7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Dalam menganalis masalah-masalah yang terdapat dalam skripsi ini maka
diperlukan adanya gambaran objektif terhadap masalah pokok tersebut. Untuk itu,
dibutuhkan adanya suatu landasan teoritis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
media pertelevisian, khususnya Pengaruh tayangan Asia’s Next Top Model terhadap
minat untuk menjadi model pada siswa OQ Modeling School. Teori-teori yang
bersangkutan diambil dari buku-buku seperti buku komunikasi, dan komunikasi
massa.
2.1.1 Teori Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum, kata depan
yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, kata bilangan yang berarti
satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communion, yang dalam bahasa
Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk melakukan
communion diperlukan usaha dan kerja. Kata communion dibuat kata kerja
communicate yang berarti membagi sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu
kepada seseorag, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi
komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau
hubungan (Hardjana, 2003).
Para ahli mendefinisikan arti komunikasi menurut persepsinya masingmasing. Adapun definisi dari para ahli, sebagai berikut:
7
8
1. Everett M. Rogers & D. Lawrence Kincaid (1981) mengatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
2. Shannon dan Weaver (1949) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya sengaja atau
tidak sengaja.
3. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996) mendefinisikan komunikasi sebagai
suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui
beragam saluran.
4. Raymond S. Ross (1938) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses
menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksud oleh komunikator.
5. Benard Berelson dan Gary A. Steiner (1964) mengatakan bahwa komunikasi
adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya,
dengan menggunakan simbol-simbol dan sebagainya. Tindakan atau proses
transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.
2.1.2 Teori Komunikasi Massa
Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Komunikasi massa berasal dari kata media of mass
communication (media komunikasi massa). Massa disini menunjuk kepada khalayak,
audience, penonton, pemirsa atau pembaca (Nurudin, 2013).
9
Para ahli mempunyai pendapat sendiri berkaitan dengan definisi komunikasi
massa, antara lain:
1. Menurut Gerbner (1967), komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling
luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat : 2003).
2. Menurut Bittner yang dikutip oleh Rakhmat, komunikasi massa adalah pesan
yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
3. Definisi komunikasi massa menurut Meletzke seperti yang terdapat di dalam
buku Elvinaro, dkk. komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar.
4. Menurut Janowits (1968), komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dari
kelompok tertentu yang menggunakan alat telnologi (pers, radio, film dan
sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar,
heterogen, dan sangat tersebar.
Dari definisi-definisi yang telah dijabarkan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang
banyak, atau biasa disebut massa. Lalu disebutkan juga bahwa komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan melalui media massa. Dan media massa yang
dapat menunjang komunikasi massa adalah media seperti televisi, radio, koran,
majalah, dan media-media yang dapat menjangkau masyarakat luas.
2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa
Setelah mengetahui definisi komunikasi massa, walaupun para ahli
mengemukakannya dengan bahasa yang berbeda tetapi secara umum mengandung
10
suatu makna yang sama. Komunikasi mempunyai komponen-komponen yang
membuatnya berbeda dari jenis komunikasi lainnya. Karakteristik komunikasi massa
adalah sebagai berikut:
1. Komunikator Terlembagakan
Komunikasi massa menggunakan media massa, baik media cetak maupun
elektronik.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan
untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh
karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Komunikator
tidak mengenal komunikan, karena komunikasinya menggunakan media dan
tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah
heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang
dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Komunikasi Bersifat Satu Arah
Komunikator aktif dalam menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima
pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana
halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi
massa itu bersifat satu arah.
11
2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi mempunyai fungsi bagi kehidupan sehari-hari. Antara lain
sebagai berikut:
1. Informasi
2. Hiburan
3. Persuasi
4. Transmisi budaya
5. Mendorong kohesi budaya
6. Pengawasan
7. Korelasi
8. Pewarisan sosial
9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif
10. Menggugat hubungan trikotomi
2.1.5 Elemen-elemen Komunikasi Massa
Terdapat beberapa elemen di dalam komunikasi massa, yaitu:
1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa disini meliputi jaringan, stasiun lokal,
direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi bisa
dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa adalah gabungan dari
berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.
2. Isi
Isi media bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni:
1) Berita dan Informasi
2) Analisis dan interpretasi
12
3) Pendidikan dan sosialisasi
4) Hubungan masyarakat dan persuasi
5) Iklan dan bentuk penjualan lain
6) Hiburan
3. Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan
penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran, atau jurnal ilmiah.
Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpikir,
menanggapi pesan, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masingmasing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan dalam buku Nurudin (2013), audience dalam
komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakter sebagai berikut.
1) Audience cenderung berisi individu-inidividu yang condong untuk berbagi
pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan social di antara mereka.
Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan
berdasarkan seleksi kesadaran.
2) Audience cenderung besar, ini berarti tersebar ke berbagai wilayah
jangkauan sasaran komunikasi massa.
3) Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan
kategori
sosial.
Beberapa
media
mempunyai
sasaran,
tetapi
heterogenitasnya juga tetap ada.
4) Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
5) Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Dapat juga dikatakan
audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
13
4. Umpan Balik
Umpan balik yang terjadi dalam komunikasi massa tidak terjadi secara langsung.
Artinya, antara komunikator dengan komunikan dalam komunikasi massa tidak
terjadi kontak langsung yang memungkinkan mereka mengadakan reaksi
langsung satu sama lain.
5. Gangguan
Dalam komunikasi massa, gangguan yang terjadi bukan hanya satu macam
gangguan, yakni ada beberapa gangguan seperti gangguan saluran, dan gangguan
semantik.
6. Gatekeeper
Di dalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi,
mereka yang bertugas untuk memengaruhi informasi itu (dalam media massa)
disebut dengan gatekeeper. Atau bisa dikatakan, gatekeeper-lah yang memberi
izin bagi tersebarnya sebuah berita.
7. Pengatur
Yang dimaksud pengatur dalam komunikasi massa adalah mereka yang secara
tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini
tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di luar media. Namun walaupun
demikian, pengatur ini bisa ikut menentukan kebijakan redaksional.
8. Filter
Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Filter
merupakan kacamata tempat audience melihat sesuatu.
14
2.1.6 Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara : 2006)
Satu kenyataan yang tidak terbantahkan dan sangat memengaruhi proses
komunikasi dalam masyarakat modern sekarang ini adalah keberadaan media massa.
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa
dewasa ini. Bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian
besar.
Akan arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) pernah
mengeluarkan beberapa asumsi seperti:
1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan
lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait.
Media juga merupadkan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan normanorma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi
social lainnya. Di pihak lain, institusi media diatur oleh masyarakat.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan –alat control, manajemen, dan inovasi
dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau
sumber daya lainnya.
3. Media merupakan lokasi (atau norma) yang semakin berperan untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf
nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan
saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam
pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.
15
5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas social, tetapi juga bagi masyarakat dan
kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
2.1.7 Jenis-jenis Media Massa
Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media
cetak dan media elektronik.
1. Media Cetak
Media cetak terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau kolom
dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi utama untuk memberikan
informasi atau menghibur. Media cetak yang dimaksud adalah seperti surat kabar
dan majalah. Dari empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan
persuasi), fungsi yang paling menonjol dari media cetak adalah informasi.
2. Media Elektronik
Media elektronik merupakan media massa yang menggunakan alat-alat elektronik,
seperti:
1) Radio
Media radio adalah media yang telah berkembang lebih awal dari media
televise.
Radio
memiliki
kemampuan
audio
yang
khas
dengan
mengandalkan perpaduan antar suara dan bunyi. Radio mendapat juukan
kekuatan kelima atau the fifth estate. Hal ini disebabkan siaran radio dapat
melakukan fungsi kontrol sosial, disamping empat fungsi lainnya yakni
member informasi, menghibur, mendidik, dan melakukan persuasi.
16
2) Televisi
Televisi adalah media massa yang berfugsi sebagai penerima gambar
bergerak beserta suara. Istilah televisi (television) merupakan suatu kata
yang berasal dari gabungan kata tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh dan
vision (bahasa latin videra), artinya melihat/memandang. Jadi secara
harfiah, televisi berarti memandang dari jauh. Tepatnya, televisi ialah
memandang peristiwa dari jauh dalam waktu yang bersamaan.
3) Film
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar,
tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di
TV. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang
khas, sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media
pendidikan dan penyuluhan. Ia bisa diputar berulangkali pada tempat dan
khalayak yang berbeda.
4) Internet
Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang
disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana
mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software
komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak
yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Jumlah pengguna Internet
yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet.
Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu pengetahuan, dan
pandangan dunia.
17
Oleh karena itu internet telah menjadi media massa yang sangat
berpengaruh. Nilai yang ditawarkan internet dapat dikiaskan sebagai sistem
yang diibaratkan sebagai “perpustakaan yang dapat dikunjungi kapan saja”.
2.1.8 Karakteristik Media Massa
Media mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak
orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian
informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan
terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rentang waktu dan jarak, karena ia
memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang
disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
4. Bersifat terbuka artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di mana saja
tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
5. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan
semacamnya.
2.1.9 Televisi
Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh
para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James
Clark Maxwell dan Heinrich Hertz serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul
Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode
pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada
18
tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal Jenkins.
Akibat dari ditemukannya beberapa sistem dan konsep teknologi televise dari
tahun ke tahun yang dipelopori oleh Nipkow, maka industri penyiaran televise juga
dengan sendirinya ikut berkembang. Begitu ditemukan sistem televise mekanik oleh
John Logie Baird, berdiri stasiun televise Baird Television Limited pada 1934, yang
menyiarkan program Crystal Palace, London.
Tonggak sejarah perkembangan industri televisi selanjutnya yang dimulai
dari berdirinya stasiun televise BBC di London antara lain:
a. 1929 BBC mengudara siaran percobaan dengan menggunakan temuan
John Logie Baird, yaitu sistem televisi 30 garis.
b. 1929 penyiaran televise secara regular dimulai di Jerman, yang kemudian
menyiarkan liputan Olympic games yang disiarkan dari stasiun di Berlin
dan Leipzig.
c. 1931 Penyiaran televisi secara regular dimulai di Perancis.
d. 1951
stasiun
TV
Nederland-1
berdiri
yang
merupakan
public
broadcasting pertama di Belanda.
e. 1952 CBC (Canadian Broadcasting Corporation) TV Station berdiri
dengan stasiun pemancarnya di Montreal, Quebec.
Pada tahun-tahun yang lain masih banyak stasiun penyiaran televisi yang
berdiri, diantaranya di Uni Soviet, Amerika, Australia, dan kawasan benua lainnya.
Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal
24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga
se-Asia IV atau Asian Games. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang
disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) sampai
sekarang.
19
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini
siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah
sekitar 210 jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televsi siaran lainnya,
yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara
berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi
Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro
TV, Trans TV, dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, Bali TV dan
lain-lain.
2.1.10 Karakteristik Televisi
Televisi mempunyai karakteristik, antara lain:
1. Audiovisual
Karena sifatnya yang audiovisual, tayangan di televisi harus selalu dilengkapi
dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta (still picture),
maupun film berita.
2. Berpikir dalam gambar
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah
acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus
berpikir dalam gambar (think in picture). Ada dua tahap yang dilakukan dalam
proses berpikir dalam gambar. Pertama, ada visualisasi, yakni menerjemahkan
kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual.
Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objekobjek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa,
sehingga mengandung suatu makna.
Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah penggambaran
20
(picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian
rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Pengoperasian siaran televisi lebih kompleks, lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan yang digunakanpun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih
rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
2.1.11 Program Televisi
Jenis program umumnya dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu hiburan, informasi dan berita. Terdapat juga klasifikasi jenis program tersebut
hanya dua kelompok besar, yaitu program acara artistik dan jurnalistik. Kedua jenis
program itu dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Program Karya Jurnalistik
Program karya jurnalistik bersumber pada masalah yang sedang hangat, berisi
peristiwa dan pendapat. Proses produksinya mengutamakan kecepatan dan
kebenaran. Jenis-jenis karya jurnalistik ini bisa berbentuk berita actual (siaran
berita), berita non actual (feature, majalah udara), dan penjelasan tentang
masalah hangat (dialog, monolog, panel diskusi, current affairs).
2. Program Karya Artistik
Program ini digagas oleh perorangan atau tim-kreatif. Prosesnya mengutamakan
keindahan dan kesempurnaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh timkreatif. Jenis program karya artistik ini beragam, bisa berbentuk drama, acara
music, lawak, quiz, informasi sejarah (dokumenter), dan informasi apa saja yang
bersifat non-politik. Program hiburan tidak membebani penonton untuk berpikir.
Produksi ini dibuat dengan dekorasi, tata artistik, tata lampu maupun properti
21
meriah.misalnya acara komedi, reality show, dan sinetron.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Teori Uses and Gratification
Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan
teori ini. Teori uses and gratifications milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa
pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media
tersebut.
Teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada seseorang, tetapi
ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara
aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini memusatkan
perhatian
pada
penggunaan
(uses)
media
untuk
mendapatkan
kepuasan
(gratification) atas kebutuhan seseorang. Oleh karena itu, sebagian besar perilaku
khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan
individu (Ardianto, 2007)
Katz, Blumler & Gurevitch dalam buku Ardianto (2007) menjelaskan
mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu:
1. Khalayak dianggap aktif, artinya khalayak sebagai bagian penting dari
penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan
kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.
3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan
ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak
yang bersangkutan.
22
4. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota
khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum
diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media
massa. Artinya, manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan
media. Mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan
media.
Sementara Schramm dan Porter pernah memberikan formula untuk
menjelaskan bekerjanya teori ini.
Gambar 2.1 Formula Teori Uses and Gratfication
Janji Imbalan
= Probabilitas Seleksi
Upaya yang Diperlukan
Imbalan disini bisa berarti imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau
imbalan yang tertunda. Imbalan memenuhi kebutuhan khalayak.
Uses and gratifications model meneliti asal mula kebutuhan manusia secara
psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau
sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan
pemenuhan kebutuhan.
Dalam bukunya, Nurudin (2013) menjelaskan bahwa, Katz dan kawan-kawan
(1974) dan Dennis McQuail (1975) menggambarkan logika yang mendasari
penelitian uses and gratifications model sebagai berikut:
23
Gambar 2.2 Model Uses and Gratification
Lingkungan social:
1. Ciri-ciri
demogra
fis
2. Afiliasi
kelompo
k
Kebutuhan
Khalayak:
1. Kognitif
2. Afektif
3. Integrat
if
persona
l
4. Integrat
if sosial
5. Pelepas
an
ketegan
gan
Sumber pemuasan
kebutuhan yang
berhubungan
dengan nonmedia:
1. keluarg
a,
temanteman
2. komuni
kasi
interper
sonal
3. hobi
4. tidur
Pemuasan media
(fungsi):
1. Pengamatan
lingkungan
Penggunaan media
massa:
1. jenis
media
SK,
majalah,
radio,
TV, dam
film
2. isi
media
3. terpaan
media
4. konteks
sosial
dan
terpaan
media
2. Diversi/hiburan
3. Identitas personal
4. Hub. sosial
(Sumber: Nurudin, M.si. 2007)
Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini
didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga
memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk menyelidiki lebih lanjut. Kebutuhan
afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman
yang estetis, menyenangkan dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif
adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,
stabilitas, dan status individual (Nurudin, 2013). Hal itu bisa diperoleh dari hasrat
akan harga diri.
24
Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada
hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan
keanekaragaman (Nurudin, 2013).
2.2.2 Minat
Minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan pemusatan perhatian
terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertiaan diatas tersebut
jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu
obyek seperti benda tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek
tersebut (Hariyanto, 2010).
Menurut J.P Chaplin (1979), minat merupakan keadaan dari motivasi dan
merupakan suatu kesiapan yang membawa tingkah laku kepada suatu arah atau goal
tertentu. Jika individu memiliki ke- inginan dalam suatu bidang pekerjaan tertentu,
me- reka akan memiliki kesiapan untuk bisa mengarah- kan tingkah lakunya tersebut
pada tingkah laku yang sesuai dengan tuntutan di bidang pekerjaan yang akan
mereka jalani nantinya. (Nugroho, 2008)
Sedangkan menurut Drs. Dyimyati Mahmud (1982), minat adalah sebagai
sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada
orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai
akibat yaitu pengalaman efektif yang distimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu
obyek, atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas. (Hariyanto, 2010)
Berdasarkan definisi minat tersebut dapatlah dikemukakan bahwa minat
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
25
a. Minat adalah suatu gejala psikologis
b.
Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena
tertarik.
c. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
d.
Adanya
kemauan
atau
kecenderungan
pada
diri
subyek
untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa Pengertian Minat menurut ahli tersebut penulis
simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukan bahwa minat
adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek
tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung
kepada obyek tersebut.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam menyusun penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu variabel X dan
variabel Y.
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Program Acara
Asia’s Next Top
Model
(X)
Minat untuk
menjadi model
siswa OQ
Modeling School
(Y)
26
2.4 Operasional Konsep
Operasional Konsep Variabel X
Variabel
Dimensi
Tayangan
Sumber
Indikator
Tayangan Asia’s
Asia’s
Next Top Model
Next Top
menjadi sumber
Model
informasi dalam
Skala pengukuran
Likert
mengetahui
(X)
perkembangan
dunia permodelan.
Presenter
Presenter dan
mentor Asia’s
Next Top Model
Likert
berpenampilan
menarik dan
berwawasan luas.
Presenter dan
mentor Asia’s
Next Top Model
bisa menjelaskan
tentang tips dan
trik kepada peserta
bagaimana
Likert
27
menjadi model
yang baik.
Pesan
Tayangan Asia’s
Likert
Next Top Model
memberikan
motivasi kepada
penonton.
Setting
Dekorasi tayangan
Likert
Asia’s Next Top
Model sudah
sesuai dengan
acara yang
ditampilkan.
Operasional Konsep Variabel Y
Variable
Dimensi
Indikator
Minat
Merasa puas
untuk
dengan informasi
menjadi
tentang bagaimana
model
menjadi model
(Y)
yang baik, yang
Skala Pengukuran
Likert
28
Minat
diberikan program
Asia’s Next Top
Model di RCTI.
Merasa senang
apabila menonton
tayangan Asia’s
Likert
Next Top Model
dan merasa
termotivasi.
Tayangan Asia’s
Next Top Model
menjadi contoh
bagi penonton
Likert
dalam
mengembangkan
keahlian modeling.
Tayangan Asia’s
Next Top Model
meningkatkan
Likert
minat untuk
menjadi model.
Secara keseluruhan
Likert
tayangan Asia’s
Next Top Model
29
menarik dan
menjadi panutan
dalam
hahmengembangka
n keahlian
modeling.
Download