26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data
yang diperlukan sehingga mendapatkan hasil yang optimal (Suharsimi Arikunto :
1998). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan
untuk memperoleh gambaran tentang keadaan yang sedang berlangsung. Dalam
penelitian ini maksudnya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai
pemberdayaan laboratorium sebagai sarana pendukung pembelajaran dalam
meningkatkan mutu lulusan pada aspek psikomotor. Dari hasil telaah tersebut
dilakukan pengujian dengan statistik.
M. Ali (1985 : 120) mengemukakan bahwa “Metode penelitian deskriptif
digunakan untuk berupaya memencahkan masalah yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang”. Selanjutnya Winarno Surachmad (1990 : 140) mengemukakan
bahwa ciri-ciri metode penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:
1. memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada masa sekarang,
pada masalah-masalah yang aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian
dianalisis.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan maksud untuk
mengetahui
bagaimana
pendayagunaan
26
laboratoriun
kerja
kayu
dalam
27
meningkatkan kulitas atau mutu lulusan pada aspek psikomotor di SMK Negeri 4
Tangerang.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Di dalam Suatu penelitian, variabel yang dipakai biasanya terdiri dari
variabel bebas dan variabel terikat. Suprian AS (2001 : 38) mengatakan bahwa
“Variabel bebas adalah variabel perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk
diketahui pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat
adalah variabel yang timbul akibat dari variabel bebas”. Dengan demikian
variabel terikat menjadi tolak ukur dari keberhasilan variabel bebas. Suharsimi
Arikunto (1996 : 99) mengemukakan bahwa: “Variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya
beliau (1997 : 101) juga mengemukakan bahwa: “......Ada variabel yang
mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent
variabel (X). sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel
tergantung, variabel terikat atau dependen variabel (Y)”.
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi variabel meliputi :
1. Variabel
bebas,
yaitu
pemberdayaan
sarana
dan
prasarana
pembelajaran.
2. Variabel terikat, yaitu mutu lulusan.
Secara
skematis
hubungan
digambarkan sebagai berikut :
kedua
variabel
tersebut
dapat
28
Variabel X
Variabel Y
Pemberdayaan Prasarana dan
Mutu lulusan.
Sarana pembelajaran
Gambar 3.1. Hubungan antara variabel X dan variabel Y
2. Paradigma Penelitian
Untuk memperjelas gambar tentang
variabel-variabel penelitian,
dibawah ini dibuat paradigma penelitian sebagai kerangka pemikiran dalam
penelitian. Menurut Earl Babie yang dikutip Nana Sudjana (1993:1)
berpendapat bahwa paradigma adalah: ”Metode atau skema yang mendasar
yang merupakan pandangan mengenai sesuatu”. Pandangan tersebut belum
merupakan jawaban terhadap sesuatu persoalan akan tetapi memberi petunjuk
bagaimana persoalan tersebut sebaiknya ditelaah dan di pecah.
29
Pemberdayaan
Mutu lulusan.
prasarana
(variable Y)
dan
sarana
Siswa
pembelajaran
Jurusan
(variable X)
Teknik
Bangunan
SMK Negeri
4 Tangerang
Aspek yang
Aspek yang
diungkap yaitu:
diungkap yaitu:
Pemberdayaan
Keterampilan
laboratorium
psikomotor
Temuan
P
E
N
E
L
I
T
I
A
N
Kesimpulan
dan
Saran
kerja kayu.
: Tinjauan permasalahan
Gambar 3.2. Paradigma penelitian
C. Data dan Sumber
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99-100), “Data adalah hasil pencatatan
peneliti baik berupa fakta maupun angka”. Data-data ataupun fakta yang
terkumpul merupakan suatu variabel yang kemudian digunakan untuk mengisi
hipotesis penelitian. Jadi dalam hal ini data merupakan faktor ataupun angka yang
dijadikan bahan dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data
primer dilakukan melalui angket-angket yang disebar kepada siswa jurusan teknik
bangunan SMK Negeri 4 Tangerang, sedangkan untuk data sekunder dapat
diperoleh dari data Pengelolaan laboratorium SMK Negeri 4 Tangerang. Data
30
yang akan didapatkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, dengan jenis
data untuk variabel X dan Y adalah ordinal. Hasil dari jawaban pertanyaan
(instrument penelitian) peneliti terhadap responden, yaitu orang yang menjawab
atau merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti secara tertulis dimana responden
tersebut dianggap sebagai sumber data dan juga sebagai subjek penelitian.
“Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data itu dan data itu dicari
melalui teknik observasi dan komunikasi baik secara langsung maupun tak
langsung”. Adapun yang menjadi sumber data penelitian adalah sampel yang ada
dalam populasi siswa jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Suharsimi Arikunto (1997:11) mengatakan bahwa populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi.
Populasi penelitian adalah kelompok besar subjek penelitian,
sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar disebut
sampel penelitian (Moh. Ali:1993). Berdasarkan pengertian diatas maka
populasi dalam penelitian ini adalah siswa jurusan teknik bangunan SMK
Negeri 4 Tangerang. Adapun jumlah populasi siswa jurusan teknik bangunan
SMK Negeri 4 Tangerang sebagai berikut:
31
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian
KELAS
JUMLAH SISWA
I SP1
29
I SP2
27
I SP3
30
II TPK
19
Jumlah
105
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan keseluruhan dari populasi yang diteliti, yang
karakteristiknya mewakili populasi tersebut. Menurut Suprian AS. (2001:78)
“Banyaknya sampel yang dipergunakan dalam penelitian tidak menurut aturan
yang tegas. Pada umumnya untuk sampel sebanyak 30 orang sudah cukup.
Ada pula pendapat sampel dipilih kira-kira 10 % - 50 %”.
Pendapat lain menyatakan jumlah prosentase yang memungkinkan
untuk dijadikan sampel adalah menurut Suharsimi Arikunto (1992:107) yang
mengungkapkan bahwa: ”Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian ini mengambil
sampel sebanyak 40 siswa dari jumlah populasi, sedangkan 20 siswa
lainnya dipergunakan untuk uji coba instrument.
32
E. Teknik Pengumpulan Data, Kisi-kisi, dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara-cara atau langkah-langkah yang
ditempuh untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan permasalahan
penelitian. Dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu
sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan
dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
1. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui
jumlah populasi penelitian, dalam hal ini jumlah siswa jurusan
teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang.
2. Observasi,
Observasi secara singkat dapat diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang
tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada suatu objek
penelitian.
”Mengamati
bukanlah
sekedar
menatap
atau
memperhatikan benda, kejadian atau pengamatan lewat mata.
Menggunakan teknik
interview, tes, atau
kuesioner, juga
digolongkan sebagai mengamati”. (Suharsimi Arikunto, 1998
:237).
Dalam penelitian ini, penyusunan skala sikap mengambil model skala
Likert, dengan pertimbangan sesuai dengan pendapat Nasution S (1983:75)
33
bahwa: ”Skala Likert memiliki rehabilitas tinggi dalam mengukur manusia
berdasarkan intensitas sikap tertentu serta skala ini sangat fleksibel, lebih
fleksibel dari teknik pengukuran lain”. Adapaun nama dan bentuk alat
pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan
untuk mengumpulkan data tersebut dengan format. Untuk variabel X
menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket dengan empat pilihan
jawaban, yaitu sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang, dengan skor
4-1. Sedangkan untuk variabel Y mengunakan test praktek dengan empat
skala kemampuan, yaitu Sangat terampil, terampil, kurang terampil dan tidak
terampil. Dalam penilaianya diberi rentang Skor 4-1.
2. Kisi-kisi dan instrumen
Untuk menguji hipotesis, diperlukan data yang benar, cermat, serta
akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung kepada
kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data yang
diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan
(instrument) serta sumber data.
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dokumentasi untuk variabel X dan test praktek untuk variabel Y, sehingga dari
test praktek inilah diharapkan data utama yang berhubungan dengan masalah
penelitian dapat terpecahkan. Adapun test praktek yang dipergunakan disusun
berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan. Kisi-kisi instrumen
penelitian memuat : variabel X adalah pemberdayaan prasarana dan sarana
pembelajaran; aspek yang diungkap adalah pendayagunaan laboratorium kerja
34
kayu, indikatornya adalah persyaratan laboratorium, penggunaan dan
pemeliharaan laboratorium, peralatan laboratorium, dan variabel Y adalah
mutu lulusan, aspek yang diungkap adalah keterampilan psikimotor,
indikasinya adalah keterampilan penggunaan alat-alat dan instrumen tertentu.
Setelah menentukan jenis instrumen, langkah selanjutnya adalah
menyusun pertanyaan-pertanyaan (perintah-perintah) dengan responden siswa
jurusan teknik bangunan SMK Negeri 4 Tangerang.
Penyusunan pertanyaan (perintah) diawali dengan membuat kisi-kisi
instrumen. Kisi-kisi memuat aspek yang akan di ungkap melalui pertanyaan
(perintah). Aspek yang akan diungkap bersumber dari masalah penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1.
3. Uji Coba Instrumen
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian, instrumen
penelitian harus memilih tingkat keshahihan serta keterandalan (validitas dan
reabilitas). Pendapat Suharsimi Arikunto (1993:135) menyatakan bahwa:
“Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu
valid dan reliabel. Untuk mengetahui hal tersebut instrumen penelitian harus
di uji coba terhadap subjek yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
sampel penelitian”.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah dokumentasi
dan observasi langsung berupa test praktek. Sebelum dilakukan pengumpulan
data yang sebenarnya dilakukan penyusunan instrumen dan diuji cobakan
35
kepada responden yang sama dengan responden yang telah ditentukan sebagai
sumber data penelitian.
Maksud dari uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan angket yang telah disusun
untuk koreksi. Pada uji coba instrumen ini, yang di uji cobakan adalah
validitas dan reliabilitasnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto (1998:158) bahwa: “Instrumen yang baik harus memenuhi
dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel”. Sedangkan menurut
Suprian AS, (1990:36) yaitu: ” Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika
mengukur betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur
dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut mengukur apa yang diukurnya,
artinya kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur
yang sama”.
Secara rinci penjabaran uji validitas dan reliabilitas angket
penelitian ialah sebagai berikut :
a. Uji Validitas
Sesuai yang dikemukakan oleh Suprian AS (1998:10) validitas
adalah menyatakan ketepatan dan kemampuan suatu instrumen untuk
melaksanakan fungsinya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan, mamapu mengungkap data dari
variabel yang diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah (Arikunto, 1996:158). Untuk menguji tingkat validitas alat
36
ukur ini digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan
oleh Person sebagai berikut :
rxy =
{nΣX
nΣX i Yi − (ΣX i )(ΣYi )
2
i
}{
− (ΣX i ) 2 nΣYi 2 − (ΣYi ) 2
}
Keterangan :
rxy
= Koefesien korelasi
Σ xiyi = Jumlah Perkaitan antara skor suatu butir dengan skor normal
Σ xi = Jumlah skor total dari seluruh responden dalam menjawab 1 soal
yang diperiksa validitasnya
Σ yi = Jumlah total seluruh responden dalam menjawab seluruh soal pada
instrumen tersebut
n
= Jumlah responden uji coba
(Suprian AS, 2001:95)
Pengujian validitas dilakukan dengan cara analisis butir (anabut)
sehingga perhitungannya merupakan perhitungan setiap item. Hasil
perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan kedalam tabel harga
Product Moment dengan taraf kepercayaan 95 %. Kriteria pengujian
validitas adalah jika rhitung > rtabel maka butir tersebut signifikan dan valid.
Jika suatu butir tidak valid, maka butir tersebut harus dibuang atau
tidak dipakai sebagai pertanyaan kuesioner (Singarimbun, 1989 : 139).
Berikut adalah kriteria validitas suatu penelitian menurut Suprian AS
(2001:94) :
37
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Suatu Penelitian
0,80 < rxy ≤ 1,00
Validitas Sangat Tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80
Validitas Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60
Validitas Sedang
0,20 < rxy ≤ 0,40
Validitas Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20
Validitas Sangat Rendah
rxy ≤ 0,00
Tidak Valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup kuat dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul
data. Untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dalam
penelitian ini reliabel, maka dilakukan uji reliabilitas instrumen.
Pengertian reliabilitas menurut Suprian AS (2000:97) adalah keajegan
(konsisten) terhadap hasil pendeteksian yang dilakukan oleh suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatan reliabel jika memberikan hasil
pendeteksian yang tidak jauh berbeda atau relatif sama terhadap objek
yang sejenis.
Dalam menguji reliabilitas alat ukur atau angket, dalam penelitian
ini digunakan rumus koefisien Alpha, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
38
a.
Mencari harga varians tiap butir ( σ b2 )
(∑ X )
2
σ =
∑X
2
2
b
N
N
Keterangan:
b.
σ b2
= Harga varians total
∑X2
= jumlah kuadrat skor total
(∑ X 2 )
= Kuadrat dari skor total
N
= Jumlah responden
Mencari harga varians total ( σ b2 )
(∑Y )
2
σ b2 =
∑Y
2
N
N
Keterangan:
c.
σ b2
= Harga varians total
∑Y 2
= jumlah kuadrat skor total
(∑ Y 2 )
= Kuadrat dari skor total
N
= Jumlah responden
Menghitung reliabilitas angket dengan rumus Alpha
( r11 )
sebagai
berikut:
2
 K   ∑σ b 
r11 = 
1
−


σ t2 
 K −1 
(Suharsimi Arikunto,2002:171)
39
Keterangan:
r11
= Reliabilitas instrumen
K
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σ b2
= jumlah varians butir
σ t2
= varians total
Sebagai tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
suatu instrumen dapat menggunakan batasan dari JP. Guilford yang
dikutip oleh Rodiah (1998). Dengan kriteria sebagai berikut :
0,800 – 1,000
: Sangat tinggi
0,600 – 0,799
: Tinggi
0,400 – 0,599
: Cukup
0,200 – 0,399
: Rendah
< 0,200
: Sangat Rendah
Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika harga t
hitung
> t
tabel,
dengan tingkat kepercayaan 99 % dan 95 % serta derajat kebebasan (n-2),
maka item tersebut reliabel.
F. Tekinik Analisis Data
1. Analisis Deskripsi Data
Untuk sampai pada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini, maka data yang terkumpul perlu diolah atau dianalisis dengan teknikteknik yang benar. Teknik analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis.
Apakah hipotesis dapat diterima atau tidak berdasarkan pertimbanganpertimbangan kepada hipotesis yang diuji, tujuan penelitian, jenis data dan
40
variabel penelitian, maka penulis memuruskan untuk memperoleh data secara
statistik. Langkah-langkah yang ditempu dalam menganalisa data adalah
sebagai berikut :
1. Hitung kembali jumlah lembar hasil test praktek responden.
2. Mengubah data ordinal pada variabel X dan Y
menjadi interval,
dengan cara memberikan bobot nilai atau skor pada option setiap hasil
test praktek berdasarkan Skala Likert. Data yang diperoleh dari hasil
penelitian merupakan data yang berbentuk skala ordinal, dimana jarak
satu dengan yang lainnya tidak sama. Seperti dikemukakan oleh
Sugiyono (1992 : 41) bahwa : “ Skala yang berjenjang dimana sesuatu
lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari skala ini
disebut data ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak satu dengan
yang lainnya tidak sama”. Adapun jenjang yang terdapat dalam skala
ordinal adalah sebagai berikut : sangat mampu, mampu, kurang
mampu dan tidak mampu. Data ordinal merupakan data yang
menggambarkan kualitas atau keadaan dari objek yang diteliti dan
bersifat kualitatif. Untuk itu agar data ordinal dapat diolah dengan
metode statistik maka data tersebut harus diubah menjadi data yang
berbentuk bilangan atau data kuantitatif. Untuk mempermudah dalam
mengolah data maka setiap hasil pengumpulan data responden diberi
skor atau nilai sebagai berikut :
41
Tabel 3.3. Kriteria Pemberian Skor Terhadap
Alternatif Jawaban Pada Variabel X
No.
Alternatif Jawaban
Bobot Nilai
1.
Sangat baik
4
2.
baik
3
3.
Kurang baik
2
4.
Sangat Kurang
1
Tabel 3.4. Kriteria Pemberian Skor Terhadap
Alternatif Jawaban Pada Variabel Y
No.
Alternatif Jawaban
Bobot Nilai
1.
Sangat terampil
4
2.
Terampil
3
3.
Kurang terampil
2
4.
Tidak terampil
1
3. Menstabilkan data yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Menghitung skor yang diperoleh dari tiap responden
b. Memberikan skor untuk hasil test praktek, pada variabel X dan
variabel Y ke dalam skor standar Z-score dan T-score. Hal ini
dilakukan dengan skor mentah yang didapat dan korelasi belum
mempunyai arti apa-apa sebelum diolah, artinya dikonversi ke
dalam Nilai Akhir (NA).
Z=
Xi − M
SD
42
T − Skor =
(Xi − M )
.10 + 50
SD
Dimana :
X = Data untuk masing-masing pengamat
M = Mean/Rata-rata seluruh responden
SD = Standar Deviasi
SD =
N .ΣX i2 − (ΣX i ) 2
N ( N − 1)
(Sudjana, 1996:95)
Teknis analisis data uji instrumen yang diukur normalis
homogenitas dan perhitungan koefesien korelasi. Adapun langkah-langkah
analisis data uji instrumen adalah sebagai berikut :
-
Jika datanya berdistribusi normal, dapat dilanjutkan dengan pengetesan
homogenitas variansnya.
-
Jika homogen dilanjutkan dengan uji – T
-
Jika datanya tidak berdistribusi normal, maka digunakan statistik non
parametrik.
-
Jika datanya berdistribusi normal, tapi variansnya tidak homogen dapat
dilanjutkan dengan uji – t.
43
2. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas Data
Adapun dalam pengujian normalitas ini yang digunakan adalah uji
normalitas Chi-kuadrat (χ2). Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Menghitung rentang skor ( R )
R = Skor tertinggi – Rkor terendah
2. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + (3,3) Log n
3. Menentukan panjang kelas (P)
P=
R
BK
4. Menentukan rata-rata (mean)
M (X ) =
∑X
N
5. Menentukan standar Deviasi (SD)
SD =
n ∑ X 2 − (∑ X ) 2
n (n − 1)
6. Menentukan batas luas daerah dengan menggunakan tabel “Luas
daerah di bawah lengkung normal O ke Z”.
7. Menentukan luas daerah yakni selisih dari kedua batas.
8. Menentukan harga frekuensi yang diharapkan (Fh), yaitu dengan
mengalikan luas daerah dengan jumlah responden.
9. Menentukan frekuensi hasil pengamatan (Ft)
44
10. Menentukan ( X 2 )hitung dengan rumus X 2 =
( Ft1 − Fh1 ) 2
Fh1
11. Menentukan dk dengan rumus :
Dk = BK – 3
12. Selanjutnya hasil perhitungan tersebut dimasukkan kedalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.5. Uji Normalitas distribusi Skor Variabel X
Interval
Xti
X
Z
Y
Ft
Fh
Ft'
Fh'
Ft'-Fh'
(Ft'-Fh')2
X2
∑
Kriteria pengkajian :
Χ2hitung < χ2tabel dengan taraf nyata 0,95 dengan derajat
kebebasan (dk) = k – 3, maka data berdistribusi normal. Dan
sebaliknya Χ2hitung > χ2tabel maka data berdistribusi tidak normal. Jika
hasil pengujian normalitas distribusi variabel X dan variabel Y
keduanya berdistribusi normal, maka analisa data menggunakan
statistik parametrik. Sebaliknya jika salah satu berdistribusi normal
atau keduanya tidak berdistribusi normal, maka analisa data statistik
non parametrik.
3. Menghitung Koefesiensi Korelasi
Menghitung korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan
untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antar variabel. Koefesien korelasi yang dipakai
untuk mengetahui korelasi antara dua variabel yang berjenis interval dan ratio
45
adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, dengan rumus
sebagai berikut :
rxy =
{nΣX
nΣX i Yi − (ΣX i )(ΣYi )
2
i
}{
− (ΣX i ) 2 nΣYi 2 − (ΣYi ) 2
}
Dimana :
rxy = Koefesien korelasi
ΣXi= jumlah harga Xi
ΣYi= jumlah harga Yi
n
= jumlah sampel
Sedangkan pedoman kriteria penafsiran koefesiensi korelasi
menurut Siguyono (1997:216) sebagai berikut :
Tabel 3.6 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefesien Korelasi
Interval Koefesien
Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
Sangat Rendah
0,20 - 0,399
Rendah
0,40 - 0,599
Sedang
0,60 - 0,799
Kuat
0,80 - 1,000
Sangat Kuat
46
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang
telah diajukan pada penelitian ini, diterima atau ditolak. Untuk menguji
kebenaran hipotesis yang telah diajukan, maka dapat diuji dengan rumus :
t=
r n−2
1− r2
Keterangan :
t
= Uji signifikan
r
= Koefesien korelasi
n
= Jumlah responden uji coba
(Sudjana, 1996:380)
Koefesien yang harus di uji adalah :
Ha : ρ > 0, melawan Ho : ρ = 0
Dengan tingkat signifikan dan dk tertentu, dengan ketentuan :
1. Terima Ha apabila harga t hitung > t tabel
2. Terima Ho apabila harga t hitung < t tabel
5. Mencari Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya
prosentase pengaruh pemberdayaan laboratotum kerja kayu terhadap
peningkatan mutu lulusan pada aspek psikomotor, rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
47
KD = r2 x 100 %
Dimana :
KD
= koefesien determinasi
r
= nilai koefesien korelasi
(Sudjana, 1996:354)
48
49
Download