BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai di gunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2004: 67). Little John (2002: 303-330) dalam buku Penelitian Komunikasi Kualitatif (Pawito, 2007) menyatakan bahwa komunikasi massa merupakan… The process whereby media organizations produce and transmit messages to large publics and the prcess by which those messages are sought, used, understood, and influenced by audiences Proses dimana organisasi-organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak luas dan proses dimana pesanpesan-pesan dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh khalayak) (Pawito, 2007: 16) Diingatkan di sini bahwa organisasi media massa bekerja sebagai suatu lembaga masyarakat (social institution), yang hidup du tengah masyarakat (dengan segala nilai, norma, dan dinamikanya), dan berinteraksi dengan institusiinstitusi lain yang ada di dalam masyarakat. (Pawito, 2007: 16-17) Berdasarkan sifat-sifat komponen, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut (Suprapto, 2009: 19): 1. Berlangsung satu arah. Dalam kmunikasi massa feedback baru akan diperoleh setelah komunikasi berlangsung (Suprapto, 2009: 19). 21 22 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Seorang komunikator dalam media massa bertindak atas nama lembaga dan nyaris tidak memiliki kebebasan individual (institutionalized communicator atau organized communicator). Lebih dari itu, karena pesan-pesan yang disebarkan melalui media massa merupakan hasil kerja sama (collective), maka komunikatornya disebut juga collective communicator (Suprapto, 2009: 19-20). 3. Pesan-pesan bersifat umum. Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa pada umumnya bersifat umum (untuk orang banyak) (Suprapto, 2009: 20). 4. Melahirkan keserempakan. Coba perhatikan bagaimana kekuatan sebuah radio siaran yang melalui acara tertentu mampu memaksa pendengarnya untuk serempak mendengarkan acara tersebut. Demikian pula dengan siaran televisi dan media cetak di negara-negara maju yang pada saat yang sama paling tidak dibaca oleh kurang lebih satu juta pembaca Suprapto, 2009: 20). 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. (Suprapto, 2009: 20) 2.1.2 Latar Belakang Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disapaikan antar individu, atau antara organisasi 23 dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. (Terence A.Shimp, alih bahasa Revyani Sahrial; 2003 : 4). Marketing communication dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki (Soemanagara,2006 : 1). Tidak mudah untuk melakukan perubahan tersebut sebagai hasil dari komunikasi yang pemasar lakukan. Perlu dipahami bahwa komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, tidak sekedar berbincang saja melainkan berusaha untuk mendorong penyampaian pesan oleh komunikator pada komunikan, melalui strategi komunikasi yang tepat dengan proses perencanaan yang matang (Soemanagara, 2006 : 4). Perbedaan Proses Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran Mengetahui penjelasan diatas, dapat digambarkan perbedaan antara komunikasi dan komunikasi pemasaran seperti pada gambar dibawah ini (Gb. 2.1): 24 Proses Komunikasi Noise Proses Komunikasi Pemasaran ‡ ‡ ‡ ‡ ‡ Public Relation Advertising Sales Promotion Personal Selling Direct Marketing ‡ ‡ ‡ ‡ ‡ ‡ Prospects Customers Employees Stockholders Community Government Gb. 2.1 Perbedaan Proses Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran (Sumber: Kotler) Menurut Gb. 2.1 diketahui tedapat perbedaan yang jelas antara komunikasi dan komunikasi pemasaran. Dalam komunikasi, setiap unsur yang ada terjadi tanpa adanya ketentuan seperti misalnya siapapun dapat melakukan komunikasi untuk diberikan kepada siapapun mengenai informasi apa saja dan dengan media apa saja. Sedangkan mengenai proses komunikasi pemasaran, menurut C.L Tyagi adalah: “The marketing communications process is applied to promotional strategy. The marketing manager is the sender in the system. The message is encoded in the form of sales presentations, advertisemens, displays or publicity releases. The transfer mechanism for the delivery of the message may be a sales 25 person, a public relations channel, or the advertising media. The decoding step involves the consumer’s interpretation of the sender’s message. However, consumers do not alway iinterpret a promotional message in the same way as its sender. The fundamental difficulty in the communication process occurs during encoding and decoding. The source must decide what it wants to say, and than try to translate it into terms that will be decoded the same meaning by the target audience. This may be very tricky because the meanings attached to various words and symbols may differ, depending on the frames of reference and the fields of experience of the two groups.” (C.L. Tyagi, 2004: p105) "Proses komunikasi pemasaran telah diterapkan pada strategi promosi. Manajer pemasaran adalah pengirim dalam sistem. Pesan dikodekan dalam bentuk presentasi penjualan, iklan, menampilkan atau rilis publisitas. Mekanisme transfer untuk pengiriman pesan mungkin orang penjualan, saluran public relations, atau media iklan. Langkah decoding melibatkan interpretasi konsumen pesan pengirim. Namun, konsumen tidak selalu menginterpretasikan pesan promosi dengan cara yang sama sebagai pengirimnya. Kesulitan mendasar dalam proses komunikasi terjadi selama encoding dan decoding. Sumber tersebut harus memutuskan apa yang ingin katakan, dan daripada mencoba untuk menerjemahkannya ke dalam istilah yang akan diterjemahkan arti yang sama dengan target audiens. Ini mungkin sangat rumit karena makna yang melekat pada berbagai kata dan simbol mungkin berbeda, tergantung pada kerangka acuan dan bidang pengalaman dari dua kelompok. "(C.L. Tyagi,2004: p105) Inti dari pernyataan C.L. Tyagi, menurutnya proses komunikasi pemasaran selalu diterapkan untuk strategi promosi. Umumnya, yang menjadi sender dalam proses komunikasi pemasaran adalah perusahaan yang dapat diwakili oleh manajer pemasaran, public relations, atau seseorang yang memiliki kepentingan dalam proses pemasaran. Dan pesan yang diinformasikan merupakan pesan yang mencakup tentang inti dari pemasaran tersebut, seperti misalnya iklan, presentasi penjualan, publisitas. Mekanisme yang mengirimkan pesan adalah komponen promotion mix seperti Public Relations, Sales Promotion, Personal Seling, Direct Marketing, dan Advertising. Setelah adanya pernyataan dari ahli tersebut, maka persepsi mengenai proses komunikasi dan komunikasi pemasaran adalah hal yang sama harus 26 diubah. Hal ini karena proses komunikasi pada umumnya dan proses komunikasi pemasaran memiliki perbedaan baik dari sender, receiver, media, dan message. 2.1.3 Promosi 2.1.3.1 Definisi Promosi Kotler (1997) dalam buku Freddy Rangkuti yang berjudul “Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication” mendefinisikan promosi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen agar membeli (Rangkuti, 2004: 142). Tujuan utama dari promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara mendasar adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk pelanggan sasaran, mengingatkan kembali konsumen sasaran. Agar tujuan komunikasi tersebut sesuai dengan targetnya, sebaiknya pemasar memahami dengan baik konsep marketing communication (komunikasi pemasaran) (Subagyo,2010: 133). Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) (Soemanagara,2006 : 1). Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima mode komunikasi dalam pemasaran yaitu, advertising, sales promotion, direct selling, public relation, dan personal selling. Sebelum melakukan komunikasi tersebut, pemasar harus memahami terlebih dahulu konsep marketing mix. Marketing mix adalah strategi dasar 27 seorang pemasar dalam membuat perencanaan pemasaran (marketing plan) dan promosi merupakan bagian dari konsep marketing mix. Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2006) dalam Rangkuti (2004: 21) menjelaskan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah strategi produk, promosi, penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. Bauran pemasaran adalah variabel-variabel terkontrol yang dapat digunakan perusahaan untuk menjangkau konsumen yang merupakan target market-nya. Hal itu populer dengan singkatan 4“P”, yaitu product, price, place/distribution, dan promotion. Perusahaan yang berhasil pada dasarnya mampu memainkan dengan tepat kombinasi ke empat “P” tersebut dengan efisien dan efektif didukung oleh keputusan yang inovatif dan brilian (K., 2003: 2) Masing-masing elemen 4PS tersebut saling memengaruhi satu sama lain, bahwa setelah menciptakan produk dan harga suatu produk, maka fungsi pemasaran selanjutnya adalah membuat suatu strategi promosi untuk memperkenalkan produk tersebut kepada masyarakat. (Gb. 2.2): 28 Gb.2.2 The Promotion Mix (Sumber: Deskripsi peneliti berdasarkan pernyataan Tjiptono (2001 : 219)) Sub Kombinasi bauran pemasaran (Marketing mix) dalam jurnal (Dahmiri, Juli - Desember 2010) adalah: a. Produk Menurut Kotler (2004) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. b. Price Menurut Swastha dan Irawan (2002) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. c. Place 29 Place mewakili lokasi dimana suatu produk dapat dibeli. Hal ini sering disebut dengan saluran distribusi (Subagyo,2010: 130). Menurut Nitisemito (1991) distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. d. Promotion Menurut Tjiptono (1997) promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan atau mengingatkan pasar. Promosi memiliki 4 (empat) elemen yang berbeda yang disebut dengan bauran promosi yaitu: advertising, sales promotion, personal selling, public relation, dan direct marketing. 2.1.4 Teori AIDA Idealnya, sebuah pesan yang efektif, harus dapat memperoleh perhatian (attention), merangsang minat (Interest), membangkitkan keinginan (desire) dan mendorong terjadinya aksi (action) pembelian (Simamora, cetakan ke tiga 2003: 290). Berdasarkan C.L. Tyagi proses AIDA proses AIDA adalah seperti ini: Attention Interest Desire Action Gb. 2.3 Proses AIDA menurut C.L. Tyagi (Sumber: :Buku Advertising Management C.L Tyagi (2004)) 30 Pada gambar 2.3 C.L Tyagi mencoba menjelaskan proses AIDA sebagai berikut: “The recipient of a message moves from awareness to interest and again to desire to reach the level of action-the purchase of the product. The advertiser should draw the attention of the consumers to create desire to buy the product. In the beginning of the advertisement the attention of the potential customer shuld be drawn. Now, interest should be aroused and held through the advertising process. Interest leads to desire. Customers can satisfy their wants or desire by purchasing goods”. (C.L. Tyagi, 2004 : p251) "Para penerima pesan berpindah dari kesadaran kepada kepentingan dan lagi ke keinginan untuk mencapai tingkat aksi pembelian produk. Pengiklan harus menarik perhatian konsumen untuk menciptakan keinginan untuk membeli produk. Pada awal iklan perhatian pelanggan potensial harus ditarik. Sekarang, minat harus dibangkitkan dan diadakan melalui proses periklanan. Minat menyebabkan keinginan. Pelanggan dapat memuaskan keinginan mereka atau keinginan melalui pembelian barang” (C.L. Tyagi, 2004 : p251) Mengacu pada teori diatas, menurut teori AIDA pemasar harus mampu menciptakan awareness publik yang bertujuan untuk meningkatkan attention sehingga tahap selanjutnya dapat memacu tingkat interest dan keinginan untuk mau melakukan suatu tindakan. 2.1.5 DAGMAR Pandangan Massingham, G. L. (2002). dalam buku Essential of Marketing Management dan Massingham dalam model DAGMAR adalah: “According to DAGMAR theory, the main objective of advertising is to accomplish clearly defined communication objectives. (Reynolds, G. L.,2002: p135). Many of the models lack detail as to how best to achieve an objective. Refinements to some, such as the DAGMAR model, are attempts to operationalize hierarchy models further. However,, there remain difficulties associated with measurement, as conceptual problems are still associated with 31 constructs such as awareness, conviction, and preference. (Massingham, G. L., 2011: p248). “Menurut teori Dagmar, tujuan utama dari iklan adalah untuk mencapai tujuan komunikasi yang jelas. (Reynolds, G. L.,2002: p135). Banyak model tidak ada perincian tentang cara terbaik untuk mencapai tujuan. Penyempurnaan bagi sebagian orang, seperti model Dagmar, merupakan upaya untuk mengoperasionalkan model hirarki lebih lanjut. Namun, masih ada kesulitan yang terkait dengan pengukuran, seperti masalah konseptual yang masih terkait dengan konstruksi seperti kesadaran, keyakinan, dan preferensi” (Massingham, G. L.,2011: p248). Menurut Massingham, G. L. tujuan dari teori DAGMAR adalah tujuan dari pembuatan iklan yang akan dinformasikan harus memiliki definisi yang jelas agar hasil iklan dapat diukur. Pengukuran hasil tersebut didasarkan pada masalah kesadaran (awareness), pemahaman (comprehension), keyakinan (conviction) dan pembelian sebagai bentuk dari tindakan (action) seperti yang tergambar di bawah ini (Gb. 2.5) Unawareness Awareness Comprehension Conviction Action (Purchase) DAGMAR MODEL Gb. 2.4 DAGMAR Model (Sumber: Massingham, G. L., 2011: 248) Dari skema hirarki tersebut dapat dijelaskan mengenai proses yang terjadi saat khalayak melihat iklan (Kasali 2007:52 dalam Aghillunta, A. (2010) tanggal 31 Mei 2012 pukul 04.31 WIB). 32 1. Ketidaksadaran (Unawareness) Tahapan ini merupakan tahap awal saat khalayak belum menerima informasi. 2. Kesadaran (Awareness) Salah satu tugas periklanan disini adalah meraih kesadaran target khalayak dengan cara menyajikan pesan yang menarik agar khalayak memperhatikan isi pesan dan mendapatkan kesadaran akan pesan iklan. Tahapan kedua adalah disaat khalayak tidak memperhatikan isi pesan dan mendapatkan kesadaran akan pesan sebuah iklan yang didasari karena adanya ketertarikan dari iklan tersebut. Adanya ketertarikan timbul karena daya tarik tersebut. Terkait dengan pembahasan mengenai awareness dalam teori DAGMAR, menurut William Chitty definisi Brand Awareness adalah sebagai berikut: ”Brand awareness relates to whether a brand name comes to mind when consumers think about a particular product category, and the ease with which that name is evoked. Brand Awareness is the basic dimension of brand equity. From individual consumer’s perspective, a brand has no equity unless the consumer is at least aware of the brand. (William Chitty, 2008: p15) “Kesadaran merek idealnya selalu memiliki keterkaitan dengan nama merek yang ada di benak pelanggan sehingga ketika pelanggan berpikir tentang suatu produk, pelanggan akan dengan segera dapat mengingat nama merek yang diciptakan. Kesadaran merek adalah dimensi dasar dari ekuitas merek, karena dari perspektif konsumen sebuah merek memiliki ekuitas jika konsumen sadar akan merek tersebut. (William Chitty, 2008: p15) 33 Berdasarkan definisi diatas maka pengertian Brand Awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat, bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu. Aaker telah membuat suatu ilustrasi dengan sebuah piramida untuk mengukur awareness konsumen terhadap produk yang diciptakan, yaitu dengan sebutan “The Brand Awareness Pyramid”. Gb. 2.5 “The Brand Awareness Pyramid” (William Chitty, 2008) Dalam ilustrasi tersebut di atas, maka terlihat ada 4 (empat) tingkatan dalam piramida Aaker, yaitu: a. Top of Mind Awareness, merupakan tahap awal dari piramida Aaker. Dalam tingkatan ini konsumen telah mengetahui merek secara sadar. Umumnya, ketika seseorang bertanya mengenai merek brand pertama yang diucapkan oleh konsumen itulah yang disebut puncak pikiran. Kesimpulannya, merek yang ada dalam tahap ini sudah melekat di benak pelanggan secara khusus. 34 b. Brand Recall, tahap ini adalah tahap pengulangan kembali suatu merek oleh konsumen tanpa bantuan dari media maupun dari pihak tertentu. Konsumen dapat menjelaskan suatu brand dalam kategori produk tertentu produk. Contoh: ketika seseorang bertanya mengenai produk shampo, konsumen akan dengan segera menjawab Pantene, Clear, Sunsilk, dll c. Brand Recognition adalah merek yang diketahui pelanggan (Kertajaya, 2004: 203) Mengacu pada definisi Hermawan Kertajaya, dalam tahap ini konsumen dapat menjawab pertanyaan mengenai pengenalan merek dengan adanya dukungan dari orang lain yang membantu mengingatkan mereka dalam memunculkan merek tersebut melalui pertanyaan yang memiliki keterkaitan langsung dengan merek. d. Tahap terendah dalam piramida ini adalah Unaware of Brand, pada tahap ini konsumen belum menyadari adanya Brand di pasaran. 3. Pemahaman (Comprehension) Langkah ini dibutuhkan sebagai suatu proses sebelum khalayak mengatakan suka atau tidak suka terhadap informasi yang diterimanya. Tahapan ini terjadi setelah khalayak memiliki ketertarikan akan pesan 35 iklan yang ditampilkan dan mampu menangkap serta memahami isi pesan. 4. Keyakinan (Conviction) Setelah khalayak paham atas informasi yang disampaikan, dalam tahap ini mereka akan berusaha untuk meyakinkan diri mereka agar menerima semua informasi dengan sikap yang positif hingga memacu minat dan interest khalayak untuk melakukan suatu tindakan. 5. Tindakan (Action) Khalayak melakukan tindakan tas pesan yang diterimanya. Hal tersebut dapat kita lihat dari perubahan yang terjadi dalam diri khalayak. Bila khalayak melakukan sesuai dengan apa yang diharapkan pengikla maka dapat dikatakan iklan tersebut bekerja dengan baik sehingga menimbulkan efek konatif yang positif (Kasali 2007:52 dalam (lunta, 2010) tanggal 31 Mei 2012 pukul 04.31 WIB). 2.1.6 MARCOM MATRIX Bruce Bendinger mendefinisikan Marcom Matrix sebagai berikut: “Marcom Matrix is a useful way to thin about the The Marcom Matrix, with six major forms of Marcom: Advertising, Public Relation & Publicity, Sales promotion, Direct Marketing, Event Marketing, New Media (which includes the Internet). They all revolve arround the Idea.The Idea could be the idea of brand, the idea arround a current campaign, or a short term event-like a product intro. (Bendinger, 2002: p2) Menurut Bruce Bendinger Marcom Matrix adalah model konseptual yang menggunakan enam bentuk alat komunikasi pemasaran yaitu Periklanan, Public 36 Relatiosn & Publicity, Sales promotion, Direct Marketing, Event Marketing, New Media (termasuk juga Internet). Semua alat komunikasi tersebut berputar mengelilingi suatu ide dari merek, ide tersebut dapat dibentuk berdasarkan suatu event yang ingin dilakukan baik jangka pendek atau yang berbentuk kampanye. Kesimpulan dari teori Marcom Matrix ini yaitu menjelaskan bahwa suatu ide besar mengenai apa yang diingiinkan baik ide dari suatu brand atau lainnya yang coba diaplikasikan dengan menggunakan bantuan dari Advertising, Public Relation & Publicity, Sales promo, Direct Marketing, Event Marketing, New Media (Internet). Gb.2.6 Marcom Matrix Model (Sumber: Bendinger, 2002: p2 ) 37 2.1.7 Integrated Marketing Communication (IMC) Komunikasi dan promosi adalah satu diantara sekian banyak kemampuan yang harus dimiliki dalam marketing. Istilah komunikasi sebenarnya mengandung arti yang lebih luas. Komunikasi dapat terjadi dengan ataupun tanpa direncanakan sebelumnya. Pakaian yang dikenakan oleh seorang tenaga penjual merupakan bentuk komunikasi, katalog harga juga bentuk komunikasi, dan kantor perusahaan juga bentuk komunikasi; smeuanya menimbulkan kesan tertentu bagi pihak penerima. Inilah sebabnya mengapa belakangan ini orang banyak menaruh minat pada apa yang disebut IMC. (Kotler, P. yang diterjemahkan oleh Lastianti,Anies. (2003: 21)). Membahas mengenai IMC, Menurut Duncan (2005), Principles of Advertising & IMC, komunikasi pemasaran terpadu adalah proses perencanaan, pelaksanaaan dan pengendalian pesan suatu merek untuk dapat menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Jadi, IMC merupakan suatu sinergi, kreativitas, integrasi, dan komunikasi pemasaran secara terpadu dengan cara memanfaatkan beragam elemen komunikasi yang berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling mendukung. (Rangkuti,2004 : 29) Kita dapat mengklaim memiliki komunikasi pemasaran terpadu (integrated) secara penuh apabila kita sudah mengidentifikasikan satu per satu pesan inti yang mengarahkan pada suatu ide kreatif besar dan dapat pula diimplementasikan pada segala bidang yang kita tekuni. Atau, kita boleh mengatakan mampu memepertahankan komunikasi terpadu dari waktu ke waktu 38 apabila dalam perkembangannya, komunikasi dianggap benar sesuai keadaan dan karkteristik merek yang ada. (Rangkuti,2004 : 30) 2.2 Teori Khusus : Promotion Mix Promosi adalah elemen keempat dari marketing mix yang merupakan salah satu faktor penting dalam penentu keberhasilan suatu kegiatan usaha perusahaan. Tanpa adanya promosi, konsumen tidak akan mengetahui informasi terbaru yang berkaitan dengan perusahaan, misalnya seperti peluncuran suatu produk/jasa baru. Dampaknya pendapatan perusahaan akan menurun dan kegiatan usaha tidak akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, dalam konsep IMC, perusahaan disarankan dapat mengkombinasikan alat-alat promosi dengan baik yang dikoordinasikan dengan promotion mix (Kotler dan Gary Amstrong, 2004: 481). Marcom Mix dan Promotion mix merupakan dua istilah yang sama, namun istilah promotional mix (bauran promosi) lebih sering digunakan pemasar karena lebih mudah diingat dan komunikan lebih aware dengan istilah tersebut sehingga memudahkan komunikator dalam menyampaikan informasi yang berkaitan dengan hal tersebut (untuk selanjutnya disebut promotional mix). Definisi promotion mix menurut Rangkuti merupakan alat-alat komunikasi yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut (Rangkuti, 2009: 275). 39 Komponen alat-alat bauran komunikasi pemasaran (Marcomm Mix) atau bauran promosi (promotion mix) yang berusaha mengkomunikasikan informasi dari perusahan kepada konsumen antara lain (Gb. 2.4): The Promotional Mix Advertising Sales Promotion Personal Selling Publisitas / Public Relations Direct Marketing Gb.2.7 Bauran Komunikasi Pemasaran (Sumber: Soemanagara,2006) Untuk lebih jelasnya kelima komponen alat promosi tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Advertising Periklanan adalah semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal dan promosi dari suatu ide, produk, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor (Kotler, dan Amstrong 2004: 494). Sedangkan definisi iklan menurut Wijatno (2009: 191), iklan merupakan komunikasi non personal yang disiarkan melalui televisi, radio, majalah surat kabar, internet, atau media lainnya. Iklan juga merupakan elemen yang efisien untuk menjangkau khalayak yang luas, misalnya iklan dipasang melalui televisi atau surat kabar akan ditonton dan dibaca jutaan orang. 40 Iklan merupakan komponen kunci dari program promosi dan paling luas digunakan. Tujuan utama iklan adalah membangkitkan kesadaran konsumen akan adanya suatu produk/ atau merek, menjelaskan keunggulan suatu produk, menciptakan asosiasi antara suatu produk dengan gaya hidup. (Wijatno, 2009: 191) Adapun media-media yang digunaan untuk mendukung kegiatan advertising dapat dibagi atas 3 bagian utama antara lain (Subagyo, 2010: 138): a. Media Cetak Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesanpesan visual dalam melaksanakan fungsinya sebagai media penyampaian informasi. Berdasarkan kepada pengertian di atas, maka media cetak yang digunakan sebagai media untuk kegiatan periklanan terdiri atas surat kabar, majalah, brosur, leaflet,folder. b. Media Elektronik Media kedua yang dapat digunaan untuk mengiklankan berbagai produk yang dihasilkan dengan sasaran konsumen yang lebih besar dan jangkauan yang luas yaitu dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, dan radio. 41 c. Media Outdoor (Luar Ruang) Sebagai alternatif ketiga untuk melaksanakan kegiatan iklan, maka media luar ruang merupakan bentuk iklan yang paling tua. Fungsi utama media iklan luar ruang adalah sebagai iklan untuk mengingatkan dan sebagai media sekunder untuk mendukung kampanye iklan dari media utama. Contoh media luar antara lain billboard, dan poster. 2. Sales Promotion Menurut Kotler Sales Promotion adalah: Sales promotion is the short-term incentives to encourage the purchase or sale of a product or service. Its main purpose is to stimulate immediate action. Uses a variety of incentive for consumer and trade-The primary strength of this is that it offers an “extra incentive” for consumer to act (Kotler, A. d.,2004: p509). Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Tujuan utamanya adalah untuk merangsang tindakan segera. Menggunakan berbagai insentif bagi konsumen dan perdagangan-Kekuatan utama dari ini adalah bahwa ia menawarkan suatu "bonus tambahan" bagi konsumen untuk bertindak (Kotler, A. d.,2004: p509). Mendukung definisi Kotler sebelumnya, menurut Getty (2006: 261) dalam bukunya“ Business Concept Implementation: In Sales & Distribution” Sales Promotion adalah seperangkat alat yang digunakan untuk merangsang konsumen agar membeli barang atau jasa dengan lebih cepat dengan kuantitas yang lebih besar, biasanya efeknya dalam jangka pendek. Beberapa contoh alat sales promotion yang banyak digunakan adalah sebagai berikut: 42 a. Free goods adalah barang tambahan yang diberikan dengan gratis jika pembeli membeli dalam jumlah tertentu atau model tertentu. b. Samples adalah contoh produk yang dibagi-bagikan secara gratis ke konsumen. c. Coupon adalah kupon diskon yang biasanya ditempelkan di produk tertentu, di majalah, ataupun dibagikan oleh perusahaan. d. Stiker dagang, merupakan jenis premi khusus yang diterima oleh konsumen yang membeli produk, kemudian mereka dapat menukar barang produk tersebut di pusat-pusat penebusan stiker dagang. 3. Personal Selling Personal Selling menurut definisi Basu Swastha adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Subagyo, 2010: 155). Menurut Basu Swastha dalam buku Marketing In Business (Subagyo, 2010: 155) perbedaaan antara iklan dan personal selling adalah percakapan dalam iklan bersifat searah dan sepihak, sedangkan percakapan dalam personal selling bersifat dua arah atau timbal balik dalam menghadapi calon pembeli. Tujuan personal selling adalah (Subagyo, 2010: 156) mendapatkan pesanan untuk produk tersebutm membuat agar pengecer aktif mempromosikan dan memamerkan produk itu ditempat penjualannya, 43 membuat grosir (wholeshaler) bekerja sama dengan pengusaha untuk aktif menjual produk tersebut, dan mendidik mereka yang dapat mempengaruhi pembelian untuk memilih perusahaannya dan produknya. Prinsip yang paling penting dalam menerapkan strategi personal selling adalah dengan menjaga hubungan jangka panjang. Sehingga tenaga sales tidak hanya berfungsi sebagai pencari order, tetapi juga berfungsi sebagai konsultan untuk pembeli. Yaitu dengan menyarankan produk apa yang harus dipesan, serta memberikan rekomendasi dengan harga yang paling sesuai dengan kebutuhan pembeli (Rangkuti, 2010: 188). 4. Publisitas / Public Relations Publisitas didefinisikan oleh Ahmad Subagyo dalam bukunya Marketing in Business sebagai sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, atau tanpa pengawas dari sponsor (Subagyo, 2010: 158). Sedangkan definisi Public Relations menurut Kotler , Public Relations is the building good relations with the company’s various publics by obtaining favorable publicity, building up a good corporate image, and handling or heading off unfavorable rumors, stories, and events. (Kotler, A. d.,2004: p15). Berdasarkan pengertian di atas, Kotler menyatakan, bahwa public relations bertugas untuk membangun hubungan yang baik dengan banyak publik dari perusahaan dengan mendapatkan publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan penanganan atau rumor yang kurang baik, cerita, dan peristiwa. 44 Dalam buku Rosady Ruslan (2010), Scott M. Cutlip and Allen H. Centre (1982) dalam bukunya Effective Public Relations, mengungkapkan bahwa: “Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi dengan kepentingan publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk memeperoleh pengertian dan duungan publiknya (Ruslan, 2010: 25). Public Relations sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi. Artinya PR/Humas bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan atau organisasi tersebut bersifat melekat pada manajemen perusahaan (Ruslan, 2010: 24) Berbeda dengan definisi Cutlip dan Kotler di atas, Grunig dan Hunt ((1984: 6) dalam Sulistyaningtyas, Desember 2010) menempatkan Public Relations sebagai kegiatan komunikasi dengan mengemukakan pengertian Public Relations sebagai aktivitas pengelolaan kmunikasi antara sebuah organisasi dengan publiknya. Mengacu pada pernyataan Grunig dan Hunt, seorang PR bertanggung jawab melakukan komunikasi kepada pihak internal dan eksternalnya. Berikut gambar komunikasi yang dikendalikan oleh seorang Public Relations.(Gb. 2.8) 45 Advertising • Corporate Image Publications • Annual report • Magazines • Videos • Brochures • Books • Website Events • Social events • Factory Tours • Annual general meeting Public Relations Press relations • Press releases • Press conferences • Press briefings • Press receptions Internal • House of Journals • Staff briefings Gb. 2.8 Komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations (Sumber: Penggabungan berbagai sumber buku) 5. Direct Marketing Menurut Kotler dan Amstrong, Direct Marketing adalah: Direct marketing is the direct connections with carefully targeted individual consumers to both obtain and immediate response and cultivate lasting customer relationships—the use of telephone, mail, fax, e-mail, the Internet, and other tools to communicate directly with specific consumers; (Kotler, A. d.,2004: 543 dan Amstrong, 2004: p467). Pemasaran langsung adalah koneksi langsung dengan konsumen individu seksama ditargetkan untuk kedua mendapatkan dan tanggapan langsung dan mengembangkan hubungan pelanggan yang langgeng-penggunaan telepon, surat, faks, e-mail, Internet, dan alat lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu; (Kotler, A. d., 2004: 543 dan Amstrong, 2004: p467). Menurut Kotler dan Amstrong (2004: p548) dalam bukunya Principles of Marketing, terdapat beberapa bentuk penjualan langsung (direct marketing) yaitu: 46 Face-to-face selling Online Marketing Kiosk Marketing Tele-marketing Customers and Prospects Direct-mail Marketing Direct response television marketing Catalog Marketing Gb. 2.9 Bentuk penjualan langsung (direct marketing) (Sumber: Kotler dan Amstrong, 2004: 548) Untuk lebih memahami beberapa bentuk penjualan langsung,dibawah ini dijelaskan secara singkat tiap-tiap bentuknya (Kotler and Amstrong, 2004 549-554), yaitu: a. Telephone Marketing, yaitu menggunakan telephone untuk menjual secara langsung kepada konsumen. b. Direct-mail marketing, yaitu pemasaran langsung melalui email, fax mail, maupun voicemail yang meliputi surat,dan iklan. c. Catalog Marketing, yaitu penjualan secara langsung melalui katalog tercetak, video, atau katalog elektronik yang dikirimkan dengan memilih konsumen dan menyediakan katalog tersebut di toko-toko maupun disajikan secara online. 47 d. Direct-response television marketing, yaitu penjualan secara langsung melalui televisi, termasuk didalamnya respons dari iklan di televisi dam media home shopping. e. Kiosk Marketing adalah beberapa perusahaan memiliki tempat penjualan di suatu toko, bandara, dan lokasi lainnya, 48 2.3 Kerangka Pemikiran Berdasarkan beberapa uraian teoritik tersebut di atas, maka penulis membangun kerangka pemikiran dalam skripsi ini sebagai berikut : Salah satu Misi PT PLN (Persero): meningkatkan kepuasan pelanggan Inovasi Produk dan Program Layanan untuk para pelanggan dan masyarakat Listrik Pra Bayar (2008- Desember 2011) Pencapaian Target: 4 juta Pelanggan Rebranding menjadi Listrik Pintar (Januari 2012-Juli 2012 (masa penelitian)) Target baru: juta pelanggan secara Nasional Gb.min. 2.105Kerangka Pemikiran Strategi Promosi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam mendukung Brand Awareness Listrik Pintar Tidak Berhasil Berhasil Banyak Pelanggan Migrasi dan Jumlah pelanggan Listrik Pintar di kawasan Jakarta dan Tangerang meningkat Pengguna Listrik Pasca Bayar lebih banyak dibandingkan pengguna Listrik Pintar Gb. 210. Kerangka Pemikiran 49 Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis ingin menjelaskan bahwa untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya PT PLN (Persero) selalu menciptakan prduk layanan yang kreatif, andal, dan berkualitas. Salah satunya adalah Listrik Pra Bayar. Pada masa menggunakan brand Listrik Pra Bayar di tahun 2008 hingga akhir 2011 telah mencapai target 4 juta pelanggan secara Nasional. Di tahun 2012 ini, Listrik Pra Bayar merupakan prgram prioritas PLN, maka dilakukanlah rebranding menjadi Listrik Pintar guna mencapai target yang lebih banyak lagi minimal 5 juta pelanggan secara Nasional. Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat strategi promosi apa saja yang telah dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dalam mendukung Brand Awareness Listrik Pintar. Terdapat dua kemungkinan dalam pengimplementasian suatu strategi, yaitu berhasil dan tidak berhasil. Dalam penelitian ini, tingkat keberhasilan dapat diukur dengan melihat banyaknya pelanggan yang melakukan migrasi dari listrik Pasca Bayar menjadi Listrik Pintar, dan jumlah pelanggan Listrik Pintar meningkat. Sedangkan ukuran strategi tidak berhasil, maka ditemukan bahwa masih banyaknya masyarakat yang menggunakan Listrik Pasca Bayar.