EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN

advertisement
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING
Volume 8 No. 1, April 2008 : 1 - 8
EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN
PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30
Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama
Finance
Oleh :
H. Moermahadi Soerja Djanegara* dan Elsyah
*Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT
The objective of this research is to find out acknowledgement method of income used by a company in
accordance with finance accounting standard criteria (PSAK) No. 30. At PT Swadharma Indotama
Finance, all incomes are acknowledged when they have been received. This matter indicates that the company
has used cash basis method, except income from credit will be acknowledged in accrual basis way. Besides,
accounting policy frame at PT Swadharma Indotama Finance is based on Indonesia Accounting Principle
and follows the rules determined in PSAK. Based on profit loss accounting model at PT Swadharma
Indotama Finance, it can be known that the profit and loss accounting model is single step: reporting and
recording between income received and expense spent by the company must be separated. This one shows that
PT Swadharma Indotama Finance follows the rules inPSAK No. 30, page 9, where income from rental
trade is also reported as a main component at income cluster.
Keywords: Reporting of income; PSAK No. 30.
PENDAHULUAN
Sektor jasa Leasing atau dikenal dengan
istilah sewa guna usaha merupakan salah satu
alternatif pembiayaan yang baru di Indonesia.
Sewa guna usaha sebagai sumber pembiayaan
modal sangat dibutuhkan oleh para pengusaha
Indonesia untuk menunjang kelancaran
aktivitas usaha mereka. Terlebih lagi dengan
persyaratan-persyaratan yang lebih mudah
dalam mengajukan pembiayaan dana dan
proses realisasi pembiayaan yang cepat oleh
perusahaan sewa guna usaha (Leasing).
Dalam sewa guna usaha, perusahaan sewa
guna usaha (Lessor) adalah pihak yang
membiayai
penyediaan
barang
modal,
sedangkan pihak penyewa guna usaha (lessee)
adalah pihak yang akan memakai barang yang
akan disewagunausahakan dan merupakan
pemilik barang secara ekonomis serta
bertanggung jawab atas barang tersebut. Lessee
biasanya yang memilih barang modal yang
dibutuhkan dan yang melakukan pemesanan,
pemeriksaan
serta
perawatan
yang
berhubungan dengan pengoperasian barang
tersebut.
Di bidang otomotif khususnya, supplier
mengadakan kerja sama dengan perusahaan
sewa guna usaha agar penerimaan kas dan
penjualan unit kendaraan dapat diterima
dengan proses yang cepat, karena pihak
perusahaan sewa guna usaha akan melakukan
pembiayaan atas transaksi tersebut secara tunai.
Perusahaan sewa guna usaha selalu berusaha
untuk mencari calon – calon nasabah, yang
sudah di sesuaikan dengan kriteria – kriteria
yang sudah di tetapkan. Biasanya perusahaan di
bidang otomotif melakukan kerjasama ini
DJANEGARA dan ELYSAH, Evaluasi atas Penyesuaian Penyajian Pendapatan
dalam hal penjualan secara kredit atau bisa
dikatakan pihak distributor
atau dealer
memanfaatkan fasilitas dari pihak perusahaan
sewa guna usaha. Penjualan yang dilakukan
secara kredit akan diserahkan pada pihak
Lessor, kemudian dari objek tersebut oleh
pihak Lessor akan membayar secara tunai pada
pihak distributor atau dealer, dan kemudian
Lessee membayar sewa secara berkala pada
Lessor selama masa Leasing yang seluruhnya
mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai
beserta bunganya.
Kegiatan – kegiatan usaha perusahaan
tersebut, pada umumnya diakibatkan oleh
penyelesaian pertukaran ekonomi yang
merupakan arus masuk sumber dana yang
biasa disebut pendapatan. Biasanya pendapatan
pada perusahaan sewa guna usaha diakui dan
disajikan pada saat terjadinya penjualan barang
atau jasa yaitu pada saat kepastian mengenai
besarnya pendapatan yang diukur dengan
aktiva yang di terima. Saat ini perusahaan sewa
guna usaha sangat berkepentingan terhadap
Standar
Akuntansi Keuangan yang
dipergunakan sebagai pedoman untuk
menyajikan atau melaporkan transaksi –
transaksi sewa guna usaha khususnya penyajian
pendapatan sesuai dengan karakteristik serta
ruang lingkup yang telah ditetapkan dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 30 berdasarkan keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia.
METODE PENELITIAN
disusun berdasarkan konsep Biaya historis
(Historical Cost), kecuali untuk aktiva yang
dimiliki kembali yang dinyatakan sebesar nilai
realisasi bersih pada saat dimiliki kembali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Pada PT. Swadharma Indotama Finance,
pendapatan pembiayaan konsumen dinyatakan
sebesar pendapatan bersih setelah dikurangi
dengan pendapatan milik
bank - bank
sehubungan dengan transaksi kerjasama
pembiayaan bersama, penerusan pinjaman,
penunjukan selaku pengelola piutang serta
pengambilalihan piutang.
Pada PT. Swadharma Indotama Finance
nasabah yang menunggak lebih dari 90 hari
diklasifikasikan sebagai non performing dan
pendapatan bunganya diakui pada saat
pendapatan tersebut diterima atau yang dikenal
dengan istilah metode pengakuan pendapatan
cash basis.
Adapun pada saat piutang pembiayaan
konsumen yang telah diakui tetapi belum
tertagih,
maka
dibatalkan
pengakuan
pendapatannya. Kebijakan akuntansi ini terjadi
akibat perubahan estimasi akan tertagihnya
piutang yang menunggak pada PT. Swadharma
Indotama Finance.
2.
Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini dengan cara studi kasus ke perusahaan
dalam hal ini PT. Swadharma Indotama
Finance yaitu dengan mengevaluasi atas
kesesuaian penyajian pendapatan terhadap
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.30, pada perusahaan leasing.
Data dan informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung laporan penelitian ini adalah
dengan mengumpulkan data dan informasi
dengan melakukan studi pustaka dan
melakukan interview dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dan menguasai terhadap data
serta informasi yang diperoleh dari objek
penelitian. Penelitian ini menggunakan data
laporan keuangan berupa Neraca dan Lapora
Laba/ Rugi pada PT.Swadharma Indotama
Finance tahun 2003 dan tahun 2004, yang
2
Metode Pengakuan Pendapatan Pada
PT. Swadharma Indotama Finance
Kesesuaian Penyajian Pendapatan
Pada PT. Swadharma Indotama
Finance
Dikaitkan
Dengan
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan ( PSAK ) No. 30
Berdasarkan penjelasan di atas dan dengan
meninjau bentuk laporan Laba/ Rugi yang
disajikan PT. Swadharma Indotama Finance,
dapat diketahui bahwa
PT. Swadharma
Indotama Finance menggunakan bentuk
laporan Laba/ Rugi Single step yaitu adanya
pemisahan penyajian / pencatatan antara
pendapatan yang diterima perusahaan dengan
beban yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Dengan demikian, penyajian pendapatan pada
PT. Swadharma Indotama Finance sudah
sesuai dengan kaidah - kaidah yang telah
ditentukan didalam PSAK No.30.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
3.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Pada
PT. Swadharma Indotama Finance
a) Dasar
penyajian
laporan
keuangan
Laporan
keuangan
pada
PT.
Swadharma indotama finance disusun
berdasarkan konsep biaya historis
(historical cost), kecuali untuk aktiva yang
dimiliki kembali yang dinyatakan sebesar
nilai realisasi bersih pada saat dimiliki
kembali. Laporan keuangan disajikan
berdasarkan kaidah – kaidah yang terdapat
dalam prinsip dan praktek akuntansi yang
berlaku secara umum di Indonesia yaitu
PSAK dan peraturan yang diterbitkan oleh
Bapepam.
Laporan arus kas menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank
yang diklasifikasikan kedalam aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan yang
disajikan dengan menggunakan metode
langsung.
b) Transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Dalam kegiatan usahanya, PT.
Swadharma indotama finance memiliki
transaksi dengan pihak - pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sesuai
dengan PSAK No. 07 yaitu mengenai “
Pengungkapan Pihak - Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa ”.
Hubungan istimewa ini menyangkut
transaksi berkaitan dengan beberapa akun
dalam laporan keuangan yaitu :
Pendapatan sewa guna usaha, pendapatan
pembiayaan konsumen, pendapatan anjak
piutang, pendapatan administrasi lain –
lain, pendapatan bunga, beban bunga dan
pembiayaan, kas dan bank, penanaman
neto sewa guna usaha, tagihan anjak
piutang, piutang lain – lain, hutang bank,
wesel bayar, hutang lain – lain dan hutang
obligasi.
c) Akuntansi sewa guna usaha
Perusahaan mencatat transaksi sewa
guna usaha sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam PSAK No. 30 yaitu
mengenai “ Akuntansi Sewa Guna Usaha
”. Berdasarkan PSAK tersebut, transaksi
sewa guna usaha digolongkan sebagai
akuntansi sewa guna usaha pembiayaan
(finance lease) apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1 Penyewa guna usaha memiliki hak
opsi untuk membeli aktiva yang
disewagunausahakan pada akhir masa
sewa guna usaha dengan harga yang
telah disetujui bersama pada saat
perjanjian sewa guna usaha
2 Seluruh pembayaran berkala yang
dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah dengan nilai sisa mencakup
pengembalian
biaya
peroleh
pembiayaan barang modal yang
disewagunausahakan serta bunganya,
yang
merupakan
keuntungan
perusahaan sewa guna usaha ( full
payout lease )
3 Masa sewa guna usaha minimum 2
(dua) tahun.
Transaksi sewa guna usaha yang tidak
memenuhi kriteria diatas, dikelompokkan
sebagai transaksi sewa menyewa biasa
(operating lease ).
Dalam metode sewa guna usaha
pembiayaan, kelebihan piutang sewa guna
usaha dan nilai sisa yang terjamin atas
biaya perolehan aktiva sewa guna usaha
dicatat sebagai pendapatan sewa guna
usaha yang belum diakui sebagai
pendapatan sesuai dengan jangka waktu
perjanjian sewa guna usaha berdasarkan
tingkat pengembalian berkala dari
penanaman neto sewa guna usaha.
Pelunasan sebelum masa sewa guna usaha
berakhir dianggap sebagai pembatalan
perjanjian sewa guna usaha dan laba atau
rugi yang timbul diakui dalam tahun
berjalan.
d) Akuntansi pembiayaan konsumen
Piutang
pembiayaan
konsumen
dinyatakan sebesar nilai bersihnya yaitu
setelah dikurangi pendapatan yang belum
diakui dan penyisihan piutang yang
diragukan.
Pendapatan
pembiayaan
konsumen yang belum diakui merupakan
selisih antara jumlah angsuran yang akan
diterima dari pelanggan dan jumlah pokok
pembiayaan
akan
diakui
sebagai
3
DJANEGARA dan ELYSAH, Evaluasi atas Penyesuaian Penyajian Pendapatan
pendapatan sesuai dengan jangka waktu
perjanjian pembiayaan berdasarkan tingkat
pengembalian berkala dari piutang
pembiayaan
konsumen.
Pendapatan
pembiayaan konsumen disajikan setelah
dikurangi dengan bagian yang merupakan
hak bank sehubungan dengan transaksi –
transaksi tersebut. Pelunasan sebelum
masa pembiayaan konsumen berakhir
dianggap sebagai pembatalan perjanjian
pembiayaan konsumen dan laba atau rugi
yang timbul diakui dalam tahun berjalan.
e) Akuntansi anjak piutang
Tagihan anjak piutang dicatat
berdasarkan jumlah yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang dihitung berdasarkan
presentasi tertentu dari nilai piutang.
Pendapatan administrasi diakui pada saat
transaksi dilakukan dan pendapatan anjak
piutang dicatat atas dasar akrual (accrual
basis ).
f)
Penyisihan
piutang
yang
diragukan
Penyisihan piutang yang diragukan
ditentukan berdasarkan hasil penelaahan
terhadap keadaan akun piutang masing masing pelanggan pada akhir tahun.
Perusahaan
membentuk
penyisihan
piutang yang diragukan berdasarkan
persentase
tertentu
dari
piutang
pembiayaan bersih, yang ditentukan
berdasarkan hasil penelaah terhadap
keadaan akun piutang masing – masing
konsumen,
termasuk
pihak
yang
mempunyai hubungan istimewa, pada
akhir tahun. Pada tahun 2004, piutang
yang menunggak lebih dari 270 hari
dihapus bukukan dan diakui sebagai
pendapatan lain – lain pada saat diterima.
g) Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar di muka dibebankan
pada operasi selama masa manfaat masing
- masing biaya.
h) Aktiva tetap
Aktiva tetap kecuali hak atas tanah
dinyatakan sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan. Hak atas
tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan
4
dan tidak disusutkan. Penyusutan dihitung
dengan menggunakan metode garis lurus
(straight line method) berdasarkan taksiran
masa manfaat ekonomis aktiva tetap
selama 4 tahun, kecuali gedung yang
mempunyai taksiran masa manfaat
ekonomis selama 20 tahun.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan
dibebankan pada laporan laba rugi pada
saat
terjadinya
pemugahan
dan
penambahan dalam jumlah signifikan dan
yang meningkatkan masa manfaat aktiva
tetap sebagaimana dipersyaratkan dalam
PSAK No. 16 mengenai “Aktiva Tetap“,
dikapitalisasi ke akun aktiva tetap yang
bersangkutan. Aktiva tetap yang sudah
tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya
perolehan serta akumulasi penyusutan
dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap
yang bersangkutan dan laba atau rugi yang
terjadi dibukukan pada operasi tahun
berjalan.
Semua biaya yang terjadi sehubungan
dengan perolehan tanah antara lain, biaya
notaris, survei lokasi, biaya pengukuran
dan pajak – pajak yang berhubungan
dengan hal tersebut, ditangguhkan dan
disajikan terpisah dari biaya perolehan
tanah.
Beban
tangguhan
tersebut
diamortisasi selam masa manfaat hak atas
tanah yang bersangkutan dengan metode
garis lurus.
i) Aktiva yang dimiliki kembali
Aktiva yang dimiliki kembali yang
disajikan sebagai bagian dari aktiva lain –
lain dan laba atau rugi yang terjadi
dibukukan pada operasi tahun berjalan.
j)
Wesel bayar
Wesel bayar dinyatakan sebesar nilai
nominal dikurangi bunga dibayar dimuka
yang belum diamortisasi. Bunga dibayar
dimuka
yang
belum
diamortisasi
dibebankan selama masa berlaku wesel
yang bersangkutan.
k) Biaya
emisi
obligasi
yang
ditangguhkan
Biaya - biaya
yang terjadi
sehubungan dengan penerbitan obligasi
ditangguhkan dan diamortisasi dengan
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
menggunakan metode garis lurus selama
jangka waktu obligasi, yaitu 4 tahun dan 6
tahun. Saldo biaya emisi obigasi
ditangguhkan
dikurangkan
langsung
dengan hasil emisi obligasi dan jumlah
bersihnya disajikan dalam hutang obligasi
sesuai dengan keputusan ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
No.Kep-06/PM/2000 Tanggal 13 Maret
2000.
l)
Pengakuan
pendapatan
dan
beban
Perusahaan mengakui pendapatan
atas sewa guna usaha, pembiayaan
konsumen dan anjak piutang dan beban
diakui pada saat terjadinya.
Pada PT. Swadharma Indotama
Finance,
pendapatan
pembiayaan
konsumen dinyatakan sebesar pendapatan
bersih
setelah
dikurangi
dengan
pendapatan milik bank sehubungan
dengan transaksi kerjasama pembiayaan
bersama
,
penerusan
pinjaman,
penunjukan selaku pengelola piutang serta
pengambilalihan piutang.
Pada PT. Swadharma Indotama
Finance nasabah yang menunggak lebih
dari 90 hari diklasifikasikan sebagai non
performing dan pendapatan bunganya
diakui pada saat pendapatan tersebut
diterima atau yang dikenal dengan istilah
metode pengakuan pendapatan cash basis.
Adapun
pada
saat
piutang
pembiayaan konsumen yang telah diakui
tetapi belum tertagih, maka dibatalkan
pengakuan pendapatannya. Kebijakan
akuntansi ini terjadi akibat perubahan
estimasi akan tertagihnya piutang yang
menunggak pada PT. Swadharma
Indotama Finance.
Pelunasan sebelum masa pembiayaan
konsumen berakhir dianggap sebagai
suatu pembatalan perjanjian pembiayaan
konsumen dan laba atau rugi yang timbul
diakui dalam laporan laba rugi tahun
berjalan.
Pendapatan
administrasi
merupakan pendapatan yang diperoleh
dari konsumen pada saat perjanjian
pembiayaan konsumen pertama kali
ditandatangani.
Perusahaan berhak menentukan
tingkat bunga yang lebih tinggi kepada
konsumen daripada tingkat bunga yang
ditetapkan oleh bank sehubungan dengan
transaksi kerjasama pembiayaan bersama,
penerusan pinjaman, penunjukan selaku
pengelola piutang, serta pengambilalihan
piutang. Selisihnya merupakan pendapatan
dari transaksi – transaksi tersebut bagi
perusahaan dan disajikan sebagai “
pendapatan pembiayaan konsumen “ pada
laporan laba rugi tahun berjalan.
Biaya administrasi dealer merupakan
komisi yang diberikan kepada dealer atas
keberhasilan dealer mencari konsumen.
Biaya perolehan nasabah merupakan biaya
yang dikeluarkan kepada konsumen dalam
bentuk potongan harga.
Sedangkan beban diakui pada saat
terjadinya, kecuali seluruh biaya yang
terkait langsung dengan pemrosesan
pembiayaan konsumen termasuk biaya
administrasi dealer dan biaya perolehan
nasabah setelah dikurangi pendapatan
administrasi,
ditangguhkan
dan
diamortisasi
selam
jangka
waktu
pembiayaan.
Beban yang ditangguhkan merupakan
biaya yang terkait langsung dengan
pemrosesan
pembiayaan
konsumen
termasuk biaya administrasi dealer dan
biaya perolehan nasabah setelah dikurangi
pendapatan administrasi.
m) Dana pensiun
Perusahaan mempunyai program
pensiun iuran pasti untuk seluruh
karyawan tetap yang memenuhi syarat
sebagai berikut:
- Karyawan telah berusia 18 tahun atau
telah menikah.
- Karyawan wajib mendaftarkan diri
dan menyatakan kesediaannya untuk
dipotong gajinya guna membayar
iuran kepada dana pensiun.
- Kepesertaan pada dana pensiun
dimulai sejak karyawan terdaftar
sebagai peserta dan berakhir pada
saat karyawan meninggal dunia atau
pensiun atau berhenti bekerja dan
telah mengalihkan dananya kepada
dana pensiun lain.
5
DJANEGARA dan ELYSAH, Evaluasi atas Penyesuaian Penyajian Pendapatan
-
n) Transaksi dan Saldo dalam Mata
Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing
dicatat berdasarkan kurs yang berlaku
pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal
neraca, aktiva dan kewajiban moneter
dalam mata uang asing disesuaikan ke
dalam rupiah berdasarkan kurs tengah rata
– rata yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia pada akhir transaksi perbankan
pada tahun tersebut dan laba atau rugi
selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau
dibebankan pada operasi tahun berjalan,
sedangkan beban yang terjadi dalam
penutupan kontrak tersebut diamortisasi
berdasarkan masa kontrak.
Pada tanggal 31 Desember 2004 dan
2003, kurs yang digunakan masing masing adalah sebesar Rp 10.400 dan Rp
9.595 untuk 1 dollar Amerika Serikat.
o) Pajak penghasilan
Perusahaan meggunakan metode
panangguhan pajak dalam menghitung
taksiran pajak penghasilan, dimana
perusahaan mencatat pengaruh pajak atas
beda temporer pengakuan pendapatan dan
beban antara laporan keuangan untuk
tujuan komersial pajak.
Beban
pajak
kini
ditetapkan
berdasarkan taksiran penghasilan kena
pajak tahun berjalan. Aktiva kewajiban
pajak tangguhan diakui atas perbedaan
temporer antara aktiva dan kewajiban
untuk tujuan komersial dan untuk tujuan
perpajakan setiap tanggal pelaporan.
Manfaat pajak dimasa yang akan
datang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi
fiskal yang belum digunakan (jika ada)
juga diakui sejauh realisasi atas manfaat
pajak tersebut dimungkinkan. Aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan diukur pada
tarif pajak yang diharapkan akan
digunakan pada tahun ketika aktiva
direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi
berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
6
pajak) yang berlaku atau secara substansial
telah diberlakukan pada tanggal neraca.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan
diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak
diterima atau jika perusahaan mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas
keberatan tersebut telah ditetapkan.
Iuran dana pensiun ditanggung oleh
Perusahaan dan karyawan masing masing sebesar 9% dan 1% dari gaji
pokok karyawan.
p) Laba bersih per saham dasar
Laba bersih persaham dasar dihitung
dengan membagi laba bersih dengan rata rata tertimbang jumlah saham yang
beredar pada tahun yang bersangkutan.
Sesuain dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 56
mengenai “ Laba Bersih Persaham “, laba
bersih persaham dasar dihitung dengan
cara membagi laba bersih dengan jumlah
rata – rata tertimbang saham yang beredar
pada tahun yang bersangkutan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan laporan Laba/ Rugi yang
diperoleh dari PT. Swadharma Indotama
Finance, pendapatan pada PT. Swadharma
Indotama Finance dapat diperoleh dari :
a). Pendapatan pembiayaan konsumen
disajikan dalam laporan Laba/ Rugi
setelah dikurangi dengan pendapatan
bagian yang merupakan hak bank.
Pendapatan pembiayaan konsumen
ini dipengaruhi oleh jumlah kontrak
pembiayaan konsumen.
b). Pendapatan administrasi lain – lain
yang terdiri dari :
Kredit Usaha Kecil (KUK) yang
bekerjasama dengan Bank Negara
Indonesia (BNI).
Kredit Kendaraan Bermotor
(KKB) yang bekerjasama dengan
Bank Negara Indonesia (BNI)
Denda
atas
keterlambatan
pembayaran
angsuran
oleh
konsumen
PT.
Swadharma
Indotama Finance yaitu sebesar
0,2% per hari dari jumlah pokok
angsuran yang harus dibayarkan
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 8 No. 1, April 2008
2.
dihitung dari tanggal jatuh tempo
angsuran.
Denda pinalti dan penarikan
berlaku jika konsumen tidak
melakukan pembayaran angsuran
lebih dari 2 bulan, dalam hal ini
pihak PT. Swadharma Indotama
Finance akan menetapkan jumlah
yang harus dibayar ( biaya pinalti
Rp. 3000.000 + jumlah total
angsuran pokok yang tertunggak
+ jumlah denda keterlambatan ).
Pendapatan
administrasi
pembiayaan konsumen yang
terdiri
dari
pendapatan
administrasi
pembiayaan
konsumen insentif dealer, insentif
marketing, insentif back office
dan promosi.
Pendapatan lain dari pembiayaan
konsumen misalnya pendapatan
dari perpanjang STNK.
Pendapatan
asuransi
yang
diperoleh dari pendapatan provisi
pada saat kendaraan yang
dijadikan jaminan pembiayaan
konsumen diasuransikan, biasanya
saat pertama kali perjanjian
pembiayaan
konsumen
ditandatangani.
c). Pendapatan anjak piutang dapat
diperoleh dari penagihan atau
pembelian, pengambil alihan atau
pengelolaan hutang piutang serta
tagihan jangka pendek pada PT.
Swadharma
Indotama
Finance
terhadap konsumen yang disertai
dengan imbalan atau pembayaran
tertentu.
d). Pendapatan bunga PT. Swadharma
Indotama Finance dapat berasal dari :
Bunga piutang afiliasi
Pendapatan jasa giro
Bunga deposito berjangka
Pada PT. Swadharma Indotama Finance
semua pendapatan diakui pada saat
pendapatan tersebut diterima. Hal ini
menunjukan bahwa dalam hal pengakuan
pendapatan PT. Swadharma Indotama
3.
Finance menggunakan metode cash basis,
kecuali pendapatan yang berasal dari anjak
piutang diakui secara accrual basis. Selain
itu, kebijakan akuntansi pada
PT.
Swadharma Indotama Finance sudah
berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia
serta mengacu pada kaidah – kaidah yang
telah ditentukan didalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ).
Berdasarkan bentuk laporan Laba/ Rugi
pada PT. Swadharma Indotama Finance
dapat diketahui bahwa bentuk lapoarn
Laba/ Rugi adalah Single Step yaitu
terdapat pemisahan penyajian atau
pencatatan antara pendapatan yang
diterima perusahaan dengan dengan biaya
– biaya yang dikeluarkan oleh pihak
perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa
PT. Swadharma Indotama Finance telah
mengacu pada kaidah – kaidah yang telah
diatur
dalam
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No, 30.
Dimana pendapatan sewa guna usaha juga
dialporkan sebagai komponen utama
dalam kelompok pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anis Chariri Mcomm.,Ak dan Dr. Imam
Ghozali Mcomm.,Ak. 2001. Teori
Akuntansi, edisi 1, Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Budi Raharjo. 2003. Laporan Keuangan
Perusahaan, cetakan pertama, PT. Gajah
Mada Univercity Press, Yogyakarta.
Husein Umar SE.,MM.,MB. 2001. Riset
Akuntansi, Penerbit Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar
Akuntansi Keuangan No. 30, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Sofyan Syafri Harahap MS.,Ac. 2001. Analisa
Kritis atas Laporan Keuangan. Penerbit
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Theodorus tuanakotta.,SE.,MBA. 2000. Teori
Akuntansi. Buku 1 Edisi 2000, Penerbit
Fakultas
Ekonomi
UI,
Jakarta
7
Download