PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Disusun Oleh: Dian Kemalasari B11.2013.02947 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Kemalasari Nomor Induk Mahasiswa : B11.2013.02947 Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS Program Studi : MANAJEMEN S1 Judul Skripsi : PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK DI KOTA SEMARANG. Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari ditemukan adanya bukti plagiat, manipulasi atau pemalsuan data maupun bentuk kecurangan lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang, 31 Juli 2017 ( Dian Kemalasari) ii PENGESAHAN SKRIPSI Saya bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Kemalasari Nomor Induk Mahasiswa : B11.201302947 Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS Program Studi : MANAJEMEN (S1) Judul Skripsi : PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK DI KOTA SEMARANG. Dosen Pembimbing : Imam Nuryanto, SE.,MM ` Semarang, 31 Juli 2017 Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen Pembimbing ( Prof Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA,Ph.D ) SE.,MM) iii (Imam Nuryanto, PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI Saya bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Kemalasari Nomor Induk Mahasiswa : B11.2013.02947 Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS Program Studi : MANAJEMEN S1 Judul Skripsi : PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK DI KOTA SEMARANG. Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 31 Juli 2017 Tim Penguji : 1. Imam Nuryanto, SE.,MM (.........................) 2. Guruh Taufan H, SE, M.Kom (.........................) 3. Dr. Yohan Wismantoro, SE, MM (.........................) iv MOTTO “ Jadilah diri kita sendiri karena itu lebih baik dari pada berpura – pura menjadi orang lain yang baik“. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Allah SWT, yang telah memberikan kehidupan, memberikan saya keimanan, memberikan kelancaran dalam segala urusan. 2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan, motivasi, semangat, memfasilitasi, perhatian, serta kebahagiaan. 3. Seluruh keluarga yang telah memberi dukungan, 4. Sahabat, teman – teman dan orang yang tersayang, 5. Dosen pembimbing yang telah membimbing proses skripsi dan semua dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan, 6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. v ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga, brand image dan promosi terhadap keputusan pembelian. Objek yang dipilih pada penelitian ini adalah Ultra Milk (PT. Ultrajaya Milk Industri). Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode Purpossive Sampling yang kemudian di dapat sampel sebanyak 100 responden. Data pada penelitian ini diperoleh dengan metode kuesioner yang diisi secara mandiri. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini membuktikan dan memberi kesimpulan bahwa: (1) Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, (2) harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, (3) brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, (4) promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kata kunci: Kualitas Produk, Harga, Brand Image, Promosi, dan Keputusan Pembelian vi ABSTRACT The purpose of this study is to find out the influence of product quality, price, brand image and promotion on purchasing decisions. The object chosen in this study is Ultra Milk (PT Ultrajaya Milk Industri). The sample in this study is determined by purposive sampling method of which then obtained the number of sample as many as 100 respondents. The data in this study were obtained by the questionnaire method that filled in independently. The analysis used in this study is using multiple linear regression analysis method. The result of this research proves and give conclusion that: (1) product quality has a positive and significant influence on purchasing decision, (2) price has a positive and significant influence on purchasing decision, (3) brand image has a positive and significant influence on purchasing decision, (4) ) promotion has a positive and significant influence on purchasing decision. Keywords: Product Quality, Price, Brand Image, Promotion, and Purchase Decision. vii KATA PENGANTAR Dengan kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadiratAllah SWT atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Brand Image dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Susu Ultra Milk di Kota Semarang”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meyelesaikan program Sarjana (SI) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro. Walaupun begitu penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis maka dari itu saran dan kritik yang membangun dibutuhkan oleh pembaca. Demikian Pula diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Edi Noersasongko selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Bapak Prof Vincen Didiek Wiet Aryanto MBA,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bapak Imam Nuryanto, SE.,MM selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan viii pengarahan, nasehat, kritikan serta saran sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 4. Bapak Guruh Taufan H, SE, M.Kom dan Dr. Yohan Wismantoro, SE, MM selaku dosen penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 5. Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah banyak membantu. 6. Untuk kedua orang tua papa (Darwanto Sulistyo) dan mama (Diana Sari) yang telah sangat mendukung dan selalu mendoakan saya dalam keadaan apapun. 7. Patner skripsi satu perjuangan dengan saya Masitha Yuandaru Ayumi yang sudah menyuport satu sama lain dalam penulisan skripsi ini. 8. Teman – teman Ossa, Fella, Anastasya, Vivi, Anna dan Grandie Manopo yang telah membantu, memberi semangat dan memberikan dukungan untuk mengerjakan skripsi ini. 9. Sahabat saya selama ini Keke, Evha, Debby, Wulan yang telah memberikan suatu dukungan, support dan rasa persahabatan yang tinggi selama ini. 10. Teman – teman angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis progdi manajemen SI yang terus memotivasi saya dalam penulisan tugas akhir ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Semarang, 31 Juli 2017 Penulis Dian Kemalasari ix DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................... i Halaman Pernyataan Keaslian skripsi ............................................................ ii Halaman Pengesahan Skripsi ......................................................................... iii Halaman pengesahan kelulusan Ujian Skripsi ................................................ iv Motto dan Persembahan ................................................................................. v Abtrak ........................................................................................................... vi Kata pengantar .............................................................................................. viii Daftar isi ....................................................................................................... x Daftar Tabel ..................................................................................................xv ii Daftar Gambar............................................................................................... xvii Daftar Lampiran ............................................................................................xviii 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10 2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10 2.1.1 Definisi Pemasaran .......................................................................... 10 2.1.2 Fungsi-fungsi Pemasaran ................................................................. 11 2.1.3 Strategi Pemasaran .......................................................................... 12 2.2 Perilaku Konsumen ................................................................................ 14 x BAB I PEN 2.3 Kualitas Produk ...................................................................................... 15 2.3.1 Pengertian Kualitas Produk .............................................................. 15 2.4 Harga ..................................................................................................... 16 2.4.1 Pengertian Harga .............................................................................. 16 2.4.2 Tujuan Penetapan Harga .................................................................. 17 2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ........................................... 19 2.4.4 Strategi dan Taktik Penetapan Harga ................................................ 20 2.4.5 Peran Harga .................................................................................... 20 2.5 Brand Image ........................................................................................... 21 2.5.1 Pengertian Brand Image ................................................................... 21 2.5.2 Faktor-faktor Brand Image ............................................................... 23 2.5.3 Strategi Brand Image ...................................................................... 23 2.6 Promosi ................................................................................................... 24 2.6.1 Pengertian Promosi .......................................................................... 24 2.6.2 Bauran Promosi................................................................................ 25 2.7 Keputusan Pembelian .............................................................................. 29 2.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian ..................................................... 29 2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 30 2.9 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 32 2.10 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis ................................................ 33 BAB III METODE PEELITIAN ................................................................... 36 3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 36 3.1.1 Variabel Peneltian ............................................................................ 36 xi 3.1.2 Definisi Operasional dan Indikator ................................................... 36 3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................... 38 3.2.1 Populasi penelitian .......................................................................... 38 3.2.2 Sampel Penelitian ........................................................................... 39 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 39 3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 40 3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 40 3.5 Metode Analisis Data ............................................................................. 41 3.5.1 Analisis Data Kuantitatif .................................................................. 41 3.5.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 43 3.5.3 Analisis Regresi Berganda .............................................................. 45 3.5.4 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................... 46 3.5.5 Koefisien Determinasi ..................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 53 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 53 4.1.1 Sejarah singkat Objek Penelitian ...................................................... 53 4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 54 4.1.3 Gambaran Umum Responden .......................................................... 55 4.1.3.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................................................. 55 4.1.3.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur ............... 56 4.1.3.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan ......... 57 4.1.3.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Daerah Asal .... 58 xii 4.2 Deskripsi Variabel .................................................................................. 59 4.2.1 Analisis Indeks Jawaban .................................................................. 59 4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk ................................................ 61 4.2.3 Deskripsi Variabel Harga ................................................................. 61 4.2.4 Deskripsi Variabel Brand Image ...................................................... 62 4.2.5 Deskripsi Variabel Promosi ............................................................. 63 4.2.6 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian......................................... 64 4.3 Analisis Data dan Pembahasan ................................................................ 65 4.3.1 Uji Validitas .................................................................................... 65 4.3.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 66 4.4 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 67 4.4.1 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 67 4.4.1.1 Uji Heterokedastisitas ......................................................... 68 4.4.1.2 Uji Normalitas .................................................................... 70 4.4.1.3 Analisis Regresi Berganda .................................................. 71 4.4.1.4 Uji Simultan F .................................................................... 73 4.4.1.5 Uji t .................................................................................... 74 4.4.1.5 Koefisien Determinasi ........................................................ 75 4.5 Pembahasan ........................................................................................... 75 4.5.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian .............. 75 4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian.............................. 77 4.5.3 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian .................. 78 4.5.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian .......................... 80 xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 82 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 82 5.2 Saran ...................................................................................................... 83 5.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 85 5.4 Riset yang Akan Datang .......................................................................... 85 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 90 xiv DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1.3 Top Brand Index Kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum 2013-2017 ....................................................................................... 5 Tabel 1.4 Laporan Kemajuan PT Ultrajaya tahun 2013 – 2016 (dalam juta rupiah) ............................................................................................. 6 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 23 Tabel 6.1 Definisi Operasional dan Variabel ................................................... 39 Tabel 1.2 Pangsa Pasar Susu 2013-2015 .......................................................... 9 Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner Penelitian ............................................................ 54 Tabel 4.2 Identitas Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 55 Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Umur ........................................... 55 Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................... 56 Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal................................. 57 Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kualitas Produk ................................................. 59 Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Harga ................................................................. 60 Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Citra Merek (Brand Image) ................................ 61 Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Promosi ............................................................. 62 Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian......................................... 63 Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 65 Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 66 Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 67 Tabel 4.14 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 70 xv Tabel 4.15 Pengujian Output Uji F .................................................................... 72 Tabel 4.16 Hasil Uji t (Parsial) .......................................................................... 73 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Pangsang Pasar Susu 2013 – 2015 ................................................. 3 Gambar 1,2 Lanskap dan Pangsa Pasar Kompetitif ........................................... 4 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35 Gambar 2.1 Kerangka Teoristis ........................................................................ 39 Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 68 Gamvar 4.2 Uji Normalitas ............................................................................... 39 \ xvii DAFTAR LAMPIRAN A. Kuisioner B. Tabulasi C. Identitas Responden dan Analisis Deskriptif antar Variabel D. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas E. Hasil Uji Regresi dan Uji Asumsi Klasik F. Kegiatan Penyebaran Kuesioner xviii BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com, 2016). Sehingga industri susu cair di Indonesia memiliki harapan yang positif dalam perkembangannya. Semarang merupakan kota yang sedang berkembang, ditunjang juga dengan jumlah populasi masyarakat Semarang sebanyak 1.765.836 juta jiwa pada tahun 2016). Menurut data Badan Pusat Statistik di Semarang mengenai kesadaran mengkonsumsi susu dalam dua tahun terakhir juga mengalami peningkatan dari 8,21 % menjadi 9,11% (semarangkota.bps.go.id). Susu merupakan minuman yang memiliki banyak nutrisi ini sangat dibutuhkan, baik untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan, ataupun sebagai tambahan nutrisi. Susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai dan juga susu merupakan salah satu sumber kalsium. Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang terkandung di dalamnya (forum.detik.com). Volume konsumsi masyarakat Indonesia terhadap minuman susu siap minum mengalami pertumbuhan rata-rata 11,41% per tahun (marsindonesia.com). Hal ini pun membuat daya beli dan kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang bernutrisi semakin meningkat. PT. Ultrajaya telah menjadi pioner di industri susu 1 2 dan merupakan perusahaan produk susu pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi UHT. Dalam proses produksi, PT. Ultrajaya menerapkan standar kontrol dan higienitas end to- end yang tinggi untuk menjamin kualitas dan tingkat keamanan produk. Selain itu, PT. Ultrajaya juga telah menerapkan ISO 22000 tentang sistem keamanan pangan. Teknologi UHT dan kemasan aseptik yang digunakan menjamin kualitas rasa dan konsistensi dari rasa tersebut dan nutrisi alami dari produk itu tetap terjaga. Dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung - Jawa Barat PT. Ultrajaya berkembang, hingga selanjutnya di tahun 1971 PT. Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. Tak hanya sebagai pelopor, PT. Ultrajaya pun masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian mereknya, seperti Ultra Milk untuk produk susu segarnya. Susu Ultra Milk merupakan susu cair UHT dengan susu segar alami sebagai komponen utamanya. Susu cair alami diperoleh dari peternak lokal dan Unit Perternakan terpadu milik PT. Ultrajaya di Pangalengan, Jawa Barat dengan kualitas susu cair terbaik. Penggunaan bahan susu cair alami dengan kualitas terjaga dan rasa alami dari produk. PT. Ultrajaya yang disukai konsumen menjadi salah satu keunggulan produk susu Ultra Milk dan secara konsisten PT. Ultrajaya mempertahankan selama 40 tahun terakhir. PT. Ultrajaya memimpin pasar dalam segmen susu cair segar (UHT) lebih dari 50% market share dengan angka pertumbuhan yang sangat sehat sekitar 20% per tahun, di atas rata-rata market. Dengan jangkauan distribusi dari Sumatra sampai Papua yang mencakup lebih dari 50 distributor, 125 ribu toko 3 ritel di seluruh Indonesia. Penjualan ekspor memberikan kontribusi tidak signifikan terhadap PT. Ultrajaya. Karena masih lebih fokus untuk mengembangkan bisnis domestiknya dengan beberapa tujuan ekspor produk PT. Ultrajaya menjangkau Amerika, Australia dan Afrika. PT. Ultrajaya produsen susu Ultra High Temperature (UHT) dengan pangsa pasar yang besar sebesar 46% dan menyisihkan sejumlah kompetitor di industri susu UHT antara lain Frisian Flag yang berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 19%, Indomilk 16%, Real Good 5%, Milo 5%, Clevo 4%, Diamond 1%, dan produsen lainnya 4% PT. Ultrajaya merupakan market leader di industri susu UHT siap minum. Konsumsi susu cair di Indonesia mencapai 13,91 liter per kapita, tergolong rendah dibanding negara-negara ASEAN lain yakni Malaysia 54,11 liter per kapita, Thailand 34,04 liter per kapita, Filipina 14,56 liter per kapita. Segmen UHT membentuk segmen terbesar susu cair (duniaindustri.com, 2016). Berikut Gambar 1.1 adalah tabel Pangsa Pasar di Indonesia dengan kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum pada tahun 2013 – 2015. Pangsa Pasar Susu 2013 – 2015 Gambar 1.1 Pangsa Pasar Susu 2013 – 2015 4 PT. Ultrajaya mendulang sukses secara terus menerus sebagai hasil konsistensi dalam menerapkan strategi bisnisnya serta selalu mengembangkan sumber daya dan teknologi yang dimilikinya. Hal ini tentunya membuat pebisnis atau pengusaha di bidang produk susu cair lebih meningkatkan kualitas produknya untuk dijual di pasaran dan dapat untuk menarik hati konsumennya dan siap akan bersaing dengan produk sejenisnya. Lanskap dan Pangsa Pasar Kompetitif Gambar 1.2 Lanskap dan Pangsa Pasar Kompetitif Sumber : www.hilmawankusumajaya.com Berdasarkan grafik lanskap dan pangsa pasar kompetitif di atas, bisa di lihat bahwa Ultra Milk memiliki presentase tertinggi sebesar 49,5 % mengungguli sejumlah kompetitor di industri susu UHT antara lain Frisian Flag sebesar 18,6 %, Indomilk sebesar 14,0 %, Milo sebesar 4,9 %, Real Good sebesar 4,9 % dan pesaing lainnya sebesar 10 %. Persaingan susu UHT sangat kompetitif, dengan keunggulan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar PT. Ultrajaya dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia dibandingkan dengan pesaing terberatnya. 5 Salah satu keunggulan yang dimiliki pesaing PT. Ultrajaya antara lainnya, pada awal tahun 1994 PT. Indolakto adalah perusahaan susu pertama di Indonesia yang memperoleh rekomendasi untuk mencantumkan label 'HALAL' pada semua produknya setelah memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) (kompasiana.com, 2017) dan Frisian flag menduduki peringkat ke tiga di Top Brand Index. Frisian Flag Indonesia sejak tahun 2013 mengadakan kampanye Drink Move Be Strong untuk mendorong dan memotivasi keluarga Indonesia agar lebih mengadopsi gaya hidup aktif dan mengonsumsi asupan yang bergizi(liputan6.com, 2016) dan PT. Ultrajaya menduduki peringkat pertama pada setiap tahunnya dapat dilihat oleh Top Brand Index di Indonesia. Berikut Tabel 1.3 adalah tabel Top Brand Index di Indonesia dengan kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum pada tahun 2013 -2017. Tabel 1.3 Top Brand Index Kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum 2013 2017. Merek Ultra Milk (PT. Ultrajaya Milk Industri Tbk. ) Indomilk (PT. Indolakto) Frisian Flag (PT. Frisian Flag Indonesia) Bear Brand (PT.Nestle Indonesia) 2013 32,7 % 2014 36,4 % 2015 44.1 % 2016 44.1 % 2017 44,7 % 23,7 % 18,0 % 23.0 % 19.0 % 17,4 % 22,5 % 15,8 % 19.0 % 23.0 % 21.2 % 4,8 % 5,6 % 5.0 % 5.0 % 6.0 % 6 Milo (PT.Nestle Indonesia) Milkuat (PT. Indolakto) 6,2 % 9,1 % 3.3 % 3,3 % 4.1 % 3,1 % 0% 0% 0% 0% Sumber: www.topbrand-award.com Dari Tabel 1.3 dapat dilihat untuk kategori Susu cair dalam kemasan siap minum dari tahun 2013-2015 terdiri dari 6 merek yaitu Ultra Milk, Indomilk, Frisian Flag, Bear Brand, Milo, Milkuat. Susu cair dalam kemasan siap minum untuk kategori 2013-2017 ternyata presentase Top Brand Index dikuasai oleh susu Ultra Milk pada setiap tahunnya. Untuk tahun 2013 TBI produk Susu cair dalam kemasan siap minum susu Ultra Milk sebesar 32,7 %, pada tahun 2014 yaitu sebesar 36,4 %, pada tahun 2015 sebesar 44.1 %. Pada tahun 2016 sebesar 44.1 % dan pada tahun 2017 sebesar 44,7 %. Dan peringkat kedua di duduki oleh indolakto sebesar 23,7 % pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 18,0 %, pada tahun 2015 sebesar 23,0 %, pada tahun 2016 sebesar 19,0 %, pada tahun 2017 sebesar 17,4 % dan peringkat ke tiga di duduki oleh Frisian Flag sebesar 22,5 % pada tahun 2013 dan dan pada tahun 2014 sebesar 15,8 %, pada tahun 2015 sebesar 19,0 %, pada tahun 2016 sebesar 23,0 %, pada tahun 2017 sebesar 21,2 %. Berikut Tabel 1.3 adalah tabel Laporan Kemajuan di PT Ultrajaya tahun 2013 -2015. Tabel 1.4 Laporan Kemajuan PT Ultrajaya tahun 2013 - 2016 (dalam juta rupiah). Laporan Penjualan bersih 2013 2014 2015 3.460.231 3.916.789 4,393,933 Sumber: www.ultrajaya.co.id 2016 4,685,988 7 Dapat dilihat dari table 1.4 diatas bahwa penjualan susu Ultra Milk mengalami kenaikan terus menurus di setiap tahunnya. Penjualan bersih pada tahun 2013 sebesar 3.460.231, pada tahun 20134 sebesar 3.916.789, pada tahun 2015 sebesar 4.393.933, dan pada tahun 2016 sebesar 4.685.988. Dari latar belakang dan persaingan yang dialami PT. Ultrajaya di atas, apakah untuk kedepannya kualitas produk, brand image, harga dan promosi dari Susu Ultra Milk ini akan tetap mempengaruhi keputusan pembelian. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual yang lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Dalam menentukan harga produk susu Ultra Milk berusaha menetapkan harga jual yang pantas dan terjangkau oleh daya beli konsumen, dengan harapan konsumen akan melakukan pembelian yang berkelanjutan. Harga susu Ultra Milk dikaitkan dengan kesesuaian dengan kualitas produk dan harga produk pesaing yang beredar dipasaran. Brand image atau sering disebut citra merek memegang peranan penting dalam pengembangan sebuah merek, karena brand image yang kemudian menjadi “pedoman” bagi konsumen untuk memilih produk tersebut. Suatu brand image yang kuat dapat memberikan beberapa keunggulan utama bagi suatu perusahaan salah satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing. 8 Konsumen beranggapan bahwa merek yang terkenal dipasaran lebih aman dibandingkan dengan merek yang kurang terkenal di pasaran, karena merek yang terkenal dipasaran memberikan informasi yang lengkap dibandingkan dengan merek yang cenderung tertinggal dipasaran. Promosi merupakan salah satu variabel pemasaran yang dapat digunakan oleh konsumen sebagai acuan dalam memilih produk yang diinginkan. untuk menarik minat konsumen dalam menentukan keputusan pembelian, dan juga menjadi penentu keberhasilan perusahaan dalam program pemasaran. Keputusan pembelian yang tinggi dapat mengakibatkan tingginya volume penjualan sehingga keuntungan yang akan didapat oleh perusahaan semakin tinggi. Agar perusahaan dapat mencapai laba yang tinggi, maka perusahaan harus memperhintungkan keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Berdasarkan latar belakang dan persaingan yang di hadapi oleh susu Ultra Milk, penulis tertarik untuk melakukan penelitian, “PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK DI KOTA SEMARANG”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pengaruh variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di Kota Semarang? 9 2) Bagaimana pengaruh variabel harga terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di Kota Semarang? 3) Bagaimana pengaruh variabel brand image terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di Kota Semarang? 4) Bagaimana pengaruh variabel promosi terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di Kota Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Suatu penelitian pasti mempunyai tujuan, karena tujuan ini akan menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitiannya. Dengan demikian dapat diharapkan hasil penelitian ini akan lebih bermanfaat dan dalam pelaksanaannya menjadi lebih terarah. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di kota Semarang. 2) Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di kota Semarang. 3) Untuk menganalisis pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di kota Semarang. 4) Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian susu Ultra Milk di kota Semarang. 10 1.4 Manfaat Penelitian 1) Bagi Manajemen PT Ultrajaya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan PT. Ultrajaya untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produknya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya pada tahun berikutnya. 2) Bagi Peneliti Untuk menerapkan teori-teori yang telah diterima di bangku kuliah pada kenyataan yang ada dalam perusahaan dan untuk menambah pengetahuan dan memperluas cakrawala pengetahuan di bidang manajemen pemasaran. 3) Bagi Universitas Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan ilmu pemasaran yang dapat dijadikan sebagai informasi bagi mahasiswa atau juga arsip yang dapat dipakai untuk tolak ukur atas keberhasilan dalam penelitian pemasaran sekaligus membekali ilmu bagi peneliti sebelumnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Defini Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler Keller (2009:5). Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2014:27) Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Manejemen pemasaran yang efektif biasanya mencakup perencanaan, strategi dari seluruh usaha organisasi. Manajemen pemasaran dapat terjadi disebuah organisasi dalam hubungan dengan pasarnya dan juga untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan, waktu, dan komposisi permintaan dalam suatu cara sehingga membentuk organisasi untuk mencapai sasarannya. Pemasaran (marketing) bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari kebanyakan orang. Melalui proses tersebut, produk atau jasa diciptakan, dikembangkan, dan didistribusikan ke masyarakat. Kebanyakan orang menganggap bahwa pemasaran sama dengan penjualan dan promosi, padahal tidaklah demikian. Pada dasarnya pemasaran adalah kegiatan manusia yang 11 12 diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Konsep penting dalam studi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, pertukaran, transaksi, dan pasar. Di sisi lain pengertian pemasaran merupakan orang-orang ataupun organisasi yang mempunyai kebutuhan atau produk yang di pasarkan dan mereka itu memiliki daya beli yang cukup guna memenuhi kebutuhan mereka. Dalam pengertian ini pengusaha dapat memperoleh petunjuk tentang bagaimana dia harus memasarkan produknya sehingga lebih terarah dan menjadi efektif dan mampu memuaskan konsumennya (Sudaryono, 2016:37-38). Pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencanarencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan harusnya diarahkan untuk dapat memutuskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba. 2.1.2 Fungsi-fungsi Pemasaran Menurut Dr. Sudaryono (2016:50) fungsi-fungsi pemasaran adalah sebagai berikut: 13 a. Fungsi Pertukaran Dengan pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari produsen, baik dengan menukar uang dengan produk maupun menukar produk dengan produk (barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali. Pertukaran merupakan cara orang untuk mendapatkan suatu produk. b. Fungsi Distribusi Fisik Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan mengangkut serta menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati konsumen yang membutuhkan dengan banyak cara, baik melalui air, darat, udara, dan sebagainya. Penyimpanan produk mengedepankan upaya menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan. c. Fungsi perantara Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi dan penggolongan (klasifikasi) produk. 2.1.3 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menurut Kotler (Kotler and Amstrong, 2012:72) adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap dapat menciptakan nilai bagi customer dan dapat mencapai hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Strategi pemasaran adalah rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan 14 dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan bisa menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Mekanisme ini disebut sebagai strategi pemasaran. Umumnya peluang pemasaran terbaik diperoleh dari 7 upaya memperluas permintaan primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal dari upaya memperluas permintaan selektif. (Kotler and Amstrong, 2012:193). Berdasarkan tipe permintaan yang ingin distimulasi, strategi pemasaran diklasifikasikan menjadi strategi permintaan primer dan strategi permintaan selektif. Strategi permintaan primer dirancang untuk menaikkan tingkat permintaan terhadap bentuk produk atau kelas produk. Strategi ini difokuskan pada pengguna baru, misalnya dengan cara meningkatkan kesediaan untuk membeli atau meningkatkan kemampuan untuk membeli, maupun pengguna saat ini, dengan jalan menambah situasi penggunaan, menaikkan tingkat konsumsi produk, dan mendorong penggantian produk. Strategi permintaan selektif berupa 3 alternatif: memperluas pasar yang dilayani, dengan cara memperluas distribusi dan melakukan perluasan lini produk, merebut pelanggan dari pesaing, dan mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan saat ini, menjalin marketing relationship, dan menawarkan produk komplementer dalam bundling products maupun system selling. Pemilihan strategi pemasaran 15 merupakan proses yang kompleks, karena strategi pemasaran bisa dipandang dari berbagai sudut, misalnya puzzle, dilemma, trade-off, dan paradoks. Dalam konteks siklus hidup produk, misalnya elemen program pemasaran perlu disesuaikan untuk setiap tahap PLC yang meliputi perkenalan, pertumbuhan, kedewasaan, dan penurunan. Situasi serupa berlaku pula dalam konteks posisi kompetitif. Strategi pemasaran kompetitif bisa dirancang berdasarkan posisi kompetitif setiap perusahaan yang dianalisis berdasarkan 4 dimensi utama: structural position, strategic position, market position, dan resources position. Konsekuensinya, faktor - faktor seperti tujuan atau sasaran produk, peluang pasar, serta kesuksesan pasar wajib diperhitungkan secara cermat dalam proses pemilihan strategi pemasaran. 2.2 Perilaku Konsumen Perilaku Konsumen Kotler dalam Sangadji (2014:7) menjelaskan perilaku konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian bisa perorangan, kelompok, atau organisasi. Unit-unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul pasar individu atau pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang dibentuk organisasi. Sedangkan menurut Griffin dalam Sopiah dan Sangadji (2013:8), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan halhal diatas atau kegiatan mengevaluasi. 16 Menurut Sopiah dan Sangadji (2013:9) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah: 1. Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan 14 kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan masyarakat. 2. Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, dan penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul. 3. Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas. Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang dengan berbagai alasan berhasrat untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, termasuk orang yang kepentingan utamanya adalah pemasaran. Tidak mengherankan jika studi tentang perilaku konsumen ini memiliki akar utama dalam bidang ekonomi terlebih lagi dalam pemasaran. 17 2.3 Kualitas Produk 2.3.1 Pengertian Kualitas Produk Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Daur hidup produk dapat diperpanjang dengan melakukan berbagai langkah kreatif, inovatif, atau melakukan terobosan – terbosan berikut (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,2012): 1. Perluasan produk (product extension). Produk yang telah ada dipasarkan secara global dalam bentuk yang sama, tanpa dimodifikasi. 2. Adaptasi produk (product adaptation). Melakukan modifikasi produk utama agar sesuai dengan keinginan masyarakat negara yang dituju. 3. Pengenalan ulang (Reintroduction). Produk – produk yang dipasar lama telah dianggap using dapat dikenalkan ulang pada pasar – pasar yang baru. Dan bauran produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjualan tertentu kepada pembeli menurut Kotler dan Keller (2012:15). Juga menurut Daryanto (2013:52) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Konsep lain produk adalah apapun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan merek (Widiyono dan Pakkanna, 2013:137). 18 2.4 Harga 2.4.1 Pengertian Harga Harga merupakan alat yang sangat penting, merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli di dalam sektor publik. Menurut Oentoro (2012:216) harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Pengertian harga yang lain adalah nilai yang diberikan konsumen terhadap barang atau jasa. Oleh karena itu, kunci untuk menentukan harga produk terletak pada pemahaman terhadap nilai yang akan diberikan konsumen kepada produk. Apabila harga lebih tinggi dari pada nilai yang dirasakan konsumen, pertukaran tidak akan terjadi. Dalam pemasaran, harga sering dimanfaatkan untuk membangun kepercayaan akan mutu jasa yang ditawarkan (Abdurrahman, 2013:346). Sedangkan pengertian harga menurut Kotler dan Armstrong (2016) harga sebagai jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa, atau keseluruhan nilai yang pelanggan tukarkan untuk memiliki atau menggunakan manfaat dari produk atau jasa. Daryanto (2013:62) mendefinisikan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau sejumlah nilai yang 3 dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk. Konsep lain harga adalah sejumlah uang Pakkanna,2013:142). yang menghasilkan pendapatan (Widiyono dan 19 2.4.2 Tujuan Penetapan Harga Menurut Kotler (2012:411) perusahaan dapat mengharapkan salah satu dari lima tujuan melalui penetapan harga: a. Pertahanan Hidup Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika terjadi kelebihan kapasitas, persaingan yang sengit, atau keinginan konsumen yang berubah – ubah. Bertahan hidup tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan tersebut harus belajar bagaimana menambah nilai atau beradaptasi dengan kepunahan. Dengan demikian perusahaan yang memilih tujuan untuk bertahan hidup maka harus menetapkan harga rendah. b. Laba saat ini yang maksimum Perusahaan tersebut memperkirakan permintaan dan biaya yang terkait dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang, arus kas atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum. Strategi ini mengandaikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai pengetahuan tentang fungsi permintaan dan biaya, dalam kenyataannya, keduanya sulit diperkirakan. Dengan demikian perusahaan yang memilih tujuan penetapan harga seperti ini maka perusahaan tersebut harus menetapkan harga yang tinggi untuk mendapatkan laba yang maksimum. c. Pangsa pasar yang maksimum Perusahaan menetapkan harga yang paling rendah, dengan berasumsi bahwa pasar tersebut peka terhadap harga. Kondisi – kondisi berikut mendukung penetapan harga yang rendah: 20 (1) Pasar tersebut sangat peka terhadap harga dan harga yang rendah merangsang pertumbuhan pasar. (2) Biaya produksi dan distribusi turun dengan makin terakumulasinya pengalaman produk. (3) Harga yang rendah menghapuskan atau mencegah persaingan. Dengan demikian harga yang ditetapkan perusahaan adalah harga yang paling rendah. d. Pemerahan pasar yang maksimum Perusahaan – perusahaan yang memperkenalkan teknologi baru lebih menyukai penetapan harga yang tinggi untuk menguasai pasar. Penguasa pasar masuk akal dalam kondisi berikut: (1) Sejumlah pembelian yang memadai memilih permintaan sekarang yang tinggi. (2) Biaya perunit untuk produksi volume yang kecil tidak terlalu tinggi sehingga dapat menunda keuntungan dengan menggunakan harga yang dapat di serap pasar. (3) Harga awal yang tinggi tinggi tersebut tidak menarik lebih banyak pesaing kepasar. (4) Harga yang tinggi tersebut mengkomunikasikan citra produk yang unggul. Perusahaan yang memilih tujuan penetapan harga yang seperti ini maka harus menetapkan harga yang tinggi di awal dan perlahan – lahan diturunkan dengan berjalannya waktu. 21 e. Kepemimpinan kualitas produk Suatu perusahaan mungkin bermaksud menjadi pemimpinan kualitas produk di pasar. Banyak merek berusaha keras menjadi “barang mewah yang dapat dihasilkan”. Produk – produk atau jasa yang bercirikan tingkatan yang tinggi soal mutu, selera dan status yang dapat dirasakan, dengan harga yang cukup tinggi yang tidak diluar jangkauan konsumen. Dengan demikian perusahaan harus menetapkan harga tinggi namun masih didalam jangkauan konsumen. 2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Faktor – faktor harga menurut Abdurrahman (2013:347) adalah sebagai berikut: a. Permintaan untuk produk yaitu perusahaan perlu memperkirakan permintaan terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga suatu produk. b. Target pangsa pasar yang ditargetkan oleh perusahaan. c. Kompetitif reaksi yaitu reaksi dari pesaing. d. Penggunakan harga penetrasi dan harga skimming yaitu mempetimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar dengan harga tinggi atau dengan harga yang rendah. e. Bagian lain dari bauran pemasaran, mempertimbangkan kebijakan marketing mix. f. Biaya memproduksi atau membeli produk. yaitu perusahaan perlu 22 2.4.4 Strategi dan Taktik Penetapan Harga Strategi dan teknik penetapan harga menurut Abdurrahman (2013:347) adalah sebagai berikut: 1. Penetapan harga line adalah menentukan sejumlah harga tertentu untuk kategori produk tertentu. 2. Penetapan harga psikologi yaitu teknik penetapan harga yang mengambil manfaat dari fakta bahwa konsumen tidak selalu bersikap rasional dalam menanggapi harga yang tercantum. 3. Pemberian diskon atau potongan harga, yaitu memberikan potongan yang berbeda – beda dengan jumlah pemberian. 4. Strategi berdasarkan biaya (cost oriented pricing), yaitu harga produk perkesatuan yang diterapkan. 2.4.5 Peran Harga Harga memainkan peran penting bagi perekonomian secara makro, konsumen dan perusahaan (Tjiptono dan Candra, 2012:319). a. Bagi perekonomian Harga mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan laba. Harga merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor – faktor produksi. b. Bagi konsumen Ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap harga (menjadikan harga sebagai satu – satunya faktor pertimbangan dalam membeli produk) 23 dan ada pula yang tidak. Mayoritas konsumen sangat memperhatikan harga tetapi juga memperhatikan faktor lain. c. Bagi perusahaan Dibandingkan bauran pemasaran lainnya yang membutuhkan pengeluaran dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu – satunya faktor yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. 2.5 Brand Image 2.5.1 Pengertian Brand Image Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller (2009;258). Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain,atau kombinasi dari hal – hal tersebut, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya barang dan jasa pesaing. Brand Image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Merek biasanya terdiri atas nama, logo, dan seluruh elemen visual lain seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol. Merek ini juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Konsumen yang memiliki citra positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Janji inilah yang membuat suatu merek dikenal masyarakat mengenal suatu merek lebih dari merek lainnya melalui persepsi dan perasaan yang dapat bertahan dalam benak konsumen (Sudaryono, 2016:208). Beberapa pemasar membedakan aspek psikologi merek 24 dengan aspek pengalaman. Aspek pengalaman merupakan gabungan seluruh point pengalaman berinteraksi dengan merek, atau sering disebut dengan brand experience. Aspek psikologis sering direferensikan sebagai brand image, citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. Citra merek dibangun dengan memasukkan kepribadian atau citra ke dalam produk atau jasa, untuk kemudian dimasukkan ke alam bawah sadar konsumen (Sudaryono, 2016:209). Banyaknya merek yang berada di pasar akan memberikan alternatif pilihan kepada konsumen dalam melakukan pembelian. Kini, konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk tidak hanya melihat produk dari segi kualitas, merek, maupun harga, tetapi juga brand image tersebut melekat pada suatu produk. Perkembangan pasar yang begitu pesat akan mendorong konsumen untuk lebih mempertimbangkan brand image dibandingkan memperhatikan karakteristik produk yang ditawarkan. Hal ini menunjukan bahwa terdapat kecenderungan konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui pengalaman menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber. Penetapan merek dapat membantu konsumen mengatur pengetahuan merek tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya, memberikan nilai bagi perusahaan. Penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah menciptakan perbedaan antar produk ( Kotler dan Keller, 2012:260). 25 2.5.2 Faktor – faktor Brand Image Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif melakukan 3 hal yaitu : 1) Memantapkan karakter produk dan usulan nilai. 2) Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. 3) Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. 2.5.3 Strategi Brand Image Merek produk mempunyai strategi. Dalam hal ini strategi merek dibedakan menjadi dua (Sunyoto, 2014:210) yaitu strategi perbaikan dan strategi pialang. 1) Strategi perbaikan ï‚· Memasarkan produk dengan merek sendiri Hal ini dilakukan perusahaan karena perusahaan besar, kuat posisi keuangannya dan baik manajemennya. ï‚· Mencantumkan merek di bahan dan peralatan produksi. Hal ini dilakukan karena keinginan untuk mengembangkan bagian pasar produknya dan menjalani kerjasama antar produsen dan supplier. ï‚· Pemasaran produk dibawah merek pialang. Hal ini di lakukan karena pialang sudah kenal, sehingga diharapkan volume penjualan meningkat dan produsen dapat mendayung sumber daya 26 produksi lebih efektif. Di samping itu produsen khawatir menggunakan atau mencari produk lain. 2) Strategi Pialang ï‚· Hanya memakai produk pabrik. Hal ini dilakukan karena merek tidak berani menanggung dua beban sakaligus, yaitu mempromosikan merek dan mempertahankan kualitasnya. ï‚· Memakai merek pialang bersama – sama merek pabrik. Hal ini dilakukan karena menarik konsumen dan lebih member harga barang. 2.6 Promosi 2.6.1 Pengertian Promosi Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran di mana komunikasi tersebut merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyabarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan meningkatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh peruahaan yang bersangkutan. Kotler dan Amstrong (2012:408) mengemukakan bahwa Promosi adalah suatu alat untuk berkomunikasi pembeli dan perusahaan lain yang bertujuan untuk merubah memberikan informasi secara lugas. Setinggi apapun kualitas produk tetapi bila konsumen belum pernah mendengar dan tidak mengetahui tentang produk tersebut mereka tidak akan pernah membelinya. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan 27 pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia di tempat dan pada harga yang tepat. Seperti halnya harus disesuaikan untuk pasar target spesifik. Promosi juga harus sesuai dengan variabel-variabel 1 lainnya dalam bauran pemasaran serta menegaskan diferensiasi dan pemosisian strategi tersebut. Promosi merupakan salah satu program dari pemasaran yang menentukan keberhasilan suatu produk atau jasa dapat terjual dan dikenal oleh konsumen. Sedangkan menurut Daryanto (2013:104), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual. Widiyono dan Pakkanna (2013:148) mendefinisikan promosi adalah teknik-teknik atau berbagai cara yang dirancang untuk menjual produk atau pesan yang disampaikan perusahaan kepada konsumen tentang produknya. Menurut Lovelock (2012:2007) promosi adalah suatu alat komunikasi yang disertakan dengan suatu insentif. 2.6.2 Bauran Promosi Bauran promosi salah satu strategi pemasaran yang efektif dari bauran pemasaran. Untuk memasaraka suatu produk seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasi informasi yang ada di rancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:432) adalah “Bauran promosi atau bauran komunikasi merupakan perpaduan khusus dari alat yang digunakan 28 perusahaan untuk meyakinkan nilai komunikasi dan membangun hubungan dengan konsumen”. Menurut Philip Kotler (2012), mengatakan bahwa unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu : 1) Periklanan (advertising) Periklanan adalah semua bentuk persentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapatkan bayaran. Karakteristik dari periklanan adalah : (1) Presentase publik Iklan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umumnya memberi semacam legitimasi pada produk dan juga mengesankan produk yang standar. (2) Persuasivenes Iklan adalah medium yang persuasive yang memungkinkan penjual mengulang suatu pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. (3) Memperkuat ekspresi Iklan memberi kesempatan mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan seni cetak, suara, dan warna. Namun kadang-kadang kiat yang sangat sukses dalam ekspresinya dapat mengurangi atau mengalihkan perhatian dari pesan itu sendiri. 29 (4) Tidak bersifat pribadi (impersonal) Iklan tidak memiliki sifat memaksa yang sekuat wakil penjual perusahaan. Audiens tidak merasa berkewajiban untuk memberi perhatian atau respon. 2) Promosi penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli produk atau jasa. Karakteristik promosi penjualan adalah : (1) Komunikasi Mereka menarik perhatian dan biasanya memberi informasi yang dapat memberi nilai bagi konsumen. (2) Insentif Mereka menggabungkan kelonggaran, bujukan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen. 3) Pemasaran langsung (Direct Marketing) Pemasaran langsung adalah penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. Karakteristiknya dari pemasaran langsung adalah : (1) Tidak umum Pesan itu biasanya ditujukan pada orang tertentu dan tidak menjangkau yang lain. 30 (2) Dibuat khusus Pesan itu dapat dibuat khusus untuk menarik individu yang dituju. (3) Up to date Suatu pesan dapat disiapkan dengan sangan cepat untuk disampaikan kepada seorang individu. 4) Penjualan personal (personal selling) Penjualan personal merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan. Karakteristik penjualan personal adalah : (1) Konfrontasi personal Penjualan personal melibatkan hubungan yang hidup, cepat, dan interaktif antara dua atau lebih orang. Tiap pihak dapat saling mengamati kebutuhan dan karakteristik masing-masing dengan dekat dan membuat penyesuaian yang cepat. (2) Pengembangan Penjualan personal memungkinkan semua jenis hubungan berkembang dari hubungan yang hanya berdasarkan penjualan sampai hubungan yang dalam. Wakil penjualan yang efektif biasanya akan mengingat minat pelanggan mereka bila menginginkan hubungan yang berlangsung lama. (3) Respon Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar perkataan wiraniaga itu. Pembeli akan lebih 31 memperhatikan dan merespon, bahkan bila responnya adalah “terimakasih” yang sopan. 5) Hubungan Masyarakat (Public Relation) Hubungan masyarakat adalah berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan melindung citra perusahaan atau produk individualnya. Karakteristik dari hubungan masyarakat adalah: (1) Kredibilitas Tinggi Cerita dan keistimewaan baru tampak lebih otentik dan dapat dipercaya bagi pembaca daripada iklan. (2) Terbuka Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon yang mungkin menghindar iklan dan wiraniaga. (3) Dramatisasi Hubungan masyarakat memilik, seperti iklan, potensi untuk mendramatisir suatu perusahaan atau produk. 2.7 Keputusan Pembelian 2.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Definisi lain keputusan pembelian adalah proses keputusan pendirian terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian (Kotler, 2012:166). Untuk memahami 32 pembuatan keputusan konsumen dan memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian. Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan konsumen dikarenakan adanya dorongan-dorongan atau motif yang dirasakan sehingga menimbulkan minat atau dorongan untuh memenuhi kebutuhan. Karena konsumen memiliki arti yang penting bagi suatu perusahaan yaitu sebagai pembeli, maka dalam memenuhi kebutuhan konsumen pemasar harus mengetahui apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. 2.8 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1. Nama Abdul Samad, Imam Wibowo, “Pengaruh Produk Merek dan Citra Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olah raga Merek Specs Di Kota Bekasi” Variabel Variabel Independen : 1. Produk 2. Citra Merek Variabel Dependen : 3. Keputusan Pembelian Hasil Penelitian Hasil penelitian bahwa Produk dan Citra Merek berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Vol.4 No 3 September 2016. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayan 2. Ummu Habibah, Sumiati, “Pengaruh Kualitas Produk Dan HargaTerhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Di Kota Bngkalan Madura”. Variabel Independen : 1. Kualitas Produk 2. Harga Variabel Dependen : 3. Keputusan Pembelian Hasil penelitian bahwa Kualitas Produk dan Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Vol. 1 No. 1 Maret 2016, Hal 31 – 48. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 3. Komang Agus Ardi Ary Wibawa, Ketut Kirya, Wayan Suhendra, “Pengaruh Kualitas Produk, Variabel Independen : 1.Kualitas Produk 2.Harga 3.Iklan Hasil penelitian bahwa Kualitas Produk, Harga, Iklan dan Citra Merek berpengaruh positif dan 33 No Nama Harga, Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor”. Vol. 4 th 2016. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen. 4. 5. Variabel Independen : 1.Promosi 2.Harga 3.Desain Vol. 2 No. 2 Maret 2016. Jurnal Manajemen. Variabel Dependen : 4.Keputusan Pembelian Hendra Noky Andrianto, Idris, “Pengaruh Kualitas produk, Citra Merek, Harga dan promosi Terhadap Keputusan Pembelian Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova Di Semarang”. Variabel Independen : 1. Kualitas produk 2. Citra Merek 3. Harga 4. Promosi Novia Rastania dan Jerry S Justianto, “Analisis Pengaruh Harga, Promosi dan Viral Marketing terhadap Keputusan Pembelian pada “Online Shop” S-Nexian Melalui Facebook”. Vol.5,No2, Hasil Penelitian signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Variabel Dependen : 5. Keputusan Pembelian Nur Achidah, M Mukery Warso, Leonardo Budi Hasiolan, “Pengaruh Promosi, Harga, dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Mio GT”. Vol. 2 No. 3 th 2013 hal. 1-10. Jurnal Manajemen. 6. Variabel 4.Citra Merek Hasil penelitian bahwa Promosi, Harga dan Desain berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian bahwa Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Variabel Dependen : 5. Keputusan Pembelian Variabel Independen : 1. Harga 2. Promosi 3. Viral Marketing Variabel Dependen : 5. Keputusan Pembelian Hasil penelitian bahwa Harga, Promosi dan Viral Marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Halaman 131-161. Journal Of Business Strategy and Execution. 7. Lidya Mongi, Lisbeth Mananeke, Agusta Repi, “Kualitas produk, Strategi Promosi, dan Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Di Kota Manado” Vol.1 No.4 Des 2013, Hal. 2336-2346. Jurnal EMBA Variabel Independen : 1. Kualitas produk 2. Strategi Promosi 3. Harga Variabel Dependen : 4. Keputusan Pembelian Hasil penelitian menunjukan pengaruh positif dan signifikan antara variabel Kualitas Produk, Strategi Promosi dan Harga terhadap Keputusan Pembelian. 34 No 8. 9. 10. Nama Jilly Bernadette Mandey, “Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Surya Promild” Vol.1 No.4 Des Variabel Variabel Independen : 1. Promosi 2. Distribusi 3. Harga 2013, Hal. 95-104, Jurnal EMBA Variabel Dependen : 4. Keputusan Pembelian Doni Hariadi dan Soebari Martoatmodjo, “Pengaruh Produk ,Harga, Promosi Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”. Vol 1 Nomor 1. 2013. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Variabel Independen : 1. Produk 2. Harga 3. Promosi 4. Distribusi Onigbinde Isaac Oladepo (ph.D.) , Odunlami Samuel Abimbola (M.Sc.) , “The Influence of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision – Astudy Of Beverage Consumers in Lagos State, Niegeria”. Variabel Independen : 1. Advertising 2. Brand Image Variabel Dependen : 5. Keputusan Pembelian Variabel Dependen : 3.Consumer Buying Decision 4. Personal Selling, 5. SalesPromotion. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan secara simultan Promosi, Distribusi, dan Harga berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian menunjukan pengaruh simultan dan parsial antara variabel Produk, Harga, Promosi dan Distribusi terhadap Keputusan Pembelian. The results showed simultaneously Promotion, Distribution, and Price have a significant effect on Purchase Decision. Vol. 3, No.4,pp.97- 109, May 2015. British Journal of Marketing Studies 11. Junio Andreti, Nabila H Zhafira, Sheila S Akmal, Suresh Kumar, “The Analysis of aparoduct, Price, Plate Promotion and Service Quality on Customers Buying Decision of Convenience Store : A Survey of young Adult In Bekasi, West Java, Indonesia”. Vol.2, issue 6, Nov – Des 2013. Journal of Advances in Management and Economics. Variabel Independen : 1. Convenience store 2. Marketing mix 3. Place 4. Price 5. Product 6. Promotion Variabel Dependen : 7. Buying decision 8. Service quality Convenience store, marketing mix, place, price, product, promotion influence purchasing decisions and service quality. 35 2.9 Kerangka Pemikiran Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah di uraikan di muka mengenai variabel. Kualitas produk, harga, citra merek dan promosi serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar: Kualitas Produk X1 Harga X2 H1 H2 Keputusan Pembelian Y H3 Brand Image X3 H4 Promosi X4 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2.10 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Hipotesis merupakan degaan sementara yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Penelitian membahas bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain Kualitas Produk, Harga, Brand Image dan Promosi. Hubungan antara variabel Independen dengan Dependen sebagai berikut : 1. Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian Konsumen menginginkan produk yang dibelinya sesuai dengan keinginannya atau produk tersebut berkualitas. Semakin tinggi kualitas suatu 36 produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Dalam penelitian Ummu Habibah (2016), mengenai pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian menyatakan bahwa hasil penelitian Kualitas Produk dan Harga berpengaruh signifikan Terhadap Keputusan Pembelian. H1 : Variabel kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian 2. Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian Hubungan harga terhadap keputusan pembelian adalah harga selalu di kaitkan dengan kulaitas produk, apabila harga yang tidak sesuai dengan kualitas maka akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemgambilan keputusan. Dalam penelitian Nur Achidah (2016), mengenai pengaruh Promosi, Harga, dan Desain terhadap Keputusan Pembelian. Menyatakan bahwa hasil penelitian Promosi, Harga dan Desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. H2 : Variabel harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Hubungan Brand Image dengan Keputusam Pembelian Brand Image sebenarnya adalah janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Konsumen sangat memandang merek sebagai bagian penting dalam melakukan keputusan pembelian. Dari merek, konsumen biasa menilai apakah produk tersebut berkualitas atau tidak, bisa bermanfaat atau tidak. Dalam penelitian Hendra Niky 37 Andrianto, Idris (2013) mengenai pengaruh Kualitas produk, Citra Merek, Harga dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian. Menyatakan bahwa hasil penelitian Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. H3 : Variabel citra merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Hubungan Promosi dengan Keputusan Pembelian Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang di tawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian promosi berhubungan erat dengan hasil perilaku. Dalam penelitian Jilly Bernadette Mandey (2013). Mengenai Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian. Menyatakan bahwa hasil penelitian Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya. Terhadap Keputusan Pembelian berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. H4 : Variabel promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Variabel Peneltian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan(Sugiyono,2010). Variabel didalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independend variabel). Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Variabel terikat, dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen terhadap produk Susu Ultra Milk (Y). 2) Variabel bebas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk Susu Ultra Milk (X) yang terdiri dari tiga yaitu : (1) Kualitas Produk ( (2) Harga ( ) ) (3) Citra Merek ( ) (4) Promosi 3.1.2 Definisi Operasional dan Indikator Definisi operasional menurut Sugiyono (2010), merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. 38 39 Maka dari itu, untuk memberikan gambar yang jelas tentang variabel penelitian maka dijelaskan dengan table sebagai berikut: Tabel 6.1 Definisi Operasional dan Variabel Variabel Devinisi Operasional KualitasProduk Kualitas produk adalah (X1) kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. ( Kotler dan Armstrong, 2012:283) Harga Harga adalah suatu nilai tukar (X2) yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. (Menurut Oentoro, 2012:216) Citra Merek Merek adalah nama, istilah, (X3) tanda, symbol atau desain,atau kombinasi dari hal – hal tersebut, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya barang dan jasa pesaing. (American Marketing Association) Kotler dan Keller (2009;258) Promosi (X4) Indikator a. Kinerja (Performace) b. Keistimewaan (Features) c. Dayatahan (Durability) d. Keindahan (Aesthetics) (Tamimi, et al. 2015) a. Harga produk terjangkau. b. Harga produk kompetitif dengan produk merek lain. c. Harga produk sesuai dengan kualitasnya. (Bowo, et al. 2013) a. Merek produk merupakan merek terkenal. b. Merek produk adalah merek yang bergengsi. c. Merek produk mudah diingat dalam pikiran konsumen. d. Merek produk mempunyai reputasi yang baik dimata konsumen (Bowo, et al. 2013) Promosi adalah suatu alat untuk a. Jangkauan promosi berkomunikasi pembeli dan b. Diskon perusahaan lain yang bertujuan (Ristania, et al. 2012) untuk merubah memberikan c. Promosi lewat pameran informasi secara lugas. d. Promosi lewat brosur (Kotler dan Amstrong , 2012:408) (Hariadi, et al. 2013) 40 Keputusan Pembelian (Y) 3.2 Keputusan pembelian adalah a. Kemantapan membeli proses keputusan pendirian terdiri b. Pertimbangan dalam dari lima tahap yang dilakukan memilih oleh seorang konsumen sebelum c. Kesesuaian atribut sampai pada keputusan pembelian keinginan dan dan selanjutnya pasca pembelian. kebutuhan (Kotler,2012:166). (Andini, et al 2012) Populasi dan Sempel 3.2.1 Populasi penelitian Populasi adalah individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas serta karakteristik tertentu yang telah ditetapkan. Populasi dapat di pahami sebagai kelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Sugiyono, 2010:73). Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk di Semarang yang menyukai susu cair dalam kemasan. Jumlah populasi yang ada dikota Semarang pada tahun 2016 sebanyak 1.765.836 juta jiwa, yang ditulis oleh Dispendukcapil Kota Semarang. Adapum grafik populasi warga Kota Semarang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: Grafik 6.2 Populasi warga Kota Semarang Tahun 2016 (Sumber: www.dispendukcapil.semarangkota.go.id) 3.2.2 Sampel Penelitian Sampel diambil secara Purposive Sampling yaitu teknik sampling berdasarkan kriteria (Sugiyono, 2014:85). Untuk menentukan besarnya sampel maka bisa menggunakan rumus slovin sebagai berikut: 41 n= Dimana: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan dalam penelitian ini. (dalam penelitian ini digunakan 10% atau 0,1) Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: n= = 99,9 (digenapkan menjadi 100) Dari rumus diatas, sampel yang dapat diambil dari populasi sebesar 99,9, apabila dibulatkan banyaknya sampel sebesar 100 responden. 3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2012:126) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dimana peneliti akan mengambil sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 responden dengan kriteria sebagai berikut: 1. Usia diatas 17 tahun. 2. Konsumen yang pernah menggunakan mengkonsumsi susu Ultra Milk 3. Berdomisili di Semarang 42 3.3 Jenis dan Sumber data Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penelitian harus mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi, mengumpulkan, serta mengolah data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini data primer berupa hasil jawaban responden atas kuisioner yang diajukan. Data primer ini selanjutnya akan diajukan sebagai data input untuk penelitian hipotesis. Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap susu Ultra Milk yang dilihat dari kualitas produk, harga, brand image dan promosi. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuisioner atau daftar pertanyaan kepada responden. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuisioner. Angket atau kuisioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2013:43). Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yaitu pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada konsumen. 43 Data kuisioner ditentukan dengan menggunakan Skala Likert yaitu berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap suatu hal (Umar, 2013:70). Sedangkan Skala Likert dalam penelitian ini menggunakan Skala Ordinal yaitu dengan penilaian sebagai berikut: 1) Untuk jawaban “SS” sangat setuju diberi nilai = 5 2) Untuk jawaban “S” setuju diberi nilai = 4 3) Untuk jawaban “N” netral diberi nilai = 3 4) Untuk jawaban “TS” tidak setuju diberi nila = 2 5) Untuk jawaban “STS” sangat tidak setuju diberi nilai = 1 3.5 Metode Analisis Data 3.5.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif adalah suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dalam angka-angka. Menurut Surmadi Suryabrata (dalam Sugiyono 2008), dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsepkonsep, dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data kuantitatif yang digunakan antara lain: 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2009:49). Suatu kuesioner dinyatankan valid jika 44 pertanyaan mampu mengungkapkan atau menghasilkan sesuatu. Uji validitas dapat diketahui dengan menghitung r hitung dan r tabel (n-2) (Ghozali, 2009:49). Apabila r hitung > r tabel, maka valid Apabila r hitung < r tabel, maka tidak valid Adapun rumus kasar diperoleh dari: ∑ √[ ∑ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ∑ ] Pengujian validitas menggunakan alat ukur berupa program komputer yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 17, dan jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2009). 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009:45). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja yang kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Cronbach Alpha. Adapun rumus kasar diperoleh dari: 45 { ∑ } Keterangan: r = Koefisien korelasi k = Banyaknya belahan tes Si = Varians belahan tes Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2009). 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan 46 digunakan dalam model berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009:147). Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mengetahui data yang digunakan dalam model berdistribusi normal atau dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorovsmirnov. Jika nilai Kolmogorov-smirnov lebih besar dari α = 0,05, maka data normal (Ghozali, 2009:152). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2009) : (1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (independen). Dilakukan dengan cara menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika variabelvariabel independen saling berkorelasi (diatas 0,9) dan nilai R² yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, dan nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10 maka mengindikasikan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2009). 47 3) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:129). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola. Tertentu pada grafik scatter plot antar SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Bisa juga menggunakan uji glesjer dimana jika variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen maka terjadi heteroskedastisitas dan jika signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah (Ghozali, 2009) : (1) Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 48 (2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. 3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjuakkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2009:86). Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y). Pada regresi berganda variabel independen (variabel X) yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y), jumlahnya lebih dari satu. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah kualitas produk ( promosi ( ), harga ( + + + +e Dimana : Y : Keputusan Pembelian a : Konstanta , , ) dan sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah : Y=a+ ), citra merek ( : Koefisien masing-masing faktor : Kualitas Produk : Harga : Brand Image : Promosi 49 e : Standard error 3.5.4 Uji Hipotesis Penelitian 1) Uji F (Uji Simultan) Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen (kualitas produk, harga brand image dan promosi) yang dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) (Ghozali, 2009). (1) Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test di atas yaitu : : , , =0 Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu kualitas produk ( ), harga ( ), brand image dan promosi secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). : , , >0 Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu kualitas produk ( ), harga ( ), brand image ( ) dan promosi secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). (2) Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi sebesar 5% (α = 0,05 ), maka: Jika F hitung > F tabel, maka ditolak dan diterima, berarti masing-masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika F hitung < F tabel, maka diterima dan ditolak, berarti masing- 50 masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Uji t (Uji Parsial) Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial atau individual terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan adalah : : =0 Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masingmasing variabel independen : >0 Artinya, ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masingmasing variabel independen. Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: (1) Taraf Signifikan (α = 0,05) (2) Distribusi t dengan derajat kebebasan (n) (3) Apabila t hitung > t tabel maka ditolak dan diterima. 3.5.5 Koefisien Determinasi (R²) Koefisisen Determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisian determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu 51 (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R²) adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik karena Adjusted R² dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Objek Penelitian PT. Ultrajaya telah menjadi pioner di industri susu dan merupakan perusahaan produk susu pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi UHT. Dalam proses produksi, PT. Ultrajaya menerapkan standar kontrol dan higienitas end to end yang tinggi untuk menjamin kualitas dan tingkat keamanan produk. Selain itu, PT. Ultrajaya juga telah menerapkan ISO 22000 tentang sistem keamanan pangan. Teknologi UHT dan kemasan aseptik yang digunakan menjamin kualitas rasa dan konsistensi dari rasa tersebut dan nutrisi alami dari produk itu tetap terjaga. Dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di Bandung - Jawa Barat PT. Ultrajaya berkembang, hingga selanjutnya di tahun 1971 PT. Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. Tak hanya sebagai pelopor, PT. Ultrajaya pun masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian mereknya, seperti Ultra Milk untuk produk susu segarnya. Susu Ultra Milk merupakan susu cair UHT dengan susu segar alami sebagai komponen utamanya. Susu cair alami diperoleh dari peternak lokal dan Unit Perternakan terpadu milik PT. Ultrajaya di Pangalengan, Jawa Barat dengan kualitas susu cair terbaik. Penggunaan bahan susu cair alami dengan kualitas terjaga dan rasa alami dari produk. 52 53 PT. Ultrajaya yang disukai konsumen menjadi salah satu keunggulan produk susu Ultra Milk dan secara konsisten PT. Ultrajaya mempertahankan selama 40 tahun terakhir. PT. Ultrajaya memimpin pasar dalam segmen susu cair segar (UHT) lebih dari 50% market share dengan angka pertumbuhan yang sangat sehat sekitar 20% per tahun, di atas rata-rata market. Dengan jangkauan distribusi dari Sumatra sampai Papua yang mencakup lebih dari 50 distributor, 125 ribu toko ritel di seluruh Indonesia. Penjualan ekspor memberikan kontribusi tidak signifikan terhadap PT. Ultrajaya. Karena masih lebih fokus untuk mengembangkan bisnis domestiknya dengan beberapa tujuan ekspor produk PT. Ultrajaya menjangkau Amerika, Australia dan Afrika. 4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen Susu Ultra Milk di kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini konsumen Susu Ultra Milk di kota Semarang dengan teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dimana peneliti akan mengambil sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 responden dengan kriteria antara lain : usia diatas 17 tahun, konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk dan berdomisili di Semarang. Berikut karakteristik tanggapan responden yang tersaji dalam tabel di bawah ini : 54 Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner Penelitian Kuesioner yang disebar 110 Kuesioner yang tidak kembali 5 Kuesioner yang rusak 5 Kuesioner yang diolah 100 Sumber : Data primer yang diolah 2017 Berdasarkan tabel 4.1 jumlah keseluruhan kuesioner penelitian yang disebar sebanyak 110, kuesioner yang rusak sebanyak 5 buah dan tidak kembali sebanyak 5 buah, sehingga kuesioner yang diolah sebanyak 100 responden. Setelah data responden didapatkan, dilakukan analisis deskriptif responden untuk memenuhi konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang yang telah berkontribusi sebagai responden penelitian. Gambaran umum responden dalam penelitian ini menjelaskan secara kualitatif tentang responden dengan menyajikan deskripsi data-data primer yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan dan daerah asal. 4.1.3 Gambaran Umum Responden 4.1.3.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Identitas berdasarkan jenis kelamin responden yang merupakan konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini: 55 Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Laki-laki 43 43% 2. Perempuan 57 57% Total 100 100% Sumber : Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang berjenis kelamin perempuan sebanyak 57 orang (57%) dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 orang (43%). Hasil ini mengindikasikan bahwa konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang antara konsumen laki-laki dan konsumen perempuan berjumlah relatif lebih banyak konsumen perempuan artinya ditinjau dari segi jenis kelamin perempuan menjadi pangsa pasar terbanyak yang menjadi konsumen. 4.1.3.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur Pengelompokan dari 100 responden yang merupakan konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Umur No. Umur Frekuensi 1. < 25 Tahun 71 2. 26 – 35 Tahun 11 3. 36 – 45 Tahun 13 4. 46 – 55 tahun 3 5. > 55 tahun 2 Total 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2017 Persentase 71% 11% 13% 3% 2% 100% 56 Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang adalah berusia antara 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 11 orang (11%), responden yang berusia 36 – 45 tahun sebanyak 13 orang (13%), responden yang berusia 46 – 55 tahun sebanyak 3 orang (3%) dan responden yang berusia lebih dari 55 tahun sebanyak 2 orang (2%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang merupakan kalangan muda. 4.1.3.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Pengelompokan berdasarkan pekerjaan dari 100 responden yang merupakan konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Frekuensi Persentase 1. Karyawan 23 23% 2. Mahasiswa 37 37% 3. Pelajar 13 13% 4. Wiraswasta 18 18% 5. Lain-lain 9 9% Total 100 100% Sumber : Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang masih berstatus sebagai mahasiswa ada 37 responden (37%), responden dengan pekerjaan karyawan sebanyak 23 orang (23%), responden dengan masih pelajar sebanyak 13 orang (13%), responden dengan pekerjaan wiraswasta 57 sebanyak 18 orang (18%) dan responden dengan pekerjaan lain-lain (Ibu Rumah Tangga, Buruh, Petani, Pedagang dll) sebanyak 9 orang (9%). Hasil diatas menunjukkan bahwa mayoritas konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang masih berstatus sebagai mahasiswa. 4.1.3.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Daerah Asal Pengelompokan berdasarkan daerah asal dari 100 responden yang merupakan konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal No. Daerah Asal Frekuensi Persentase 1. Banyumanik 8 8% 2. Candisari 5 5% 3. Gajahmungkur 4 4% 4. Gayamsari 5 5% 5. Genuk 6 6% 6. Gunungpati 5 5% 7. Mijen 4 4% 8. Ngaliyan 8 8% 9. Pedurungan 11 11% 10. Semarang Barat 10 10% 11. Semarang Selatan 5 5% 12. Semarang Tengah 4 4% 13. Semarang Timur 5 5% 14. Semarang Utara 8 8% 15. Tembalang 10 10% 16. Tugu 2 2% Total 100 100 Sumber : Data Primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang yang 58 asal daerahnya dari Pedurungan ada 11 responden (11%), asal daerah Tembalang dan Semarang Barat masing-masing sebanyak 10 orang (10%), asal daerahnya Banyumanik, Semarang Utara dan Ngaliyan masingmasing ada 8 responden (8%), asal daerahnya Genuk ada 6 responden (6%), dan asal daerah lainnya (Gunungpati, Semarang Selatan, Candisari, Gayamsari dan Semarang Timur) masing-masing 5 responden (2%), asal daerahnya Mijen dan Semarang Tengah masing-masing ada 4 responden (4%), asal daerahnya Tugu ada 2 responden (2%). 4.2 Deskripsi Variabel 4.2.1 Analisis Indeks Jawaban Analisis indeks jawaban per variabel dalam penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran deskriptif mengenai responden, terutama mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis yang menjelaskan tentang hasil penelitian tentang fenomena atau kasus yang terjadi dalam bentuk kalimat. Analisis ini membahas mengenai bentuk dari jawaban responden terhadap seluruh variabel yang diukur. Dari jawaban responden akan diperoleh jawaban, yang kemudian akan diolah untuk mendapatkan hasil dari masingmasing variabel penelitian, maka hasil jawaban dari masing-masing variabel akan diukur dengan rata-rata skor yang dikategorikan pada rentan skor sebagai berikut : Lebar Skala = 5 – 1 5 59 Dengan demikian kategori skala dapat ditemukan sebagai berikut : 1,0 - 1,80 = sangat rendah 1,81 - 2,60 = rendah 2,61 - 3,20 = sedang 3,41 - 4,20 = tinggi 4,21 - 5,00 = sangat tinggi 4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk Tanggapan responden dalam hal Kualitas Produk pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.6.: Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kualitas Produk Indikator-indikator Var. Kualitas Produk Menurut saya, komposisi produk susu Ultra Milk berkualitas. Menurut saya, pada produk susu Ultra Milk memiliki keistimewaan kemasan yang praktis. Menurut saya, pengemasan produk susu Ultra Milk terjamin mutunya. Menurut saya, Desain kemasan produk susu ultra milk menarik. STS F S TS N F S F S F S F S 0 0 7 14 13 39 36 144 44 220 4.17 0 0 11 22 8 24 43 172 38 190 4.08 0 0 7 14 21 63 28 112 44 220 4.09 0 0 8 16 19 57 34 136 39 195 4.04 Rata-rata S SS Indeks 4.09 Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Dari tabel 4.6 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel kualitas produk pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota 60 Semarang sebesar 4,09 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 – 4,20). Pada variabel kualitas produk yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator komposisi produk susu Ultra Milk berkualitas sebesar 4,17 yang termasuk kategori tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada indikator desain kemasan produk susu ultra milk menarik sebesar 4,04 dan termasuk kategori tinggi. 4.2.3 Deskripsi Variabel Harga Tanggapan responden dalam hal Harga produk menurut konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.7. berikut ini : Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Harga Indikator-indikator Var. Harga Menurut saya, harga produk susu Ultra Milk sangat terjangkau. Menurut saya, harga produk susu Ultra Milk mampu bersaing dengan produk susu lainnya. Menurut saya, harga produk susu Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk. STS F S TS N F S F S F S F S 0 0 8 16 10 30 34 136 48 240 4.22 0 0 10 20 11 33 51 204 28 140 3.97 0 0 4 17 51 31 124 48 240 4.23 8 Rata-rata S SS Indeks 4.14 Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Dari tabel 4.7 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel harga menurut konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang sebesar 4,14 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 – 4,20). Pada 61 variabel harga yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator harga produk susu Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk sebesar 4,23 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada indikator harga produk susu Ultra Milk mampu bersaing dengan produk susu lainnya sebesar 3,97 dan termasuk kategori tinggi. 4.2.4 Deskripsi Variabel Brand Image Tanggapan responden dalam hal Citra Merek (Brand Image) pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.8. berikut ini : Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Citra Merek (Brand Image) Indikator-indikator Var. Brand Image Menurut saya, merek produk susu Ultra Milk merupakan merek terkenal. Menurut saya, merek produk susu Ultra Milk memiliki citra yang baik. Menurut saya, merek produk susu Ultra Milk mudah diingat dalam pikiran konsumen. Menurut saya, merek produk susu Ultra Milk memiliki reputasi yang baik dimata konsumen. STS F S TS N F S F S F S F S 0 0 5 10 11 33 34 136 50 250 4.29 0 0 5 10 13 39 41 164 41 205 4.18 0 0 9 18 10 30 33 132 48 240 4.20 0 0 6 12 11 31 39 156 44 220 4.21 Rata-rata S SS Indeks 4.22 Sumber : Data primer yang diolah, 2017 Dari tabel 4.8 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel citra merek (brand image) pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota 62 Semarang sebesar 4,22 yang artinya termasuk kategori sangat tinggi (interval 4,21 – 5,00). Pada variabel daya tanggap yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator merek produk susu Ultra Milk memiliki reputasi yang baik dimata konsumen sebesar 4,21 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada indikator merek produk susu Ultra Milk memiliki citra yang baik sebesar 4,18 dan termasuk kategori tinggi. 4.2.5 Deskripsi Variabel Promosi Tanggapan responden dalam hal Promosi pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.9. berikut ini : Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Promosi Indikator-indikator Var. Promosi Menurut saya, jangkauan promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua media, baik media elektronik dan cetak. Menurut saya, potongan harga atau diskon yang ditawarkan susu Ultra Milk sangat menarik. Menurut saya, promosi susu Ultra Milk melalui event atau pameran sangat baik. Menurut saya, promosi susu Ultra Milk melalui brosur menarik. STS F S TS N F S F S F S F S 0 0 6 12 16 48 29 116 49 245 4.21 0 0 13 26 13 39 41 164 33 165 3.94 0 0 10 20 13 39 31 124 46 230 4.13 0 0 8 18 54 30 120 44 220 4.10 16 Rata-rata Sumber : Data primer yang diolah, 2017 S SS Indeks 4.09 63 Dari tabel 4.9 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel promosi pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang sebesar 4,09 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 – 4,20). Pada variabel promosi yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator jangkauan promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua media, baik media elektronik dan cetak sebesar 4,21 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada indikator potongan harga atau diskon yang ditawarkan susu Ultra Milk sangat menarik sebesar 3,93 dan termasuk kategori tinggi. 4.2.6 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian Tanggapan responden dalam hal Keputusan Pembelian pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.10. berikut ini : Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian Indikator-indikator Var. Keputusan Pembelian Saya merasa yakin membeli produk susu Ultra Milk. Kualitas dan citra rasa menjadi pertimbangan utama dalam memilih susu Utra Milk. Saya membeli susu Ultra Milk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. STS TS N S SS Indeks F S F S F S F S F S 0 0 9 18 13 39 29 116 49 245 4.18 0 0 6 12 16 48 39 156 39 195 4.11 0 0 5 10 10 30 32 128 53 265 4.33 Rata-rata Sumber : Data primer yang diolah, 2017 4.20 64 Dari tabel 4.10 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel keputusan pembelian pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang sebesar 4,20 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 – 4,20). Pada variabel keputusan konsumen yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator membeli susu Ultra Milk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan sebesar 4,33 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada indikator Kualitas dan citra rasa menjadi pertimbangan utama dalam memilih susu Utra Milk sebesar 4,11 dan termasuk kategori tinggi. 4.3 Analisis Data dan Pembahasan 4.3.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk melihat valid atau tidaknya suatu kuesioner sebagai alat ukur variabel, dalam mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilakukan dengan melakukan korelasi hasil jawaban responden pada masingmasing pertanyaan di setiap variabel, dimana analisanya menggunakan SPSS, dengan output corrected item correlation (Ghozali, 2011) hasil r hitung ini kemudian dibandingkan dengan r tabel product moment, dimana dengan df = n = 100 - 2 = 98 dan α = 0,05 maka didapat r tabel dua sisi sebesar 0,196 dengan ketentuan Hasil r hitung > r tabel (0,196) = valid Hasil r hitung < r tabel (0,196) = tidak valid 65 Hasil uji validitas dari setiap pertanyaan kuesioner yang digunakan pada variabel kualitas produk, harga, brand image, dan promosi dapat dilihat dalam tabel 4.11 dibawah ini : Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Item R Hitung Kualitas Produk (X1) 0.739 X1.1 0.757 X1.2 0.746 X1.3 0.756 X1.4 Harga (X2) 0.691 X2.1 0.659 X2.2 0.750 X2.3 Brand Image (X3) 0.665 X3.1 0.636 X3.2 0.641 X3.3 0.744 X3.4 Promosi (X4) 0.775 X4.1 0.781 X4.2 0.747 X4.3 0.764 X4.4 Keputusan Pembelian (Y) 0.722 Y1 0.621 Y2 0.733 Y3 Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017 R tabel 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa nilai korelasi tiap item pertanyaan dengan total skor yang diperoleh adalah lebih dari 0,196 sehingga dijelaskan bahwa item pertanyaan yang digunakan adalah valid atau tepat dan dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya. 4.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2009). Pengukuran reliabilitas dapat 66 dilakukan dengan pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila : Hasil α > 0,70 = reliabel. Berikut hasil pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 20, dapat dilihat dalam tabel 4.12 dibawah ini Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Variabel Kriteria Alpha Kualitas Produk 0,885 0,70 Harga 0,837 0,70 Brand Image 0,838 0,70 Promosi 0,894 0,70 Keputusan Pembelian 0,830 0,70 Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017 Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, harga, brand image, promosi dan keputusan pembelian mempunyai Cronchach Alpha diatas 0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel, dan untuk selanjutnya item-item pada masingmasing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. 4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk dapat menentukan apakah terdapat multikolinieritas dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance serta 67 menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Adapun nilai VIF dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017 Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai VIF variabel kualitas produk sebesar 4,054 < 10; nilai VIF variabel harga sebesar 3,502 < 10; nilai VIF variabel brand image sebesar 4,919 < 10; nilai VIF variabel promosi sebesar 3,833 < 10. Dengan demikian semua variabel penelitian bebas multikolinieritas karena nilai VIF > 10. 4.4.1.1 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengalaman ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi ini dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik, dimana sumbu X dan sumbu Y telah diproduksi. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : 1. Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. 68 2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heteroskedastititas dengan menggunakan uji scatterplot : Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil output SPSS 20,2017 Penjelasan pada gambar tersebut di atas terlihat bahwa titik titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumber Y sehingga dapat disimpulkan bahwa uji tersebut tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model penelitian. 4.4.1.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali,2009). Selain ini, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis grafik histogram maupun grafik normal plot. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017 Dari gambar 4.2 diatas uji normalitas pada grafik normal P-P Plot of Regression Standardized Residual di atas terlihat titik-titik menyebar berhimpit 69 disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual distribusi secara normal. 4.4.1.3 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa variabel independen, untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel (Sugiyono, 2010). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Ringkasan hasil penelitian data dengan menggunakan program SPSS tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Analisis Regresi Berganda Sumber : Hasil output SPSS 20,2017 Berdasarkan tabel 4.14 persamaan regresi model penelitian adalah sebagai berikut: Y = 0,214 + 0,227 X1 + 0,242 X2 + 0,261 X3 + 0,234 X4 Keterangan X1 = Kualitas produk X2 = Harga X3 = Brand image X4 = Promosi Y = Keputusan pembelian e = error Hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas memberikan pengertian bahwa : 70 a. Konstanta (b0) sebesar 0,214 yang berarti apabila kualitas produk, harga, brand image, dan promosi tetap atau tidak berubah, maka keputusan pembelian positif. b. Koefisien regresi variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian sebesar 0,227 (positif) artinya semakin baik persepsi konsumen dalam menanggapi indikator-indikator kualitas produk, maka akan diikuti peningkatan keputusan pembelian. c. Koefisien regresi variabel harga terhadap keputusan pembelian sebesar 0,242 (positif) artinya semakin baik persepsi konsumen dalam menanggapi indikator-indikator harga, maka akan diikuti peningkatan keputusan pembelian. d. Koefisien regresi variabel brand image terhadap keputusan pembelian sebesar 0,261 (positif) artinya semakin baik persepsi konsumen dalam menanggapi indikator-indikator brand image, maka akan diikuti peningkatan keputusan pembelian. e. Koefisien regresi variabel promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 0,234 (positif) artinya semakin baik persepsi konsumen dalam menanggapi indikator-indikator promosi, maka akan diikuti peningkatan keputusan pembelian. 4.4.1.4 Uji Simultan F Uji F digunakan untuk menganalisis pengaruh secara bersamasama (simultan) antara variabel bebas: kualitas produk, harga, brand image, dan promosi terhadap keputusan pembelian (Y). Pengambilan 71 keputusan dilakukan dengan memperhatikan uji F pada tabel ANOVA berikut : Tabel 4.15 Pengujian Output Uji F Sumber : Hasil output SPSS 20,2017 Dari hasil pengujian dengan SPSS didapatkan angka F hitung antara kualitas produk, harga, brand image, dan promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan sebesar 89,923 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 5% atau 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk, harga, brand image, dan promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan (bersama-sama) artinya model regresi dinyatakan fit atau layak sebagai model penelitian. 72 4.4.1.5 Uji t Uji t untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (kualitas produk, harga, brand image, dan promosi) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) secara parsial dengan α = 0,05. Tabel 4.16 Hasil Uji t (Parsial) Sumber : Hasil output SPSS 20,2017 Berdasarkan hasil uji t maka dapat dilakukan pembuktian sebagai berikut : 1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel kualitas produk (X1) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung sebesar 2,500 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,014 < taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel harga (X 2) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung sebesar 2,741 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,007 < taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel Brand Image (X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung 73 sebesar 2,315 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,023 < taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel Brand Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 4. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel Promosi (X 4) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung sebesar 2,749 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,007 < taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 4.4.1.6 Koefisien Determinasi Nilai determinasi pada model penelitian ditentukan dengan nilai Adjusted R Square yang dapat dilihat pada tampilan berikut : Tabel 4.17 Koefisien Determinasi Sumber : Hasil output SPSS 20,2017 Berdasarkan hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai Koefisien Determinasi yang disesuaikan (adjusted R²) adalah 0,782 artinya variasi dari semua variabel bebas (kualitas produk, harga, brand image, dan promosi) dapat menerangkan keputusan pembelian sebesar 78,2%. Sedangkan sisanya sebesar 21,8% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini. 74 4.5 Pembahasan 4.5.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan ada pengaruh positif Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian.Adanya pengaruh yang signifikan dan positif ini mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas produk berdampak tajam pada peningkatan keputusan pembelian. Konsumen menginginkan produk yang dibelinya sesuai dengan keinginannya atau produk tersebut berkualitas. Semakin tinggi kualitas suatu produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Seorang konsumen akan merasa produk yang dibelinya berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan. Setiap perusahaan atau produsen harus memiliki kualitas yang akan memantau atau menunjang untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produknya di pasar. Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa kualitas produk penting untuk diperhatikan, hal-hal berkaitan dengan kualitas produk yang patut dipertahankan dengan melihat indikator tertinggi perlu dipertahankan yaitu komposisi produk susu Ultra Milk berkualitas. Indikator terendah yang patut ditingkatkan yaitu desain kemasan produk susu ultra milk menarik. Ultra Milk merupakan perusahaan produk susu pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi UHT. Dalam proses produksi, PT. Ultrajaya menerapkan standar kontrol dan higienitas end to- end yang tinggi untuk menjamin kualitas dan tingkat keamanan produk. Selain itu, PT. Ultrajaya juga telah menerapkan 75 ISO 22000 tentang sistem keamanan pangan. Teknologi UHT dan kemasan aseptik yang digunakan menjamin kualitas rasa dan konsistensi dari rasa tersebut dan nutrisi alami dari produk itu tetap terjaga. Ultra Milk juga memiliki peternakan sapi sendiri yang menjamin kualitas susunya bagus. Dan telah menjadi market leader dalam segmen susu cair segar (UHT). Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada produk Ultra Milk, sebab produk yang berkualitas tinggi adalah produk yang dapat merangsang persepsi dan emosional konsumen yang berdampak pada keputusan pembelian melalui variasi, warna, desain, dan lain-lain. Melalui Kualitas Produk yang melibatkan emosional, konsumen dibuat merasa aman saat membeli produk yang nantinya memicu terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan yang dilakukan oleh Ummu Habibah (2016), menyatakan bahwa hasil penelitian Kualitas Produk berpengaruh signifikan Terhadap Keputusan Pembelian. 4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan ada pengaruh positif harga terhadap keputusan pembelian. Hubungan harga terhadap keputusan pembelian adalah harga selalu di kaitkan dengan kulaitas produk, apabila harga yang tidak sesuai dengan kualitas maka akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemgambilan keputusan. Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan 76 manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi. Dari hasil tersebut mengindikasikan beberapa indikasi untuk meningkatkan indikator tertinggi yaitu harga produk susu Ultra Milk. Indikator lain yang patut diperhatikan yaitu harga produk susu Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk. Indikator terendah yang perlu ditingkatkan berkaitan dengan harga yaitu harga produk susu Ultra Milk mampu bersaing dengan produk susu lainnya. Potongan harga, kesesuaian dengan manfaat, keterjangkauan harga, kesesuaian dengan harga pasar serta pemberian harga promosi yang ditawarkan produk Ultra Milk bagi konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk tersebut. Harga susu Ultra Milk yang relatif tinggi di bandingkan pesaingnya tidak menyurutkan konsumen untuk melakukan pembelian. Harga Susu Ultra Milk sebesar Rp. 5500,- lebih tinggi dibandingkan pesaingnya yaitu Frisian Flag sebesar Rp. 5300,- dan Indomilk sebesar Rp. 5100,-. Bisa dilihat perbedaan yang cukup sedikit tetapi konsumen lebih memiilh harga yang tinggi karena produk susu Ultra Milk berkualitas dan memiliki citra yang baik di mata konsumen. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan yang dilakukan oleh Nur Achidah (2016), menyatakan bahwa hasil penelitian Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. 77 4.5.3 Pengaruh Brand ImageTerhadap Keputusan Pembelian Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan ada pengaruh positif brand image terhadap keputusan pembelian. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin baik brand image suatu perusahaan akan mempengaruhi keputusan pembelian. Sebaliknya, semakin buruk brand image maka akan menurunkan keputusan pembelian. Brand Image sebenarnya adalah janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Konsumen sangat memandang merek sebagai bagian penting dalam melakukan keputusan pembelian. Dari merek, konsumen biasa menilai apakah produk tersebut berkualitas atau tidak, bisa bermanfaat atau tidak. Dari hasil tersebut mengindikasikanbahwa indikator-indikator brand image juga patut ditingkatkan karena berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Cara yang dilakukan pimpinan dengan meningkatkan indikator tertinggi yaitu merek produk susu Ultra Milk memiliki reputasi yang baik dimata konsumen. Meskipun pernah mengalami persoalan tentang benda asing yang ada di dalam kemasan produk susu cair yang dipikir benda mirip kaki katak. Pihak susu Ultra Milk menepis tentang hal itu dikarenakan tidak mungkin susu berisi benda misterius yang bentuknya mirip kaki katak itu adalah endapan lemak, dan karena sudah melewati proses Ultra High Temperatur (UHT) yang memastikan keamanan produk. Kejadian itu bisa terjadi karena kerusakan pada kemasan yang sudah dibuka dan disimpan lama dalam ruangan terbuka atau 78 mengalami kebocoran sangat kecil (micro leaking). Hal itu diakibatkan peyimpanan yang kurang tepat. Kontaminasi yang terjadi setelah produk lolos uji kendali mutu dari pabrik yang disebabkan oleh faktor luar tersebut sulit dikontrol oleh produsen susu. Dan hasil uji mikrokopis terdapat potongan padat yang ditrima dari konsumen baik dari segi tektur, aroma, maupun struktur sel menunjukan padatan tersebut berupa gumpalan susu coklat yang rusak. Meskipun adanya persoalan itu konsumen tetap memandang Ultra Milk menjadi brand yang baik terbukti telah menjadi nomor 1 di Top Brand Index pada setiap tahunnya. Indikator lainnya berkaitan dengan daya tanggap yang perlu diperhatikan yaitu merek produk susu Ultra Milk memiliki citra yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendra Niky Andrianto, Idris (2013) menyatakan bahwa hasil penelitian Citra Merek berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. 4.5.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan ada pengaruh positif Promosi terhadap Keputusan pembelian.Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin promosi mempengaruhi keputusan pembelian. Promosi adalah aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. 79 Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun kualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna untuk mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang di tawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian promosi berhubungan erat dengan hasil perilaku. Promosi yang dilakukan oleh susu Ultra Milk adalah dengan menggunakan brosur, diskon dan event di setiap tempat seperti di Swalayan atau di Mall karena Ultra Milk merupakan produk susu yang bisa dikonsumsi setiap harinya. Hasil riset mengindikasikan perlunya pimpinan meningkatkan indikator tertinggi yaitu jangkauan promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua media, baik media elektronik dan cetak. Indikator lainnya yang perlu diperhatikan yaitu potongan harga atau diskon yang ditawarkan susu Ultra Milk sangat menarik.Untuk mempertahankan penilaian konsumen terhadap promosi Ultra Milk agar tetap menarik, maka sebaiknya meningkatkan aspek-aspek promosi yang dirasa masih kurang, yakni kejelasan mengenai informasi yang disampaikan, menambah daya tarik periklanan yang dilakukan, dan menambah frekuensi promosi, hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara mulai menayangkan iklan-iklan mengenai produk yang menjadi keunggulannya di televisi, dan selalu meng-update tampilan iklan dalam situs perusahaan. 80 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jilly Bernadette Mandey (2013) menyatakan bahwa hasil penelitian Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. 115 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel kualitas produk berpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan pembelian. 2. Variabel harga berpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan pembelian. 3. Variabel brand imageberpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan pembelian. 4. Variabel promosi berpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan pembelian. 5. Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen adalah promosi dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,252. Faktor kedua dan ketiga adalah harga dan brand image dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,241. Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen adalah kualitas produk dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,236. 116 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran-saran penelitian ini antara lain : 1. Kualitas produk penting untuk diperhatikan, hal-hal berkaitan dengan Kualitas produk yang patut dipertahankan dengan melihat indikator tertinggi perlu dipertahankan yaitu komposisi produk susu Ultra Milk berkualitas. Indikator terendah yang patut ditingkatkan yaitu desain kemasan produk susu ultra milk menarik. Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada produk Ultra milk, sebab produk yang berkualitas tinggi adalah produk yang dapat merangsang persepsi dan emosional konsumen yang berdampak pada keputusan pembelian melalui variasi, warna, desain, dan lain-lain. Melalui Kualitas Produk yang melibat kan emosional, konsumen dibuat merasa aman saat membeli produk yang nantinya memicu terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen. 2. Beberapa indikasi untuk meningkatkan indikator tertinggi yaitu harga produk susu Ultra Milk. Indikator lain yang patut diperhatikan yaitu harga produk susu Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk. Indikator terendah yang perlu ditingkatkan berkaitan dengan harga yaituharga produk susu Ultra Milk mampu bersaing dengan produk susu lainnya. Potongan harga, kesesuaian dengan manfaat, keterjangkauan harga, kesesuaian dengan harga pasar serta pemberian harga promosi yang ditawarkan produk Ultra Milk bagi konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk tersebut. 3. Indikator-indikator brand imagejuga patut ditingkatkan karena berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Cara yang dilakukan pimpinan dengan 117 meningkatkan indikator tertinggi yaitu merek produk susu Ultra Milk memiliki reputasi yang baik dimata konsumen. Indikator lainnya berkaitan dengan daya tanggap yang perlu diperhatikan yaitu merek produk susu Ultra Milk memiliki citra yang baik. 4. Hasil riset mengindikasikan perlunya pimpinan meningkatkan indicator tertinggi yaitu jangkauan promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua media, baik media elektronik dan cetak. Indikator lainnya yang perlu diperhatikan yaitu potongan harga atau diskon yang ditawarkan susu Ultra Milk sangat menarik. Untuk mempertahankan penilaian konsumen terhadap promosi Ultra Milk agar tetap menarik, maka sebaiknya meningkatkan aspekaspek promosi yang dirasa masih kurang, yakni kejelasan mengenai informasi yang disampaikan, menambah daya tarik periklanan yang dilakukan, dan menambah frekuensi promosi, hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara mulai menayangkan iklan-iklan mengenai produk yang menjadi keunggulannya di televisi, dan selalu meng-update tampilan iklan dalam situs perusahaan. 5.3 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini antara lain : 1. Penelitian ini mengambil responden yaitu konsumen yang mengkonsumsi Ultra Milk di kota Semarang, dimana responden merupakan homogen atau sejenis, sehingga belum mewakili nasabah secara keseluruhan. Responden penelitian sebanyak 100 responden. 2. Variabel bebas dibatasi pada faktor kualitas produk, harga, brand image, dan promosi, sedangkan variabel terikat yaitu keputusan pembelian. 118 5.4 Riset yang Akan Datang Dari keterbatasan penelitian di atas, maka rekomendasi penelitian yang akan datang antara lain : 1. Obyek penelitian diharapkan tidak hanya di satu lokasi saja, namun diperluas beberapa tempat konsumen yang mengkonsumsi Ultra Milk di Jawa Tengah agar hasil penelitian dapat digeneralisasi. 2. Faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian tidak hanya dibatasi pada variabel kualitas produk, harga, brand image, dan promosi. Hal ini tentunya menjadikan informasi bagi penelitian mendatang untuk menganalisis faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian selain variabel-variabel bebas tersebut. 115 DAFTAR PUSTAKA Abdul Samad, Imam Wibowo, 2016. “Pengaruh Produk Merek dan Citra Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olah raga Merek Specs Di Kota Bekasi”. Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayan. Vol 4, No 3 September 2016. Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Depok : PT Raja Grafindo Persada. Algifari, 2008. Analisis Regresi Edisi 2. BPFE : Yogyakarta. Andini, Prisca, Susilo Toto raharjo. 2012. “Analisi Faktor – Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Mobil Hyundai i20”. Diponegoro Journal of Management. Vol 1. No2 p105-116. Bowo, K. A., Abdul, H., dan Moch, A. M. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Pada Notebook Merek Acer (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Diponegoro)”. Jurnal Gaussian. Vol 2, No 1, Hal 29 – 38. Darmawati. 2016. “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Konsumen Dalam Memakai Jasa Percetakan CV Rahmat Nur di Samarinda”. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol.4 No.1, p: 157-171. Daryanto.(2013). Strategi dan tahapan mengajar (bekal keterampilan dasar bagi guru).Bandung : CV Yrama Widya. Deliyanti Oentoro (2012). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo. Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 2000. Statistik induktif. Edisi Keempat. Cetakan Kelima. BPFE : Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. CetakanKeempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang Hariadi, Doni dan Soebari Martoatmodjo, 2013. “Pengaruh Produk ,Harga, Promosi Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 1 Nomor 1. 2013. Hendra Noky Andrianto, Idris, 2013. “Pengaruh Kualitas produk, Citra Merek, Harga dan promosi Terhadap Keputusan Pembelian Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova Di Semarang”. Jurnal Manajemen. Vol 2, No 3 Maret 2013. hal. 1-10. Husein Umar, 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Rajawali : Jakarta 116 Jilly Bernadette Mandey, 2013. “Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Surya Promild”. Jurnal EMBA. Vol 1, No.4. Junio Andreti, Nabila H Zhafira, Sheila S Akmal, Suresh Kumar, 2013. “The Analysis of aparoduct, Price, Plate Promotion and Service Quality on Customers Buying Decision of Convenience Store : A Survey of young Adult In Bekasi, West Java, Indonesia”. Journal of Advances in Management and Economics. Vol.2 , issue 6, Nov – Des 2013. Komang Agus Ardi Ary Wibawa, Ketut Kirya, Wayan Suhendra, 2016. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor”. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen. Volume 4 tahun 2016. Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12. Jakarta: Erlangga. -------- dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga -------- dan Keller. 2012. Marketing Management edisi 14, Global Edition. Pearson Prentice Hall. -------- Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip – prinsip Pemasaran. Edisi13 jilid 1. Jakarta: Erlangga. ------------------------------------------- 2014 Principle Of Marketing. Edisi 15 New Jersey: Person Prentice Hall, Inc. -------------- and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 13. New Jersey: Person Prentice Hall, Inc. Lidya Mongi, Lisbeth Mananeke, Agusta Repi. 2013. “Kualitas produk, Strategi Promosi, dan Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Simpati Telkomsel Di Kota Manado”. Jurnal EMBA. Vol 1, No 4 Desember 2013, Hal. 2336-2346. Lovelock, Christopher. Jachen Wirtz dan Jacky Mussry. 2012. Pemasaran Jasa. Edisi7. Jilid 1. Jakarta:Edisi7. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Luthfi, Muhammad Khakim, “Pengaruh Harga, Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Iphone di Kota Semarang”.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro. Muhammad Adam, SE., MBA. 2015. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta. Nana Herdiana Abdurrahman, S.E.,AK.,M.M. 2013. Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan. Edisi Ke 1. CV. Pustaka Setia : Bandung. Nur Achidah, M Mukery Warso, Leonardo Budi Hasiolan, 2016. “Pengaruh Promosi, Harga, dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Mio GT”. Jurnal Manajemen. Vol 2, No 2 Maret 2016. Onigbinde Isaac Oladepo (ph.D.) , Odunlami Samuel Abimbola (M.Sc.), 2015 “The Influence of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision – Astudy Of Beverage Consumers in Lagos State, Niegeria”. British Journal of Marketing Studies. Vol 3, No 4pp.97- 109, May 2015. Rastania, Novia dan Jerry S Justianto 2012 “Analisis Pengaruh Harga, Promosi dan Viral Marketing terhadap Keputusan Pembelian pada “Online Shop” S- 117 Nexian Melalui Facebook”. Journal Of Business Strategy and Execution. Vol.5,No2, Halaman 131-161. BINUS Business School. Sangadji, E.M., dan Sopiah. 2013. Prilaku Konsumen: Pendekatan Praktis Disertai:Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sangadji, Sopiah. (2014). Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis, . Yogyakarta: Andi Publisher. Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran. Ed. Ke.1. CV. ANDI OFFSET (Penerbit Andi). Yogyakarta. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta. ----------, 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D : Alfabeta. ---------, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitas dan R & D. Alfabeta. Bandung Sunyoto, Danang. 2012 Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Tamimi, Prana Sabrina. Tahun 2015. “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian laptop Merek Dell di Kota Semarang”. Diponegoro Journal of Social and political of Science. P.1-10. Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra . 2012. Pemasaran Strategik. Edisi 1. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Ummu Habibah, Sumiati, 2016. “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Di Kota Bngkalan Madura”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 1, No 1 Maret 2016. Widiyono dan Mukkhaer Pakkanna, 2013 Pengantar Bisnis Respon terhadap Dinamika Global, Edisi Pertama, Motra Wacana Media, Jakarta http://swa.co.id/swa/trends/marketing/ultra-milk-penguasa-pasar-susu-uht http://duniaindustri.com/ultrajaya-kuasai-46-pasar-susu-uht-dan-64-pasar-teh-siapsaji/ http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/surveyresult/top_brand_index_2017_fase_1 https://www.bps.go.id/index.php http://www.marsindonesia.com/newsletter/maraknya-susu-siap-minum-di-indonesia http://dispendukcapil.semarangkota.go.id/statistik/jumlah-penduduk-kotasemarang/2016 http://hilmawankusumajaya.com/6-reasons-to-buy-ultrajaya-ultj/ http://www.ultrajaya.co.id/uploads/AR2016.pdf http://www.kompasiana.com/noerimakaltsum/indomilk-teman-gaya-hidupsehat_58a3c678fd22bdf038e9719e 118 http://health.liputan6.com/read/2689357/bergerak-aktif-dan-minum-susu-cair-baikuntuk-tubuh-kita?source=search https://semarangkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/69 http://forum.detik.com/susu-uht-bernilai-gizi-lebih-t194670.html H1 H4 H3 H2 Keputusan Kualitas Promosi Harga Brand Pembelian Produk Image X42 X Y31