JURNAL IMPLEMENTASI SISTEM BAGI HASIL PADA JASA TABUNGAN BANK SYARIAH DI BNI SYARIAH CABANG UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA Disusun oleh : YOSEP BASKORO WIDIASTO NPM : 100510246 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2016 JURNAL IMPLEMENTASI SISTEM BAGI HASIL PAOA JASA TABUNGAN BANK SYARIAH 01 BNI SYARIAH CABANG UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA Diajukan oleh : YOSEP BASKORO WIDIASTO ~~ :100510246 Program Studi : TImu Hukum Program Kekhususan :Hukum Ekonomi dan Bisnis Telah disetujui oleh dosen pembimbing Pada tanggal29 Februari 2016 Dosen Pembimbing Dr.Th.Anita Christiani, S.H., ~.Hum FA lTAS HUKUM FX. Endro Susilo, S.H.,LL.~ 1 ABSTRACT Sharing System Implementation Services Syariah Savings Bank BNI Syariah Branch in the Islamic University of Indonesia YOGYAKARTA. This paper aims to find out more about the implementation of Sharia principles in Shariah bank savings services in BNI Syariah Branch of the Islamic University of Indonesia.This paper uses normative legal research, focusing on the positive legal norms which legislation neighbor to the system results in savings services. During the progress, the banking sector is not only operating conventionally but also in sharia way. Islamic banking with Islamic system is a breakthrough in the world of banking and comes as an alternative for those who doubt the conventional system. There are so many factors why some people choose conventional banks and banks operating in accordance with Islamic law. Customers selecting the sharia system are Muslims who do not want to violate Islamic law inherent in the conventional banking system. According to the hadith mentioned in the Qur'an, it is not valid if a Muslim do a business transaction in a vanity way (not valid according to sharia). As a result, Bank Indonesia provides an option to the public by providing the banking system operates conventionally and in sharia way. 1. PENDAHULUAN Ekonomi merupakan bagian dari masyarakat Indonesia terlebih lagi untuk bertransaksi jual beli, sewa menyewa maupun sewa beli. Masyarakat Indonesia terutama yang hidup di perkotaan atau di kota-kota besar sudah tidak asing lagi mendengar kata bank. Perbankan juga merupakan faktor ekonomi sosial yang sangat melekat pada masyarakat Indonesia. Bahkan sekarang ini sebagian besar masyarakat pedesaan pun sudah terbiasa mendengar kata bank, terlebih lagi ketika puluhan bank yang ditutup karena krisis beberapa waktu lalu melanda Indonesia. Masyarakat mengenal bank masih sebatas artian sempit, mereka hanya mengetahui bahwa fungsi bank hanya sebagai tabungan dan kredit saja, selebihnya tidak tahu, padahal banyak layanan bank yang dapat dinikmati oleh masyarakat saat ini. Wajar ketika sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mengenal bank secara terperinci, padahal setiap hari sebenarnya mereka sudah banyak berhubungan dengan produk bank. Dalam perkembangan jaman, bank konvensional menerapkan Keywords: conventional system and sharia system sistem konvensional atau sering disebut dengan konvensi yang berarti 2 kesepakatan. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Munculnya syariah sistem sebagai perbankan solusi bagi keadilan umat Perbankan Syariah, Pasal 1 ayat (5) kesejahteraan bahwa “Bank Umum Konvensional manusia belakangan ini memberikan adalah Bank Konvensional yang dalam harapan bagi kehidupan perbankan kegiatannya memberikan jasa dalam yang lalu perbankan lintas merupakan pembayaran”. salah satu Bank lembaga keuangan yang paling penting dan besar peranannya dalam lebih dan baik. syariah implementasinya Perkembangan secara masih faktual jauh dari konsep filosofinya. kehidupan Sesuai dengan Undang-Undang masyarakat. Dalam pengambilan Nomor keuntungan, bank mendapatkan Perubahan Undang-Undang Nomor 7 keuntungannya dari selisih bunga yang Tahun 1992 Pasal 1 ayat (13) bahwa “ diterima dari peminjam dengan yang prinsip Syariah adalah aturan perjanjian dibayarkan oleh bank kepada depositor. berdasarkan hukum Islam antara bank Masyarakat umum menganggap bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana hanya tempat menyimpan uang saja, dan/atau pembiyaan kegiatan usaha, padahal fungsinya, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan misalnya seperti peminjaman modal sesuai dengan syariah, antara lain, untuk usaha kecil dan menengah untuk pembiyaan berdasarkan prinsip bagi perkembangan ekonomi masyarakat. hasil Menurut Undang-Undang Nomor 10 berdasarkan prinsip penyertaan modal Tahun (musharakah), prinsip jual beli barang bank 1998 banyak tentang Perubahan 10 Tahun (mudharabah), 1998 tentang pembiyaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dengan tentang Perbankan Pasal 1 ayat (2) (murabahah), atau pembiyaan barang bahwa “ bank adalah badan usaha yang modal berdasarkan prinsip sewa murni menghimpun dana dari masyarakat tanpa pilihan (ijrah), atau dengan dalam adanya bentuk simpanan dan memperoleh pilihan keuntungan pemindahan menyalurkan kepada masyarakat dalam kepemilikan atas barang yang disewa bentuk simpanan dan menyalurkan dari pihak baank oleh pihak lain (ijrah kepada masyarakat dalam bentuk kredit wa iqtina).” dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” 3 Nomor 2. RUMUSAN MASALAH Bagaimana sistem bagi hasil dalam implementasi sistem bagi hasil pada jasa tabungan bank Syariah di BNI Syariah Cabang Universitas Islam Indonesia Yogyakarta? 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 3) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. b. Bahan-bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum yang diperoleh dari 3. METODE buku-buuku, makalah, artikel, surat Jenis Penelitian kabar yang bertujuan untuk mengetahui Penulisan ini menggunakan sistem bagi hasil dalam tabungan di penelitian hukum normatif, berfokus bank syariah. pada norma hukum positif yaitu 2. Narasumber peraturan perundang-undangan tetang a. Manager Bank BNI Syariah Cabang sistem bagi hasil dalam jasa tabungan. Universitas Islam Indonesia 1. Data b. Teller Bank BNI Syariah Cabang Penulisan ini menggunakan Universitas Islam Indonesia penelitian hukum normatif, sehingga 3. Analisis Data memerlukan data sekunder ( bahan a. Bahan hukum primer hukum) sebagai data utama yang terdiri Deskripsi peraturan perundangdari : undangan (Hukum Positif) terhadap a. Bahan hukum primer berupa peraturan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 perundang-undangan (hukum positif) yang mengatur tentang perekonomian, antara lain : Undang Undang Republik Indonesia 1) Undang-undang Dasar 1945 No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan 2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perubahan Undang-undang tentang Perbankan , Undang-undang 4 Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankn Syariah. Setelah dilakukan analisis maka dapat dibandingkan bahan hukum yang Langkah selanjutnya dilakukan terdapat dalam bahan hukum primer analisis bahan sekunder dengan mencari dan bahan hukum sekunder. Dari persamaan dan analisis data maka dapat disimpulkan pendapat dari perbedaan maupun narasumber guna bahwa prosedur penalaran memperoleh singkronisasi antara kedua menggunakan deduktif yaitu penalaran bahan hukum tersebut. hukum dari umum ke khusus. Dalam b. Bahan hukum sekunder hal ini proporsi umum yaitu tentang Bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum yang diperoleh dari buku-buku, makalah, artikel, perundang-undangan yang mengatur tentang Perbankan. surat kabar, tabloid, dideskripsikan kemudian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam diperoleh pengertian adanya persamaan Undang-undang maupun perbedaan pendapat, tentang Nomor 10 Tahun 1998 tentang bunga bank dan bagi hasil dalam jasa Perubahan tabungan. Nomor 7 Tahun 1992 tentang Undang-undang Perbankan Pasal 1 ayat (2) bahwa “Bank adalah badan usaha yang c. Bahan hukum tersier Berupa kamus-kamus tentang menghimpun dana bahasa hukum, bahasa Indonesia yang masyarakat digunakanuntuk analisis simpanan dan menyalurkannya bahan hukum primer dan bahan hukum kepada masyarakat dalam bentuk sekunder. kredit melengkapi lainnya dalam dari dan/atau bentuk bentuk-bentuk dalam rangka 5 meningkatkan taraf hidup rakyat syariah sebagai bentuk simpanan banyak. Undang-undang Nomor dan 10 Tahun 1998 tentang Perubahan rangka meningkatkan taraf hidup Undang-undang Nomor 7 Tahun rakyat banyak. 1992 tentang Perbankan Pasal 1 Setiap pemberian kredit pihak dalam yang ayat (3) “bank umum adalah bank mendirikan kegiatan usaha di yang kegiatan bidang perbankan wajib terlebih konvensional dahulu memperoleh izin usaha melaksanakan usaha secara prinsip dari pemimpin Bank Indonesia. syariah yang dalam kegiatannya Bank Indonesia dalam rangka memberikan jasa dalam lalulintas persetujuan ataupun penolakan pembayaran.” atas dan/atau berdasarkan permohonan izin usaha beroperasi perbankan selain memerhatikan secara konvensional tertera dalam pemenuhan persyaratan oleh si Undang-undang Nomor 21 Tahun pemohon, 2008 Pasal 1 ayat (4) bahwa tingkat persaingan yang sehat “Bank Konvensional adalah bank antar bank, tingkat kejenuhan yang dalam menjalankan kegiatan jumlah bank dalam satu wilayah usahannya secara konvensional tertentu, dan berdasarkan jenisnya terdiri pembangunan ekonomi nasional. atas Bank Umum Konvensional Berdasarkan ketentuan Pasal 16 dan Bank perkreditan rakyat. ayat (2) Undang-undang Nomor Bank merupakan badan usaha 10 Tahun 1998, setiap pemohon yang izin Bank yang bergerak secara konvensional dan secara sistem usaha juga serta memerhatikan pemerataan perbankan wajib 6 memenuhi persyaratan yang suku merupakan teori permintaan penawaran terhadap menyangkut : a. Susunan organisasi dan kepengurusan; tabungan. Teori ini membahas tingkat suku bunga sebagai suatu b. Permodalan; faktor c. Kepemilikan; permintaan d. Keahlian di bidang daripada investable fund yang e. Kelayakan pengimbang bersumber perbankan; dan rencana dan antara penawaran dari tabungan. Fungsinya yang menonjol dari uang dalam teori ekonomi klasik, kerja. Di samping memenuhi adalah sebagai alat pengukur nilai persyaratan sebagaimana tersebut dalam di atas, juga perlu memperhatikan sebagai alat pertukaran untuk dan ketentuan memperlancar transaksi barang mengenai persyaratan dan tata dan jasa, maupun sebagai alat cara perizinan bank, yang terdapat penyelesaian hubungan hutang- dalam Peraturan Bank Indonesia piutang yang menyangkut masa Nomor depan. memenuhi 2/27/PBI/2000 tentang Pengertian Prinsip Suku Bunga Bank melakukan transaksi, Teori penentuan tingkat Bank Umum. a. bunga konvensional suku bunga dengan Keynes teori dikenal liquidity beroperasi secara konvensional prefence.Berdasarkan berdasarkan yang Keynes mengenai suku bunga disampaikan oleh Adam Smith. bahwa tingkat bunga semata-mata Menurut teori klasik, teori tingkat merupakan paham fenomena teori moneter 7 yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang. Artinya besar pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya. Apabila tingkat suku bunga ditentukan jumlah pendapatan rumah tangga oleh penawaran dan permintaan itu tidak mengalami kenaikan atau akan uang. penurunan, peubahan yang cukup Dalam Konsep Keynes, besar dalam tingkat bunga tidak alternatif penyimpangan kekayaan akan menimbulkan terdiri dari surat berharga (bonds) yang berarti dan uang tunai. Asumsi Teori tabungan yang akan dilakukan Keynes adalah dasar pemilikan oleh rumah tangga dan bukannya bentuk penyimpangan kekayaan tingkat bunga. adalah perilaku masyarakat yang Maka bunga dapat diartikan dan dapat dibagi fungsinya sebagai berikut : selalu menghindari resiko dan ingin memaksimumkan keuntungan. Dapat dianalisis bahwa Keynes tidak sepakat akan pendapat dengan teori klasik, menurut Keynes pendapatan bunga seseorang ditentukan oleh pendapatan orang itu sendiri tergantung pendapatan orang tersebut. Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah tangga, semakin keatas pengaruh jumlah Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari, ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu : a. Bunga simpanan Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. 8 Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. b. Bunga pinjaman Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (Debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya. 1 Dapat dikaji bahwa bank konvensional menggunakan sistem tingkat suku bunga, yaitu suatu sistem dimana suku bunga sudah ditentukan sepihak oleh bank untuk para nasabah. Suku bunga yang ditentukan oleh bank tidak dapat dirubah oleh pihak nasabah, jadi pihak nasabah harus tunduk dengan ketentuan yang dibuat oleh pihak bank (kontrak standar bank). Apabila nnasabah tidak sepakat dengan sistem ini maka nasabah mengundurkan diri sebagai nasabah bank tersebut. 1. Pengertian dan Pengaturan Bank Syariah Perbankan urat nadi merupakan lembaga keuangan merupakan industri yang sangat vital bagi masyarakat. perekonomian Ada beberapa pengertian yang terkait perbankan syariah, antara lain Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan Bank Islam sebagai “Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, yakni bank yang dalaam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan 1 boleh syariah Dr.Kasmir,2014, Dasar‐Dasar Perbankan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada,Jakarta hal 154 Islam khususnya yang 9 menyangkut bermuamalat tata cara secara islam.” dan Bank Islam berarti bank yang tata cara beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalah secaraa Islam, yakni dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan AlQuran dan Al-Hadist.” Cholil Uman mendefinisikan Bank Islam sebagai sebuah lembaga keuangan menjalankan operasinya menurut hukum Islam. 2 Dalam Undang-undang Pengertian Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Indonesia 7 bahwa “ Bank syariah adalah adalah keputusan,pendapat bank yang menjalankan kegiatan berdasarkan fatwa menurut Kamus Besar Bahasa Perbankan Syariah Pasal 1 angka usahanya rakyat Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Atas Perrubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat (13) mengatakan bahwa “ Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiyaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiyaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiyaan berdasarkan prinsip pernyataan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan cara memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiyaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijrah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijrah wa iqtina). sebagai berikut : “Bank Islam yang pembiyaan syariah.” Sementara itu Warkum Sumitro mendefinisikan bank diberikan oleh mutfi tentang suatu prinsip masalah. Nasihat orang alim; syariah dan menurut jenisnya pelajaran baik; petuah. 3 terdiri atas bank umum syariah 2 Bambang Hermanto,2014 Hukum Perbankan Syariah, Penerbit KAUKABA DIPAANTARA, Yogyakarta hal 30. yang 3 http://kbbi.web.id/fatwadiakses tanggal 25 November 2015 10 Fatwa a. b. c. d. e. merupakan barang. Cara mencari pendapat para ahli berdasarkan al- keuntungan quran dan hadist. menipu orang Agama Islam mempunyai prinsip mencari keuntungan hukum Islam yang meliputi : untuk hal yang dilarang agama. Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah : Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi. Keadilan pendistribusian kemakmuran. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha. Tidak ada unsur riba, masyir (perjudian/sepkulasi),dan gharar (ketidakjelasan/ samar-samar). 4 disimpulkan boleh lain. Dan tidak b. Tidak melakukan sesuatu pada tempatnya. Misalnya janji harus ditepati, ketika janji tidak ditepati namanya zalim. Didalam agama islam semua harus sesuai dengan aturannya. c. Harus sama rata dan tidak saling membeda-bedakan, kemudian digunakan bersamasama Dapat tidak untuk tidak bahwa menyelewengkan. prinsip Islam dalam muamalah conoh : yang kaya mempunyai arti jika diterjemahkan berkewajiban memberi,yang artinya sebagai berikut : miskin berhak menerima. Itu a. Tidak mencari keuntungan adalah adil. barang / keuntungan haram, d. Berdasarkan suka sama suka / serta tidak mencari keuntungan sukarela. Setiap transaksi pada hal yang dilarang oleh apapun agama. Zat yang berarti sukarela. 4 http://www.reksadanasyariah.net/2008/08/inves tasi‐dalam‐perspektif‐syariah.html diakses 25 November 2015 harus berdasarkan 11 Contoh : A menawar barang Dalam tabungan mudharabah seharga Rp.1000,00 = ridho sudah ditetapkan prinsip syariah. B tidak mau menjual = tidak iB ridho menerapkan Riba = menganak Maisir = untung- untungan,spekulasi,pejudian wadi’ah sistem Tahun 2008 jelas / penipuan. prinsip Misalnya mendapatkan uang diantaranya : korupsi untuk tentang b. Faktor-faktor menghambat hasil syariah Perbankan Syariah. Gharar = sesuatu yang tidak dari belum sesuai Undang-undang Nomor 21 pinakkan Hasanah i. Bank yang implementasi syariah adalah membutuhkan dana membuat usaha yang halal operasional untuk menjalankan (money laundry). sirkulasi keuangan bank. ii. Bank sebagai penyalur dana 5. KESIMPULAN a. Tabungan iB Hasanah atau tabungan Bank dalam Syariah mempunyai dua jenis akad yaitu tabungan akad wadi’ah dan akad mudharabah. Unsur-unsur dalam masyarakat sebagai lembaga prinsip atau pemberi kredit. iii. Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, akan tetapi untuk pemanfaatannya syariah yaitu riba, bagi hasil, haram, halal. kepada bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan 12 dana segar untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. 6. REFERENSI Djumhana Muhamad, Hukum Perbankan Di Indonesia, 2012, PT Citra Aditya Bakti : Bandung Dwiono Abu Muhammad, Ayo Ke Bank Syariah,2014,Pustaka Ishlahul Ummah : Jakarta Hermanto Bambang, Hukum Perbankan Syariah,2014, KAKUBA DIPANTARA : Yogyakarta