keberadaan perpustakaan di lembaga pendidikan

advertisement
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Kartubi, Keberadaan …
G. Simpulan
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan model
Pembelajaran Humanistic Education adalah sangat menyenangkan siswa
dan dapat meningkatkan hasil belajar.
KEBERADAAN PERPUSTAKAAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM
Kartubi, S.Ag, M.Fil.I1
DAFTAR PUSTAKA
Abstrak
“Tulisan ini menjelaskan tentang keberadaan perpustakaan di lembaga
pendidikan Islam yang kondisinya masih banyak memprihatinkan, jika
hal ini tidak dicarikan solusinya, maka akan sulit kiranya mencapai
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai tiga fungsi,
yaitu: satu. Sebagai media penyampai pengetahuan agama (transfer of
Islamic knowledge); dua. sebagai media pemelihara tradisi Islam
(maintenance of Islamic tradition); tiga. Sebagai media pencentak
ulama (reproduction of ulama).”.
Asri Budiningsih, (2005), Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Asdi Mahasatya
Muhammad Thobroni, dkk, ( 2011), Belajar dan pembelajaran, Jogjakarta:arruzz Media
Muhibbin Syah, (1995), Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana, (2009) Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar
Baru
Oemar Hamalik, (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
system. Jakarta: Bumi Aksara
Slameto, (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,Jakarta:
Rineka cipta
Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Asdi Mahasatya
Yatim Riyanto, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Prenada Media Grouponi
Kata Kunci: Perpustakaan.
Prolog
Dari sekian banyak mahluk ciptaan Allah SWT di alam semesta ini,
manusia menempati kedudukan dan tempat yang mulia di sisi Allah SWT dan
sebaik-baik mahluk yang pernah diciptakan-Nya. Letak keunggulan manusia itu
menurut Mastuhu (1994) ialah karena manusia dalam kehidupannya dibekali
Allah SWT dengan daya akal dan daya kehidupan yang dapat membentuk suatu
peradaban di permukaan bumi ini.
Keunggulan-keunggulan yang disebutkan di atas, ternyata tidak dimiliki
oleh mahluk Allah SWT lainnya seperti: hewan, tumbuh-tumbuhan dan lain
sebagainya. Tentunya keunggulan yang dimiliki manusia tersebut hanya dapat
direalisasikan melalui proses pendidikan yang terus menerus sepanjang
hidupnya, karena dengan proses itulah manusia dapat memperoleh
pengetahuan yang menjadi salah satu perlengkapan dasar manusia di dalam
kehidupan ini.
Perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan tidak diragukan lagi, Islam
mengajarkan pemeluknya untuk belajar secara terus menerus selama hayat
masih dikandung badan, seperti sabda Muhammad Rasulullah SAW “Uthlub alIlm min al-Mahd ila al-Lahd”.(al-Zarnuji, tt; 36). Di samping itu juga Islam
menganjurkan kepada setiap pemeluknya baik pria maupun wanita untuk
menuntut ilmu pengetahuan “Thalab al-‘Ilm Faridhatun ‘Ala Kulli Muslimin wa
Muslimatin” (Zakiyuddin, 1986; 96). Bahkan wahyu pertama diturunkan Allah
1
33
. Dosen tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
34
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
SWT kepada Muhammad Rasulullah SAW adalah surat “al-Alaq”. Lima ayat
yang pertama turun sebagai berikut:
              
         
Artinya: 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Menurut Abuddin Nata (2000; 151-152) ayat tersebut sekurangkurang terdapat lima aspek penting dalam pendidikan: 1. Aspek metode yaitu
membaca (iqra’); 2.Aspek media yaitu penggunaan alat tulis (qalam); 3. Aspek
peserta didik, yaitu manusia (al-Insan); 4.Aspek kurikulum, dapat dipahami
dari kata ma lam ya’lam; 5. Aspek guru atau pendidik, dapat dipahami dari
yang menginstruksikan pada ayat tersebut, yaitu Allah SWT.
Hasil dari proses membaca ataupun merenung manusia dapat
menuangkan gagasan-gagasan ataupun ide-idenya dalam bentuk bahasa
tulisan inilah yang terdapat di dalam buku-buku yang terdapat di dalam
perpustakaan.
Muhammad Rasulullah SAW sendiri dalam catatan sejarah sangat
peduli terhadap pendidikan, sebagaimana terlihat pada suatu peristiwa yakni
dengan diwajibkannya mengajar sebagai salah satu syarat oleh Muhammad
Rasulullah sebagai bebasnya para tawanan perang Badar dibebaskan , apabila
mereka dapat mengajarkan baca tulis bagi 10 orang anak Muslim. (al-Abrasyi,
1975; 36)
Peristiwa di atas, menyiratkan bahwa eksistensi Muhammad
Rasulullah SAW dengan ajaran-ajarannya tersebut, membawa rahmat bagi
alam semesta (rahmatan lil ‘alamin). Salah satu wujud sebagai rahmatan lil
‘alamin menurut Ahmad M. Saifuddin yang dikutip Ramayulis (2008; 60)
dibebaskannya manusia dari kemusyrikan, kekufuran, kebejatan moral kearah
perbaikan akhlak mulia, kebodohan ke alam yang terang benderang yang
diwarnai dengan ilmu pengetahuan.
Lembaga pendidikan Islam (madrasah, pesantren, sekolah Islam
terpadu) yang dikelola pemerintah atau oleh swasta bertanggung jawab
merealisasikan cita-cita tersebut. Untuk mendukung itu setidaknya diperlukan:
pertama, sumber daya tenaga pengajar, dua, finansial dan tiga, perpustakaan.
Ketiga elemen ini sangat mendukung proses pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajarannya.
35
Kartubi, Keberadaan …
Kenyataan di lapangan ternyata ketiga elemen yang disebutkan tadi
masih menjadi masalah-masalah pendidikan di Indonesia dewasa ini, terutama
pendidikan Islam. Hal ini pada umumnya sering dijumpai dan dilihat di
lapangan masih banyak guru yang salah kamar (mismatch) dan tidak layak
(under qualified).
Begitu pula ditambah dengan minimnya fasilitas dan sarana
perpustakaan yang dimiliki, hal ini mengingat dikarenakan perpustakaan
sebagai pusat sumber belajar (learning resources centers) yang keberadaannya
di institusi pendidikan manapun tidak bisa dikesampingkan.
Deskripsi di atas, menunjukkan betapa lembaga pendidikan Islam baik
itu madrasah, pesantren ataupun sekolah Islam terpadu perlu mendapat
binaan di segala bidang, termasuk salah satunya perpustakaan. Dikarenakan
perpustakaan sebagai wadah mencerdaskan peserta didik dengan
menyediakan berbagai macam buku dan informasi. Oleh karenanya dalam
tulisan ini setidaknya akan membahas bagaimana keberadaan perpustakaan di
lembaga pendidikan Islam.
Pengertian dan Peran Perpustakaan
Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang urgen.
Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan
sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar
bisa menjawab tantangan kehidupan.Untuk memperoleh pendidikan, banyak
cara yang dapat di capai. Diantaranya melalui perpustakaan. Karena di
perpustakaan berbagai informasi dapat diperoleh.
Hal ini sesuai dengan perpustakaan itu sendiri yaitu hasil budaya dan
catatan (record) perjalanan ummat manusia. (Junaedi, 2005; 40) ada juga yang
mengartikan perpustakan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku atau
terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca dan tidak untuk dijual.(Basuki, 1993; 3).
Seiring dengan perkembangan zaman, pada awalnya mulanya koleksi
perpustakaan hanya terbatas buku tercetak saja. Dengan kemajuan teknologi,
khususnya terknologi informasi, jenis koleksi perpustakaan juga berkembang
ke bentuk-bentuk media non cetak, seperti microfilm, mikrofis, audio tape,
piringan hitam, pita magnetic, video tape, slide, kaset, CD, DVD dan
sebagainya. Masuknya computer ke perpustakaan merubah drastis wajah
perpustakaan dari perpustakaan yang memberikan pelayanan secara manual
menjadi perpustakaan yang terotomasi, dari perpustakaan yang dibatasi
dengan dinding dan ruangan menjadi perpustakaan tanpa batas yang
dilengkapi dengan sarana prasarana elektronik untuk mengakses informasi
dalam berbagai format dari berbagai sumber di seluruh dunia. (Rahayuningsih,
2007; 2).
36
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Pernyataan di atas menunjukkan, salah satu indikator mundurnya suatu
bangsa dapat dilihat dari perpustakaannya. Hal ini sangat beralasan
dikarenakan perpustakaan secara umum menurut Perpustakaan Nasional
(2006; 75) dapat menjalankan perannya, sebagai berikut:
1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan,
penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat sekitar.
4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca,
dan budaya membaca, melalui penyediaan beerbagai bahan bacaan yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para peserta didik.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka-mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan (center of changes), agen
pembangunan, dan agen kebudayaan ummat manusia. Sebab berbagai
penemuan, sejarah, pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemuka
dimasa lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang
di simpan di perpustakaan. Koleksi tersebut dapat dipelajari, diteliti, dikaji,
dan dikembangkan oleh generasi sekarang dan akan datang.
7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar
secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan
dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan
memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan
pemakai (user’s education), dan pembinaan serta menanamkan
pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.
9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi
bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya ummat
manusia yang tidak ternilai harganya.
10. Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan
masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakaian perpustakaan.
Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya
perpustakaan yang sudah maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang
37
Kartubi, Keberadaan …
berkembang belum memiliki perpustakaan yang memadai dan
representative.
11. Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam
mengurangi dan mencegah kenakalan remaja, dan tindak disipliner.
Tugas pokok sebuah perpustakaan adalah untuk menjabarkan peran
sebagaimana diuraikan di atas. Tugas adalah suatu kewajiban yang harus
dilakukan atau sesuatu yang ditentukan untuk dikerjakan.
Tugas perpustakaan artinya suatu kewajiban yang telah ditetapkan
untuk dilakukan didalam perpustakaan. Setiap perpustakaan mempunyai
tugas-tugas sebagaimana yang telah diberikan oleh lembaga induk yang
menaunginya. Sementara itu tugas perpustakaan madrasah tugasnya adalah
menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di madrasah yang
bersangkutan.
Kondisi Perpustakaan Madrasah (Tantangan dan Jawaban)
Melalui pokok bahasan ini, pertanyaan mendasar yang diajukan adalah
apakah perpustakaan madrasah sudah bisa mengemban tugasnya sesuai
dengan fungsinya? Pertanyaan ini baru bisa dijawab apabila dilihat kenyataan
di lapangan (field fact) sebagian besar perpustakaan madrasah negeri apalagi
swasta memperlihatkan:
1. Buku-buku koleksi perpustakaan madrasah kebanyakan hanya berkisar
pada buku-buku teks saja.
2. Orang yang menangani perpustakaan adalah guru-guru yang merangkap
sebagai petugas perpustakaan,
3. Kondisi ruangan yang kurang nyaman (menurut ukuran sebuah
perpustakaan sekolah), sangat terbatas, tidak cukup menampung bangku,
meja, dekorasi yang sederhana sekalipun.
4. Kebanyakan siswa tidak mau pergi ke perpustakaan kecuali diminta oleh
guru.
5. Kurangnya buku-buku selain buku-buku teks, terutama buku-buku fiksi dan
buku-buku referensi.
6. Hanya madrasah yang baik dan memiliki cukup dana untuk berlangganan
majalah dan buku-buku hiburan lainnya.
Melihat kondisi di atas, tentunya perpustakaan madrasah belumlah
berfungsi sebagaimana diharapkan dalam arti belum dapat menjadi
pendukung bagi proses pembelajaran di madrasah.
Oleh karenanya perlu diadakan berbagai terobosan. Tentunya untuk
melakukan terobosan tersebut terlebih dahulu mengetahui hambatanhambatan yang dihadapi antara lain berangkat dari keuangan, ruangan, tenaga
pelaksana. Jika hal ini terus menerus terjadi dan dibiarkan akan menghambat
peningkatan kualitas pendidikan di madrasah.
38
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Dari sisi manajemen (pengelolaan) menurut Arief Furchan (2004; 51)
yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah pertama, kepala
madrasah, pengurus yayasan, kedua, guru, karyawan, siswa serta orang tua
siswa. Adapun langkah-langkap yang bisa ditempuh madrasah untuk mengatasi
kondisi perpustakaan, diantaranya adalah:
Pertama, menjalin kekompakan semua elemen yang terlibat, dengan
menjalakan manajemen terbuka, artinya semua pihak terlibat sama-sama
mengetahui segala persoalan yang dihadapi oleh perpustakaan madrasah dan
rencana pengembangan perpustakaan untuk selanjutnya.
Dua, mensepakati sasaran-saran yang ingin dicapai, dalam penetapan
sasaran ini harus didasarkan pada kondisi madrasah sebenarnya dengan
memanfaatkan segala potensi yang ada di madrasah itu. Setelah sasaransasaran itu jelas bagi semua pihak, tugas pimpinan madrasah adalah
menggerakkan semua sumber daya manusia yang ada di madrasah itu untuk
mencapai sasaran tersebut.
Tiga, pihak madrasah harus mengadakan kerjasama dengan pihak luar
yang diharapkan mampu memberikan jalan keluar, seperti bekerjasama
dengan pihak pustakawan (librarian) yang dapat memberikan binaan dan
pelatihan (workshop) guru yang bekerja di perpustakaan sebagai guru
pustakawan.
Empat, pihak madrasah harus mengalokasikan budgeting keuangannya
untuk menambah koleksi perpustakaan (meliputi: buku teks, fiksi, non fiksi,
majalah dan lain sebagainya), serta mencari dana dari donator untuk
pengembangan perpustakaan.
Lima, orang tua, guru, masyarakat harus memotivasi dan menanamkan
pada diri anak bertapa pentingnya membaca dan budaya membaca, sehingga
perpustakaan akan ramai dengan kunjungan siswa.
Apabila langkah-langkah di atas dilakukan, akan memungkinkan
perpustakaan madrasah dapat mendukung keberhasilan tujuan pembelajaran
di madrasah.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai tiga fungsi,
yaitu: satu. Sebagai media penyampai pengetahuan agama (transfer of Islamic
knowledge); dua. sebagai media pemelihara tradisi Islam (maintenance of
Islamic tradition); tiga. Sebagai media pencentak ulama (reproduction of
ulama).(Ramayulis, 2009; 92).
Fungsi-fungsi madrasah tersebut dapat tercapai, tidak lepas dari adanya
bahan bacaan yang dibaca peserta dan ada tersedianya koleksi buku di
perpustakaan. Koleksi yang lengkap, pustakawan/guru yang bertugas di
perpustakaan ramah, dan lain sebagainya.
Menurut ajaran Islam apabila sarana dan prasarana berupa
perpustakaan misalnya, berfungsi sebagai kebutuhan untuk mendukung
keberhasilan proses pembelajaran di madrasah. Maka sarana perpustakaan
39
Kartubi, Keberadaan …
seperti ini, pihak sekolah, pemerintah, serta masyarakat wajib
menyediakannya. Sebagaimana dikatakan dalam kaedah fiqh “Sesuatu yang
menjadi kesempurnaan suatu kewajiban, maka sesuatu tersebut hukumnya
wajib pula.(Fatchurrahman, 1986; 344).
Kesimpulan
Perpustakaan madrasah sebagai alat pendukung dan penunjang
keberhasilan proses pembelajaran di madrasah. Sebagian besar perpustakaan
madrasah belum berperan sebagaimana diharapkan, hal ini dikarenakan
faktor: keuangan, ruangan serta tenaga pelaksana. Untuk itu pihak madrasah
dan instansi terkait serta masyarat turut andil menanggulangi masalah
tersebut, sehingga kualitas madrasah dapat ditingkatkan.
DAFTAR BACA’AN
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Yayasan Penyelenggara
Penterjemah al-Qur’an, Jakarta, 1971)
Abuddin Nata, Al-Qur’an dan Hadits, (Raja Grafindo, Jakarta, 2000)
Arif Furchan, Transformasi Pendidikan Islam Di Indonesia, (Gama Media,
Jogyakarta, 2004)
Mahfud Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam, (Direktorat
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, 2005)
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (INIS, Jakarta, 1994)
Muhammad Athiyah al-Abrasi, Al-Tarbiyah al-Islamiyah wa-Falasafatuha, (Isa
al-Babi al-Halabi, Mesir, 1975)
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Penyelenggaraan Umum, (Jakarta, 2006)
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Gramedia Utama, Jakarta,
1993)
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Kalam Mulia, Jakarta, 2008)
Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan, (Graha Ilmu, Yogjakarta, 2007)
40
Al-‘Ulum; Vol. 2, Tahun 2013
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Kalam Mulia, Jakarta,
2009), h 92
Mukhtar Yahya dan Fatchurrahman, Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Islam, (AlMa’arif, Bandung, 1986)
Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim Thariq al-Ta’allum, (Toha Putra, Semarang, tt)
Zakiyuddin, Al-Tagrib wa al-Tarhib Min al-Hadits al-Syarif Juz I, (Dar el-Kutub
el-Ilmiah, Beirut, 1986), h 96
41
Download