7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Data adalah

advertisement
7
BAB 2
LANDAS AN TEORI
2.1 Pengertian Data
Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti
dan sangat penting bagi pemakai (user) (Hoffer, Prescott dan M cFadden ,2005 , p5).
Data adalah fakta yang dapat disimpan dan memiliki arti (Navathe dan Elmasri,
2000, p4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta yang telah terjadi,
memiliki arti, dan dapat disimpan serta dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat
menjadi sebuah form yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
2.2 Pengertian Basis Data
Basis data adalah suatu koleksi data yang saling berhubungan secara logikal,
dan sebuah deskripsi data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
suatu organisasi (Connolly, 2002, p14). Dapat dikatakan juga basis data adalah
kumpulan file yang saling berhubungan, hubungan tersebut biasa ditunjukkan
dengan kunci dari tiap file yang ada. Suatu basis data menunjukkan satu kumpulan
data yang dipakai dalam satu lingkup organisasi. Basis data menjadi salah satu
bagian penting dari perusahaan untuk menyimpan informasi-informasi yang
diinginkan perusahaan tersebut.
2.3 Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data pada dasarnya adalah sekumpulan aplikasi yang
berinteraksi dengan basis data yaitu DBM S dan basis data itu sendiri (Connolly,
8
2005, p4). Keseluruhan system terkomputerisasi tersebut membolehkan pengguna
menelusuri kembali dan mengubah informasi tersebut sesuai kebutuhan.
2.4 Database Management System (S istem Pengaturan Basisdata)
Sistem Pengaturan Basisdata adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk menjelaskan, membuat, memelihara dan melakukan
kontrol akses terhadap basisdata (Connolly dan Begg, 2002, p16).
Sistem Pengaturan Basisdata adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
digunakan untuk membuat,memelihara dan menyediakan akses kontrol kepada
pengguna basisdata (Hoffer, Prescott dan M cFadden ,2005 , p7).
Sehingga secara keseluruhan DBM S dapat disimpulkan bahwa sistem
pengaturan basis data merupakan suatu sistem perangkat lunak yang digunakan
untuk menjelaskan, membuat, memelihara, dan mengontrol semua akses ke basis
data.
2.5 Database Application LifeCycle (S iklus Hidup Aplikasi Basisdata)
Sistem basisdata merupakan sebuah komponen dasar dari sistem informasi
organisasi besar, Database Applicattion LifeCycle (Siklus Hidup Aplikasi Basisdata)
sering dihubungkan dengan lifecycle dari sistem informasi.
Penting untuk mengetahui tahapan – tahapan dati Database Applicattion
LifeCycle (Siklus Hidup Aplikasi Basisdata) yang tidak secara sempurna berurutan,
tetapi meliputi sejumlah repetisi / pengulangan dari tahap – tahap sebelumnya
melalui putaran balik (feedback loops).
Untuk aplikasi basis data yang kecil, dengan jumlah pengguna yang sedikit,
lifecycle yang dibutuhkan tidak terlalu kompleks. Bagaimanapun, ketika mendesain
9
aplikasi basis data medium ke aplikasi basis data yang besar dengan sepuluh sampai
ribuan pengguna, menggunakan ratusan query dan program aplikasi, lifecycle dapat
menjadi sangat kompleks (Connolly dan Begg, 2002, p271). Tahapan – tahapan
tersebut terlihat pada gambar 2.1.
10
Gambar 2.1 Siklus Basisdata (Connolly, 2002, p272)
11
2.5.1 Database Planning (Perencanaan Basisdata)
Database Planning merupakan aktifitas yang berupa tahapantahapan didalam aplikasi basisdata agar dapat di realisasikan se-efisien dan
se-efektif mungkin. Tahapan yang paling penting pada Database Planning
adalah untuk mendefinisikan mission statemen t serta meng-identifikasi
mission objective pada proyek basisdata yang ada (Connolly dan Begg,
2002, p274).
• Mission statement menjelaskan tujuan utama dari aplikasi basisdata.
Mission statement
juga membantu menjelaskan tujuan dari proyek
basisdata dan juga menyediakan jalur yang lebih jelas dalam pembuatan
aplikasi basisdata yang lebih efisien dan efektif (Connolly dan Begg,
2002, p274).
• Mission objective menjelaskan suatu tugas tertentu yang mana harus
didukung oleh basisdata. Dengan asumsi jika basisdata mendukung
mission objetive maka mission statement-nya juga akan sesuai (Connolly
dan Begg, 2002, p274).
2.5.2 System Definition (Definisi Sistem)
System Definition mendeskripsikan ruang lingkup dan batasanbatasan dari aplikasi basisdata serta pandangan utama dari pengguna (user
view) (Connolly dan Begg, 2002, p274).
User view mendefinisikan kebutuhan aplikasi basisdata dari sisi
peranan jabatan tertentu (seperti Manager atau Supervisor) atau aplikasi
12
perusahaan untuk bidang tertentu (seperti Marketing, personnel, atau stock
control) (Connolly dan Begg, 2002, p275).
2.5.3 Requirements Collection and Analysis
Requirements collection and analysis merupakan suatu proses
mengumpulkan
dan
menganalisa informasi mengenai bagian
dari
organisasi yang didukung dengan aplikasi basisdata, dan menggunakan
informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan user dari sistem yang baru
(Connolly dan Begg, 2002, p276).
Terdapat beberapa cara dalam mengumpulkan informasi-informasi
tersebut, disebut juga fact-finding techniques. Fact-finding techniques
adalah proses formal dalam menggunakan teknik tertentu, seperti
wawancara dan kuisioner untuk mengumpulkan fakta mengenai sistem
serta kebutuhan-kebutuhannya (Connolly dan Begg, 2002, p302). Ada 5
macam teknik yang biasa digunakan didalam Fact-finding techniques yaitu:
1. Memeriksa berkas-berkas atau dokumen-dokumen yang telah ada
M emahami jalannya sistem yang ada diperusahaan saat ini akan
sangat membantu dalam pengembangan analisis yang dibutuhkan oleh
basisdata perusahaan tersebut. Dengan cara memeriksa berkas-berkas,
dokumen-dokumen, laporan-laporan dan file-file yang berhubungan
dengan sistem yang sedang berjalan (Connolly dan Begg, 2002, p305).
2. Wawancara
Teknik wawancara dapat mengumpulkan informasi seperti
pengumpulan fakta-fakta yang ada, memeriksa fakta, mengklarifikasi
fakta,
membangkitkan
semangat,
melibatkan
pengguna
akhir,
13
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan, dan mengumpulkan ide-ide dan
pendapat (Connolly dan Begg, 2002, p306).
3. Pengamatan pada sistem yang sedang berjalan
M elakukan pengamatan pada sistem yang sedang berjalan
merupakan salah satu dari beberapa fact-finding techniques yang cukup
efektif. Teknik ini sangat berguna pada saat pemeriksaan kelengkapan
data yang dikumpulkan melalui metode lain dalam bentuk pertanyaan
ataupun dapat digunakan untuk pencegahan apabila terdapat penjelasan
yang kurang dipahami.
4. Penelitian
Fact-finding techniques yang sangat berguna adalah melakukan
penelitian terhadap aplikasi dan masalah yang ada. Jurnal komputer,
buku-buku referensi dan internet merupakan sumber informasi yang
cukup baik (Connolly dan Begg, 2002, p307).
5. Kuesioner
Teknik terakhir didalam fact-finding techniques adalah dengan
cara menggunakan survey berupa kuesioner. Kuesioner adalah
dokumen dengan tujuan khusus yang memungkinkan fakta-fakta
terkumpul dari orang banyak sambil menjaga kontrol dari tanggapan
yang diberikan (Connolly dan Begg, 2002, p307).
Informasi-informasi tersebut kemudian akan dianalisa untuk
mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan
atau
fitur-fitur
yang
akan
14
dimasukkan ke aplikasi basisdata. Kebutuhan-kebutuhan ini dideskripsikan
dalam dokumen, yang disebut requirements spesifications.
Tahap ini merupakan tahap awal sebelum masuk ke tahap database
design (perancangan basisdata). Banyaknya data yang dikumpulkan
tergantung dari masalah perusahaan itu sendiri. Data yang dikumpulkan
pada tahap ini mungkin masih belum terstruktur dan terdapat permintaanpermintaan lainnya, sehingga harus dikonversi menjadi data-data yang
lebih terstruktur. Hal ini bisa dicapai dengan menggunakan requirements
spesifications techniques, seperti DataFlow Diagram (DFD).
Hal penting lainnya pada tahap ini adalah bagaimana mengatasi
situasi dimana terdapat lebih dari satu user view yang menggunakan
aplikasi basisdata. Beberapa pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut,
antara lain:
• Centralized Approach
Kebutuhan untuk setiap user view digabungkan menjadi satu untuk
aplikasi basisdata yang baru.
• View Integration Approach
Kebutuhan untuk setiap user view digunakan untuk membuat model data
yang terpisah untuk mewakilkan user view tersebut.
• Gabungan dari keduanya
2.5.4 Database Design (Desain Basisdata)
Database design adalah proses dalam membuat rancangan basisdata
yang akan mendukung kegiatan dan tujuan-tujuan perusahaan (Connolly
15
dan Begg, 2002, p279). Pada tahap ini terdapat tiga fase, yaitu perancangan
konseptual, logical, dan fisikal.
Ada dua pendekatan utama dalam merancang basisdata, yaitu
bottom-up dan top-down. Pendekatan bottom-up cocok untuk merancang
basisdata yang sederhana, dengan jumlah atribut yang kecil. Sedangkan
pendekatan top-down merupakan strategi yang cocok digunakan untuk
merancang basisdata yang kompleks.
2.5.5 DBMS Selection (Seleksi DBMS)
DBMS Selection merupakan pemilihan DBM S yang sesuai untuk
mendukung aplikasi basisdata (Connolly dan Begg, 2002, p284).
Pemilihan DBM S yang tepat untuk mendukung aplikasi database
dapat dilakukan kapanpun sebelum menuju desain logical asalkan terdapat
cukup informasi mengenai kebutuhan sistem. Tahap - tahap utama untuk
memilih DBM S :
• M endefinisikan terminologi studi referensi
Terminologi referensi untuk pemilihan DBM S dibuat, menentukan tujuan
dan ruang lingkup studi, dan tugas yang perlu diambil alih. Data tersebut
juga termasuk deskripsi dari kriteria (berdasarkan spesifikasi permintaan
pengguna) untuk digunakan dalam mengevaluasi produk DBM S.
• M endaftar dua atau tiga produk
Kriteria dipertimbangkan sebagai ‘kritis’ untuk mencapai implementasi
yang sukses.
16
• Evaluasi produk
Fitur-fitur yang digunakan
dalam evaluasi produk-produk DBM S
dikelompokkan menjadi definisi data, definisi fisik, kemampuan akses,
penanganan keperluan-keperluan, pengembangan, dan fitur-fitur lainnya.
• Rekomendasi pilihan dan laporan produk
Langkah terakhir dari pemilihan DBM S adalah mendokumentasikan
prosesnya dan membuat pernyataan dalam penemuan dan rekomendasi atas
produk DBM S tertentu.
2.5.6 Application Design (Desain Aplikasi)
Desain interface user dan program aplikasi yang menggunakan dan
memproses database. Desain database dan aplikasi merupakan aktifitas
parallel yang meliputi dua aktifitas penting, yaitu :
• Transaction Design
Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh user
tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari
database. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan dan
keterangan karakteristik high level dari suatu transaksi yang dibutuhkan
pada database, diantaranya :
•
Data yang akan digunakan oleh transaksi
•
Karakteristik fungsional dari suatu transaksi
•
Output transaksi
17
•
Keuntungan bagi user
•
Tingkat kegunaan yang diharapkan
Terdapat tiga tipe transaksi yaitu :
•
Retrieval Transaction
Digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data untuk ditampilkan di layar
atau menghasilkan suatu laporan.
•
Update Transaction
Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record lama, atau
memodifikasi record yang sudah ada didalam database.
•
Mixed Transaction
M eliputi pemanggilan dan perubahan data.
•
User Interface Design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface :
•
Meaningful Title
•
Comprehensible Instructions
•
Logical Grouping and Sequencing of Fields
•
Visually Appealing Layout of the Form/Report
•
Familiar Fields Labels
•
Consistent Terminology and Abbreviation
•
Consistent Use of Color
•
Visible Space and Boundaries for data entry fields
•
Convenient cursor movement
•
Error correction for individual characters and entire fields
18
•
Error messages for unacceptable values
•
Optional fields marked cleary
•
Explanatory messages for fields
•
Completion signal
2.5.7 Prototyping (Bentuk Dasar)
Prototyping adalah membuat model kerja suatu aplikasi database
Sebuah prototyping merupakan sebuah model kerja yang tidak normal
mempunyai semua yang mecakup bagian-bagian atau melengkapi semua
fungsinya terhadap sistem akhir (Connolly dan Begg, 2002, p291).
Tujuan utama dari pembuatan prototyping adalah :
• Untuk mengidentifikasikan feature dari sistem yang berjalan dengan baik
atau tidak
• Untuk memberikan perbaikan-perbaikan atau penambahan fitur baru
• Untuk klarifikasi kebutuhan user
• Untuk evaluasi feasibilitas (kemungkinan yang akan terjadi) dari desain
sistem khusus.
Terdapat dua macam strategi prototyping yang digunakan saat ini, yaitu :
• Requirements Prototyping
M enggunakan prototype untuk menentukan kebutuhan dari aplikasi
database yang diinginkan dan ketika kebutuhan itu terpenuhi maka
prototype akan dibuang.
19
• Evolutionary Prototyping
Digunakan untuk tujuan yang sama. Perbedaannya, prototype tidak dibuang
tetapi dengan pengembangan lanjutan menjadi aplikasi database yang
digunakan.
2.5.8 Implementation (Implementasi)
Implementation merupakan realisasi fisik dari database dan desain
aplikasi (Connolly dan Begg, 2002, p292).
Implementasi database dicapai dengan menggunakan :
• DDL (Data Definition Language) untuk membuat skema basisdata dan
dokumen basisdata kosong.
• DDL (Data Definition Language) untuk membuat user view yang
diinginkan.
• 3GL dan 4GL untuk membuat program aplikasi. Termasuk transaksi
database disertakan dengan menggunakan DM L (Data Manipulation
Languange), atau ditambahkan pada bahasa pemrograman.
2.5.9 Data Conversion and Loading (Perubahan dan Pengambilan Data)
Data Conversion and Loading adalah pemindahan data yang ada
kedalam database baru dan mengkonversikan aplikasi yang ada agar dapat
digunakan pada database yang baru (Connolly dan Begg, 2002, p292).
Tahapan ini dibutuhkan ketika sistem database baru menggantikan sistem
yang lama. DBM S biasanya memiliki utilitas yang memanggil ulang file
yang sudah ada kedalam database baru. Dapat juga mengkonversi dan
20
menggunakan program aplikasi dari sistem yang lama untuk digunakan
oleh sistem yang baru.
2.5.10 Testing (Pengujian)
Testing adalah suatu proses eksekusi program aplikasi dengan
tujuan untuk menemukan kesalahan (Connolly dan Begg, 2002, p293).
Dengan menggunakan strategi tes yang direncanakan dan data yang
sesungguhnya. Pengujian hanya akan terlihat jika terjadi kesalahan
software. M endemostrasikan database dan program aplikasi terlihat
berjalan seperti yang diharapkan.
2.5.11 Operational Maintenance (Perawatan Operasional)
Operational Maintenance adalah suatu proses pengawasan dan
pemeliharaan sistem setelah instalasi (Connolly dan Begg, 2002, p293).
M eliputi aktifitas :
• Pengawasan performa sistem, jika performa menurun maka memerlukan
perbaikan atau pengaturan ulang database.
• Pemeliharaan dan pembaharuan aplikasi database (jika dibutuhkan)
• Penggabungan kebutuhan baru kedalam aplikasi database.
2.6 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah suatu proses dalam membuat rancangan basis
data yang mendukung kegiatan dan tujuan-tujuan perusahaan (Conno;;y dan Begg,
2002, p279). Terdapat tiga fase dalam tahap ini, yaitu perancangan konseptual,
logical, dan fisikal.
21
Dua pendekatan utama dalam merancang basis data yaitu top-down dan
bottom-up. Pendekatan top-down merupakan strategi yang tepat digunakan dalam
merancang basis data yang kompleks. Sedangkan pendekatan bottom-up tepat untuk
merancang basis data yang sederhana dan dalam jumlah atribut yang kecil.
2.6.1 Perancangan Konseptual
Perancangan konseptual adalah suatu proses dalam membuat
sebuah model informasi yang digunakan pada sebuah peusahaan, dan
terlepas dari semua pertimbangan-pertimbaangan fisik perusahaan tersebut
(Connolly dan Begg, 2002, p419).
Tujuan dari perancangan konseptual adalah untuk membangun
representasi konseptualdari basis data, yand didalamnya termasuk
identifikasi dari entity yang terpenting, relationship
dan attribute
(Connolly dan Begg, 2002, p417). Langkah-langkah dalam pembuatan
perancangan konseptual basis data adalah sebagai berikut :
•
Langkah 1
Membangun Local Conceptual Data Model untuk setiap
pandangan user
1. Identifikasi tipe entity
Dengan mengidentifikasi kata benda pada requirements specification
(spesifikasi kebutuhan pengguna) suatu entity dapat dikenali.
2. Identifikasi tipe relationship
Dengan mencari kata kerja tipe relationship dapat diidentifikasikan.
Tujuan dari identifikasi tipe relationship adalah menentukan relasi antar
entity yang telah diidentifikasi sebelumnya.
22
3. M engidentifikasikan dan menghubungkan attribute-attribute
dengan
entity dan tipe relationship
Tujuannya dalah menhubungka atribut-atribut dengan entity atau tipe
relasi yang sesuai. Karakteristik atribut yang harus dimiliki oleh setiap
entity dan relationship yaitu simple, singlemulti, dan derived attribute.
4. M enentukan domain attribute
Dalam menentukan domain untuk atribut-atribut dalam model data lokal
konseptual adalah tujuannya. Domain adalah sekumpulan nilai yang
didalamnya terdapat satu atau lebih atribut yang memperoleh nilai
(Connolly dan Begg, 2002, p430).
5. M enentukan attribute dari candidate dan primary key
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi candidate key untuk setiap tipe
entity, apabila terdapat lebih dari satu candidate key, untuk dipilih
menjadi primary key.
Untuk memilih primary key di antara candidate key, terdapat beberapa
panduan yang dapat kita gunakan (Connolly dan Begg, 2002, p431),
yaitu:
-
Candidate key dengan sekumpulan atribut-atribut yang minimal
-
Candidate key yang nilainya tidak berubah
-
Candidate key dengan karakter-karakter yang paling sedikit (untuk
textual atributes)
-
Candidate key dengan nilai maksimum paling sedikit (untuk
numerical atributes)
-
Candidate key yang paling mudah digunakan dari sisi user
23
6. M empertimbangkan penggunaan enhanced modeling concepts (optional)
Tujuannya adalah
untuk
mempertimbangkan
penggunaan
konsep
enhanced modelling, seperti spesialisasi, generalisasi, agregasi, dan
komposisi.
Spesialisasi merupakan proses memaksimalkan perbedaan-perbedaan
antar anggota dari sebuah entity dengan cara mengidentifikasikan
karakteristik yang membedakan entity tersebut (Connolly dan Begg,
2002, p362).
Generalisasi merupakan proses meminimalkan perbedaan-perbedaan
antar entity dengan mengidentifikasikan karakteristik umum entity
(Connolly dan Begg, 2002, p363).
Agregasi menggambarkan hubungan ‘mempunyai’ atau ‘merupakanbagian-dari’ antara tipe-tipe entity dimana yang satunya mewakili ‘whole’
(seluruhnya) dan yang satunya lagi mewakili ‘part’ (bagian) (Connolly
dan Begg, 2002, p371).
Komposisi
merupakan
bentuk
spesifik
dari
agregasi
yang
menggambarkan sebuah hubungan antar entities, dimana terdapat
kepemilikan yang kuat dan waktu hidup yang sama antara ‘whole’ dan
‘part’ (Connolly dan Begg, 2002, p372).
7. M emeriksa model dari redundancy
Tujuannya adalah untuk memeriksa adanya redundansi (pengulangan)
dalam model. M odel data konseptual lokal akan diperiksa, dengan tujuan
spesifiknya adalah mengidentifikasi apakah terdapat redundansi dan
24
menghilangkannya jika ada. Aktifitas pada tahap ini adalah memeriksa
kembali one-to-one relationships dan menghilangkan redundansi.
8. M emvalidasi local conceptual model dengan transaksi pengguna
Tujuannya adalah untuk meyakinkan bahwa model konseptual lokal
mendukung transaksi yang dibutuhkan oleh view.
9. M eninjau kembali local conceptual data model bersama pengguna
Tahap ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa model data konseptual
yang telah dibuat merupakan representasi yang sebenarnya dari view.
2.6.2 Perancangan Logikal
Logical database design adalah suatu proses membangun sebuah
model dari informasi yang digunakan di perusahaan berdasarkan sebuah
model data spesifik, tapi terlepas dari DBMS dan pertimbangan fisik lain
(Connoly, 2002, p441).
ƒ
Langkah 2 Membangun dan validasi Local Logical Data Model untuk
setiap pengguna
1. M enghilangkan fitur-fitur yang tidak cocok dengan model relasional
(optional)
Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghilangkan many to
many (*:*) binary relationship types, menghilangkan many to many (*:*)
recursive relationship types, menghilangkan complex relationship types,
dan menghilangkan multivalued attributes.
2. M enghasilkan relasi-relasi untuk local logical data model
25
Tujuannya adalah menciptakan relasi-relasi untuk local logical
data
model
untuk
mempresentasikan
entity-entity,
relationship-
relationship, dan atribut-atribut yang telah diidentifikasikan.
3. Validasi dengan menggunakan normalisasi
Normalisasi adalah suatu teknik untuk menghasilkan himpunan
relasi dengan properti yang diinginkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
data suatu organisasi (Connolly dan Begg, 2002, p376).
Proses normalisasi dimulai dengan memindahkan data sumber ke
bentuk tabel dengan format baris dan kolom. Tabel ini berbentuk tidak
normal dan disebut dengan unnormalized table (Connolly dan Begg,
2002, p388).
Unnormalized form (UNF) adalah suatu tabel yang terdiri dari
satu atau lebih kelompok yang berulang (repeating group) (Connolly dan
Begg, 2002, p387). Repeating group adalah sebuah atribut atau himpunan
atribut di dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai (multiple value)
untuk sebuah primary key pada tabel tersebut (Connolly dan Begg, 2002,
p388). Tingkatan normalisasi terdiri dari tiga tahap yaitu :
1) First Normal Form (1NF)
Suatu relasi dikatakan 1NF jika titik temu tiap baris dan
kolom pada relasi tersebut mengandung satu dan hanya satu nilai
(Connolly dan Begg, 2002, p388).
Sebuah relasi akan berada dalam bentuk 1NF jika repeating
groupnya sudah hilang. Ada dua pendekatan untuk menghilangkan
repeating group pada tabel yang tidak normal, yaitu :
26
1. Dengan memasukkan data yang sesuai ke dalam kolom yang
kosong dari baris yang mengandung data berulang.
2. Dengan menempatkan data yang berulang bersama salinan atribut
kunci
pada
relasi
yang terpisah.
Sebuah
primary
key
diidentifikasikan ke dalam relasi yang baru.
2) Second Normal Form (2NF)
Relasi dikatakan 2NF jika relasi tersebut berada pada 1NF dan
setiap atribut yang bukan primary key bergantung penuh (fully
functionally dependent) terhadap primary key (Connolly dan Begg,
2002, p392).
Full functional dependency terjadi jika A dan B merupakan
atribut dari suatu relasi, dan B dikatakan bergantung penuh terhadap
A (A→B), jika B bergantung terhadap A, namun bukan subset dari A
(Connolly dan Begg, 2002, p391).
Untuk menghasilkan relasi dalam bentuk 2NF melibatkan
penghilangan ketergantungan sebagian (partial dependency) dan
menempatkannya pada relasi yang baru bersama salinan atribut
penentunya (determinant attribute).
3) Third Normal Form (3NF)
Suatu relasi dikatakan 3NF jika relasi tersebut berada dalam
bentuk 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut bukan primary key
bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap primary
key (Connolly dan Begg, 2002, p394).
27
Transitive dependency ialah sebuah kondisi dimana A, B, dan
C merupakan atribut dari relasi yang jika A→B dan B→C maka C
disebut bergantung secara transitif (transitively dependent) terhadap
A melalui B (A tidak functionally dependent terhadap B atau C)
(Connolly dan Begg, 2002, p394).
4. Validasi relasi dengan transaksi user
Tujuan pada tahap ini adalah untuk meyakinkan bahwa model
data logikal mendukung transaksi yang diperlukan oleh view.
5. M enetapkan integrity constraint
Batasan integrity merupakan batasan yang digunakan untuk
melindungi basisdata dari keadaan yang tidak konsisten. Ada lima jenis
batasan integriti (Connolly dan Begg, 2002, p457), yaitu :
ƒ
Required Data (data yang diminta)
Beberapa attribute harus memiliki nilai yang valid, dengan
kata lain tidak diperbolehkan memiliki nilai null (kosong) (Connolly
dan Begg, 2002, p457).
ƒ
Attribute Domain Constraints
Setiap attribute memiliki domain, yaitu sekumpulan nilai yang
diperbolehkan (legal) (Connolly dan Begg, 2002, p457).
ƒ
Entity Integrity
Primary key pada entity tidak boleh barupa nulls (kosong)
(Connolly dan Begg, 2002, p458).
28
ƒ
Referential Integrity
Referential integrity berarti, apabila foreign key memiliki
nilai, maka nilai tersebut harus sudah berada dalam hunbungan
dengan induk (parent relation) (Connolly dan Begg, 2002, p458).
ƒ
Enterprise Constraints
Kegiatan update entity dapat
pemerintah atau organisasi
dibatasi oleh peraturan
yang mengatur transaksi yang
direpresentasikan oleh update yang dilakukan tersebut.
6. M eninjau kembali local logical data model bersama pengguna
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memastikan local logical data
model telah lengkap dan didokumentasikan.
ƒ
Langkah 3 Membangun dan validasi Global Logical Data Model
1. M enggabungkan beberapa local logical data model menjadi global model
Pada tahap ini,ada beberapa langkah yang harus dilakukan antara
lain (Connolly dan Begg, 2002, p463):
1. M elihat kembali nama dan isi dari entity / relations dan candidate key
yang ada.
2. melihat kembali nama dan isi dari relationships / foreign key.
3. M enggabungkan beberapa entity / relation yang ada pada local data
model.
4. M emasukkan (tanpa menggabungkan) entity / relation yang unik ke
setiap local data model.
5. M enggabungkan beberapa relationship / foreign key yang ada pada
local data model.
29
6. M emasukkan (tanpa menggabungkan) relationship / foreign key yang
unik ke setiap local data model.
7. M emeriksa untuk entity / relation dan relationship / foregn key yang
lepas (tertinggal).
8. M emeriksa foreign key.
9. M emeriksa integrity constraint.
10. menggambar ER / relation diagram global.
11. Update dokumentasi.
2. Validasi global logical data model
Tujuan pada tahap ini adalah untuk melakukan validasi terhadap
relation yang dibuat dari global logical data model dengan mengunakan
teknik normalisaasi dan untuk meyakinkan bahwa model tersebut
mendukung kebutuhan dari transaksi-transaksi yang ada.
3. M emeriksa perkembangan di masa yang akan datang
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan adanya perubahan
pada waktu mendatang dan memperkirakan global logial data model
tersebut dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
4. M eninjau kembali global logical data model dengan pengguna
Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan bahwa global
logical data model tersebut adalah representasi yang benar untuk
organisasi yang membutuhkan.
2.6.3 Perancangan Fisikal
Physical Database Design adalah suatu proses untuk menghasilkan
gambaran dari implementasi suatu basisdata pada tempat penyimpanan
30
secondary, juga menggambarkan base relation, pengaturan data, dan
indeks yang digunakan untuk pencapaian akses data yang efisien, dan
hubungan integrity constraint dan tingkat keamanan (Connolly dan Begg,
2002, p478).
ƒ
Langkah 4
Menterjemahkan Global Logical Data Model untuk target
DBMS
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan sebuah relational
databse schema dari global logical data
model yang dapat
di
implementasikan ke dalam target dari DBM S (Connolly dan Begg, 2002,
p479).
Tiga kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu :
a. M erancang base relations
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memutuskan bagaimana cara untuk
mewakilkan base relation yang teridentifikasi di dalam global logical
data model ke dalam target DBM S.
b. M erancang representasi dari derive data
Tujuan
dari
tahap
ini
adalah
untuk
memutuskan
bagaimana
menggambarkan data turunan di dalam model data logikal global pada
target DBM S.
c. M erancang batasan perusahaan
Tujuan dari tahap
ini adalah untuk merancang batasan-batasan
perusahaan untuk target DBM S.
31
ƒ
Langkah 5
Merancang Representasi Fisikal
Tujuannya adalah
untuk memeriksa organisasi file yang optimal
untuk menyimpan base relations dan indexnya yang diperlukan untuk
mencapai performa yang diinginkan, yaitu cara relasi dan tuples disimpan
pada secondary storage (Connolly dan Begg, 2002, p484).
Faktor-faktor yang untuk mengukur efisiensi penyimpanan data yaitu:
•
Transaction throughput
Transaction throughput adalah jumlah transaksi yang dapat diproses pada
rentang waktu yang diberikan (Connolly dan Begg, 2002, p484).
•
Response time
Response time adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
sebuah transaksi (Connolly dan Begg, 2002, p484).
•
Disk storage
Disk storage adalah besarnya ukuran penyimpanan untuk menyimpan
basisdata (Connolly dan Begg, 2002, p484).
Untuk meningkatkan kinerja, perancang basisdata fisik harus
memperhatikan bagaimana cara interaksi keempat komponen dasar perangkat
keras karena berpengaruh terhadap kinerja sistem (Connolly dan Begg, 2002,
p485). Komponen-komponen tersebut yaitu :
•
Main memory
Akses main memory lebih cepat dibandingkan dengan akses secondary
storage, terkadang puluhan atau ratusan bahkan ribuan kali lebih cepat.
32
Pada umumnya, semakin banyak main memory dipakai untuk DBM S dan
aplikasi basisdata, aplikasi akan berjalan semakin cepat.
•
CPU
CPU mengontrol perintah-perintah dari sumber daya sistem lain dan
mengeksekusi proses yang diminta oleh user. Komponen ini harus dijaga
agar tidak terjadi bottleneck.
•
Disk I/O
Dengan DBM S yang besar, berarti disk I/O terlibat dalam penyimpanan
dan pengembalian data. Penyimpanannya harus didistribusikan secara
merata ke semua drive yang ada untuk mengurangi masalah pada untuk
kerja sistem. Prinsip dasar dalam pendistribusian data yaitu :
•
File sistem operasi harus dipisahkan dari file basisdata
•
File utama basisdata harus dipisahkan dari file indeks
•
File log recovery harus dipisahkan dari basisdata yang sedang tidak
digunakan.
•
Network
Ketika jumlah lalu-lintas data menjadi besar, atau ketika jumlah tabrakan
di dalam jaringan menjadi besar, akan terjadi bottleneck di dalam
jaringan. Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap representasi
perancangan fisikal yaitu :
•
Analisis transaksi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memahami fungsi dari transaksi
yang sedang berjalan basisdata dan untuk menganalisa tranksaksi-
33
transaksi yang penting. Dalam menganalisa transaksi-transaksi,
kriteria kinerja yang harus diidentifikasikan yaitu :
•
Transaksi yang sering dijalankan dan yang memiliki dampak yang
signifikan terhadap kinerja
•
Transaksi yang penting untuk kegiatan operasi bisnis
•
Waktu selama hari atau minggu dimana akan ada permintaan yang
tinggi terhadap basisdata atau peak load (Connolly dan Begg,
2002, p486).
Informasi ini digunakan untuk mengidentifikasikan bagian-bagian
dari basisdata yang mungkin mempunyai masalah kinerja. Untuk
fokus pada daerah yang menjadi masalah, proses yang dilakukan
adalah :
•
M erencanakan
semua
langkah-langkah
transaksi
untuk
dihubungkan
•
M enentukan hubungan dari akses yang sering dipakai dalam
transaksi
•
•
M enganalisa pemakaian data transaksi terpilih yang terlibat
M emilih file organisasi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan organisasi file yang
efisien untuk setiap hubungan dasar (base relation). Yang utama
dalam perancangan basisdata fisik adalah penyimpanan data pada
jalur yang efisien. Untuk memahami organisasi file dan indeks secara
lengkap, petunjuk untuk memilih dasar organisasi file yaitu :
34
•
•
Heap
•
Hash
•
Indexed Sequential Access Method (ISAM)
•
+
B -tree
•
Clusters
M emilih indeks
Tujuan tahap ini adalah menentukan apakah penambahan indeks akan
meningkatkan unjuk kerja sistem. Ada tiga jenis indeks yaitu :
• Primary index
Pengindeksan dilakukan pada kolom kunci (key field), yang
diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial.
• Clustering index
Pengindeksan dilakukan pada kolom bukan kunci (non-key field),
yang sudah diurutkan terlebih dahulu secara sekuensial. Kolom
bukan kunci itu disebut juga dengan clustering attribute
(Connolly dan Begg, 2002, p1155).
•
Secondary index
Pengindeksan yang dilakukan pada kolom yang tidak terurut di
dalam file data (Connolly dan Begg, 2002, p1155).
•
M emperkirakan ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan
Tujuan tahap ini adalah untuk memperkirakan besarnya ruang
penyimpanan yang dibutuhkan untuk mendukung implementasi
basisdata pada tempat penyimpanan kedua. Hal ini sangat tergantung
35
pada target DBMS dan perangkat keras yang digunakan. Perkiraan
ukuran dapat dilakukan dengan mengukur besar data tiap baris dan
jumlah baris pada setiap relasi.
ƒ
Langkah 6 Merancang Pandangan Pengguna (user views)
Tujuannya adalah untuk
merancang pandangan
pengguna yang di
identifikasikan selama tahap pengumpulan dan analisa kebutuhan pada
aplikasi basisdata relasional lifecycle (Connolly dan Begg, 2002, p502).
ƒ
Langkah 7 Merancang Mekanisme Keamanan
Tujuannya adalah untuk merancang mekanisme keamanan basisdata.
Keamanan bagi basisdata sangat diperlukan karena basisdata merupakan
sumber daya perusahaan yang penting. Dua tipe keamanan basisdata
(Connolly dan Begg, 2002, p502), yaitu :
•
Keamanan sistem
M emberikan perlindungan terhadap akses dan penggunaan basisdata pada
tingkat sistem, seperti user name dan password.
•
Keamanan data
M emberikan perlindungan akses dan penggunaan objek basisdata, sepeti
relasi dan view dan aksi terhadap objek yang dapat dimiliki oleh pemakai.
ƒ
Langkah 8 Mempertimbangkan Pengenalan Pengontrolan Redundancy
Tujuan tahap ini adalah untuk menentukan apakah pengenalan pengontrolan
redundancy dengan mengendurkan aturan normalisasi akan meningkatkan
kinerja sistem.
36
ƒ
Langkah 9 Memantau Operasi Sistem
Bertujuan untuk memantau operasional sistem dan meningkatkan unjuk kerja
sistem untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak sesuai atau
menggambarkan kebutuhan-kebutuhan perubahan.
2.7 Entity, Attribute dan Relationship
Entity (entitas) merupakan penyajian objek, kejadian atau konsep dunia nyata
yang keberadaanya secara eksplisit didefinisikan dan disimpan dalam basis data.
Attribute (atribut) adalah keterangan-keterangan yang menjelaskan karakteristik dari
suatu entitas. Sedangkan relationship (hubungan) merupakan hubungan atau
interaksi antara satu entitas dengan yang lainnya.
2.8 Entity-Relationship Modelling (E-R Modelling)
Entity Relationship Modeling (ER) model adalah pendekatan secara
keseluruhan terhadap desain database yang diawali dengan mengidentifkasi data
penting yang disebut entity dan relationship antar data yang kita representasikan
kedalam model. Saat kita akan menambahkan detil dari suatu informasi, kita harus
mengetahui tentang entity - entity dan hubungannya yang biasa disebut attributes dan
semua constraints di dalam entity, hubungan, dan atribut - atributnya. (Connoly dan
Begg, 2002,p330).
2.9 Keys
Candidate key
adalah himpunan atribut yang minimal secara unik
mengidentifikasikan setiap occurrence dari sebuah tipe entitas (Connolly, 2005,
p352).
Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri atas dua atau lebih
atribute (Connolly, 2005, p353).
37
Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk mengidentifikasikan
secara unik setiap occurrence dari sebuah tipe entitas (Connolly, 2005, p353). Pada
sebuah tipe entitas biasanya terdapat lebih dari satu candidate key yang salah satunya
harus dipilih untuk menjadi primary key. Pemilihan primery key didasarkan pada
panjang atribut, jumlah minimal atribut yang diperlukan, dan keunikannya.
Alternate key dalah setiap candidate key yang tidak terpilih menjadi primary
key, atau biasa disebut dengan secondary key (Whitten, 2004, p298).
Foreign key adalah sebuah primary key pada sebuah entitas yang digunakan
pada entitas lainnya untuk mengidentifikasikan sebuah relationship (Whitten, 2004,
p301).
Gambar 2.2 Reprentasi diagram entitas Pegawai dan Cabang beserta atribut
dan primary key-nya (Connolly, 2005, p354)
2.10 Data Flow Diagram (Diagram Aliran Data)
Data Flow Diagram (Diagram Aliran Data) adalah suatu model proses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan proses kerja
38
yang dilakukan oleh sistem (Whitten, Bentley dan Dittman, 2004, p344). Berikut ini
adalah simbol-simbol yang digunakan dalam DAD pada penulisan skripsi ini :
Tabel 2.1 Tabel Simbol-simbol DAD dan Keterangannya
Bentuk Simbol
Nama
Keterangan
Terminal
Penanda untuk memulai,
mengakhiri,
ataupun
interupsi. Digunakan juga
untuk
mengindikasikan
partai eksternal
Dokumen / Laporan
Dokumen
dapat
ditulis
secara manual atau dapat
dicetak dari computer
Jumlah kopian dari sebuah
dokumen
Digambarkan
dengan
menumpuk
Simbol
Dokumen
dan
jumlah
kopian
dokumen
dituliskan
dari
di
setiap
proses
yang
lembarnya
Operasi M anual
Operasi
dilakukan secara manual
39
File permanen
File
/
dokumen
yang
disimpan secara permanen
dan dapat dicari
Dokumen sementara /
Jurnal / Ledger
Digunakan
untuk
menandakan dokumen yang
bersifat
sementara,
mengindikasikan
jurnal
akuntansi ataupun ledger
Penghubung dalam satu
halaman
Digunakan
untuk
menghubungkan
alur
proses untuk halaman yang
sama
Penghubung beda halaman
Digunakan
untuk
menghubungkan
alur
proses untuk halaman yang
berbeda
Anotasi
Digunakan
untuk
penambahan
deskripsi
komentar
atau
penjelasan
Alternative
M erepresentasikan
alternative
catatan
40
Seleksi
Digunakan
untuk
proses
pemilihan (seleksi)
2.11 Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki seseorang individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh
keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh
keinginan untuk memenuhi kepusannya (M alayu Hasibuan, 1997, p269).
M enurut sumber dari internet http://id.wikipedia.org, sumber daya manusia
adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya
sebagai makhluk sosial yang mampu mengelola dirinnya sendiri serta seluruh
potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
2.12 Pengertian Manajemen S umber Daya Manusia
M anajemen sumber daya manusia adalah bekerja dengan orang-orang untuk
menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling). (M artoyo, 1987, p3).
2.13 Pengertian Perekrutan atau Seleksi
M enurut sumber dari internet http://en.wikipedia.org, perekrutan atau
recruitment adalah proses menemukan kandidat untuk suatu pekerjaan tertentu.
41
M enurut sumber dari internet http://organisasi.org, persiapan dan seleksi tenaga kerja
yang dilakukan perusahaan diantaranya:
1. Persiapan, dilakukan perencanaan akan kebutuhan sumber daya
manusia dengan menentukan pekerjaan yang mungkin timbul, dengan
melakukan perkiraan atau forecast akan pekerjaan yang lowong,
jumlah, waktu dan sebagainya.
2. Rekrutmen tenaga kerja, suatu proses untuk mencari calon atau
kandidat pegawai, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya manusia oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini
diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi
pekerjaan atau job description dan juga spesifikasi pekerjaan atau job
specification.
3. Seleksi tenaga kerja, adalah suatu proses menemukan tenaga kerja
yang tepat dari kandidat yang ada.
Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat
untuk memangku sesuatu jabatan tertentu. (M artoyo, 1987, p39).
2.14 Cuti
Jenis cuti yang merupakan hak dari setiap karyawan adalah
1. Cuti istri melahirkan
2. Cuti perkawinan
3. Cuti khitanan/ Pembabtisan anak
4. Cuti kematian
5. Cuti perkawinan anak
6. Cuti melahirkan
42
7. Cuti tahunan
2.15 Absensi
M enurut Jean dan M ary (1985,p14), banyak perusahaan khawatir melihat
angka absen yang tinggi. Dalam hal ini harus diadakan catatan sederhana, berupa
catatan perorangan. Ini akan menunjukan luasnya persoalan, alasan-alasannya
(misalnya sakit tanpa keterangan), pengaruhnya pada bagian atau pada kategori
karyawan (misalnya golongan wanita yang sudah nikah).
2.16 Promosi, Mutasi dan Demosi
Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain yang
mempunyai status dan tanggungjawab yang lebih tinggi. (M artoyo, 1987, p67).
Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility
karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban,
hak, status dan penghasilannya semakin besar. (M alayu Hasibuan, 1997, p121 ).
M utasi adalah
suatu perubahan
posisi/jabatan/tempat/pekerjaan
yang
dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) didalam suatu
organisasi. (M alayu Hasibuan, 1997, p114)
Demosi adalah penurunan pangkat atau jabatan seorang karyawan yang
dilakukan di dalam suatu organisasi (M alayu Hasibuan, 1997, p129 ).
2.17 Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemberhentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang karyawan
dengan suatu organisasi perusahaan. Dengan pemberhentian ini berarti berakhirnya
keterikatan kerja karyawan terhadap perusahaan tersebut. (M alayu Hasibuan, 1997,
p231). Pemberhentian harus didasarkan atas Undang Undang Nomor 12 tahun 1964.
( M alayu Hasibuan, 1997, p230 ).
43
2.18 Surat Perjalanan Dinas.
M erupakan surat pengantar karyawan yang ditujukan untuk perusahaan dan
digunakan sebagai keterangan melaksanakan tugas di suatu cabang perusahaan
tersebut.
Download