Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asamasam amino yaitu perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asamasam amino di dalam tubuh. Perlakuan dengan alkali dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam amino, perubahan bentuk L menjadi bentuk D. Selain itu juga dapat terjadi reaksi antara asam amino yang satu dengan yang lain, misalnya terbentuknya lisiolalanin dari lisin dan alanin. Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya nilai gizi protein akibat terjadinya penurunan daya cerna protein dan ketersediaan atau availabilitas asamasam amino esensial. Rasemisasi juga dapat terjadi dalam suasana asam atau proses penyangraian roasting, terutama apabila terdapat lipid atau gula pereduksi. Pada kejadian ini, asam amino bentuk L akan berubah menjadi bentuk D yang tidak dapat digunakan oleh tubuh. Demikian pula ikatan peptida LD, DL atau DD dari protein juga tidak dapat diserang oleh enzim proteolitik, sehingga daya cerna protein menurun. Asamasam amino Dlisin, Dteronin, Dtriptofan, Dleusin, Disoleusin dan Dvalin sama sekali tidak dapat digunakan oleh tubuh. Sedangkan Dfenilalanin dapat menggantikan Lfenilalanin dan Dmetionin dapat digunakan sama baiknya dengan Lmetionin oleh tubuh. organisme hanya mensintesis asam aminoL, yang digabungkan dalam molekul protein. rasemisasi yaitu perubahan asam amino dari isomerL menjadi isomerD yang disebab kan oleh panas, basa, asam maupun roasting Rasemisasi akibat panas tdk sm dengan penurunan nilai gizi Alkali terjadi penurunan gizi, Dekstruksi asam amino esensial, Terbentuknya asam amino isomer D menyebabkan asam amino kurang dpt dimanfaatkan di dalam tubuh Krn tubuh hanya mensintesa asam amino isomer L, Menurunnya daya cerna protein