analisis pengaruh total asset, car, npl, ldr, terhadap pertumbuhan

advertisement
PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK
DI KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Dian Nuswantoro
Disusun Oleh:
Dian Kemalasari
B11.2013.02947
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Dian Kemalasari
Nomor Induk Mahasiswa
: B11.2013.02947
Fakultas
: EKONOMI DAN BISNIS
Program Studi
: MANAJEMEN S1
Judul Skripsi
: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA,
BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA
MILK DI KOTA SEMARANG.
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan apabila di
kemudian hari ditemukan adanya bukti plagiat, manipulasi atau pemalsuan data
maupun bentuk kecurangan lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Semarang, 31 Juli 2017
( Dian Kemalasari)
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Dian Kemalasari
Nomor Induk Mahasiswa
: B11.201302947
Fakultas
: EKONOMI DAN BISNIS
Program Studi
: MANAJEMEN (S1)
Judul Skripsi
: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA,
BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA
MILK DI KOTA SEMARANG.
Dosen Pembimbing
: Imam Nuryanto, SE.,MM
`
Semarang, 31 Juli 2017
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dosen Pembimbing
( Prof Vincent Didiek Wiet Aryanto MBA,Ph.D )
SE.,MM)
iii
(Imam Nuryanto,
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Dian Kemalasari
Nomor Induk Mahasiswa
: B11.2013.02947
Fakultas
: EKONOMI DAN BISNIS
Program Studi
: MANAJEMEN S1
Judul Skripsi
: PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA,
BRAND IMAGE DAN PROMOSI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA
MILK DI KOTA SEMARANG.
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 31 Juli 2017
Tim Penguji :
1. Imam Nuryanto, SE.,MM
(.........................)
2. Guruh Taufan H, SE, M.Kom
(.........................)
3. Dr. Yohan Wismantoro, SE, MM
(.........................)
iv
MOTTO
“ Jadilah diri kita sendiri karena itu lebih baik dari pada berpura – pura
menjadi orang lain yang baik“.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1.
Allah SWT, yang telah memberikan kehidupan, memberikan saya
keimanan, memberikan kelancaran dalam segala urusan.
2.
Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan, motivasi, semangat,
memfasilitasi, perhatian, serta kebahagiaan.
3.
Seluruh keluarga yang telah memberi dukungan,
4.
Sahabat, teman – teman dan orang yang tersayang,
5.
Dosen pembimbing yang telah membimbing proses skripsi dan semua
dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
6.
Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini.
v
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas
produk, harga, brand image dan promosi terhadap keputusan pembelian. Objek
yang dipilih pada penelitian ini adalah Ultra Milk (PT. Ultrajaya Milk Industri).
Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode Purpossive
Sampling yang kemudian di dapat sampel sebanyak 100 responden. Data pada
penelitian ini diperoleh dengan metode kuesioner yang diisi secara mandiri.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini membuktikan dan memberi
kesimpulan bahwa: (1) Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian, (2) harga berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian, (3) brand image berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian, (4) promosi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian.
Kata kunci: Kualitas Produk, Harga, Brand Image, Promosi, dan Keputusan
Pembelian
vi
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the influence of product quality,
price, brand image and promotion on purchasing decisions. The object chosen in
this study is Ultra Milk (PT Ultrajaya Milk Industri). The sample in this study is
determined by purposive sampling method of which then obtained the number of
sample as many as 100 respondents. The data in this study were obtained by the
questionnaire method that filled in independently. The analysis used in this study
is using multiple linear regression analysis method. The result of this research
proves and give conclusion that: (1) product quality has a positive and significant
influence on purchasing decision, (2) price has a positive and significant influence
on purchasing decision, (3) brand image has a positive and significant influence
on purchasing decision, (4) ) promotion has a positive and significant influence on
purchasing decision.
Keywords: Product Quality, Price, Brand Image, Promotion, and Purchase
Decision.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadiratAllah
SWT atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Brand Image dan Promosi terhadap
Keputusan Pembelian Susu Ultra Milk di Kota Semarang”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
meyelesaikan program Sarjana (SI) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Dian Nuswantoro. Walaupun begitu penulis sadar bahwa
skripsi ini belum sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
penulis maka dari itu saran dan kritik yang membangun dibutuhkan oleh pembaca.
Demikian Pula diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Edi Noersasongko selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro
Semarang.
2. Bapak Prof Vincen Didiek Wiet Aryanto MBA,Ph.D selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
3. Bapak Imam Nuryanto, SE.,MM selaku Dosen Pembimbing dalam
penulisan skripsi ini yang telah bersedia meluangkan waktu dan
memberikan
viii
pengarahan, nasehat, kritikan serta saran sehingga penulis dapat dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Guruh Taufan H, SE, M.Kom dan Dr. Yohan Wismantoro, SE, MM
selaku dosen penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian
Nuswantoro Semarang.
5. Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian
Nuswantoro Semarang yang telah banyak membantu.
6. Untuk kedua orang tua papa (Darwanto Sulistyo) dan mama (Diana Sari) yang
telah sangat mendukung dan selalu mendoakan saya dalam keadaan apapun.
7. Patner skripsi satu perjuangan dengan saya Masitha Yuandaru Ayumi yang
sudah menyuport satu sama lain dalam penulisan skripsi ini.
8. Teman – teman Ossa, Fella, Anastasya, Vivi, Anna dan Grandie Manopo yang
telah membantu, memberi semangat dan memberikan dukungan untuk
mengerjakan skripsi ini.
9. Sahabat saya selama ini Keke, Evha, Debby, Wulan yang telah memberikan
suatu dukungan, support dan rasa persahabatan yang tinggi selama ini.
10. Teman – teman angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis progdi
manajemen SI yang terus memotivasi saya dalam penulisan tugas akhir ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan, dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
Semarang, 31 Juli 2017
Penulis
Dian Kemalasari
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................
i
Halaman Pernyataan Keaslian skripsi ............................................................
ii
Halaman Pengesahan Skripsi ......................................................................... iii
Halaman pengesahan kelulusan Ujian Skripsi ................................................ iv
Motto dan Persembahan .................................................................................
v
Abtrak ........................................................................................................... vi
Kata pengantar .............................................................................................. viii
Daftar isi .......................................................................................................
x
Daftar Tabel ..................................................................................................xv ii
Daftar Gambar............................................................................................... xvii
Daftar Lampiran ............................................................................................xviii
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
8
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................
8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 10
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 10
2.1.1 Definisi Pemasaran .......................................................................... 10
2.1.2 Fungsi-fungsi Pemasaran ................................................................. 11
2.1.3 Strategi Pemasaran .......................................................................... 12
2.2 Perilaku Konsumen ................................................................................ 14
x
BAB I PEN
2.3 Kualitas Produk ...................................................................................... 15
2.3.1 Pengertian Kualitas Produk .............................................................. 15
2.4 Harga ..................................................................................................... 16
2.4.1 Pengertian Harga .............................................................................. 16
2.4.2 Tujuan Penetapan Harga .................................................................. 17
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga ........................................... 19
2.4.4 Strategi dan Taktik Penetapan Harga ................................................ 20
2.4.5 Peran Harga .................................................................................... 20
2.5 Brand Image ........................................................................................... 21
2.5.1 Pengertian Brand Image ................................................................... 21
2.5.2 Faktor-faktor Brand Image ............................................................... 23
2.5.3 Strategi Brand Image ...................................................................... 23
2.6 Promosi ................................................................................................... 24
2.6.1 Pengertian Promosi .......................................................................... 24
2.6.2 Bauran Promosi................................................................................ 25
2.7 Keputusan Pembelian .............................................................................. 29
2.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian ..................................................... 29
2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 30
2.9 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 32
2.10 Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis ................................................ 33
BAB III METODE PEELITIAN ................................................................... 36
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 36
3.1.1 Variabel Peneltian ............................................................................ 36
xi
3.1.2 Definisi Operasional dan Indikator ................................................... 36
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................... 38
3.2.1 Populasi penelitian .......................................................................... 38
3.2.2 Sampel Penelitian ........................................................................... 39
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 39
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 40
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 40
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................. 41
3.5.1 Analisis Data Kuantitatif .................................................................. 41
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 43
3.5.3 Analisis Regresi Berganda .............................................................. 45
3.5.4 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................... 46
3.5.5 Koefisien Determinasi ..................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 53
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 53
4.1.1 Sejarah singkat Objek Penelitian ...................................................... 53
4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 54
4.1.3 Gambaran Umum Responden .......................................................... 55
4.1.3.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin .............................................................................. 55
4.1.3.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur ............... 56
4.1.3.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan ......... 57
4.1.3.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Daerah Asal .... 58
xii
4.2 Deskripsi Variabel .................................................................................. 59
4.2.1 Analisis Indeks Jawaban .................................................................. 59
4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk ................................................ 61
4.2.3 Deskripsi Variabel Harga ................................................................. 61
4.2.4 Deskripsi Variabel Brand Image ...................................................... 62
4.2.5 Deskripsi Variabel Promosi ............................................................. 63
4.2.6 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian......................................... 64
4.3 Analisis Data dan Pembahasan ................................................................ 65
4.3.1 Uji Validitas .................................................................................... 65
4.3.2 Uji Reliabilitas ................................................................................ 66
4.4 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 67
4.4.1 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 67
4.4.1.1 Uji Heterokedastisitas ......................................................... 68
4.4.1.2 Uji Normalitas .................................................................... 70
4.4.1.3 Analisis Regresi Berganda .................................................. 71
4.4.1.4 Uji Simultan F .................................................................... 73
4.4.1.5 Uji t .................................................................................... 74
4.4.1.5 Koefisien Determinasi ........................................................ 75
4.5 Pembahasan ........................................................................................... 75
4.5.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian .............. 75
4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian.............................. 77
4.5.3 Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian .................. 78
4.5.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian .......................... 80
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 82
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 82
5.2 Saran ...................................................................................................... 83
5.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 85
5.4 Riset yang Akan Datang .......................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 90
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.3 Top Brand Index Kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum
2013-2017 .......................................................................................
5
Tabel 1.4 Laporan Kemajuan PT Ultrajaya tahun 2013 – 2016 (dalam juta
rupiah) .............................................................................................
6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 23
Tabel 6.1 Definisi Operasional dan Variabel ................................................... 39
Tabel 1.2 Pangsa Pasar Susu 2013-2015 ..........................................................
9
Tabel 4.1 Jumlah Kuesioner Penelitian ............................................................ 54
Tabel 4.2 Identitas Reponden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 55
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Umur ........................................... 55
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................... 56
Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal................................. 57
Tabel 4.6 Deskripsi Variabel Kualitas Produk ................................................. 59
Tabel 4.7 Deskripsi Variabel Harga ................................................................. 60
Tabel 4.8 Deskripsi Variabel Citra Merek (Brand Image) ................................ 61
Tabel 4.9 Deskripsi Variabel Promosi ............................................................. 62
Tabel 4.10 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian......................................... 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas ........................................................................... 65
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 66
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ........................................................................ 67
Tabel 4.14 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 70
xv
Tabel 4.15 Pengujian Output Uji F .................................................................... 72
Tabel 4.16 Hasil Uji t (Parsial) .......................................................................... 73
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Pangsang Pasar Susu 2013 – 2015 .................................................
3
Gambar 1,2 Lanskap dan Pangsa Pasar Kompetitif ...........................................
4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 35
Gambar 2.1 Kerangka Teoristis ........................................................................ 39
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 68
Gamvar 4.2 Uji Normalitas ............................................................................... 39
\
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Kuisioner
B. Tabulasi
C. Identitas Responden dan Analisis Deskriptif antar Variabel
D. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
E. Hasil Uji Regresi dan Uji Asumsi Klasik
F. Kegiatan Penyebaran Kuesioner
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang Masalah
Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang
urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan
(duniaindustri.com, 2016). Sehingga industri susu cair di Indonesia memiliki
harapan yang positif dalam perkembangannya. Semarang merupakan kota yang
sedang berkembang, ditunjang juga dengan jumlah populasi masyarakat Semarang
sebanyak 1.765.836 juta jiwa pada tahun 2016).
Menurut data Badan Pusat Statistik di Semarang mengenai kesadaran
mengkonsumsi susu dalam dua tahun terakhir juga mengalami peningkatan dari
8,21 % menjadi 9,11% (semarangkota.bps.go.id). Susu merupakan minuman yang
memiliki banyak nutrisi ini sangat dibutuhkan, baik untuk kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan, ataupun sebagai tambahan nutrisi. Susu
mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin
A, C dan D dalam jumlah memadai dan juga susu merupakan salah satu sumber
kalsium. Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang
terkandung di dalamnya (forum.detik.com).
Volume konsumsi masyarakat Indonesia terhadap minuman susu siap
minum mengalami pertumbuhan rata-rata 11,41% per tahun (marsindonesia.com).
Hal ini pun membuat daya beli dan kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang
bernutrisi semakin meningkat. PT. Ultrajaya telah menjadi pioner di industri susu
1
2
dan merupakan perusahaan produk susu pertama di Indonesia yang
menggunakan teknologi UHT. Dalam proses produksi, PT. Ultrajaya menerapkan
standar kontrol dan higienitas end to- end yang tinggi untuk menjamin kualitas
dan tingkat keamanan produk. Selain itu, PT. Ultrajaya juga telah menerapkan
ISO 22000 tentang sistem keamanan pangan. Teknologi UHT dan kemasan
aseptik yang digunakan menjamin kualitas rasa dan konsistensi dari rasa tersebut
dan nutrisi alami dari produk itu tetap terjaga. Dimulai dari pabrik susu rumahan
pada tahun 1958 di Bandung - Jawa Barat PT. Ultrajaya berkembang, hingga
selanjutnya di tahun 1971 PT. Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company. Tak hanya sebagai pelopor, PT.
Ultrajaya pun masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman
ringan untuk seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian mereknya,
seperti Ultra Milk untuk produk susu segarnya. Susu Ultra Milk merupakan susu
cair UHT dengan susu segar alami sebagai komponen utamanya. Susu cair alami
diperoleh dari peternak lokal dan Unit Perternakan terpadu milik PT. Ultrajaya di
Pangalengan, Jawa Barat dengan kualitas susu cair terbaik. Penggunaan bahan
susu cair alami dengan kualitas terjaga dan rasa alami dari produk.
PT. Ultrajaya yang disukai konsumen menjadi salah satu keunggulan produk
susu Ultra Milk dan secara konsisten PT. Ultrajaya mempertahankan selama 40
tahun terakhir. PT. Ultrajaya memimpin pasar dalam segmen susu cair segar
(UHT) lebih dari 50% market share dengan angka pertumbuhan yang sangat sehat
sekitar 20% per tahun, di atas rata-rata market. Dengan jangkauan distribusi dari
Sumatra sampai Papua yang mencakup lebih dari 50 distributor, 125 ribu toko
3
ritel di seluruh Indonesia. Penjualan ekspor memberikan kontribusi tidak
signifikan
terhadap
PT.
Ultrajaya.
Karena
masih
lebih
fokus
untuk
mengembangkan bisnis domestiknya dengan beberapa tujuan ekspor produk PT.
Ultrajaya menjangkau Amerika, Australia dan Afrika.
PT. Ultrajaya produsen susu Ultra High Temperature (UHT) dengan pangsa
pasar yang besar sebesar 46% dan menyisihkan sejumlah kompetitor di industri
susu UHT antara lain Frisian Flag yang berada di posisi kedua dengan pangsa
pasar 19%, Indomilk 16%, Real Good 5%, Milo 5%, Clevo 4%, Diamond 1%, dan
produsen lainnya 4% PT. Ultrajaya merupakan market leader di industri susu
UHT siap minum. Konsumsi susu cair di Indonesia mencapai 13,91 liter per
kapita, tergolong rendah dibanding negara-negara ASEAN lain yakni Malaysia
54,11 liter per kapita, Thailand 34,04 liter per kapita, Filipina 14,56 liter per
kapita. Segmen UHT membentuk segmen terbesar susu cair (duniaindustri.com,
2016).
Berikut Gambar 1.1 adalah tabel Pangsa Pasar di Indonesia dengan
kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum pada tahun 2013 – 2015.
Pangsa Pasar Susu 2013 – 2015
Gambar 1.1 Pangsa Pasar Susu 2013 – 2015
4
PT. Ultrajaya mendulang sukses secara terus menerus sebagai hasil
konsistensi dalam menerapkan strategi bisnisnya serta selalu mengembangkan
sumber daya dan teknologi yang dimilikinya. Hal ini tentunya membuat pebisnis
atau pengusaha di bidang produk susu cair lebih meningkatkan kualitas produknya
untuk dijual di pasaran dan dapat untuk menarik hati konsumennya dan siap akan
bersaing dengan produk sejenisnya.
Lanskap dan Pangsa Pasar Kompetitif
Gambar 1.2 Lanskap dan Pangsa Pasar Kompetitif
Sumber : www.hilmawankusumajaya.com
Berdasarkan grafik lanskap dan pangsa pasar kompetitif di atas, bisa di lihat
bahwa Ultra Milk memiliki presentase tertinggi sebesar 49,5 % mengungguli
sejumlah kompetitor di industri susu UHT antara lain Frisian Flag sebesar 18,6 %,
Indomilk sebesar 14,0 %, Milo sebesar 4,9 %, Real Good sebesar 4,9 % dan
pesaing lainnya sebesar 10 %. Persaingan susu UHT sangat kompetitif, dengan
keunggulan posisi perusahaan sebagai pemimpin pasar PT. Ultrajaya dapat meraih
pangsa pasar yang lebih besar di Indonesia dibandingkan dengan pesaing
terberatnya.
5
Salah satu keunggulan yang dimiliki pesaing PT. Ultrajaya antara lainnya,
pada awal tahun 1994 PT. Indolakto adalah perusahaan susu pertama di Indonesia
yang memperoleh rekomendasi untuk mencantumkan label 'HALAL' pada semua
produknya setelah memenuhi persyaratan ketat yang diterapkan oleh Departemen
Kesehatan,
Departemen Agama
dan
Majelis
Ulama
Indonesia
(MUI)
(kompasiana.com, 2017) dan Frisian flag menduduki peringkat ke tiga di Top
Brand Index. Frisian Flag Indonesia sejak tahun 2013 mengadakan kampanye
Drink Move Be Strong untuk mendorong dan memotivasi keluarga Indonesia agar
lebih
mengadopsi
gaya
hidup
aktif
dan
mengonsumsi
asupan
yang
bergizi(liputan6.com, 2016) dan PT. Ultrajaya menduduki peringkat pertama pada
setiap tahunnya dapat dilihat oleh Top Brand Index di Indonesia.
Berikut Tabel 1.3 adalah tabel Top Brand Index di Indonesia dengan
kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum pada tahun 2013 -2017.
Tabel 1.3
Top Brand Index Kategori Susu Cair Dalam Kemasan Siap Minum 2013 2017.
Merek
Ultra Milk
(PT. Ultrajaya Milk
Industri Tbk. )
Indomilk
(PT. Indolakto)
Frisian Flag
(PT. Frisian Flag
Indonesia)
Bear Brand
(PT.Nestle Indonesia)
2013
32,7 %
2014
36,4 %
2015
44.1 %
2016
44.1 %
2017
44,7 %
23,7 %
18,0 %
23.0 %
19.0 %
17,4 %
22,5 %
15,8 %
19.0 %
23.0 %
21.2 %
4,8 %
5,6 %
5.0 %
5.0 %
6.0 %
6
Milo
(PT.Nestle Indonesia)
Milkuat
(PT. Indolakto)
6,2 %
9,1 %
3.3 %
3,3 %
4.1 %
3,1 %
0%
0%
0%
0%
Sumber: www.topbrand-award.com
Dari Tabel 1.3 dapat dilihat untuk kategori Susu cair dalam kemasan siap
minum dari tahun 2013-2015 terdiri dari 6 merek yaitu Ultra Milk, Indomilk,
Frisian Flag, Bear Brand, Milo, Milkuat. Susu cair dalam kemasan siap minum
untuk kategori 2013-2017 ternyata presentase Top Brand Index dikuasai oleh susu
Ultra Milk pada setiap tahunnya. Untuk tahun 2013 TBI produk Susu cair dalam
kemasan siap minum susu Ultra Milk sebesar 32,7 %, pada tahun 2014 yaitu
sebesar 36,4 %, pada tahun 2015 sebesar 44.1 %. Pada tahun 2016 sebesar 44.1
% dan pada tahun 2017 sebesar 44,7 %. Dan peringkat kedua di duduki oleh
indolakto sebesar 23,7 % pada tahun 2013 dan pada tahun 2014 sebesar 18,0 %,
pada tahun 2015 sebesar 23,0 %, pada tahun 2016 sebesar 19,0 %, pada tahun
2017 sebesar 17,4 % dan peringkat ke tiga di duduki oleh Frisian Flag sebesar
22,5 % pada tahun 2013 dan dan pada tahun 2014 sebesar 15,8 %, pada tahun
2015 sebesar 19,0 %, pada tahun 2016 sebesar 23,0 %, pada tahun 2017 sebesar
21,2 %.
Berikut Tabel 1.3 adalah tabel Laporan Kemajuan di PT Ultrajaya tahun
2013 -2015.
Tabel 1.4
Laporan Kemajuan PT Ultrajaya tahun 2013 - 2016 (dalam juta rupiah).
Laporan
Penjualan bersih
2013
2014
2015
3.460.231
3.916.789
4,393,933
Sumber: www.ultrajaya.co.id
2016
4,685,988
7
Dapat dilihat dari table 1.4 diatas bahwa penjualan susu Ultra Milk
mengalami kenaikan terus menurus di setiap tahunnya. Penjualan bersih pada
tahun 2013 sebesar 3.460.231, pada tahun 20134 sebesar 3.916.789, pada tahun
2015 sebesar 4.393.933, dan pada tahun 2016 sebesar 4.685.988. Dari latar
belakang dan persaingan yang
dialami PT. Ultrajaya di atas, apakah untuk
kedepannya kualitas produk, brand image, harga dan promosi dari Susu Ultra
Milk ini akan tetap mempengaruhi keputusan pembelian.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan
para
pesaing
dalam
menciptakan,
menyerahkan,
dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. Kualitas
produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan peluang ditawarkan
oleh penjual mempunyai nilai jual yang lebih yang tidak dimiliki oleh produk
pesaing. Dalam menentukan harga produk susu Ultra Milk berusaha menetapkan
harga jual yang pantas dan terjangkau oleh daya beli konsumen, dengan harapan
konsumen akan melakukan pembelian yang berkelanjutan. Harga susu Ultra Milk
dikaitkan dengan kesesuaian dengan kualitas produk dan harga produk pesaing
yang beredar dipasaran. Brand image atau sering disebut citra merek memegang
peranan penting dalam pengembangan sebuah merek, karena brand image yang
kemudian menjadi “pedoman” bagi konsumen untuk memilih produk tersebut.
Suatu brand image yang kuat dapat memberikan beberapa keunggulan utama bagi
suatu perusahaan salah satunya akan menciptakan suatu keunggulan bersaing.
8
Konsumen beranggapan bahwa merek yang terkenal dipasaran lebih aman
dibandingkan dengan merek yang kurang terkenal di pasaran, karena merek yang
terkenal dipasaran memberikan informasi yang lengkap dibandingkan dengan
merek yang cenderung tertinggal dipasaran. Promosi merupakan salah satu
variabel pemasaran yang dapat digunakan oleh konsumen sebagai acuan dalam
memilih produk yang diinginkan. untuk menarik minat konsumen dalam
menentukan keputusan pembelian, dan juga menjadi penentu keberhasilan
perusahaan dalam program pemasaran. Keputusan pembelian yang tinggi dapat
mengakibatkan tingginya volume penjualan sehingga keuntungan yang akan
didapat oleh perusahaan semakin tinggi. Agar perusahaan dapat mencapai laba
yang tinggi, maka perusahaan harus memperhintungkan keputusan pembelian
konsumen terhadap produk tersebut.
Berdasarkan latar belakang dan persaingan yang di hadapi oleh susu Ultra
Milk, penulis tertarik untuk melakukan penelitian,
“PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, BRAND IMAGE DAN
PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU ULTRA MILK
DI KOTA SEMARANG”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana pengaruh variabel kualitas produk terhadap keputusan pembelian
susu Ultra Milk di Kota Semarang?
9
2) Bagaimana pengaruh variabel harga terhadap keputusan pembelian susu Ultra
Milk di Kota Semarang?
3) Bagaimana pengaruh variabel brand image terhadap keputusan pembelian
susu Ultra Milk di Kota Semarang?
4) Bagaimana pengaruh variabel promosi terhadap keputusan pembelian susu
Ultra Milk di Kota Semarang?
1.3
Tujuan Penelitian
Suatu penelitian pasti mempunyai tujuan, karena tujuan ini akan menjadi
pedoman bagi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitiannya. Dengan demikian
dapat diharapkan hasil penelitian ini akan lebih bermanfaat dan dalam
pelaksanaannya menjadi lebih terarah.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1) Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian
susu Ultra Milk di kota Semarang.
2) Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian susu Ultra
Milk di kota Semarang.
3) Untuk menganalisis pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian
susu Ultra Milk di kota Semarang.
4) Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian susu
Ultra Milk di kota Semarang.
10
1.4
Manfaat Penelitian
1) Bagi Manajemen PT Ultrajaya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan bagi perusahaan PT. Ultrajaya untuk mengetahui
faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian produknya, sehingga perusahaan dapat meningkatkan
pangsa pasarnya pada tahun berikutnya.
2) Bagi Peneliti
Untuk menerapkan teori-teori yang telah diterima di bangku kuliah pada
kenyataan yang ada dalam perusahaan dan untuk menambah pengetahuan dan
memperluas cakrawala pengetahuan di bidang manajemen pemasaran.
3) Bagi Universitas
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan ilmu pemasaran yang
dapat dijadikan sebagai informasi bagi mahasiswa atau juga arsip yang dapat
dipakai untuk tolak ukur atas keberhasilan dalam penelitian pemasaran
sekaligus membekali ilmu bagi peneliti sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Defini Pemasaran
Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
para pemilik sahamnya menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler Keller
(2009:5). Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2014:27) Pemasaran adalah
proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya. Manejemen pemasaran yang efektif biasanya
mencakup perencanaan, strategi dari seluruh usaha organisasi. Manajemen
pemasaran dapat terjadi disebuah organisasi dalam hubungan dengan pasarnya
dan juga untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan, waktu, dan komposisi
permintaan dalam suatu cara sehingga membentuk organisasi untuk mencapai
sasarannya.
Pemasaran (marketing) bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari
kebanyakan orang. Melalui proses tersebut, produk atau jasa diciptakan,
dikembangkan,
dan
didistribusikan
ke
masyarakat.
Kebanyakan
orang
menganggap bahwa pemasaran sama dengan penjualan dan promosi, padahal
tidaklah demikian. Pada dasarnya pemasaran adalah kegiatan manusia yang
11
12
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Konsep
penting dalam studi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan, permintaan, produk,
pertukaran, transaksi, dan pasar. Di sisi lain pengertian pemasaran merupakan
orang-orang ataupun organisasi yang mempunyai kebutuhan atau produk yang di
pasarkan dan mereka itu memiliki daya beli yang cukup guna memenuhi
kebutuhan mereka. Dalam pengertian ini pengusaha dapat memperoleh petunjuk
tentang bagaimana dia harus memasarkan produknya sehingga lebih terarah dan
menjadi efektif dan mampu memuaskan konsumennya (Sudaryono, 2016:37-38).
Pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencanarencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan
konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses
pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang
baik. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk
yang ditawarkan. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan harusnya
diarahkan untuk dapat memutuskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan
untuk memperoleh laba.
2.1.2 Fungsi-fungsi Pemasaran
Menurut Dr. Sudaryono (2016:50) fungsi-fungsi pemasaran adalah sebagai
berikut:
13
a. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran, pembeli dapat membeli produk dari produsen, baik
dengan menukar uang dengan produk maupun menukar produk dengan produk
(barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali. Pertukaran
merupakan cara orang untuk mendapatkan suatu produk.
b. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati konsumen
yang membutuhkan dengan banyak cara, baik melalui air, darat, udara, dan
sebagainya. Penyimpanan produk mengedepankan upaya menjaga pasokan
produk agar tidak kekurangan saat dibutuhkan.
c. Fungsi perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen
dapat dilakukan melalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain
pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi dan
penggolongan (klasifikasi) produk.
2.1.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran menurut Kotler (Kotler and Amstrong, 2012:72) adalah
logika pemasaran dimana perusahaan berharap dapat menciptakan nilai bagi
customer dan dapat mencapai hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.
Strategi pemasaran adalah rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan
14
dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan
produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan bisa
menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap
jenis program seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan
pelanggan, atau pengembangan produk memiliki pengaruh yang berbeda-beda
terhadap permintaan.
Mekanisme ini disebut sebagai strategi pemasaran.
Umumnya peluang pemasaran terbaik diperoleh dari 7 upaya memperluas
permintaan primer, sedangkan peluang pertumbuhan terbaik berasal dari upaya
memperluas permintaan selektif. (Kotler and Amstrong, 2012:193).
Berdasarkan tipe permintaan yang ingin distimulasi, strategi pemasaran
diklasifikasikan menjadi strategi permintaan primer dan strategi permintaan
selektif. Strategi permintaan primer dirancang untuk menaikkan tingkat
permintaan terhadap bentuk produk atau kelas produk. Strategi ini difokuskan
pada pengguna baru, misalnya dengan cara meningkatkan kesediaan untuk
membeli atau meningkatkan kemampuan untuk membeli, maupun pengguna saat
ini, dengan jalan menambah situasi penggunaan, menaikkan tingkat konsumsi
produk, dan mendorong penggantian produk. Strategi permintaan selektif berupa 3
alternatif: memperluas pasar yang dilayani, dengan cara memperluas distribusi
dan melakukan perluasan lini produk, merebut pelanggan dari pesaing, dan
mempertahankan atau meningkatkan permintaan dari basis pelanggan saat ini,
menjalin marketing relationship, dan menawarkan produk komplementer dalam
bundling products maupun system selling. Pemilihan strategi pemasaran
15
merupakan proses yang kompleks, karena strategi pemasaran bisa dipandang dari
berbagai sudut, misalnya puzzle, dilemma, trade-off, dan paradoks.
Dalam konteks siklus hidup produk, misalnya elemen program pemasaran
perlu disesuaikan untuk setiap tahap PLC yang meliputi perkenalan, pertumbuhan,
kedewasaan, dan penurunan. Situasi serupa berlaku pula dalam konteks posisi
kompetitif. Strategi pemasaran kompetitif bisa dirancang berdasarkan posisi
kompetitif setiap perusahaan yang dianalisis berdasarkan 4 dimensi utama:
structural position, strategic position, market position, dan resources position.
Konsekuensinya, faktor - faktor seperti tujuan atau sasaran produk, peluang pasar,
serta kesuksesan pasar wajib diperhitungkan secara cermat dalam proses
pemilihan strategi pemasaran.
2.2
Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen Kotler dalam Sangadji (2014:7) menjelaskan perilaku
konsumen sebagai suatu studi tentang unit pembelian bisa perorangan, kelompok,
atau organisasi. Unit-unit tersebut akan membentuk pasar sehingga muncul pasar
individu atau pasar konsumen, unit pembelian kelompok, dan pasar bisnis yang
dibentuk organisasi. Sedangkan menurut Griffin dalam Sopiah dan Sangadji
(2013:8), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan halhal diatas atau kegiatan mengevaluasi.
16
Menurut Sopiah dan Sangadji (2013:9) menyimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah:
1. Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok atau organisasi
dan
proses-proses
yang
digunakan
konsumen
untuk
menyeleksi,
menggunakan produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan 14
kebutuhan dan keinginan konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut
pada konsumen dan masyarakat.
2. Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi
kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, dan penghabisan
barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang
menyusul.
3. Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan
merasakan
adanya
kebutuhan
dan
keinginan,
kemudian
berusaha
mendapatkan produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan
berakhir dengan tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau
tidak puas.
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang dengan
berbagai alasan berhasrat untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut,
termasuk orang yang kepentingan utamanya adalah pemasaran. Tidak
mengherankan jika studi tentang perilaku konsumen ini memiliki akar utama
dalam bidang ekonomi terlebih lagi dalam pemasaran.
17
2.3
Kualitas Produk
2.3.1 Pengertian Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah
kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan
reparasi produk juga atribut produk lainnya. Daur hidup produk dapat
diperpanjang dengan melakukan berbagai langkah kreatif, inovatif, atau
melakukan terobosan – terbosan berikut (Thamrin Abdullah dan Francis
Tantri,2012):
1. Perluasan produk (product extension). Produk yang telah ada dipasarkan
secara global dalam bentuk yang sama, tanpa dimodifikasi.
2. Adaptasi produk (product adaptation). Melakukan modifikasi produk utama
agar sesuai dengan keinginan masyarakat negara yang dituju.
3. Pengenalan ulang (Reintroduction). Produk – produk yang dipasar lama telah
dianggap using dapat dikenalkan ulang pada pasar – pasar yang baru.
Dan bauran produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang
ditawarkan penjualan tertentu kepada pembeli menurut Kotler dan Keller
(2012:15). Juga menurut Daryanto (2013:52) produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan
atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Konsep
lain produk adalah apapun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhan merek (Widiyono dan Pakkanna, 2013:137).
18
2.4
Harga
2.4.1 Pengertian Harga
Harga merupakan alat yang sangat penting, merupakan faktor yang
mempengaruhi keputusan pembeli di dalam sektor publik. Menurut Oentoro
(2012:216) harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Pengertian
harga yang lain adalah nilai yang diberikan konsumen terhadap barang atau jasa.
Oleh karena itu, kunci untuk menentukan harga produk terletak pada
pemahaman terhadap nilai yang akan diberikan konsumen kepada produk.
Apabila harga lebih tinggi dari pada nilai yang dirasakan konsumen, pertukaran
tidak akan terjadi. Dalam pemasaran, harga sering dimanfaatkan untuk
membangun kepercayaan akan mutu jasa yang ditawarkan (Abdurrahman,
2013:346).
Sedangkan pengertian harga menurut Kotler dan Armstrong (2016) harga
sebagai jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa, atau keseluruhan
nilai yang pelanggan tukarkan untuk memiliki atau menggunakan manfaat dari
produk atau jasa. Daryanto (2013:62) mendefinisikan harga adalah jumlah uang
yang ditagihkan untuk suatu produk atau sejumlah nilai yang 3 dipertukarkan
konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk. Konsep lain harga
adalah
sejumlah uang
Pakkanna,2013:142).
yang
menghasilkan
pendapatan (Widiyono
dan
19
2.4.2 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Kotler (2012:411) perusahaan dapat mengharapkan salah satu
dari lima tujuan melalui penetapan harga:
a. Pertahanan Hidup
Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika
terjadi kelebihan kapasitas, persaingan yang sengit, atau keinginan konsumen
yang berubah – ubah. Bertahan hidup tujuan jangka pendek. Dalam jangka
panjang, perusahaan tersebut harus belajar bagaimana menambah nilai atau
beradaptasi dengan kepunahan. Dengan demikian perusahaan yang memilih
tujuan untuk bertahan hidup maka harus menetapkan harga rendah.
b. Laba saat ini yang maksimum
Perusahaan tersebut memperkirakan permintaan dan biaya yang terkait
dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba sekarang, arus
kas atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum. Strategi ini
mengandaikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai pengetahuan tentang fungsi
permintaan dan biaya, dalam kenyataannya, keduanya sulit diperkirakan. Dengan
demikian perusahaan yang memilih tujuan penetapan harga seperti ini maka
perusahaan tersebut harus menetapkan harga yang tinggi untuk mendapatkan laba
yang maksimum.
c. Pangsa pasar yang maksimum
Perusahaan menetapkan harga yang paling rendah, dengan berasumsi
bahwa pasar tersebut peka terhadap harga. Kondisi – kondisi berikut mendukung
penetapan harga yang rendah:
20
(1) Pasar tersebut sangat peka terhadap harga dan harga yang rendah
merangsang pertumbuhan pasar.
(2) Biaya produksi dan distribusi turun dengan makin terakumulasinya
pengalaman produk.
(3) Harga yang rendah menghapuskan atau mencegah persaingan.
Dengan demikian harga yang ditetapkan perusahaan adalah harga yang paling
rendah.
d. Pemerahan pasar yang maksimum
Perusahaan – perusahaan yang memperkenalkan teknologi baru lebih
menyukai penetapan harga yang tinggi untuk menguasai pasar. Penguasa pasar
masuk akal dalam kondisi berikut:
(1) Sejumlah pembelian yang memadai memilih permintaan sekarang yang
tinggi.
(2) Biaya perunit untuk produksi volume yang kecil tidak terlalu tinggi
sehingga dapat menunda keuntungan dengan menggunakan harga yang
dapat di serap pasar.
(3) Harga awal yang tinggi tinggi tersebut tidak menarik lebih banyak pesaing
kepasar.
(4) Harga yang tinggi tersebut mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
Perusahaan yang memilih tujuan penetapan harga yang seperti ini maka harus
menetapkan harga yang tinggi di awal dan perlahan – lahan diturunkan dengan
berjalannya waktu.
21
e. Kepemimpinan kualitas produk
Suatu perusahaan mungkin bermaksud menjadi pemimpinan kualitas
produk di pasar. Banyak merek berusaha keras menjadi “barang mewah yang
dapat dihasilkan”. Produk – produk atau jasa yang bercirikan tingkatan yang
tinggi soal mutu, selera dan status yang dapat dirasakan, dengan harga yang cukup
tinggi yang tidak diluar jangkauan konsumen. Dengan demikian perusahaan harus
menetapkan harga tinggi namun masih didalam jangkauan konsumen.
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
Faktor – faktor harga menurut Abdurrahman (2013:347) adalah sebagai
berikut:
a. Permintaan untuk produk yaitu perusahaan perlu memperkirakan permintaan
terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga
suatu produk.
b. Target pangsa pasar yang ditargetkan oleh perusahaan.
c. Kompetitif reaksi yaitu reaksi dari pesaing.
d. Penggunakan harga penetrasi dan harga skimming yaitu mempetimbangkan
langkah-langkah yang perlu diambil pada saat perusahaan memasuki pasar
dengan harga tinggi atau dengan harga yang rendah.
e. Bagian
lain
dari
bauran
pemasaran,
mempertimbangkan kebijakan marketing mix.
f. Biaya memproduksi atau membeli produk.
yaitu
perusahaan
perlu
22
2.4.4 Strategi dan Taktik Penetapan Harga
Strategi dan teknik penetapan harga menurut Abdurrahman (2013:347)
adalah sebagai berikut:
1. Penetapan harga line adalah menentukan sejumlah harga tertentu untuk
kategori produk tertentu.
2. Penetapan harga psikologi yaitu teknik penetapan harga yang mengambil
manfaat dari fakta bahwa konsumen tidak selalu bersikap rasional dalam
menanggapi harga yang tercantum.
3. Pemberian diskon atau potongan harga, yaitu memberikan potongan yang
berbeda – beda dengan jumlah pemberian.
4. Strategi berdasarkan biaya (cost oriented pricing), yaitu harga produk
perkesatuan yang diterapkan.
2.4.5
Peran Harga
Harga memainkan peran penting bagi perekonomian secara makro,
konsumen dan perusahaan (Tjiptono dan Candra, 2012:319).
a. Bagi perekonomian
Harga mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan laba. Harga
merupakan regulator dasar dalam sistem perekonomian, karena harga
berpengaruh terhadap alokasi faktor – faktor produksi.
b. Bagi konsumen
Ada segmen pembeli yang sangat sensitif terhadap harga (menjadikan
harga sebagai satu – satunya faktor pertimbangan dalam membeli produk)
23
dan ada pula yang tidak. Mayoritas konsumen sangat memperhatikan
harga tetapi juga memperhatikan faktor lain.
c.
Bagi perusahaan
Dibandingkan bauran pemasaran lainnya yang membutuhkan pengeluaran
dana dalam jumlah besar, harga merupakan satu – satunya faktor yang
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
2.5
Brand Image
2.5.1 Pengertian Brand Image
Menurut American Marketing Association (AMA) dalam Kotler dan Keller
(2009;258). Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain,atau kombinasi
dari hal – hal tersebut, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa
dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya barang dan jasa
pesaing. Brand Image adalah representasi dari keseluruhan persepsi terhadap
merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.
Merek biasanya terdiri atas nama, logo, dan seluruh elemen visual lain
seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol. Merek ini juga merupakan
visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak konsumen.
Konsumen yang memiliki citra positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian. Janji inilah yang membuat suatu
merek dikenal masyarakat mengenal suatu merek lebih dari merek lainnya
melalui persepsi dan perasaan yang
dapat
bertahan dalam benak konsumen
(Sudaryono, 2016:208). Beberapa pemasar membedakan aspek psikologi merek
24
dengan aspek pengalaman. Aspek pengalaman merupakan gabungan seluruh point
pengalaman berinteraksi dengan merek, atau sering disebut dengan brand
experience. Aspek psikologis sering direferensikan sebagai brand image, citra
yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui informasi dan
ekspektasi
yang diharapkan melalui produk atau jasa. Citra merek dibangun
dengan memasukkan kepribadian atau citra ke dalam produk atau jasa, untuk
kemudian dimasukkan ke alam bawah sadar konsumen (Sudaryono, 2016:209).
Banyaknya merek yang berada di pasar akan memberikan alternatif pilihan
kepada konsumen dalam melakukan pembelian. Kini, konsumen dalam
melakukan pembelian suatu produk tidak hanya melihat produk dari segi kualitas,
merek, maupun harga, tetapi juga brand image tersebut melekat pada suatu
produk. Perkembangan pasar yang begitu pesat akan mendorong konsumen untuk
lebih mempertimbangkan brand image dibandingkan memperhatikan karakteristik
produk yang ditawarkan. Hal ini menunjukan bahwa terdapat kecenderungan
konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui pengalaman
menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang diperoleh melalui
berbagai sumber. Penetapan merek dapat membantu konsumen mengatur
pengetahuan merek tentang produk dan jasa dengan cara menjelaskan
pengambilan keputusan mereka dan dalam prosesnya, memberikan nilai bagi
perusahaan. Penetapan merek (branding) adalah memberikan kekuatan merek
kepada produk dan jasa. Penetapan merek adalah menciptakan perbedaan antar
produk ( Kotler dan Keller, 2012:260).
25
2.5.2 Faktor – faktor Brand Image
Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra
perusahaan atau merek. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor di luar kontrol
perusahaan. Citra yang efektif melakukan 3 hal yaitu :
1) Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.
2) Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing.
3) Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.
2.5.3 Strategi Brand Image
Merek produk mempunyai strategi. Dalam hal ini strategi merek dibedakan
menjadi dua (Sunyoto, 2014:210) yaitu strategi perbaikan dan strategi pialang.
1) Strategi perbaikan
ï‚·
Memasarkan produk dengan merek sendiri
Hal ini dilakukan perusahaan karena perusahaan besar, kuat posisi
keuangannya dan baik manajemennya.
ï‚·
Mencantumkan merek di bahan dan peralatan produksi.
Hal ini dilakukan karena keinginan untuk mengembangkan bagian pasar
produknya dan menjalani kerjasama antar produsen dan supplier.
ï‚·
Pemasaran produk dibawah merek pialang.
Hal ini di lakukan karena pialang sudah kenal, sehingga diharapkan
volume penjualan meningkat dan produsen dapat mendayung sumber daya
26
produksi lebih efektif. Di samping itu produsen khawatir menggunakan
atau mencari produk lain.
2) Strategi Pialang
ï‚·
Hanya memakai produk pabrik.
Hal ini dilakukan karena merek tidak berani menanggung dua beban
sakaligus, yaitu mempromosikan merek dan mempertahankan kualitasnya.
ï‚·
Memakai merek pialang bersama – sama merek pabrik.
Hal ini dilakukan karena menarik konsumen dan lebih member harga
barang.
2.6
Promosi
2.6.1 Pengertian Promosi
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran di mana komunikasi
tersebut merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyabarkan informasi,
mempengaruhi, membujuk dan meningkatkan pasar sasaran atau perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang
ditawarkan oleh peruahaan yang bersangkutan. Kotler dan Amstrong (2012:408)
mengemukakan bahwa Promosi adalah suatu alat untuk berkomunikasi pembeli
dan perusahaan lain yang bertujuan untuk merubah memberikan informasi secara
lugas.
Setinggi apapun kualitas produk tetapi bila konsumen belum pernah
mendengar dan tidak mengetahui tentang produk tersebut mereka tidak akan
pernah membelinya. Bagian promosi dalam bauran pemasaran melibatkan
27
pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat tersedia di
tempat dan pada harga yang tepat. Seperti halnya harus disesuaikan untuk pasar
target spesifik. Promosi juga harus sesuai dengan variabel-variabel 1 lainnya
dalam bauran pemasaran serta menegaskan diferensiasi dan pemosisian strategi
tersebut.
Promosi merupakan salah satu program dari pemasaran yang menentukan
keberhasilan suatu produk atau jasa dapat terjual dan dikenal oleh konsumen.
Sedangkan menurut Daryanto (2013:104), promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk
menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual. Widiyono dan Pakkanna
(2013:148) mendefinisikan promosi adalah teknik-teknik atau berbagai cara yang
dirancang untuk menjual produk atau pesan yang disampaikan perusahaan kepada
konsumen tentang produknya. Menurut Lovelock (2012:2007) promosi adalah
suatu alat komunikasi yang disertakan dengan suatu insentif.
2.6.2 Bauran Promosi
Bauran promosi salah satu strategi pemasaran yang efektif dari bauran
pemasaran.
Untuk
memasaraka
suatu
produk
seorang
pemasar
harus
mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada
konsumen untuk mengkomunikasi informasi yang ada di rancang untuk
menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:432) adalah “Bauran promosi atau
bauran komunikasi merupakan perpaduan khusus dari alat yang digunakan
28
perusahaan untuk meyakinkan nilai komunikasi dan membangun hubungan
dengan konsumen”. Menurut Philip Kotler (2012), mengatakan bahwa unsur
bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu :
1) Periklanan (advertising)
Periklanan adalah semua bentuk persentasi nonpersonal dan
promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan
mendapatkan bayaran.
Karakteristik dari periklanan adalah :
(1) Presentase publik
Iklan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umumnya
memberi semacam legitimasi pada produk dan juga mengesankan
produk yang standar.
(2) Persuasivenes
Iklan adalah medium yang persuasive yang memungkinkan penjual
mengulang suatu pesan berkali-kali. Iklan juga memungkinkan
pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai
pesaing.
(3) Memperkuat ekspresi
Iklan memberi kesempatan mendramatisir
perusahaan dan
produknya melalui penggunaan seni cetak, suara, dan warna.
Namun kadang-kadang kiat yang sangat sukses dalam ekspresinya
dapat mengurangi atau mengalihkan perhatian dari pesan itu
sendiri.
29
(4) Tidak bersifat pribadi (impersonal)
Iklan tidak memiliki sifat memaksa yang sekuat wakil penjual
perusahaan. Audiens tidak merasa berkewajiban untuk memberi
perhatian atau respon.
2) Promosi penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli produk atau jasa.
Karakteristik promosi penjualan adalah :
(1) Komunikasi
Mereka menarik perhatian dan biasanya memberi informasi yang
dapat memberi nilai bagi konsumen.
(2) Insentif
Mereka menggabungkan kelonggaran, bujukan, atau kontribusi
yang memberi nilai bagi konsumen.
3) Pemasaran langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung adalah penggunaan surat, telepon, dan
alat penghubung nonpersonal lainnya untuk berkomunikasi dengan
atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
Karakteristiknya dari pemasaran langsung adalah :
(1) Tidak umum
Pesan itu biasanya ditujukan pada orang tertentu dan tidak
menjangkau yang lain.
30
(2) Dibuat khusus
Pesan itu dapat dibuat khusus untuk menarik individu yang dituju.
(3) Up to date
Suatu pesan dapat disiapkan dengan sangan cepat untuk
disampaikan kepada seorang individu.
4) Penjualan personal (personal selling)
Penjualan personal merupakan interaksi langsung antara satu
atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
Karakteristik penjualan personal adalah :
(1) Konfrontasi personal
Penjualan personal melibatkan hubungan yang hidup, cepat,
dan interaktif antara dua atau lebih orang. Tiap pihak dapat saling
mengamati kebutuhan dan karakteristik masing-masing dengan
dekat dan membuat penyesuaian yang cepat.
(2) Pengembangan
Penjualan personal memungkinkan semua jenis hubungan
berkembang dari hubungan yang hanya berdasarkan penjualan
sampai hubungan yang dalam. Wakil penjualan yang efektif
biasanya
akan
mengingat
minat
pelanggan
mereka
bila
menginginkan hubungan yang berlangsung lama.
(3) Respon
Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban
untuk mendengar perkataan wiraniaga itu. Pembeli akan lebih
31
memperhatikan dan merespon, bahkan bila responnya adalah
“terimakasih” yang sopan.
5) Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Hubungan
masyarakat
adalah
berbagai
program
yang
dirancang untuk mempromosikan dan melindung citra perusahaan atau
produk individualnya. Karakteristik dari hubungan masyarakat adalah:
(1) Kredibilitas Tinggi
Cerita dan keistimewaan baru tampak lebih otentik dan dapat
dipercaya bagi pembaca daripada iklan.
(2) Terbuka
Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon yang
mungkin menghindar iklan dan wiraniaga.
(3) Dramatisasi
Hubungan masyarakat memilik, seperti iklan, potensi untuk
mendramatisir suatu perusahaan atau produk.
2.7
Keputusan Pembelian
2.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan sebagai
pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Definisi lain
keputusan pembelian adalah proses keputusan pendirian terdiri dari lima tahap
yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan
pembelian dan selanjutnya pasca pembelian (Kotler, 2012:166). Untuk memahami
32
pembuatan keputusan konsumen dan memahami tingkat keterlibatan konsumen
terhadap produk atau jasa berarti pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang
menyebabkan seseorang merasa harus terlibat atau tidak dalam pembelian.
Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan konsumen
dikarenakan adanya dorongan-dorongan atau motif yang dirasakan sehingga
menimbulkan minat atau dorongan untuh memenuhi kebutuhan. Karena
konsumen memiliki arti yang penting bagi suatu perusahaan yaitu sebagai
pembeli, maka dalam memenuhi kebutuhan konsumen pemasar harus mengetahui
apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen.
2.8
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1.
Nama
Abdul Samad, Imam
Wibowo,
“Pengaruh Produk Merek dan
Citra Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Olah raga
Merek Specs Di Kota Bekasi”
Variabel
Variabel Independen :
1. Produk
2. Citra Merek
Variabel Dependen :
3. Keputusan Pembelian
Hasil Penelitian
Hasil penelitian bahwa
Produk dan Citra
Merek berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Vol.4 No 3 September 2016.
Jurnal Manajemen Bisnis
Krisnadwipayan
2.
Ummu Habibah, Sumiati,
“Pengaruh Kualitas Produk
Dan HargaTerhadap
Keputusan Pembelian Produk
Kosmetik Wardah Di Kota
Bngkalan Madura”.
Variabel Independen :
1. Kualitas Produk
2. Harga
Variabel Dependen :
3. Keputusan Pembelian
Hasil penelitian bahwa
Kualitas Produk dan
Harga berpengaruh
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Vol. 1 No. 1 Maret 2016, Hal 31
– 48. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
3.
Komang Agus Ardi Ary
Wibawa, Ketut Kirya,
Wayan Suhendra,
“Pengaruh Kualitas Produk,
Variabel Independen :
1.Kualitas Produk
2.Harga
3.Iklan
Hasil penelitian bahwa
Kualitas Produk, Harga,
Iklan dan Citra Merek
berpengaruh positif dan
33
No
Nama
Harga, Iklan dan Citra Merek
Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor”.
Vol. 4 th 2016. Jurnal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen.
4.
5.
Variabel Independen :
1.Promosi
2.Harga
3.Desain
Vol. 2 No. 2 Maret 2016. Jurnal
Manajemen.
Variabel Dependen :
4.Keputusan Pembelian
Hendra Noky Andrianto,
Idris, “Pengaruh Kualitas
produk, Citra Merek, Harga
dan promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Jenis
MPV Merek Toyota Kijang
Innova Di Semarang”.
Variabel Independen :
1. Kualitas produk
2. Citra Merek
3. Harga
4. Promosi
Novia Rastania dan Jerry S
Justianto, “Analisis Pengaruh
Harga, Promosi dan Viral
Marketing terhadap Keputusan
Pembelian pada “Online
Shop” S-Nexian Melalui
Facebook”. Vol.5,No2,
Hasil Penelitian
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Variabel Dependen :
5. Keputusan Pembelian
Nur Achidah, M Mukery
Warso, Leonardo Budi
Hasiolan, “Pengaruh Promosi,
Harga, dan Desain Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Mio GT”.
Vol. 2 No. 3 th 2013 hal. 1-10.
Jurnal Manajemen.
6.
Variabel
4.Citra Merek
Hasil penelitian bahwa
Promosi, Harga dan
Desain berpengaruh
positif terhadap
Keputusan Pembelian.
Hasil penelitian bahwa
Kualitas Produk, Citra
Merek, Harga dan
Promosi berpengaruh
positif terhadap
Keputusan Pembelian.
Variabel Dependen :
5. Keputusan Pembelian
Variabel Independen :
1. Harga
2. Promosi
3. Viral Marketing
Variabel Dependen :
5. Keputusan Pembelian
Hasil penelitian bahwa
Harga, Promosi dan
Viral Marketing
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
Halaman 131-161. Journal Of
Business Strategy and Execution.
7.
Lidya Mongi, Lisbeth
Mananeke, Agusta Repi,
“Kualitas produk, Strategi
Promosi, dan Harga
Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Kartu
Simpati Telkomsel Di Kota
Manado” Vol.1 No.4 Des 2013,
Hal. 2336-2346. Jurnal EMBA
Variabel Independen :
1. Kualitas produk
2. Strategi Promosi
3. Harga
Variabel Dependen :
4. Keputusan Pembelian
Hasil penelitian
menunjukan pengaruh
positif dan signifikan
antara variabel Kualitas
Produk, Strategi
Promosi dan Harga
terhadap Keputusan
Pembelian.
34
No
8.
9.
10.
Nama
Jilly Bernadette Mandey,
“Promosi, Distribusi, Harga
Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Rokok
Surya Promild” Vol.1 No.4 Des
Variabel
Variabel Independen :
1. Promosi
2. Distribusi
3. Harga
2013, Hal. 95-104, Jurnal
EMBA
Variabel Dependen :
4. Keputusan Pembelian
Doni Hariadi dan Soebari
Martoatmodjo, “Pengaruh
Produk ,Harga, Promosi Dan
Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada
Produk Projector
Microvision”. Vol 1 Nomor 1.
2013. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen
Variabel Independen :
1. Produk
2. Harga
3. Promosi
4. Distribusi
Onigbinde Isaac Oladepo
(ph.D.) , Odunlami Samuel
Abimbola (M.Sc.) ,
“The Influence of Brand
Image And Promotional Mix
On Consumer Buying
Decision – Astudy Of
Beverage Consumers in Lagos
State, Niegeria”.
Variabel Independen :
1. Advertising
2. Brand Image
Variabel Dependen :
5. Keputusan Pembelian
Variabel Dependen :
3.Consumer Buying
Decision
4. Personal Selling,
5. SalesPromotion.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian
menunjukkan secara
simultan Promosi,
Distribusi, dan Harga
berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan
Pembelian.
Hasil penelitian
menunjukan pengaruh
simultan dan parsial
antara variabel Produk,
Harga, Promosi dan
Distribusi terhadap
Keputusan Pembelian.
The results showed
simultaneously
Promotion,
Distribution, and Price
have a significant effect
on Purchase Decision.
Vol. 3, No.4,pp.97- 109, May
2015. British Journal of
Marketing Studies
11.
Junio Andreti, Nabila H
Zhafira, Sheila S Akmal,
Suresh Kumar,
“The Analysis of aparoduct,
Price, Plate Promotion and
Service Quality on Customers
Buying Decision of
Convenience Store : A Survey
of young Adult In Bekasi,
West Java, Indonesia”.
Vol.2, issue 6, Nov – Des 2013.
Journal of Advances in
Management and Economics.
Variabel Independen :
1. Convenience store
2. Marketing mix
3. Place
4. Price
5. Product
6. Promotion
Variabel Dependen :
7. Buying decision
8. Service quality
Convenience store,
marketing mix, place,
price, product,
promotion influence
purchasing decisions
and service quality.
35
2.9
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah di uraikan
di muka mengenai variabel. Kualitas produk, harga, citra merek dan promosi serta
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran yang
diajukan dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar:
Kualitas Produk
X1
Harga
X2
H1
H2
Keputusan Pembelian
Y
H3
Brand Image
X3
H4
Promosi
X4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.10
Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis
Hipotesis merupakan degaan sementara yang paling memungkinkan yang
masih harus dicari kebenarannya. Penelitian membahas bahwa keputusan
pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain Kualitas Produk, Harga,
Brand Image dan Promosi. Hubungan antara variabel Independen dengan
Dependen sebagai berikut :
1. Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian
Konsumen
menginginkan
produk
yang
dibelinya
sesuai
dengan
keinginannya atau produk tersebut berkualitas. Semakin tinggi kualitas suatu
36
produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.
Dalam penelitian Ummu Habibah (2016), mengenai pengaruh Kualitas Produk
dan Harga terhadap Keputusan Pembelian menyatakan bahwa hasil penelitian
Kualitas Produk dan Harga berpengaruh signifikan Terhadap Keputusan
Pembelian.
H1 : Variabel kualitas produk mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian
2.
Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian
Hubungan harga terhadap keputusan pembelian adalah harga selalu di
kaitkan dengan kulaitas produk, apabila harga yang tidak sesuai dengan kualitas
maka akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam pemgambilan keputusan.
Dalam penelitian Nur Achidah (2016), mengenai pengaruh Promosi, Harga, dan
Desain terhadap Keputusan Pembelian. Menyatakan bahwa hasil penelitian
Promosi, Harga dan Desain berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.
H2 : Variabel harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian.
3. Hubungan Brand Image dengan Keputusam Pembelian
Brand Image sebenarnya adalah janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Konsumen
sangat memandang merek sebagai bagian penting dalam melakukan keputusan
pembelian. Dari merek, konsumen biasa menilai apakah produk tersebut
berkualitas atau tidak, bisa bermanfaat atau tidak. Dalam penelitian Hendra Niky
37
Andrianto, Idris (2013) mengenai pengaruh Kualitas produk, Citra Merek, Harga
dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian. Menyatakan bahwa hasil penelitian
Kualitas Produk, Citra Merek, Harga dan Promosi berpengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian.
H3 :
Variabel citra merek mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
4. Hubungan Promosi dengan Keputusan Pembelian
Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk
meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang di tawarkan tersebut
memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing sehingga hal ini dapat
menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian promosi berhubungan erat
dengan hasil perilaku. Dalam penelitian Jilly Bernadette Mandey (2013).
Mengenai Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian. Menyatakan bahwa hasil penelitian Promosi, Distribusi, Harga
Pengaruhnya. Terhadap Keputusan Pembelian berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian.
H4 :
Variabel promosi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
3.1.1 Variabel Peneltian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan(Sugiyono,2010).
Variabel didalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu
variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independend variabel).
Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini :
1) Variabel terikat, dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen
terhadap produk Susu Ultra Milk (Y).
2) Variabel bebas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
membeli produk Susu Ultra Milk (X) yang terdiri dari tiga yaitu :
(1) Kualitas Produk (
(2) Harga (
)
)
(3) Citra Merek (
)
(4) Promosi
3.1.2 Definisi Operasional dan Indikator
Definisi operasional menurut Sugiyono (2010), merupakan segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
38
39
Maka dari itu, untuk memberikan gambar yang jelas tentang variabel
penelitian maka dijelaskan dengan table sebagai berikut:
Tabel 6.1
Definisi Operasional dan Variabel
Variabel
Devinisi Operasional
KualitasProduk Kualitas produk adalah
(X1)
kemampuan sebuah produk dalam
memperagakan fungsinya, hal itu
termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi
produk juga atribut produk
lainnya.
( Kotler dan Armstrong,
2012:283)
Harga
Harga adalah suatu nilai tukar
(X2)
yang bisa disamakan dengan uang
atau barang lain untuk manfaat
yang diperoleh dari suatu barang
atau jasa bagi seseorang atau
kelompok pada waktu tertentu
dan tempat tertentu.
(Menurut Oentoro, 2012:216)
Citra Merek
Merek adalah nama, istilah,
(X3)
tanda, symbol atau desain,atau
kombinasi dari hal – hal tersebut,
yang dimaksud untuk
mengidentifikasi barang atau jasa
dari seorang atau sekelompok
penjual dan untuk
membedakannya barang dan jasa
pesaing.
(American Marketing
Association) Kotler dan Keller
(2009;258)
Promosi
(X4)
Indikator
a. Kinerja (Performace)
b. Keistimewaan
(Features)
c. Dayatahan (Durability)
d. Keindahan (Aesthetics)
(Tamimi, et al. 2015)
a. Harga produk
terjangkau.
b. Harga produk
kompetitif dengan
produk merek lain.
c. Harga produk sesuai
dengan kualitasnya.
(Bowo, et al. 2013)
a. Merek produk
merupakan merek
terkenal.
b. Merek produk adalah
merek yang bergengsi.
c. Merek produk mudah
diingat dalam pikiran
konsumen.
d. Merek produk
mempunyai reputasi
yang baik dimata
konsumen
(Bowo, et al. 2013)
Promosi adalah suatu alat untuk
a. Jangkauan promosi
berkomunikasi pembeli dan
b. Diskon
perusahaan lain yang bertujuan
(Ristania, et al. 2012)
untuk merubah memberikan
c. Promosi lewat pameran
informasi secara lugas.
d. Promosi lewat brosur
(Kotler dan Amstrong , 2012:408)
(Hariadi, et al. 2013)
40
Keputusan
Pembelian
(Y)
3.2
Keputusan pembelian adalah
a. Kemantapan membeli
proses keputusan pendirian terdiri b. Pertimbangan dalam
dari lima tahap yang dilakukan
memilih
oleh seorang konsumen sebelum
c. Kesesuaian atribut
sampai pada keputusan pembelian
keinginan dan
dan selanjutnya pasca pembelian.
kebutuhan
(Kotler,2012:166).
(Andini, et al 2012)
Populasi dan Sempel
3.2.1 Populasi penelitian
Populasi adalah individu atau objek penelitian yang memiliki kualitas-kualitas
serta karakteristik tertentu yang telah ditetapkan. Populasi dapat di pahami sebagai
kelompok unit analisis atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu
persamaan karakteristik (Sugiyono, 2010:73). Populasi dalam penelitian ini adalah
penduduk di Semarang yang menyukai susu cair dalam kemasan. Jumlah populasi
yang ada dikota Semarang pada tahun 2016 sebanyak 1.765.836 juta jiwa, yang
ditulis oleh Dispendukcapil Kota Semarang. Adapum grafik populasi warga Kota
Semarang pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Grafik 6.2
Populasi warga Kota Semarang Tahun 2016
(Sumber: www.dispendukcapil.semarangkota.go.id)
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel diambil secara Purposive Sampling yaitu teknik sampling
berdasarkan kriteria (Sugiyono, 2014:85). Untuk menentukan besarnya sampel
maka bisa menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
41
n=
Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan dalam penelitian ini. (dalam
penelitian ini digunakan 10% atau 0,1)
Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
n=
= 99,9 (digenapkan menjadi 100)
Dari rumus diatas, sampel yang dapat diambil dari populasi sebesar 99,9,
apabila dibulatkan banyaknya sampel sebesar 100 responden.
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:126) menjelaskan bahwa purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dimana peneliti
akan mengambil sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 responden dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Usia diatas 17 tahun.
2. Konsumen yang pernah menggunakan mengkonsumsi susu Ultra Milk
3. Berdomisili di Semarang
42
3.3
Jenis dan Sumber data
Dalam sebuah penelitian, data memegang peranan penting yaitu sebagai alat
pembuktian hipotesis serta pencapaian tujuan penelitian. Penelitian harus
mengetahui jenis data apa saja yang diperlukan dan bagaimana mengidentifikasi,
mengumpulkan, serta mengolah data. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini
data primer berupa hasil jawaban responden atas kuisioner yang diajukan. Data
primer ini selanjutnya akan diajukan sebagai data input untuk penelitian hipotesis.
Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden
mengenai keputusan pembelian konsumen terhadap susu Ultra Milk yang dilihat
dari kualitas produk, harga, brand image dan promosi. Dalam hal ini data
diperoleh secara langsung dengan membagi kuisioner atau daftar pertanyaan
kepada responden.
3.4
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuisioner.
Angket atau kuisioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan
harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2013:43).
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yaitu
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada konsumen.
43
Data kuisioner ditentukan dengan menggunakan Skala Likert yaitu
berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap suatu hal
(Umar, 2013:70).
Sedangkan Skala Likert dalam penelitian ini menggunakan Skala Ordinal
yaitu dengan penilaian sebagai berikut:
1) Untuk jawaban
“SS”
sangat setuju diberi nilai
=
5
2) Untuk jawaban
“S”
setuju diberi nilai
=
4
3) Untuk jawaban
“N”
netral diberi nilai
=
3
4) Untuk jawaban
“TS” tidak setuju diberi nila
=
2
5) Untuk jawaban
“STS” sangat tidak setuju diberi nilai
=
1
3.5
Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah suatu pengukuran yang digunakan dalam
suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau
dinyatakan dalam angka-angka. Menurut Surmadi Suryabrata (dalam Sugiyono
2008), dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsepkonsep, dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai
landasan teori untuk pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, analisis data
kuantitatif yang digunakan antara lain:
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2009:49). Suatu kuesioner dinyatankan valid jika
44
pertanyaan mampu mengungkapkan atau menghasilkan sesuatu. Uji validitas
dapat diketahui dengan menghitung r hitung dan r tabel (n-2) (Ghozali,
2009:49).
Apabila r hitung > r tabel, maka valid
Apabila r hitung < r tabel, maka tidak valid
Adapun rumus kasar diperoleh dari:
∑
√[ ∑
∑
∑
][ ∑
∑
∑
]
Pengujian validitas menggunakan alat ukur berupa program komputer
yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 17, dan
jika suatu alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item
terhadap skor totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid
(Ghozali, 2009).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009:45).
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan One Shot atau
pengukuran sekali saja yang kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur
reliabilitas adalah Cronbach Alpha.
Adapun rumus kasar diperoleh dari:
45
{
∑
}
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
k = Banyaknya belahan tes
Si = Varians belahan tes
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam
mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat
pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam melakukan
perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for
Windows 17 dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam
pengambilan keputusan reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika
nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2009).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada
agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai
model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari
kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan
46
digunakan dalam model berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009:147).
Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Untuk mengetahui data yang digunakan dalam model
berdistribusi normal atau dapat dilakukan dengan menggunakan Kolmogorovsmirnov. Jika nilai Kolmogorov-smirnov lebih besar dari α = 0,05, maka data
normal (Ghozali, 2009:152).
Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali,
2009) :
(1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
korelasi antara variabel bebas (independen). Dilakukan dengan cara
menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika variabelvariabel independen saling berkorelasi (diatas 0,9) dan nilai R² yang
dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, dan nilai
tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10
maka mengindikasikan adanya multikolonieritas (Ghozali, 2009).
47
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:129).
Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola.
Tertentu pada grafik scatter plot antar SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Bisa juga menggunakan
uji glesjer dimana jika variabel independen signifikan mempengaruhi variabel
dependen maka terjadi heteroskedastisitas dan jika signifikan di atas tingkat
kepercayaan 5% maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali,
2009).
Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan
gambar tersebut adalah (Ghozali, 2009) :
(1) Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola
tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
48
(2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar, maka
diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
3.5.3
Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih, juga menunjuakkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2009:86). Secara umum analisis
ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel independen
(variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y). Pada regresi berganda
variabel independen (variabel X) yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap
variabel dependen (variabel Y), jumlahnya lebih dari satu. Dalam penelitian ini,
variabel independen adalah kualitas produk (
promosi (
), harga (
+
+
+
+e
Dimana :
Y
: Keputusan Pembelian
a
: Konstanta
,
,
) dan
sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y)
sehingga persamaan regresi bergandanya adalah :
Y=a+
), citra merek (
: Koefisien masing-masing faktor
: Kualitas Produk
: Harga
: Brand Image
: Promosi
49
e
: Standard error
3.5.4 Uji Hipotesis Penelitian
1) Uji F (Uji Simultan)
Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
(kualitas produk, harga brand image dan promosi) yang dimasukkan ke dalam
model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen (keputusan pembelian) (Ghozali, 2009).
(1) Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test di atas yaitu :
:
,
,
=0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
yaitu kualitas produk (
), harga (
), brand image
dan promosi
secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).
:
,
,
>0
Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu
kualitas produk (
), harga (
), brand image (
) dan promosi
secara
simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).
(2) Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar
95% atau taraf signifikasi sebesar 5% (α = 0,05 ), maka: Jika F hitung > F
tabel, maka ditolak dan diterima, berarti masing-masing variabel independen
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Jika F hitung < F tabel, maka diterima dan ditolak, berarti masing-
50
masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
2) Uji t (Uji Parsial)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
independen secara parsial atau individual terhadap variabel dependen. Kriteria
yang digunakan adalah :
:
=0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masingmasing variabel independen
:
>0
Artinya, ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masingmasing variabel independen.
Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
(1) Taraf Signifikan (α = 0,05)
(2) Distribusi t dengan derajat kebebasan (n)
(3) Apabila t hitung > t tabel maka ditolak dan diterima.
3.5.5 Koefisien Determinasi (R²)
Koefisisen Determinasi (R²) pada intinya digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisian determinasi adalah antara nol (0) dan
satu (1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
51
(1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien determinasi (R²) adalah bias terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel
independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai
Adjusted R² pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik karena Adjusted
R² dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Objek Penelitian
PT. Ultrajaya telah menjadi pioner di industri susu dan merupakan
perusahaan produk susu pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi UHT.
Dalam proses produksi, PT. Ultrajaya menerapkan standar kontrol dan higienitas
end to end yang tinggi untuk menjamin kualitas dan tingkat keamanan produk.
Selain itu, PT. Ultrajaya juga telah menerapkan ISO 22000 tentang sistem
keamanan pangan. Teknologi UHT dan kemasan aseptik yang digunakan
menjamin kualitas rasa dan konsistensi dari rasa tersebut dan nutrisi alami dari
produk itu tetap terjaga. Dimulai dari pabrik susu rumahan pada tahun 1958 di
Bandung - Jawa Barat PT. Ultrajaya berkembang, hingga selanjutnya di tahun
1971 PT. Ultrajaya melebarkan sayap bisnisnya menjadi PT. Ultrajaya Milk
Industry & Trading Company. Tak hanya sebagai pelopor, PT. Ultrajaya pun
masih unggul diantara produsen susu segar alami dan minuman ringan untuk
seluruh konsumen Indonesia dengan beberapa varian mereknya, seperti Ultra Milk
untuk produk susu segarnya. Susu Ultra Milk merupakan susu cair UHT dengan
susu segar alami sebagai komponen utamanya. Susu cair alami diperoleh dari
peternak lokal dan Unit Perternakan terpadu milik PT. Ultrajaya di Pangalengan,
Jawa Barat dengan kualitas susu cair terbaik. Penggunaan bahan susu cair alami
dengan kualitas terjaga dan rasa alami dari produk.
52
53
PT. Ultrajaya yang disukai konsumen menjadi salah satu keunggulan produk
susu Ultra Milk dan secara konsisten PT. Ultrajaya mempertahankan selama 40
tahun terakhir. PT. Ultrajaya memimpin pasar dalam segmen susu cair segar
(UHT) lebih dari 50% market share dengan angka pertumbuhan yang sangat sehat
sekitar 20% per tahun, di atas rata-rata market. Dengan jangkauan distribusi dari
Sumatra sampai Papua yang mencakup lebih dari 50 distributor, 125 ribu toko
ritel di seluruh Indonesia. Penjualan ekspor memberikan kontribusi tidak
signifikan
terhadap
PT.
Ultrajaya.
Karena
masih
lebih
fokus
untuk
mengembangkan bisnis domestiknya dengan beberapa tujuan ekspor produk PT.
Ultrajaya menjangkau Amerika, Australia dan Afrika.
4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada konsumen Susu Ultra Milk di kota Semarang. Populasi dalam
penelitian ini konsumen Susu Ultra Milk di kota Semarang dengan teknik
pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Dimana peneliti akan mengambil sampel dalam penelitian
ini sejumlah 100 responden dengan kriteria antara lain : usia diatas 17 tahun,
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk dan berdomisili di Semarang.
Berikut karakteristik tanggapan responden yang tersaji dalam tabel di bawah ini :
54
Tabel 4.1
Jumlah Kuesioner Penelitian
Kuesioner yang disebar
110
Kuesioner yang tidak kembali
5
Kuesioner yang rusak
5
Kuesioner yang diolah
100
Sumber : Data primer yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 4.1 jumlah keseluruhan kuesioner penelitian yang
disebar sebanyak 110, kuesioner yang rusak sebanyak 5 buah dan tidak kembali
sebanyak 5 buah, sehingga kuesioner yang diolah sebanyak 100 responden.
Setelah data responden didapatkan, dilakukan analisis deskriptif responden untuk
memenuhi konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang yang
telah berkontribusi sebagai responden penelitian.
Gambaran umum responden dalam penelitian ini menjelaskan secara
kualitatif tentang responden dengan menyajikan deskripsi data-data primer yang
meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan dan daerah asal.
4.1.3 Gambaran Umum Responden
4.1.3.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Identitas berdasarkan jenis kelamin responden yang merupakan
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat
dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:
55
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1.
Laki-laki
43
43%
2.
Perempuan
57
57%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 57 orang (57%) dan responden berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 43 orang (43%). Hasil ini mengindikasikan
bahwa konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang
antara konsumen laki-laki dan konsumen perempuan berjumlah relatif
lebih banyak konsumen perempuan artinya ditinjau dari segi jenis kelamin
perempuan menjadi pangsa pasar terbanyak yang menjadi konsumen.
4.1.3.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur
Pengelompokan dari 100 responden yang merupakan konsumen
yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang berdasarkan
kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Umur
No.
Umur
Frekuensi
1.
< 25 Tahun
71
2.
26 – 35 Tahun
11
3.
36 – 45 Tahun
13
4.
46 – 55 tahun
3
5.
> 55 tahun
2
Total
100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Persentase
71%
11%
13%
3%
2%
100%
56
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang adalah
berusia antara 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 11 orang (11%), responden
yang berusia 36 – 45 tahun sebanyak 13 orang (13%), responden yang
berusia 46 – 55 tahun sebanyak 3 orang (3%) dan responden yang berusia
lebih dari 55 tahun sebanyak 2 orang (2%). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di
kota Semarang merupakan kalangan muda.
4.1.3.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pengelompokan berdasarkan pekerjaan dari 100 responden yang
merupakan konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota
Semarang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi Persentase
1.
Karyawan
23
23%
2.
Mahasiswa
37
37%
3.
Pelajar
13
13%
4.
Wiraswasta
18
18%
5.
Lain-lain
9
9%
Total
100
100%
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang masih
berstatus sebagai mahasiswa ada 37 responden (37%), responden dengan
pekerjaan karyawan sebanyak 23 orang (23%), responden dengan masih
pelajar sebanyak 13 orang (13%), responden dengan pekerjaan wiraswasta
57
sebanyak 18 orang (18%) dan responden dengan pekerjaan lain-lain (Ibu
Rumah Tangga, Buruh, Petani, Pedagang dll) sebanyak 9 orang (9%).
Hasil diatas menunjukkan bahwa mayoritas konsumen yang
mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang masih berstatus sebagai
mahasiswa.
4.1.3.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Daerah Asal
Pengelompokan berdasarkan daerah asal dari 100 responden yang
merupakan konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota
Semarang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Daerah Asal
No.
Daerah Asal
Frekuensi Persentase
1.
Banyumanik
8
8%
2.
Candisari
5
5%
3.
Gajahmungkur
4
4%
4.
Gayamsari
5
5%
5.
Genuk
6
6%
6.
Gunungpati
5
5%
7.
Mijen
4
4%
8.
Ngaliyan
8
8%
9.
Pedurungan
11
11%
10. Semarang Barat
10
10%
11. Semarang Selatan
5
5%
12. Semarang Tengah
4
4%
13. Semarang Timur
5
5%
14. Semarang Utara
8
8%
15. Tembalang
10
10%
16. Tugu
2
2%
Total
100
100
Sumber : Data Primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa sebagian besar
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang yang
58
asal daerahnya dari Pedurungan ada 11 responden (11%), asal daerah
Tembalang dan Semarang Barat masing-masing sebanyak 10 orang (10%),
asal daerahnya Banyumanik, Semarang Utara dan Ngaliyan masingmasing ada 8 responden (8%), asal daerahnya Genuk ada 6 responden
(6%), dan asal daerah lainnya (Gunungpati, Semarang Selatan, Candisari,
Gayamsari dan Semarang Timur) masing-masing 5 responden (2%), asal
daerahnya Mijen dan Semarang Tengah masing-masing ada 4 responden
(4%), asal daerahnya Tugu ada 2 responden (2%).
4.2 Deskripsi Variabel
4.2.1 Analisis Indeks Jawaban
Analisis indeks jawaban per variabel dalam penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mengetahui gambaran deskriptif mengenai responden, terutama
mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Teknik analisis kualitatif
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis yang menjelaskan
tentang hasil penelitian tentang fenomena atau kasus yang terjadi dalam bentuk
kalimat. Analisis ini membahas mengenai bentuk dari jawaban responden
terhadap seluruh variabel yang diukur. Dari jawaban responden akan diperoleh
jawaban, yang kemudian akan diolah untuk mendapatkan hasil dari masingmasing variabel penelitian, maka hasil jawaban dari masing-masing variabel akan
diukur dengan rata-rata skor yang dikategorikan pada rentan skor sebagai berikut :
Lebar Skala =
5 – 1
5
59
Dengan demikian kategori skala dapat ditemukan sebagai berikut :
1,0
-
1,80
= sangat rendah
1,81
-
2,60
= rendah
2,61
-
3,20
= sedang
3,41
-
4,20
= tinggi
4,21
-
5,00
= sangat tinggi
4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk
Tanggapan responden dalam hal Kualitas Produk pada konsumen yang
mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.6.:
Tabel 4.6
Deskripsi Variabel Kualitas Produk
Indikator-indikator
Var. Kualitas Produk
Menurut
saya,
komposisi produk susu
Ultra Milk berkualitas.
Menurut saya, pada
produk susu Ultra Milk
memiliki keistimewaan
kemasan yang praktis.
Menurut
saya,
pengemasan
produk
susu Ultra Milk terjamin
mutunya.
Menurut saya, Desain
kemasan produk susu
ultra milk menarik.
STS
F S
TS
N
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
7
14
13
39
36
144
44
220
4.17
0
0
11 22
8
24
43
172
38
190
4.08
0
0
7
14
21
63
28
112
44
220
4.09
0
0
8
16
19
57
34
136
39
195
4.04
Rata-rata
S
SS
Indeks
4.09
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Dari tabel 4.6 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel
kualitas produk pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota
60
Semarang sebesar 4,09 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 –
4,20). Pada variabel kualitas produk yang mendapatkan nilai tertinggi dari
indikator komposisi produk susu Ultra Milk berkualitas sebesar 4,17 yang
termasuk kategori tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada
indikator desain kemasan produk susu ultra milk menarik sebesar 4,04 dan
termasuk kategori tinggi.
4.2.3 Deskripsi Variabel Harga
Tanggapan responden dalam hal Harga produk menurut konsumen yang
mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.7.
berikut ini :
Tabel 4.7
Deskripsi Variabel Harga
Indikator-indikator
Var. Harga
Menurut saya, harga
produk susu Ultra Milk
sangat terjangkau.
Menurut saya, harga
produk susu Ultra Milk
mampu bersaing dengan
produk susu lainnya.
Menurut saya, harga
produk susu Ultra Milk
sesuai dengan kualitas
produk.
STS
F S
TS
N
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
8
16
10
30
34
136
48
240
4.22
0
0
10 20
11
33
51
204
28
140
3.97
0
0
4
17
51
31
124
48
240
4.23
8
Rata-rata
S
SS
Indeks
4.14
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Dari tabel 4.7 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel harga
menurut konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang
sebesar 4,14 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 – 4,20). Pada
61
variabel harga yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator harga produk susu
Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk sebesar 4,23 yang termasuk kategori
sangat tinggi, sedangkan pernyataan responden terendah terdapat pada indikator
harga produk susu Ultra Milk mampu bersaing dengan produk susu lainnya
sebesar 3,97 dan termasuk kategori tinggi.
4.2.4 Deskripsi Variabel Brand Image
Tanggapan responden dalam hal Citra Merek (Brand Image) pada
konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat
dari tabel 4.8. berikut ini :
Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Citra Merek (Brand Image)
Indikator-indikator
Var. Brand Image
Menurut saya, merek
produk susu Ultra Milk
merupakan
merek
terkenal.
Menurut saya, merek
produk susu Ultra Milk
memiliki citra yang
baik.
Menurut saya, merek
produk susu Ultra Milk
mudah diingat dalam
pikiran konsumen.
Menurut saya, merek
produk susu Ultra Milk
memiliki reputasi yang
baik dimata konsumen.
STS
F S
TS
N
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
5
10
11
33
34
136
50
250
4.29
0
0
5
10
13
39
41
164
41
205
4.18
0
0
9
18
10
30
33
132
48
240
4.20
0
0
6
12
11
31
39
156
44
220
4.21
Rata-rata
S
SS
Indeks
4.22
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Dari tabel 4.8 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel citra
merek (brand image) pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota
62
Semarang sebesar 4,22 yang artinya termasuk kategori sangat tinggi (interval 4,21
– 5,00).
Pada variabel daya tanggap yang mendapatkan nilai tertinggi dari
indikator merek produk susu Ultra Milk memiliki reputasi yang baik dimata
konsumen sebesar 4,21 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan
pernyataan responden terendah terdapat pada indikator merek produk susu Ultra
Milk memiliki citra yang baik sebesar 4,18 dan termasuk kategori tinggi.
4.2.5 Deskripsi Variabel Promosi
Tanggapan responden dalam hal Promosi pada konsumen yang
mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel 4.9.
berikut ini :
Tabel 4.9
Deskripsi Variabel Promosi
Indikator-indikator
Var. Promosi
Menurut
saya,
jangkauan promosi susu
Ultra Milk menjangkau
ke semua media, baik
media elektronik dan
cetak.
Menurut saya, potongan
harga atau diskon yang
ditawarkan susu Ultra
Milk sangat menarik.
Menurut saya, promosi
susu Ultra Milk melalui
event atau pameran
sangat baik.
Menurut saya, promosi
susu Ultra Milk melalui
brosur menarik.
STS
F S
TS
N
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
6
12
16
48
29
116
49
245
4.21
0
0
13 26
13
39
41
164
33
165
3.94
0
0
10 20
13
39
31
124
46
230
4.13
0
0
8
18
54
30
120
44
220
4.10
16
Rata-rata
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
S
SS
Indeks
4.09
63
Dari tabel 4.9 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel
promosi pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang
sebesar 4,09 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 – 4,20). Pada
variabel promosi yang mendapatkan nilai tertinggi dari indikator jangkauan
promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua media, baik media elektronik dan
cetak sebesar 4,21 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan pernyataan
responden terendah terdapat pada indikator potongan harga atau diskon yang
ditawarkan susu Ultra Milk sangat menarik sebesar 3,93 dan termasuk kategori
tinggi.
4.2.6 Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian
Tanggapan responden dalam hal Keputusan Pembelian pada konsumen
yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota Semarang dapat dilihat dari tabel
4.10. berikut ini :
Tabel 4.10
Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian
Indikator-indikator
Var. Keputusan
Pembelian
Saya merasa yakin
membeli produk susu
Ultra Milk.
Kualitas dan citra rasa
menjadi pertimbangan
utama dalam memilih
susu Utra Milk.
Saya membeli susu
Ultra
Milk
sesuai
dengan keinginan dan
kebutuhan.
STS
TS
N
S
SS
Indeks
F
S
F
S
F
S
F
S
F
S
0
0
9
18
13
39
29
116
49
245
4.18
0
0
6
12
16
48
39
156
39
195
4.11
0
0
5
10
10
30
32
128
53
265
4.33
Rata-rata
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
4.20
64
Dari tabel 4.10 nilai rata-rata dari pertanyaan responden pada variabel
keputusan pembelian pada konsumen yang mengkonsumsi susu Ultra Milk di kota
Semarang sebesar 4,20 yang artinya termasuk kategori tinggi (interval 3,41 –
4,20). Pada variabel keputusan konsumen yang mendapatkan nilai tertinggi dari
indikator membeli susu Ultra Milk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
sebesar 4,33 yang termasuk kategori sangat tinggi, sedangkan pernyataan
responden terendah terdapat pada indikator Kualitas dan citra rasa menjadi
pertimbangan utama dalam memilih susu Utra Milk sebesar 4,11 dan termasuk
kategori tinggi.
4.3 Analisis Data dan Pembahasan
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat valid atau tidaknya suatu kuesioner
sebagai alat ukur variabel, dalam mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner
dilakukan dengan melakukan korelasi hasil jawaban responden pada masingmasing pertanyaan di setiap variabel, dimana analisanya menggunakan SPSS,
dengan output corrected item correlation (Ghozali, 2011) hasil r hitung ini
kemudian dibandingkan dengan r tabel product moment, dimana dengan df = n =
100 - 2 = 98 dan α = 0,05 maka didapat r tabel dua sisi sebesar 0,196 dengan
ketentuan
Hasil r hitung > r tabel (0,196) = valid
Hasil r hitung < r tabel (0,196) = tidak valid
65
Hasil uji validitas dari setiap pertanyaan kuesioner yang digunakan pada variabel
kualitas produk, harga, brand image, dan promosi dapat dilihat dalam tabel 4.11
dibawah ini :
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas
Variabel
Item
R Hitung
Kualitas Produk (X1)
0.739
X1.1
0.757
X1.2
0.746
X1.3
0.756
X1.4
Harga (X2)
0.691
X2.1
0.659
X2.2
0.750
X2.3
Brand Image (X3)
0.665
X3.1
0.636
X3.2
0.641
X3.3
0.744
X3.4
Promosi (X4)
0.775
X4.1
0.781
X4.2
0.747
X4.3
0.764
X4.4
Keputusan Pembelian (Y)
0.722
Y1
0.621
Y2
0.733
Y3
Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017
R tabel
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
0,196
Kriteria
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa nilai korelasi tiap item
pertanyaan dengan total skor yang diperoleh adalah lebih dari 0,196 sehingga
dijelaskan bahwa item pertanyaan yang digunakan adalah valid atau tepat dan
dapat digunakan dalam analisis data selanjutnya.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2009). Pengukuran reliabilitas dapat
66
dilakukan dengan pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Cronbach
Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila : Hasil α > 0,70 = reliabel.
Berikut hasil pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 20, dapat dilihat dalam
tabel 4.12 dibawah ini
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach
Variabel
Kriteria
Alpha
Kualitas Produk
0,885
0,70
Harga
0,837
0,70
Brand Image
0,838
0,70
Promosi
0,894
0,70
Keputusan Pembelian
0,830
0,70
Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel kualitas produk, harga, brand
image, promosi dan keputusan pembelian mempunyai Cronchach Alpha diatas
0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel
dari kuesioner adalah reliabel, dan untuk selanjutnya item-item pada masingmasing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk dapat menentukan
apakah terdapat multikolinieritas dalam model regresi pada penelitian ini
adalah dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance serta
67
menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebas. Adapun nilai VIF
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.13
Uji Multikolinieritas
Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017
Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai VIF
variabel kualitas produk sebesar 4,054 < 10; nilai VIF variabel harga
sebesar 3,502 < 10; nilai VIF variabel brand image sebesar 4,919 < 10;
nilai VIF variabel promosi sebesar 3,833 < 10. Dengan demikian semua
variabel penelitian bebas multikolinieritas karena nilai VIF > 10.
4.4.1.1 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengalaman ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Deteksi ini dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu dalam grafik, dimana sumbu X dan sumbu Y telah
diproduksi. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1. Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola
tertentu dan teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit),
maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
68
2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka
diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Berikut hasil pengujian heteroskedastititas dengan menggunakan uji
scatterplot :
Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil output SPSS 20,2017
Penjelasan pada gambar tersebut di atas terlihat bahwa titik titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumber Y sehingga dapat
disimpulkan bahwa uji tersebut tidak terjadi problem heteroskedastisitas
pada model penelitian.
4.4.1.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan
digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak
(Ghozali,2009). Selain ini, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis grafik
histogram maupun grafik normal plot. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar 4.2 Uji Normalitas
Sumber : Hasil output SPSS 20, 2017
Dari gambar 4.2 diatas uji normalitas pada grafik normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual di atas terlihat titik-titik menyebar berhimpit
69
disekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual distribusi secara
normal.
4.4.1.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini dengan
tujuan untuk meneliti hubungan antara sebuah variabel dependen dengan beberapa
variabel independen, untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel
(Sugiyono, 2010). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program
SPSS versi 20. Ringkasan hasil penelitian data dengan menggunakan program
SPSS tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.14
Analisis Regresi Berganda
Sumber : Hasil output SPSS 20,2017
Berdasarkan tabel 4.14 persamaan regresi model penelitian adalah sebagai
berikut:
Y = 0,214 + 0,227 X1 + 0,242 X2 + 0,261 X3 + 0,234 X4
Keterangan
X1
= Kualitas produk
X2
= Harga
X3
= Brand image
X4
= Promosi
Y
= Keputusan pembelian
e
= error
Hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas
memberikan pengertian bahwa :
70
a.
Konstanta (b0) sebesar 0,214 yang berarti apabila kualitas produk,
harga, brand image, dan promosi tetap atau tidak berubah, maka
keputusan pembelian positif.
b. Koefisien regresi variabel kualitas produk terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,227 (positif) artinya semakin baik persepsi
konsumen dalam menanggapi indikator-indikator kualitas produk,
maka akan diikuti peningkatan keputusan pembelian.
c.
Koefisien regresi variabel harga terhadap keputusan pembelian
sebesar 0,242 (positif) artinya semakin baik persepsi konsumen
dalam menanggapi indikator-indikator harga, maka akan diikuti
peningkatan keputusan pembelian.
d. Koefisien regresi variabel brand image terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,261 (positif) artinya semakin baik persepsi
konsumen dalam menanggapi indikator-indikator brand image,
maka akan diikuti peningkatan keputusan pembelian.
e.
Koefisien regresi variabel promosi terhadap keputusan pembelian
sebesar 0,234 (positif) artinya semakin baik persepsi konsumen
dalam menanggapi indikator-indikator promosi, maka akan diikuti
peningkatan keputusan pembelian.
4.4.1.4 Uji Simultan F
Uji F digunakan untuk menganalisis pengaruh secara bersamasama (simultan) antara variabel bebas: kualitas produk, harga, brand
image, dan promosi terhadap keputusan pembelian (Y). Pengambilan
71
keputusan dilakukan dengan memperhatikan uji F pada tabel ANOVA
berikut :
Tabel 4.15
Pengujian Output Uji F
Sumber : Hasil output SPSS 20,2017
Dari hasil pengujian dengan SPSS didapatkan angka F hitung
antara kualitas produk, harga, brand image, dan promosi terhadap
keputusan pembelian secara simultan sebesar 89,923 dan nilai probabilitas
sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 5% atau 0,05;
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan
antara kualitas produk, harga, brand image, dan promosi terhadap
keputusan pembelian secara simultan (bersama-sama) artinya model
regresi dinyatakan fit atau layak sebagai model penelitian.
72
4.4.1.5 Uji t
Uji t untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas (kualitas
produk, harga, brand image, dan promosi) berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) secara parsial dengan α =
0,05.
Tabel 4.16
Hasil Uji t (Parsial)
Sumber : Hasil output SPSS 20,2017
Berdasarkan hasil uji t maka dapat dilakukan pembuktian sebagai berikut :
1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel kualitas produk
(X1) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung
sebesar 2,500 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,014 <
taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel Kualitas
Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian
Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel harga (X 2)
terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung
sebesar 2,741 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,007 <
taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel harga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Pembelian
Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel Brand Image
(X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung
73
sebesar 2,315 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,023 <
taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel Brand
Image berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Terlihat adanya pengaruh positif antara variabel Promosi (X 4)
terhadap variabel keputusan pembelian (Y) dengan nilai t hitung
sebesar 2,749 dan nilai signifikansi atau probabilitas sebesar 0,007 <
taraf signifikansi 5% atau 0,05, sehingga menyatakan variabel Promosi
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.4.1.6 Koefisien Determinasi
Nilai determinasi pada model penelitian ditentukan dengan nilai
Adjusted R Square yang dapat dilihat pada tampilan berikut :
Tabel 4.17
Koefisien Determinasi
Sumber : Hasil output SPSS 20,2017
Berdasarkan hasil perhitungan regresi, diperoleh nilai Koefisien
Determinasi yang disesuaikan (adjusted R²) adalah 0,782 artinya variasi
dari semua variabel bebas (kualitas produk, harga, brand image, dan
promosi) dapat menerangkan keputusan pembelian sebesar 78,2%.
Sedangkan sisanya sebesar 21,8% diterangkan oleh variabel lain yang
tidak diajukan dalam penelitian ini.
74
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan
demikian hipotesis pertama yang menyatakan ada pengaruh positif Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian.Adanya pengaruh yang signifikan dan
positif ini mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas produk berdampak tajam
pada peningkatan keputusan pembelian. Konsumen menginginkan produk yang
dibelinya sesuai dengan keinginannya atau produk tersebut berkualitas. Semakin
tinggi kualitas suatu produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian. Seorang konsumen akan merasa produk yang dibelinya
berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan. Setiap
perusahaan atau produsen harus memiliki kualitas yang akan memantau atau
menunjang untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produknya di pasar.
Dari hasil tersebut mengindikasikan bahwa kualitas produk penting untuk
diperhatikan, hal-hal berkaitan dengan kualitas produk yang patut dipertahankan
dengan melihat indikator tertinggi perlu dipertahankan yaitu komposisi produk
susu Ultra Milk berkualitas. Indikator terendah yang patut ditingkatkan yaitu
desain kemasan produk susu ultra milk menarik.
Ultra Milk merupakan perusahaan produk susu pertama di Indonesia yang
menggunakan teknologi UHT. Dalam proses produksi, PT. Ultrajaya menerapkan
standar kontrol dan higienitas end to- end yang tinggi untuk menjamin kualitas
dan tingkat keamanan produk. Selain itu, PT. Ultrajaya juga telah menerapkan
75
ISO 22000 tentang sistem keamanan pangan. Teknologi UHT dan kemasan
aseptik yang digunakan menjamin kualitas rasa dan konsistensi dari rasa tersebut
dan nutrisi alami dari produk itu tetap terjaga. Ultra Milk juga memiliki
peternakan sapi sendiri yang menjamin kualitas susunya bagus. Dan telah menjadi
market leader dalam segmen susu cair segar (UHT).
Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian konsumen pada
produk Ultra Milk, sebab produk yang berkualitas tinggi adalah produk yang
dapat merangsang persepsi dan emosional konsumen yang berdampak pada
keputusan pembelian melalui variasi, warna, desain, dan lain-lain. Melalui
Kualitas Produk yang melibatkan emosional, konsumen dibuat merasa aman saat
membeli produk yang nantinya memicu terjadinya keputusan pembelian oleh
konsumen.
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan yang dilakukan oleh Ummu
Habibah (2016), menyatakan bahwa hasil penelitian Kualitas Produk berpengaruh
signifikan Terhadap Keputusan Pembelian.
4.5.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan
demikian hipotesis kedua yang menyatakan ada pengaruh positif harga terhadap
keputusan pembelian. Hubungan harga terhadap keputusan pembelian adalah
harga selalu di kaitkan dengan kulaitas produk, apabila harga yang tidak sesuai
dengan kualitas maka akan mempengaruhi keputusan konsumen dalam
pemgambilan keputusan. Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali
digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan
76
manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan
konsumen meningkat maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam
penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan
suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang
atau jasa subtitusi.
Dari hasil tersebut mengindikasikan beberapa indikasi untuk meningkatkan
indikator tertinggi yaitu harga produk susu Ultra Milk. Indikator lain yang patut
diperhatikan yaitu harga produk susu Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk.
Indikator terendah yang perlu ditingkatkan berkaitan dengan harga yaitu harga
produk susu Ultra Milk mampu bersaing dengan produk susu lainnya. Potongan
harga, kesesuaian dengan manfaat, keterjangkauan harga, kesesuaian dengan
harga pasar serta pemberian harga promosi yang ditawarkan produk Ultra Milk
bagi konsumen berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk
tersebut. Harga susu Ultra Milk yang relatif tinggi di bandingkan pesaingnya tidak
menyurutkan konsumen untuk melakukan pembelian. Harga Susu Ultra Milk
sebesar Rp. 5500,- lebih tinggi dibandingkan pesaingnya yaitu Frisian Flag
sebesar Rp. 5300,- dan Indomilk sebesar Rp. 5100,-. Bisa dilihat perbedaan yang
cukup sedikit tetapi konsumen lebih memiilh harga yang tinggi karena produk
susu Ultra Milk berkualitas dan memiliki citra yang baik di mata konsumen.
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan yang dilakukan oleh Nur Achidah
(2016), menyatakan bahwa hasil penelitian Harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
77
4.5.3 Pengaruh Brand ImageTerhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan
demikian hipotesis ketiga yang menyatakan ada pengaruh positif brand image
terhadap keputusan pembelian. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin baik
brand image suatu perusahaan akan mempengaruhi keputusan pembelian.
Sebaliknya, semakin buruk brand image maka akan menurunkan keputusan
pembelian. Brand Image sebenarnya adalah janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Konsumen
sangat memandang merek sebagai bagian penting dalam melakukan keputusan
pembelian. Dari merek, konsumen biasa menilai apakah produk tersebut
berkualitas atau tidak, bisa bermanfaat atau tidak. Dari hasil tersebut
mengindikasikanbahwa indikator-indikator brand image juga patut ditingkatkan
karena berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Cara yang dilakukan
pimpinan dengan meningkatkan indikator tertinggi yaitu merek produk susu Ultra
Milk memiliki reputasi yang baik dimata konsumen. Meskipun pernah mengalami
persoalan tentang benda asing yang ada di dalam kemasan produk susu cair yang
dipikir benda mirip kaki katak.
Pihak susu Ultra Milk menepis tentang hal itu dikarenakan tidak mungkin susu
berisi benda misterius yang bentuknya mirip kaki katak itu adalah endapan lemak,
dan karena sudah melewati proses Ultra High Temperatur (UHT) yang
memastikan keamanan produk. Kejadian itu bisa terjadi karena kerusakan pada
kemasan yang sudah dibuka dan disimpan lama dalam ruangan terbuka atau
78
mengalami kebocoran sangat kecil (micro leaking). Hal itu diakibatkan
peyimpanan yang kurang tepat. Kontaminasi yang terjadi setelah produk lolos uji
kendali mutu dari pabrik yang disebabkan oleh faktor luar tersebut sulit dikontrol
oleh produsen susu. Dan hasil uji mikrokopis terdapat potongan padat yang
ditrima dari konsumen baik dari segi tektur, aroma, maupun struktur sel
menunjukan padatan tersebut berupa gumpalan susu coklat yang rusak. Meskipun
adanya persoalan itu konsumen tetap memandang Ultra Milk menjadi brand yang
baik terbukti telah menjadi nomor 1 di Top Brand Index pada setiap tahunnya.
Indikator lainnya berkaitan dengan daya tanggap yang perlu diperhatikan yaitu
merek produk susu Ultra Milk memiliki citra yang baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendra
Niky Andrianto, Idris (2013) menyatakan bahwa hasil penelitian Citra Merek
berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.
4.5.4 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan. Dengan
demikian hipotesis keempat yang menyatakan ada pengaruh positif Promosi
terhadap Keputusan pembelian.Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin
promosi mempengaruhi keputusan pembelian. Promosi adalah aktifitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
79
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun kualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna untuk mereka,
maka mereka tidak akan pernah membelinya. Fungsi utama dari suatu strategi
promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang
dan jasa yang di tawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda
dibandingkan pesaing sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk
melakukan pembelian promosi berhubungan erat dengan hasil perilaku. Promosi
yang dilakukan oleh susu Ultra Milk adalah dengan menggunakan brosur, diskon
dan event di setiap tempat seperti di Swalayan atau di Mall karena Ultra Milk
merupakan produk susu yang bisa dikonsumsi setiap harinya.
Hasil riset mengindikasikan perlunya pimpinan meningkatkan indikator
tertinggi yaitu jangkauan promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua media,
baik media elektronik dan cetak. Indikator lainnya yang perlu diperhatikan yaitu
potongan harga atau diskon yang ditawarkan susu Ultra Milk sangat
menarik.Untuk mempertahankan penilaian konsumen terhadap promosi Ultra
Milk agar tetap menarik, maka sebaiknya meningkatkan aspek-aspek promosi
yang dirasa masih kurang, yakni kejelasan mengenai informasi yang disampaikan,
menambah daya tarik periklanan yang dilakukan, dan menambah frekuensi
promosi, hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara mulai menayangkan
iklan-iklan mengenai produk yang menjadi keunggulannya di televisi, dan selalu
meng-update tampilan iklan dalam situs perusahaan.
80
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jilly
Bernadette Mandey (2013) menyatakan bahwa hasil penelitian Promosi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
115
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Variabel kualitas produk berpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan
pembelian.
2.
Variabel harga berpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan pembelian.
3.
Variabel brand imageberpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan
pembelian.
4.
Variabel promosi berpengaruh signifikandan positif terhadap keputusan
pembelian.
5.
Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
adalah promosi dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,252. Faktor kedua dan
ketiga adalah harga dan brand image dengan nilai koefisien regresi sebesar
0,241. Faktor terakhir yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen adalah kualitas produk dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,236.
116
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran-saran penelitian
ini antara lain :
1. Kualitas produk penting untuk diperhatikan, hal-hal berkaitan dengan
Kualitas produk yang patut dipertahankan dengan melihat indikator tertinggi
perlu dipertahankan yaitu komposisi produk susu Ultra Milk berkualitas.
Indikator terendah yang patut ditingkatkan yaitu desain kemasan produk susu
ultra milk menarik. Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian konsumen pada produk Ultra milk, sebab produk yang berkualitas
tinggi adalah produk yang dapat merangsang persepsi dan emosional
konsumen yang berdampak pada keputusan pembelian melalui variasi,
warna, desain, dan lain-lain. Melalui Kualitas Produk yang melibat kan
emosional, konsumen dibuat merasa aman saat membeli produk yang
nantinya memicu terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen.
2. Beberapa indikasi untuk meningkatkan indikator tertinggi yaitu harga produk
susu Ultra Milk. Indikator lain yang patut diperhatikan yaitu harga produk
susu Ultra Milk sesuai dengan kualitas produk. Indikator terendah yang perlu
ditingkatkan berkaitan dengan harga yaituharga produk susu Ultra Milk
mampu bersaing dengan produk susu lainnya. Potongan harga, kesesuaian
dengan manfaat, keterjangkauan harga, kesesuaian dengan harga pasar serta
pemberian harga promosi yang ditawarkan produk Ultra Milk bagi konsumen
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk tersebut.
3. Indikator-indikator brand imagejuga patut ditingkatkan karena berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Cara yang dilakukan pimpinan dengan
117
meningkatkan indikator tertinggi yaitu merek produk susu Ultra Milk
memiliki reputasi yang baik dimata konsumen. Indikator lainnya berkaitan
dengan daya tanggap yang perlu diperhatikan yaitu merek produk susu Ultra
Milk memiliki citra yang baik.
4. Hasil riset mengindikasikan perlunya pimpinan meningkatkan indicator
tertinggi yaitu jangkauan promosi susu Ultra Milk menjangkau ke semua
media, baik media elektronik dan cetak. Indikator lainnya yang perlu
diperhatikan yaitu potongan harga atau diskon yang ditawarkan susu Ultra
Milk sangat menarik. Untuk mempertahankan penilaian konsumen terhadap
promosi Ultra Milk agar tetap menarik, maka sebaiknya meningkatkan aspekaspek promosi yang dirasa masih kurang, yakni kejelasan mengenai
informasi yang disampaikan, menambah daya tarik periklanan yang
dilakukan, dan menambah frekuensi promosi, hal ini dapat dilakukan antara
lain dengan cara mulai menayangkan iklan-iklan mengenai produk yang
menjadi keunggulannya di televisi, dan selalu meng-update tampilan iklan
dalam situs perusahaan.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini mengambil responden yaitu konsumen yang mengkonsumsi
Ultra Milk di kota Semarang, dimana responden merupakan homogen atau
sejenis, sehingga belum mewakili nasabah secara keseluruhan. Responden
penelitian sebanyak 100 responden.
2. Variabel bebas dibatasi pada faktor kualitas produk, harga, brand image, dan
promosi, sedangkan variabel terikat yaitu keputusan pembelian.
118
5.4 Riset yang Akan Datang
Dari keterbatasan penelitian di atas, maka rekomendasi penelitian yang akan
datang antara lain :
1. Obyek penelitian diharapkan tidak hanya di satu lokasi saja, namun diperluas
beberapa tempat konsumen yang mengkonsumsi Ultra Milk di Jawa Tengah
agar hasil penelitian dapat digeneralisasi.
2. Faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian tidak hanya dibatasi
pada variabel kualitas produk, harga, brand image, dan promosi. Hal ini
tentunya
menjadikan
informasi
bagi
penelitian
mendatang
untuk
menganalisis faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian selain
variabel-variabel bebas tersebut.
115
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Samad, Imam Wibowo, 2016. “Pengaruh Produk Merek dan Citra Terhadap
Keputusan Pembelian Sepatu Olah raga Merek Specs Di Kota Bekasi”. Jurnal
Manajemen Bisnis Krisnadwipayan. Vol 4, No 3 September 2016.
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Depok : PT
Raja Grafindo Persada.
Algifari, 2008. Analisis Regresi Edisi 2. BPFE : Yogyakarta.
Andini, Prisca, Susilo Toto raharjo. 2012. “Analisi Faktor – Faktor yang
mempengaruhi Keputusan Pembelian Mobil Hyundai i20”. Diponegoro
Journal of Management. Vol 1. No2 p105-116.
Bowo, K. A., Abdul, H., dan Moch, A. M. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mepengaruhi Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Pada
Notebook Merek Acer (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Diponegoro)”.
Jurnal Gaussian. Vol 2, No 1, Hal 29 – 38.
Darmawati. 2016. “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Konsumen
Dalam Memakai Jasa Percetakan CV Rahmat Nur di Samarinda”. eJournal
Ilmu Administrasi Bisnis. Vol.4 No.1, p: 157-171.
Daryanto.(2013). Strategi dan tahapan mengajar (bekal keterampilan dasar bagi
guru).Bandung : CV Yrama Widya.
Deliyanti Oentoro (2012). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 2000. Statistik induktif. Edisi Keempat. Cetakan
Kelima. BPFE : Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
CetakanKeempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang
Hariadi, Doni dan Soebari Martoatmodjo, 2013. “Pengaruh Produk ,Harga, Promosi
Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk
Projector Microvision”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume 1 Nomor
1. 2013.
Hendra Noky Andrianto, Idris, 2013. “Pengaruh Kualitas produk, Citra Merek, Harga
dan promosi Terhadap Keputusan Pembelian Jenis MPV Merek Toyota
Kijang Innova Di Semarang”. Jurnal Manajemen. Vol 2, No 3 Maret 2013.
hal. 1-10.
Husein Umar, 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Rajawali : Jakarta
116
Jilly Bernadette Mandey, 2013. “Promosi, Distribusi, Harga Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Rokok Surya Promild”. Jurnal EMBA. Vol 1, No.4.
Junio Andreti, Nabila H Zhafira, Sheila S Akmal, Suresh Kumar, 2013. “The
Analysis of aparoduct, Price, Plate Promotion and Service Quality on
Customers Buying Decision of Convenience Store : A Survey of young Adult
In Bekasi, West Java, Indonesia”. Journal of Advances in Management and
Economics. Vol.2 , issue 6, Nov – Des 2013.
Komang Agus Ardi Ary Wibawa, Ketut Kirya, Wayan Suhendra, 2016. “Pengaruh
Kualitas Produk, Harga, Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor”. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen. Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Manajemen. Volume 4 tahun 2016.
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12.
Jakarta: Erlangga.
-------- dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga
-------- dan Keller. 2012. Marketing Management edisi 14, Global Edition. Pearson
Prentice Hall.
-------- Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip – prinsip Pemasaran. Edisi13 jilid
1. Jakarta: Erlangga.
------------------------------------------- 2014 Principle Of Marketing. Edisi 15 New
Jersey: Person Prentice Hall, Inc.
-------------- and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 13. New Jersey:
Person Prentice Hall, Inc.
Lidya Mongi, Lisbeth Mananeke, Agusta Repi. 2013. “Kualitas produk, Strategi
Promosi, dan Harga Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Kartu
Simpati Telkomsel Di Kota Manado”. Jurnal EMBA. Vol 1, No 4 Desember
2013, Hal. 2336-2346.
Lovelock, Christopher. Jachen Wirtz dan Jacky Mussry. 2012. Pemasaran Jasa.
Edisi7. Jilid 1. Jakarta:Edisi7. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Luthfi, Muhammad Khakim, “Pengaruh Harga, Citra Merek, Kualitas Produk Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Iphone di Kota Semarang”.Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro.
Muhammad Adam, SE., MBA. 2015. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung :
Alfabeta.
Nana Herdiana Abdurrahman, S.E.,AK.,M.M. 2013. Manajemen Bisnis Syariah dan
Kewirausahaan. Edisi Ke 1. CV. Pustaka Setia : Bandung.
Nur Achidah, M Mukery Warso, Leonardo Budi Hasiolan, 2016. “Pengaruh Promosi,
Harga, dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Mio GT”.
Jurnal Manajemen. Vol 2, No 2 Maret 2016.
Onigbinde Isaac Oladepo (ph.D.) , Odunlami Samuel Abimbola (M.Sc.), 2015 “The
Influence of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying
Decision – Astudy Of Beverage Consumers in Lagos State, Niegeria”.
British Journal of Marketing Studies. Vol 3, No 4pp.97- 109, May 2015.
Rastania, Novia dan Jerry S Justianto 2012 “Analisis Pengaruh Harga, Promosi dan
Viral Marketing terhadap Keputusan Pembelian pada “Online Shop” S-
117
Nexian Melalui Facebook”. Journal Of Business Strategy and Execution.
Vol.5,No2, Halaman 131-161. BINUS Business School.
Sangadji, E.M., dan Sopiah. 2013. Prilaku Konsumen: Pendekatan Praktis
Disertai:Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sangadji, Sopiah. (2014). Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis, . Yogyakarta:
Andi Publisher.
Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran. Ed. Ke.1. CV. ANDI OFFSET (Penerbit
Andi). Yogyakarta.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
----------, 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D :
Alfabeta.
---------, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitas dan R & D. Alfabeta.
Bandung
Sunyoto, Danang. 2012 Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Tamimi, Prana Sabrina. Tahun 2015. “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian laptop Merek Dell di Kota Semarang”.
Diponegoro Journal of Social and political of Science. P.1-10.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra . 2012. Pemasaran Strategik. Edisi 1.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Ummu Habibah, Sumiati, 2016. “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Di Kota Bngkalan Madura”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 1, No 1 Maret 2016.
Widiyono dan Mukkhaer Pakkanna, 2013 Pengantar Bisnis Respon terhadap
Dinamika Global, Edisi Pertama, Motra Wacana Media, Jakarta
http://swa.co.id/swa/trends/marketing/ultra-milk-penguasa-pasar-susu-uht
http://duniaindustri.com/ultrajaya-kuasai-46-pasar-susu-uht-dan-64-pasar-teh-siapsaji/
http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/surveyresult/top_brand_index_2017_fase_1
https://www.bps.go.id/index.php
http://www.marsindonesia.com/newsletter/maraknya-susu-siap-minum-di-indonesia
http://dispendukcapil.semarangkota.go.id/statistik/jumlah-penduduk-kotasemarang/2016
http://hilmawankusumajaya.com/6-reasons-to-buy-ultrajaya-ultj/
http://www.ultrajaya.co.id/uploads/AR2016.pdf
http://www.kompasiana.com/noerimakaltsum/indomilk-teman-gaya-hidupsehat_58a3c678fd22bdf038e9719e
118
http://health.liputan6.com/read/2689357/bergerak-aktif-dan-minum-susu-cair-baikuntuk-tubuh-kita?source=search
https://semarangkota.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/69
http://forum.detik.com/susu-uht-bernilai-gizi-lebih-t194670.html
H1
H4
H3
H2
Keputusan
Kualitas
Promosi
Harga
Brand
Pembelian
Produk
Image
X42
X
Y31
Download