HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS Agus Santosa 1, Ihda Maulida Nihayatun Nikmah2 1 Nursing department Muhammadiyah university Purwokerto 2 Nursing Accademi Pragolopati pati Abstrck Background: Perevalensi patients with diabetic ulcers in Indonesia amounted to 15% of patients with diabetes mellitus. Most of the treatment of diabetes mellitus is always associated with diabetic ulcers. In an effort to control blood sugar levels are appropriate, patients with diabetes also need to have knowledge about the disease. Knowledge of patients with diabetes mellitus, can be seen in the attitudes and skills such as in efforts to control / control of blood sugar levels Objective: this study to determine the relationship of knowledge regarding the control of blood sugar levels with the incidence of diabetic ulcers in patients with diabetes mellitus Method: This study is an observational analytic cross-sectional study design. The population in this study were all patients who suffer from Diabetes Mellitus Diabetic ulcers in hospitals RAA Soewondo Starch, while the samples used were 50 respondents. Analysis used to determine the relationship of knowledge regarding the control of blood sugar levels with the incidence of diabetic ulcers using the chi-square test Resulth: Most of the patients' knowledge level of control of blood sugar levels are categorized as less as many as 31 (62%). Diabetic ulcer incidence of 50 patients suffering from diabetes mellitus as much (38%). There is a significant relationship between knowledge about blood sugar control with the incidence of diabetic ulcers with p <0.005 and the value of RR 2:22. Conclution: Less knowledge about blood sugar control in people with diabetes are at risk 2:22 times greater incidence of diabetic ulcers Keywords: Knowledge Blood Sugar Control, Diabetic Ulcers Pendahuluan dunia yang berusia 20 hingga 79 tahun Dalam suatu analisis yang dilakukan menderita DM dan pada tahun 2025 olah Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada diperkirakan meningkat menjadi 333 juta tahun 2003 menyebutkan bahwa penderita jiwa. diabetes mellitus yang berjumlah 194 juta maupun jiwa atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk Federation), memaparkan data angka Menurut IDF MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 estimasi data (International WHO Diabetes Page 1 kasus diabetes di Indonesia berdasarkan Menurut kriteria diagnostik hasil survey tahun 2008 menempati urutan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia ke empat tertinggi di dunia setelah Cina, (PERKENI) tahun seseorang India dan Amerika yaitu 8,4 juta jiwa dan didiagnosa menderita diabetes mellitus diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta jika mempunyai kadar glukosa darah jiwa pada tahun 2025 mendatang. Dalam sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, darah puasa >126 mg/dl. Manifestasi diabetes mellitus berada pada urutan ke klinis diabetes mellitus yang sangat khas enam dari 10 penyakit utama pada pasien adalah meningkatnya frekuensi berkemih rawat jalan di rumah sakit di Indonesia. 1 (poliuria), rasa 2006, haus berlebihan Berdasarkan laporan data di rumah (polidipsia), rasa lapar yang semakin besar sakit dan puskesmas, prevalensi diabetes (polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, mellitus di Provinsi Jawa Tengah pada serta penurunan berat badan. 3 tahun 2008 sebesar 0,16%, mengalami Penyakit DM seumur tahun 2007 sebesar 0,09%. Sedangkan di disembuhkan, akan tetapi kadar glukosa provinsi Jawa Timur, penduduk yang darah dapat dikendalikan sedemikian rupa berusia 20 tahun kebawah yang menderita sehingga diabetes glukosa orang normal atau dalambatas sebanyak 1.47 %, dan penyakit peningkatan bila dibandingkan prevalensi mellitus hidup adalah selalu tidak sama dengan normal. minimal terkendali dan tertangani dengan baik bisa ribu penderita DM, diperkirakan di Kota Madya Surabaya glukosa yang kadar dengan penduduk 30 juta jiwa terdapat 300 Kadar dapat tidak mengakibatkan berbagai komplikasi. 4 (KMS) terdapat 30 ribu penderita dan Komplikasi diabetes mellitus terbagi untuk seluruh Indonesia minimal 2,5 juta menjadi dua yaitu komplikasi akut dan orang penderita DM. Dan di provinsi Jawa kronis. Komplikasi akut merupakan pada Tengah tepatnya di kota Semarang sebesar diabetes 0,84%. Dan di dapatkan data dari Dinas dengan Kesehatan Semarang tahun 2011 jumlah darah penderita DM di Propinsi Jawa Tengah termasuk komplikasi sebanyak 509.319 orang. Pada tahun 2007 Diabetik ketoasidosis di Kabupaten Pati terdapat 1.248 yang Hiperosmolar Non Ketonik (KHNN), melaporkan kasus diabetes mellitus. 2 Hipoglikemia. Sedangkan komplikasi MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 2 mellitus yang keseimbangan dalam jangka berhubungan kadar glukosa pendek, akut yang meliputi, (DKA), Koma kronik yaitu Diabetes Mellitus pada didapatkan dasarnya terjadi pada semua pembuluh ganggren diabetik berkisar antara17-32%, darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati sedangkan laju amputasi berkisar 15-30 Diabetik) yang dibagi menjadi dua yaitu %. 6 makrovaskuler dan mikrovaskuler. angka kematian ulkus / Masalah ulkus kaki diabetes akan Makrovaskuler meliputi penyakit ginjal, memberikan penyakit mata, neuropati. Makrovaskuler hilangnya meliputi koroner, berkurangnya upaya kerja dan tidak jarang (menyebabkan pemutusan hubungan kerja bagi mereka pembuluh penyakit darah jantung kaki ulkus), dan pembuluh darah ke otak. 5 Perevalensi penderita ulkus diabetik yang dampak kesempatan diamputasi. Selain berdampak pada di Indonesia sebesar 15% dari penderita Lamanya hari diabetes menghabiskan biaya mellitus. Sebagian besar sosial masalah berupa kerja, itu juga keuangan. perawatan ulkus pengobatan yang perawatan diabetes mellitus selalu terkait sangat mahal dan sering tidak terjangkau dengan dengan ulkus diabetik. Angka oleh kematian dan angka amputasi masih perawatan ulkus dan stoma WOCARE tinggi, masing-masing sebesar 32,5% dan Clinic, perawatan ulkus kaki diabetes 23,5%. Nasib penderita diabetes mellitus menghabiskan rata-rata empat hingga lima paska amputasi masih sangat buruk juta rupiah dengan sebanyak 14,3% akan meninggal dalam berkisar dua-tiga bulan. 7 setahun paska amputasi dan sebanyak masyarakat Kurangnya umum. klinik lama penyembuhan aliran saraf Di akan darah yang 37% akan meninggal 3 tahun paska menuju mengakibatkan amputasi. 2 kerusakan saraf yang bisa menyebabkan Pasien diabetes melitus memiliki kulit lebih sering mengalami cedera resiko 2-4 kali lebih besar mengalami karena penderita tidak dapat meredakan tindakan amputasi dibandingkan dengan perubahan non diabetes. Menurut Yunir, setiap 30 Berkurangnya aliran darah ke kulit juga detik terjadi amputasi pada kaki diabetik bisa menyebabkan ulkus diabetik dan diseluruh dunia, 60%-80% amputasi non semua penyembuhan luka berjalan lambat. traumatik disebabkan oleh diabetik, 80 % Ulkus amputasi kaki diabetes didahului oleh hiperglikemia ulkus. Dari beberapa pusat penelitian Penderita diabetes mellitus juga harus tekanan diabetik MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 yang maupun terjadi suhu. karena berkepanjangan. Page 3 tahu cara pengendalian kadar gula darah, kejadian ulkus diabetik perawatan diabetes mellitus kaki, olahraga, kebiasaan pada pasien makan, dan tingkat pengetahuan. Jika pengetahuan pasien kurang maka akan Metode mengakibatkan terjadinya ulkus.8 Seperti Penelitian ini dilakukan dengan yang dikemukakan oleh peneliti Hidayah menggunakan metode pada tahun 2011 di Rumah Sakit Umum observasional dengan Pusat analitik menggunakan 10 Haji Malik Medan, tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus dilakukan di RSUD RAA Soewondo Pati. tentang resiko terjadinya ulkus diabetik Populasi penelitian ini adalah semua dalam kategori cukup sebanyak 54,71%.9 pasien diabetes mellitus yang menderita Dalam upaya mengendalikan kadar gula darah yang tepat, pasien diabetes pendekatan crossectional. ulkus diabetik sedangkan jumlah sampel yang digunakan berjumlah 50 sampel. mellitus juga perlu memiliki pengetahuan mengenai penyakitnya. Penelitian ini Variabel bebas dalam penelitian ini Pengetahuan adalah pengetahuan tentang pengendalian pasien diabetes mellitus, dapat terlihat kadar gula darah pada pasien DM dalam sikap dan ketrampilannya seperti sedangkan dalam upaya pengendalian / pengontrolan penelitian ini adalah kejadian ulkus kadar gula darah. Pengetahuan pada diabetik. pasien diabetes mellitus dipengaruhi pada untuk latar belakang sosial, etnik, ekonomi, gaya pengendalian kadar gula darah diukur hidup, pola makan, kepercayaan dan dengan menggunakan kuesioner yang tingkat Berdasarkan telah terlebih dahulu di uji kevalidannya. penelitian-penelitian diatas dan didukung Pengolahan data dalam penelitian ini oleh teori, dapat disimpulkan bahwa menggunakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman dengan menggunakan rumus chi square pendidikan. variabel Instrument mengukur paket terikat yang dalam digunakan pengetahuan program SPSS dari pasien diabetes mellitus terhadap risiko terjadinya ulkus diabetik. Hasil Penelitian dan Pembahasan Oleh karena itu, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa penelitian sebagian besar responden dalam penelitian mengenai hubungan pengetahuan tentang ini berjenis kelamin laki-laki yaitu 28 pengendalian kadar gula darah dengan (56%) dan MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 sisanya adalah berjenis Page 4 kelamin perempuan yaitu 22 (31.7%). pekerjaan responden sebagai swasta yaitu Umur responden dalam penelitian ini sebanyak 15 (30%), sedangkan pekerjaan sebaian besar berumur >60 tahun yaitu terbanyak sebanyak 50 (50%), responden yang penelitian ini adalah sebagai tani yaitu berumur 50-60 tahun sebanyak 19 (38%) sebanyak 13 (26%). sedangkan responden yang berumur <50 tahun sebanyak 6 (12%). kedua Lama diderita responden penyakit responden diabetes yang <10 dalam yang tahun pendidikan sebanyak 11 (22%) sedangkan yang ≥10 responden adalah SMP yaitu sebanyak 24 tahun yaitu sebanyak 39 (48%). Sebanyak (48%) dan SMA sebanyak 10 (20%) 26 (52%) responden dalam penelitian ini sedangkan sisanya berpendidikan SD dan pernah memperoleh informasi tentang DM Diploma. Pekerjaan responden dalam dan sebanyak 24 (48%) tidak pernah penelitian ini beragam, sebagian besar mendapatkan Sebagian besar informasi tentang DM. Tabel. 1. Karakteristik Responden No Karakteristik 1. Jenis kelamin 2. Umur 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Lama penyakit 6. Informasi DM Kategori Laki-laki Perempuan <50 tahun 50-60 tahun >60 tahun SD SMP SMA Diploma Sarjana Swasta Tani Pensiunan IRT PNS <10 tahun ≥10 tahun Pernah Tidak pernah Hasil analisis tingkat pengetahuan Frekuensi (n=50) 28 22 6 19 25 9 24 10 6 1 15 13 9 9 4 11 39 26 24 menunjukkan sebagian Persentase (%) 56% 44% 12% 38% 50% 18% 48% 20% 12% 2% 30% 26% 18% 18% 8% 22% 78% 52% 48% besar tingkat tentang pengendalian kadar gula darah pengetahuan pasien tentang pengendalian pada kadar gula darah masuk dalam kategori pasien diabetes mellitus MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 5 kurang yaitu sebanyak 31 (62%), dan Hasil analisis terhadap hubungan sebanyak 19 (38%) tingkat pengetahuan pengetahuan tentang pengendalian kadar pasien tentang pengendalian kadar gula gula darah dengan kejadian ulkus diabetik darah masuk dalam kategori baik (Tabel pada 2). Hasil analisis terhadap kejadian ulkus menunjukkan diabetik pada pasien diabetes mellitus signifikan antara pengetahuan tentang menunjukkan pasien yang mengalami pengendalian gula darah dengan kejadian kejadian ulkus diabetik yaitu sebanyak 24 ulkus diabetik dengan nilai signifikansi (38%), dan sebanyak 26 (62%) tidak p<0,05 dan nilai RR sebesar 2.22 yang mengalami kejadian ulkus diabetik (Tabel artinya penetahuan tentang pengendalian 3). gula darah yang kurang maka 2.22 kali pasien diabetes ada mellitus hubungan yang lebih tinggi akan mengalami kejadian ulkus diabetik (Tabel 4). Tabel.2. Tingkat Pengetahuan Tentang Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus No Pengetahuan 1. Baik 2. Total Kurang Frekuensi (n=50) 19 Persentase (%) 38% 31 50 62% 100% Tabel.3. Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus No Pengetahuan Frekuensi (n=50) 1. Ya 24 2. Total Tidak 26 50 Persentase (%) 38% 62% 100% Tabel.4. Hubungan Pengetahuan Tentang Pengendalian Kadar Gula Darah Dengan Kejadian Ulkus Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Variable Kejadian Ulkus Total RR Sig Ya Tidak Pengetahuan Baik 4 15 19 2.22 0.003 Kurang Total 20 11 31 24 26 50 MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 6 pekerjaan responden sebagai swasta yaitu Pembahasan Penelitian ini dilakukan di ruang sebanyak 15 (30%), sedangkan pekerjaan penyakit dalam RSUD RAA Soewondo terbanyak Pati. Jumlah sampel yang digunakan penelitian ini adalah sebagai tani yaitu dalam sebanyak 13 (26%). penelitian ini berjumlah 50 reponden pasien dengan diabetes mellitus. kedua Lama responden penyakit diabetes diderita didapatkan responden sebanyak 11 (22%) sedangkan yang ≥10 dalam penelitian ini berjenis kelamin laki- tahun yaitu sebanyak 39 (48%). Hasil laki yaitu 28 (56%) dan sisanya adalah penelitian ini sesuai dengan teori menurut berjenis kelamin perempuan yaitu 22 Hastuti, (2008) yang menyatakan faktor- (31.7%). dalam faktor risiko terjadinya ulkus diabetik penelitian ini sebaian besar berumur >60 pada penderita diabetes salah satunya tahun yaitu sebanyak 50 (50%), responden adalah lama DM ≥ 10 tahun. Umur besar responden yang berumur 50-60 tahun sebanyak 19 (38%) sedangkan responden yang berumur <50 tahun sebanyak 6 (12%). Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien dengan Sebanyak 26 yang <10 yang Dari hasil analisis karakteristik responden sebagian responden dalam (52%) tahun responden dalam penelitian ini pernah memperoleh informasi tentang DM dan sebanyak 24 (48%) tidak informasi pernah tentang mendapatkan DM. Informasi diabetes mellitus tipe II dimana menurut mengenai diabtes mellitus ini sangat Stein, (2001) sebagian besar penderita diperlukan bagi penderita diabetes guna diabetes melitus tipe II berumur diatas 40 mengendalikan kadar gula darahnya, bila tahun.11 Hasil penelitian ini sesuai dengan informasi hasil penelitian sebelumnya yang yang menurunkan menemukan rata-rata penderita diabetes mengenai pengendalian gula darahnya, mellitus tipe II berusia 50-70 tahun.12 sehingga resiko komplikasi diabetespun Sebagian besar pendidikan kurang maka pengetahuan beresiko responden akan meningkat pula. responden adalah SMP yaitu sebanyak 24 Hasil analisis tingkat pengetahuan (48%) dan SMA sebanyak 10 (20%), tentang pengendalian kadar gula darah sedangkan sisanya berpendidikan SD dan pada pasien diabetes mellitus didapatkan Diploma. Pekerjaan responden dalam data sebagian besar tingkat pengetahuan penelitian ini beragam, sebagian besar pasien tentang pengendalian kadar gula MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 7 darah masuk dalam kategori kurang yaitu sesuai; 7) Menyuntik insulin sendiri pada sebanyak 31 (62%), dan sebanyak 19 tempat yang tepat dengan preparat dan (38%) tingkat pengetahuan pasien tentang dosis pengendalian kadar gula darah masuk kemungkinan dalam kategori baik. Dari hasil penelitian insulin; 8) Memantau terapi secara cermat ini bisa disimpulkan bahwa responden dan pengukuran glukosa darah dirumah; kurang adanya informasi yang di datat 9) Perawatan pada mata dan kaki mungkin sehingga mempengaruhi pengetahuan dia diperlukan mengenai pengendalian kadar gula darah, sehingga saat dilakukan penelitian yang benar, dan komplikasi menyadari akan terapi Hasil analisis terhadap kejadian ulkus diabetik diabetes mellitus sebagian besar kurang pada responden. didapatkan dalam penelitian ini yang pendekatan responden yang yang mengalami kejadian ulkus diabetik yaitu terkoordinasi (dokter, pasien, pendidik sebanyak 24 (38%), dan sebanyak 26 keperawatan, ahli diet, keluarga) penderita (62%) tidak mengalami kejadian ulkus diabetes harus diberikan informasi atau diabetik. Dari hasil peneltian ini dapat pengetahuan patofisiologi, dilihat bahwa kejadian ulkus diabetik pada terapi (diet, olah raga, obat oral, insulin), pasien dengan diabetes mellitus sangatlah pemantauan tinggi.11 mengenai glukosa tim 50 pasien diperoleh hasil tingkat pengetahuan yang Melalui dari pada dirumah, dan komplikasi diabetes akut dan kronis. 11 Factor Keterampilan dasar yang diperlukan resiko komplikasi ulkus diabetik pada pasien diabetes terjadi pada pasien dan keluarga diantaranya: 1) karena Memahami patofisiologi penyakit; 2) obesitas, Mentaati regimen terapi yang dibuat oleh hemoglobin (HbA1C) tidak terkontrol, dokter, pendidik perawat dan ahli diet; 3) kadar glukosa darah tidak terkontrol, Mempertahankan pebgendalian glikemia insusifiensi pada tingkat yang sebaik mungkin; 4) aterosklerosis yang disebabkan (kolesterol Mentaati rencana makan yang pantas yang total tidak terkontrol, kolesterol hdl tidak dibuat oleh ahli diet; 5) Mentaati rencana terkontrol, trigliserida tidak terkontrol), olahraga yang pantas, mengerti jutuanya kebiasaan merokok, ketidakpatuhan diet dan dm, kurangnya aktivitas fisik, pengobatan kemungkinan komplikasinya; 6) kebiasaan dan hipertensi, vaskuler gaya hidup, glikolisasi karena adanya Menggunakan obat hipoglikemia oral jika MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 8 tidak teratur, perawatan kaki tidak teratur, penggunaan alas kaki tidak tepat. 13 juga di dapatkan nilai RR sebesar 2.22 Sebuah penelitian yang meneliti tentang faktor-faktor risiko dengan nilai p=0.003. Dari hasil analisis ulkus yang artinya penetahuan tentang pengendalian gula darah yang kurang diabetika pada penderita diabetes mellitus maka studi kasus di RSUD Dr. Moewardi mengalami kejadian ulkus diabetik. Surakarta menemukan faktor risiko ulkus 2.22 Hasil kali lebih penelitian tinggi yang akan serupa diabetika adalah lama DM ≥ 10 tahun, mengenai hubungan tingkat pengetahuan kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl, kadar HDL penderita ≤ 45 mg/dl, ketidakpatuhan diet DM, perawatan kaki diabetes dengan kejadian kurangnya latihan fisik, perawatan kaki ulkus kaki diabetes di RSU Dr. Saiful tidak teratur dan penggunaan alas kaki Anwar Malang, juga menemukan hasil tidak adanya hubungan yang signifikan antara tepat sumbangan dengan terhadap memberikan ulkus diabetika sebesar 99,9%. 14 Dari terlihat tipe II tentang tingkat pengetahuan penderita diabetes tipe II tentang perawatan kaki diabetes penelitian kurangnya menyumbang diabetes tersebut dapat perawatan kaki kejadian ulkus 99,9% dengan kejadian ulkus kaki diabetes di RSU Dr. Sedangkan Saiful Anwar Malang. dari penghitungan odds diabetik, dalam hal ini apakah pasien tidak ratio didapatkan nilai 6, yang berarti merawat kakinya karena malas atau pengetahuan perawatan kaki diabetes yang memang tidak mengetahui bagaimana cara rendah akan memberikan kemungkinan 6 merawatnya, oleh karena itu pengetahuan kali lipat kejadian ulkus kaki diabetes.15 sangat penying guna meminimalisir komplikasi ulkus diabetik Penelitian yang dilakukan Hastuti, (2008) juga menemukan hasil perawatan Hasil analisis terhadap hubungan kaki yang tidak tidak teratur (OR=16,9; pengetahuan tentang pengendalian kadar 95%CI=1,2-51,7) akan menyebabkan 16 gula darah dengan kejadian ulkus diabetik kali beresiko terjadinya ulkus diabetik pada pasien diabetes mellitus dalam serta penggunaan alas kaki yang tidak penelitian tepat hubungan ini yang diperoleh hasil signifikan ada (OR=15,2; 95%CI=1,4-50,7) antara mengakibatkan 15 kali beriko mengalmi pengetahuan tentang pengendalian gula kejadian ulkus diabetik. Dalam hal ini darah dengan kejadian ulkus diabetik perawatan kaki yang tidak tepat ataupun MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 9 penggunaan alaskaki yang tidak tepat 4. Pengetahuan yang kurang tentang disebabkan karena ketidak tauan pasien pengendalian terhadap cara perawatan kaki tersebut, penderita diabetes sehingga penatalaksanaanya yaitu dengan beresiko 2.22 meningkatkan mengalami kejadian ulkus diabetik pengetahuan pasien gula darah pada mellitus akan lebih besar kali tersebut. 14 Dari hasil penelitian ini dan hasil Saran penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan pengetahuan pendidikan kesehatan yang komprehensif penderita diabetes terhadap pengendalinan kepada para pasien dengan diabetes kadar akan mellitus, sehingga pasien dapat mengerti menimbulkan kejadian ulkus diabetik bagaimana cara mengendalikan kadar gula pada dirinya. Oleh karena itu peran serta darahnya yang akhirnya akan merunkan perawat dan masyarakat sangat diperlukan resiko kejadian ulkus diabetik sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang bagi pasien hendaknya mencari informasi mengendalikan kadar gula darah bagi yang sebanyak-banyaknya mengenai cara pasien dengan diabetes mellitus, agar pengendalian kadar gula darah, sehingga dapat mengurangi angka kejadian ulkus komplikasi ulkus diabetik dapat dicegah gula kurangnya darahnya maka Perawat hendaknya memberikan diabetik. Daftar Pustaka Kesimpulan 1. Sebagian besar tingkat pengetahuan pasien tentang pengendalian kadar gula darah masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 31 (62%) 2. Kejadian ulkus diabetik dari 50 pasien yang menderita diabetes 1. Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2. Dinkes (2008). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007. Diakses dari: http://terbitan.litbang.depkes.go.id/pe nerbitan/index.php/blp/catalog/downl oad/63/92/238-1 melitus sebanyak 24 (38%) 3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pengendalian gula darah dengan kejadian ulkus diabetik dengan nilai p<0.05. 3. Price, Sylvia A dan Wilson, Lorrain M. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Prosesproses Penyakit, edisi 6, Jakarta: EGC. 4. Tandra, Hans. (2008). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 10 Diabetes. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 5. Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal. Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2) 13. Riyanto, B. (2007). Infeksi pada Kaki Diabetik. Dalam : Darmono, dkk, editors.Naskah Lengkap Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai AspekPenyakit dalam dalam rangka Purna Tugas Prof Dr.dr.RJDjokomoeljanto. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. 6. Soewondo, P. (2002). Pemantauan Pengendalian Diabetes Mellitus Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta :FKUI 7. Gitarja, S. W. (2008). Seri perawatan luka terpadu – perawatan luka diabetes. Bogor: WOCARE Indonesia. 8. Syahbudin,S. (2001). Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta : FKUI. 9. Hidayat. (2011). Tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus tentang terjadinyaulkus kaki Diabetes di Poli Klinik penyakit dalam Rumah SakitUmumPusat Haji Malik Medan. Universitas Diponegoro Semarang. 10. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika 11. Stein, J.H. (2001). Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC 12. Awad, N. (2011). Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Poliklinik Endokrin Bagian/SMF Fk-Unsrat RSU Prof. Dr. R.d Kandou Manado Periode Mei 2011 - Oktober 2011. eJournal Universitas Sam Ratulangi Manado. Diakses dari: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ ebiomedik/article/download/1160/936 MEDISAINS, Vol.XVIII No.3 Desember 2014, ISSN: 1693-7309 Page 11