STUDI KELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISONAL PADA KOMUNITAS PASAR PAWON DI BARON –LAWEYAN KOTA SURAKARTA Oleh : Yustina Wuri Wulandari1 dan Dorothea Ririn Indriastuti2 1 Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta 2 Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK Pasar Pawon merupakan suatu tempat dimana komunitas penyedia makanan tradisonal berkumpul dan berinteraksi. Pasar ini telah berdiri sejak 20 tahun dan berlokasi di desa Baro Gede, Laweyan, Surakarta. UKM yang tergabung di Pasar Pawon meliputi komunitas tetap yaitu UKM Pawon dan UKM Pondok Boro. Dilatarbelakangi potensi pasar ini maka tujuan penelitian ini yaitu mengetahui studi kelayakan usaha yang sudah dilakukan di Pasar Pawon sehingga nantinya dapat digunakan untuk menyusun strategi operasional yang tepat dalam mengembangkan usaha. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survei lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber publikasi. Metode analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Berkaitan dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh UKM, ada beberapa strategi untuk mengatasinya. Pengembangan UKM tidak hanya oleh UMKM saja, tetapi juga harus didukung semua stakeholder. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan usaha di Pasar Pawon secara finansial layak untuk dikembangkan ini terlihat dari nilai R/C lebih besar dari satu, yang berarti dalam melakukan kegiatan usaha mendapatkan profit keuntungan. Kata kunci: Studi kelayakan, Pasar Pawon, makanan tradisional ABSTRACT Pasar Pawon is a place where traditional food provider community to gather and interact. This market has been established since 20 years and is located in the village of Baro Gede, Laweyan, Surakarta. SMEs are incorporated in the Market include community Pawon Pawon SME and Pondok Boro SME. The purpose of this research is to know the feasibility study that has been done in the Pasar Pawon so that later can be used to develop appropriate operational strategies in developing the business. This study uses primary and secondary data. Primary data were obtained from field surveys, while secondary data obtained from various sources publications. The analytical method used is descriptive approach. In connection with the various problems faced by SMEs, there are several strategies to overcome them. Development of SMEs not only by SMEs, but also must be supported by all stakeholders. Based on the survey results revealed that business activity in the market Pawon financially feasible to be developed can be seen from the value of R / C is greater than one, which means in conducting business make a profit advantage. Keywords : Feasibility study , Pasar Pawon , traditional food EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 105 tradisional dan pawon (bahasa jawa) yang PENDAHULUAN Kota Surakarta atau lebih dikenal berarti dapur. Maka pasar pawon dengan kota Solo merupakan salah satu merupakan suatu tempat dimana penyedia kota di Indonesia yang terkenal dengan dan wisata kulinernya. Bahkan dalam 5 tahun tradisional berkumpul dan berinteraksi. terakhir Solo sebagai ‘Spirit of Java’, Komunitas ini telah berdiri sejak 20 tahun banyak event kuliner digelar di kota ini. dengan manajemen pengelolaan bersifat Beberapa agenda tahunan kota terkait kekeluargan. Sampai saat ini jumlah kuliner antara lain grebeg Pasar Gedhe, anggota dalam kegiatan ini masyarakat dapat tergabung dalam menikmati aneka jajanan pasar tradisional Sedangkan kelompok dengan gratis. Selain itu ada event yang paguyuban dikemas berbeda setiap tahun contoh pada tergabung dalam UKM Pondok Boro. bulan Februari tahun 2015 diselenggarakan Selain itu ada sekitar 100 pedagang festival jenang. Bukan hanya pameran angkringan lain di wilayah Surakarta dan aneka jenis jajanan olahan jenang saja sekitarnya tetapi juga masyarakat boleh menikmati mengambil jajanan tadisional di pasar dengan gratis. Pawon. Pasar Pawon berlokasi di tanah Sejak dulu kota Solo dikenal dengan makanan khas daerah seperti penjual makanan penyedia jajanan 30 UKM pedagang yang atau setiap jajanan orang, Pawon. penjual yaitu angkringan hari selalu kas desa wilayah desa Baron Gedhe RT 2 RW 2 Kota Surakarta. tengkleng, timlo, nasi liwet, tumpeng, Hal yang menarik dan unik dari gudeg dan keragaman aneka jajanan pasar. komunitas di pasar pawon adalah anggota Banyak orang menyebut bahwa kota Solo kelompok yang tergabung. Paguyuban sebagai kota yang tidak pernah tidur pasar pawon terdiri dari dua kelompok karena setiap saat orang dapat mencari, yaitu kelompok pertama sebagai penyedia mendapatkan sajian jajanan yang tergabung dengan nama kapanpun UKM Pawon. Aneka jenis jajanan yang tengah malam tersedia di pasar pawon dapat dilihat dalam yang melatar Tabel 1 makanan dan yang menikmati diinginkan waktunya, walaupun sekalipun. Hal inilah Sedangkan kelompok kedua belakangi komunitas pedagang di malam sebagai penjual jajanan dan tergabung hari akhirnya membentuk kelompok atau dengan nama UKM Pondok Boro. Dalam paguyuban dengan nama pasar pawon. setiap hari aktivitas di pasar pawon hanya Sesuai dengan namanya pasar yang akan terjadi pada sore hari pukul 15.00 berarti tempat transaksi jual-beli secara sampai dengan 16.30 dan pada pagi hari 106 EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00. TUJUAN PENELITIAN Selain jam tersebut suasana di rumah Tujuan dari penelitian ini adalah pawon sepi, hanya akan terlihat meja untuk mengetahui apakah usaha makanan kosong yang berjajar rapi, seperti dalam tradisional di Pasar Pawon secara finansial Gambar 3 dan aktivitas penjualan dapat menguntungkan dilihat pada Gambar 4. Pada sore hari nantinya dapat digunakan sebagai evaluasi merupakan transaksi pengambilan barang, untuk dikembangkan menjadi agroindustri dimana para pedagang angkringan yang berbasis tergabung dalam Pondok Boro dan UKM berkelanjutan. atau tidak makanan sehingga tradisional yang angkringan lain di wilayah Solo dan sekitarnya akan mengambil aneka jajanan TINJAUAN PUSTAKA yang telah disediakan oleh UKM pawon. Makanan Tradisional Sedangkan pada pagi hari berikutnya Makanan angkringan akan membayar jajanan yang dan/atau hasil peternakan, baik yang laku dan mengembalikan jajanan yang sudah diolah maupun tidak laku khusus bagi anggota paguyuban namun dapat dikonsumsi. Selain itu, dan makanan menyediakan menjaga kesehatan, anggota tidak diberlakukan return produk. Paguyuban penyedia barang pertumbuhan hasil yang berasal diluar produk bahan terjadi transaksi pembayaran, pedagang untuk dari adalah pertanian belum diolah energi untuk mendukung dan melanjutkan jajanan di Rumah Pawon dalam setiap hari reproduksi (Smolin dan Grosvenor, 2008) diketahui mampu menyediakan aneka dan pemuas rasa kenyang. Makanan macam jajanan masyarakat sekitar 60 merupakan jenis. Mulai olahan dari bahan nabati, identitas kebudayaan bahan hewani, dan aneka makanan yang sehingga makanan dikukus ataupun digoreng. Harga jual pangan yang produk cukup terjangkau oleh masyarakat, merupakan bagian rata-rata Rp. 500,- sampai dengan Rp. masyarakat (Gardjito, 2007) yang 1.250,- per biji. Sedangkan komunitas digolongkan sebagai bagian dari pedagang hik akan menjual dagangan kebudayaan materiil dengan menaikan 10% dari harga pokok. dan sistem pembentuk aspek dan penanda suatu (termasuk dapat daerah bahan dikonsumsi) dari budaya (Basrowi, 2005) peralatan hidup (Koentjaraningrat, 2009). Menurut Den Hartog (2006), makanan merupakan bagian yang menyatu antara budaya EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 107 kelompok, agama dan bangsa. Pemaknaan masyarakat luar Kota Surakarta yang tersebut tinggal dan menetap di Kota Surakarta. menandai konsep mendasar tentang makanan tradisional. Keberadaan masyarakat yang dapat kita Kota Surakarta atau lebih dikenal sebut sebagai kaum pendatang dengan kota Solo merupakan salah satu membentuk kota di Indonesia yang terkenal dengan disebut sebagai warga perumahan. Hal wisata kulinernya. Bahkan dalam 5 tahun tersebut memberikan warna budaya dan terakhir Solo sebagai ‘Spirit of Java’, kebiasaan yang memengaruhi kehidupan banyak event kuliner digelar di kota ini. mereka sehari-hari, salah satunya adalah Beberapa agenda tahunan kota terkait kebiasaan mengonsumsi makanan. Warga kuliner antara lain grebeg Pasar Gedhe, perumahan umumnya berasal dari luar dalam kegiatan ini masyarakat dapat wilayah Kota Bekasi dan memiliki budaya menikmati aneka jajanan pasar tradisional yang beragam dengan gratis. Selain itu ada event yang pesatnya makanan modern dan makanan dikemas berbeda setiap tahun contoh pada instan bulan Februari tahun 2015 diselenggarakan makanan, festival jenang. Bukan hanya pameran sibuk maupun ketika waktu senggang. aneka jenis jajanan olahan jenang saja sebuah turut komunitas ini yang tiap individu. Selain itu, mempengaruhi baik konsumsi ketika dalam keadaan Kondisi masyarakat urban inilah tetapi juga masyarakat boleh menikmati yang menimbulkan dengan gratis. Sejak dulu kota Solo makanan sebagai simbol ekspresi belaka, dikenal dengan makanan khas daerah sehingga warga perumahan akan memilih seperti liwet, makanan tersebut sebagai konsumsi sehari- tumpeng, gudeg dan keragaman aneka hari. Meskipun mereka bertempat tinggal jajanan pasar. Banyak orang menyebut di bahwa kota Solo sebagai kota yang tidak mengenal pernah tidur karena setiap berasal dari Kota Surakarta. Bahkan ada tengkleng, timlo, nasi orang dapat Kota perubahan posisi Surakarta, makanan mereka sedikit tradisional mencari, mendapatkan dan menikmati kecenderungan sajian makanan yang diinginkan kapanpun makanan tersebut. Apabila hal tersebut waktunya, diabaikan maka makanan tradisional akan walaupun tengah malam sekalipun. daerah yang dikategorikan Salah satu cara yang dilakukan untuk sebagai wilayah penyangga bagi Propinsi makanan Jawa dengan 108 Tengah. melupakan mengalami kepunahan. Kota Surakarta merupakan salah satu mereka yang Implikasinya, banyak mempertahankan tradisional menyesuaikan keberadaan Kota dari Surakarta konteks EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 kesukaan individu, baik dari sisi ekonomi yang maupun manfaat (benefit), baik dalam arti financial sensoris. individu Faktor merupakan kesukaan memberikan yang benefit maupun dalam arti social benefit. makanan Layaknya suatu gagasan usaha/proyek tradisional (Smolin dan Grosvenor,2008). dalam arti social benefit tidak selalu Apabila menggambarkan menentukan dalam memilih makanan Surakarta dapat faktor akan dilaksanakan tradisional Kota disesuaikan layak dalam arti dengan financial benefit, hal ini tergantung dari keinginan masyarakat, eksistensi makanan segi penilaian yang dilakukan. Secara tradisional akan berjalan baik. Eksistensi umum aspek-aspek makanan tradisional Kota dalam studi kelayakan meliputi : Surakarta di yang akan dikaji warga perumahan dapat menjadi alat 1. pemersatu bagi warga perumahan yang budaya secara historis memiliki latar budaya 2. Aspek pasar dan pemasaran beragam. 3. Aspek teknis dan teknologi ngan mempertimbangkan Aspek hukum, sosial-ekonomi dan keberadaan warga perumahan dan interaksi 4. Aspek manajemen dengan 5. Aspek keuangan makanan tradisional Kota Surakarta, maka perlu dilihat penerimaan makanan tradisional perumahan di faktor yang memilih pada Kota S urakart a mereka makanan warga METODE PENELITIAN dan gunakan dalam tradisional Kota Studi ini merupakan penelitian research yang bertujuan untuk menggali berba- gai informasi terkait dengan Surakarta. kelayakan usaha UKM dalam rangka Studi Kelayakan Bisnis memberikan rekomendasi untuk pengembangan keberlanjutan kegiatan Studi kelayakan bisnis (proyek) adalah kegiatan untuk menilai sejauh usaha makanan tradisional di Pasar Pawon. mana manfaat yang diperoleh Berbagai hal ber-kaitan lokasi, metode dalam melaksanakan kegiatan sampling, tahapan kerja, dan metode usaha/proyek. dapat suatu Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam analisis dijelaskan sebagai berikut. Lokasi Penelitian mengambil keputusan, apakah menerima Riset ini dilaksanakan di komunitas Pasar atau menolak dari suatu gagasan usaha Pawon desa Baron Gedhe, kecamatan atau Laweyan, Kota Surakarta. Survei lapangan proyek Pengertian yang direncanakan. layak dalam penilaian adalah kemungkinan gagasan ini proyek dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2016. EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 109 Jenis dan Sumber Data analisis Jenis data yang dibutuhkan dalam studi interprestasi atas data dan hubungan ini berdasarkan sumbernya adalah data: yang ada dalam penelitian tersebut. Di (1) primer; dan (2) sekunder. Data samping itu juga dilakukan komparasi primer biasanya diperoleh dengan survei antara hasil penelitian dengan hasil-hasil lapangan penelitian terkait dan dilakukan korelasi metode yang menggunakan semua pengumpulan data deskriptif, dilakukan orisinal antara hasil-hasil pene- litian tersebut (Hanke dan Reitsch, 1998). Selanjutnya dengan teori atau konsep yang relevan data primer dapat didefinisikan sebagai (Singarimbun dan Effendi, 1989). data yang dikumpulkan dari sumbersumber asli (Kuncoro, 2009). Dalam HASIL DAN PEMBAHASAN riset ini data primer dikum pulkan hasil Profil UKM di Pasar Pawon wawancara dengan dan Sesuai dengan namanya pasar yang berbagai pihak yang telah dipilih berarti tempat transaksi jual-beli secara menjadi sampel atau Pengertian data data telah yang lembaga pedagang respon sekunder dipublikasikan adalah dikumpulkan pengumpul data kepada den. tradisional dan pawon (bahasa jawa) yang berarti dapur. Maka pasar pawon oleh merupakan suatu tempat dimana penyedia dan dan penjual makanan atau jajanan masyarakat tradisional berkumpul dan berinteraksi. pengguna (Hanke dan Reitsch, 1998). Komunitas ini telah berdiri sejak 20 tahun Secara singkat dapat dikatakan bahwa dengan manajemen pengelolaan bersifat data sekunder adalah data yang telah kekeluargan. Sampai saat ini jumlah dikumpulkan oleh pihak lain (Kuncoro, anggota 2009). Dalam riset ini data tergabung dalam diperoleh dari instansi di lingkungan Sedangkan kelompok Pemerintah Kota Surakarta. paguyuban Metode Analisa tergabung dalam UKM Pondok Boro. Analisis dalam penelitian ini dilakukan Selain itu ada sekitar 100 pedagang dengan pendekatan deskriptif. Analisis angkringan lain di wilayah Surakarta dan deskriptif memberikan gambaran pola- sekitarnya pola yang konsisten dalam data, sehingga mengambil jajanan tadisional di pasar hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan Pawon. sekunder secara singkat dan untuk mengambil simpulan 110 (Kuncoro, 2009). Dalam penyedia jajanan UKM pedagang yang 30 setiap orang, Pawon. penjual yaitu angkringan hari selalu Pasar Pawon berlokasi di tanah kas desa wilayah desa Baron Gedhe RT 2 RW EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 2 Kota Surakarta. Akses jalan menuju angkringan akan membayar jajanan yang tempat ini mudah dan hanya berjarak 1 km laku dan mengembalikan jajanan yang dari tidak laku khusus bagi anggota paguyuban Jantung Pusat Kota Surakarta. Kemudahan ini berpengaruh terhadap dan kedinamisan kelompok diberlakukan return produk. Oleh karena dalam untuk diluar berwirausaha, sebagai penyedia jajanan itu walaupun ada rakyat. Walaupun luas areal pasar untuk jumlahnya kecil. berjualan tidak begitu luas hanya 100 m x Kegiatan anggota return transaksi tidak produk, penyediaan 4.5 m namun telah mampu menggerakkan jajanan terjadi setiap hari mulai hari senin semangat wirausaha di masyarakat, hampir sampai hari minggu. Mereka libur hanya setiap hari selalu ada aktivias di Pasar pada hari Idul Qurban selama satu minggu. Pawon. Setiap harinya telah adanya kesepakatan Hal yang menarik dan unik dari bersama bahwa anggota UKM Pasar komunitas di pasar pawon adalah anggota Pawon membayar retribusi Rp. 1.000,-. kelompok yang tergabung. Paguyuban Sedangkan sebagai anggota UKM Pondok pasar pawon terdiri dari dua kelompok Boro membayar Rp. 500,-. Selanjutnya yaitu kelompok pertama sebagai penyedia pedagang angkringan yang lain dan belum jajanan yang tergabung dengan nama tergabung di paguyuban pawar pawon UKM Pawon. Dalam setiap hari aktivitas dikenakan di pasar pawon hanya akan terjadi pada Pengelolaan sore hari pukul 15.00 sampai dengan pengelolaan kebersihan tempat, perbaikan 16.30 dan pada pagi hari pukul 07.00 sarana prasarana, untuk kegiatan sosial sampai dengan pukul 10.00. Selain jam seperti kunjungan keanggotan yang sakit tersebut suasana di rumah pawon sepi, dan juga untuk kegiatan refreshing setiap hanya akan terlihat meja kosong yang setahun sekali, dalam rangka membangun berjajar rapi. Pada sore hari merupakan keeratan keluargaan di antara anggota transaksi pengambilan barang, dimana kelompok. para pedagang angkringan yang tergabung dalam Pondok Boro dan biaya uang Paguyuban sama Rp. retribusi penyedia 500,-. adalah barang UKM jajanan di Rumah Pawon dalam setiap hari angkringan lain di wilayah Solo dan diketahui mampu menyediakan aneka sekitarnya akan mengambil aneka jajanan macam jajanan masyarakat sekitar 60 yang telah disediakan oleh UKM pawon. jenis. Mulai olahan dari bahan nabati, Sedangkan pada pagi hari berikutnya bahan hewani, dan aneka makanan yang terjadi transaksi pembayaran, pedagang dikukus ataupun digoreng. Harga jual EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 111 produk cukup terjangkau oleh masyarakat, diklasifikasikan dalam dua aspek, yaitu rata-rata Rp. 500,- sampai dengan Rp. aspek internal yang dihadapi dalam UKM, 1.250,- per biji. Sedangkan komunitas dan aspek eksternal yang berasal dari luar pedagang hik akan menjual dagangan UKM. dengan menaikan 10% dari harga pokok. ditempuh Studi Kelayakan Usaha dan Strategi pendekatan logis Pengembangan melalui Dalam menjalankan usahanya Strategi pengembangan didasarkan dua dan menggunakan managemen yang sangat pengembangan UKM. sederhana, sehingga untuk dikembangkan agroindustri perlu komprehensif industri, ditempuh langkah- langkah yang dituangkan kawasan pola langkah sektor/kelompok UKM di komunitas Pasar Pawon masih menjadi kepada yang dalam program Meskipun pengembangan pendekatan seperti di atas dapat pendampingan dari berbagai pihak baik diterapkan di semua skala satuan obyek pemerintah pembinaan ataupun dari Perguruan dari level sektor ataupun Tinggi. Kelemahan yang mendasar dalam kelompok/cabang mengelola usaha terlihat dari managemen nasional/daerah secara makro, sampai keuangan, tingkat sentra industri dan unit usaha terutama dalam pelaporan industri secara juga bagaiman menciptakan produk yang pertimbangan diproduksi menjadi preferensi konsumen. nasional dan global. Sebelum sesuatu Oleh karena itu berkaitan dengan tenaga obyek kerja khususnya, maka tenaga kerja yang ditetapkan merupakan bagian dari keseluruhan proses pengembangan, perlu terlebih dahulu produksi dalam menjalankan usahanya dinilai obyek harus menyadari bagaimana pentingnya dikembangkan untuk dijadikan proyek membangun ataupun sasaran kegiatan. konsumen terhadap keamanan produk selain juga harga yang terjangkau. Untuk efisiensi sentra strategi sentra untuk bahwa daya industri dijadikan tersebut atas saing kecil proyek layak Kriteria kelayakannya utamanya didasarkan menentukan namun tingkat keuangan yang belum acountable dan kepercayaan mikro, di kepada pertimbangan- pertimbangan: (1) Kegiatan produksinya pengembangan UKM secara tepat, maka berakar atas dasar hasil survei kelayakan usaha talenta masyarakat setempat misalnya aset secara finansial dapat diketahui berbagai budaya kerajinan/seni masalah yang dihadapi oleh pelaku UKM. Melibatkan tenaga kerja yang banyak Berbagai khususnya pada penduduk setempat; (3) 112 masalah tersebut dapat dari terdapatnya SDA dan tradisional; (2) EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 Menghasilkan nilai tambah agregat yang kegiatan usaha industri kecil menengah besar; (4) Dapat memicu pertumbuhan yang secara komersial dapat berjalan dan ekonomi di berbagai sektor tumbuh berkembang secara mandiri dan khususnya di daerah terkait, yang ber- sehat tanpa membebani pemerintah sangkutan; (5) Mempunyai prospek pasar dengan subsidi maupun biaya pembinaan yang potensial dan berkelanjutan, apalagi terus menerus. pasar eks- por; (6) Komponen-komponen Berdasarkan hasil analisis survey kegiatan industri di dalamnya mempunyai di lapangan makan analisis RC Ratio prospek yang terhadap beberapa produk makanan yang sehingga hasil kegiatan dijajakan di Pasar Pawon dapat dilihat kelayakan menjanjikan, pembinaan akan finansial dapat mewujudkan selengkapnya dalam Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1. Nilai RC ratio per Bulan Juli 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Produk Tempe Mendoan Tempe Bacem Bakwan Tahu Bakso Tahu Bacem Tahu Goreng Tahu Isi Jadah Risoles Martabak Sate Kerang Sate Usus Sate Kulit Telur Gemak Kerupuk Rambak Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pemasaran aneka jajanan yang dihasilkan oleh UKM mengalami analisis kelayakan usaha hasil survey dilapangan dapat dilihat dalam Tabel 3 di bawah ini. Secara keseluruhan dari 15 pasarnya jelas yaitu masyarakat luas. Hal sampel produk makanan, diketahui bahwa ini disebabkan karena harga barang yang nilai R/C semuanya lebih besar dari 1. dijual di pasar cukup terjangkau di Hal ini membuktikan bahwa dalam masyarakat. Aneka jajanan yang dijual di pemasaran produk diminati konsumen pasar pawon rata-rata merupakan camilan dan mendapatkan keuntungan. sehingga karena kesulitan dalam penjualan. Dari hasil segmen ringan kesulitan Pawon tidak Nilai R/C 5.357 4.858 5.015 4.587 5.065 5.045 5.038 6.011 5.033 4.865 4.887 5.875 5.667 4.887 5.765 tidak mengalami EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 113 KESIMPULAN DAN SARAN Saran Sesuai hasil kajian penelitian maka Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan survey terdapat beberapa saran untuk dilapangan dapat disimpulkan bahwa penngembangan kegiatan usaha di Pasar dalam pengembangan usaha UKM tidak Pawon meliputi : hanya dibebankan pada UKM sendiri Meningkatkan Kualitas supaya namun juga harus memperoleh dukungan dapat bersaing dengan produk seluruh sejenis stake-holders. Dukungan dipasaran, strategi termaksud diharapkan datang dari asosiasi dilakukan pengusaha, Perguruan Tinggi, dan atau loyalitas konsumen. dinas terkait di ling kungan pemerintah untuk ini menjaga Meningkatkan kualitas kota Surakarta. Di samping itu juga pengepakan agar lebih menarik diperlukan kebijakan pemerintah yang lagi. mendorong pengembangan UKM. Ditinjau keuangan dari maka hasil berdasarkan analisis Perlu dukungan terkait hasil dari lembaga dalam rangka peningkatan kemampuan UKM penelitian tentang evaluasi kelayakan dalam aspek Manajemen usaha dari 15 produk jajanan di Pasar Manajemen Pawon cara melakukan pendampingan. diperoleh nilai R/C kegiatan Keuangan dan dengan usaha di Pasar Pawon cukup prospektif untuk dikembangkan, karena rata-rata UCAPAN TERIMAKASIH nilai R/C dari penjualan aneka produk Penulis mengucapkan terimakasih kepada tersebut 5,197. Komunitas Pasar Pawon KEMENRISTEK DIKTI melalui program telah mampu menciptakan peluang baru IPTEK dibidang pengolahan pangan dan terbukti Tahun Anggaran 2015 pelaksanaan 2016 mampu yang meningkatkan penghasilan Pengabdian telah bagi memberikan Masyarakat dukungan ekonomi Rumah Tangga. Oleh karena itu financial dalam pelaksanaan kegiatan lebih lanjut kreatifitas usaha jajanan penelitian ini. makanan tradisional ini dapat dijadikan contoh bagi desa lain sehingga akan terbangun desa mandiri berbasis ekonomi DAFTAR PUSTAKA Basrowi. 2005.Pengantar Sosiologi. Ghalia Indonesia. Bogor kreatif dengan usaha jajanan tradisional dan disisi lain sekaligus juga melestarikan makanan tradisional. 114 Gardjito, M. 2007. Arah Baru Kompetensi Pendidikan Ilmu dan Teknologi EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 Pangan Untuk Mengatasi Masalah Pangan, Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Gadjah Mada. mgb.ugm.ac.id. Diakses pada 4 Januari 2013 pukul 20.30 WIB Hanke, J.E. and Reitsch, A.G. 1998. Business Forecasting. Sixth Edition. London: Pren- tice-Hall International Ltd Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi, Edisi Revisi 2009.Rineka Cipta, Jakarta. Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis Tesis?, Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga Singarimbun, M., dan Effendi, S., (Editor). 1989.Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi, Cetakan 1. Jakarta: LP3ES. Smolin, L.A. dan Grosvenor, M.B. 2008. Nutrition, Science and Applications. John Wiley &Sons. New York. EKSPLORASI Volume XXIX No.1 - Agustus Tahun 2016 115