Bab 3 Ruang Vektor Gyro Cakram satuan D = fz 2 C : jzj < 1g dalam bidang komplek kaya akan struktur matematika. Berdasarkan de…nisi cross ratio T (z) = z z 2 z1 z 3 z z3 z1 z2 operasi 1 w . Dengan memilih z2 = w 2 D dan z3 = akan dide…nisikan 2 D ; w adalah konjugate dari w, maka w z = Tw (z) = z z ( w) z1 1 z1 w = z+w z + w1 z1 + w1 z1 + w = z1 + w1 z1 + w z+w z + w1 = = 1 + wz1 z1 + w 1 w ( w) z1 + w1 z+w w z1 + w wz + 1 1 + wz1 w+z z1 + w 1 + wz = 1 () 1 + wz1 = z1 + w , 1 w = z1 (1 1 w , z1 = 1 w w) sehingga diperoleh w z= w+z 1 + wz 22 (3.1) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 23 dengan w; z 2 D. Sedangkan aksi skalar dide…nisikan berdasarkan jarak hiperbolik suatu titik z 2 D terhadap titik pusat cakram satuan yaitu d (0; z) = ln 1+jzj 1 jzj . Perpan- jangan suatu titik z 2 D, sebanyak t (dengan t adalah konstanta Real) terhadap titik pusat cakram satuan adalah t d (0; z) = t ln 1 + jzj 1 jzj 1 + jzj 1 jzj = ln t : Sehingga jarak perpanjangan suatu titik z 2 D terhadap titik pusat cakram satuan adalah: d (0; t 1 + jt 1 jt ln z) = t d (0; z) zj zj 1 + jzj 1 jzj = ln t sehingga 1 + jt 1 jt zj zj 1 + jt zj = 1 + jt jt zj 1 + 1 + jzj 1 jzj jt maka jt Jadi aksi skalar = t zj = ! = zj = 1 + jzj 1 jzj 1 + jzj 1 jzj 1 + jzj 1 jzj 1 + jzj 1 jzj 1+jzj 1 jzj 1+jzj 1 jzj t t jt (1 zj) t jt t zj 1 + jzj 1 jzj t 1 t 1 t +1 (1 + jzj)t (1 jzj)t : (As) (1 + jzj)t + (1 jzj)t dari t suatu konstanta Real terhadap z 2 D dide…nzj = isikan sebagai berikut: t z jzj (1 + jzj)t (1 = (1 + jzj)t + (1 z = jt zj jzj)t z jzj)t jzj (3.2) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 24 Jadi berdasarkan persamaan (3.1) dan persamaan (3.2) penjumlahan aksi skalar dan berturut-turut adalah x dan r y= x+y 1 + xy (1 + jxj)r (1 x= (1 + jxj)r + (1 (3.3) jxj)r x jxj)r jxj (3.4) dengan x; y 2 D, r adalah konstanta Real, x adalah konjugate dari x. (Berarti x 6= 0 pada (3.4), juga dide…nisikan r 0 = 0 .) Struktur (D; ; ) bukanlah ruang vektor, penjumlahan bersifat tidak komutatif dan tidak asosiatif. (D; ; ) adalah contoh dari struktur ruang vektor gyro. Istilah “gyro” bertitik asal dari perkembangan sejarah dari struktur ini yang berhubungan dengan phenomena Thomas precession dalam …sika relativitas. D memenuhi model Poincare untuk geometri hiperbolik. Struktur ruang vektor memenuhi landasan aljabar dan analisis untuk Euclidean geometri, struktur ruang vektor juga memenuhi struktur ruang vektor gyro (atau pendeknya struktur-gyro) dari (D; ; ) yang memenuhi landasan yang sama untuk geometri hiperbolik. 3.1 Ruang Vektor Gyro Diketahui bahwa bersifat nonkomutatif dan nonasosiatif. “Perbaikan” sifat nonkomutatif untuk x; y 2 D dide…nisikan gyr [x; y] = 1 + xy 1 + xy (3.5) disebut gyration ditentukan dengan x dan y; catatan bahwa jgyr [x; y]j = 1. Sehingga (D; ; ) memenuhi hukum gyrokomutatif sebagai berikut: x y = gyr [x; y] (y x) (3.6) x; y 2 D. Sehingga gyration memperbaiki sifat nonkomutatif dan sifat nonasosiatif dari . BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 25 De…nisi 18 Sebuah ruang vektor gyro (D; ; ) adalah himpunan tidak kosong D dengan operasi biner :D D ! D dan sebuah operasi :R D !D memenuhi axioma berikut. (G1) Terdapat 0 2 D sehingga untuk semua x 2 D, berlaku 0 x=x (G2) Untuk setiap x 2 D, terdapat x (Identitas). 0 = x: x 2 D sehingga berlaku x=x (Invers). ( x) = 0: Untuk setiap x; y 2 D, pemetaan gyr [x; y] : D ! D dide…nisikan dengan gyr [x; y] z = (x y) (x (y z)) (3.7) untuk z 2 D memenuhi sifat berikut. (G3) Untuk setiap x; y; z 2 D berlaku x (y z) = (x y) (sifat assosiatif kiri gyro). gyr [x; y] z; (G4) Untuk setiap x; y 2 D berlaku gyr [x; y] 2 Aut (D; ) ; (automor…sma gyro). (G5) Untuk setiap x; y 2 D berlaku gyr [x (sifat loop kiri). y; y] = gyr [x; y] ; (G6) Untuk setiap x; y 2 D berlaku x y = gyr [x; y] (y x) ; (sifat komutatif gyro). (G7) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1 ; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1 + r2 ) x = (r1 x) (r2 x) : BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 26 (G8) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1 ; r2 adalah konstanta Real berlaku (r1 r2 ) x = r1 (r2 x) : (G9) Terdapat 1 adalah konstanta Real, untuk setiap x 2 D berlaku 1 x = x: (G10) Untuk setiap x; y; z 2 D dan untuk setiap r adalah konstanta Real berlaku gyr [x; y] (r z) = r gyr [x; y] z: (G11) Untuk setiap x 2 D dan untuk setiap r1 ; r2 adalah konstanta Real berlaku gyr [r1 x; r2 x] = idD : Pemetaaan gyr [x; y] : D ! D yang diberikan (3.7) disebut automor…sma gyro yang dibangun x; y 2 D, dan aksi terhadap D disebut gyration yang dibangun x; y 2 D. Struktur (D; ; ) adalah ruang vektor gyro, dan notasi gyration sebagai aksi adalah konsisten dengan identi…kasi dalam (D; ; ) dari gyr [x; y]. Pembuktian sifat (G1) - (G11) terlampir dalam Lampiran A. Berikut ini contoh penjumlahan dan aksi skalar dalam ruang vektor gyro, misal x = 0:2 + 0:6i, y = 0:6 + 0:3i dan r1 = 2, r2 = 3. Gambar 3.1 Contoh penjumlahan dalam ruang vektor gyro dengan x = 0:2 + 0:6i dan y = 0:6 + 0:3i: BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 27 Gambar 3.2 Contoh aksi skalar dalam ruang vektor gyro dengan x = Aksi skalar 0:2 + 0:6i dan r1 = 2, r2 = 3. dari r adalah konstanta Real terhadap z 2 D dalam persamaan (3.4) r (1 + jxj)r (1 z= (1 + jxj)r + (1 jxj)r x jxj)r jxj jika r semakin mendekati 1 maka 1 jzj 1+jzj 1 lim r r!1 z = = lim r!1 1+ 1 jzj 1+jzj t t z jzj z jzj dan jika r semakin mendekati -1 maka lim r r! 1 z = = lim r!1 z : jzj 1+jxj 1 jxj 1+jxj 1 jxj r r 1 z + 1 jzj Jadi dalam aksi skalar, semakin besar r akan semakin mendekati batas lingkaran satuan. Sebuah grup gyro (D; ) adalah sebuah struktur yang memenuhi (G1) sampai (G6), dan sebuah gyrokomutatif grup gyro harus juga memenuhi (G7). Sebarang grup adalah sebuah grup gyro dengan gyr [x; y] id untuk semua x; y. Sebaliknya, sebuah grup gyro dalam setiap gyration adalah jelas sebuah grup. BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 28 Ruang vektor adalah jelas sebuah ruang vektor gyro, terdapat grup abelian dengan sebuah aksi pada R yang memenuhi (G7) sampai (G9) (dan jelas, (G10) dan (G11)) tetapi bukan ruang vektor. Jadi sebuah ruang vektor gyro dengan gyration tidak perlu merupakan sebuah ruang vektor. Yang masih hilang dan belum diketahui adalah hukum distribusi gyro yang menghubungkan operasi dan Dalam (D; ; ) dan ruang vektor gyro yang lain. Pernyataan r y) dan (r x) (r (x . y) adalah tidak sama. Mungkin aksioma yang paling teknis adalah sifat loop (G5), yang merupakan kunci pembuktian berikut. (L) Diberikan a; b 2 D, solusi unik dari a x = b adalah x = (R) Diberikan a; b 2 D, solusi unik dari x a = b adalah x = b Disini x y menyatakan x a b: gyr [b; a] a. ( y). Sifat (L) dan (R) berarti setiap grup gyro adalah loop. Pembuktian (L) dan (R) terlampir dalam Lampiran B. Dapat disimpulkan sifat (L) dan (R) dengan hukum penghilangan sebagai berikut: x (x (3.8) y) = y untuk x; y 2 D. Hal ini akan dipergunakan untuk mempelajari geometri dari D. Persamaan (3.8) adalah ekuivalen dengan (L), yang juga ekuivalen dengan gyr [ x; x] = id (3.9) untuk x; y 2 D. 3.2 Norm dan Metric Dide…nisikan norm Poincare k:k : D ! [0; 1) dengan kxk = jxj (3.10) untuk x 2 D. Norm ini memenuhi sifat berikut: untuk semua x; y; z 2 D, r 2 R, kxk 0; kxk = 0 =) x = 0 (P1) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 29 kr xk = jrj kxk (P2) kx yk kyk (P3) kgyr [x; y] zk = kzk : (P4) kxk Sifat norm ((P1) -( P4)) mempunyai kesamaan dengan sifat dari norm dalam ruang vektor. Pembuktian sifat ((P1)-(P4)) terlampir dalam Lampiran A. Dalam penjumlahan, kegunaan scaling identitas r kr x x = xk kxk (3.11) terpenuhi untuk semua r > 0; x 2 D. Pembuktian scaling identitas terlampir dalam Lampiran A. Identitas dalam ruang vektor Euclidean, mempunyai kesamaan dengan Identitas Hiperbolik, kx yk2 = kxk2 kyk2 untuk x; y 2 D. Disini hasil kali titik 1 2 (2 x) (2 y) 1 + 12 (2 x) (2 y) (3.12) diberikan dengan a b = Re ab , di- mana Re (z) menyatakan bagian real dari z. Pembuktian (3.12) terlampir dalam Lampiran B. Jika x dan y saling tegak lurus, maka (3.12) spesialisasi terhadap teorema Pythagoras hiperbolik: kx yk2 = kxk2 + kyk2 (3.13) Dalam penjumlahan, karena (( 1; 1) ; ) adalah sebuah grup abelian, berdasarkan (3.12) maka Identitas Polarisasi Hiperbolik kx yk2 kx yk2 = (2 x) (2 y) (3.14) x; y 2 D, sebuah kesamaan dengan identitas polarisasi dalam sebuah ruang vektor Euclide. Dari norm Poincare, dide…nisikan metrik Poincare dengan d (x; y) = kx yk (3.15) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 30 x; y 2 D. Kondisi nongenerasi d (x; y) = 0 =) x = y berdasarkan sifat dari (P1), dan kondisi simetri d (x; y) = d (y; x) berdasakan gyrokomutatif (G6) dan (P4). Metrik Poincare adalah gyroautomor…sma invariant dan gyrotranlasi invariant (kiri), dengan sifat sebagai berikut d (z; w) = d (gyr [x; y] z; gyr [x; y] w) d (y; z) = d (x y; x (3.16) (3.17) z) untuk x; y; z; w 2 D. Persamaan (3.16) berasal dari (P4), sedangkan (3.17) berasal dari (P4) dan identitas berikut, yang terpenuhi dalam sebarang grup komutatif gyro: (x a) (x b) = gyr [x; a] ( a b) (3.18) untuk x; a; b 2 D. Sehingga diperoleh pertidaksamaan segitiga d (x; z) d (x; y) d (y; z) d (x; y) + d (y; z) (3.19) untuk x; y 2 D, yang terpenuhi dari (3.17), (P3), (G6), dan (P4). Pembuktian metrik dan ruang vektor gyro dan persamaan (3.15)-(3.19) terlampir dalam Lampiran A. 3.3 Geometri Gyro Sekarang kita menuju geometri dari ruang vektor gyro (D; ; ). Dimulai dengan kelas kurva dalam D yang mempunyai kesamaan terhadap garis dalam ruang Euclidean. Jika a; b 2 E 2 , maka r (t) = a + t ( a + b) (3.20) t 2 R, parameterisasi garis unik yang melalui a (jika t = 0) dan b (jika t = 1). Persamaan ini menekankan pengaturan yang berbeda dari parameter pada kurva yang sama. Ambil a; b 2 D tetap dan misalkan kurva l (t) = a t ( a b) (3.21) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 31 untuk t 2 R. Kita mempunyai l (0) = a. Gunakan (G9) dan (3.8) dalam (3.21), kita lihat bahwa l (1) = b. Mengacu pada kurva (3.21) sebagai garis gyro yang melewati a dan b, lihat gambar 3.3. Untuk a; b 2 D, pada struktur- gyro terdapat satu garis gyro yang melewati a dan b. Bagaimanapun, dalam D, mengarahkan pengamatan geometri bahwa kurva dalam C, garis gyro merupakan tipe khusus dari kurva lingkaran melalui a dan b. Gambar 3.3 Garis gyro Subhimpunan …nite dari titik yang berada pada garis gyro biasa dapat dikarakteristik hanya dengan gyration. Hukum gyrotransitif sebagai berikut. (T) Sebuah himpunan fa1 ; a2 ; :::; an g D berada pada garis gyro biasa jika dan hanya jika gyr [a1 ; a2 ] gyr [a2 ; a3 ] :::gyr [an 1 ; an ] = gyr [a1 ; an ] . Diperoleh sifat "antara" garis gyro berikut ini. Untuk q < r < s, d (l (q) ; l (r)) ( (3.22) d (l (r) ; l (s)) = d (l (q) ; l (s)) dalam (( 1; 1) ; ; ).) Persamaan (3.22) adalah sebuah konsekuensi gyro- translasi invariant (3.17), (G7) dan (P2). Untuk setiap a; c 2 D, gyrotranlasi a dengan mengalikan c di ruas kiri akan menjelaskan sebuah aksi grup R pada D: s c (t c a) = (s c t c) a = (s + t) c a (3.23) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 32 menggunakan (G3), (G11), dan (G7). Tidak secara langsung adalah bukti dari kebalikannya: Jika tiga titik memenuhi (3.23), maka terdapat sebuah garis gyro yang memuat mereka. Seperti gambar 3.3 dan (3.22), garis gyro dalam D adalah “garis”dari model Poincare dari geometri hiperbolik. Ini adalah geodesik (kurva dengan panjang busur terpendek) dalam ruang metrik (D; d ). garis gyro yang melalui a dan b adalah sebuah busur dari lingkaran Euclide unik yang melalui a dan b (atau segmen garis jika a dan b adalah collinear dengan titik pusat) yang mendekati batas dari D secara orthogonal. (Ini karena l (t) adalah peta di bawah transformasi Mobius dari segmen garis diberikan oleh t ( a b).) Akan diperlihatkan bagaimana struktur-gyro dari D jika diberikan sebuah garis l dan sebuah titik a tidak pada l, terdapat sejumlah tak hingga garis melalui a yang paralel (tidak memotong) terhadap l. Untuk menyederhanakan perhitungan, akan dijelaskan dalam kasus dari sebuah garis gyro l (t) = t b melalui titik pusat, dan sebuah titik a tidak pada l. Untuk r 2 R, dide…nisikan (jbj ab) b], dan diperluas secara kontinu dengan 1 = (jbj ab) dan r = gyr [ a; r (jbj+ab) 1 = (jbj+ab) . Maka untuk sebarang r 2 [ 1; 1], diberikan garis gyro dengan lr (t) = a t (3.24) r b, t 2 R, melalui a (jika t = 0) dan paralel terhadap l (t) = t b, Gambar 3.4. Sebaliknya, sebarang garis gyro melalui a dan paralel ke l diberikan oleh (3.21) untuk suatu r 2 [ 1; 1]. Dua garis gyro ekstrim l1 dan l limt!1 l1 (t) = b jbj dan limt! totically divergent terhadap l. 1 l 1 (t) = b , jbj 1 memenuhi sebaliknya, dan disebut asymp- BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 33 Gambar 3.4 Beberapa garis gyro yang paralel terhadap garis gyro yang diberikan Diberikan titik a; b 2 D, akan diidenti…kasi elemen a b 2 D dengan vektor gyro terdiri dari segmen terarah dari garis gyro menghubungkan a ke b, yakni, dengan l (t) = a b) untuk 0 t( a 1. Jarak dari vektor gyro t dide…nisikan sebagai jarak d (a; b) antara titik batasnya. Jika a b= a b c d, maka misalkan vektor gyro yang berhubungan menjadi ekuivalen. Pada umumnya, a b adalah ekuivalen terhadap sebuah vektor gyro tunggal bertitik asal dari titik pusat. Dengan interpretasi ini, (3.21) dapat dilihat sebagai garis gyro unik melalui a dengan arah vektor gyro b. vektor gyro yang ekuivalen jelas a mempunyai panjang yang sama, tetapi tidak seperti pada Euclide, mereka tidak perlu paralel. Untuk a; b 2 D, titik sinar gyro l (t) = a a b pada k a bk t ( a lingkaran satuan C hanya bergantung pada 0, bertitik asal dari a dan menuju b. b), t Meskipun, jika c 2 l diberikan dengan c = l (s) untuk beberapa s > 0, maka (3.8) menjadi a c=s b), dan sehingga ( a a k a c s = ck ks ( a ( a b) a = b)k k a dengan identitas skala (3.11). Sekarang misalkan a b bk b1 dan a b2 , Gambar 3.5, dengan cos = a k a b1 a b1 k k a b2 b2 k (3.25) BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 34 Gambar 3.5 Sudut antara vektor gyro Dengan diskusi berikut, (3.25) hanya bergantung pada dua sinar gyro bertitik asal dari a dan melalui b1 dan b2 . Meskipun (3.25) hanya bergantung pada struktur-gyro intrinsic dari D, berarti juga bahwa ukuran sudut sama dengan yang dide…nisikan dengan tangent vektor li0 (0) pada a. Ini memperlihatkan bahwa dengan menghitung tangen vektor secara ekplisit adalah mudah, tetapi secara intuitif jelas karena b1 dan b2 dapat diperoleh dari “secara in…nite dekat”terhadap a, tangen vektor li0 (0) merupakan pengali dari 3.4 a bi , k a bi k i = 1; 2. Aturan Cosinus dalam Ruang Vektor Gyro Misal A = c b, B = c a dan C = a b menotasikan vektor gyro memberikan sisi dari segitiga hiperbolik dengan titik a; b; c dan misalkan ; ; menotasikan sudut yang bersesuian, lihat gambar 3.6. Dengan (3.18) dan (G6), diperoleh BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 35 Gambar 3.6 Segitiga hiperbolik A B = ( c b) = ( c b) ( c a) a) , berdasarkan (3.18) ( c = gyr [ c; b] (b a) = gyr [ c; b] gyr [b; a] ( a b) , berdasarkan (G6) sehingga diperoleh A B = gyr [ c; b] gyr [b; a] C. Dengan menggunakan persamaan di atas, (P4), (3.12) dan (3.25), diperoleh bentuk hukum kosinus hiperbolik sebagai berikut: kCk2 = kgyr [ c; b] gyr [b; a] Ck2 , berdasarkan (P4) Bk2 , berdasarkan persamaan di atas 1 (2 A) (2 B) 2 2 2 = kAk kBk , berdasarkan (3.12) 1 1 + 2 (2 A) (2 B) = kA kCk2 = kAk2 kBk2 = kAk 2 2 = kAk 2 kBk 1 2 1 1 2 1 2 1 A kAk kAk 2 1 2 1 2 kBk (2 A) (2 B) 1 (2 A) (2 B) 2 2 (2 1 2 (2 A kAk kAk kAk) (2 kAk) (2 B kBk kBk 2 2 B kBk kBk A kBk) kAk kBk) B kBk A B kAk kBk BAB 3. RUANG VEKTOR GYRO 36 berdasarkan (3.25) sehingga diperoleh kCk2 = kAk2 kBk2 1 2 1 (2 kAk) (2 kBk) cos 1 (2 kAk) (2 kBk) cos 2 (3.26) Sebagaimana (3.26), diperoleh teorema phitagoras untuk segitiga siku-siku hiperbolik: Jika A dan B saling tegak lurus, maka kCk2 = kAk2 kBk2 .