hubungan pengetahuan tentang pengendalian kadar gula darah

advertisement
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGENDALIAN
KADAR GULA DARAH DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIK
PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
Agus Santosa 1, Ihda Maulida Nihayatun Nikmah2
1
Nursing department Muhammadiyah university Purwokerto
2
Nursing Accademi Pragolopati pati
Abstrck
Background: Perevalensi patients with diabetic ulcers in Indonesia amounted to 15%
of patients with diabetes mellitus. Most of the treatment of diabetes mellitus is always
associated with diabetic ulcers. In an effort to control blood sugar levels are appropriate,
patients with diabetes also need to have knowledge about the disease. Knowledge of
patients with diabetes mellitus, can be seen in the attitudes and skills such as in efforts
to control / control of blood sugar levels
Objective: this study to determine the relationship of knowledge regarding the control
of blood sugar levels with the incidence of diabetic ulcers in patients with diabetes
mellitus
Method: This study is an observational analytic cross-sectional study design. The
population in this study were all patients who suffer from Diabetes Mellitus Diabetic
ulcers in hospitals RAA Soewondo Starch, while the samples used were 50 respondents.
Analysis used to determine the relationship of knowledge regarding the control of blood
sugar levels with the incidence of diabetic ulcers using the chi-square test
Resulth: Most of the patients' knowledge level of control of blood sugar levels are
categorized as less as many as 31 (62%). Diabetic ulcer incidence of 50 patients
suffering from diabetes mellitus as much (38%). There is a significant relationship
between knowledge about blood sugar control with the incidence of diabetic ulcers with
p <0.005 and the value of RR 2:22.
Conclution: Less knowledge about blood sugar control in people with diabetes are at
risk 2:22 times greater incidence of diabetic ulcers
Keywords: Knowledge Blood Sugar Control, Diabetic Ulcers
Pendahuluan
dunia yang berusia 20 hingga 79 tahun
Dalam suatu analisis yang dilakukan
menderita DM dan pada tahun 2025
olah Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada
diperkirakan meningkat menjadi 333 juta
tahun 2003 menyebutkan bahwa penderita
jiwa.
diabetes mellitus yang berjumlah 194 juta
maupun
jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk
Federation), memaparkan data angka
Menurut
IDF
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
estimasi
data
(International
WHO
Diabetes
Page 1
kasus diabetes di Indonesia berdasarkan
Menurut
kriteria
diagnostik
hasil survey tahun 2008 menempati urutan
Perkumpulan
Endokrinologi
Indonesia
ke empat tertinggi di dunia setelah Cina,
(PERKENI)
tahun
seseorang
India dan Amerika yaitu 8,4 juta jiwa dan
didiagnosa menderita diabetes mellitus
diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta
jika mempunyai kadar glukosa darah
jiwa pada tahun 2025 mendatang. Dalam
sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa
profil Kesehatan Indonesia tahun 2005,
darah puasa >126 mg/dl. Manifestasi
diabetes mellitus berada pada urutan ke
klinis diabetes mellitus yang sangat khas
enam dari 10 penyakit utama pada pasien
adalah meningkatnya frekuensi berkemih
rawat jalan di rumah sakit di Indonesia. 1
(poliuria),
rasa
2006,
haus
berlebihan
Berdasarkan laporan data di rumah
(polidipsia), rasa lapar yang semakin besar
sakit dan puskesmas, prevalensi diabetes
(polifagia), keluhan lelah dan mengantuk,
mellitus di Provinsi Jawa Tengah pada
serta penurunan berat badan. 3
tahun 2008 sebesar 0,16%, mengalami
Penyakit
DM
seumur
tahun 2007 sebesar 0,09%. Sedangkan di
disembuhkan, akan tetapi kadar glukosa
provinsi Jawa Timur, penduduk yang
darah dapat dikendalikan sedemikian rupa
berusia 20 tahun kebawah yang menderita
sehingga
diabetes
glukosa orang normal atau dalambatas
sebanyak
1.47
%,
dan
penyakit
peningkatan bila dibandingkan prevalensi
mellitus
hidup
adalah
selalu
tidak
sama
dengan
normal.
minimal
terkendali dan tertangani dengan baik bisa
ribu
penderita
DM,
diperkirakan di Kota Madya Surabaya
glukosa
yang
kadar
dengan penduduk 30 juta jiwa terdapat
300
Kadar
dapat
tidak
mengakibatkan berbagai komplikasi. 4
(KMS) terdapat 30 ribu penderita dan
Komplikasi diabetes mellitus terbagi
untuk seluruh Indonesia minimal 2,5 juta
menjadi dua yaitu komplikasi akut dan
orang penderita DM. Dan di provinsi Jawa
kronis. Komplikasi akut merupakan pada
Tengah tepatnya di kota Semarang sebesar
diabetes
0,84%. Dan di dapatkan data dari Dinas
dengan
Kesehatan Semarang tahun 2011 jumlah
darah
penderita DM di Propinsi Jawa Tengah
termasuk
komplikasi
sebanyak 509.319 orang. Pada tahun 2007
Diabetik
ketoasidosis
di Kabupaten Pati terdapat 1.248 yang
Hiperosmolar Non Ketonik (KHNN),
melaporkan kasus diabetes mellitus. 2
Hipoglikemia.
Sedangkan komplikasi
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 2
mellitus
yang
keseimbangan
dalam
jangka
berhubungan
kadar
glukosa
pendek,
akut
yang
meliputi,
(DKA),
Koma
kronik yaitu Diabetes Mellitus pada
didapatkan
dasarnya terjadi pada semua pembuluh
ganggren diabetik berkisar antara17-32%,
darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati
sedangkan laju amputasi berkisar 15-30
Diabetik) yang dibagi menjadi dua yaitu
%. 6
makrovaskuler
dan
mikrovaskuler.
angka
kematian
ulkus
/
Masalah ulkus kaki diabetes akan
Makrovaskuler meliputi penyakit ginjal,
memberikan
penyakit mata, neuropati. Makrovaskuler
hilangnya
meliputi
koroner,
berkurangnya upaya kerja dan tidak jarang
(menyebabkan
pemutusan hubungan kerja bagi mereka
pembuluh
penyakit
darah
jantung
kaki
ulkus), dan pembuluh darah ke otak. 5
Perevalensi penderita ulkus diabetik
yang
dampak
kesempatan
diamputasi.
Selain
berdampak
pada
di Indonesia sebesar 15% dari penderita
Lamanya
hari
diabetes
menghabiskan biaya
mellitus.
Sebagian
besar
sosial
masalah
berupa
kerja,
itu
juga
keuangan.
perawatan
ulkus
pengobatan yang
perawatan diabetes mellitus selalu terkait
sangat mahal dan sering tidak terjangkau
dengan dengan ulkus diabetik. Angka
oleh
kematian dan angka amputasi masih
perawatan ulkus dan stoma WOCARE
tinggi, masing-masing sebesar 32,5% dan
Clinic, perawatan ulkus kaki diabetes
23,5%. Nasib penderita diabetes mellitus
menghabiskan rata-rata empat hingga lima
paska amputasi masih sangat buruk
juta rupiah dengan
sebanyak 14,3% akan meninggal dalam
berkisar dua-tiga bulan. 7
setahun paska amputasi dan sebanyak
masyarakat
Kurangnya
umum.
klinik
lama penyembuhan
aliran
saraf
Di
akan
darah
yang
37% akan meninggal 3 tahun paska
menuju
mengakibatkan
amputasi. 2
kerusakan saraf yang bisa menyebabkan
Pasien diabetes melitus memiliki
kulit lebih sering mengalami cedera
resiko 2-4 kali lebih besar mengalami
karena penderita tidak dapat meredakan
tindakan amputasi dibandingkan dengan
perubahan
non diabetes. Menurut Yunir, setiap 30
Berkurangnya aliran darah ke kulit juga
detik terjadi amputasi pada kaki diabetik
bisa menyebabkan ulkus diabetik dan
diseluruh dunia, 60%-80% amputasi non
semua penyembuhan luka berjalan lambat.
traumatik disebabkan oleh diabetik, 80 %
Ulkus
amputasi kaki diabetes didahului oleh
hiperglikemia
ulkus. Dari beberapa pusat penelitian
Penderita diabetes mellitus juga harus
tekanan
diabetik
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
yang
maupun
terjadi
suhu.
karena
berkepanjangan.
Page 3
tahu cara pengendalian kadar gula darah,
kejadian ulkus diabetik
perawatan
diabetes mellitus
kaki,
olahraga,
kebiasaan
pada pasien
makan, dan tingkat pengetahuan. Jika
pengetahuan pasien kurang maka akan
Metode
mengakibatkan terjadinya ulkus.8 Seperti
Penelitian ini dilakukan dengan
yang dikemukakan oleh peneliti Hidayah
menggunakan
metode
pada tahun 2011 di Rumah Sakit Umum
observasional
dengan
Pusat
analitik
menggunakan
10
Haji
Malik
Medan,
tingkat
pengetahuan
pasien
diabetes
mellitus
dilakukan di RSUD RAA Soewondo Pati.
tentang resiko terjadinya ulkus diabetik
Populasi penelitian ini adalah semua
dalam kategori cukup sebanyak 54,71%.9
pasien diabetes mellitus yang menderita
Dalam upaya mengendalikan kadar
gula darah yang tepat, pasien diabetes
pendekatan crossectional.
ulkus diabetik sedangkan jumlah sampel
yang digunakan berjumlah 50 sampel.
mellitus juga perlu memiliki pengetahuan
mengenai
penyakitnya.
Penelitian ini
Variabel bebas dalam penelitian ini
Pengetahuan
adalah pengetahuan tentang pengendalian
pasien diabetes mellitus, dapat terlihat
kadar gula darah pada pasien DM
dalam sikap dan ketrampilannya seperti
sedangkan
dalam upaya pengendalian / pengontrolan
penelitian ini adalah kejadian ulkus
kadar gula darah. Pengetahuan pada
diabetik.
pasien diabetes mellitus dipengaruhi pada
untuk
latar belakang sosial, etnik, ekonomi, gaya
pengendalian kadar gula darah diukur
hidup, pola makan, kepercayaan dan
dengan menggunakan kuesioner yang
tingkat
Berdasarkan
telah terlebih dahulu di uji kevalidannya.
penelitian-penelitian diatas dan didukung
Pengolahan data dalam penelitian ini
oleh teori, dapat disimpulkan bahwa
menggunakan
kurangnya pengetahuan dan pemahaman
dengan menggunakan rumus chi square
pendidikan.
variabel
Instrument
mengukur
paket
terikat
yang
dalam
digunakan
pengetahuan
program
SPSS
dari pasien diabetes mellitus terhadap
risiko terjadinya ulkus diabetik.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Oleh karena itu, peneliti menjadi
tertarik
untuk
melakukan
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
penelitian
sebagian besar responden dalam penelitian
mengenai hubungan pengetahuan tentang
ini berjenis kelamin laki-laki yaitu 28
pengendalian kadar gula darah dengan
(56%)
dan
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
sisanya
adalah
berjenis
Page 4
kelamin perempuan yaitu 22 (31.7%).
pekerjaan responden sebagai swasta yaitu
Umur responden dalam penelitian ini
sebanyak 15 (30%), sedangkan pekerjaan
sebaian besar berumur >60 tahun yaitu
terbanyak
sebanyak 50 (50%), responden yang
penelitian ini adalah sebagai tani yaitu
berumur 50-60 tahun sebanyak 19 (38%)
sebanyak 13 (26%).
sedangkan responden yang berumur <50
tahun sebanyak 6 (12%).
kedua
Lama
diderita
responden
penyakit
responden
diabetes
yang
<10
dalam
yang
tahun
pendidikan
sebanyak 11 (22%) sedangkan yang ≥10
responden adalah SMP yaitu sebanyak 24
tahun yaitu sebanyak 39 (48%). Sebanyak
(48%) dan SMA sebanyak 10 (20%)
26 (52%) responden dalam penelitian ini
sedangkan sisanya berpendidikan SD dan
pernah memperoleh informasi tentang DM
Diploma. Pekerjaan responden dalam
dan sebanyak 24 (48%) tidak pernah
penelitian ini beragam, sebagian besar
mendapatkan
Sebagian
besar
informasi
tentang
DM.
Tabel. 1. Karakteristik Responden
No
Karakteristik
1.
Jenis kelamin
2.
Umur
3.
Pendidikan
4.
Pekerjaan
5.
Lama penyakit
6.
Informasi DM
Kategori
Laki-laki
Perempuan
<50 tahun
50-60 tahun
>60 tahun
SD
SMP
SMA
Diploma
Sarjana
Swasta
Tani
Pensiunan
IRT
PNS
<10 tahun
≥10 tahun
Pernah
Tidak pernah
Hasil analisis tingkat pengetahuan
Frekuensi
(n=50)
28
22
6
19
25
9
24
10
6
1
15
13
9
9
4
11
39
26
24
menunjukkan
sebagian
Persentase
(%)
56%
44%
12%
38%
50%
18%
48%
20%
12%
2%
30%
26%
18%
18%
8%
22%
78%
52%
48%
besar
tingkat
tentang pengendalian kadar gula darah
pengetahuan pasien tentang pengendalian
pada
kadar gula darah masuk dalam kategori
pasien
diabetes
mellitus
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 5
kurang yaitu sebanyak 31 (62%), dan
Hasil analisis terhadap hubungan
sebanyak 19 (38%) tingkat pengetahuan
pengetahuan tentang pengendalian kadar
pasien tentang pengendalian kadar gula
gula darah dengan kejadian ulkus diabetik
darah masuk dalam kategori baik (Tabel
pada
2). Hasil analisis terhadap kejadian ulkus
menunjukkan
diabetik pada pasien diabetes mellitus
signifikan antara pengetahuan tentang
menunjukkan pasien yang mengalami
pengendalian gula darah dengan kejadian
kejadian ulkus diabetik yaitu sebanyak 24
ulkus diabetik dengan nilai signifikansi
(38%), dan sebanyak 26 (62%) tidak
p<0,05 dan nilai RR sebesar 2.22 yang
mengalami kejadian ulkus diabetik (Tabel
artinya penetahuan tentang pengendalian
3).
gula darah yang kurang maka 2.22 kali
pasien
diabetes
ada
mellitus
hubungan
yang
lebih tinggi akan mengalami kejadian
ulkus diabetik (Tabel 4).
Tabel.2. Tingkat Pengetahuan Tentang Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien
Diabetes Mellitus
No
Pengetahuan
1.
Baik
2.
Total
Kurang
Frekuensi
(n=50)
19
Persentase
(%)
38%
31
50
62%
100%
Tabel.3. Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus
No
Pengetahuan
Frekuensi
(n=50)
1.
Ya
24
2.
Total
Tidak
26
50
Persentase
(%)
38%
62%
100%
Tabel.4. Hubungan Pengetahuan Tentang Pengendalian Kadar Gula Darah Dengan
Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus
Variable
Kejadian Ulkus
Total
RR
Sig
Ya
Tidak
Pengetahuan
Baik
4
15
19
2.22
0.003
Kurang
Total
20
11
31
24
26
50
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 6
pekerjaan responden sebagai swasta yaitu
Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di ruang
sebanyak 15 (30%), sedangkan pekerjaan
penyakit dalam RSUD RAA Soewondo
terbanyak
Pati. Jumlah sampel yang digunakan
penelitian ini adalah sebagai tani yaitu
dalam
sebanyak 13 (26%).
penelitian
ini
berjumlah
50
reponden pasien dengan diabetes mellitus.
kedua
Lama
responden
penyakit
diabetes
diderita
didapatkan
responden
sebanyak 11 (22%) sedangkan yang ≥10
dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-
tahun yaitu sebanyak 39 (48%). Hasil
laki yaitu 28 (56%) dan sisanya adalah
penelitian ini sesuai dengan teori menurut
berjenis kelamin perempuan yaitu 22
Hastuti, (2008) yang menyatakan faktor-
(31.7%).
dalam
faktor risiko terjadinya ulkus diabetik
penelitian ini sebaian besar berumur >60
pada penderita diabetes salah satunya
tahun yaitu sebanyak 50 (50%), responden
adalah lama DM ≥ 10 tahun.
Umur
besar
responden
yang berumur 50-60 tahun sebanyak 19
(38%)
sedangkan
responden
yang
berumur <50 tahun sebanyak 6 (12%).
Responden yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
pasien
dengan
Sebanyak
26
yang
<10
yang
Dari hasil analisis karakteristik responden
sebagian
responden
dalam
(52%)
tahun
responden
dalam penelitian ini pernah memperoleh
informasi tentang DM dan sebanyak 24
(48%)
tidak
informasi
pernah
tentang
mendapatkan
DM.
Informasi
diabetes mellitus tipe II dimana menurut
mengenai diabtes mellitus ini sangat
Stein, (2001) sebagian besar penderita
diperlukan bagi penderita diabetes guna
diabetes melitus tipe II berumur diatas 40
mengendalikan kadar gula darahnya, bila
tahun.11 Hasil penelitian ini sesuai dengan
informasi
hasil penelitian sebelumnya yang yang
menurunkan
menemukan rata-rata penderita diabetes
mengenai pengendalian gula darahnya,
mellitus tipe II berusia 50-70 tahun.12
sehingga resiko komplikasi diabetespun
Sebagian
besar
pendidikan
kurang
maka
pengetahuan
beresiko
responden
akan meningkat pula.
responden adalah SMP yaitu sebanyak 24
Hasil analisis tingkat pengetahuan
(48%) dan SMA sebanyak 10 (20%),
tentang pengendalian kadar gula darah
sedangkan sisanya berpendidikan SD dan
pada pasien diabetes mellitus didapatkan
Diploma. Pekerjaan responden dalam
data sebagian besar tingkat pengetahuan
penelitian ini beragam, sebagian besar
pasien tentang pengendalian kadar gula
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 7
darah masuk dalam kategori kurang yaitu
sesuai; 7) Menyuntik insulin sendiri pada
sebanyak 31 (62%), dan sebanyak 19
tempat yang tepat dengan preparat dan
(38%) tingkat pengetahuan pasien tentang
dosis
pengendalian kadar gula darah masuk
kemungkinan
dalam kategori baik. Dari hasil penelitian
insulin; 8) Memantau terapi secara cermat
ini bisa disimpulkan bahwa responden
dan pengukuran glukosa darah dirumah;
kurang adanya informasi yang di datat
9) Perawatan pada mata dan kaki mungkin
sehingga mempengaruhi pengetahuan dia
diperlukan
mengenai pengendalian kadar gula darah,
sehingga
saat
dilakukan
penelitian
yang
benar,
dan
komplikasi
menyadari
akan
terapi
Hasil analisis terhadap kejadian
ulkus
diabetik
diabetes
mellitus
sebagian besar kurang pada responden.
didapatkan dalam penelitian ini yang
pendekatan
responden
yang
yang
mengalami kejadian ulkus diabetik yaitu
terkoordinasi (dokter, pasien, pendidik
sebanyak 24 (38%), dan sebanyak 26
keperawatan, ahli diet, keluarga) penderita
(62%) tidak mengalami kejadian ulkus
diabetes harus diberikan informasi atau
diabetik. Dari hasil peneltian ini dapat
pengetahuan
patofisiologi,
dilihat bahwa kejadian ulkus diabetik pada
terapi (diet, olah raga, obat oral, insulin),
pasien dengan diabetes mellitus sangatlah
pemantauan
tinggi.11
mengenai
glukosa
tim
50
pasien
diperoleh hasil tingkat pengetahuan yang
Melalui
dari
pada
dirumah,
dan
komplikasi diabetes akut dan kronis. 11
Factor
Keterampilan dasar yang diperlukan
resiko
komplikasi
ulkus
diabetik pada pasien diabetes terjadi
pada pasien dan keluarga diantaranya: 1)
karena
Memahami patofisiologi penyakit; 2)
obesitas,
Mentaati regimen terapi yang dibuat oleh
hemoglobin (HbA1C) tidak terkontrol,
dokter, pendidik perawat dan ahli diet; 3)
kadar glukosa darah tidak terkontrol,
Mempertahankan pebgendalian glikemia
insusifiensi
pada tingkat yang sebaik mungkin; 4)
aterosklerosis yang disebabkan (kolesterol
Mentaati rencana makan yang pantas yang
total tidak terkontrol, kolesterol hdl tidak
dibuat oleh ahli diet; 5) Mentaati rencana
terkontrol, trigliserida tidak terkontrol),
olahraga yang pantas, mengerti jutuanya
kebiasaan merokok, ketidakpatuhan diet
dan
dm, kurangnya aktivitas fisik, pengobatan
kemungkinan
komplikasinya;
6)
kebiasaan
dan
hipertensi,
vaskuler
gaya
hidup,
glikolisasi
karena
adanya
Menggunakan obat hipoglikemia oral jika
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 8
tidak teratur, perawatan kaki tidak teratur,
penggunaan alas kaki tidak tepat.
13
juga di dapatkan nilai RR sebesar 2.22
Sebuah penelitian yang meneliti
tentang
faktor-faktor
risiko
dengan nilai p=0.003. Dari hasil analisis
ulkus
yang
artinya
penetahuan
tentang
pengendalian gula darah yang kurang
diabetika pada penderita diabetes mellitus
maka
studi kasus di RSUD Dr. Moewardi
mengalami kejadian ulkus diabetik.
Surakarta menemukan faktor risiko ulkus
2.22
Hasil
kali
lebih
penelitian
tinggi
yang
akan
serupa
diabetika adalah lama DM ≥ 10 tahun,
mengenai hubungan tingkat pengetahuan
kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl, kadar HDL
penderita
≤ 45 mg/dl, ketidakpatuhan diet DM,
perawatan kaki diabetes dengan kejadian
kurangnya latihan fisik, perawatan kaki
ulkus kaki diabetes di RSU Dr. Saiful
tidak teratur dan penggunaan alas kaki
Anwar Malang, juga menemukan hasil
tidak
adanya hubungan yang signifikan antara
tepat
sumbangan
dengan
terhadap
memberikan
ulkus
diabetika
sebesar 99,9%. 14
Dari
terlihat
tipe
II
tentang
tingkat pengetahuan penderita diabetes
tipe II tentang perawatan kaki diabetes
penelitian
kurangnya
menyumbang
diabetes
tersebut
dapat
perawatan
kaki
kejadian
ulkus
99,9%
dengan kejadian ulkus kaki diabetes di
RSU
Dr.
Sedangkan
Saiful
Anwar
Malang.
dari
penghitungan odds
diabetik, dalam hal ini apakah pasien tidak
ratio didapatkan nilai 6, yang berarti
merawat kakinya karena malas atau
pengetahuan perawatan kaki diabetes yang
memang tidak mengetahui bagaimana cara
rendah akan memberikan kemungkinan 6
merawatnya, oleh karena itu pengetahuan
kali lipat kejadian ulkus kaki diabetes.15
sangat
penying
guna
meminimalisir
komplikasi ulkus diabetik
Penelitian yang dilakukan Hastuti,
(2008) juga menemukan hasil perawatan
Hasil analisis terhadap hubungan
kaki yang tidak tidak teratur (OR=16,9;
pengetahuan tentang pengendalian kadar
95%CI=1,2-51,7) akan menyebabkan 16
gula darah dengan kejadian ulkus diabetik
kali beresiko terjadinya ulkus diabetik
pada pasien diabetes mellitus dalam
serta penggunaan alas kaki yang tidak
penelitian
tepat
hubungan
ini
yang
diperoleh
hasil
signifikan
ada
(OR=15,2;
95%CI=1,4-50,7)
antara
mengakibatkan 15 kali beriko mengalmi
pengetahuan tentang pengendalian gula
kejadian ulkus diabetik. Dalam hal ini
darah dengan kejadian ulkus diabetik
perawatan kaki yang tidak tepat ataupun
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 9
penggunaan alaskaki yang tidak tepat
4. Pengetahuan yang kurang tentang
disebabkan karena ketidak tauan pasien
pengendalian
terhadap cara perawatan kaki tersebut,
penderita
diabetes
sehingga penatalaksanaanya yaitu dengan
beresiko
2.22
meningkatkan
mengalami kejadian ulkus diabetik
pengetahuan
pasien
gula
darah
pada
mellitus
akan
lebih
besar
kali
tersebut. 14
Dari hasil penelitian ini dan hasil
Saran
penelitian-penelitian
sebelumnya
menunjukkan
pengetahuan
pendidikan kesehatan yang komprehensif
penderita diabetes terhadap pengendalinan
kepada para pasien dengan diabetes
kadar
akan
mellitus, sehingga pasien dapat mengerti
menimbulkan kejadian ulkus diabetik
bagaimana cara mengendalikan kadar gula
pada dirinya. Oleh karena itu peran serta
darahnya yang akhirnya akan merunkan
perawat dan masyarakat sangat diperlukan
resiko kejadian ulkus diabetik sedangkan
untuk meningkatkan pengetahuan tentang
bagi pasien hendaknya mencari informasi
mengendalikan kadar gula darah bagi
yang sebanyak-banyaknya mengenai cara
pasien dengan diabetes mellitus, agar
pengendalian kadar gula darah, sehingga
dapat mengurangi angka kejadian ulkus
komplikasi ulkus diabetik dapat dicegah
gula
kurangnya
darahnya
maka
Perawat
hendaknya
memberikan
diabetik.
Daftar Pustaka
Kesimpulan
1. Sebagian besar tingkat pengetahuan
pasien tentang pengendalian kadar
gula darah masuk dalam kategori
kurang yaitu sebanyak 31 (62%)
2. Kejadian ulkus diabetik dari 50
pasien
yang
menderita
diabetes
1. Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan
Indonesia 2010. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
2. Dinkes (2008). Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2007. Diakses
dari:
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/pe
nerbitan/index.php/blp/catalog/downl
oad/63/92/238-1
melitus sebanyak 24 (38%)
3. Ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan
tentang
pengendalian
gula darah dengan kejadian ulkus
diabetik dengan nilai p<0.05.
3. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain
M. (2005). Patofisiologi Konsep
Klinis Prosesproses Penyakit,
edisi 6, Jakarta: EGC.
4. Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu
Yang Harus Anda Ketahui Tentang
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 10
Diabetes. Jakarta. Gramedia Pustaka
Utama.
5. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare,
Brenda G, 2002, Buku Ajar
Keperawatan
Medikal.
Bedah
Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol.
1,2)
13. Riyanto, B. (2007). Infeksi pada Kaki
Diabetik. Dalam : Darmono, dkk,
editors.Naskah Lengkap Diabetes
Mellitus Ditinjau dari Berbagai
AspekPenyakit dalam dalam rangka
Purna
Tugas
Prof
Dr.dr.RJDjokomoeljanto.
Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Semarang.
6. Soewondo, P. (2002). Pemantauan
Pengendalian
Diabetes
Mellitus
Dalam Penatalaksanaan Diabetes
Mellitus Terpadu. Jakarta :FKUI
7. Gitarja, S. W. (2008). Seri perawatan
luka terpadu – perawatan luka
diabetes.
Bogor:
WOCARE
Indonesia.
8. Syahbudin,S. (2001). Pedoman Diet
Diabetes Mellitus. Jakarta : FKUI.
9. Hidayat. (2011). Tingkat pengetahuan
pasien Diabetes Mellitus tentang
terjadinyaulkus kaki Diabetes di Poli
Klinik penyakit dalam Rumah
SakitUmumPusat Haji Malik Medan.
Universitas Diponegoro Semarang.
10. Nursalam. (2011). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
11. Stein, J.H. (2001). Panduan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC
12. Awad, N. (2011). Gambaran Faktor
Resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe
Ii
Di
Poliklinik
Endokrin
Bagian/SMF Fk-Unsrat RSU Prof.
Dr. R.d Kandou Manado Periode Mei
2011 - Oktober 2011. eJournal
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Diakses
dari:
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
ebiomedik/article/download/1160/936
MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309
Page 11
Download