PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012 Suroto Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Tehnik analisis penelitian ini menggunakan regresi berganda ordinary least square. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari setiap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun yaitu tahun 2010, 2011 dan 2012. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 112 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 336. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi variasi Price earning ratio dari rataratanya yang dijelaskan oleh Current ratio, Debt to equity ratio , Inventory turnover, dan Return on equity sebesar 20%. Sedangkan sisanya sebesar 80% dijelaskan variabel lain di luar penelitian, Current ratio, Debt to equity ratio dan Inventory turnover berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Price earning ratio. Sedangkan Return on equity berpengaruh negatif signifikan terhadap Price earning ratio. Kata kunci : CR, DER, INTO, ROE dan PER Abstract The aim of this study is to examine the factors is influence Price earning ratio in manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2010 to 2012. The analysis technique in study used multiple regression ordinary least square. Type of data is secondary from each manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of 2010-2012, The sample are taken by purposive random sampling. The sample is 112 companies with sum observation 336. This study showed that proportion of variation in the PER of the average described by CR, DER, INTO and ROE is 20%, where as the remaining balance of 80% is explained by other variable not presented in the study, current ratio, debt to equity ratio and inventory turnover have a negative not significant effect on the price earning ratio, return on equity ratio has negative significant on the price earning ratio. Keywords: CR, DER, INTO, ROE and PER PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal di negara Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin bertambah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta masyarakat Indonesia yang 176 ikut serta di dunia pasar modal. Pasar modal Indonesia mempunyai peran besar bagi perekonomian. Pasar modal adalah pertemuan antara investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara jual beli sekuritas. Di antara berbagai instrumen pasar modal, saham merupakan ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN instrumen investasi yang memiliki tingkat return dan risiko yang tinggi (Eduardus Tadelilin, 2010). Investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Perlunya informasi tentang kinerja keuangan perusahaan, manajemen perusahaan, kondisi ekonomi makro dan informasi relevan lainnya untuk menilai saham secara akurat (Mulyono Sugeng, 2000). Informasi yang bersifat faktor fundamental selalu dijadikan acuan investor dalam membuat keputusan investasi di pasar modal. Untuk mengukur dan menganalisa kondisi fundamental suatu perusahaan, alat ukur yang utama digunakan adalah laporan keuangan perusahaan. Posisi rugi laba perusahaan, keadaan neraca perusahaan, perbandingan antara ekuitas dan utang, dan kondisi arus kas harus selalu diperhatikan untuk dapat mendeteksi keadaan perusahaan apakah masih cukup likuid untuk beroperasi atau justru ada masalah. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya phenomena gap, di mana data terakhir dalam ICMD tahun 2013, menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai rata-rata current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover, return on equity dan price earning ratio seperti tampak pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata CR, DER, INTO, ROE dan PER pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2010-2012 No Variabel 1 2 3 4 5 PER (x) CR (x) DER (x) INTO (x) ROE (%) 2010 27,029 1,840 0,891 4,817 13,778 Tahun 2011 23,057 1,783 0,833 4,650 13,704 2012 38,676 1,720 0,830 4,206 13,699 Sumber: ICMD 2011-2013 yang telah diolah ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Tabel 1 menunjukkan bahwa ratarata current ratio mengalami perubahan yang berfluktuatif pada tahun 2010 adalah 1,840 tahun 2011 adalah sebesar 1,783 dan pada tahun 2012 adalah sebesar 1,720. Rata-rata current ratio pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,057 dari tahun sebelumnya dan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,063. Sedangkan rata-rata price earning ratio pada tahun 2010 adalah 27,029 tahun 2011 adalah 23,057 dan pada tahun 2012 sebesar 38,676. Rata-rata price earning ratio pada tahun 2011 cenderung mengalami penurunan sebesar 3,792 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya jika current ratio mengalami penurunan, price earning ratio justru mengalami penurunan. Rata-rata debt to equity ratio pada tahun 2010 sebesar 0,891, tahun 2011 sebesar 0,833 dan tahun 2012 sebesar 0,830. Rata-rata debt to equity ratio mengalami penurunan sebesar 0,058 dari tahun sebelumnya dan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,003. Sedangkan rata-rata price earning ratio cenderung mengalami penurunan sebesar 3,792 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya jika debt to equity ratio tahun 2011 mengalami penurunan, price earning ratio tahun 2011 justru mengalami kenaikan. Rata-rata inventory turnover pada tahun 2010 sebesar 4,817, tahun 2011 sebesar 4,650 dan tahun 2012 sebesar 4,206. Rata-rata inventory turnover mengalami penurunan sebesar 0,057 dari tahun sebelumnya dan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,063. Sedangkan rata-rata price earning ratio cenderung mengalami penurunan sebesar 3,792 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya jika inventory turnover mengalami penurunan, price earning ratio justru mengalami penurunan. 177 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Rata-rata return on equity pada tahun 2010 sebesar 13,778, tahun 2011 sebesar 13,704 dan tahun 2012 sebesar 13,699. Rata-rata return on equity mengalami penurunan sebesar 0,074 dari tahun sebelumnya dan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 0,005. Sedangkan rata-rata price earning ratio cenderung mengalami penurunan sebesar 3,792 dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 15,619. Seharusnya jika return on equity mengalami FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG penurunan, price earning ratio justru mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat inkonsistensi (phenomena gap) arah hubungan kausal antara variabel independen dengan variabel dependen yang diteliti. Adapun permasalahan kedua yang mendasari penelitian ini adalah perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap) . Secara rinci bisa dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu (Research Gap) Research Gap Hasil Peneliti Terdapat perbedaan hasil penelitian Negatif tidak Siagan R.R (2004), pengaruh current ratio terhadap price signifikan Seputro, P.H.FX (2002) earning ratio Positif signifikan Krisnadi N.K (2005) Terdapat perbedaan hasil penelitian Negatif tidak Rahma Y.E (2014), pengaruh debt to equity ratio terhadap signifikan Lusiana F.W (2010) price earning ratio Positif signifikan Ramadhani G (2013), Yumettasari P dkk (2006). Terdapat perbedaan hasil penelitian Negatif tidak Siagan R.R (2004), pengaruh inventory turnover terhadap signifikan Seputro, P.H.FX (2002) price earning ratio Positif signifikan Krisnadi N.K (2005) Terdapat perbedaan hasil penelitian Negatif signifikan Ramadhani G (2013), pengaruh return on equity terhadap Rhidho R dan Prabawa price earning ratio A. S (2012), Kurniawan Fery (2005). Positif signifikan Yumettasari P dkk (2006), Krisnadi N.K (2005) Sumber: Disarikan dari berbagai penelitian Hasil penelitian yang dikemukakan tersebut di atas, menunjukkan bahwa berkaitan dengan price earning ratio, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut adalah current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover dan return on equity. Namun hasil penelitian tersebut masih memberikan hasil yang berbeda, sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti kembali tentang faktorfaktor yang mempengaruhi price earning ratio pada saham-saham perusahaan 178 manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, seperti current ratio, debt to equity ratio, inventory turnover dan return on equity. Rumusan Masalah Adanya inkonsistensi pada hubungan variabel yang diteliti (phenomena gap) dan perbedaan hasil penelitian yang terdapat di dalam penelitian-penelitian terdahulu (research gap), secara rinci dari permasalahanpermasalahan penelitian ini, dapat diajukan pertanyaan penelitian (research question), sebagai berikut : ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 1. Adakah pengaruh positif signifikan current ratio terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 2. Adakah pengaruh negatif signifikan debt to equity ratio terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 3. Adakah pengaruh positif signifikan inventory turnover terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? 4. Adakah pengaruh positif signifikan retutn on equity terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 ? Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan current rasio terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 2. Untuk menganalisis pengaruh negatif signifikan debt to equity ratio terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 3. Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan inventory turnover terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. 4. Untuk menganalisis pengaruh positif signifikan return on equity terhadap price earning ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG KAJIAN TEORI Teori Dasar (Grand Theory) atas Kinerja Perusahaan Setiap pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan sangat berkepentingan dengan kinerja perusahaan. Pentingnya pengukuran kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan dua teori yaitu agency theory dan signalling theory. Pada agency theory dijelaskan bahwa pada sebuah perusahaan terdapat dua pihak yang saling berinteraksi. Pihakpihak tersebut adalah pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen perusahaan. Pemegang saham disebut sebagai prinsipal, sedangkan manajemen perusahaan adalah orang yang diberi kewenangan oleh pemegang saham untuk menjalankan perusahaan yang disebut agen. Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap agency conflict yang disebabkan karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang saling bertentangan, yaitu berusaha mencapai kemakmurannya sendiri (Jensen dan Meckling, 1976). Adanya asumsi bahwa individuindividu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. (Godfrey et al., 2010). Teori kedua yang menjelaskan pentingnya pengukuran kinerja adalah signalling theory. Teori ini membahas bagaimana seharusnya signal-signal keberhasilan atau kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (principal). Teori signal menjelaskan bahwa pemberian signal dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi informasi asimetris. Menurut Sari dan Zuhrotun (2006) bahwa teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai 179 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena manajer mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000). Menurut Puput Wijayanti (2011) dalam Kurnianto (2013), Signaling Theory (Teori Sinyal) menyatakan bahwa terdapat kandungan informasi pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak potensi lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu pengungkapan dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi pasar, yaitu dapat berupa kenaikan harga saham, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal positif. Namun apabila pengungkapan tersebut memberikan dampak negatif, maka pengungkapan tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka suatu pengungkapan laporan tahunan perusahaan merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi investor dalam proses pengambilan keputusan. Kualitas pelaporan keuangan yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi 180 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis. Dalam Signaling Theory (Teori Sinyal), pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa depan, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban dimasa yang akan datang atau adanya resiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar (Brigham, 1999). Signaling Theory (Teori Sinyal) dapat membantu pihak pengelola perusahaan (agent), pemilik perusahaan (Principal), dan pihak luar perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas pelaporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan, perlu mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas memberikan pendapat tentang laporan keuangan. Menurut Jogiyanto (2000), informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Ratio-ratio dari laporan keuangan seperti earning per share, return on equity, debt to equity ratio, current ratio, maupun rasio-rasio lain akan sangat bermanfaat bagi investor maupun calon investor sebagai salah satu dasar analisis dalam berinvestasi. Teori sinyal menjelaskan bahwa perusahaan melaporkan secara suka rela ke pasar modal agar investor mau menginvestasikan dananya, kemudian manajer akan memberikan sinyal dengan menyajikan laporan keuangan dengan baik agar nilai saham meningkat. ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja merupakan analisis yang digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan atas kegiatan operasional agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Penilaian kinerja keuangan merupakan suatu kegiatan penting karena berdasarkan penilaian tersebut dapat dijadikan ukuran keberhasilan suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Di samping itu, juga dapat dijadikan pedoman bagi perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Hanafi (2005) kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan berguna dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu pengukuran kinerja juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal atau masyarakat bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik (Munawir, 2000). Ukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini adalah price earning ratio, yaitu perbandingan antara harga dengan laba per lembar saham. Berdasarkan price earning ratio, investor akan membuat keputusan untuk membeli, menahan atau menjual kembali sahamnya. Investor percaya bahwa kinerja keuangan perusahaan (emiten) berhubungan positif dengan harga dan return saham. Berinvestasi pada perusahaan dengan kinerja baik, lebih memberikan keyakinan bahwa resiko investasi yang mungkin timbul menjadi semakin kecil. Semakin kecil tingkat resiko berarti tingkat kepastian akan memperoleh return saham semakin besar pula (Payamta & Hanung, 1998). Analisis Rasio Keuangan Untuk tujuan analisis banyak penulis yang mengelompokkan rasio keuangan dengan istilah yang berbedabeda. Menurut Weygandt et al. (2011) menggolongkan rasio keuangan kedalam ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG tiga macam rasio yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvency. Brigham & Houston (2009) menggolongkan rasio keuangan ke dalam lima kelompok yaitu rasio likuiditas, rasio manajemen aktiva, rasio manajemen utang, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar. Secara umum, ada lima kelompok rasio keuangan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu: 1. Rasio Likuiditas Menurut Ross et al. (2010), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan berhubungan dengan ukuran dan komposisi tentang posisi modal kerja perusahaan. Ukuran likuiditas perusahaan dalam penelitian ini yaitu current ratio. Current ratio didapat dengan membandingkan current assets dan current liabilities. Di samping itu current ratio dapat menunjukkan tingkat keamanan kewajiban jangka pendek (margin of safety). 2. Rasio Solvabilitas Menurut Ross et al. (2010), rasio solvabilitas adalah rasio yang merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya. Kreditur jangka pendek sangat berminat untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek, sedangkan kreditur jangka panjang selain ingin mengetahui kemampuan jangka pendek, yang lebih penting lagi dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Oleh karena itu, kreditur jangka panjang perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang. Ukuran solvabilitas perusahaan dalam penelitian ini yaitu debt to equity ratio. Debt to equity ratio adalah perbandingan antara total kewajiban dibagi dengan total aktiva. Semakin tinggi 181 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN DER menunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka penjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). 3. Rasio Aktivitas Menurut Ross et al. (2010), rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur mengenai seberapa baik perusahaan menggunakan sumber daya produktifnya. Ukuran aktivitas perusahaan dalam penelitian ini yaitu iunventory turnover yaitu perbandingan antara penjualan dengan persediaan. Semakin besar inventory turnover ratio berarti semakin baik, tetapi inventory turnover ratio yang terlalu tinggi dapat berarti perusahaan kekurangan persediaan yang cukup sehingga mengecewakan para pelanggannya (Robbert Ang, 1997). 4. Rasio Profitabilitas. Menurut Weygandt et al. (2011), rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat risiko. Semakin besar risiko investasi, diharapkan profitabilitas yang diperoleh semakin tinggi pula. Ukuran profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini yaitu return on equity. Return on equity diukur dengan perbandingan antara net income dengan shareholders equity (net worth). 5. Rasio Pasar Menurut Gitman (2009), rasio pasar berkaitan dengan nilai pasar saham 182 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG perusahaan yang diukur dengan harga pasar saham terhadap nilai akuntansi tertentu. Ukuran rasio pasar dalam penelitian ini yaitu price earning ratio. Price earning ratio diukur dengan perbandingan antara market price per share of common stock dengan earning per share. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Price Earning Ratio Rasio Likuiditas, merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio (Sawir, 2001). Current ratio , yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Menurut Sawir (2001) current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas. Current ratio yang rendah akan berakibat terjadi penurunan harga pasar dari saham perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan menurunkan nilai price earning ratio. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Krisnadi N.K (2005), menyatakan bahwa current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut: H1 : Ada pengaruh positif signifikan current ratio terhadap price earning ratio saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Price Earning Ratio Rasio Solvabilitas, merupakan suatu indikator untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditor perusahaan (dibelanjai dari utang). Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, karena debt to equity ratio menunjukkan ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Penambahan utang memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian (return) yang diharapkan (Sawir, 2001). Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, yang berarti akan menurunkan price earning ratio. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Agustin F.R (2013), menyatakan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap price earning ratio. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut: H2 : Ada pengaruh negatif signifikan debt to equity ratio terhadap price earning ratio saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Price Earning Ratio Rasio Aktivitas, merupakan indikator untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dikelolanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap, serta aktiva lain (Sawir, 2001). Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory Turnover (INTO), karena rasio ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan (Sawir, 2001). Menurut Martono dan Harjito (2005) rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan. ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Semakin besar rasio inventory turnover berarti semakin baik, tetapi rasio inventory turnover yang terlalu tinggi dapat berarti perusahaan kekurangan persediaan yang cukup sehingga mengecewakan para pelanggannya. Hal ini berarti rasio inventory turnover yang terlalu tinggi tidak selalu mendatangkan laba yang tinggi pula, karena hal tersebut tergantung persediaan yang dimiliki perusahaan. Keadaan seperti ini bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap price earning ratio (Ang, 1997). Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Lusiana (2011), menyatakan bahwa inventory turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut: H3 : Ada pengaruh positif signifikan inventory turnover terhadap price earning ratio saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio Rasio Profitabilitas, merupakan indikator untuk rnengukur efektivitas manajemen perusahaan berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on equity. Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Profltabilitas merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban tentang efektivitas manajemen perusahaan. Semakin besar nilai profitabilitas, maka semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan berarti semakin besar laba yang diperoleh. Apabila harga saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan di masa mendatang, maka peningkatan laba akan meningkatkan price 183 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN earning ratio . Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian Yumettasari, dkk (2006), menyatakan bahwa return on equity memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis keempat sebagai berikut: Current Ratio Debt to Equity Ratio FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG H4 : Ada pengaruh positif signifikan return on equity terhadap price earning ratio saham pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Model Penelitian Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu, maka model penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. H1 (+) H2 (-) Price Earning Ratio H3 (+) Inventory Turnover H4 (+) Return on Equity Gambar 1. Model Penelitian METODE PENELITIAN Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 134 perusahaan. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah 112 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2012 yang secara rutin menerbitkan laporan keuangan tahunan auditan dan disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah observasi sebanyak 336. Sedangkan yang menjadi subyek atau unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan auditan perusahaan yang tepilih menjadi sampel. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk mengambil 112 perusahaan sebagai anggota sampel adalah purposive sampling, teknik ini digunakan karena berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan 184 penelitian. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek selama periode 2010-2012 dan secara rutin menerbitkan laporan keuangan tahunan auditan beserta pengukuran kinerja perusahaan dalam bentuk rasio keuangan selama periode 2010-2012. 2. Perusahaan manufaktur yang memiliki data yang lengkap selama periode 20102012. Adapun proses penarikan sampel dapat dilihat pada Tabel 3. ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Tabel 3. Proses Penarikan Sampel No Keterangan Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20101 2012 Perusahaan manufaktur yang tidak mempunyai data lengkap 2 (CR, DER, INTO, ROE dan PER) Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan 3 keuangan audited 4 Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel Sumber: ICMD 2011-2013 Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan dan ringkasan kinerja perusahaan yang terdapat dalam ICMD tahun 20112013. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda ordinary least square dan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Regresi berganda OLS dipilih sebagai alat analisis karena data penelitian ini berskala rasio, serta karena kemampuannya untuk menunjukkan pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Adapun model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1CR + b2DER + b3INTO + b4ROE + e Sebelum model regresi digunakan untuk analisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji asumsi klasik dan uji goodness of fit.Secara rinci adalah sebagai berikut: Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil pengolahan model regresi menunjukkan ada masalah normalitas, karena asymp.sig < 0,05 seperti tampak pada tabel 4 di lampiran.Untuk mengatasi masalah dalam model ini, maka dilakukan transform data dengan logaritma natural pada semua variabel, sehingga jumlah pengamatan ISBN : 978-602-14119-1-9 Jumlah Emiten 134 (21) (1) 112 berubah menjadi 277 dan diperoleh model revisi pertama, model ini sudah bebas uji asumsi normalitas, karena asymp.sig > 0,05 seperti tampak pada tabel 5 di lampiran. Namun, masih ada masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi, maka dilakukan outlier data sehingga jumlah pengamatan berubah menjadi 123 dan diperoleh model revisi kedua, model ini sudah bebas uji asumsi normalitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun hasil uji normalitas seperti tampak pada tabel 6 di lampiran. Uji Asumsi Klasik Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan Glejser test, hasilnya seperti tampak pada tabel 7 di lampiran. Berdasarakan tabel tersebut terlihat bahwa pada model revisi kedua ini sudah bebas dari heteroskedastisitas, karena masing-masing variabel memiliki nilai sig. > 0,05. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas antar variabel independen dapat dilihat dengan nilai tolerance atau VIF. Pada model revisi kedua ini tidak terjadi multikolinearitas, karena masing-masing variabel mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 seperti tampak pada tabel 8 di lampiran. Untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) digunakan Run test. Pada model revisi kedua ini tidak terjadi autokorelasi, karena diperoleh nilai asymp.sig > 0,05. Hasilnya seperti tampak pada tabel 9 di lampiran. 185 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Uji Model Untuk mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang diestimasi terhadap data yang sebenarnya, maka digunakan ukuran Goodness of fit yang dilihat dari koefisien determinasi dan uji F. Model revisi kedua adalah model final, karena sudah bebas dari uji asumsi normalitas, uji asumsi klasik serta uji dari Goodness of fit. Model tersebut menunjukkan model fit, karena koefisien determinasi sebesar 0,20 mempunyai nilai signifikansi F = 0,000 < α = 0,05 seperti tampak pada tabel 10 dan tabel 11 di lampiran. Uji Hipotesis Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel dependen. Adapun hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 12 di lampiran. Berdasarkan tabel 12 tersebut, menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut. LNPER = 3,854 - 0,276 LNCR - 0,097 LNDER – 0,057 LNINTO – 0,361 LNROE + e. Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa secara parsial LN_CR, LN_DER dan LN_INTO berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap LN_PER, sedangkan LN_ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap LN_PER. Pembahasan Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Price Earning Ratio Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini disebabkan selama periode penelitian aktiva lancar perusahaan manufaktur dinilai oleh investor belum banyak digunakan untuk aktivitas perusahaan, atau perusahaan terlalu kawatir terhadap utang - utangnya yang akan jatuh tempo, sehingga hal ini dapat berakibat menurunnya laba yang akan diperoleh perusahaan. Menurunnya laba perusahaan akan berakibat pada turunnya harga saham,yang berarti juga price earning ratio akan turun. Hasil penelitian ini mendukung 186 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG penelitian Siagan R.R (2004) dan Seputro, P.H.FX (2002), menyimpulkan bahwa current ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price earning ratio. Hasil penelitian ini tidak selaras dengan Signaling Theory, perusahaan akan diberikan sinyal baik oleh investor, sehingga investor berminat untuk menanamkan modalnya. Semakin banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya, maka dapat menyebabkan harga saham semakin meningkat dan price earning ratio naik. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian Krisnadi N.K (2005), menyimpulkan bahwa current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi berarti kewajiban jangka pendek perusahaan dapat terpenuhi, sehingga kegiatan operasional perusahaan tidak akan terganggu, untuk itu kesempatan untuk mencapai keuntungan yang besar dapat tercapai. Para investor menyukai perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya, karena perusahaan yang memiliki current ratio tinggi akan beroperasi secara maksimal tanpa terganggu oleh utang dan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Pengaruh Rasio Solvabilitas Terhadap Price Earning Ratio Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price earning ratio. Artinya perusahaan dalam memenuhi kewajibannya cenderung menggunakan modal sendiri daripada modal asing. Hal tersebut dikarenakan rata-rata total ekuitas perusahaan selama periode pengamatan lebih besar daripada utang, sehingga perusahaan dinilai mampu meminimalkan risiko keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Rahma Y.E (2014) dan Lusiana F.W (2010), menyimpulkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan. Hal ini disebabkan selama periode penelitian perusahaan-perusahaan manufaktur lebih banyak membelanjai dengan modal sendiri dalam membiayai ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN aktivitas perusahaan, sehingga hal ini mengurangi beban tetap yang berupa biaya bunga dari penggunaan modal asing. Meningkatnya modal sendiri berarti risiko yang dihadapi perusahaan semakin kecil, sehingga kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan menjadi semakin naik dan menciptakan harga saham naik dan mengakibatkan price earning ratio saham akan semakin naik. Namun hasil penelitian ini tidak didukung dengan Signaling Theory, dengan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berupa informasi, maka investor dapat mengetahui seberapa besar utang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan utang yang tinggi akan memiliki risiko yang besar, bahkan perusahaan bisa mengalami kebangkrutan sehingga investor tidak menginginkan untuk menanamkan modalnya dan menyebabkan harga saham menurun sehingga berdampak pada penurunan price earning ratio. Hasil penelitian ini juga tidak didukung dengan hasil temuan Ramadhani G (2013) dan Yumettasari P dkk (2006) menyimpulkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini dikarenakan bahwa Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan utang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Penambahan utang memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar expectedrate of return, meningkatnya expected rate of return akan menaikkan harga saham tersebut, yang berarti akan menaikkan price earning ratio. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Price Earning Ratio Hasil penelitian menunjukkan bahwa inventory turnover berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini dikarenakan rata-rata kenaikan penjualan selama periode pengamatan tidak diikuti dengan persediaan yang cukup dari perusahaan, atau perusahaan tidak mampu menyediakan persediaan dikarenakan banyak piutang yang belum tertagih dan menjadi uang kas. Keadaan ini memberi dampak pada penurunan laba yang ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG tergambarkan dari penurunan return on equity, sehingga pada akhirnya price earning ratio juga mengalami penurunan.Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Siagan R.R (2004) dan Seputro P.H.F.X (2002), menyimpulkan bahwa inventory turnover berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price earning ratio. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Krisnadi N.K (2005), menyimpulakn bahwa inventory turnoverberpengaruh positif signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini dikarenakan bahwa inventory turnover yang tinggi, dapat berarti perusahaan mempunyai persediaan yang rendah atau perusahaan tidak mengalami kesulitan untuk menjual persediaannya. Keadaan tersebut menandakan efisiensi pengelolaan persediaan, sehingga akan menaikkan kemampu labaan perusahaan dan karena harga saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan di masa mendatang maka kenaikan laba akan menaikkan harga saham, sehingga menyebabkan naiknya price earning ratio. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on equity berpengaruh negatif signifikan terhadap price earning ratio. Hal ini dikarenakan bahwa pada tahun 2012 sebagian besar perusahaan mengalami penurunan keuntungan. Namun, sebagian besar perusahaan membagikan dividen. Keadaan ini berdampak pada kenaikan harga, sehingga pada akhirnya price earning ratio juga mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Signaling Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar yang berupa informasi, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan mana yang memiliki kualitas yang baik atau buruk. Hasil penelitian juga sesuai dengan Bird in the hand theory (Gordon dan Litner, 1956) menyatakan bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga daripada seribu 187 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN burung di udara artinya investor lebih menyukai penerimaan dividen daripada capital gain yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Ramadhani G (2013), menyimpulkan bahwa return on equity berpengaruh negatif signifikan terhadap price earning ratio. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian Ridho R dan Prabawa A.S (2012) dan penelitian ini juga selaras dengan penelitian Kurniawan Fery (2012). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori menurut Wild, Subramanyam dan Halsey (2005), bahwa return on equity menunjukkan besarnya laba bersih yang dihasilkan untuk setiap ekuitas. Pengembalian atas ekuitas merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan dalam jangka panjang. Pengembalian atas investasi modal, terutama jika dihitung selama periode satu tahun atau lebih, merupakan ukuran efektivitas manajerial yang relevan. Pendapat Wild, dkk (2005) didukung oleh pendapat Sartono dan Misbahul (1997) yang mengatakan bahwa semakin besar nilai profitabilitas, maka semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan berarti semakin besar laba yang diperoleh, sehingga akan menaikkan price earning ratio perusahaan. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan hasil penelitian Yumettasari P dkk (2006) dan Krisnadi N.K (2005). Namun, hasil penelitian yang menyatakan return on equity berpengaruh negatif signifikan ini membuktikan bahwa return on equity berperan dalam memprediksi price earning ratio. Hal ini dikarenakan return on equity menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan. Sehingga variabel return on equity ini layak memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari 188 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba. PENUTUP Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor CR, DER, INTO dan ROE terhadap PER pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20110-2012. Berdasarkan hasil pengujian statistik dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, ditolak. 2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, ditolak. 3. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa inventory turnover berpengaruh negatif signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, ditolak. 4. Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa return on equity berpengaruh negatif signifikan terhadap price earning ratio saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012, ditolak. 5. Proporsi variasi price earning ratio dari rata-ratanya yang dijelaskan oleh current ratio, debt to equity ratio,inventory turnover dan return on equity perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 sebesar 20%. Sedangkan sisanya yang 80% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk dalam model regresi ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang terangkum random. dalam kesalahan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut : (1) Penelitian ini hanya menggunakan faktor fundamental, yaituCR, DER, INTO dan ROE dan (2) Penelitian ini menggunakan periode pengamatan 3 tahun, yaitu 20102012. Dengan memperhatikan hasil penelitian di atas, maka: (1) investor sebelum mengambil keputusan investasi sebaiknya memperhatikan nilai price earning ratio (2) Bagi emiten, apabila ingin meningkatkan nilai price earning ratio perusahaan, maka disarankan juga memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio diantaranya faktor CR, DER, INTO dan ROE dan (3) Bagi akademisi, mengingat hasil penelitian menyatakan bahwa proporsi variasi variabel dependen dari rata-ratanya yang dijelaskan variabel independen hanya sebesar 20%. Daftar Pustaka Agustin, 2013. Analisis Pengaruh PBV, EPS, DER dan ROA terhadap PER pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Semarang. Ang, Robbert, 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Edisi Pertama, MediasofitIndonesia. Brigham, E.F. & Houston, J.F. 2009. Fundamentals of Financial th Management. 6 Edition. South Western: Cengage Learning. Ghozali, Imam, 2005.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. ISBN : 978-602-14119-1-9 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Godfrey, Jayne, Allan, H., Ann, T., Jane H., dan S. Holmes, 2010. Accounting Theory (7th ed.) John Wiley Hanafi, 2005. Analisis Laporan Keuangan.Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Institute for Economic and Finance Research 2011, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) EFIN: Jakarta. Jensen, M & Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure , Journal of Financial Economics, 3:305-360. Jogiyanto, 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE. Lusiana, FW, 2010. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Semarang: Universitas Diponegoro. Kurniawan, Fery . 2005. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham Perusahaan Manufaktur. Tesis, Semarang: Universitas Diponegoro. Krisnadi K.N. 2005. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham Perusahaan Non Finansial Yang Terdaftar Di BEJ (Studi Empiris Pada Periode 2001-2003). Tesis, Semarang: Universitas Diponegoro. 189 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Kurnianto, D.A. 2013. Analisi Pengaruh EPS, ROE, DER Dan CR Terhadap Harga Saham Dengan PER Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Payamta dan Hanung Triatmoko, 1998. Evaluasi Kinerja Perusahaan Publik Melalui Pengamatan Terhadap Perubahan Harga dan Return Saham. Jurnal PerspektifNo.10. Martono dan Harjito. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta, Ekonosia. Laporan Kedua, Sawir, Agnes, 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,Cetakan Kedua, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mulyono, Sugeng, 2000. Pengaruh EPS dan Tingkat Bunga terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Vol 1 No. 2, Universitas Brawijaya, Malang. Sari, Ratna candra dan Zahrotun. 2006. Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi Dan Saham: Uji Liquidation Option Hypothesis. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang. Munawir, 2000. Analisis Keuangan. Cetakan Liberty, Yogyakarta. Ross, S.A. Westerfield, R.W & Jaffe, J. 2010. Corporate Finance. 9th Edition. Mc Graw-Hill. Ramadhani, Ghisa, 2013. Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Riau. Seputro P.H.F.X, 2002. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Kepemilikan Terhadap Price Earning Ratio (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Adar Di Bursa Efek Jakarta), Tesis, Universitas Diponegoro Semarang. Rhidho R & Prabawa A.S, (2012).FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham Manufaktur.Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol 7. No.1. Siagian R.R . 2004. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro. Rahma Y.E dkk, (2014). Analisis Variabel Fundamental Yang Berpengaruh Terhadap Price Earning Ratio SebagaiDasar Penilaian Saham Pada Perusahaan Automotive and Allied Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2011. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 12 No. Tadelilin, Eduardus, 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius. 190 Weygandt, J.J, Kimmel, P.D, & Kieso, D.E. 2011. Accounting Principles. 10th Edition. Singapore: John Wiley & Sons Inc. ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Yumettasari P, Endang Tri W dan Wisnu Mawardi, 2008. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi PER antara Saham Syariah dan Saham Non Syariah (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar di BEI periode 20032005) eprints.undip.ac.id Diakses tanggal 17 februari 2012 Zaeni, Halim., 1997. Analisis Kinerja Keuangan dan Variabel- variabel yang Mempengaruhinya, Tesis, Universitas Brawijaya, Tidak dipublikasikan. ISBN : 978-602-14119-1-9 191 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG LAMPIRAN Tabel 4. Hasil Uji Normalitas (Data awal) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 336 .0000000 3.22780372E2 .409 .409 -.377 7.489 .000 a. Test distribution is Normal. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas (Setelah Transform LN) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z 277 .0000000 .87307570 .054 .054 -.038 .892 Asymp. Sig. (2-tailed) .403 a. Test distribution is Normal. Tabel 6. Hasil Uji Normalits (Setelah Outlier Data) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a Normal Parameters Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 123 .0000000 1.02794994 .112 .084 -.112 1.245 .090 a. Test distribution is Normal. 192 ISBN : 978-602-14119-1-9 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Tabel 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Setelah Outlier Data) Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) .910 .137 -.115 .126 LN_DER .081 LN_INTO LN_ROE LN_CR Standardized Coefficients Beta t Sig. 6.622 .000 -.126 -.910 .365 .087 .128 .932 .353 .053 .056 .084 .945 .347 -.019 .041 -.042 -.460 .646 a. Dependent Variable: ABS_RES Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas (Setelah Outlier Data) Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF LN_CR .415 2.412 LN_DER .420 2.381 LN_INTO .994 1.006 LN_ROE .942 1.062 a. Dependent Variable: LN_PER Tabel 9. Hasil Uji Autokorelasi (Setelah Outlier Data) Runs Test Unstandardized Residual a Test Value Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2-tailed) .15492 61 62 123 60 -.452 .651 a. Median ISBN : 978-602-14119-1-9 193 PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS 2015 Optimalisasi Peran Industri Kreatif dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG Tabel 10. Koefisien Determinasi (Setelah Outlier Data) Model Summary Model R 1 .447 a R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate .200 .173 1.04523 a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INTO, LN_DER, LN_CR Tabel 11. Hasil Uji F (Setelah Outlier Data) b ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 32.235 4 8.059 Residual 128.915 118 1.093 Total 161.150 122 F Sig. 7.376 .000 a a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INTO, LN_DER, LN_CR b. Dependent Variable: LN_PER Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis (Setelah Outlier Data) Coefficients a Unstandardized Coefficients Model 1 B Std. Error (Constant) 3.853 .251 LN_CR -.275 .231 LN_DER -.096 .160 LN_INTO -.057 LN_ROE -.361 Standardized Coefficients Beta t Sig. 15.345 .000 -.152 -1.189 .237 -.076 -.599 .550 .103 -.046 -.553 .581 .075 -.410 -4.827 .000 a. Dependent Variable: LN_PER 194 ISBN : 978-602-14119-1-9