BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan sehingga mendapatkan hasil yang optimal (Suharsimi Arikunto : 1998). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini maksudnya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai pemberdayaan laboratorium sebagai sarana pendukung pembelajaran dalam meningkatkan mutu lulusan pada aspek psikomotor. Dari hasil telaah tersebut dilakukan pengujian dengan statistik. M. Ali (1985 : 120) mengemukakan bahwa “Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memencahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang”. Selanjutnya Winarno Surachmad (1990 : 140) mengemukakan bahwa ciri-ciri metode penelitian deskriptif adalah sebagai berikut: 1. memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan maksud untuk mengetahui bagaimana pendayagunaan 26 laboratoriun kerja kayu dalam 27 meningkatkan kulitas atau mutu lulusan pada aspek psikomotor di SMK Negeri 4 Tangerang. B. Variabel dan Paradigma Penelitian 1. Variabel Penelitian Di dalam Suatu penelitian, variabel yang dipakai biasanya terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Suprian AS (2001 : 38) mengatakan bahwa “Variabel bebas adalah variabel perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat dari variabel bebas”. Dengan demikian variabel terikat menjadi tolak ukur dari keberhasilan variabel bebas. Suharsimi Arikunto (1996 : 99) mengemukakan bahwa: “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya beliau (1997 : 101) juga mengemukakan bahwa: “......Ada variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X). sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependen variabel (Y)”. Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel meliputi : 1. Variabel bebas, yaitu pemberdayaan sarana dan prasarana pembelajaran. 2. Variabel terikat, yaitu mutu lulusan. Secara skematis hubungan digambarkan sebagai berikut : kedua variabel tersebut dapat 28 Variabel X Variabel Y Pemberdayaan Prasarana dan Mutu lulusan. Sarana pembelajaran Gambar 3.1. Hubungan antara variabel X dan variabel Y 2. Paradigma Penelitian Untuk memperjelas gambar tentang variabel-variabel penelitian, dibawah ini dibuat paradigma penelitian sebagai kerangka pemikiran dalam penelitian. Menurut Earl Babie yang dikutip Nana Sudjana (1993:1) berpendapat bahwa paradigma adalah: ”Metode atau skema yang mendasar yang merupakan pandangan mengenai sesuatu”. Pandangan tersebut belum merupakan jawaban terhadap sesuatu persoalan akan tetapi memberi petunjuk bagaimana persoalan tersebut sebaiknya ditelaah dan di pecah. 29 Pemberdayaan Mutu lulusan. prasarana (variable Y) dan sarana Siswa pembelajaran Jurusan (variable X) Teknik Bangunan SMK Negeri 4 Tangerang Aspek yang Aspek yang diungkap yaitu: diungkap yaitu: Pemberdayaan Keterampilan laboratorium psikomotor Temuan P E N E L I T I A N Kesimpulan dan Saran kerja kayu. : Tinjauan permasalahan Gambar 3.2. Paradigma penelitian C. Data dan Sumber Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99-100), “Data adalah hasil pencatatan peneliti baik berupa fakta maupun angka”. Data-data ataupun fakta yang terkumpul merupakan suatu variabel yang kemudian digunakan untuk mengisi hipotesis penelitian. Jadi dalam hal ini data merupakan faktor ataupun angka yang dijadikan bahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data primer dilakukan melalui angket-angket yang disebar kepada siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang, sedangkan untuk data sekunder dapat diperoleh dari data Pengelolaan laboratorium SMK Negeri 4 Tangerang. Data 30 yang akan didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, dengan jenis data untuk variabel X dan Y adalah ordinal. Hasil dari jawaban pertanyaan (instrument penelitian) peneliti terhadap responden, yaitu orang yang menjawab atau merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis dimana responden tersebut dianggap sebagai sumber data dan juga sebagai subjek penelitian. “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data itu dan data itu dicari melalui teknik observasi dan komunikasi baik secara langsung maupun tak langsung”. Adapun yang menjadi sumber data penelitian adalah sampel yang ada dalam populasi siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Suharsimi Arikunto (1997:11) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi penelitian adalah kelompok besar subjek penelitian, sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar disebut sampel penelitian (Moh. Ali:1993). Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang. Adapun jumlah populasi siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang sebagai berikut: 31 Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian KELAS JUMLAH SISWA I SP1 29 I SP2 27 I SP3 30 II TPK 19 Jumlah 105 2. Sampel Penelitian Sampel merupakan keseluruhan dari populasi yang diteliti, yang karakteristiknya mewakili populasi tersebut. Menurut Suprian AS. (2001:78) “Banyaknya sampel yang dipergunakan dalam penelitian tidak menurut aturan yang tegas. Pada umumnya untuk sampel sebanyak 30 orang sudah cukup. Ada pula pendapat sampel dipilih kira-kira 10 % - 50 %”. Pendapat lain menyatakan jumlah prosentase yang memungkinkan untuk dijadikan sampel adalah menurut Suharsimi Arikunto (1992:107) yang mengungkapkan bahwa: ”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih”. Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 40 siswa dari jumlah populasi, sedangkan 20 siswa lainnya dipergunakan untuk uji coba instrument. 32 E. Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi, dan Instrumen 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan penelitian. Dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui jumlah populasi penelitian, dalam hal ini jumlah siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang. 2. Observasi, Observasi secara singkat dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada suatu objek penelitian. ”Mengamati bukanlah sekedar menatap atau memperhatikan benda, kejadian atau pengamatan lewat mata. Menggunakan teknik interview, tes, atau kuesioner, juga digolongkan sebagai mengamati”. (Suharsimi Arikunto, 1998 :237). Dalam penelitian ini, penyusunan skala sikap mengambil model skala Likert, dengan pertimbangan sesuai dengan pendapat Nasution S (1983:75) 33 bahwa: ”Skala Likert memiliki rehabilitas tinggi dalam mengukur manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu serta skala ini sangat fleksibel, lebih fleksibel dari teknik pengukuran lain”. Adapaun nama dan bentuk alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut dengan format. Untuk variabel X menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket dengan empat pilihan jawaban, yaitu sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang, dengan skor 4-1. Sedangkan untuk variabel Y mengunakan test praktek dengan empat skala kemampuan, yaitu Sangat terampil, terampil, kurang terampil dan tidak terampil. Dalam penilaianya diberi rentang Skor 4-1. 2. Kisi-kisi dan instrumen Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan (instrument) serta sumber data. Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dokumentasi untuk variabel X dan test praktek untuk variabel Y, sehingga dari test praktek inilah diharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah penelitian dapat terpecahkan. Adapun test praktek yang dipergunakan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Kisi-kisi instrumen penelitian memuat : variabel X adalah pemberdayaan prasarana dan sarana pembelajaran; aspek yang diungkap adalah pendayagunaan laboratorium kerja 34 kayu, indikatornya adalah persyaratan laboratorium, penggunaan dan pemeliharaan laboratorium, peralatan laboratorium, dan variabel Y adalah mutu lulusan, aspek yang diungkap adalah keterampilan psikimotor, indikasinya adalah keterampilan penggunaan alat-alat dan instrumen tertentu. Setelah menentukan jenis instrumen, langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan (perintah-perintah) dengan responden siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang. Penyusunan pertanyaan (perintah) diawali dengan membuat kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi memuat aspek yang akan di ungkap melalui pertanyaan (perintah). Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1. 3. Uji Coba Instrumen Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian, instrumen penelitian harus memilih tingkat keshahihan serta keterandalan (validitas dan reabilitas). Pendapat Suharsimi Arikunto (1993:135) menyatakan bahwa: “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui hal tersebut instrumen penelitian harus di uji coba terhadap subjek yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sampel penelitian”. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi langsung berupa test praktek. Sebelum dilakukan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan penyusunan instrumen dan diuji cobakan 35 kepada responden yang sama dengan responden yang telah ditentukan sebagai sumber data penelitian. Maksud dari uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan angket yang telah disusun untuk koreksi. Pada uji coba instrumen ini, yang di uji cobakan adalah validitas dan reliabilitasnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1998:158) bahwa: “Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel”. Sedangkan menurut Suprian AS, (1990:36) yaitu: ” Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika mengukur betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mengukur apa yang diukurnya, artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama”. Secara rinci penjabaran uji validitas dan reliabilitas angket penelitian ialah sebagai berikut : a. Uji Validitas Sesuai yang dikemukakan oleh Suprian AS (1998:10) validitas adalah menyatakan ketepatan dan kemampuan suatu instrumen untuk melaksanakan fungsinya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mamapu mengungkap data dari variabel yang diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 1996:158). Untuk menguji tingkat validitas alat 36 ukur ini digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Person sebagai berikut : rxy = {nΣX nΣX i Yi − (ΣX i )(ΣYi ) 2 i }{ − (ΣX i ) 2 nΣYi 2 − (ΣYi ) 2 } Keterangan : rxy = Koefesien korelasi Σ xiyi = Jumlah Perkaitan antara skor suatu butir dengan skor normal Σ xi = Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1 soal yang diperiksa validitasnya Σ yi = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal pada instrumen tersebut n = Jumlah responden uji coba (Suprian AS, 2001:95) Pengujian validitas dilakukan dengan cara analisis butir (anabut) sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan kedalam tabel harga Product Moment dengan taraf kepercayaan 95 %. Kriteria pengujian validitas adalah jika rhitung > rtabel maka butir tersebut signifikan dan valid. Jika suatu butir tidak valid, maka butir tersebut harus dibuang atau tidak dipakai sebagai pertanyaan kuesioner (Singarimbun, 1989 : 139). Berikut adalah kriteria validitas suatu penelitian menurut Suprian AS (2001:94) : 37 Tabel 3.2 Kriteria Validitas Suatu Penelitian 0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas Tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas Sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas Sangat Rendah rxy ≤ 0,00 Tidak Valid b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup kuat dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini reliabel, maka dilakukan uji reliabilitas instrumen. Pengertian reliabilitas menurut Suprian AS (2000:97) adalah keajegan (konsisten) terhadap hasil pendeteksian yang dilakukan oleh suatu instrumen. Suatu instrumen dikatan reliabel jika memberikan hasil pendeteksian yang tidak jauh berbeda atau relatif sama terhadap objek yang sejenis. Dalam menguji reliabilitas alat ukur atau angket, dalam penelitian ini digunakan rumus koefisien Alpha, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 38 a. Mencari harga varians tiap butir ( σ b2 ) (∑ X ) 2 σ = ∑X 2 2 b N N Keterangan: b. σ b2 = Harga varians total ∑X2 = jumlah kuadrat skor total (∑ X 2 ) = Kuadrat dari skor total N = Jumlah responden Mencari harga varians total ( σ b2 ) (∑Y ) 2 σ b2 = ∑Y 2 N N Keterangan: c. σ b2 = Harga varians total ∑Y 2 = jumlah kuadrat skor total (∑ Y 2 ) = Kuadrat dari skor total N = Jumlah responden Menghitung reliabilitas angket dengan rumus Alpha ( r11 ) sebagai berikut: 2 K ∑σ b r11 = 1 − σ t2 K −1 (Suharsimi Arikunto,2002:171) 39 Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ σ b2 = jumlah varians butir σ t2 = varians total Sebagai tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas suatu instrumen dapat menggunakan batasan dari JP. Guilford yang dikutip oleh Rodiah (1998). Dengan kriteria sebagai berikut : 0,800 – 1,000 : Sangat tinggi 0,600 – 0,799 : Tinggi 0,400 – 0,599 : Cukup 0,200 – 0,399 : Rendah < 0,200 : Sangat Rendah Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika harga t hitung > t tabel, dengan tingkat kepercayaan 99 % dan 95 % serta derajat kebebasan (n-2), maka item tersebut reliabel. F. Tekinik Analisis Data 1. Analisis Deskripsi Data Untuk sampai pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka data yang terkumpul perlu diolah atau dianalisis dengan teknikteknik yang benar. Teknik analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Apakah hipotesis dapat diterima atau tidak berdasarkan pertimbanganpertimbangan kepada hipotesis yang diuji, tujuan penelitian, jenis data dan 40 variabel penelitian, maka penulis memuruskan untuk memperoleh data secara statistik. Langkah-langkah yang ditempu dalam menganalisa data adalah sebagai berikut : 1. Hitung kembali jumlah lembar hasil test praktek responden. 2. Mengubah data ordinal pada variabel X dan Y menjadi interval, dengan cara memberikan bobot nilai atau skor pada option setiap hasil test praktek berdasarkan Skala Likert. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data yang berbentuk skala ordinal, dimana jarak satu dengan yang lainnya tidak sama. Seperti dikemukakan oleh Sugiyono (1992 : 41) bahwa : “ Skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari skala ini disebut data ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak satu dengan yang lainnya tidak sama”. Adapun jenjang yang terdapat dalam skala ordinal adalah sebagai berikut : sangat mampu, mampu, kurang mampu dan tidak mampu. Data ordinal merupakan data yang menggambarkan kualitas atau keadaan dari objek yang diteliti dan bersifat kualitatif. Untuk itu agar data ordinal dapat diolah dengan metode statistik maka data tersebut harus diubah menjadi data yang berbentuk bilangan atau data kuantitatif. Untuk mempermudah dalam mengolah data maka setiap hasil pengumpulan data responden diberi skor atau nilai sebagai berikut : 41 Tabel 3.3. Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban Pada Variabel X No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai 1. Sangat baik 4 2. baik 3 3. Kurang baik 2 4. Sangat Kurang 1 Tabel 3.4. Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban Pada Variabel Y No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai 1. Sangat terampil 4 2. Terampil 3 3. Kurang terampil 2 4. Tidak terampil 1 3. Menstabilkan data yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Menghitung skor yang diperoleh dari tiap responden b. Memberikan skor untuk hasil test praktek, pada variabel X dan variabel Y ke dalam skor standar Z-score dan T-score. Hal ini dilakukan dengan skor mentah yang didapat dan korelasi belum mempunyai arti apa-apa sebelum diolah, artinya dikonversi ke dalam Nilai Akhir (NA). Z= Xi − M SD 42 T − Skor = (Xi − M ) .10 + 50 SD Dimana : X = Data untuk masing-masing pengamat M = Mean/Rata-rata seluruh responden SD = Standar Deviasi SD = N .ΣX i2 − (ΣX i ) 2 N ( N − 1) (Sudjana, 1996:95) Teknis analisis data uji instrumen yang diukur normalis homogenitas dan perhitungan koefesien korelasi. Adapun langkah-langkah analisis data uji instrumen adalah sebagai berikut : - Jika datanya berdistribusi normal, dapat dilanjutkan dengan pengetesan homogenitas variansnya. - Jika homogen dilanjutkan dengan uji – T - Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non parametrik. - Jika datanya berdistribusi normal, tapi variansnya tidak homogen dapat dilanjutkan dengan uji – t. 43 2. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas Data Adapun dalam pengujian normalitas ini yang digunakan adalah uji normalitas Chi-kuadrat (χ2). Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghitung rentang skor ( R ) R = Skor tertinggi – Rkor terendah 2. Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + (3,3) Log n 3. Menentukan panjang kelas (P) P= R BK 4. Menentukan rata-rata (mean) M (X ) = ∑X N 5. Menentukan standar Deviasi (SD) SD = n ∑ X 2 − (∑ X ) 2 n (n − 1) 6. Menentukan batas luas daerah dengan menggunakan tabel “Luas daerah di bawah lengkung normal O ke Z”. 7. Menentukan luas daerah yakni selisih dari kedua batas. 8. Menentukan harga frekuensi yang diharapkan (Fh), yaitu dengan mengalikan luas daerah dengan jumlah responden. 9. Menentukan frekuensi hasil pengamatan (Ft) 44 10. Menentukan ( X 2 )hitung dengan rumus X 2 = ( Ft1 − Fh1 ) 2 Fh1 11. Menentukan dk dengan rumus : Dk = BK – 3 12. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.5. Uji Normalitas distribusi Skor Variabel X Interval Xti X Z Y Ft Fh Ft' Fh' Ft'-Fh' (Ft'-Fh')2 X2 ∑ Kriteria pengkajian : Χ2hitung < χ2tabel dengan taraf nyata 0,95 dengan derajat kebebasan (dk) = k – 3, maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya Χ2hitung > χ2tabel maka data berdistribusi tidak normal. Jika hasil pengujian normalitas distribusi variabel X dan variabel Y keduanya berdistribusi normal, maka analisa data menggunakan statistik parametrik. Sebaliknya jika salah satu berdistribusi normal atau keduanya tidak berdistribusi normal, maka analisa data statistik non parametrik. 3. Menghitung Koefesiensi Korelasi Menghitung korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antar variabel. Koefesien korelasi yang dipakai untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yang berjenis interval dan ratio 45 adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut : rxy = {nΣX nΣX i Yi − (ΣX i )(ΣYi ) 2 i }{ − (ΣX i ) 2 nΣYi 2 − (ΣYi ) 2 } Dimana : rxy = Koefesien korelasi ΣXi= jumlah harga Xi ΣYi= jumlah harga Yi n = jumlah sampel Sedangkan pedoman kriteria penafsiran koefesiensi korelasi menurut Siguyono (1997:216) sebagai berikut : Tabel 3.6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefesien Korelasi Interval Koefesien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat 46 4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang telah diajukan pada penelitian ini, diterima atau ditolak. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah diajukan, maka dapat diuji dengan rumus : t= r n−2 1− r2 Keterangan : t = Uji signifikan r = Koefesien korelasi n = Jumlah responden uji coba (Sudjana, 1996:380) Koefesien yang harus di uji adalah : Ha : ρ > 0, melawan Ho : ρ = 0 Dengan tingkat signifikan dan dk tertentu, dengan ketentuan : 1. Terima Ha apabila harga t hitung > t tabel 2. Terima Ho apabila harga t hitung < t tabel 5. Mencari Koefesien Determinasi Koefesien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya prosentase pengaruh pemberdayaan laboratotum kerja kayu terhadap peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 47 KD = r2 x 100 % Dimana : KD = koefesien determinasi r = nilai koefesien korelasi (Sudjana, 1996:354) 48 49