidak ada nafas cuping hidung, pemeriksaan mulut bayi lembab, kemerahan, pada pemeriksaan dada tidak ada pembengkakan, tidak ada kelaianan bunyi nafas dan jantung. Pemeriksaan ekstremitas gerakan aktif, jumlah jari lengkap, aktral hangat. Berdasarkan data subyektif dan data obyektif diatas. Pada kasus ini penulis menentukan diagnosa kebidanan pemeriksaan pada bayi Ny. K pada asuhan bayi baru lahir diagnosa kebidanan bayi Ny. K umur 2 jam, diagnosa masalah tidak ada. Pada kunjungan pertama dilakukan 6 jam setelah lahir maka diperoleh diagnosa kebidanan bayi Ny. E umur 6 jam, dan diagnosa masalah tidak ada. Kunjungan kedua dilakukan pada bayi Ny. K, umur bayi 3 hari di peroleh diagnosa kebidanan bayi Ny. K umur 3 hari, dan diagnosa masalah tidak ada. Pada kunjungan ketiga dilakukan pada bayi Ny. K, umur bayi 10 hari dan diagnosa masalah tidak ada. Maka dalam langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam teori penulis interpretasi data ditegakan berdasarkan hasil pengkajian yaang Pada telah dilakukan, baik dalam data subyektif maupun data obyektif sama hasilnya dengan kasus ini penulis interpretasi data juga ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan. Diagnosa potensial Langkah ini mengidentifikasi masalah bila tidak dilakukan perawatan tali pusat yang benar bias terjadi infeksi, dan menjaga kegantan agar tidak terjadi hipotermi atau diagnosis potensial ini berdasarkan rangkaian masalah yang ada. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien bidan diharapkan siap bila diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi. Pada kasus ini. Bayi Ny. K ini tidak terjadi diagnose potensial. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek di lahan. Antisipasi Penanganan Segera Menurut teori Mufdlilah, (2012), Data baru harus tetap dikumpulkan dan di evaluasi terlebih Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 5 lagi data yang mengidentifikasi bidan harus segera bertindak untuk keselamatan ibu dan bayi.Mengidentfikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi klien. Perencanaan Asuhan bayi baru lahir: Pada asuhan bayi baru lahir, penulis merencanakan pada bayi Ny. K untuk mengeringkan bayi memotong tali pusat, beri vit k, memberi salep mata, menjaga kehangatan, memberi ASI pada bayi melakukan antropometri. Setelah 1 jam pemberi vit k kemudian berikan salep mata (APN, 2008). Dalam perencanaan ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena diberikan secara langsung setelah bayi lahir. Penatalaksanaan Menurut Dewi, (2013). Pada kasus ini dilaksanakan secara menyeluruh dari apa yang sudah direncanakan pada langkah kelima (perencanaan) yaitu : 1. Memotong tali pusat menggunakan gunting tali pusat, tali pusat merupakan garis kehidupan janin dan bayi selama beberapa menit pertama setelah kelahiran. Pemisahan bayi dari placenta dengan dilakukan dengan cara menjepit tali pusat diantara dua klem, dengan jarak sekitar 8-10 cm dari umbilicus. Menurut penelitian sodikin, (2009) di Kabupaten Tasikmalaya Indonesia, menyatakan bahwa perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat pemisahan tali pusat dari perut bayi yaitu dengan cara membiarkan tali pusat mengering secara alami, tampah membubuhkan alkohol atau ramuwan lainnya pada perawatan tali pusat. Menurut penelitaian Irwan (2011) di Kabupaten Tasikmalaya Indonesia, bahwa pembalutan tali pusat sebaiknya tidak terlalu rapat agar udara tetap bisa masuk, agar tidak tergesek dengan gurita dan popok bayi, sebaiknya tali pusat cukup dibungkus dengan kassa steril yang bersih dan kering. Menurut penelitian Asnawi Abdullah di University Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, Menggabungkan semua variabel signifikan yang terkait dengan faktor ibu, bayi, dan melahirkan menjadi satu model multivariat tunggal, enam faktor ditemukan secara signifikan dengan risiko yang lebih tinggi pada neonatus. Faktor yang diidentifikasi adalah sebagai berikut: komplikasi neonatal saat kelahiran; Ibu mencatat masalah kesehatan selama 28 hari pertama; Kurangnya pengetahuan tentang bahaya bagi neonatus; apgar score rendah, Dan sejarah komplikasi selama kehamilan . 2. Mengeringkan tubuh bayi dengan mengunakan handuk kering. Di dalam tubuh ibunya, Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 6 suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan ibunya sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktivitas metabolismenya. Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya. 3. Inisiasi Menyusui dini Bayi noormal disusui segerasetelah lahir. ASI pertama sangat bermanfaat bagi bayi karena mengandung kolostrum yang berguna untuk antibody bayi. Selain itu ASI bermanfaat untuk mencegah gastroenteritis, mempercepat involusi uterus, menurunkan kejadian kejang pada bayi karena hipokalsemia serat memperberat hubungan antara ibu dan bayi. Menurut Penelitian Hotman Sauhur Hutagaol, di indonesia. IMD terdapat suhu aksila pada bayi baru lahir. Setelah dilakukan IMD selama satu jam maka rerata suhu aksila pada kelompok IMD lebih tinggi dari pada kelompok non IMD. Pada penelitian ini didapatkan hasil habwa setelah dilakukan IMD selama satu jam suhu aksila meningkat 0,4 ± 0,3 ºC sedangkan pada kelompok non IMD selama satu jam kelahiran hanya terdapat peningkatan suhu 0,03 ±0,3 ºC. Pada kelompok IMD tidak ada bayi yang hipotermi setelah satu jam dan seluruh bayi mengalami peningkatan suhu aksila satu jam setelah kelahiran. Menurut penelitian Kakeru Yokoi, Hiroaki Koimana, di Japan Ken Miura. Dengan menggunakan castolneum tribolum, kami secara kuantitatif menyelidiki induksi sembilan gen antimikroba peptida (AMP) dengan bakteri gram negatif hidup (escherichia coli dan enterobacter cloacae), bakteri gram positif (micrococcus luteus dan bacililius subtilis) dan yast (saccharomyces cerevisiae). Lima gen AMP yang representatif dipilih, dan involment jalur tol dan IMD dalam induksi mereka oleh E. coli, M. luteus dan cerevisiae diperiksa dengan memanfaatkan interferensi RNA baik D88 atau IMD saya. Hasil yang ditunjukkan: Induktio kuat dan akut dari tiga gen oleh dua spesies bakteri dimediasi terutama oleh jalur IMD; Induksi yang lambat dan berkelanjutan dari satu gen oleh kedua bakteri dimediasi jantan oleh jalur tol; Induksi dari satu gen yang tersisa oleh dua baceeria dimediasi oleh kedua jalur; Induksi gen oleh yast dimediasi oleh jalur tol dan atau IMD tergantung pada gen masing-masing. Menurut penelitian Franssondi indonesia tahun (2013), yang mendapatkan peningkatan suhu tubuh inti Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 7 0,7ºc/jam dengan rerata suhu rektal 36,3 ºc selam kontak kulit ke kulit ibu dan bayi. Pengaturan suhu pada bayi baru lahir normal dapat dievaluasi melalui suhu permukaan dan suhu inti, biasanya dibawah kondisi standar karena anak dipisahkan dari suhu lingkungan normalnya sendiri. Menurut Karlsson di indonesia (1996), dalam penelitiannya mendapatkan hasil suhu rektal meningkat 0,7± 0,4ºC setelah satu jam kontak kulit ke kulit, suhu inti dan dan suhu kulit perut meningkat yang mengindikasikan keuntungan dalam pencegahan kehilangan panas. Menurut penelitian D. Rabinerson di Israel. Bayi yang baru lahir dengan fraktur klavikula jarang memiliki gejala dan kebanyakan tidak memiliki masalah jangka panjang. Namun, komplikasi ini penting karena perhatian pada peningkatan pada orang tua dan trauma neurologis yang terkait. 4. Memberikan injeksi vitamin K. Memberikan suntikan vitamin K 1 mg intramuskuler, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui dini. Menurut Edward Surjono, Jakarta Utara. Bayi baru lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki resiko tinggi terjadinya perdarahan akibat VKDB. Pemberian profilaksis vitamin K merupakan hal yang penting dilakukan pada semua bayi baru lahir. Jenis vitamin K yang digunakan sebagai profilaksis adalah vitamin K1 (phytomenadione) dengan cara pemberian intramuskular ataupun oral. Intramuskular dengan dosis tunggal 1 mg pada seluruh bayi baru lahir. Pemberian oral dengan dosis 2 mg diberikan tiga kali, yaitu pada saat bayi baru lahir , pada umur 3-7 hari, dan pada umur 4-8 minggu. Vitamin K3 (menadion) yang dikonversi menjadi menaquinone di hati merupakan bentuk sintesis dari vitamin K yang bersifat larut dalam air, tetapi sudah tidak direkomendasikan untuk diberikan karena menyebabkan anemia hemolitik dak ikterus. Menurut penelitian Devyani Mi sra di University of California at San Francisco. Dalam studi longitudinal pertama yang menilai hubungan vitamin K dengan osteorthritis lutut, kekurangan vitamin K subklinis dikaitkan dengan pemberian osteoartritis lutut rediografi onset baru dan lesi tulang rawan baru di lutut yang bebas dari osteoarthritis atau lesi tulang rawan pada awal, masing-masing, namun tidak secara signifikan dengan Inciden osteophytes. 5. Memberikan tetes mata tetrasiklin 1% 1 tetes pada mata kanan dan kiri salep mata atau tetes mata untuk mencegah infeksi mata diberikan setelah proses IMD Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 8 dan bayi selesai menyusu. Namun di lahan praktek pemberian tetes mata dilakukan setelah pemberian vitamin k1 pada menit pertama kelahiran bayi. 6. Melakukan pemeriksaan antropometri. Melakukan pemeriksaan antropometri yang meliputi panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan berat badan. 7. Menjaga kehangatan bayi dengan memakai pakaian bayi bedong dan topi bayi. Penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi Ny.K, sesuai dengan Asuhan yang telah direncanakan. Pada pelaksanaan ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan, praktek pencegahan infeksi sering tidak dilakukan seperti mencuci tangan sebelum dan melakukan tindakan karena dari segi kebiasaan yang belum membiasakan mencuci tangan. Menurut Penelitian Thomas Liehr and anja Weise, di germany. Penelitian prenatal yang paling sering dikutip dan luas tentang warburton (2) untuk menghitung frekuensi sSMC 0,043% kasus de novo didasarkan pada kriteria yang telah dipilih sebelumnya, seperti i) dia melaporkan secara eksklusif kasus-kasus de novo (sSMC) sementara penelitian lain tidak dilakukan Membedakan de novo dan familial sSMC, dan ii) dia tidak memasukkan kromosom tambahan dari teridentifikasi. asal yang Evaluasi Berdasarkan hasil asuhan yang diberikan pada bayi Ny. K tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi pada bayi dapat teratasi. Setelah asuhan tersebut diberikan dilanjutkan dengan asuhan perawatan bayi baru lahir, pemantauan nutrisi dan pemantauan eleminasi, hasilnya bayi dalam kondisi normal, nutrisi dan eleminasi baik. Berdasarkan hasil asuhan selama 1 minggu masalah bayi teratasi dan bayi dalam keadaan normal, tidak terjadi hipotermi, tidak terjadi infeksi nutrisi dan vital sign baik. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengkajian pada bayi Ny.K nilai Apgar Score 10, warna kulit tubuh merah muda, bayi menangis segera setelah lahir dan gerakan aktif. 2. Interpretasi data ditegakkan diagnosa kebidanan pada bayi Ny.K umur 2 jam. 3. Diagnosa potensial pada bayi Ny.K tidak terjadi karena dapat ditangani dengan baik. 4. Antisipasi penanganan segera dilakukan kolaborasi dengan bidan. 5. Rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny.K dilakukan secara menyeluruh yaitu dengan potong tali pusat, merawat talipusat agar tali pusat tetap kering dan bersih, keringkan tubuh bayi, berikan injeksi vit K1, berikan salepmata Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 9 1%, lakukan pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan fisik, pakaian bayi, lakukan pencatatan dan pelaporan. 6. Setelah dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir dan perawatan bayi hasilnya kondisi bayi normal, nutrisi dan eleminasi baik. Jadi asuhan yang diberikan pada bayi Ny. K dapat berhasil dengan baik. Berdasarkan hasil asuhan pada Ny K selama 3x masalah bayi teratasi dan bayi dalam keadaan normal, tidak terjadi hipotermi, tidak terjadi infeksi nutrisi dan vital sign baik. Tidak ada hambatan dan masalah yang terjadi pada bayi dapat teratasi. Saran Berdasarkan studi kasus yang sudah dilaksanakan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Bidan Bidan diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan yang sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney sehingga pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisien dapat tercapai pada klien. Bidan diharapkan dapat melakukan penatalaksanaan bayi baru lahir normal sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. 2. Bagi klinik Pratama Istika Diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir . 3. Bagi Institusi pendidikan Diharapkan dapat menambah bahan bacaan serta menambah literature di perpustakaan. Agar mahasiswa lebih mudah dalam penyelesaian khususnya asuhan pada bayi baru nlahir. 4. Bagi peneliti lain Diharapkan dapat melakukan studi kasus mengenai bayi baru lahir dengan perawatan tali pusat. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, dkk; 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Arfiana, 2016. Asuhan Neonatus Bayi Balita Dan Anak Pra Sekolah.Yogyakarta:Trans medika Asnawi Abdullah, Krishna Hort, Yuli Butu, and Louses Simpson. Risk factors associated with neonatal deaths: a matched casecontrol study in Indonesia. Glob Health Action. 2016; 9: 10. 3402/gha. v9. 30445. Published online 2016 feb 16. doi: 10.3402/v9.30445. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 10 Depkes RI, 2000. Buku Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta. Dinkes Jawa Tengah, 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.Jawa Tengah : Dinkes Jawa Tengah. Edward Surjono,2011. Damianus Journal off Medicine; Vol. 10 No. 1 Februari ; hlm. 51-55. Fransson AL, Karisson H, Nilsson K. Temperature variation in newborn babies: importance of physical contact with the mother. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014: 3(3) Helen dan Robina, 2014. The Midwifery Test Book.Jakarta : Erlangga. Helen, Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC. Irawan, N. K. 2011. Buku perawatan Tali Pusat. Jakarta: Berlian Media. Urnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3) JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Karson H. Skin to skin care: heat balance. sweden. Archivers if disease in childhood. Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3) 1996; (75):130-F2 Kakeru Yokoi, Hiroaki Koima, Chieka Minakuchi, Toshiharu Tanaka, and Ken Miura, Antimicrobial peptide induction, involvement of toll and IMD pathways and defense against bacteria in the red flour beetle, Tribolium castaneu. Results in Immunology. 2012: 2: 7282. Published online 2012 mar 30. doi: 10.1016/j.rinim.2012.03.0 02. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan, edise pertama.Jakarta: Media Aesculapius. Marmi, 2012. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Mufdlilah. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Notoatmojo, 2005. Metologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka-Cipta. Noorhidayah. 2015. Jurnal Pubblikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol.2 No. 1. April. Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta. Rohani, 2011. Asuhan kebidanan pada masa Persalinan. Jakarta: Selemba Medika. Rukiyah. Asuhan Kebidanan II. CV. Jakarta: Trans Info Media.; 2009. Saifuddin. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawiroharjo. Simatupang. 2008.Penerapan UnsurUnsur Manajemen Praktek Kebidanan. Jakarta. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 11 Sitiatava, 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan Dan Kebidanan. Jogjakarta. Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta: ECG. Tambunan dkk, 2011.Panduan Pemeriksaan Fisik Bagi Mahasiswa Keperawatan.Jakarta: Selem Medika. Tuti; siti. 2016. Fundamental Kebidanan disertai Evidence Based Practice & dokumen Inti ICM. Yogyakarta. Varney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC ; 2007. Vivian, 2013. .Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Prasekolah. Jakarta. Wafi, 2010. Asuhan Neonataus Bayi Dan Balita.Yogyakarta: Jl. Babaran. Winknjosastro H, 2007.Kapital Selekta Kedokteran, Jakarta: Medika Aesulaplu. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Page 12