1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rapat koordinasi terbatas di Kantor Wakil Presiden pada awal bulan Mei 2008 memutuskan perlunya dilakukan program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Sebelumnya pemerintah telah menyampaikan target pengalihan minyak tanah ke gas elpiji mulai tahun 2007-2010. Program substitusi ini diserahkan kepada PT Pertamina. Pengalihan dilakukan bertahap, dengan target seluruh volume minyak tanah bersubsidi sebanyak 10 juta kiloliter diganti dengan 5,71 juta ton gas elpiji (Kompas, 2008). Alasan pemerintah melakukan penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram adalah atas pertimbangan (1) berdasarkan kesetaraan nilai kalori, subsidi gas elpiji lebih rendah daripada subsidi minyak tanah; (2) gas elpiji lebih bersih dari minyak tanah. Subsidi gas elpiji secara luas sudah diterapkan di negaranegara tetangga seperti Malaysia dan Thailand (Pertamina, 2007a). Dalam rangka melaksanakan penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram ini ada enam instansi terkait yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Kementerian Perindustian bertugas melakukan pengawasan terhadap tabung, kompor, selang, katup dan regulator. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pengawasan terhadap produksi elpiji. Kementerian Perdagangan melakukan pengawasan terhadap tabung, kompor, selang, katup dan regulator yang beredar di pasaran. Kementerian ESDM melakukan penyediaan dan pendistribusian elpiji dan sosialisasi penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat tugasnya membentuk dan mengoordinasikan Tim Nasional Koordinasi Pengawasan dan Pembinaan Masyarakat dalam pelaksanaan penggunaan elpiji yang aman. Pertamina bertugas meningkatkan kerjasama dengan Kementerian Perindustrian dalam mengontrol kualitas paket perdana. Penggunaan bahan bakar gas merupakan hal yang penting bagi pemerintah, karena penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram dapat mengurangi beban subsidi anggaran dan perbaikan lingkungan. Kaitannya dengan penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram pemerintah harus benar-benar 2 mengawasi program ini. Karena akhir-akhir ini banyak kasus ledakan kompor dan tabung gas tiga kilogram yang sudah terjadi di masyarakat. Program ini dilaksanakan pemerintah secara cepat, sehingga dalam prosesnya memunculkan dampak negatif yang merugikan masyarakat umum pengguna kompor dan tabung gas tiga kilogram. Salah satunya menyebabkan kualitas kompor dan tabung gas tiga kilogram yang kurang bagus turut beredar di pasaran. Potensi ledakan terjadi karena ketika paket kompor dan tabung gas tiga kilogram dibagi-bagikan secara gratis, dan masyarakat tidak mendapatkan informasi tentang cara-cara penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Sudah banyak korban manusia maupun harta benda karena kasus ledakan kompor dan tabung gas tiga kilogram yang terjadi di masyarakat. Ini menyebabkan ibu rumah tangga ketakutan dan selalu was-was dalam menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Masalahnya, sebagian ibu rumah tangga tidak memahami cara penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram dengan benar karena hampir tidak ada sosialisasi cara penggunaannya. Kaitannya dengan persoalan ibu rumah tangga yang sudah ketakutan dengan penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Menyosialisasikan pengunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram secara benar merupakan kebutuhan mendesak di tengah berbagai kasus ledakan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Dilihat dari aspek komunikasi banyak faktor yang ada hubungannya dengan keadaan ini di antaranya yang berkaitan dengan persepsi, perilaku komunikasi dan tingkat adopsi ibu rumah tangga dalam program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Perumusan Masalah Program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram mengalami tantangan yang tidak sedikit. Beberapa masalah yang dihadapi dalam program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram antara lain: (1) sejumlah warga kecewa mendapatkan kompor dan tabung gas, karena kondisinya banyak yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa digunakan, (2) masih banyak masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan kompor gas dan ketakutan kompor meledak, (3) minyak tanah bisa dibeli eceran seliter-dua liter, sedangkan gas harus dibeli sekaligus tiga kilogram dengan harga Rp. 15.000 per tabung. 3 Melihat masalah di atas, tentunya terkondisi persepsi ibu rumah tangga menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram berbahaya karena mudah meledak, kualitas kompor dan tabung kurang baik dan kalaupun ada minyak tanah di pasaran harganya lebih mahal dibandingkan gas tiga kilogram Peran aktif dan tindakan proaktif ibu rumah tangga dalam menerapkan program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram diduga ada hubungannya dengan persepsi dan perilaku komunikasinya dalam mengadopsi kompor dan tabung gas tiga kilogram. Program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram ini sejak tahun 2007 oleh pemerintah dicanangkan sebagai pengganti minyak tanah. Di mana subsidi minyak tanah, dialihkan ke subsidi gas elpiji. Dari 17 kota di Pulau Jawa dan luar Jawa, salah satu wilayah konsentrasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram adalah DKI Jakarta, termasuk rukun warga (RW) 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjawab deskriptif beberapa masalah, yakni: 1. Seperti apa persepsi ibu rumah tangga di RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan dalam menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram? 2. Seperti apa perilaku komunikasi ibu rumah tangga di RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan dalam menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram? 3. Seberapa jauh tingkat adopsi inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram ibu rumah tangga di RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan? 4. Sejauh mana hubungan antara persepsi dan perilaku komunikasi dengan tingkat adopsi inovasi ibu rumah tangga di RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan dalam menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram? Tujuan Penelitan Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk menganalisis keterkaitan hubungan antara persepsi, perilaku komunikasi dan adopsi inovasi ibu rumah tangga tentang penggunaan 4 kompor dan tabung gas tiga kilogram. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui persepsi ibu rumah tangga di RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan dalam menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram. 2. Menganalisis perilaku komunikasi ibu rumah tangga di RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan dalam menggunakan kompor dan tabung gas tiga kilogram. 3. Menganalisis tingkat adopsi inovasi program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram ibu rumah tangga di RW. 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan. 4. Menganalisis hubungan persepsi dan perilaku komunikasi dengan tingkat adopsi inovasi ibu rumah tangga RW 08 Lenteng Agung, Jagakarsa Jakarta Selatan tentang penggunaan kompor kompor dan tabung gas tiga kilogram. Manfaat Penelitian Program penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram sebagai inovasi sampai saat ini masih banyak menuai masalah. Salah satu penyebab bermunculan masalah-masalah tersebut di antaranya adalah faktor komunikasi, baik di komunikator dan saluran komunikasi maupun persepsi komunikan mengenai inovasi penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Oleh karenanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Akademik Penelitian diharapkan dapat menambah perbendaharaan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya tentang penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. 2. Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pembuat kebijakan (pemerintah) mengenai pelaksanaan program tentang penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram 3. Praktisi Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pelaku dan praktisi komunikasi dalam menentukan strategi komunikasi yang berorientasi 5 terhadap perilaku khalayak, sehingga dapat meningkatkan efektivitas penerimaan program sejenis. 4. Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan perilaku masyarakat terhadap program tentang penggunaan kompor dan tabung gas tiga kilogram. Dalam mengadopsi program tersebut sebagai suatu inovasi, sehingga dapat mengetahui dan menyuarakan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dalam menggunakan program tersebut.