BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Options menurut Cohen (2009) didefinisikan sebagai kontrak yang berupa penyerahan hak, bukan kewajiban untuk membeli atau menjual sebuah underlying aset pada harga tertentu selama jangka waktu yang disepakati. Underlying Options dapat berupa saham (stock), ETF (exchange Trade Funds) atau Index. Kontrak ini memiliki harga eksekusi (Exercise Price) tertentu, yang dapat digunakan untuk melaksanakan haknya (exercise) atau dapat diassignment oleh pembelinya. Kontrak ini juga memiliki jangka waktu tanggal kadaluwarsanya (expiration date). Jika options itu sudah kadaluwarsa, maka sudah tidak memiliki nilai sama sekali. Kontrak ini melibatkan antara penjual dan pembeli options, sebagai pembeli diwajibkan membayarkan premi kepada penjual untuk mendapatkan hak membeli atau menjual underlying assets tersebut pada harga kesepakatan (exercise price) sebelum jangka waktu habis atau kadaluwarsa (expiration date). Sementara pihak penjual mendapatkan premi pembayaran dengan berkewajiban menyerahkan (assignment) underlying assets tersebut, jika sewaktu-waktu selama masa kontrak pihak pembeli menggunakan haknya (exercise). Kontrak options terdiri dari dua yaitu Call dan Put Options, beli call (long call) berarti memiliki hak bukan kewajiban untuk membeli underlying assets tersebut pada harga yang disepakati selama jangka waktu kontrak, sementara itu jual call (sell call) berarti mewajibkan kepada penjual options untuk menyerahkan vi underlying assets tersebut pada harga yang disepakati kepada pembeli. Karnadjaja(2007) mengggambarkan aplikasi penjual dan pembeli call options yaitu pada transaksi jual beli rumah, dimana pembeli memberikan uang jaminan kepada penjual dengan kesepakatan harga dan jangka waktu tertentu, bahwa selama kontrak tersebut pihak pembeli mempunyai hak untuk membeli rumah dengan harga kesepakatan, tetapi jika sampai masa kontrak habis ternyata pembeli tidak melakukan pembelian maka uang jaminan tersebut akan hilang. Sementara itu beli put (long put) memiliki hak bukan kewajiban untuk menjual underlying assets tersebut pada harga yang disepakati selama jangka waktu kontrak, sementara itu jual put (sell put) memiliki kewajiban untuk membeli underlying assets tersebut pada harga yang disepakati dari pihak pembeli options. Dalam buku yang sama aplikasi transaksi Put Options digambarkan dengan asuransi rumah dimana terdapat kewajiban membayar premi, jika selama masa asuransi tersebut terjadi kebakaran terhadap rumah tersebut, maka pihak pemegang polis tersebut dapat mengklaim kepada asuransi tersebut terhadap kerugian yang terjadi (Agustino 2007:88). Transaksi options yang akan dijadikan obyek penelitian ini yaitu pada pasar saham Amerika Serikat karena tingkat likuiditas yang sangat tinggi dan variasi produk optionsnya yang cukup banyak meliputi saham (stock), ETF (Exchange Trade Funds), Index dan futures options. Pada saat ini di Amerika Serikat terdapat 4 bursa utama yang memperdagangkan kontrak options yaitu: The New York Stock Exchange (NYSE) The American Stock Exchange (AMEX) vii The National Association of Secutirities Dealers Automated Quotes (NASDAQ) The Chicago Board Options Exchange (CBOE) Disamping itu juga terdapat beberapa bursa regional, diantaranya yaitu: Pasific Stock Exchage (PSE) yang berada di San Fransisco Boston Stock Exchange (BSE) terletak di Boston The Cincinnati Stock Exchange (CSE) Chicago Stock Exchage (CHX) Philadelphia Stock Exchange (PHLX) Tabel di bawah ini terdapat contoh transaksi options yang terjadi pada masingmasing bursa yang terjadi pada bulan November 2012 yang lalu yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Transaksi Options di Berbagai Bursa Amerika viii Sumber: OptionsClearingHouse (OCC) Pertumbuhan transaksi options yang cukup besar di Amerika Serikat terlihat dari laporan tahunan OCC (Options Clearing House) pada tahun 2011, dimana terdapat transaksi sebesar 4.5 Milyar Dollar di seluruh bursa di Amerika pada 2011, meningkat 17% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 3.9 Milyar Dollar. Perkembangan empat tahun terakhir terlihat seperti gambar berikut: Sumber: OptionsClearingHouse (OCC) Gambar 1.1 Perkembangan Kontrak Options ix Terlihat bahwa nilai transaksi options yang cukup besar dan tingkat pertumbuhan yang cukup signifikan, menyebabkan tingkat likuiditasnya dapat diandalkan. Jika dibandingkan dengan return Index Dow Jones yang mengalami kontraksi pada tahun 2007 sebesar -3% dan diperburuk adanya krisis Subprime mortagage pada tahun 2008 yang menyebabkan kontraksi sebesar -32%, maka pertumbuhan kontrak options ini sangat luar biasa. Saat dimana pasar saham di Amerika sedang mengalami panic selling, di satu sisi pertumbuhan kontrak options yang terus meningkat. Pada tahun-tahun berikutnya dimana return Index Dow Jones yang sudah mulai meningkat sekitar 10%, pertumbuhan kontrak options juga meningkat. Bahkan pada tahun 2011 return Index Dow Jones yang hanya mampu tumbuh sekitar 6%, tetapi pertumbuhan kontrak options mencapai 17%. Namun demikian, sebagai investor yang akan melakukan trading options di pasar yang sangat likuid ini, dan arah pergerakan market yang tidak jelas bisakah trading options mendapatkan keuntungan dengan kondisi seperti ini? Pertanyaan ini sangat menarik untuk dilakukan analisis strategy trading options, yang memang sangat banyak sekali menyediakan berbagai macam kombinasi dari strategy dasar options yaitu long-sell call dan long–sell put serta berbagai underlying assetsya yaitu stock/saham, ETF, Index dan Future. 1.2 Perumusan Masalah Trading options dengan underlying assets yang dapat berupa saham, ETF dan Index sebetulnya cukup flexible untuk digunakan pada kondisi pasar yang tidak menentu. Jika arah sebuah underlyingnya terdapat kecenderungan untuk naik x (bullish), maka dengan mempunyai kontrak call yang memberikan hak untuk membeli underlying assets yang dikemudian hari akan diprediksi terus meningkat, maka akan sangat menguntungkan. Options sebagai daya ungkit (leverage) maka dengan modal yang cukup kecil dapat digunakan untuk mendapatkan underlying assets tersebut. Demikian juga sebaliknya, jika arah sebuah underlying terus mengalami penurunan maka dengan mempunyai kontrak put akan memberikan hak kepada pembeli untuk menjual pada harga yang lebih tinggi pada masa yang akan datang jika pergerakan underlying tersebut akan mengalami penurunan terus menerus. Kombinasi strategy dasar options trading, untuk berbagai arah pergerakan underlying dalam bukunya Fontanills(2005) dapat dirangkum sebagai berikut: Tabel 1.2: Kombinasi strategy dasar options xi (Fontanills 2005:511-512) Dari tabel 1.1 di atas terlihat bahwa pada kondisi underlying yang cenderung meningkat / bullish maka strategy long call, short put, bull call spread dan call ratio back spread dapat memberikan keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan selisih antara exercise price dengan harga saat ini yang lebih tinggi. Sedangkan untuk bull put spread keuntungan diperoleh karena posisi kita sebagai penjual dengan memanfaatkan waktu kontrak yang semakin habis (kadalursa) sedangkan underlyingnya cenderung sedikit mengalami kenaikan. Pada kondisi yang cenderung menurun/bearish maka strategy long put, short call, bear put, bear call spread dan put ratio backspread yaitu dengan memanfaatkan perbedaan selisih antara exercise price dengan harga saat ini yang cenderung lebih rendah. Khusus untuk bear call spread keuntungan diperoleh xii karena posisi kita sebagai penjual dengan memanfaatkan waktu kontrak yang semakin habis (kadaluarsa), sementara harga underlyingnya cenderung menurun. Pada kondisi arah pergerakan underlying yang bolak-balik/sideways maka strategy long butterfly, long condor dan calendar spread yaitu dengan memanfaatkan dengan berlalunya waktu kontrak yang semakin habis (kadaluarsa) maka keuntungan maksimal dapat diperoleh. Strategy dasar pada tabel 1.1 di atas sangat ideal jika prediksi arah pasar/pergerakan underlyingnya seperti yang diharapkan, tetapi menjadi pertanyaan utama yang perlu dikaji adalah strategy apa yang akan dilakukan jika arah pergerakan underlyingnya tidak seperti yang diharapkan? Oleh karena itu, penelitian ini ingin memfokuskan pada strategy trading options dengan teknik adjustment yang dapat mengantisipasi apabila terjadi pergerakan underlyingnya yang tidak sesuai dengan strategi yang sudah direncanakan. 1.3 Pertanyaan dan Tujuan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan pada strategi trading options akan membahas tentang strategi dan teknik adjustment yang akan dilakukan pada instrumen saham, ETF dan Index pada pasar yang sedang bullish, bearish dan sideways di pasar saham Amerika. Pertanyaan yang akan dianalisis selanjutnya adalah: 1. Strategy options apa yang akan digunakan pada saat entry pada pasar yang tidak berarah (directionless market)? 2. Bagaimana teknik adjustment yang dilakukan jika pergerakan underlyingnya tidak seperti yang telah direncanakan? xiii 1.4 Manfaat Penelitian Hasil studi empiris ini yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan setidaknya dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Menjadi referensi kepada trader options bahwa masih ada cara yang dapat ditempuh seandainya pergerakan underlying assetsnya tidak seperti yang direncanakan. 2. Memperkaya khasanah studi empiris bagi para trader options dan investor tentang cara melakukan adjustment terhadap posisi trading yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. 1.5 Metoda Penelitian Metodologi yang akan digunakan oleh penulis dalam melakukan analisis atas strategi trading options yang akan dilakukan, yaitu dengan bantuan trading platform pada broker ThinkorSwim TD Ameritrade yang berada di Amerika Serikat. Broker options trading tersebut mendapatkan penghargaaan pada tahun 2005 - 2009 dari BARRON’S sebagai: - Broker yang mendapatkan bintang 4,5 dari bintang 5 - Skor tertinggi dari 25 pesaing lainya - Broker options terbaik di seluruh dunia - Broker options yang paling aktif - Rangking pertama dalam penggunaan platform teknologinya, Research Amenities dan pelayanan kepada pelanggannya. xiv Fasilitas pada platform trading dari Thinkorswim berupa “thinkBack” yaitu merupakan bank data historikal yang telah lampau meliputi harga underlying, harga options, harga implied volatility, parameter options (delta,gamma,theta &vega), volume dan lain-lain. Selain fasilitas tersebut di atas, broker tersebut juga menyediakan interactive charts yang dapat digunakan untuk menganalisis teknikal terhadap sekuritas yang akan digunakan. Dengan interactive charts tersebut penulis dapat mengalisa secara teknikal apakah sebuah underlying asset itu sedang bullish, sideways atau bearish. Dengan penggunaan thinkBack tersebut, penulis dapat menguji strategi yang akan dipergunakan pada waktu yang lampau dengan memilih underlying pada kondisi pasar bullish, sideways atau bearish. Tgl saat ini Underlying Tgl uji backtesting Harga options saat uji Expired date (days) Volatility saat uji Gambar 1.2 Platform trading thinkBack dari Thinkorswim Pada platform Thinkorswim tersebut penulis akan mengambil harga-harga opsi yang diperdagangan pada waktu yang lampau. Selanjutnya akan diterapkan strategi yang akan digunakan dan dilakukan backtesting pada hari-hari berikutnya setelah tanggal entrinya. Trading akan dilakukan untuk setiap underlyingnya dengan melihat kondisi pasar saat itu berdasarkan analisis teknikal, dengan masa kontrak minimal xv 1 (satu) bulan setiap bulannya. Jangka waktu trading akan dibatasi sampai akhir bulan setiap underlyingnya, sehingga akan dilakukan penutupan sebelum waktu kontraknya habis. Dengan demikian, setiap akhir bulan akan terlihat hasil tradingnya apakah profit atau loss, dimana terdapat transaksi yang dilakukan teknik adjustment terhadap strategi yang digunakan dan ada yang tidak. Setiap underlying akan dipergunakan strategi trading yang sama, termasuk juga jangka waktu kontraknya dan tanggal entrinya. Jika dalam startegi tersebut sebelum expired sudah mengalami rugi 20-30% dari modal yang digunakan maka akan dilakukan teknik adjustment dan akan tetap dilakukan penutupan setiap akhir bulannya. 1.6 Batasan Penelitian Pada penelitian ini penulis membatasi pokok bahasan mengenai trading options di pasar saham Amerika Serikat pada underlying saham (IBM), ETF (SPY) dan Index (S&P 500). Sedangkan setiap underlyingnya penulis akan mengambil satu emiten untuk saham, ETF dan Index yang likuid. Hal ini dimaksudkan supaya memudahkan dalam melaksanakan eksekusi jual dan beli pada pasar yang sesungguhnya. 1.7 Sistematika Penulisan Laporan Penulisan laporan akan mengikuti format sebagai berikut: Bab I akan menguraikan mengenai later belakang, rumusan masalah, pertanyaan dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, metoda penelitian dan sistimatika laporan penelitian xvi Bab II pada intinya merupakan studi literatur yang menelusuri semua teori yang relevan dengan topik penelitian dan statistik dengan analysis of variance (ANOVA) satu arah yang akan digunakan dalam menganalisis uji perbedaan untung dan rugi setiap underlyingnya, sesuai dengan jenis kondisi pasarnya. Bab III membahas tentang metodelogi penelitian yaitu dengan menghitung return yang diperoleh dari penerapan strategi options trading pada trading platform ThinkBack. Bab IV secara khusus membahas tentang hasil penerapan strategi trading dan teknik adjustment yang digunakan pada saham/stock, ETF dan Index pada kondisi pasar yang bullish, bearish dan sideways. Bab V membahas tentang kesimpulan, saran dan referensi yang digunakan penulis dalam menyusun laporan penelitian ini. xvii