analisis local scouring pada

advertisement
KONSEP DASAR ARSITEKTUR TATA RUANG RUMAH TINGGAL TRADISIONAL
JAWA TENGAH PADA PERKEMBANGAN TATA RUANG MASJID KADILANGU
DEMAK DARI AWAL BERDIRI SAMPAI SEKARANG
Mohhamad Kusyanto
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)
Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telp. (0291) 681024
Abstract: Mosque of Kadilangu represent inheritance mosque of Sunan Kalijaga, one of nine Wali
in Java (Walisongo) propagating Islam with local culture approach. Mosque of Kadilangu from early
standing to date have experienced of some architecture growth that are phase of Sunan Kalijaga
period, Mataram kingdom government period and year of 1990s till now. Growth of Kadilangu
Mosque architecture estimated to use basic concept of traditional residence architecture of Central
Java. This Research aim to know relation of basic concept of traditional architecture of Central Java
with architecture of Kadilangu mosque in it’s growing from early standing to date. Result of this
research shows relation existence among both of the architecture.
Keywords: basic concept, traditional architecture of central java, kadilangu mosque
Abstrak: Masjid Kadilangu merupakan masjid peninggalan Sunan Kalijaga, salah seorang dari
sembilan wali di Jawa (Walisongo) yang menyebarkan agama Islam dengan pendekatan
kebudayaan setempat. Masjid Kadilangu dari awal berdiri sampai saat ini telah mengalami
beberapa perkembangan tata ruang yakni fase masa Sunan Kalijaga, fase masa pemerintahan
Kerajaan Mataram dan fase tahun 1990-an sampai sekarang. Perkembangan tata ruang Masjid
Kadilangu diduga menggunakan konsep dasar tata ruang rumah tinggal tradisional Jawa Tengah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui keterkaitan konsep dasar tata ruang rumah tinggal tradisional
Jawa Tengah dengan tata ruang Masjid Kadilangu dalam perkembangannya dari awal berdiri
sampai saat ini. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keterkaitan diantara kedua tata ruang
tersebut.
Kata Kunci: konsep dasar, tata ruang tradisional jawa tengah, masjid kadilangu
BACKGROUND
masyarakat setempat, dapat diterima dengan
Kota Demak merupakan salah satu kota
baik
secara
perlahan-lahan
dan
tidak
di Jawa Tengah yang pada jaman dahulu
menimbulkan sikap fanatisme berlebihan yang
menjadi kota yang terkenal karena menjadi
dapat mengakibatkan perpecahan.
pusat kerajaan Islam yang pertama di pulau
Jawa.
Penyebaran
Islam
pada
saat
itu
Masjid Kadilangu pada awal berdiri
sampai saat ini telah mengalami beberapa
berkembang cukup pesat. Peninggalan yang
perkembangan
tata
ruang.
Perkembangan
sampai saat itu masih ada di antaranya adalah
tersebut terdiri dari beberapa fase, yaitu fase
masjid Kadilangu. Masjid ini merupakan salah
masa Sunan Kalijaga, fase masa pemerintahan
satu masjid wali peninggalan Sunan Kalijaga,
Kerajaan Mataram dan fase tahun 1990-an
salah seorang dari sembilan wali di Jawa
sampai sekarang.
(Walisongo), yang menyebarkan ajaran Islam
Konsep-konsep dasar tata ruang rumah
dengan pendekatan kebudayaan setempat atau
tinggal tradisional setempat yang berakar pada
dengan tujuan agar Islam yang pada saat itu
tata nilai dan kepercayaan yang berkembang di
masih
masyarakat setempat diduga digunakan Masjid
merupakan
agama
asing
bagi
Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan .......... – M. Kusyanto
Kadilangu yang
norma
dan
berakulturasi dengan norma-
kaidah
dalam
agama
Islam,
bangunan,
tata
pengejawantahan
ruang,
yang
tata
selalu
seluruh
datang
dari
kemudian dimanifestasikan pada tata ruang
dalam, dari inti, galih, jati diri, pandangan
masjid meskipun telah mengalami beberapa kali
semesta, sikap hidup serta kebudayaan bangsa;
fase perkembangan.
dari galaksi keyakinan dasar suatu komunitas,
konkrit, histories, tidak abstrak, tidak seragam
MANFAAT PENELITIAN
untuk segala bagsa maupun kurun jaman (Eko
Adapun manfaat dari penelitian ini
Budihardjo, 1983: 61).
adalah mengetahui keterkaitan konsep dasar
Menurut Gutman dan Fitch, arsitektur
arsitektur tata ruang rumah tinggal tradisional
merupakan suatu proses keseluruhan, yaitu
Jawa Tengah dengan tata ruang
dampak
Masjid
persepsi sensoris
Kadilangu Demak atau menelusuri perkembang-
terhadap
an tata ruang Masjid Kadilangu mulai pada saat
Arsitektur adalah proses estetika total, yaitu
awal berdiri sampai saat ini.
dampak dari pengalaman budaya total terhadap
kehidupan
METODE PENELITIAN
manusia
dari lingkungan
secara
organis,
keseluruhan.
psikologi
dan
sosial.
Arsitektur adalah sarana serta cara berekspresi
Penelitian dilakukan dengan metode
sebagai berikut:
yang fungsi utamanya adalah intervensi untuk
kepentingan manusia, tanpa menghilangkan
Studi literatur, studi yang dilakukan dengan
identitasnya (Eko Budihardjo, 1983: 113).
mengambil bahan dari buku-buku literatur
Tradisional berasal dari kata bahasa
yang berhubungan dengan konsep dasar
Latin traditio, yang berarti segala sesuatu yang
tata ruang rumah tinggal tradisional Jawa
turun temurun dari nenek moyang (Departemen
Tengah dan tata ruang Masjid Kadilangu.
Pendidikan dan Kebudayaan, 1981-
Studi
observasi,
studi
yang
dilakukan
Berdasarkan
uraian
diatas
konsep
dengan mengamati langsung di lapangan.
dasar arsitektur tradisional Jawa Tengah adalah
Wawancara,
gagasan dasar dalam tata bangunan, tata
mengadakan
wawancara
langsung kepada nara sumber.
ruang, yang berakar dari jati diri, pandangan
semesta, sikap hidup, keyakinan dasar, dampak
TINJAUAN PUSTAKA
persepsi sensoris dari lingkungan terhadap
Konsep Dasar Arsitektur Tradisional Jawa
Tengah
manusia secara keseluruhan yang diwariskan
Suatu definisi sederhana tentang suatu
konsep mengemukakan bahwa konsep adalah
gagasan yang memadukan berbagai unsur ke
dalam suatu kesatuan (James C. Snyder dan
secara turun temurun oleh masyarakat Jawa
Tengah.
Konsep
dasar
arsitektur
tradisional
Jawa Tengah tersebut meliputi: konsep simbolis
dan konsep kosmologi Jawa Tengah.
Anthony J. Catanese, 1984: 287).
Menurut Dipl.Ing YB. Mangunwijaya,
arsitektur adalah pembangunan utama, dalam
arti terbatas dalam arti total norma, tata
Konsep Simbolis
Masyarakat
Jawa
Tengah
sangat
mempercayai dan menjunjung tinggi kaidah
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 – Januari 2007, hal: 65 -
serta
norma-norma
Tengah.
dalam
Simbol-simbol
dari
budaya
Jawa
budaya
Jawa
CENTER
Tengah tersebut dimanifestasikan pada bagianbagian dari bangunan sehingga setiap bagian
pada bangunan rumah tinggal tradisional Jawa
Tengah
mempunyai
tersendiri,
yang
maksud
kemudian
dan
tatanan
menjadi
suatu
patokan dalam membangun rumah tinggal
tradisional
Jawa
Tengah.
Konsep-konsep
Gambar 2. Konsep Center pada Mancapat
simbolis terdiri dari:
. Konsep Mancapat
Konsep Dualitas
Konsep
ini
menunjukkan
fenomena
Kata mancapat berasal dari kata manca
yang terdiri dari dua hal yang saling bertolak
berarti perbedaan dan pat (papat) berarti empat.
belakang, berlawanan, tetapi secara alami
Jadi mancapat berarti empat perbedaan artinya
saling melengkapi agar kehidupan di jagat raya
konsep mancapat ini membagi ruang menjadi
bisa harmonis. Contoh adanya kanan dan kiri,
empat bagian yang masing-masing mewakili
tinggi dan rendah, gunung dan laut, dan
suatu unsur kehidupan atau memanifestasikan
sebagainya (Gunawan Tjahjono, 1989: 124-
makna dalam kehidupan. Empat unsur alam
berdasarkan
Konsep Center
Konsep
ini
suatu
titik
masyarakat
Jawa
Tengah Kuno yaitu api, air, bumi dan udara
mengungkapkan
bahwa
(Gunawan Tjahjono,
diantara dua hal yang saling bertolak belakang
terdapat
keyakinan
yang
menghubungkan
).
Elemen-elemen ini membentuk empat
arah yaitu: Timur, Barat, Utara dan Selatan.
dualitas dalam kehidupan yang disebut sebagai
U
center (Gunawan Tjahjono, 1989: 124Center tersebut dianggap sebagai pusat
jagat baik secara makro maupun secara mikro,
yang mempunyai tingkat kesakralan (Gambar 1
dan 2).
B
T
CENTER
S
Gambar .: Konsep Center pada Dualitas
Gambar 3. Konsep Mancapat
Konsep Mancalima
Yakni konsep Mancapat yang dilengkapi
suatu titik
pusat sebagai manifestasi dari
Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan .......... – M. Kusyanto
adanya suatu kekuatan (Gunawan Tjahjono,
(akhirat/ netherworld) (Gunawan Tjahjono, 1989:
Konsep ini menunjukkan adanya suatu
Konsep Kosmologi Jawa Tengah
sumbu yang dominan yang menjadi axis dalam
Pemikiran pokok dari konsep kosmologi
penataan
rumah
Jawa
Utara-Selatan
yang
Tengah,
berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa
diimbangi juga dengan beberapa bagian di
Tengah.
sebelah
Alam semesta dan komunitas merupautama
dalam
Barat
dan
Timur.
Konsep
ini
memperjelas adanya center sebagai suatu titik
Konsep Alam Semesta dan Komunitas
elemen
sumbu
tradisional
Jawa Tengah adalah kekuatan alam serta
kan
yaitu
tinggal
pusat yang penting.
kehidupan
masyarakat Jawa Tengah (Gunawan Tjahjono,
Tata Ruang pada Rumah Tinggal Tradisional
Jawa Tengah
Konsep dasar arsitektur tradisional yang
Alam semesta merupakan perwujudan
dari segala bentuk fisik dan non fisik, sedangkan
komunitas adalah kelompok manusia yang
tinggal bersama dalam suatu tempat dan
diterapkan pada tata ruang rumah tinggal
masyarakat
Jawa
Tengah
merupakan
manifestasi dari keyakinan, pandangan hidup
dan falsafah masyarakat Jawa Tengah.
mempunyai tingkat kehidupan yang sama.
Perbedaan strata sosial mempengaruhi
Konsep Javadvipa
Kosmologi dalam masayarakat Jawa
memiliki dua aspek yaitu aspek horisontal,
bahwa dalam jagad dikenal adanya pengertian
pusat/puser, dan aspek vertikal, bahwa alam
tersusun dari tiga unsur langit, tanah dan dunia
berbagai unsur dalam pembentukan ruangruang rumah tinggal tersebut. Semakin tinggi
status
sosial
seseorang,
semakin
lengkap
ruang-ruang yang ada. Sehingga rumah tinggal
yang ada dapat dibedakan menjadi rumah
rakyat biasa, rumah tingkat sedang (tingkat
bawah.
Konsep
horisontal
dalam
kitab
Mahabhrata menyebutkan bahwa Jambudvipa
sebagai pusat, namun dalam suatu karangan
Tantu Panggelaran, dikatakan bahwa image dari
sistem kosmos di Jawa Tengah mengalami
perubahan. Pusat sistem kosmos berpindah dari
jambudvipa
menjadi
javadvipa
(di
Jawa
Tengah), dan pulau Jawa dianggap sebagi
Dalam arah vertikal, sistem kosmos
terbagi atas tiga bagian, yaitu dunia atas
dunia
tengah
(tingkat penghulu, tingkat penghulu agung,
tingkat bangsawan). Yang akan kita bahas disini
adalah
rumah
tingkat
sedang
dengan
pertimbangan sudah memiliki tata ruang yang
cukup lengkap.
Pada rumah tingkat sedang terdapat
pembagian ruang yang secara garis besar
adalah sebagai berikut (lihat Gambar 4.):
pusat jagat raya yang baru.
(angkasa/sky),
pedagang, Bupati) dan rumah tingkat besar
(daratan/land)
dalam hal ini Jawa Tengah, dan dunia bawah
Dalem Ageng, adalah bagian paling penting
karena merupakan tempat tinggal keluarga.
Dalem
memiliki
beberapa
ruang
yang
disebut dengan sentong. Sentong ini terdiri
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 – Januari 2007, hal: 65 -
dari beberapa jenis dengan fungsi yang
Pringgitan, yang terletak antara pendopo
berbeda:
dan
dalem,
merupakan
ruang
yang
Sentong kiwo, merupakan tempat tidur
berfungsi untuk menerima tamu-tamu ter-
anggota
tentu dan kerabat dekat serta digunakan
keluarga
dan
di
daerah
pedesaan digunakan untuk menyimpan
juga
untuk
mengadakan
pertunjukan
hasil bumi.
wayang.
Sentong tengah, merupakan tempat
Gadri, yang berfungsi sebagai ruang makan.
yang sakral karena digunakan sebagai
Gandok tengah kiwo, teras yang terdapat di
tempat pemujaan kepada Dewi Sri.
kiri Dalem Ageng.
Ruang ini disebut juga pedaringan.
Gandok tengah tengen, teras yang terdapat
Sentong tengen, sama seperti sentong
di kanan Dalem Ageng.
kiwo yaitu merupakan tempat tidur
Gandok kiwo, yang merupakan tempat tidur
anggota keluarga.
anak laki-laki dan juga digunakan sebagai
teras.
Gandok tengen, yang merupakan tempat
tidur anak perempuan dan juga digunakan
C
sebagai tempat duduk.
Pendhapa, yaitu bagian yang terletak di
depan rumah dan berfungsi untuk menerima
G
E
A
D
F
tamu, istirahat atau keperluan lain.
Tinjauan Umum masjid
B
Masjid menurut arti harfiahnya berasal
dari Bahasa Arab dengan kata pokok sujudan
H
yakni posisi dalam sholat, ketika dahi manusia
yang sedang mengerjakan sholatmenyentuh
Gambar 4. Posisi Ruang pada Rumah Tinggal
Tradisional Jawa Tengah
tanah dalam kepatuhandan penyerahan diri
sepenuhnya kepada Allah (Seyyed Hossein
Noer, 1993: 51).
Keterangan:
A. Dalem ageng
Sentong tengen
Sentong tengah (pedaringan)
Sentong kiwo
B. Pringgitan
C. Gadri
D. Gandok tengah kiwo
E. Gandok tengah tengen
F. Gandok kiwo
G. Gandok tengen
H. Pendhapa
Kata sujudan ini kemudian berkembang
menjadi masjidu dan akhirnya menjadi masjid
(Sidi Gazalba, 1977: 118).
Fungsi
masjid
yang
utama
adalah
sebagai pusat kegiatan ibadah seperti sholat 5
waktu, sholat jum’at, sholat terawih, iktikaf dan
sholat sunnat yang lainnya. Selain itu berfungsi
sebagai pusat kemasyarakatan seperti menikahkan muslim yang dilakukan penghulu, mendoakan,
menyembahyangkan
jenazah,
Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan .......... – M. Kusyanto
serta
mengajarkan, membicarakan dan menyimpul-
Gudang, yang digunakan untuk menyimpan
kan semua pokok kegiatan Islam dan lain-lain
tikar sembahyang serta alat-alat lain yang
(Sidi Gazalba, 1977: 133-
berhubungan dengan sarana pendukung
sholat. Gudang ini berada di sebelah kiri
Ruang-ruang pada Masjid Tradisional
Ruang-ruang
bangunan
Departemen
masjid
yang
terdapat
tradisional
Pendidikan
dan kanan ruang pengimaman.
dan
pada
menurut
Secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.
berikut:
R. Pengimaman
Kebudayaan
Mihrab
(1981-1982: 108) terdiri dari:
Ruang pengimaman yang terletak di ujung
Gudang
Gudang
tengah pada bagian dalam masjid yang
Ruang Iktikaf
merupakan ruang tempat imam memimpin
sholat. Ruang pengimaman ini berorientasi
ke arah kiblat, yang merupakan kesatuan
R. Wudlu pria
Teras
Teras
Jamaah Wanita
R. Wudlu
Wanita
Jamaah pria
arah bagi umat Islam di seluruh dunia.
Ruang mihrab yang terletak di sebelah
Serambi
ruang pengimamam yang berfungsi sebagai
Jalan ber-trap-trap
ruang tempat berkotbah.
Ruang iktikaf yang terletak di sebelah ruang
mihrab dan ruang pengimaman yang ber-
Gambar . Ruang pada Bangunan Masjid Tradisional
fungsi sebagai ruang untuk berdoa dan
tafakur.
MASJID KADILANGU
Masjid Kadilangu terletak kurang lebih 2
Ruang sholat yang terletak setelah ruang
iktikaf dan pada umumnya ruang sholat pria
dan wanita dipisahkan dengan hijab seperti
sketsel atau kain. Ruang sholat jamaah
wanita berada di sebelah kiri dan jamaah
km dari pusat Kota Demak ke arah Tenggara
(Gambar 6). Di dekat masjid tersebut terdapat
makam
Sunan
Kalijaga,
kerabat
serta
keluarganya.
pria di sebelah kanan.
PERMUKIMAN
Di samping itu juga terdapat ruang
KOMPLEKS
MAKAM
tambahan yang fungsinya bersifat mendukung
MASJID
KADILANGU
Sasono
Renggo
dan melengkapi kebutuhan untuk melaksanakan
PERMUKIMAN
sholat. ruang tersebut meliputi:
PERMUKIMAN
Ruang wudlu, yang terletak di sebelah
PERMUKIMAN
kanan masjid. Biasanya dipisahkan menjadi
ruang wudlu pria dan wanita.
Serambi, yang digunakan untuk dudukduduk, menjalin ukhuwah Islamiyah sesama
muslim serta mendengarkan khutbah.
KOLAM IKAN
Ke Kota Demak
Sekretariat
Ahli Waris
Sunan
Kalijogo
PERMUKIMAN
JL. RADEN SAID
PARKIR
BIS
Gambar 6. Denah Lokasi Masjid Kadilangu
Teras, yang digunakan untuk duduk-duduk.
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 – Januari 2007, hal: 65 -
Tata Ruang Masjid Kadilangu Demak
bangunan besar yang didukung oleh dua baris
Berdasarkan data yang diperoleh dari
pilar yang tinggi dan terletak di depan masjid,
literatur, observasi lapangan, dan wawancara
namun tidak menjadi satu dengan masjid
langsung (dengan sesepuh ahli waris Sunan
melainkan agak terpisah (Gambar 8). Pada
Kalijaga dan takmir Masjid Kadilangu), maka
perkembangan selanjutnya, paseban dijadikan
tata ruang Masjid Kadilangu Demak telah
satu dengan masjid menjadi sebuah serambi
mengalami perkembangan ruang dalam 3 fase
depan (Gambar 9).
yaitu:
Mihrab
Fase Masa Sunan Kalijaga
Pada fase ini masjid Kadilangu masih
berupa
Langgar
Kadilangu/Langgar
Sunan
Kalijaga dengan tata ruang dalamnya masih
R. Sholat
sangat sederhana (Gambar 7).
Mihrab
Paseban
R. Sholat
Gambar 8. Sketsa Denah Masjid Kadilangu
dengan Paseban
Mihrab
Gambar 7. Sketsa Denah Langgar Kadilangu
Ruang–ruang yang ada meliputi:
Ruang sholat, dimana pada ruang ini juga
R. Sholat
terdapat empat buah soko guru yang
menopang struktur atap tajug tumpang telu.
Mihrab.
Ruang wudlu (tidak ada bukti yang kuat
mengenai perletakkannya).
Serambi
Fase Masa Kerajaan Mataram
Pada
fase
ini
langgar
Kadilangu
Gambar 9. Sketsa Denah Masjid Kadilangu
dengan Serambi
mengalami perkembangan menjadi masjid dan
ada penambahan ruang dikarenakan sudah
Fase Tahun 1990-an Sampai Sekarang
tidak dapat menampung umat Islam yang akan
Pada fase ini kondisi masjid Kadilangu
melaksanakan sholat. Penambahan tersebut
mengalami perkembangan dengan melakukan
berupa
pembangunan
paseban
atau
balai
sidang
yakni
dan
renovasi
agar
Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan .......... – M. Kusyanto
dapat
menampung umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah dan berziarah baik dari domestik
maupun manca Negara (lihat Gambar 10, 11,
12, dan 13).
R. Wudlu Pria
Wanita
Gudang
Mihrab
R. Operator
Gambar 12. Tampak Depan Masjid Kadilangu
Saat ini
R. Sholat
Wanita
R. Sholat Pria
R. Sholat
R. Wudlu
Pria
R. Wudlu
Wanita
Serambi Dalam
Serambi Luar
Gambar 13. Tampak Belakang Masjid Kadilangu
Saat ini
Gambar
. Denah Masjid Kadilangu Saat ini
ADAPTASI KONSEP DASAR ARSITEKTUR
TATA RUANG RUMAH TINGGAL
TRADISIONAL JAWA TENGAH PADA TATA
RUANG MASJID KADILANGU
Konsep
tata
ruang
rumah
tinggal
tradisional Jawa Tengah yang memiliki banyak
tata nilai telah mengalami adaptasi pada Masjid
Kadilangu, hal ini diketahui dengan membandingkan tata ruang dari beberapa fase
Gambar 11. Ruang Sholat dan Mihrab Masjid
Kadilangu Saat ini
perkembangannya.
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 – Januari 2007, hal: 65 -
Fase Pada Masa Sunan Kalijaga
Pada
tata
tinggal
sidang, yaitu sebuah bangunan besar yang
tradisional Jawa Tengah terdapat suatu inti
didukung oleh dua baris pilar yang tinggi dan
ruang yang disebut dengan dalem ageng yaitu
terletak di depan masjid. Paseban ini letaknya
tempat
pada
tidak menyatu dengan masjid, namun pada
Langgar Kadilangu, ruang intinya adalah ruang
perkembangan selanjutnya, paseban dijadikan
sholat (Gambar 14).
satu dengan masjid menjadi sebuah serambi
tinggal
ruang
penambahan ruang berupa paseban atau balai
keluarga
rumah
sedangkan
dalam.
Pola Tata Ruang Inti Rumah
Tinggal Tradisional Jawa
Pola Tata Ruang Inti
Masjid Kadilangu
Sentong
Tengah
Mihrab
Pengaruh Kosmologi
Pada perkembangan pertama, ruang
sholat
yang
ada
sebelumnya
masih
dipertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa
penerapan
Dalem Ageng
konsep
kosmologi
Jawa
yang
memperlihatkan ruang sholat sebagai ruang
Ruang Inti Sholat
utama yang sakral tetap dipertahankan.
Penambahan paseban atau balai sidang
pada bagian depan masjid, digunakan untuk
duduk-duduk, menjalin ukhuwah Islamiyah serta
Gambar 14. Perbandingan Dalem Ageng
pada Tata Ruang Rumah
Tinggal Tradisional Jawa
Tengah dengan Ruang Sholat
pada Langgar Kadilangu
mendengarkan khotbah. Bangunan paseban
dibatasi oleh atap dan lantai tanpa didinding
serta didalamnya terdapat 8 buah tiang yang
Secara mikro, dalem ageng sebagai inti
menyangga struktur atap, sehingga manusia
ditandai dengan adanya 4 buah soko guru di
yang berada didalamnya dapat berhubungan
dalam ruang tersebut dan secara makro ditandai
secara visual dengan lingkungan di sekitarnya.
dengan
adanya
ruang-ruang
lain
Berdasarkan
yang
konsep
alam
dan
mengelilingi membentuk suatu lapisan. Hal
komunitas yang memiliki esensi bahwa manusia
tersebut juga terdapat dalam tata ruang dalam
dan alam memiliki hubungan yang selaras,
Langgar Kadilangu.
maka penambahan paseban tersebut merupa-
Mihrab
atau
ruang
pengimaman
kan perwujudan adanya konsep tersebut. Hal ini
merupakan ruang yang mempunyai karakteristik
mengandung
sama seperti sentong tengah atau pedaringan
menjalin ukhuwah Islamiyah sesama manusia,
pada rumah tinggal tradisional jawa yaitu
juga memperhatikan lingkungannya (Gambar
ruangnya
gelap
karena
kurangnya
sinar
pengertian
bahwa
disamping
.
Perkembangan selanjutnya, paseban
matahari yang masuk, sehingga menimbulkan
yang berada di depan masjid dan letaknya
suasana yang sakral.
terpisah, menjadi menyatu dengan adanya
Fase Pada Masa Kerajaan Mataram
Masjid
kembangan
Kadilangu
ruang
yaitu
penambahan satu baris pilar, sehingga paseban
mengalami
dengan
per-
adanya
tersebut
berubah
menjadi
serambi
dalam.
Perubahan ini merupakan perluasan ruang dan
Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan .......... – M. Kusyanto
fungsi yang ada sebelumnya, yaitu sebagai
sebagai tempat sujud manusuia menyerahkan
tempat
diri kepada Tuhan.
untuk
duduk-duduk
dan
menjalin
ukhuwah Islamiyah (Gambar 16).
R. Inti Sholat
sebagai CENTER
Gambar 17. Ruang Sholat sebagai Center
Paseban
R. Luar
R. Luar
Perbandingan konsep dasar tata ruang
rumah tinggal tradisional Jawa Tengah dengan
R. Luar
Gambar 15. Hubungan Paseban dengan Ruang Luar
tata
ruang
Masjid
Kadilangu
pada
masa
tradisional
Jawa
pemerintahan kerajaan Mataram:
Pada
Kolom utama paseban
rumah
tinggal
Tengah terdapat gandok tengah kiwo dan
gandok tengah tengen, yaitu teras yang
terdapat di kiri dan kanan dalem ageng.
Gandok tengah kiwo dan gandok tengah
tengen tersebut merupakan perwujudan dari
konsep
dualitas
dengan
dalem
ageng
sebagai center, yang mengandung makna
ruang tersebut memiliki hirarki paling tinggi.
1 baris kolom tambahan
Sedangkan pada Masjid Kadilangu terdapat
Gambar 16. Masjid Kadilangu dengan Serambi
yang Saat ini Masih Dipertahankan
teras di kiri dan kanan ruang sholat,
sehingga
Pengaruh Konsep Center
ruang
sholat
menjadi
center
dengan hirarki tertinggi (Gambar 18).
Teras di kiri dan kanan ruang sholat
berfungsi sebagai tempat untuk duduk-duduk.
Berdasarkan
konsep
center
yang
memiliki
esensi bahwa diantara dua hal yang berbeda
terdapat
suatu
titik
yang
menghubungkan
dualitas dan dianggap sebagai pusat yang
memiliki kesakralan tinggi, dapat diterangkan
bahwa teras yang juga berfungsi sebagai ruang
sirkulasi merupakan perwujudan dari dualitas
(teras bagian kiri dan kanan) dengan ruang
Gambar 18. Teras Kanan Ruang Sholat Saat ini
sholat sebagai center, ruang yang memiliki
hirarki paling tinggi sesuai dengan fungsinya
Pada
rumah
tinggal
tradisional
Jawa
Tengah terdapat pringgitan yang berada di
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 – Januari 2007, hal: 65 -
depan dalem ageng tapi letaknya tidak
dan
menyatu. Pringgitan yang secara visual
selaras. Sedangkan pada masjid terdapat
ruangnya berhubungan dengan ruang luar
pendhapa
ini berfungsi sebagai tempat menerima tamu
berfungsi untuk menjalin ukhuwah Islamiyah
kerabat
menonton
serta mendengarkan khotbah. Serambi luar
mengandung
tersebut secara visual berhubungan dengan
dekat
atau
pagelaran
wayang
pengertian
bahwa
sebagai
tempat
untuk
yang
pringgitan
digunakan
bersosialisasi
alam
membentuk
yang
hubungan
menjadi
yang
serambi
luar
ruang luar, yang mengandung pengertian
antara
disamping menjalin hubungan antar individu
individu manusia. Sedangkan pada Masjid
manusia
juga
tercipta
jalinan
antara
Kadilangu terdapat paseban bangunan yang
manusia dengan lingkungannya (Gambar 20
secara visual berhubungan dengan ruang
dan 21).
luar, terletak di depan ruang sholat namun
Pola Tata Ruang Inti Rumah
Tinggal Tradisional Jawa
berarti merupakan ruang yang berfungsi
sebagai tempat bersosialisasi antar individu
manusia (Gambar 19).
Sentong
Kiwo
Dalem Ageng
Pringgitan
Ruang Inti Sholat
teras
teras
gandok
Dalem Ageng
Mihrab
Gudang
Ruang Inti Sholat
Paseban/
Serambi Dalam
Pendhapa
Pendhapa/
Serambi Luar
Mihrab
Sentong
Tengah
Gudang
Pringgitan
Pola Tata Ruang Inti
Masjid Kadilangu
Pola Tata Ruang Inti Rumah
Tinggal Tradisional Jawa
gandok
gandok
dan mendengarkan khotbah, yang juga
Sentong
Tengah
teras
Sentong
Tengen
teras
adalah untuk menjalin ukhuwah Islamiyah
Pola Tata Ruang Inti
Masjid Kadilangu
gandok
tidak menyatu. Fungsi dari paseban ini
Gambar 20. Perbandingan Pendhapa pada Tata
Ruang Rumah Tinggal Tradisional
Jawa Tengah dengan Serambi Luar
pada Masjid Kadilangu
Paseban
Gambar 19. Perbandingan Pringgitan pada Tata
Ruang Rumah Tinggal Tradisional
Jawa Tengah dengan Paseban
Masjid Kadilangu
Perkembangan pendhapa menjadi serambi
luar:
Pada rumah tinggal terdapat pendhapa
Gambar 21. Serambi Luar Masjid Kadilangu
Saat ini
yang berfungsi untuk menerima tamu serta
istirahat.
Pendhapa
ini
merupakan
Fase Tahun 1990-an Sampai Sekarang
perwujudan dari konsep kosmologi alam
Pada perkembangan berikutnya, ruang
dan dualitas, yang menyatakan manusia
sholat yang ada pada awal berdirinya Masjid
Konsep Dasar Arsitektur Tata Ruang Rumah Tinggal Tradisional Jawa Tengah pada Perkembangan .......... – M. Kusyanto
Kadilangu
tetap
dipertahankan.
Hal
ini
merupakan perwujudan konsep dualitas
menunjukkan bahwa konsep kosmologi yang
dengan ruang sholat sebagai center.
menyatakan bahwa ruang sholat sebagai center
Penambahan paseban dan serambi luar,
merupakan ruang sakral tetap dipertahankan.
dalam perkembangannya ruang inti sholat
Pada tahun 1990-an terjadi penambah-
tetap dipertahankan dan perkembangan
an ruang sholat pria dan wanita ke arah kiri dan
selanjutnya selalu mengikuti bentuk dan
kanan. Penambahan ini cenderung ditujukan
pola ruang yang ada sebelumnya.
hanya
yang
Masjid Kadilangu dalam perkembangannya
jumlahnya bertambah, tetapi pola ruangnya
ada penambahan ruang sholat pria dan
tidak lagi menggunakan konsep dasar arsitektur
wanita,
meskipun
tradisional Jawa Tengah seperti yang telah
konsep
dasar
digunakan
tradisional
untuk
menampung
sebelumnya.
jamaah
Penerapan
konsep
tidak
mencerminkan
arsitektur
Jawa
rumah
Tengah,
tinggal
tetapi
tetap
dasar arsitektur tradisional Jawa Tengah adalah
mempertahankan bentuk ruang inti sholat
sentris simetris, baik bentuk maupun dimensi-
awal. Hal ini mengandung pengertian bahwa
nya. Berbeda halnya dengan perletakkan ruang
ruang inti sholat awal tersebut merupakan
sholat pria dan wanita serta ruang wudlu pria
ruang
dan wanita yang secara dimensi, posisi maupun
dipertahankan
bentuknya tidak sentris simetris.
manusia bersujud kepada Tuhan (sakral).
penting
yang
sebagai
harus
ruang
tetap
tempat
DAFTAR PUSTAKA
Budihardjo, Eko.
. Menuju Arsitektur
Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Arsitektur
Tradisional
Daerah Jawa Tengah, Semarang:
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional
Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah Jawa Tengah.
Gazalba, Sidi.
Masjid Pusat Ibadah dan
Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka
Antara.
Gambar 22. Ruang Wudlu Pria Saat Ini
Hossein Noer, Seyyed, Spiritualitas dan Seni
Islam, Mizan, Bandung,1993
PENUTUP
Berdasarkan
adaptasi
kedua
tata
ruang
tersebut, dapat diambil kesimpulan:
Tata
ruang
Masjid
Kadilangu
yang
menempatkan ruang inti sholat sebagai
ruang
yang
sakral
yang
merupakan
perwujudan dari konsep kosmologi Jawa.
Perkembangan ruang dengan penambahan
Snyder, J.C. dan Catanese, A. J.
Pengantar Arsitektur. Jakarta:
Gramedia.
PT.
Tjahjono, Gunawan
Cosmos, Center dan
Duality in Javaneese Architecture
Tradition, Symbolic Dimensions of
House Shape ini Kota Gede and
Surroundings. Univercity of California at
Berkley.
teras di kiri dan kanan ruang sholat,
JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 1 Volume 9 – Januari 2007, hal: 65 -
Download