analisis faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio pada

advertisement
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012
Suroto
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Price
earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2012. Tehnik analisis penelitian ini menggunakan regresi berganda ordinary least
square. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari setiap perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling. Sampel yang digunakan
sebanyak 112 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 336.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi variasi Price earning ratio dari rataratanya yang dijelaskan oleh Current ratio, Debt to equity ratio , Inventory turnover, dan
Return on equity sebesar 20%. Sedangkan sisanya sebesar 80% dijelaskan variabel lain di luar
penelitian, Current ratio, Debt to equity ratio dan Inventory turnover berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap Price earning ratio. Sedangkan Return on equity berpengaruh
negatif signifikan terhadap Price earning ratio.
Kata kunci : CR, DER, INTO, ROE dan PER
Abstract
The aim of this study is to examine the factors is influence Price earning ratio in
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2010 to 2012.
The analysis technique in study used multiple regression ordinary least square. Type of data
is secondary from each manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in
the period of 2010-2012, The sample are taken by purposive random sampling. The sample is
112 companies with sum observation 336.
This study showed that proportion of variation in the PER of the average described by
CR, DER, INTO and ROE is 20%, where as the remaining balance of 80% is explained by
other variable not presented in the study, current ratio, debt to equity ratio and inventory
turnover have a negative not significant effect on the price earning ratio, return on equity
ratio has negative significant on the price earning ratio.
Keywords: CR, DER, INTO, ROE and PER
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pasar modal di negara
Indonesia mengalami perkembangan yang
cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari
perusahaan go public semakin bertambah
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) serta masyarakat Indonesia yang
176
ikut serta di dunia pasar modal. Pasar
modal Indonesia mempunyai peran besar
bagi perekonomian. Pasar modal adalah
pertemuan antara investor sebagai pihak
yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan
cara jual beli sekuritas. Di antara berbagai
instrumen pasar modal, saham merupakan
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
instrumen investasi yang memiliki tingkat
return dan risiko yang tinggi (Eduardus
Tadelilin, 2010).
Investor perlu memiliki sejumlah
informasi yang berkaitan dengan dinamika
harga saham agar bisa mengambil
keputusan tentang saham perusahaan yang
layak untuk dipilih. Perlunya informasi
tentang kinerja keuangan perusahaan,
manajemen perusahaan, kondisi ekonomi
makro dan informasi relevan lainnya untuk
menilai saham secara akurat (Mulyono
Sugeng, 2000).
Informasi yang bersifat faktor
fundamental selalu dijadikan acuan
investor dalam membuat keputusan
investasi di pasar modal. Untuk mengukur
dan menganalisa kondisi fundamental
suatu perusahaan, alat ukur yang utama
digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan. Posisi rugi laba perusahaan,
keadaan neraca perusahaan, perbandingan
antara ekuitas dan utang, dan kondisi arus
kas harus selalu diperhatikan untuk dapat
mendeteksi keadaan perusahaan apakah
masih cukup likuid untuk beroperasi atau
justru ada masalah.
Penelitian ini dilatarbelakangi
adanya phenomena gap, di mana data
terakhir dalam ICMD tahun 2013,
menunjukkan
bahwa
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia mempunyai rata-rata current
ratio, debt to equity ratio, inventory
turnover, return on equity dan price
earning ratio seperti tampak pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata CR, DER, INTO, ROE
dan PER pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI
Periode 2010-2012
No
Variabel
1
2
3
4
5
PER (x)
CR (x)
DER (x)
INTO (x)
ROE (%)
2010
27,029
1,840
0,891
4,817
13,778
Tahun
2011
23,057
1,783
0,833
4,650
13,704
2012
38,676
1,720
0,830
4,206
13,699
Sumber: ICMD 2011-2013 yang telah
diolah
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Tabel 1 menunjukkan bahwa ratarata current ratio mengalami perubahan
yang berfluktuatif pada tahun 2010
adalah 1,840 tahun 2011 adalah sebesar
1,783 dan pada tahun 2012 adalah
sebesar 1,720. Rata-rata current ratio
pada tahun 2011 mengalami penurunan
sebesar 0,057 dari tahun sebelumnya dan
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar
0,063. Sedangkan rata-rata price earning
ratio pada tahun 2010 adalah 27,029
tahun 2011 adalah 23,057 dan pada
tahun 2012 sebesar 38,676. Rata-rata
price earning ratio pada tahun 2011
cenderung mengalami penurunan sebesar
3,792 dan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya
jika current ratio
mengalami
penurunan, price earning ratio
justru
mengalami penurunan.
Rata-rata debt to equity ratio pada
tahun 2010 sebesar 0,891, tahun 2011
sebesar 0,833 dan tahun 2012 sebesar
0,830. Rata-rata debt to equity ratio
mengalami penurunan sebesar 0,058 dari
tahun sebelumnya dan tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 0,003.
Sedangkan rata-rata price earning ratio
cenderung mengalami penurunan sebesar
3,792 dan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya
jika debt to equity ratio tahun 2011
mengalami penurunan, price earning
ratio tahun 2011 justru mengalami
kenaikan.
Rata-rata inventory turnover pada
tahun 2010 sebesar 4,817, tahun 2011
sebesar 4,650 dan tahun 2012 sebesar
4,206. Rata-rata
inventory turnover
mengalami penurunan sebesar 0,057 dari
tahun sebelumnya dan tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 0,063.
Sedangkan rata-rata price earning ratio
cenderung mengalami penurunan sebesar
3,792 dan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya
jika inventory turnover mengalami
penurunan, price earning ratio justru
mengalami penurunan.
177
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Rata-rata return on equity pada
tahun 2010 sebesar 13,778, tahun 2011
sebesar 13,704 dan tahun 2012 sebesar
13,699. Rata-rata
return on equity
mengalami penurunan sebesar 0,074 dari
tahun sebelumnya dan tahun 2012
mengalami penurunan sebesar 0,005.
Sedangkan rata-rata price earning ratio
cenderung mengalami penurunan sebesar
3,792 dan pada tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya
jika return on equity mengalami
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
penurunan, price earning ratio justru
mengalami
penurunan.
Hal
ini
menunjukkan bahwa terdapat inkonsistensi
(phenomena gap) arah hubungan kausal
antara variabel independen dengan
variabel dependen yang diteliti.
Adapun permasalahan kedua yang
mendasari
penelitian
ini
adalah
perbedaan hasil
penelitian terdahulu
(research gap) . Secara rinci bisa dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu (Research Gap)
Research Gap
Hasil
Peneliti
Terdapat perbedaan hasil penelitian
Negatif tidak
Siagan R.R (2004),
pengaruh current ratio terhadap price signifikan
Seputro, P.H.FX (2002)
earning ratio
Positif signifikan
Krisnadi N.K (2005)
Terdapat perbedaan hasil penelitian
Negatif tidak
Rahma Y.E (2014),
pengaruh debt to equity ratio terhadap signifikan
Lusiana F.W (2010)
price earning ratio
Positif signifikan
Ramadhani G (2013),
Yumettasari P dkk
(2006).
Terdapat perbedaan hasil penelitian
Negatif tidak
Siagan R.R (2004),
pengaruh inventory turnover terhadap signifikan
Seputro, P.H.FX (2002)
price earning ratio
Positif signifikan
Krisnadi N.K (2005)
Terdapat perbedaan hasil penelitian
Negatif signifikan
Ramadhani G (2013),
pengaruh return on equity terhadap
Rhidho R dan Prabawa
price earning ratio
A. S (2012), Kurniawan
Fery (2005).
Positif signifikan
Yumettasari P dkk
(2006), Krisnadi N.K
(2005)
Sumber: Disarikan dari berbagai penelitian
Hasil penelitian yang dikemukakan
tersebut di atas, menunjukkan bahwa
berkaitan dengan price earning ratio,
terdapat
beberapa
faktor
yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
adalah current ratio, debt to equity ratio,
inventory turnover dan return on equity.
Namun hasil penelitian tersebut masih
memberikan hasil yang berbeda, sehingga
perlu diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka dalam penelitian ini peneliti tertarik
untuk meneliti kembali tentang faktorfaktor yang mempengaruhi price earning
ratio
pada saham-saham perusahaan
178
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012, seperti
current ratio, debt to equity ratio,
inventory turnover dan return on equity.
Rumusan Masalah
Adanya
inkonsistensi
pada
hubungan
variabel
yang
diteliti
(phenomena gap) dan perbedaan hasil
penelitian
yang terdapat di dalam
penelitian-penelitian terdahulu (research
gap), secara rinci dari permasalahanpermasalahan penelitian ini, dapat diajukan
pertanyaan penelitian (research question),
sebagai berikut :
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
1. Adakah pengaruh positif signifikan
current ratio terhadap price earning
ratio pada perusahaan manufaktur yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012 ?
2. Adakah pengaruh negatif signifikan
debt to equity ratio terhadap price
earning
ratio
pada
perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012 ?
3. Adakah pengaruh positif signifikan
inventory turnover
terhadap price
earning
ratio
pada
perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012 ?
4. Adakah pengaruh positif signifikan
retutn on equity terhadap price earning
ratio pada perusahaan manufaktur yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012 ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan
penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh positif
signifikan current rasio terhadap price
earning
ratio
pada
perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012.
2. Untuk menganalisis pengaruh negatif
signifikan debt to equity ratio terhadap
price earning ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012.
3. Untuk menganalisis pengaruh positif
signifikan inventory turnover terhadap
price earning ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012.
4. Untuk menganalisis pengaruh positif
signifikan return on equity terhadap
price earning ratio pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012.
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
KAJIAN TEORI
Teori Dasar (Grand Theory) atas Kinerja
Perusahaan
Setiap pihak yang memiliki
hubungan dengan perusahaan sangat
berkepentingan dengan kinerja perusahaan.
Pentingnya pengukuran kinerja perusahaan
dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu
agency theory dan signalling theory.
Pada agency theory dijelaskan
bahwa pada sebuah perusahaan terdapat
dua pihak yang saling berinteraksi. Pihakpihak tersebut adalah pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan manajemen
perusahaan. Pemegang saham disebut
sebagai prinsipal, sedangkan manajemen
perusahaan adalah orang yang diberi
kewenangan oleh pemegang saham untuk
menjalankan perusahaan yang disebut
agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi
pengelolaan dan kepemilikan akan rentan
terhadap agency conflict yang disebabkan
karena masing-masing pihak mempunyai
kepentingan yang saling bertentangan,
yaitu berusaha mencapai kemakmurannya
sendiri (Jensen dan Meckling, 1976).
Adanya asumsi bahwa individuindividu bertindak untuk memaksimalkan
kepentingan diri sendiri, maka dengan
informasi asimetri yang dimilikinya akan
mendorong agent untuk menyembunyikan
beberapa informasi yang tidak diketahui
principal. Dalam kondisi yang asimetri
tersebut, agent dapat mempengaruhi
angka-angka akuntansi yang disajikan
dalam laporan keuangan dengan cara
melakukan manajemen laba. (Godfrey et
al., 2010).
Teori kedua yang menjelaskan
pentingnya pengukuran kinerja adalah
signalling theory. Teori ini membahas
bagaimana
seharusnya
signal-signal
keberhasilan atau kegagalan manajemen
(agen) disampaikan kepada pemilik
(principal). Teori signal menjelaskan
bahwa pemberian signal dilakukan oleh
manajemen untuk mengurangi informasi
asimetris. Menurut Sari dan Zuhrotun
(2006) bahwa teori sinyal menjelaskan
mengapa
perusahaan
mempunyai
179
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
dorongan untuk memberikan informasi
laporan keuangan pada pihak eksternal.
Dorongan perusahaan untuk memberikan
informasi adalah karena terdapat asimetri
informasi antara perusahaan dan pihak luar
karena manajer mengetahui lebih banyak
mengenai perusahaan dan prospek yang
akan datang daripada pihak luar (investor,
kreditor). Kurangnya informasi pihak luar
mengenai
perusahaan
menyebabkan
mereka melindungi diri mereka dengan
memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan.
Perusahaan
dapat
meningkatkan nilai perusahaan, dengan
mengurangi informasi asimetri. Salah satu
cara untuk mengurangi informasi asimetri
adalah dengan memberikan sinyal pada
pihak luar, salah satunya berupa informasi
keuangan yang dapat dipercaya dan akan
mengurangi
ketidakpastian mengenai
prospek perusahaan yang akan datang
(Wolk et al, 2000).
Menurut Puput Wijayanti (2011)
dalam Kurnianto (2013), Signaling Theory
(Teori Sinyal) menyatakan bahwa terdapat
kandungan informasi pada pengungkapan
suatu informasi yang dapat menjadi sinyal
bagi investor dan pihak potensi lainnya
dalam mengambil keputusan ekonomi.
Suatu
pengungkapan
dikatakan
mengandung informasi apabila dapat
memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa
kenaikan
harga
saham,
maka
pengungkapan tersebut merupakan sinyal
positif. Namun apabila pengungkapan
tersebut memberikan dampak negatif,
maka pengungkapan tersebut merupakan
sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka
suatu pengungkapan laporan tahunan
perusahaan merupakan informasi yang
penting
dan
dapat
mempengaruhi
investor
dalam
proses
pengambilan
keputusan.
Kualitas pelaporan keuangan yang
mencerminkan
nilai
perusahaan
merupakan sinyal positif yang dapat
mempengaruhi opini investor dan kreditor
atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan
keuangan
seharusnya
memberikan informasi yang berguna bagi
180
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
investor dan kreditor untuk membuat
keputusan investasi, kredit, dan keputusan
sejenis. Dalam Signaling Theory (Teori
Sinyal), pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan dimasa depan, sehingga
meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan. Peningkatan
hutang diartikan oleh pihak luar tentang
kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban dimasa yang akan datang atau
adanya resiko bisnis yang rendah, hal
tersebut akan direspon secara positif oleh
pasar (Brigham, 1999).
Signaling Theory (Teori Sinyal)
dapat membantu
pihak pengelola
perusahaan (agent), pemilik perusahaan
(Principal), dan pihak luar perusahaan
mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan
kualitas
pelaporan
keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak
yang berkepentingan meyakini keandalan
informasi keuangan yang disampaikan
pihak perusahaan, perlu mendapatkan
opini dari pihak lain yang bebas
memberikan pendapat tentang laporan
keuangan.
Menurut
Jogiyanto
(2000),
informasi yang lengkap, relevan, akurat,
dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh
investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan
investasi.
Ratio-ratio
dari
laporan
keuangan seperti earning per share, return
on equity, debt to equity ratio, current
ratio, maupun rasio-rasio lain akan sangat
bermanfaat bagi investor maupun calon
investor sebagai salah satu dasar analisis
dalam
berinvestasi.
Teori
sinyal
menjelaskan
bahwa
perusahaan
melaporkan secara suka rela ke pasar
modal agar investor mau menginvestasikan
dananya,
kemudian
manajer
akan
memberikan sinyal dengan menyajikan
laporan keuangan dengan baik agar nilai
saham meningkat.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja merupakan
analisis yang digunakan perusahaan untuk
melakukan perbaikan atas kegiatan
operasional agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Penilaian kinerja keuangan
merupakan suatu kegiatan penting karena
berdasarkan penilaian tersebut dapat
dijadikan ukuran keberhasilan suatu
perusahaan selama suatu periode tertentu.
Di samping itu, juga dapat dijadikan
pedoman bagi perbaikan atau peningkatan
kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Hanafi (2005) kinerja
adalah
suatu
usaha formal
yang
dilaksanakan
perusahaan
untuk
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
operasional
perusahaan
yang telah
dilaksanakan pada periode waktu tertentu.
Bagi investor informasi mengenai kinerja
perusahaan berguna dalam pengambilan
keputusan investasi. Selain itu pengukuran
kinerja
juga
dilakukan
untuk
memperlihatkan kepada penanam modal
atau masyarakat bahwa perusahaan
memiliki kredibilitas yang baik (Munawir,
2000).
Ukuran kinerja perusahaan dalam
penelitian ini adalah price earning ratio,
yaitu perbandingan antara harga dengan
laba per lembar saham. Berdasarkan price
earning ratio, investor akan membuat
keputusan untuk membeli, menahan atau
menjual kembali sahamnya. Investor
percaya
bahwa
kinerja
keuangan
perusahaan (emiten) berhubungan positif
dengan harga dan return saham.
Berinvestasi pada perusahaan dengan
kinerja baik, lebih memberikan keyakinan
bahwa resiko investasi yang mungkin
timbul menjadi semakin kecil. Semakin
kecil tingkat resiko berarti tingkat kepastian
akan memperoleh return saham semakin
besar pula (Payamta & Hanung, 1998).
Analisis Rasio Keuangan
Untuk tujuan analisis banyak
penulis yang mengelompokkan rasio
keuangan dengan istilah yang berbedabeda. Menurut Weygandt et al. (2011)
menggolongkan rasio keuangan kedalam
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
tiga macam rasio yaitu rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, dan rasio solvency.
Brigham
&
Houston
(2009)
menggolongkan rasio keuangan ke dalam
lima kelompok yaitu rasio likuiditas, rasio
manajemen aktiva, rasio manajemen
utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai
pasar. Secara umum, ada lima kelompok
rasio keuangan yang dipilih dalam
penelitian ini yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Menurut Ross et al. (2010), rasio
likuiditas
adalah
rasio
yang
menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dan berhubungan dengan
ukuran dan komposisi tentang posisi
modal kerja perusahaan.
Ukuran likuiditas perusahaan
dalam penelitian ini yaitu current ratio.
Current ratio
didapat dengan
membandingkan current assets dan
current liabilities. Di samping itu
current ratio dapat menunjukkan tingkat
keamanan kewajiban jangka pendek
(margin of safety).
2. Rasio Solvabilitas
Menurut Ross et al. (2010), rasio
solvabilitas
adalah
rasio
yang
merupakan
indikator
kemampuan
perusahaan
dalam
menyelesaikan
kewajiban jangka panjangnya. Kreditur
jangka pendek sangat berminat untuk
mengetahui kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka
pendek, sedangkan kreditur jangka
panjang selain ingin mengetahui
kemampuan jangka pendek, yang lebih
penting
lagi
dapat
mengetahui
kemampuan
perusahaan
dalam
membayar kewajiban jangka panjang.
Oleh karena itu, kreditur jangka panjang
perlu mengetahui posisi keuangan
perusahaan jangka pendek dan jangka
panjang.
Ukuran solvabilitas perusahaan
dalam penelitian ini yaitu debt to equity
ratio. Debt to equity ratio adalah perbandingan antara total kewajiban dibagi
dengan total aktiva. Semakin tinggi
181
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
DER menunjukkan komposisi total
utang (jangka pendek dan jangka
penjang) semakin besar dibanding
dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban
perusahaan
terhadap
pihak
luar
(kreditur).
3. Rasio Aktivitas
Menurut Ross et al. (2010), rasio
aktivitas adalah rasio yang mengukur
mengenai seberapa baik perusahaan
menggunakan
sumber
daya
produktifnya.
Ukuran aktivitas perusahaan
dalam penelitian ini yaitu iunventory
turnover yaitu perbandingan antara
penjualan dengan persediaan. Semakin
besar inventory turnover ratio berarti
semakin baik, tetapi inventory turnover
ratio yang terlalu tinggi dapat berarti
perusahaan kekurangan persediaan yang
cukup sehingga mengecewakan para
pelanggannya (Robbert Ang, 1997).
4. Rasio Profitabilitas.
Menurut Weygandt et al. (2011),
rasio profitabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen
perusahaan
secara
keseluruhan, yang ditunjukkan dengan
besarnya
laba
yang
diperoleh
perusahaan.
Rasio
profitabilitas
dianggap sebagai alat yang paling valid
dalam mengukur hasil pelaksanaan
operasi perusahaan, karena rasio
profitabilitas
merupakan
alat
pembanding pada berbagai alternatif
investasi yang sesuai dengan tingkat
risiko. Semakin besar risiko investasi,
diharapkan profitabilitas yang diperoleh
semakin tinggi pula.
Ukuran profitabilitas perusahaan
dalam penelitian ini yaitu return on
equity. Return on equity diukur dengan
perbandingan antara net income dengan
shareholders equity (net worth).
5. Rasio Pasar
Menurut Gitman (2009), rasio pasar
berkaitan dengan nilai pasar saham
182
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
perusahaan yang diukur dengan harga
pasar saham terhadap nilai akuntansi
tertentu.
Ukuran
rasio pasar
dalam
penelitian ini yaitu price earning ratio.
Price earning ratio diukur dengan
perbandingan antara market price per
share of common stock dengan earning per
share.
Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap
Price Earning Ratio
Rasio Likuiditas, merupakan suatu
indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban keuangan
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Rasio likuiditas yang umum digunakan
adalah current ratio (Sawir, 2001). Current
ratio , yaitu perbandingan antara aktiva lancar
dengan utang lancar.
Menurut Sawir (2001) current ratio
yang rendah biasanya dianggap menunjukkan
terjadi masalah dalam likuiditas. Current ratio
yang rendah akan berakibat terjadi
penurunan harga pasar dari saham
perusahaan yang bersangkutan, sehingga
akan menurunkan nilai price earning ratio.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian
Krisnadi
N.K
(2005),
menyatakan
bahwa current ratio
memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap price earning ratio.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis pertama sebagai
berikut:
H1 : Ada pengaruh positif signifikan
current ratio terhadap price earning
ratio saham pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010-2012.
Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap
Price Earning Ratio
Rasio Solvabilitas, merupakan suatu
indikator untuk mengukur perbandingan
dana yang disediakan oleh pemilik
perusahaan dengan dana yang berasal dari
kreditor perusahaan (dibelanjai dari utang).
Rasio solvabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah debt to equity ratio,
karena debt to equity ratio menunjukkan
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
kemampuan modal sendiri perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya.
Debt
to
equity
ratio
menggambarkan perbandingan utang dan
ekuitas dalam pendanaan perusahaan.
Penambahan utang memperbesar risiko
perusahaan
tetapi
sekaligus
juga
memperbesar tingkat pengembalian (return)
yang diharapkan (Sawir, 2001). Risiko yang
makin tinggi akibat membesarnya utang
cenderung menurunkan harga saham, yang
berarti akan menurunkan price earning ratio.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian
Agustin
F.R
(2013),
menyatakan bahwa debt to equity ratio
memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap price earning ratio.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis kedua
sebagai
berikut:
H2 : Ada pengaruh negatif signifikan debt
to equity ratio terhadap price earning
ratio saham pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia 2010-2012.
Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Price
Earning Ratio
Rasio
Aktivitas,
merupakan
indikator untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang dikelolanya. Semua rasio aktivitas
ini melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis
aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap
bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan
yang layak antara penjualan dan berbagai
unsur aktiva, yaitu persediaan, piutang,
aktiva tetap, serta aktiva lain (Sawir, 2001).
Rasio aktivitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Inventory Turnover
(INTO), karena rasio
ini
merupakan
indikasi yang cukup
populer untuk
menilai operasional, yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen mengontrol
modal yang ada pada persediaan (Sawir,
2001).
Menurut Martono dan Harjito
(2005) rasio ini digunakan untuk
mengukur
efektivitas
manajemen
perusahaan dalam mengelola persediaan.
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Semakin besar rasio inventory turnover
berarti semakin baik, tetapi rasio inventory
turnover yang terlalu tinggi dapat berarti
perusahaan kekurangan persediaan yang
cukup sehingga mengecewakan para
pelanggannya. Hal ini berarti rasio
inventory turnover yang terlalu tinggi tidak
selalu mendatangkan laba yang tinggi pula,
karena hal tersebut tergantung persediaan
yang dimiliki perusahaan. Keadaan seperti
ini bisa memberikan pengaruh yang positif
terhadap price earning ratio (Ang, 1997).
Pernyataan ini didukung oleh hasil
penelitian Lusiana (2011), menyatakan
bahwa inventory turnover berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
price
earning ratio.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis ketiga
sebagai
berikut:
H3 : Ada pengaruh positif signifikan
inventory turnover terhadap price
earning
ratio
saham
pada
perusahaan
manufaktur
yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012.
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Price Earning Ratio
Rasio Profitabilitas, merupakan
indikator untuk rnengukur efektivitas
manajemen perusahaan berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari penjualan
dan investasi. Rasio profitabilitas yang
digunakan adalah return on equity. Rasio ini
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari investasi
yang telah dilakukan pemilik modal sendiri
atau pemegang saham perusahaan.
Profltabilitas merupakan hasil akhir
dari berbagai kebijakan dan keputusan
manajemen. Rasio profitabilitas akan
memberikan jawaban tentang efektivitas
manajemen perusahaan. Semakin besar nilai
profitabilitas, maka semakin efisien biaya
yang dikeluarkan dan berarti semakin besar
laba yang diperoleh. Apabila harga saham
mencerminkan kapitalisasi dari laba yang
diharapkan di masa mendatang, maka
peningkatan laba akan meningkatkan price
183
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
earning ratio . Pernyataan tersebut
diperkuat
oleh
hasil
penelitian
Yumettasari, dkk (2006), menyatakan
bahwa return on equity
memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
price earning ratio.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
dirumuskan hipotesis keempat sebagai
berikut:
Current Ratio
Debt to Equity Ratio
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
H4 : Ada pengaruh positif signifikan
return on equity
terhadap price
earning
ratio
saham
pada
perusahaan
manufaktur
yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2012.
Model Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan
penelitian
terdahulu,
maka
model
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
H1 (+)
H2 (-)
Price Earning Ratio
H3 (+)
Inventory Turnover
H4 (+)
Return on Equity
Gambar 1. Model Penelitian
METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah
seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak
134 perusahaan. Adapun yang menjadi
sampel penelitian ini adalah 112
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan
2012 yang secara rutin menerbitkan
laporan keuangan tahunan auditan dan
disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia
dengan jumlah observasi sebanyak 336.
Sedangkan yang menjadi subyek atau unit
analisis dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan auditan perusahaan yang
tepilih menjadi sampel.
Adapun teknik pengambilan sampel
yang digunakan untuk mengambil 112
perusahaan sebagai anggota sampel adalah
purposive sampling, teknik ini digunakan
karena berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
yang diterapkan berdasarkan tujuan
184
penelitian. Kriteria yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek selama periode 2010-2012
dan secara rutin menerbitkan laporan
keuangan tahunan auditan beserta
pengukuran kinerja perusahaan dalam
bentuk rasio keuangan selama periode
2010-2012.
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki
data yang lengkap selama periode 20102012.
Adapun proses penarikan sampel
dapat dilihat pada Tabel 3.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Tabel 3. Proses Penarikan Sampel
No
Keterangan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20101
2012
Perusahaan manufaktur yang tidak mempunyai data lengkap
2
(CR, DER, INTO, ROE dan PER)
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan
3
keuangan audited
4 Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel
Sumber: ICMD 2011-2013
Pengumpulan
data
dilakukan
dengan
metode
dokumentasi
yaitu
dilakukan dengan cara mengumpulkan data
sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia (BEI) berupa laporan
keuangan dan ringkasan kinerja perusahaan
yang terdapat dalam ICMD tahun 20112013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Untuk menguji hipotesis, penelitian
ini menggunakan alat analisis regresi
berganda ordinary least square dan tingkat
signifikansi 5% (α = 0,05). Regresi
berganda OLS dipilih sebagai alat analisis
karena data penelitian ini berskala rasio,
serta karena kemampuannya untuk
menunjukkan pengaruh dari suatu variabel
terhadap variabel lainnya. Adapun model
regresi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y = a + b1CR + b2DER + b3INTO +
b4ROE + e
Sebelum model regresi digunakan
untuk analisis, terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas, uji asumsi klasik dan uji
goodness of fit.Secara rinci adalah sebagai
berikut:
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan
uji
Kolmogorov
Smirnov.
Hasil
pengolahan model regresi menunjukkan
ada masalah normalitas, karena asymp.sig
< 0,05 seperti tampak pada tabel 4 di
lampiran.Untuk mengatasi masalah dalam
model ini, maka dilakukan transform data
dengan logaritma natural pada semua
variabel, sehingga jumlah pengamatan
ISBN : 978-602-14119-1-9
Jumlah Emiten
134
(21)
(1)
112
berubah menjadi 277 dan diperoleh model
revisi pertama, model ini sudah bebas uji
asumsi normalitas, karena asymp.sig >
0,05 seperti tampak pada tabel 5 di
lampiran. Namun, masih ada masalah
heteroskedastisitas dan autokorelasi, maka
dilakukan outlier data sehingga jumlah
pengamatan berubah menjadi 123 dan
diperoleh model revisi kedua, model ini
sudah bebas uji asumsi normalitas,
heteroskedastisitas
dan
autokorelasi.
Adapun hasil uji normalitas seperti tampak
pada tabel 6 di lampiran.
Uji Asumsi Klasik
Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas digunakan Glejser test,
hasilnya seperti tampak pada tabel 7 di
lampiran. Berdasarakan tabel tersebut
terlihat bahwa pada model revisi kedua ini
sudah bebas dari heteroskedastisitas,
karena masing-masing variabel memiliki
nilai sig. > 0,05.
Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas
antar
variabel
independen dapat dilihat dengan nilai
tolerance atau VIF. Pada model revisi
kedua ini tidak terjadi multikolinearitas,
karena
masing-masing
variabel
mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan VIF
< 10 seperti tampak pada tabel 8 di
lampiran.
Untuk menguji apakah ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya) digunakan Run
test. Pada model revisi kedua ini tidak
terjadi autokorelasi, karena diperoleh nilai
asymp.sig > 0,05. Hasilnya seperti tampak
pada tabel 9 di lampiran.
185
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Uji Model
Untuk mengukur seberapa dekatkah
garis regresi yang diestimasi terhadap data
yang sebenarnya, maka digunakan ukuran
Goodness of fit yang dilihat dari koefisien
determinasi dan uji F. Model revisi kedua
adalah model final, karena sudah bebas
dari uji asumsi normalitas, uji asumsi
klasik serta uji dari Goodness of fit. Model
tersebut menunjukkan model fit, karena
koefisien determinasi
sebesar 0,20
mempunyai nilai signifikansi F = 0,000 < α
= 0,05 seperti tampak pada tabel 10 dan
tabel 11 di lampiran.
Uji Hipotesis
Uji ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh secara parsial variabel bebas
terhadap variabel dependen. Adapun hasil
uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 12 di
lampiran.
Berdasarkan tabel 12 tersebut,
menghasilkan persamaan regresi sebagai
berikut.
LNPER = 3,854 - 0,276 LNCR - 0,097
LNDER – 0,057 LNINTO –
0,361 LNROE + e.
Hasil uji hipotesis tersebut
menunjukkan bahwa secara parsial
LN_CR, LN_DER dan
LN_INTO
berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap LN_PER, sedangkan LN_ROE
berpengaruh negatif signifikan terhadap
LN_PER.
Pembahasan
Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap
Price Earning Ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
current ratio berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap price earning ratio. Hal
ini disebabkan selama periode penelitian
aktiva lancar perusahaan manufaktur dinilai
oleh investor belum banyak digunakan untuk
aktivitas perusahaan, atau perusahaan terlalu
kawatir terhadap utang - utangnya yang akan
jatuh tempo, sehingga hal ini dapat berakibat
menurunnya laba yang akan diperoleh
perusahaan. Menurunnya laba perusahaan
akan berakibat pada turunnya harga
saham,yang berarti juga price earning ratio
akan turun. Hasil penelitian ini mendukung
186
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
penelitian Siagan R.R (2004) dan Seputro,
P.H.FX (2002), menyimpulkan bahwa current
ratio berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap price earning ratio.
Hasil penelitian ini tidak selaras
dengan Signaling Theory, perusahaan akan
diberikan sinyal baik oleh investor,
sehingga
investor
berminat
untuk
menanamkan modalnya. Semakin banyak
investor yang berminat untuk menanamkan
modalnya, maka dapat menyebabkan harga
saham semakin meningkat dan price
earning ratio naik. Hasil penelitian ini
juga berbeda dengan hasil penelitian
Krisnadi N.K (2005), menyimpulkan
bahwa current ratio berpengaruh positif
signifikan terhadap price earning ratio.
Hal ini dikarenakan current ratio yang
tinggi berarti kewajiban jangka pendek
perusahaan dapat terpenuhi, sehingga
kegiatan operasional perusahaan tidak
akan terganggu, untuk itu kesempatan
untuk mencapai keuntungan yang besar
dapat tercapai. Para investor menyukai
perusahaan
yang dapat
memenuhi
kewajiban-kewajibannya,
karena
perusahaan yang memiliki current ratio
tinggi akan beroperasi secara maksimal
tanpa terganggu oleh utang dan dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal.
Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap
Price Earning Ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap price earning ratio.
Artinya perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya cenderung menggunakan
modal sendiri daripada modal asing. Hal
tersebut dikarenakan rata-rata total ekuitas
perusahaan selama periode pengamatan lebih
besar daripada utang, sehingga perusahaan
dinilai mampu meminimalkan risiko
keuangan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Rahma Y.E (2014) dan
Lusiana F.W (2010), menyimpulkan bahwa
debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak
signifikan. Hal ini disebabkan selama periode
penelitian
perusahaan-perusahaan
manufaktur lebih banyak membelanjai
dengan modal sendiri dalam membiayai
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
aktivitas perusahaan, sehingga hal ini
mengurangi beban tetap yang berupa biaya
bunga dari penggunaan modal asing.
Meningkatnya modal sendiri berarti risiko
yang dihadapi perusahaan semakin kecil,
sehingga kepercayaan pasar terhadap
prospek pertumbuhan perusahaan menjadi
semakin naik dan menciptakan harga saham
naik dan mengakibatkan price earning ratio
saham akan semakin naik.
Namun hasil penelitian ini tidak
didukung dengan Signaling Theory, dengan
sinyal yang diberikan oleh perusahaan
yang berupa informasi, maka investor
dapat mengetahui seberapa besar utang
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan
dengan utang yang tinggi akan memiliki
risiko yang besar, bahkan perusahaan bisa
mengalami kebangkrutan sehingga investor
tidak menginginkan untuk menanamkan
modalnya dan menyebabkan harga saham
menurun sehingga berdampak pada
penurunan price earning ratio. Hasil
penelitian ini juga tidak didukung dengan
hasil temuan Ramadhani G (2013) dan
Yumettasari P dkk (2006) menyimpulkan
bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif
signifikan terhadap price earning ratio. Hal
ini dikarenakan bahwa Debt to Equity
Ratio menggambarkan perbandingan utang
dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan.
Penambahan utang memperbesar risiko
perusahaan
tetapi
sekaligus
juga
memperbesar expectedrate of return,
meningkatnya expected rate of return akan
menaikkan harga saham tersebut, yang
berarti akan menaikkan price earning ratio.
Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Price
Earning Ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
inventory turnover berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap price earning ratio. Hal
ini dikarenakan rata-rata kenaikan penjualan
selama periode pengamatan tidak diikuti
dengan persediaan yang cukup dari
perusahaan, atau perusahaan tidak mampu
menyediakan
persediaan
dikarenakan
banyak piutang yang belum tertagih dan
menjadi uang kas. Keadaan ini memberi
dampak pada penurunan laba yang
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
tergambarkan dari penurunan return on
equity, sehingga pada akhirnya price earning
ratio juga mengalami penurunan.Hasil
penelitian ini didukung hasil penelitian
Siagan R.R (2004) dan Seputro P.H.F.X
(2002), menyimpulkan bahwa inventory
turnover berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap price earning ratio.
Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian Krisnadi N.K
(2005), menyimpulakn bahwa inventory
turnoverberpengaruh positif
signifikan
terhadap price earning ratio. Hal ini
dikarenakan bahwa inventory turnover yang
tinggi, dapat berarti perusahaan mempunyai
persediaan yang rendah atau perusahaan tidak
mengalami
kesulitan
untuk
menjual
persediaannya.
Keadaan
tersebut
menandakan
efisiensi
pengelolaan
persediaan, sehingga akan menaikkan
kemampu labaan perusahaan dan karena harga
saham mencerminkan kapitalisasi dari laba
yang diharapkan di masa mendatang maka
kenaikan laba akan menaikkan harga saham,
sehingga menyebabkan naiknya price earning
ratio.
Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap
Price Earning Ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
return on equity berpengaruh negatif
signifikan terhadap price earning ratio. Hal
ini dikarenakan bahwa pada tahun 2012
sebagian besar perusahaan mengalami
penurunan keuntungan. Namun, sebagian
besar perusahaan membagikan dividen.
Keadaan ini berdampak pada kenaikan
harga, sehingga pada akhirnya price earning
ratio juga mengalami kenaikan.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan Signaling
Theory
yang
menyatakan
bahwa
perusahaan yang berkualitas baik dengan
sengaja akan memberikan sinyal pada pasar
yang berupa informasi, dengan demikian
pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan mana yang memiliki kualitas
yang baik atau buruk. Hasil penelitian juga
sesuai dengan Bird in the hand theory
(Gordon dan Litner, 1956) menyatakan
bahwa investor memandang satu burung di
tangan lebih berharga daripada seribu
187
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
burung di udara artinya investor lebih
menyukai penerimaan dividen daripada
capital gain yang akan dihasilkan dari laba
ditahan.
Penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan Ramadhani G (2013),
menyimpulkan bahwa return on equity
berpengaruh negatif signifikan terhadap
price earning ratio. Hasil penelitian ini juga
konsisten dengan penelitian Ridho R dan
Prabawa A.S (2012) dan penelitian ini juga
selaras dengan penelitian Kurniawan Fery
(2012).
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan teori menurut Wild, Subramanyam
dan Halsey (2005), bahwa return on equity
menunjukkan besarnya laba bersih yang
dihasilkan
untuk
setiap
ekuitas.
Pengembalian atas ekuitas merupakan
indikator penting atas kekuatan perusahaan
dalam jangka panjang. Pengembalian atas
investasi modal, terutama jika dihitung
selama periode satu tahun atau lebih,
merupakan ukuran efektivitas manajerial
yang relevan. Pendapat Wild, dkk (2005)
didukung oleh pendapat Sartono dan
Misbahul (1997) yang mengatakan bahwa
semakin besar nilai profitabilitas, maka
semakin efisien biaya yang dikeluarkan
dan berarti semakin besar laba yang
diperoleh, sehingga akan menaikkan price
earning ratio perusahaan. Hasil penelitian
ini juga tidak konsisten dengan hasil
penelitian Yumettasari P dkk (2006) dan
Krisnadi N.K (2005).
Namun, hasil penelitian yang
menyatakan return on equity berpengaruh
negatif signifikan ini membuktikan bahwa
return on equity berperan dalam
memprediksi price earning ratio. Hal ini
dikarenakan return on equity menunjukkan
sejauh
mana
perusahaan
mampu
mengelola modal sendiri secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik
modal sendiri atau memegang saham
perusahaan. Sehingga variabel return on
equity ini layak memberikan informasi
pada para investor tentang seberapa besar
tingkat
pengembalian
modal
dari
188
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
perusahaan yang berasal dari kinerja
perusahaan menghasilkan laba.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh faktor CR, DER, INTO
dan ROE terhadap PER pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
periode
20110-2012.
Berdasarkan hasil pengujian statistik dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama yang menyatakan
bahwa current ratio berpengaruh positif
signifikan terhadap price earning ratio
saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012, ditolak.
2. Hipotesis kedua yang menyatakan
bahwa
debt
to
equity
ratio
berpengaruh negatif signifikan terhadap
price earning ratio saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012,
ditolak.
3. Hipotesis ketiga
yang menyatakan
bahwa inventory turnover berpengaruh
negatif
signifikan terhadap price
earning ratio saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012,
ditolak.
4. Hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa return on equity berpengaruh
negatif
signifikan terhadap price
earning ratio saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2012,
ditolak.
5. Proporsi variasi price earning ratio
dari rata-ratanya yang dijelaskan oleh
current ratio, debt to equity
ratio,inventory turnover dan return on
equity perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2012 sebesar 20%.
Sedangkan
sisanya
yang
80%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang
tidak termasuk dalam model regresi
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
yang terangkum
random.
dalam
kesalahan
Keterbatasan Penelitian
Penelitian
ini
mempunyai
keterbatasan sebagai berikut : (1)
Penelitian ini hanya menggunakan faktor
fundamental, yaituCR, DER, INTO dan
ROE dan (2) Penelitian ini menggunakan
periode pengamatan 3 tahun, yaitu 20102012.
Dengan
memperhatikan
hasil
penelitian di atas, maka: (1) investor
sebelum mengambil keputusan investasi
sebaiknya memperhatikan nilai price
earning ratio (2) Bagi emiten, apabila
ingin meningkatkan nilai price earning
ratio perusahaan, maka disarankan juga
memperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi price earning ratio
diantaranya faktor CR, DER, INTO dan
ROE dan (3) Bagi akademisi, mengingat
hasil penelitian menyatakan bahwa
proporsi variasi variabel dependen dari
rata-ratanya yang dijelaskan variabel
independen hanya sebesar 20%.
Daftar Pustaka
Agustin, 2013. Analisis Pengaruh PBV,
EPS, DER dan ROA terhadap PER
pada Perusahaan Pertambangan
di Bursa Efek Indonesia Periode
2009-2012. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Semarang.
Ang, Robbert, 1997. Buku Pintar Pasar
Modal Indonesia, Edisi Pertama,
MediasofitIndonesia.
Brigham, E.F. & Houston, J.F. 2009.
Fundamentals
of
Financial
th
Management. 6 Edition. South
Western: Cengage Learning.
Ghozali, Imam, 2005.Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
ISBN : 978-602-14119-1-9
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Godfrey, Jayne, Allan, H., Ann, T., Jane
H., dan S. Holmes, 2010.
Accounting Theory (7th ed.) John
Wiley
Hanafi,
2005.
Analisis
Laporan
Keuangan.Edisi Kedua. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Institute for Economic and Finance
Research 2011, Indonesian Capital
Market Directory (ICMD) EFIN:
Jakarta.
Jensen, M & Meckling, W.H. 1976.
Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and
Ownership Structure , Journal of
Financial Economics, 3:305-360.
Jogiyanto, 2010. Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: BPFE.
Lusiana, FW, 2010. Analisis Pengaruh
Rasio
Likuiditas,
Rasio
Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan
Rasio Profitabilitas Terhadap
Price
Earning
Ratio
Pada
Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Skripsi, Semarang: Universitas
Diponegoro.
Kurniawan, Fery . 2005. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price
Earning Ratio Saham Perusahaan
Manufaktur. Tesis, Semarang:
Universitas Diponegoro.
Krisnadi K.N. 2005. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price
Earning Ratio Saham Perusahaan
Non Finansial Yang Terdaftar Di
BEJ (Studi Empiris Pada Periode
2001-2003). Tesis, Semarang:
Universitas Diponegoro.
189
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Kurnianto, D.A. 2013. Analisi Pengaruh
EPS, ROE, DER Dan CR Terhadap
Harga Saham Dengan PER
Sebagai Variabel Moderating.
Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Payamta dan Hanung Triatmoko, 1998.
Evaluasi Kinerja Perusahaan
Publik
Melalui
Pengamatan
Terhadap Perubahan Harga dan
Return
Saham.
Jurnal
PerspektifNo.10.
Martono dan Harjito. 2005. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta, Ekonosia.
Laporan
Kedua,
Sawir, Agnes, 2001. Analisis Kinerja
Keuangan
dan
Perencanaan
Keuangan
Perusahaan,Cetakan
Kedua, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Mulyono, Sugeng, 2000. Pengaruh EPS
dan Tingkat Bunga terhadap
Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan
Manajemen. Vol 1 No. 2,
Universitas Brawijaya, Malang.
Sari, Ratna candra dan Zahrotun. 2006.
Keinformatifan Laba Di Pasar
Obligasi
Dan
Saham:
Uji
Liquidation Option Hypothesis.
Simposium Nasional Akuntansi 9,
Padang.
Munawir, 2000. Analisis
Keuangan.
Cetakan
Liberty, Yogyakarta.
Ross, S.A. Westerfield, R.W & Jaffe, J.
2010. Corporate Finance. 9th
Edition. Mc Graw-Hill.
Ramadhani, Ghisa, 2013. Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Price
Earning Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia, Skripsi,
Universitas Riau.
Seputro P.H.F.X, 2002. Analisis Pengaruh
Rasio
Likuiditas,
Rasio
Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio
Profitabilitas
dan
Rasio
Kepemilikan
Terhadap
Price
Earning Ratio
(Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Adar Di Bursa Efek Jakarta),
Tesis, Universitas Diponegoro
Semarang.
Rhidho R & Prabawa A.S, (2012).FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price
Earning Ratio Saham
Manufaktur.Jurnal Ilmiah
Manajemen, Vol 7. No.1.
Siagian R.R . 2004. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price
Earning Ratio Pada Perusahaan
Manufaktur
di
BEJ.
Tesis.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Rahma Y.E dkk, (2014). Analisis Variabel
Fundamental Yang Berpengaruh
Terhadap Price Earning Ratio
SebagaiDasar Penilaian Saham
Pada Perusahaan Automotive and
Allied Yang Terdaftar Di BEI
Periode 2007-2011. Jurnal Aplikasi
Manajemen, Vol. 12 No.
Tadelilin, Eduardus, 2010. Portofolio dan
Investasi.
Edisi
Pertama.
Yogyakarta: Kanisius.
190
Weygandt, J.J, Kimmel, P.D, & Kieso, D.E.
2011. Accounting Principles. 10th
Edition. Singapore: John Wiley &
Sons Inc.
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Yumettasari P, Endang Tri W dan Wisnu
Mawardi, 2008. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi PER
antara Saham Syariah dan Saham
Non Syariah (Studi Empiris pada
Perusahaan Non Keuangan Yang
Terdaftar di BEI periode 20032005) eprints.undip.ac.id Diakses
tanggal 17 februari 2012
Zaeni, Halim., 1997. Analisis Kinerja
Keuangan dan Variabel- variabel
yang Mempengaruhinya, Tesis,
Universitas
Brawijaya,
Tidak
dipublikasikan.
ISBN : 978-602-14119-1-9
191
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
LAMPIRAN
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas (Data awal)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
336
.0000000
3.22780372E2
.409
.409
-.377
7.489
.000
a. Test distribution is Normal.
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas (Setelah Transform LN)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
a
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
277
.0000000
.87307570
.054
.054
-.038
.892
Asymp. Sig. (2-tailed)
.403
a. Test distribution is Normal.
Tabel 6. Hasil Uji Normalits (Setelah Outlier Data)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
a
Normal Parameters
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
123
.0000000
1.02794994
.112
.084
-.112
1.245
.090
a. Test distribution is Normal.
192
ISBN : 978-602-14119-1-9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Setelah Outlier Data)
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
.910
.137
-.115
.126
LN_DER
.081
LN_INTO
LN_ROE
LN_CR
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
6.622
.000
-.126
-.910
.365
.087
.128
.932
.353
.053
.056
.084
.945
.347
-.019
.041
-.042
-.460
.646
a. Dependent Variable: ABS_RES
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas (Setelah Outlier Data)
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
LN_CR
.415
2.412
LN_DER
.420
2.381
LN_INTO
.994
1.006
LN_ROE
.942
1.062
a. Dependent Variable: LN_PER
Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi (Setelah Outlier Data)
Runs Test
Unstandardized
Residual
a
Test Value
Cases < Test Value
Cases >= Test Value
Total Cases
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
.15492
61
62
123
60
-.452
.651
a. Median
ISBN : 978-602-14119-1-9
193
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015
Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
Tabel 10. Koefisien Determinasi (Setelah Outlier Data)
Model Summary
Model
R
1
.447
a
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
.200
.173
1.04523
a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INTO, LN_DER, LN_CR
Tabel 11. Hasil Uji F (Setelah Outlier Data)
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
32.235
4
8.059
Residual
128.915
118
1.093
Total
161.150
122
F
Sig.
7.376
.000
a
a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INTO, LN_DER, LN_CR
b. Dependent Variable: LN_PER
Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis (Setelah Outlier Data)
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
3.853
.251
LN_CR
-.275
.231
LN_DER
-.096
.160
LN_INTO
-.057
LN_ROE
-.361
Standardized
Coefficients
Beta
t
Sig.
15.345
.000
-.152
-1.189
.237
-.076
-.599
.550
.103
-.046
-.553
.581
.075
-.410
-4.827
.000
a. Dependent Variable: LN_PER
194
ISBN : 978-602-14119-1-9
Download