Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di

advertisement
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika Desa pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten semarang
2017
Josefina Bakhita *) Heni Setyowati, S.SiT., M.Kes,**) Ida Sofiyanti, S.Si.T.,
M.Keb***)
email :[email protected]
*) Mahasiaswa Prodi D III Kebidanan UNW
**) Dosen Pembimbing Prodi D III Kebidanan UNW
ABSTRAK
Latar belakang: Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi
(0-11 bulan) per 1.000 kelahiran hidup dalam kurum waktu satu tahun. AKB
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan
dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu
hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan
sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di
wilayah tersebut rendah.Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana asuhan yang diberikan pada bayi lahir normal.
Metode: Metode yang digunakan adalah memberikan asuhan kebidanan pada bayi
lahir normal dengan perawatan bayi baru lahir menjaga kehangatan, memenuhi
kebutuhan nutrisi,mencegah infeksi dan perawatan tali pusat pada bayi
dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2017 selama kunjungan ke-3, dengan format
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan 7 langkah Varney.
Hasil: Setelah dilakukan asuhan selama kunjungan ke-3, bayi Ny. K dapat
terhindari dari hipotermi, tali pusat tidak terjadi perdarahan atau infeksi, bayi
menetek kuat, tidak muncul tanda bahaya pada bayi seperti: demam, kejang.
Simpulan: Tidak terjadi hipotermi, infeksi dan ikterus.
Saran: Diharapkan untuk menjaga standar pelayanan kebidanan yang sesuai
dengan pendekatan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney sehingga
pelayanan yang dihasilkan efektif dan efisein dapat etrcapai pada klien.
Kata kunci: Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Fisiologis.
ABSTRACT
Background: Infant Mortality Rate (IMR) is the number of infant (0-11 months)
deaths per 1,000 live births within a year. IMR describes the level of public health
problems related to the factors causing infant mortality. The level of antenatal
care, nutritional status of pregnant women, the success rate of Mother and Child
Health and family planning programs, and environmental and socioeconomic
conditions. If the IMR in a region is high, the health status in the region is low.
Objective: This study was to implement the midwifery care on infant with normal
birth.
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 1
Method: The method used was to provide midwifery care to normal-born infant
with newborn care method in maintaining warmth, full fill nutritional needs,
prevent infection and umbilical cord care in infant which was done on May 14th,
2017 within third visit, by using the Varney’s Seven-step midwifery management.
Result: Midwifery cares which was done during the third visit, the infant of Mrs.
K’s baby could be avoided from hypothermia, no bleeding or infection on
umbilical cord, the infant breasfeed strongly, did not appear danger signs in
infants such as: fever, seizures.
Conclusion: There was no hypothermia, infection and jaundice.
Recommendation: It was expected to maintain the standard of midwifery
services in accordance with Varney's Seven-step midwifery management
approach so that the effective and efficient service could be achieved on the
patient.
Keywords: Midwifery care on physiological newborn.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan jumlah kematian bayi (011 bulan) per 1.000 kelahiran hidup
dalam kurum waktu satu tahun. AKB
menggambarkan
tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat
yang berkaitan dengan faktor
penyebab kematian bayi, tingkat
pelayanan antenatal, status gizi ibu
hamil, tingkat keberhasilan program
KIA dan KB, serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi.
Apabila AKB di suatu wilayah
tinggi, berarti status kesehatan di
wilayah tersebut rendah.
Menurut
World
Health
Organization (WHO) 2012, Angka
kematian bayi merupakan salah satu
indikator dalam menentukan derajat
kesehatan anak. Setiap tahun
kematian bayi baru lahir atau
neonatal mencapai 37% dari semua
kematian pada anak balita. Setiap
hari 8.000 bayi baru lahir didunia
meninggal dari penyebab yang tidak
dapat dicegah. Mayoritas dari semua
kematian bayi, sekitar 75%, terjadi
pada minggu pertama kehidupan dan
antara 25% sampai 45% kematian
tersebut terjadi dalam 24 jam
pertama kehidupan seorang bayi.
Penyebab utama kematian bayi baru
lahir atau neonatal di dunia antara
lain bayi lahir prematur 29% sepsis
dan pnemonia 25% dan 23%
merupakan bayi lahir dengan asfiksia
(Kemenkes, 2015).
Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI)
tahun 2012
menunjukan saat ini AKB berada
pada angka 32/1.000 kelahiran hidup
(BKKBN, 2013). Pada program
Sustainable Development Goals
(SDGs) menargetkan pada tahun
2030 mengurangi Angka Kematian
Bayi (AKB) 12/1000 kelahiran hidup
(Kemenkes, 2015). Untuk itu
diperlukan kerjasam lintas program
dan lintas sektor terkait, yaitu
pemerintah daerah, sektor swasta,
organisasi
profesi
kesehatan,
kalangan akademisi, serta lembaga
kesehatan, kalangan akademis, serta
lembaga
kesehatan,
organisasi
kemasyarakatan baik dari dalam
maupun luar negeri, dalam upaya
penurunan angka morbiditas dan
mortalitas bayi (Riskesda, 2013).
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 2
Provinsi Jawa Tengah tahun
2015, AKB sebanyak 3.709 kasus
Sedangkan di kabupaten Semarang
pada tahun 2015 AKB sebanyak 120
kasus (Dinkes prov. Jateng, 2015).
Berdasarkan
Angka
kematian
Neonatal di Kabupaten Semarang
tahun 2015 sebesar(131 kasus),
dengan penyebab tinggi adalah
kelahiran dengan Berat bayi lahi
Rendah/BBLR 62 kasus, asfiksia 33
kasus, tetanus 1 kasus dan penyebab
lainnya infeksi, kelainan konginetal
dan lain-lain sebanyak 35 kasus
(Dinkes, 2015).
Asuhan pada bayi baru lahir
yang harus diberikan adalah menjaga
kehangatan, memenuhi kebutuhan
nutrisi,
perawatan tali
pusat,
pencegahan infeksi. Apabila bayi
baru lahir tidak mendapatkan asuhan
dengan benar maka bisa terjadi
infeksi,
hipotermi,
kekurangan
nutrisi.
(Sodikin,2009).
Sesuai
dengan hasil penelitian Menurut
Maerzyda (2008), cara merawat tali
pusat yaitu menetupi tali pusat
dengan kasa steril dan menggantinya
setiap selesai mandi, berkering
terkena kotor dan basah.
Asuhan yang diberikan dalam 2
jam yaitu pengamatan pernafasan,
pertahankan
suhu
tubu bayi,
pemeriksaan fisik bayi, berikan
vitamin K, salep mata, HB 0 dan
perawatan lain.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa memperoleh
gambaran yang nyata didalam
melaksanakan
asuhan
kebidanan bayi baru lahir
normal pada bayi Ny. K di
Klinik Pratama Istika Desa
pringsari
Kecamatan
pringapus
kabupaten
semarang.
2. Tujuan khusus
Dapat
melaksanakan
pengumpulan data dasar
dalam asuhan bayi baru lahir
normal pada bayi Ny. K di
Klinik pratama Istika Desa
pringsari
kecamatan
pringapus
kabupaten
Semarang.
a. Dapat merumuskan atau
menegakkan
diagnosa
atau masalah kebidanan
bayi baru lahir normal
pada bayi Ny. K di
Klinik pratama Istika
desa pringsari kecamatan
pringapus
kabupaten
semarang
b. Dapat
mengantisipasi
atau
diagnosa
atau
masalah potensial bayi
baru lahir normal pada
bayi Ny. K di klinik
pratama
Istika
desa
pringsari
kecamatan
Pringapus,
kabupaten
semarang.
c. Menetapkan kebutuhan
tindakan segera bayi baru
Rumusan Masalah:
Berdasarkan data diatas maka
dapat
di rumuskan masalahnya
adalah “Bagaimanakah Asuhan
Kebidanan yang tepat pada bayi baru
lahir normal pada bayi Ny. K di
Klinik Pratama Istika Desa pringsari
Kecamatan pringapus kabupaten
Semarang.
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 3
lahir normal pada bayi
Ny. K di klinik pratama
istika desa pringsari
kecamatan
pringapus
kabupaten semarang.
d. Dapat menyusun rencana
asuhan menyeluruh bayi
baru lahir normal pada
bayi Ny. K di klinik
pratama Istika kecamatan
pringsari
kabupaten
semarang.
e. Implementasi pada bayi
baru lahirnormal pada
bayi Ny. K di klinik
pratama Istika kecamatan
Pringsari
kabupaten
Semarang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Asuhan Kebidanan
yang dilakukan pada kasus ini
menggunakan manajemen 7 langkah
varney
dan
dengan
catatan
perkembangan menggunakan metode
SOAP. Pembahasan studi kasus ini
penulis
mencoba
menyajikan
pembahasan yang membandingkan
antara teori dan pelaksanaan asuhan
kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal yang diterapkan pada klien
Bayi Ny. K, dapat disimpulkan
apakah asuhan tersebut telah sesuai
dengan teori atau tidak.
Menurut Sudarti dkk (2010),
menjelaskan bahwa asuhan segera
pada bayi baru lahir normal adalah
asuhan yang diberikan pada bayi
selama satu jam pertama setelah
kelahiran, yaitu: menjaga bayi agar
tetap hangat dan terjadi kontak antara
kulit bayi dan kulit ibu. Mekanisme
pengaturan suhu tubuh pada bayi
baru lahir belum berfungsi sempurna
untuk itu perlu dilakukan upaya
f. Dapat
mengevaluasi
keefektipan dari asuhan
yang diberikan pada bayi
baru lahir normal pada
bayi Ny. K di klinik
pratama Istika kecamatan
Pringsari
kabupaten
semarang.
Metode Penulisan
Secara
garis
besar
pengumpulan data yang akan
digunakan untuk mennyusun Studi
kasus
meliputi:
Wawancara
Anamnesa,
Observasi,
Studi
kepustakaan, Pemeriksaan fisiK.
pencegahan kehilangan panas dari
tubuh bayi karena bayi beresiko
mengalami hipotermi.
Asuhan yang diberikan bidan
pada bayi Ny. K di mulai dari:
Pengkajian
Pada tahap ini, penulis tidak
menemukan
hambatan
dalam
melakukan pengkajian, Pada data
subyektif tanggal 14 Mei 2017, jam
14; 25 WIB, didapatkan data bayi
Ny. K lahir 2 jam yang lalu, jenis
laki-laki, bayi lahir normal langsung
menangis gerakan aktif dan kulitnya
kemerahan.
Pada data obyektif didapatkan data
keadaan umum baik, nadi 130 x/m,
suhu 36,7ºc, respirasi 41 x/m, pada
pemeriksaan antropometri BB 3800
gram, PB 48 cm, LK 35 cm, LD 37
cm, Lila 12 cm. Pada pemeriksaan
fisik yang dilakukan didapatkan
muka: simetris, hidung bersih
simetris, muut bibir lembab, dan bayi
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 4
tidak ditemukan kelainan bawaan
dari ujung kepala hingga kaki.
Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari
penentuan
diagnosa
kebidanan,
menentukan masalah, dan kebutuhan
pada bayi baru lahir. Berdasarkan
pengkajian didapatkan:
Pada data subyektif yang
didapatkan bernama Ny. K berumur
26 tahun, ibu mengatakan baru saja
melahirkan anak laki-laki, bayinya
lahir normal dan langsung menangis
spontan, dan warna kulit bayi
kemerahan.
Pada obyektif didapatkan Pada
Pemeriksaan umum
didapatkan
keadaan keadaan umum bayi baik,
kesadaran
composmentis,
bayi
bernafas normal, bayi menangis
segera setelah lahir, gerakan aktif,
warna kulit bayi kemerahan, TTV
bayi: denyut jantung bayi 130
x/menit, respirasi 41 x/menit, suhu
36, 7ºc, pemeriksaan fisik yang
didapatkan pada pemeriksaan muka
simetris,
pemeriksaan
hidung
simetris bersih, tidak ada nafas
cuping hidung, pemeriksaan mulut
bayi lembab, kemerahan, pada
pemeriksaan
dada
tidak
ada
pembengkakan, tidak ada kelaianan
bunyi
nafas
dan
jantung.
Pemeriksaan ekstremitas gerakan
aktif, jumlah jari lengkap, aktral
hangat.
Berdasarkan data subyektif dan
data obyektif diatas. Pada kasus ini
penulis
menentukan
diagnosa
kebidanan pemeriksaan pada bayi
Ny. K pada asuhan bayi baru lahir
diagnosa kebidanan bayi Ny. K umur
2 jam, diagnosa masalah tidak ada.
Pada kunjungan pertama dilakukan 6
jam setelah lahir maka diperoleh
diagnosa kebidanan bayi Ny. E umur
6 jam, dan diagnosa masalah tidak
ada. Kunjungan kedua dilakukan
pada bayi Ny. K, umur bayi 3 hari di
peroleh diagnosa kebidanan bayi Ny.
K umur 3 hari, dan diagnosa masalah
tidak ada. Pada kunjungan ketiga
dilakukan pada bayi Ny. K, umur
bayi 10 hari dan diagnosa masalah
tidak ada.
Maka dalam langkah ini tidak
ada kesenjangan antara teori dan
kasus.
Dalam
teori
penulis
interpretasi
data
ditegakan
berdasarkan hasil pengkajian yaang
Pada telah dilakukan, baik dalam
data subyektif maupun data obyektif
sama hasilnya dengan kasus ini
penulis interpretasi data juga
ditegakkan
berdasarkan
hasil
pengkajian yang telah dilakukan.
Diagnosa potensial
Langkah ini mengidentifikasi
masalah bila tidak dilakukan
perawatan tali pusat yang benar bias
terjadi infeksi, dan menjaga kegantan
agar tidak terjadi hipotermi atau
diagnosis potensial ini berdasarkan
rangkaian masalah yang ada.
Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila mungkin dilakukan pencegahan.
Sambil mengamati pasien bidan
diharapkan siap bila diagnosis atau
masalah
potensial
benar-benar
terjadi. Pada kasus ini. Bayi Ny. K
ini tidak terjadi diagnose potensial.
Tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek di lahan.
Antisipasi Penanganan Segera
Menurut teori Mufdlilah,
(2012), Data baru harus tetap
dikumpulkan dan di evaluasi terlebih
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 5
lagi data yang mengidentifikasi bidan
harus segera bertindak untuk
keselamatan
ibu
dan
bayi.Mengidentfikasi
perlunya
tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan lain sesuai kondisi
klien.
Perencanaan
Asuhan bayi baru lahir:
Pada asuhan bayi baru lahir, penulis
merencanakan pada bayi Ny. K
untuk mengeringkan bayi memotong
tali pusat, beri vit k, memberi salep
mata, menjaga kehangatan, memberi
ASI
pada
bayi
melakukan
antropometri. Setelah 1 jam pemberi
vit k kemudian berikan salep mata
(APN, 2008). Dalam perencanaan ini
tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek karena diberikan secara
langsung setelah bayi lahir.
Penatalaksanaan
Menurut Dewi, (2013). Pada
kasus ini dilaksanakan secara
menyeluruh dari apa yang sudah
direncanakan pada langkah kelima
(perencanaan) yaitu :
1. Memotong
tali
pusat
menggunakan gunting tali
pusat, tali pusat merupakan
garis kehidupan janin dan bayi
selama beberapa menit pertama
setelah kelahiran. Pemisahan
bayi dari placenta dengan
dilakukan
dengan
cara
menjepit tali pusat diantara dua
klem, dengan jarak sekitar 8-10
cm dari umbilicus.
Menurut
penelitian
sodikin, (2009) di Kabupaten
Tasikmalaya
Indonesia,
menyatakan bahwa perawatan
tali pusat adalah mencegah
terjadinya
infeksi
dan
mempercepat pemisahan tali
pusat dari perut bayi yaitu
dengan cara membiarkan tali
pusat mengering secara alami,
tampah membubuhkan alkohol
atau ramuwan lainnya pada
perawatan tali pusat.
Menurut penelitaian Irwan
(2011)
di
Kabupaten
Tasikmalaya Indonesia, bahwa
pembalutan
tali
pusat
sebaiknya tidak terlalu rapat
agar udara tetap bisa masuk,
agar tidak tergesek dengan
gurita dan popok bayi,
sebaiknya tali pusat cukup
dibungkus dengan kassa steril
yang bersih dan kering.
Menurut
penelitian
Asnawi Abdullah di University
Muhammadiyah Aceh, Banda
Aceh, Menggabungkan semua
variabel signifikan yang terkait
dengan faktor ibu, bayi, dan
melahirkan menjadi satu model
multivariat tunggal, enam
faktor
ditemukan
secara
signifikan dengan risiko yang
lebih tinggi pada neonatus.
Faktor yang diidentifikasi
adalah
sebagai
berikut:
komplikasi
neonatal
saat
kelahiran;
Ibu
mencatat
masalah kesehatan selama 28
hari
pertama;
Kurangnya
pengetahuan tentang bahaya
bagi neonatus; apgar score
rendah, Dan sejarah komplikasi
selama kehamilan .
2. Mengeringkan tubuh bayi
dengan mengunakan handuk
kering. Di dalam tubuh ibunya,
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 6
suhu tubuh fetus selalu terjaga,
begitu lahir maka hubungan
dengan ibunya sudah terputus
dan
neonatus
harus
mempertahankan
suhu
tubuhnya
sendiri
melalui
aktivitas
metabolismenya.
Semakin kecil tubuh neonatus,
semakin sedikit cadangan
lemaknya. Semakin kecil tubuh
neonatus juga semakin tinggi
rasio permukaan tubuh dengan
massanya.
3. Inisiasi Menyusui dini
Bayi noormal disusui
segerasetelah
lahir.
ASI
pertama sangat bermanfaat
bagi bayi karena mengandung
kolostrum yang berguna untuk
antibody bayi. Selain itu ASI
bermanfaat untuk mencegah
gastroenteritis, mempercepat
involusi uterus, menurunkan
kejadian kejang pada bayi
karena hipokalsemia serat
memperberat hubungan antara
ibu dan bayi.
Menurut
Penelitian
Hotman Sauhur Hutagaol, di
indonesia. IMD terdapat suhu
aksila pada bayi baru lahir.
Setelah dilakukan IMD selama
satu jam maka rerata suhu
aksila pada kelompok IMD
lebih
tinggi
dari
pada
kelompok non IMD. Pada
penelitian ini didapatkan hasil
habwa setelah dilakukan IMD
selama satu jam suhu aksila
meningkat 0,4 ± 0,3 ºC
sedangkan pada kelompok non
IMD selama satu jam kelahiran
hanya terdapat peningkatan
suhu 0,03 ±0,3 ºC. Pada
kelompok IMD tidak ada bayi
yang hipotermi setelah satu
jam
dan
seluruh
bayi
mengalami peningkatan suhu
aksila satu jam setelah
kelahiran.
Menurut penelitian Kakeru
Yokoi, Hiroaki Koimana, di
Japan Ken Miura. Dengan
menggunakan
castolneum
tribolum,
kami
secara
kuantitatif menyelidiki induksi
sembilan gen antimikroba
peptida (AMP) dengan bakteri
gram negatif hidup (escherichia
coli dan enterobacter cloacae),
bakteri
gram
positif
(micrococcus
luteus
dan
bacililius subtilis) dan yast
(saccharomyces
cerevisiae).
Lima
gen
AMP
yang
representatif
dipilih,
dan
involment jalur tol dan IMD
dalam induksi mereka oleh E.
coli, M. luteus dan cerevisiae
diperiksa
dengan
memanfaatkan
interferensi
RNA baik D88 atau IMD saya.
Hasil
yang
ditunjukkan:
Induktio kuat dan akut dari tiga
gen oleh dua spesies bakteri
dimediasi terutama oleh jalur
IMD; Induksi yang lambat dan
berkelanjutan dari satu gen
oleh kedua bakteri dimediasi
jantan oleh jalur tol; Induksi
dari satu gen yang tersisa oleh
dua baceeria dimediasi oleh
kedua jalur; Induksi gen oleh
yast dimediasi oleh jalur tol
dan atau IMD tergantung pada
gen masing-masing.
Menurut
penelitian
Franssondi indonesia tahun
(2013), yang mendapatkan
peningkatan suhu tubuh inti
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 7
0,7ºc/jam dengan rerata suhu
rektal 36,3 ºc selam kontak
kulit ke kulit ibu dan bayi.
Pengaturan suhu pada bayi
baru lahir normal dapat
dievaluasi
melalui
suhu
permukaan dan suhu inti,
biasanya dibawah kondisi
standar karena anak dipisahkan
dari
suhu
lingkungan
normalnya sendiri.
Menurut
Karlsson
di
indonesia
(1996),
dalam
penelitiannya
mendapatkan
hasil suhu rektal meningkat
0,7± 0,4ºC setelah satu jam
kontak kulit ke kulit, suhu inti
dan dan suhu kulit perut
meningkat
yang
mengindikasikan keuntungan
dalam pencegahan kehilangan
panas.
Menurut penelitian D.
Rabinerson di Israel. Bayi yang
baru lahir dengan fraktur
klavikula jarang memiliki
gejala dan kebanyakan tidak
memiliki
masalah
jangka
panjang. Namun, komplikasi
ini penting karena perhatian
pada peningkatan pada orang
tua dan trauma neurologis yang
terkait.
4. Memberikan injeksi vitamin K.
Memberikan suntikan vitamin
K 1 mg intramuskuler, di paha
kiri
anterolateral
setelah
inisiasi menyusui dini.
Menurut Edward Surjono,
Jakarta Utara. Bayi baru lahir
yang
tidak
mendapatkan
profilaksis vitamin K memiliki
resiko
tinggi
terjadinya
perdarahan akibat VKDB.
Pemberian profilaksis vitamin
K merupakan hal yang penting
dilakukan pada semua bayi
baru lahir. Jenis vitamin K
yang
digunakan
sebagai
profilaksis adalah vitamin K1
(phytomenadione) dengan cara
pemberian
intramuskular
ataupun oral. Intramuskular
dengan dosis tunggal 1 mg
pada seluruh bayi baru lahir.
Pemberian oral dengan dosis 2
mg diberikan tiga kali, yaitu
pada saat bayi baru lahir , pada
umur 3-7 hari, dan pada umur
4-8 minggu. Vitamin K3
(menadion) yang dikonversi
menjadi menaquinone di hati
merupakan bentuk sintesis dari
vitamin K yang bersifat larut
dalam air, tetapi sudah tidak
direkomendasikan
untuk
diberikan karena menyebabkan
anemia hemolitik dak ikterus.
Menurut
penelitian
Devyani Mi sra di University
of California at San Francisco.
Dalam
studi
longitudinal
pertama
yang
menilai
hubungan vitamin K dengan
osteorthritis lutut, kekurangan
vitamin K subklinis dikaitkan
dengan pemberian osteoartritis
lutut rediografi onset baru dan
lesi tulang rawan baru di lutut
yang bebas dari osteoarthritis
atau lesi tulang rawan pada
awal, masing-masing, namun
tidak secara signifikan dengan
Inciden osteophytes.
5. Memberikan
tetes
mata
tetrasiklin 1% 1 tetes pada
mata kanan dan kiri salep mata
atau
tetes
mata
untuk
mencegah
infeksi
mata
diberikan setelah proses IMD
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 8
dan bayi selesai menyusu.
Namun di lahan praktek
pemberian tetes mata dilakukan
setelah pemberian vitamin k1
pada menit pertama kelahiran
bayi.
6. Melakukan
pemeriksaan
antropometri.
Melakukan
pemeriksaan antropometri yang
meliputi
panjang
badan,
lingkar kepala, lingkar dada,
dan berat badan.
7. Menjaga kehangatan bayi
dengan memakai pakaian bayi
bedong dan topi bayi.
Penulis
melaksanakan
asuhan kebidanan pada bayi
Ny.K, sesuai dengan Asuhan
yang telah direncanakan. Pada
pelaksanaan
ini
terjadi
kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan, praktek
pencegahan infeksi sering tidak
dilakukan seperti mencuci
tangan sebelum dan melakukan
tindakan karena dari segi
kebiasaan
yang
belum
membiasakan mencuci tangan.
Menurut
Penelitian
Thomas Liehr and anja Weise,
di germany. Penelitian prenatal
yang paling sering dikutip dan
luas tentang warburton (2)
untuk menghitung frekuensi
sSMC 0,043% kasus de novo
didasarkan pada kriteria yang
telah
dipilih
sebelumnya,
seperti i) dia melaporkan
secara eksklusif kasus-kasus de
novo
(sSMC)
sementara
penelitian lain tidak dilakukan
Membedakan de novo dan
familial sSMC, dan ii) dia tidak
memasukkan
kromosom
tambahan dari
teridentifikasi.
asal
yang
Evaluasi
Berdasarkan hasil asuhan yang
diberikan pada bayi Ny. K tidak ada
hambatan dan masalah yang terjadi
pada bayi dapat teratasi. Setelah
asuhan tersebut diberikan dilanjutkan
dengan asuhan perawatan bayi baru
lahir, pemantauan nutrisi dan
pemantauan eleminasi, hasilnya bayi
dalam kondisi normal, nutrisi dan
eleminasi baik. Berdasarkan hasil
asuhan selama 1 minggu masalah
bayi teratasi dan bayi dalam keadaan
normal, tidak terjadi hipotermi, tidak
terjadi infeksi nutrisi dan vital sign
baik.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab
sebelumnya
dapat
disimpulkan
bahwa :
1. Pengkajian pada bayi Ny.K nilai
Apgar Score 10, warna kulit
tubuh
merah
muda,
bayi
menangis segera setelah lahir dan
gerakan aktif.
2. Interpretasi data ditegakkan
diagnosa kebidanan pada bayi
Ny.K umur 2 jam.
3. Diagnosa potensial pada bayi
Ny.K tidak terjadi karena dapat
ditangani dengan baik.
4. Antisipasi penanganan segera
dilakukan kolaborasi dengan
bidan.
5. Rencana asuhan kebidanan pada
bayi Ny.K dilakukan secara
menyeluruh yaitu dengan potong
tali pusat, merawat talipusat agar
tali pusat tetap kering dan bersih,
keringkan tubuh bayi, berikan
injeksi vit K1, berikan salepmata
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 9
1%,
lakukan
pemeriksaan
antropometri dan pemeriksaan
fisik, pakaian bayi, lakukan
pencatatan dan pelaporan.
6. Setelah dilakukan pemeriksaan
bayi baru lahir dan perawatan
bayi hasilnya kondisi bayi
normal, nutrisi dan eleminasi
baik. Jadi asuhan yang diberikan
pada bayi Ny. K dapat berhasil
dengan baik. Berdasarkan hasil
asuhan pada Ny K selama 3x
masalah bayi teratasi dan bayi
dalam keadaan normal, tidak
terjadi hipotermi, tidak terjadi
infeksi nutrisi dan vital sign baik.
Tidak ada hambatan dan masalah
yang terjadi pada bayi dapat
teratasi.
Saran
Berdasarkan studi kasus yang
sudah dilaksanakan maka penulis
dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Bidan
Bidan diharapkan untuk
menjaga standar pelayanan
kebidanan
yang
sesuai
dengan
pendekatan
manajemen kebidanan tujuh
langkah Varney sehingga
pelayanan yang dihasilkan
efektif dan efisien dapat
tercapai pada klien. Bidan
diharapkan dapat melakukan
penatalaksanaan bayi baru
lahir normal sesuai dengan
standar operasional prosedur
(SOP) yang telah ditetapkan.
2. Bagi klinik Pratama Istika
Diharapkan
untuk
lebih
meningkatkan
mutu
pelayanan kesehatan dan
memberikan
asuhan
kebidanan pada bayi baru
lahir .
3. Bagi Institusi pendidikan
Diharapkan dapat menambah
bahan
bacaan
serta
menambah
literature
di
perpustakaan.
Agar
mahasiswa lebih mudah
dalam
penyelesaian
khususnya asuhan pada bayi
baru nlahir.
4. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat melakukan
studi kasus mengenai bayi
baru lahir dengan perawatan
tali
pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, dkk; 2009. Asuhan
Kebidanan
Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Arfiana, 2016. Asuhan Neonatus
Bayi Balita Dan Anak Pra
Sekolah.Yogyakarta:Trans
medika
Asnawi Abdullah, Krishna Hort, Yuli
Butu,
and
Louses
Simpson. Risk factors
associated with neonatal
deaths: a matched casecontrol study in Indonesia.
Glob Health Action. 2016;
9: 10. 3402/gha. v9.
30445. Published online
2016
feb
16.
doi:
10.3402/v9.30445.
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 10
Depkes RI, 2000. Buku Standar
Pelayanan
Kebidanan.
Jakarta.
Dinkes Jawa Tengah, 2015. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.Jawa Tengah :
Dinkes Jawa Tengah.
Edward Surjono,2011. Damianus
Journal off Medicine; Vol.
10 No. 1 Februari ; hlm.
51-55.
Fransson AL, Karisson H, Nilsson K.
Temperature variation in
newborn
babies:
importance of physical
contact with the mother.
Jurnal Kesehatan Andalas.
2014: 3(3)
Helen dan Robina, 2014. The
Midwifery
Test
Book.Jakarta : Erlangga.
Helen, Varney. 2007. Buku Ajar
Asuhan
Kebidanan.Jakarta: EGC.
Irawan, N. K. 2011. Buku perawatan
Tali
Pusat.
Jakarta:
Berlian Media.
Urnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta.
Karson H. Skin to skin care: heat
balance.
sweden.
Archivers if disease in
childhood.
Jurnal
Kesehatan Andalas. 2014;
3(3) 1996; (75):130-F2
Kakeru Yokoi, Hiroaki Koima,
Chieka
Minakuchi,
Toshiharu Tanaka, and
Ken Miura, Antimicrobial
peptide
induction,
involvement of toll and
IMD pathways and defense
against bacteria in the red
flour beetle, Tribolium
castaneu.
Results
in
Immunology. 2012: 2: 7282. Published online 2012
mar
30.
doi:
10.1016/j.rinim.2012.03.0
02.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Buku
Saku
Pelayanan
Kesehatan Ibu di fasilitas
Kesehatan Dasar Dan
Rujukan,
edise
pertama.Jakarta:
Media
Aesculapius.
Marmi, 2012. Asuhan Neonatus,
Bayi
Dan
Anak
Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Mufdlilah.
2009.
Dokumentasi
Kebidanan. Yogyakarta.
Notoatmojo,
2005.
Metologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: Rineka-Cipta.
Noorhidayah.
2015.
Jurnal
Pubblikasi
Kesehatan
Masyarakat
Indonesia,
Vol.2 No. 1. April.
Nursalam. 2009. Proses dan
Dokumentasi Keperawatan
Konsep
dan
Praktik.
Jakarta.
Rohani, 2011. Asuhan kebidanan
pada masa Persalinan.
Jakarta: Selemba Medika.
Rukiyah. Asuhan Kebidanan II. CV.
Jakarta: Trans Info Media.;
2009.
Saifuddin.
2007.
Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal.
Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka,
Sarwono Prawiroharjo.
Simatupang. 2008.Penerapan UnsurUnsur Manajemen Praktek
Kebidanan. Jakarta.
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 11
Sitiatava, 2012. Asuhan Neonatus
Bayi Dan Balita Untuk
Keperawatan
Dan
Kebidanan. Jogjakarta.
Sodikin.
2009.
Buku
Saku
Perawatan Tali Pusat.
Jakarta: ECG.
Tambunan
dkk,
2011.Panduan
Pemeriksaan Fisik Bagi
Mahasiswa
Keperawatan.Jakarta:
Selem Medika.
Tuti; siti. 2016. Fundamental
Kebidanan
disertai
Evidence Based Practice
& dokumen Inti ICM.
Yogyakarta.
Varney.
Buku
Ajar
Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC ;
2007.
Vivian, 2013. .Asuhan Neonatus
Bayi
dan
Anak
Prasekolah. Jakarta.
Wafi, 2010. Asuhan Neonataus Bayi
Dan Balita.Yogyakarta: Jl.
Babaran.
Winknjosastro H, 2007.Kapital
Selekta Kedokteran, Jakarta: Medika
Aesulaplu.
Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny. K di Klinik
Pratama Istika desa Pringsari Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
Page 12
Download