perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: HARMINI NIM. F0306043 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010 i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul: ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER Surakarta, 26 Maret 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing (Drs. Sri Hartoko, MBA, Ak) NIP. 196107111987031002 commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta, April 2010 Tim Penguji Skripsi 1. Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. NIP 196609191992031001 ( …………………….. ) 2. Drs. Nurmadi Harsa Sumarta, M.Si., Ak. NIP 196512112000031001 (………………………) 3. Drs. Sri Hartoko, MBA., Ak. NIP 196107111987031002 ( ……………………...) commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Saat ALLAH menjawab doamu, insyallah menambah imanmu. Saat Allah belum menjawab doamu, insyallah menambah kesabaranmu. Saat Allah menjawab tapi ternyata bukan doa kita yang dijawab-NYA, itu berarti ALLAH memilih yang terbaik untuk kita. Saat merasa lemah ditengah kesulitan dan penderitaan, ingatlah bahwa tiap kemenangan dihasilkan dari peperangan. Hari terpanjang sekalipun akan berakhir, setiap masalah pasti punya jalan keluar. Sesuatu menjadi lebih sulit sebelum akhirnya menjadi lebih mudah. Itulah kekuatan sebuah harapan. “Berterimakasihlah kepada orang yang telah melukai hatimu, karena dia telah melatih ketegaranmu. Orang yang telah menipumu, karena dia telah meningkatkan kecerdasanmu. Orang yang telah membuatmu jatuh, karena dia telah membangkitkan semangat juangmu. Orang yang telah mencampakkanmu karena dia telah mendidikmu untuk mandiri dan orang yang telah membuatmu tersandung karena dia telah menguatkanmu ” (NN) commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang menciptakan alam semesta, Muhammad Rosul umat mu’min, skripsi ini kupersembahkan kepada: Ø Bapak dan ibuku tercinta Ø Kakak dan Keponakanku Ø Sahabat – Sahabatku Ø Almamaterku commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr Wb, Segala puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Subhanahuwa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan sejak penulis mencari ide, mengajukan, menyusun, hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang hati penulis menerima segala kritik dan saran membangun demi kesempurnaan dalam penulisan Skripsi. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa apapun dan dorongan serta petunjuk hingga berakhirnya penulisan skripsi ini. Karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. DR. Bambang Sutopo, Mcom, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Jaka Winarna, Msi, Ak selaku Ketua Program Studi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Sri Hartoko, MBA, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi petunjuk, bimbingan dan arahan hingga terselesainya penulisan skripsi ini. 4. Bapak Doddy Setiawan M.Si, Ak, selaku dosen metopen yang telah memberikan ide penulisan skripsi ini, matur nuwun sanget pak. commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan bekal ilmu bagi penulis. 6. Bapak dan ibuku tercinta atas cinta dan kasih sayangnya yang menjadikan aku manusia paling bersyukur memiliki orang tua seperti mereka. Kupersembahkan skripsi ini sebagai setitik kebahagiaan dari luasnya pengorbanan kalian. Semoga ananda mampu membuat kalian bangga dan bahagia. Yang tersayang Mbak Yanti , Maz Sardi, Maz Yoko, Mbak Sunu terimakasih atas dukungannya selama ini. KeponakanQ yang paling imut Tsany Mahadien Putra (yang slalu buatQ tertawa, jo nakal yo le…) & Azka (kapan nyang ndeso le?). Maz Sihono sekeluarga (matur nuwun dukungane selama ini). 7. Maz Ihda (terimakasih pinjaman buku2, diskusi skripsi dan komprenya selama ini. Maaf jika Q banyak salah and selalu ngrepotin), Maz Ambang (matur nuwun maz gratisan datanya, kau emang kakak tingkat yang baik. Salam buat de’ Senja), Mbak Ana, Mbak Intan, Mbak Eria, Mbak 3jun, Mbk Nelly, Mbak Wulan, Mbak Osin (terimakasih mbak diskusi skripsinya), Mbk Sifa (Thanks mbk atas ilmu dan motivasinya selama ini, maaf jika banyak salah). 8. Sahabat karibQ Asree, Choir, Rofi, Pu2t (terimakasih prend dah mo jadi temanQ slama ini, q gak kan pernah lupain kebersamaan kita. Klo pada nikah woro – woro ya…). Alfi (Thanks dah ngasih motivasi dan inspirasi setiap ketemu), Windi (Thanks blajar kompre barengnya ya…). Temanteman seperjuangan bimbingan Nita, Tata & Vidya (tetep semangat ya commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id prend). Skuad BPPI: Mbak Wilis, Mbak Tuti & de’ Ria (masa-masa paling indah di BPPI adalah bersama kalian). Akh Dian, Oka, Hero, Gie, Sugeng, Yusuf, Toni, Ukh Ki2, Efiyana, Honeyka, Pus2, Fany (Terimakasih atas kebersamaannya selama ini, maaf jika da salah), My korwat “Nur Maflikh” (Terimakasih prend dah dianterin ambil data and semangate klo ketemu). De’ Hermin, Anastasia, Anang Y, Eri, Nani, Mike, Irma (Terimakasih pinjaman buku2nya & kebersamaannya selama make up AKL). 9. Anak-anak PB 1 (Thanks kebersamannya selama 4 tahun), teman OLq de’ Risa (Terimakasih de wejangannya selama ini, meskipun qt gak pernah ketemu tapi kamu tetep sahabat terbaikku), Sabda Salandra (Terimakasih dah ngasih semangat, kamu harus semangat juga biar skripsine cepat kelar). Teman-Teman akuntansi 2006 “ayo prend semangat!!!!!!!!!” Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak. Amiin. Surakarta, Maret 2010 Penulis commit to user x HARMINI perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.......................................................................... i ABSTRAKSI ………………………………………………………. ii ABSTRACT ……………………………………………………….. iii HALAMAN PERSETUJUAN …………………………….............. iv HALAMAN PENGESAHAN …………………………………....... v HALAMAN MOTTO …………………………………………….... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………….... vii KATA PENGANTAR ……………………………………………... viii DAFTAR ISI ……………………………………………………….. xi DAFTAR TABEL ………………………………………………….. xiv DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………..... 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 8 C. Tujuan Penelitian ……………………………………….. 8 D. Manfaat Penelitian ……………………………………… 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 10 A. Landasan Teori……………………….............................. 10 1. Modal ………………………………………………. commit to user 10 xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Struktur Modal …………………………................... 13 3. Teori Struktur Modal…… …………………………. 13 B. Penelitian Terdahulu......................................................... 16 C. Hipotesis........................................................................... 23 D. Kerangka Pemikiran......................................................... 30 BAB III. METODE PENELITIAN …………………………............ 32 A. Desain Penelitian............................................................... 32 B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel......... 32 C. Jenis Data.......................................................................... 34 D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel................ 34 E. Teknik Analisa Data.......................................................... 38 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN …………….... 44 A. Hasil Pengumpulan Data.................................................... 44 B. Statistik Deskriptif.............................................................. 45 C. Uji Asumsi Klasik............................................................... 47 1. Uji Normalitas.............................................................. 47 2. Uji Multikolonieritas.................................................... 49 3. Uji Autokorelasi........................................................... 50 4. Uji Heteroskedastisitas................................................ 51 D. Uji Hipotesis...................................................................... 53 1. Pengujian Hipotesis Selama Krisis Moneter............... 53 2. Pengujian Hipotesis Setelah Krisis Moneter............... 59 3. Pengujian Hipotesis Perbedaan Struktur Faktor – commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dan Setelah Krisis Moneter............................................... 65 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 69 A. Kesimpulan....................................................................... 69 B. Keterbatasan .................................................................... 76 C. Saran................................................................................. 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel Halaman IV.1 Hasil Pengambilan Sampel…………………………………......... 44 IV.2 Statisktik Deskriptif........................................................................ 45 IV.3 Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Transformasi Data................ 48 IV.4 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Transformasi Data.................. 48 IV.5 Hasil Uji Multikolonieritas............................................................ 49 IV.6 Hasil Uji Autokorelasi................................................................... 50 IV.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas......................................................... 51 IV.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Perbaikan........................... 52 IV.9 Hasil Uji F Selama Krisis Moneter................................................ 54 IV.10 Hasil Uji t Selama Krisis Moneter................................................. 54 IV.11 Hasil Uji F Setelah Krisis Moneter................................................ 60 IV.12 Hasil Uji t Setelah Krisis Moneter................................................. 61 IV.13 Hasil Pengujian Perbedaan Struktur Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Selama dan Setelah Krisis Moneter.......................................................................................... commit to user xiv 66 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Halaman Kerangka Pemikiran …………………………………............... commit to user xv 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman I. Perusahaan Sampel ........................................................................ 81 II. Statistik Deskriptif ............................................................... ……. 83 III. Uji Normalitas Data Sebelum Log ...................................... ……. 84 IV. Uji Normalitas Data Setelah Log......................................... ……. 85 V. Uji Multikolonieritas ........................................................... ……. 86 VI. Uji Autokorelasi .................................................................. ……. 88 VII. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ ……. 89 VIII. Uji Heteroskedastisitas Setelah Perbaikan .......................... ……. 90 IX. Uji Regresi Selama Krisis Moneter ..................................... ……. 91 X. Uji Regresi Setelah Krisis Moneter ..................................... ……. 93 XI. Uji Regresi Perbedaan Struktur Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Selama dan Setelah Krisis Moneter ................................................................................ ……. commit to user xvi 95 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SELAMA DAN SETELAH KRISIS MONETER ABSTRAKSI Harmini F 0306043 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio terhadap struktur modal selama dan setelah krisis moneter serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan struktur antara variabel independen yang disebabkan oleh krisis moneter. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 1998-2007. Tahun 1998-2002 merepresentasikan periode saat krisis terjadi, sedangkan tahun 2003-2007 merepresentasikan periode setelah krisis moneter. Dengan menggunakan purposive sampling, maka jumlah sampel penelitian ini berjumlah 80 perusahaan. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan regresi dummy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal selama dan setelah krisis moneter. Pada periode selama krisis moneter, secara parsial struktur asset dan risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sementara itu, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Pada periode setelah krisis moneter, secara parsial struktur asset, pertumbuhan, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan likuiditas dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sementara itu, risiko bisnis dan market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal selama dan setelah krisis moneter. Perbedaaan tersebut terletak pada slop struktur asset, pertumbuhan , ukuran perusahaan dan risiko bisnis. Kata-kata kunci: struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, market to book ratio, struktur modal, krisis moneter. commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id THE DETERMINANTS OF CAPITAL STRUCTURE OF MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE DURING AND AFTER MONETARY CRISIS ABSTRACT Harmini F 0306043 This study aims to determine the influence of asset structure, liquidity, growth, profitability, firm size, business risk, and market to book ratio of capital structure during and after the monetary crisis and to find out if there are structural differences between the independent variable caused by the monetary crisis. Population in this study are all manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange 1998-2007 period. In the period of 1998 – 2002 represents a time of crisis occurred, whereas in 2003-2007 represents the period after the monetary crisis. By using purposive sampling, the number of samples of this study is 80 companies. The analysis model that used multiple linear regression and regression dummy. The result of research shows that the asset structure, liquidity, growth, profitability, firm size, business risk, and market to book ratio by simultan have an effect on to capital structure of during and after monetary crisis. At period of during monetary crisis, by parsial is business risk and asset structure have an effect on positive to capital structure, while likuiditas have an effect on negative to capital structure. Meanwhile, growth, profitability, firm size, and market to book ratio do not have an effect on to capital structure. At period after monetary crisis, by parsial is asset structure, growth, firm size have an effect on positive to capital structure, while likuiditas profitability and have an effect on negative to capital structure. Meanwhile, and market to book ratio business risk do not have an effect on to capital structure. The study also proved that there is difference of factor – factor influence capital structure during and after monetary crisis. The difference lay in the slope asset structure, growth, firm size, and business risk. Keywords: asset structure, liquidity, growth, profitability, company size, business risk, market to book ratio, capital structure, monetary crisis. commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan perusahaan dalam upaya mengantisipasi persaingan yang semakin tajam seperti sekarang ini akan selalu dilakukan oleh setiap perusahaan. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Manajer harus mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan hutang, maka biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur; sedangkan jika manajer menggunakan dana internal akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005). commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan struktur modal perusahaan sebaiknya melalui analisis dan perhitungan komposisi struktur modal yang mendekati optimal yaitu struktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan (Bringham dan Houston, 2006: 24). Peningkatan nilai perusahaan ini pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Saat ini penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan telah berkembang dengan pesat dan semakin beragam. Namun penelitian tersebut hasilnya tidak selalu konsisten atau selalu bervariasi dan belum ada kesepakatan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Beberapa penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal tersebut diantaranya : Pandey (2001) menemukakan bahwa growth, size berpengaruh positif terhadap debt ratio. Profitability perusahaan berpengaruh negatif terhadap debt ratio. Risiko (earning volatility) berpengaruh negatif terhadap long term debt ratio tetapi berpengaruh positif terhadap short term debt ratio. Shah dan Hijazi (2004) meneliti tentang faktor - faktor penentu leverage pada perusahaan non keuangan yang terdaftar pada Joint Stock Companies Listed on The Karachi Stock Exchange Volume-II 1996- 2001. Hasil penelitian ini adalah tangibility asset tidak berpengaruh terhadap leverage, size berpengaruh positif terhadap leverage pada tingkat signifikan commit to user 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10% hal ini disebabkan karena adanya informasi asymetry yang berhubungan dengan penerbitan saham modal yang baru pada perusahaan, sedangkan growth berpengaruh negatif terhadap leverage pada tingkat signifikansi 5% dan 10% hal ini dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan Pakistan yang menggunakan modal sendiri untuk sumber pendanaan mereka dibandingkan dengan utang. Profitability berpengaruh negatif terhadap leverage. Chien dan Stranger (2005) meneliti faktor penentu struktur modal perusahaan yang terdaftar pada Shanghai Stock Exchange and Shenzhen Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal sedangkan ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal tetapi hanya terbatas pada ukuran pasar yang diukur dengan struktur modal. Pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal serta struktur kepemilikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sevill, Sayilir dan Yildrim (2006) menguji tentang faktor penentu leverage pada perusahaan manufaktur di Turki. Hasil dalam penelitian ini adalah growth berpengaruh positif terhadap leverage sedangkan profitability dan tangibility of asset berpengaruh negatif terhadap leverage. Sedangkan berdasarkan tipe hutang ditemukan bahwa hutang jangka pendek berpengaruh positif terhadap growth dan berpengaruh negatif terhadap profitability dan tangibility. Hutang jangka panjang berpengaruh negatif terhadap growth dan berpengaruh positif terhadap profitability dan tangibility. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktur antara variabelcommit to user 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id variabel tersebut sebelum (2000-2002) dan sesudah inflasi (2003-2004) yang diuji dengan menggunakan Chow Test. Hartono (2004) menguji pengaruh profitabilitas, kesempatan investasi, dan defisit arus kas terhadap kebijakan pendanaan perusahaan dengan menggunakan dua pengujian yaitu uji regresi linier dan regresi sederhana. Hasil penelitian menggunakan regresi linier, untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap leverage perusahaan diperoleh hasil adanya pengaruh positif signifikan. Hasil ini mendukung model pecking order theory. Pada model ke dua yang menggunakan regresi sederhana dengan melakukan pengujian pengaruh kesempatan investasi terhadap leverage perusahaan diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan. Ini berarti untuk model yang kedua tidak mendukung model pecking order theory. Pada model ketiga yang menguji antara defisit arus kas terhadap perubahan hutang ternyata mempunyai pengaruh positif dan hasil ini mendukung pecking order theory sedangkan jika memasukkan size sebagai variabel kontrol maka hasilnya tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan perubahan hutang. Margareta dan Sari (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan multinasional di Indonesia. Hasil penelitiannya adalah secara parsial ukuran perusahaan dan ownership control berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan jenis industri tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Tetapi dalam penelitian ini commit to user 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, jenis industri dan ownership control berpengaruh terhadap struktur modal. Indrawati dan Suhendro (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal (long term debt to ratio) yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan. Dari empat faktor tersebut ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pertumbuhan perusahaan dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan. Cristianti (2006) menguji perilaku struktur modal di industri manufaktur. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pengaruh signifikansi negatif atribut asset tangibility, growth dan profitability terhadap leverage mendukung hipotesis pecking order. Namun, untuk atribut earning volatility menunjukkan hasil signifikansi positif sehingga tidak mendukung baik hipotesis pecking order dan state trade off. Murni dan Andriana (2007) tentang pengaruh insider ownership, institusional investor, divident payment, dan firm growth terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hasil dalam penelitian ini adalah variabel insider ownership tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Variabel institusional investor memiliki pengaruh positif debt ratio. Variabel divident payment menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap kebijakan perusahaan secara signifikan. Variabel firm growth berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. commit to user 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang didasarkan pada penelitian Sevill, Sayilir, Yildrim (2006). Pengembangan penelitian ini yaitu variabel, sampel, tahun pengamatan penelitian, dan teknik analisis data yang tidak sama dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Variabel independen yang digunakan mengalami penambahan yaitu ukuran perusahaan , likuiditas, risiko bisnis, dan market to book ratio. 2. Pengukuran profitabilitas menggunakan proksi ROA. ROA dipilih karena lebih menggambarkan kemampuan emiten untuk menghasilkan laba dan mengukur efisiensi dalam hal operasional perusahaan serta penggunaan asset yang dimilikinya secara keseluruhan. 3. Sampel yang diamati adalah perusahaan manufaktur yang telah listing di BEI. Perusahaan manufaktur dipilih peneliti karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mempunyai populasi paling besar dibandingkan dengan perusahaan lain yang telah listing di BEI, serta mempunyai karakteristik degree of operating leverage yang tinggi yang berarti mempunyai risiko operasional yang tinggi sehingga perlu berhatihati dalam memutuskan strategi capital structure (Indrawati dan Suhendro,2006). Sedangkan pilihan sumber pengambilan populasi di BEI karena BEI merupakan satu-satunya bursa efek di Indonesia sehingga diharapkan akan memperoleh jumlah populasi sekaligus sampel yang besar dan dapat memperkuat power of testnya. commit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Tahun pengamatan menggunakan masa selama dan setelah krisis moneter. Tahun 1998-2002 dipresentasikan sebagai periode saat krisis moneter terjadi sedangkan tahun 2003-2007 dipresentasikan sebagai periode setelah krisis moneter. Pemisahan periode ini untuk melihat pengaruh dari krisis moneter. Krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 menjadikan perekonomian Indonesia semakin memburuk. Tingkat suku bunga yang tinggi dengan menurunnya daya beli masyarakat menjadikan dunia bisnis ikut terpuruk. Banyak perusahaan mengalami kebangkrutan karena terlilit hutang. Mereka tidak mampu membayar hutang yang telah jatuh tempo dikarenakan nilai tukar Rupiah yang sangat melemah terhadap Dollar pada saat itu. Berdasarkan kondisi tersebut, perusahaan dalam menentukan struktur modalnya akan sangat memperhitungkan untung rugi yang akan didapatkan jika mereka menambah jumlah hutangnya (Nisak, 2008). 5. Pengujian perbedaan struktur independen pada periode yang berbeda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi dummy. Metode ini dipilih peneliti karena memungkinkan untuk membedakan antara koefisien slop (kemiringan) dan intersep antara dua kelompok (periode pengamatan yang berbeda). Mengingat keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang secara langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup dan berkembang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur dan diwujudkan ke dalam penelitian yang berjudul : commit to user 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Strukur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Selama dan Setelah Krisis Moneter ”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio berpengaruh terhadap struktur modal pada saat krisis moneter (tahun 1998-2002)? 2. Apakah struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio berpengaruh terhadap struktur modal pada saat setelah krisis moneter (tahun 2003-2007)? 3. Apakah terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal pada saat krisis moneter terjadi (tahun 1998-2002) dan setelah krisis moneter terjadi (tahun 2003-2007)? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah menganalisis secara empiris mengenai : 1. Pengaruh struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio terhadap struktur modal selama krisis moneter (tahun 1998-2002). commit to user 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Pengaruh struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis dan market to book ratio terhadap struktur modal setelah krisis moneter (tahun 2003-2007) . 3. Apakah terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal pada saat krisis moneter terjadi (tahun 1998-2002) dan setelah krisis moneter terjadi (tahun 2003-2007) . D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Penulis yaitu untuk memberikan tambahan pengetahuan dan menguji pengetahuan yang telah didapatkan ketika kuliah untuk dapat diaplikasikan dalam menyusun penelitian dan mengolah data yang ada untuk mencapai hasil yang diharapkan. 2. Investor dan Manajer Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengenai kinerja perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam menanamkan modalnya. 3. Kalangan akademik dan praktisi. yaitu menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian yang dilakukan di Indonesia di masa yang akan datang. commit to user 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal a. Pengertian Modal Definisi modal menurut Polak dalam Riyanto (1997:18) ialah kekuasaan untuk menggunakan barang-barang modal. Adapun barang modal ialah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang belum digunakan yang terdapat pada neraca sebelah debet. Modal dapat berupa elemen-elemen dalam aktiva suatu neraca perusahaan (misalnya, uang kas, bahan baku, gedung, mesin, dan sebagainya ) dan elemen-elemen dalam pasiva suatu negara yang merupakan sumber modal sendiri (Nitisemito,1979:20). b. Jenis-Jenis Modal Berdasarkan jenisnya, modal dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Modal Asing Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya yang sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan hutang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang dapat dibagi menjadi : commit to user 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id a. Hutang Jangka Pendek (Short Term Debt) Hutang jangka pendek merupakan modal asing yang jangka waktu pengembaliannya paling lama 1 tahun. Sebagian besar jangka pendek terdiri dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun. b. Hutang Jangka Menengah (Intermediate Term Debt) Hutang jangka menengah adalah modal asing yang yang jangka waktu pengembaliannnya lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun. c. Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt) Hutang jangka panjang ialah modal asing yang jangka waktu pengembaliannya panjang umumnya lebih dari 10 tahun. 2. Modal Sendiri Modal sendiri merupakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang telah tertentu lamanya. Modal sendiri terdiri dari 3 macam yaitu: a. Modal Saham 1) Saham Biasa Para pemegang saham biasa akan mendapat dividen tiap akhir tahun pembukuan apabila perusahaan mendapat keuntungan saja, namun apabila perusahaan mengalami kerugian maka para pemegang saham tidak akan mendapat dividen dan mengenai hal tersebut terdapat ketentuan hukumnya yaitu commit to user 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bahwa perusahaan yang mengalami kerugian itu belum ditutup maka selama itu pula perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen. 2) Saham Preferen Saham preferen merupakan saham yang disertai dengan preferensi tertentu di atas saham biasa dalam hal pembagian dividen, pembagian kekayaan dalam pembubaran perusahaan. Saham preferen ini biasanya merupakan dividen yang tetap setiap tahunnya. Seperti halnya obligasi, pada umumnya saham preferen ini tidak mempunyai hari jatuh tempo (perpetuity). b. Cadangan Cadangan dibentuk dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun berjalan. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri misalnya cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, cadangan untuk menampung hal - hal atau kejadian - kejadian yang tak diduga sebelumnya. c. Laba ditahan Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian lagi ditahan perusahaan. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai commit to user 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan. 2. Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005). Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan. Memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan. 3. Teori Struktur Modal Modigliani and Miller I menyatakan tiga pendapat utama, yang menjadi dasar theory modern corporation, yaitu (Indrawati dan Suhendro, 2006): 1. proposisi I : The irrelevance of capital structure to firm value; 2. proposisi II : The irrelevance of leverage to weighted average cost of capital; and 3. proposisi III : The irrelevance of financing methods to investment decisison. commit to user 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam perfect capital market, capital structure tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Value leverage firm sama dengan value unleverage firm, berapapun hutang perusahaan, maka nilai perusahaan akan tetap. Pendapat dari Modigliani-Miller tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Perfect capital market, tidak terdapat pajak, tidak adanya biaya transaksi, tidak ada friksi dalam perusahaan, dan tidak ada cost of bankruptcy and financial distress. b. Symmetric information, investor dan manajer perusahaan mempunyai informasi yang sama mengenai kualitas perusahaan dan mempunyai persepsi yang identik dan benar mengenai efek dari suatu informasi baru terhadap harga saham. c. Given investment strategies, keputusan investasi suatu perusahaan diumumkan secara terbuka oleh investor. d. Rational behavioral, investor akan berperilaku rasional dan tidak dapat melakukan kegiatan arbitrase, karena kesempatan untuk itu memang tidak ada. e. Equal access, perusahaan maupun investor dapat menerbitkan saham di pasar modal dengan peraturan yang sama. Selanjutnya teori Modigliani-Miller I diperbaiki dengan Modigliani-Miller II, yaitu dengan adanya factor interest tax shield di mana ternyata nilai perusahaan akan meningkat sejalan dengan adanya hutang. Hutang perusahaan akan mengurangi pajak karena adanya bunga atas hutang yang commit to user 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id harus dibayarkan perusahaaan kepada kreditur. Di dalam perfect capital market dengan adanya corporate tax, maka perusahaan yang berutang akan mengurangi pajak, karena adanya biaya bunga atas utang yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Dalam kondisi ini, WACC akan turun. Apabila WACC turun terus maka unleverage firm akan mempunyai nilai lebih kecil dibanding leverage firm. Indrawati dan Suhendro (2006) menyatakan trade off theory merupakan trade of antara interest tax shield dengan agency cost of debt dan cost of financial distress. Esensi trade off theory dalam struktur modal ialah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah terlampau besar maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Myers (1984) dalam Rahardjo, Shiddiq N dan Berty Hartaningrum (2006) memperkenalkan pecking order theory yang menjelaskan tentang mengapa perusahaan akan menentukan hirearki sumber dana yang paling disukai. Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran balancing theory. Secara ringkas, teori ini menyatakan bahwa (1) perusahaan menyukai internal financing (2) perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian dividen yang ditargetkan (3) kebijakan dividen yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi probabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil opersai kadang-kadang melebihi commit to user 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dana investasi (4) bila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Indrawati dan Suhendro (2006) menyatakan market timing theory merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan nyata di dunia corporate financial management, karena teori ini lebih berdasarkan kepada situasi yang sebenarnya terjadi di pasar sehingga diperlukan kecermatan, ketepatan, dan kecepatan dalam menganalisis dan bertindak. Teori ini mengemukakan tiga hal utama yaitu : a. Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika nilai perusahaan sedang tinggi secara relatif terhadap book value dan harga pada tahun sebelumnya serta cenderung untuk membeli kembali saham ketika harga pasar sedang rendah. b. Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika cost of equity rendah dan perusahaan cenderung membeli kembali saham ketika cost of equity tinggi. c. Perusahaan cenderung menerbitkan saham ketika investor lebih antusias terhadap prospek untuk memperoleh earning melalui saham. B. Penelitian Terdahulu Pandey (2001) menemukakan bahwa growth dan size berpengaruh positif terhadap debt ratio. Profitability perusahaan berpengaruh negatif terhadap debt ratio. Risiko (earning volatility) berpengaruh negatif terhadap long term debt ratio tetapi berpengaruh positif terhadap short term debt ratio. commit to user 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Shah dan Hijazi (2004) meneliti tentang faktor-faktor penentu leverage pada perusahaan non keuangan yang terdaftar pada Joint Stock Companies Listed on The Karachi Stock Exchange Volume-II 1996-2001. Hasil penelitian ini adalah tangibility asset tidak berpengaruh terhadap leverage, size berpengaruh positif terhadap leverage pada tingkat signifikan 10% hal ini disebabkan karena adanya informasi asymetry yang berhubungan dengan penerbitan saham modal yang baru pada perusahaan, sedangkan growth berpengaruh negatif terhadap leverage pada tingkat signifikansi 5% dan 10% hal ini dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan Pakistan yang menggunakan modal sendiri untuk sumber pendanaan mereka dibandingkan dengan utang. Sedangkan profitabilitas berpegaruh negatif terhadap leverage . Buferna, Bangassa dan Hodgkinson (2005) meneliti tentang faktor penentu leverage pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar pada bursa efek di Libya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tangibility, growth, size. Hasil dari penelitian ini adalah profitability berpengaruh positif signifikan, growth berpengaruh negatif signifikan dan size berpengaruh positif signifikan sedangkan tangibility berpengaruh negatif terhadap leverage. Chen dan Hammes (2005) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi leverage perusahaan di Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Swedia, Inggris, dan Amerika tahun 1990-1996. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa size, profitability, tangibility of asset, dan market to book ratio berpengaruh signifikan terhadap leverage. commit to user 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Chien dan Stranger (2005) meneliti faktor penentu struktur modal perusahaan yang terdaftar pada Shanghai Stock Exchange and Shenzhen Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal sedangkan ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal tetapi hanya terbatas pada ukuran pasar yang diukur dengan struktur modal. Sedangkan pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal serta struktur kepemilikan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Oliver (2006) menguji pengaruh management confidence, market to book, size, tangibility of asset, dan profitability terhadap leverage pada 229 perusahaan di Amerika Serikat tahun 1978-2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa management confidence dan market to book berpengaruh signifikan terhadap leverage. Tiga variabel kontrol (size, tangibility of asset, dan profitability) berpengaruh signifikan terhadap leverage. Sevill, Sayilir dan Yildrim (2006) menguji tentang faktor penentu leverage pada perusahaan manufaktur di Turki. Hasil dalam penelitian ini adalah growth berpengaruh positif terhadap leverage sedangkan profitability dan tangibility of asset berpengaruh negatif terhadap leverage. Sedangkan berdasarkan tipe hutang ditemukan bahwa hutang jangka pendek berpengaruh positif terhadap growth dan berpengaruh negatif terhadap profitability dan tangibility. Hutang jangka panjang berpengaruh negatif terhadap growth dan berpengaruh positif terhadap profitability dan tangibility. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktur antara variabelcommit to user 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id variabel tersebut sebelum (2000-2002) dan sesudah inflasi (2003-2004) yang diuji dengan menggunakan Chow Test. Sawitri (2004) mengadakan penelitian mengenai pengaruh past market valuation terhadap struktur modal pada perusahaan go public yang datanya tercatat di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1992-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen past market valuation (market to book ratio, profitability, tangibility, dan firm size) mempunyai pengaruh signifikan, sedangkan secara parsial hanya firm size yang berpengaruh terhadap struktur modal. Ariyanto (2002) menguji pengaruh stuktur pemegang saham terhadap stuktur modal. Dalam penelitian ini penulis memisahkan tahun pengamatan yaitu 1990-1996 merepresentasikan periode normal sedangkan 1997-1998 merepresentasikan periode saat krisis ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur pemegang saham mempunyai pengaruh yang negatif terhadap struktur modal sedangkan faktor lain seperti ukuran perusahaan dan rasio fixed asset/equity mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal sedangkan profitabilitas dan devidend policies berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Hartono (2004) menguji pengaruh profitabilitas, kesempatan investasi, dan defisit arus kas terhadap kebijakan pendanaan perusahaan. Hasil penelitian ini adalah pada saat menggunakan regresi linier, untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap leverage perusahaan diperoleh hasil adanya pengaruh positif signifikan. Hasil ini mendukung model pecking order theory. commit to user 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pada model ke dua yang menggunakan regresi sederhana dengan melakukan pengujian pengaruh kesempatan invesatsi terhadap leverage perusahaan diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan. Ini berarti untuk model yang kedua tidak mendukung model pecking order theory. Pada model ketiga yang menguji antara defisit arus kas terhadap perubahan hutang ternyata mempunyai pengaruh positif dan hasil ini mendukung pecking order theory sedangkan jika memasukkan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol maka hasilnya tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan dengan perubahan hutang. Margareta dan Sari (2005) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan multinasional di Indonesia. Hasil penelitiannya adalah secara parsial ukuran perusahaan dan ownership control berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan jenis industri tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Tetapi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, jenis industri dan ownership control berpengaruh terhadap struktur modal. Sari dan Malelak (2005) menguji pengaruh determinan struktur modal (tangibility, profitability, growth oppurtunity, dan size) terhadap pembentukan struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia pada periode 19982003. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitability, growth oppurtunity dan size berpengaruh signifikan terhadap leverage sedangkan variabel tangibility of asset tidak berpengaruh signifikan commit to user 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dalam perspektif Pecking Order Theory. Hasil yang didapat ialah profitabilitas dan likuiditas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan market to book ratio berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini sesuai dengan arah pengaruh prediksi Pecking Order Theory. Sementara itu, ukuran perusahaan dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Indrawati dan Suhendro (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal (long term debt to ratio) yaitu ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan. Dari empat faktor tersebut ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Pertumbuhan perusahaan dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan. Cristianti (2006) menguji perilaku struktur modal di industri manufaktur. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pengaruh signifikansi negatif atribut asset tangibility, growth dan profitability terhadap leverage mendukung hipotesis pecking order. Namun, untuk atribut earning volatility menunjukkan hasil signifikansi positif sehingga tidak mendukung baik hipotesis pecking order dan state trade off. Rahardjo dan Hartantiningrum (2006) meneliti pengaruh growth, devidend pay out, debt maturity, leverage dan firm size terhadap struktur commit to user 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id utang. Hasil penelitian ini adalah growth, devidend pay out, debt maturity, leverage tidak mempunyai pengaruh yang signifikann terhadap struktur utang sedangkan firm size mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur utang. Murni dan Andriana (2007) meneliti tentang pengaruh insider ownership, institusional investor, divident payment, dan firm growth terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sampel yang digunakan ialah 42 perusahaan manufaktur yang telah listing di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2002. Hasil dalam penelitian ini adalah variabel insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Sedangkan variabel institusional investor berpengaruh positif terhadap debt ratio. Variabel divident payment menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan secara signifikan. Variabel firm growth berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang perusahaan. Setiawan (2004) meneliti tentang pengaruh asset growth, liquidity, financial leverage, total asset turn over, dan return on investment sebelum dan selama krisis moneter. Hasil pengujian sebelum krisis moneter menunjukkan asset growth, total asset turn over,dan return on investment mempunyai pengaruh signifikan terhadap beta. Sedangkan pengujian selama krisis moneter menunjukkan hanya financial leverage yang berpengaruh terhadap beta. Selain itu dalam penelitian ini juga menunjukkan beta pada periode sebelum dan selama krisis moneter mempunyai nilai intersep yang sama tetapi terdapat perbedaan struktur model pada variabel total asset turn over. commit to user 22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. HIPOTESIS 1. Pengaruh Struktur Asset terhadap Struktur Modal. Struktur Asset menunjukkan kekayaan yang dapat dijadikan jaminan dalam meminjam hutang. Semakin banyak struktur asset suatu perusahaan berarti semakin banyak collateral asset (jaminan) untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang, hal ini dikarenakan pihak kreditur akan meminta collateral asset untuk memback-up hutang (Cristianti, 2006). Haris dan Raviv (1991) dalam Cristianti (2006) menyatakan perusahaan dengan level fixed assets yang rendah mempunyai lebih banyak masalah asymmetric information dibandingkan perusahaan dengan level fixed asset yang tinggi. Perusahaan dengan level fixed assets yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat menerbitkan saham dengan harga yang fair sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai investasinya. Penelitian yang dilakukan Shah (2004) dan Sari dan Malelak (2005) menunjukkan bahwa struktur asset tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Buferna, Bangassa, dan Hodgkinson (2005) yang menyatakan bahwa struktur asset berpengaruh negatif terhadap struktur modal, pernyataan ini didukung oleh Sevill, Sayilir, Yildrim (2006). Ha1a = Struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal selama krisis moneter commit to user 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ha1b = Struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. 2. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau memperoleh kas. Secara teoritis semakin besar likuiditas perusahaan maka hutang akan semakin berkurang. Perusahaan dengan likuiditas tinggi berarti memiliki kemampuan yang lebih besar untuk melunasi hutang sehingga hutang perusahaan berkurang. Penelitian Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009) mendapatkan hasil bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hal ini sesuai dengan prediksi pecking order theory. Ha2a = Likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal selama krisis moneter. Ha2b = Likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. 3. Pengaruh Pertumbuhan terhadap Struktur Modal Pandey (2001) mengemukakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sering membutuhkan tambahan asset untuk mendukung pertumbuhan penjualannya. Tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi juga merupakan indikasi bahwa perusahaan akan commit to user 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id lebih banyak mempunyai retained earnings sekaligus juga membutuhkan dana lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Menurut trade off theory , retained earnings cenderung naik dan mereka cenderung untuk berhutang lebih banyak untuk maintain target debt ratio. Menurut Brigham dan Erhardt (2005) dalam Indrawati dan Suhendro (2006) perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada external capital dikarenakan pendanaan dari internal perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhannya yang tinggi, lebih lanjut floating cost untuk mengeluarkan saham lebih tinggi dibandingkan dengan mengeluarkan obligasi. Dengan demikian maka perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak mengelurkan surat utang dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah. Penelitian Pandey (2001), Sevill, Sayilir, dan Yildrim (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan Shah dan Hijazi (2004), Buferna, Bangassa dan Hodgkinson (2005), Andriana dan Murni (2007), Sari dan Malelak (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Ha3a = Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal selama krisis moneter. Ha3b = Pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. commit to user 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Bringham dan Houston (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Chen dan Hammes (2003) dalam Indrawati dan Suhendro (2006) mengemukakan bahwa perusahaan yang nengalami kesulitan keuangan akan meminjam uang atau mengeluarkan saham dengan kondisi tertentu agar mendapatkan sumber dana untuk kegiatan operasionalnya. Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik akan meminjam uang lebih sedikit walaupun mempunyai kesempatan untuk meminjam lebih banyak. Penelitian Pandey (2001), Shah dan Hijazi (2004), Chien dan Stranger (2005), Sevill, Sayilir, dan Yildrim (2006), Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009), Indrawati dan Suhendro (2006), Cristianti (2006) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan penelitian Buferna, Bangassa dan Hodgkinson (2005) dan Hartono (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Ha4a = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal selama krisis moneter. commit to user 26 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ha4b= Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. 5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Ukuran perusahaan menunjukkan berapa asset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula kesempatan melakukan investasi dan memperoleh akses ke sumber dana ( Ariyanto, 2002). Chen dan Hammas (2003) dalam Indrawati dan Suhendro (2006) menyatakan bahwa perusahaan besar mempunyai akses yang lebih baik ke capital market dibandingkan perusahaan kecil, demikian pula perusahaan besar mempunyai lower cost of borrowing dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena lower cost of borrowing kecil, perusahaan besar cenderung meminjam hutang relatif banyak. Penelitian Pandey (2001), Sevill, Sayilir, dan Yildrim (2004), Chien dan Stranger (2005), Buferna, Bangassa dan Hodgkinson (2005), Ariyanto (2002) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan Rahardjo dan Hartantiningrum (2006), Sari dan Malelak (2005) dan Oliver (2006) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan. Ha5a = Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal selama krisis moneter commit to user 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ha5b= Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. 6. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal Dalam perusahaan risiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kabangkrutan. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan. Cristianti (2006) menyatakan bahwa Earning volatility perusahaan yang tinggi dianggap oleh pasar sebagai hasil kinerja manajemen yang buruk. Oleh karenanya perusahaan yang seperti ini sulit untuk mendapatkan dana eksternal. Penelitian Pandey (2001) menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap long term dan akan berpengaruh positif terhadap short term. Penelitian yang dilakukan Cristianti (2006), Chien dan Stranger (2005) menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Ha6a = Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal selama krisis moneter. Ha6b = Risiko bisnis berpengaruh negatif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. commit to user 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. Pengaruh Market To Book Ratio terhadap Struktur Modal Penelitian yang dilakukan Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009) mendapatkan hasil bahwa market to book ratio berpengaruh positif terhadap leverage sehingga mendukung pecking order theory. Perusahaan yang mempunyai market to book yang tinggi akan menghadapi kesenjangan informasi yang tinggi antara manajer dan investor luar tentang kualitas proyek investasi perusahaan. Adanya kesenjangan informasi tersebut menyebabkan biaya modal ekuitas saham lebih besar dibanding biaya modal hutang karena investor memandang modal saham lebih berisiko dibandingkan dengan hutang. Hal ini sejalan dengan penelitian Oliver (2006) yang menyatakan bahwa market to book berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan Sawitri (2006) menyatakan bahwa market to book tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Ha7a = Market to book ratio berpengaruh positif terhadap struktur modal selama krisis moneter. Ha7b = Market to book ratio berpengaruh positif terhadap struktur modal setelah krisis moneter. Selain hipotesis-hipotesis yang dikembangkan di atas, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal pada saat krisis moneter terjadi dan setelah krisis moneter terjadi. Mahfoedz (1999) dalam Nisak (2008) menyatakan bahwa krisis moneter mengakibatkan dampak yang kurang baik commit to user 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bagi perusahaan. Krisis moneter terbukti berpengaruh terhadap efisiensi perusahaan ( tingkat likuiditas dan solvency perusahaan ) yang ditunjukkan melalui rasio keuangan. Likuiditas terganggu karena rendahnya daya beli masyarakat sedangkan solvency terganggu karena besarnya utang dalam dollar ketika dikonversi ke dalam nilai rupiah. Berdasarkan hal ini maka krisis moneter dianggap berpengaruh terhadap keputusan pendanaan perusahaan. Ha8= Terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal pada saat krisis moneter terjadi dan setelah krisis moneter terjadi. D. Kerangka Pemikiran Memperhatikan variabel-variabel (baik variabel independen maupun variabel dependen) yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: commit to user 30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Struktur Aseet Likuiditas Pertumbuhan Profitabilitas Struktur Modal Ukuran Perusahaan Risiko Bisnis Market to Book Ratio Mengacu pada kerangka teoritis di atas, hubungan antar variabel dalam penelitian ini bersifat kausal yaitu variabel independen yang meliputi struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis dan market to book ratio. Sedangkan variabel dependennya ialah struktur modal. commit to user 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis eksplanatori atau pengujian hipotesis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan macam hubungan tertentu, pengaruh atau menetapkan perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam suatu objek yang diteliti. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, market to book berpengaruh terhadap struktur modal selama dan setelah krisis moneter serta untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal selama dan setelah krisis moneter (Sularso dalam Cristianti 2006). B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi mengacu pada sekelompok orang, kejadian (event), atau sesuatu yang menarik peneliti untuk diteliti (Sekaran,2006:121). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember 1998 - per 31 Desember 2007. Perusahaan manufaktur dipilih karena jumlah populasi industri ini paling banyak dibandingkan jenis industri lain. Jatuhnya pilihan sumber pengambilan populasi di BEI karena BEI merupakan satu-satunya commit to user 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bursa efek di Indonesia sehingga diharapkan akan memperoleh jumlah populasi sekaligus sampel yang besar dan dapat memperkuat power of testnya. Selanjutnya, Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel saham perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang reprensentatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel ialah: 1. Terdaftar di BEI selama periode pengamatan yaitu tahun 1998-2007. Tahun 1998-2002 merepresentasikan periode saat krisis terjadi sedangkan tahun 2003-2007 merepresentasikan periode setelah krisis moneter. Tahun 1997 tidak disertakan karena krisis moneter mulai terjadi pada bulan juli 1997 sehingga dampaknya mulai terasa pada setelah bulan Juli. Tahun 2003 dianggap sebagai penyelesaian krisis dikarenakan pada tahun 2003 kondisi makro ekonomi sudah cukup stabil, hal ini ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah yang stabil dan menurunnya laju inflasi. Secara umum, nilai tukar rupiah pada triwulan ke IV bergerak relatif stabil dengan kecenderungan melemah sebesar 1,2 % dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, secara rata-rata bulanan nilai tukar rupiah masih tetap menguat (Rp 8.439) dan masih dalam batas target BI. Di samping itu, kondisi ini juga mendorong penurunan suku bunga serta peningkatan kinerja perbankan dan kegiatan pasar modal (Nisak,2008). Tahun 2008 tidak dimasukkan tahun pengamatan karena pada tahun tersebut pasar modal Indonesia terkena dampak krisis global yang commit to user 33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menyebabkan ketidakstabilan perekonomian Indonesia pada tahun itu. Hal ini ditandai dengan naiknya tingkat inflasi dunia pada tingkat tertinggi pada Agustus 2008. Sedangkan laju infasi di Indonesia pada tahun 2008 berkisar antara 7.36% sampai dengan 12.14% pada akhir tahun 2008. Selain itu ditandai dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi dari 20072008 negara berkembang dari 8,3% menjadi 6,3% ( Sumber :WEO, januari 2006 dalam www.bi.go.id) 2. Memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama periode pengamatan. 3. Menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Indonesia. 4. Mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 1998 - per 31 Desember 2007. C. Jenis Data Data yang digunakan ialah data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari buku Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 1998-2007 dan www.idx.co.id. D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal. Indikator struktur modal dalam penelitian ini yaitu Debt to Total Asset commit to user yaitu 34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id seberapa besar aktiva didanai dengan adanya hutang (Sevill, Sayilir dan Yildrim,2006). Struktur Modal = Total Hutang Total Asset 2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini menggunakan tujuh variabel independen yaitu sebagai berikut : a. Struktur Asset (FTA) Struktur asset pada penelitian ini mengacu pada penelitian Sevill, Sayilir dan Yildrim (2006) dan Cristianti (2006) diukur dengan perbandingan antara fixed asset dan total asset. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : Struktur Asset = Asset Tetap Total Asset b. Likuiditas (CR) Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau memperoleh kas. Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009), likuiditas diproksikan dengan perbandingan asset lancar terhadap hutang lancar. Likuiditas = Asset Lancar commit to user Hutang Lancar 35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c. Pertumbuhan (GR) Pertumbuhan perusahaan adalah perubahan total penjualan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dihitung dari persentase perubahan penjualan tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya ( Indrawati dan Suhendro, 2006 dan Pertumbuha n = Sevill, Sayilir dan Yildrim, 2006). Penjualan t - Penjualan t -1 Penjualan t -1 d. Profitabilitas (ROA) Profitabilitas menunjukkan berapa earnings atau keuntungan yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan ROA, ROA merupakan alat ukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh mana aktiva dikaryakan ( Wild, J Johnn et all, 2005:87). ROA = Laba bersih + Beban Bunga(1 - Tarif pajak) Rata - Rata Total Asset Tarif pajak = Beban Pajak Laba Sebelum Pajak e. Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Indrawati dan Suhendro (2006) yang diproksikan dengan logaritma naturalis dari Total Asset. Total asset dipilih sebagai proksi dikarenakan total asset merupakan mesin uang untuk commit to user meningkatkan penjualan dan pendapatan. 36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ukuran Perusahaan = Ln Total Asset f. Risiko Bisnis Risiko Bisnis adalah ketidakpastian yang inheren pada proyeksi laba operasi masa depan (Bringham dan Houston, 2006:17). Dalam penelitian ini untuk pengukuran risiko bisnis mengacu pada Bringham dan Houston (2006:17), Dharmastuti (2003) dalam Purnamasari (2009), risiko bisnis merupakan hasil atas Standart Deviasi Laba Operasi. RISK= Standart Dev Laba Operasi tahunan g. Market To Book Ratio Market to book ratio diwujudkan dalam simbol MB. Variabel market to book ratio didefinisikan sebagai rasio harga pasar per saham dibagi nilai buku per saham. Adapun harga saham per lembar yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga pasar saat penutupan (closing price), sedangkan nila buku per saham didapat dari hasil bagi antara total ekuitas dengan jumlah saham beredar . Market To Book = Harga Saham Lembar Saham Nilai Buku Lembar Saham Nilai Buku Lembar Saham = Total Ekuitas Saham Beredar commit to user 37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Teknik Analisa Data Analisis data menggunakan program SPSS 16.0 for windows untuk menguji model regresi yang telah dirumuskan. Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2006:110) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji Normalitas data menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) yaitu dengan cara mengamati nilai residualnya. Tingkat signifikansi yang digunakan ialah 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal. 2. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2006:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik harus seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya. commit to user 38 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-i). Autokorelasi terhadap data yang digunakan menggunakan uji Breusch-Godfrey (BG test), hal ini dilakukan karena sampel penelitian yang besar dan diatas 100 observasi. Pengujian Breusch-Godfrey (BG test) dilakukan dengan meregress variabel pengganggu (residual) untuk menggunakan autogresive model dengan orde p: Ut = p1Ut-1 + p2Ut-2 + ...+ ppUt-p + et Dengan hipotesis nol (H0) adalah p1 = p2 = ....= pp = 0, dimana koefisien autogresive secara simultan sama dengan nol, menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada setiap orde. Secara manual, jika (n-p) * R2 atau C2 hitung lebih besar dari C2 tabel, hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model dapat ditolak (Ghozali, 2006:100). 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homoskedasitisitas. Pelanggaran atas asumsi klasik ini dideteksi dengan menggunakan uji Glejser. Gejala heteroskedastisitas akan tampak yaitu apabila nilai t statistik variabel bebas lebih besar daripada nilai t tabelnya. Atau apabila nilai sig t lebih kecil dari taraf signifikasinya (0.05) (Ghozali,2006:108). commit to user 39 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda (multiple regression ) dan regresi dummy (dummy regression). Regresi berganda digunakan untuk mengetahui apakah struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan regresi dummy digunakan untuk mengetahui perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal selama dan setelah krisis moneter. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk analisis regresi berganda periode selama dan setelah krisis moneter (untuk menguji pengaruh struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio terhadap struktur modal) LEV= α + b1(FTA)+b2(CR)+b3(GR)+b4(ROA)+ b5(SIZE)+ b6(RISK)+ b7(MB)+e Di mana : LEV = Struktur Modal FTA = Struktur Asset CR = Likuiditas GR =Pertumbuhan ROA = Profitabilitas SIZE = Ukuran Perusahaan RISK = Risiko bisnis commit to user 40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MB = Market To Book ratio a = Konstanta b1,...,b7 = Koefisien Regresi e = Kesalahan Regresi Model regresi linier berganda tersebut digunakan untuk menguji hipotesis dan mengetahui koefisien determinasi ( R 2 ). Hipotesis akan diterima jika nilai probability dari variabel independen lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Nilai koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi dan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. R square menunjukkan signifikansi hubungan antara variabel struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio terhadap struktur modal. Besarnya koefisien antara 0 dan 1 semakin mendekati 0 berarti semakin signifikan. 2. Untuk analisis regresi dummy ( untuk menguji perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal pada periode selama dan setelah krisis moneter terjadi) LEV= α + α2D + b1(FTA)+b2(CR)+b3(GR)+b4(ROA)+ b5(SIZE)+ b6(RISK)+ b7(MB)+d1D(FTA)+ d2D(CR)+ d3D(GR)+ d4D(ROA)+ d5D(SIZE)+ d6D(RISK)+ d7D(MB)+e Di mana: LEV = Struktur Modal commit to user 41 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id FTA = Struktur Asset CR = Likuiditas GR = Pertumbuhan ROA = Profitabilitas SIZE = Ukuran Perusahaan RISK = Risiko Bisnis MB = Market To Book ratio a = Konstanta b1,...,b7 = Koefisien Regresi e = Kesalahan Regresi D = Variabel dummy, 1 untuk periode selama krisis moneter dan 0 untuk periode setelah krisis moneter. Model regresi dummy menunjukkan bagaimana variabel kualitatif atau variabel dummy mengambil nilai 1 dan 0 dapat diperkenalkan ke dalam model regresi bersama-sama dengan variabel kuantitatif. Model regresi dummy di atas memungkinkan untuk mengetahui apakah pemisahan periode pengamatan ( selama dan setelah krisis moneter ) menyebabkan perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal. Dengan mengasumsikan bahwa unsur gangguan (disburtance) memenuhi asumsi yang biasa dari model regresi linier klasik, maka diperoleh unsur intersep a dan koefisien kemiringan b . Terdapat empat kemungkinan hasil pengujian perbedaan struktur yang melibatkan uji perbedaan intersep dan slop yaitu slope dan intersep berbeda, slop dan intersep tidak berbeda, commit to user 42 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id slop berbeda tetapi intersep identik atau slop identik tetapi intersep berbeda. commit to user 43 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 1998 – 2007. Data penelitian ini berasal dari laporan keuangan yang di download di website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan pada bab III maka diperoleh sampel dengan rincian sebagai berikut : Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel Kriteria Sampel Perusahaan manufaktur selama tahun 1998 - 2007 Perusahaan yang delisting Perusahaan yang tidak mempunyai kelengkapan data Perusahaan yang menggunakan mata uang selain Indonesia Jumlah sampel Sumber: Indonesian Capital Market Directory dan www.idx.co.id Jumlah 178 66 26 6 80 Perusahaan yang valid dan dan lengkap selama periode 1998 – 2007 sebanyak 80 perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data keuangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data diambil dari laporan keuangan tahunan auditan yang dipublikasikan di internet. Hipotesis dalam commit to user 44 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows. B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data dari data keuangan perusahaan sampel yang digunakan dalam penelitian. Berikut ini statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian : Tabel IV.2 Statistik Deskriptif N Minimum LEV 800 .01810 FTA 800 .00008 CR 800 .01676 GR 800 -.99884 ROA 800 -3.67313 SIZE 800 8.80897 RISK 800 66.46804 MB 800 -5.346835443E-4 Sumber : Hasil Pengolahan Data Maximum 10.67924 6.95877 5.57616E2 9.06135 18.18929 17.96686 5.70297E6 .003007595 Mean .7585054 .4292282 4.3309390E0 .2159526 .0721978 1.3464951E1 8.4907284E4 .00001067113 Std. Deviation .77973690 .39181210 33.58322922 .58911151 .68196869 1.38774885 3.23085525E5 .000141668146 Hasil pengujian statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel struktur modal (LEV) memiliki nilai minimum sebesar 0.1810 pada PT Ekadharma Tipe Industri Tbk pada tahun 2004 dengan nilai maksimum 10.67924 pada PT Sinar Mas Argo Resources/SMART Tbk tahun 2003. Nilai rata-rata struktur modal 0.7585054 dengan standart deviasi sebesar 0.77973690. Variabel struktur asset (FTA) memiliki nilai minimum sebesar 0.00008 pada PT Tembaga Mulia Semanan tahun 2002 dengan nilai maksimum commit to user 45 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6.95877 pada PT Eterindo Wahanatama tahun 2000. Nilai rata-rata struktur asset 0.4292282 dengan standart deviasi sebesar 0.3918120. Variabel likuiditas (CR) memiliki nilai minimum sebesar 0.1676 pada PT Davomas Abadi Tbk tahun 2004 dengan nilai maksimum 5.57616E2 pada PT Polysindo Eka Perkasa tahun 1999. Nilai rata-rata likuiditas 4.3309390E0 dengan standart deviasi 33.58322922. Variabel pertumbuhan (GR) memiliki nilai minimum sebesar -0.99884 pada PT Semen Gresik Tbk tahun 2000 dengan nilai maksimum 9.06135 pada PT Sierad Produce Tbk tahun 2004. Nilai rata-rata pertumbuhan 0.2159526 dengan standart deviasi sebesar 0.58911151. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum sebesar -3.67313 pada PT Kabelindo Murni Tbk tahun 2005 dengan nilai maksimum 18.18929 pada PT Jemblo Cable Com tahun 2005. Nilai rata-rata profitabilitas 0.0721978 dengan standart deviasi 0.68196869. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum sebesar 8.80897 pada PT Jaya Pari Steel tahun 2000 dengan nilai maksimum 17.96686 pada PT Astra Internasional tahun 2007. Nilai rata-rata ukuran perusahaan 1.3464951E1 dengan standart deviasi 1.38774885. Variabel risiko bisnis (RISK) memiliki nilai minimum sebesar 66.46804 pada PT Selamat Sempurna tahun 1999 dengan nilai maksimum 5.70297E6 pada PT Astra Internasional tahun 2007. Nilai rata-rata risiko bisnis 8.4907284E4 dengan standart deviasi 3.23085525E5. commit to user 46 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Variabel market to book ratio (MB) memiliki nilai minimum sebesar 5.346835443E-4 pada PT Gajah Tunggal tahun 2000 dengan nilai maksimum 0.003007595 pada PT Gajah Tunggal 1999. Nilai rata-rata market to book ratio 0.00001067113 dengan standart deviasi 0.000141668146. C. Uji Asumsi Klasik Sebelum hasil analisis regresi digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik berikut: 1. Uji Normalitas Data Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah screening terhadap data yang akan diolah. Salah satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah asumsi multivariate normality. Multivariate normality merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal. Jika asumsi ini dipenuhi, maka nilai residual dari analisi juga berdistribusi normal dan independent (Ghozali, 2006:27) Uji normalitas dalam penelitian ini adalah dengan pengamatan nilai residual, pengamatan tersebut dilakukan dengan metode KolmogorofSmirnof. Menurut metode ini, jika statistik Kolmogorof-Smirnof (KS) tidak signifikan atau memiliki nilai p>α maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual regresi tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisi data diperoleh hasil sebagai berikut : commit to user 47 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Hasil Pengolahan Data Most Extreme Differences 800 .0000000 .71666661 .191 .191 -.170 5.411 .000 Hasil pengujian normalitas dengan pendekatan pengamatan residual menunjukkan bahwa besarnya nilai Kolmogorof-Smirnov adalah 5.411 dan signifikan pada 0.000. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, data ditransformasi dengan menggunakan logaritma. Hasil uji normalitas data setelah logaritma tersaji pada tabel berikut : Tabel IV.4 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Transformasi Data Unstandardized Residual N 434 Normal Mean .0000000 a Parameters Std. Deviation .42522590 Most Extreme Absolute .041 Differences Positive .036 Negative -.041 Kolmogorov-Smirnov Z .848 Asymp. Sig. (2-tailed) commit to user .469 Sumber: Hasil Pengolahan Data 48 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil uji normalitas setelah transformasi menunjukkan besarnya nilai Kolmogorof-Smirnof adalah 0.848 dan tidak signifikan pada 0.05 karena p=0.469 > dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. 2. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Keberadaan multikolonieritas dalam penelitian ini dideteksi dengan variance inflation factor (VIF) dan tolerance. Hasil uji multikolonieritas tersaji dalam tabel berikut : Tabel IV.5 Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Tolerance VIF Keterangan lnFTA .983 1.018 Tidak terdapat multikolonieritas lnCR .951 1.052 Tidak terdapat multikolonieritas lnGR .940 1.064 Tidak terdapat multikolonieritas lnROA .907 1.103 Tidak terdapat multikolinieritas lnSIZE .562 1.778 Tidak terdapat multikolonieritas lnRISK .537 1.863 Tidak terdapat multikolonieritas lnMB .951 1.051 Sumber: Hasil Pengolahan Data Tidak terdapat multikolonieritas Hasil uji VIF dan Tolerance menunjukan bahwa semua variabel dalam penelitian ini menunjukan bahwa semua nilai tolerance di atas 10% dan semua nilai VIF di bawah 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam to user model regresi tidak terjadicommit multikolinieritas. Selain dengan menggunakan 49 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id VIF dan tolerance, keberadaan multikolinieritas juga dapat dilihat dari korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2006:91). Korelasi antar variabel independen terbesar terjadi antara SIZE dan GR sebesar 17.6%. Nilai tersebut masih berada jauh di bawah 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas. Hasil ini konsisten dengan pengujian menggunakan VIF dan tolerance. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-i). Autokorelasi terhadap data yang digunakan menggunakan uji BreuschGodfrey (BG test), hal ini dilakukan karena sampel penelitian yang besar dan diatas 100 observasi. Pengujian Breusch-Godfrey (BG test) dilakukan dengan meregress variabel pengganggu (residual) untuk menggunakan autogresive model. Jika koefisien parameter untuk residual lag 2 (res_2) lebih besar daripada 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi. Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi Variabel t Sig res_2 .037 .970 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan Tidak terjadi autokorelasi Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag 2 (res_2) memberikan probabilitas tidak signifikan 0.970, hal ini menunjukkancommit indikasi to tidak user adanya autokorelasi tingkat satu. 50 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser dengan meregresikan nilai absolut dari residual sebagai variabel dependen terhadap semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Hasil uji Glejser dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel IV.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel t Sig lnFTA -1.670 .096 lnCR 7.930 .000 lnGR .180 .857 lnROA -1.082 .280 lnSIZE -1.894 .059 lnRISK .273 .785 lnMB 1.025 .306 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan Tidak terjadi heteroskedastisitas Terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel FTA, GR, PROF, SIZE, RISK, dan MB tidak terjadi heteroskedastisitas, sementara variabel CR terjadi heteroskedastisitas. Karena variabel CR terjadi Heteroskedastisitas maka dilakukan transformasi untuk memperbaiki model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut (CR). Hasil uji Glejser setelah perbaikan dapat dilihat dalam tabel berikut: commit to user 51 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel IV.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Perbaikan Variabel NewFTA t Sig 2.212 .028 Terjadi Heteroskedastisitas 2.212 8.000 .027 .000 Terjadi Heteroskedastisitas Terjadi Heteroskedastisitas -5.044 .000 Terjadi Heteroskedastisitas NewRISK 2.764 .006 NewMB -8.158 .000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Terjadi Heteroskedastisitas Terjadi Heteroskedastisitas NewGR NewROA NewSIZE Keterangan Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Perbaikan menunjukkan bahwa variabel FTA, GR, ROA, SIZE, RISK, dan MB signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolut Ut (AbsUt). Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel FTA, GR, ROA, SIZE, RISK dan MB terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa perbaikan Heteroskedastisitas tidak membantu memperbaiki data tetapi merusak data. Akan tetapi karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penentu struktur modal dan perkembangannya dari tahun ke tahun dan bukan untuk tujuan peramalan maka masalah Heteroskedastisitas tidak akan diusahakan untuk menghilangkan masalah tersebut, dengan pertimbangan bahwa hasil koefisien regresi konsisten serta tidak bias, hanya akan memperbesar varians dari distribusi koefisien regresi yang ada sehingga menjadi tidak efisisen (Indrawati dan Suhendro, 2006). commit to user 52 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id D. Uji Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Selama Krisis Moneter a. Adjusted R2 Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Koefisien Determinasi dapat dilihat dari nilai adjusted R2 pada model summary pada hasil analisi regresi berganda. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai Koefisien Determinasi (R2) yang kecil menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83). Pengujian dengan regresi linier berganda menunjukkan nilai adjusted R2 pada model summary menunjukkan nilai 0.398 atau 39.8%. Hal ini menunjukkan bahwa 39.8% perubahan struktur modal dipengaruhi oleh struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, market to book ratio. Sedangkan 60.2% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. b. Uji Pengaruh Simultan (F-test) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai commit to user 53 perpustakaan.uns.ac.id pengaruh digilib.uns.ac.id secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali,2006:84). Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel IV.9 Hasil Uji F Selama Krisis Moneter Sig Kriteria Pengujian 0.000 P<0.05 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan Signifikan Hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan selama krisis moneter. c. Uji Pengaruh Parsial (t-test) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil uji t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IV.10 Hasil Uji t Selama Krisis Moneter Variabel Independen Koefisien Regresi lnFTA .221 lnCR -.306 lnGR .016 lnROA -.046 lnSIZE -.092 lnRISK .079 lnMB .018 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sig .000* .000* .577 .117 .808 .002* .471 Keterangan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan commit Keterangan:*=signifikan pada 5% to user 54 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil uji t menunjukkan bahwa struktur asset memiliki nilai koefisien regresi 0.221 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000, hal ini berarti struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal selama krisis moneter pada level 5%. Hasil ini sesuai dengan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel struktur asset dengan struktur modal selama krisis moneter. Hasil pengujian ini mendukung teori Static Trade-off (STO) yang menyatakan bahwa semakin banyak assets tangibility suatu perusahaan berarti semakin banyak collateral assets untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. Hal ini dikarenakan pihak kreditur akan meminta collateral assets untuk membackup hutang (Cristianti,2006). Variabel current ratio sebagai proksi dari likuiditas perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Koefisien regresi memberikan nilai negatif -0.306 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000, hal ini berarti likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal selama krisis moneter pada level 5%. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang kedua bahwa terdapat pengaruh negatif antara likuiditas dengan struktur modal. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan likuiditas tinggi berarti memiliki kemampuan yang lebih besar untuk melunasi hutang sehingga hutang perusahaan berkurang. Hutang yang berkurang akan menyebabkan rasio struktur modal menjadi kecil. Hal inilah yang commit to user 55 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menyebabkan likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan. Pengujian terhadap variabel pertumbuhan perusahaan menunjukkan nilai koefisien regresi 0.016 dengan nilai signifikansi 0.577, hal tersebut berarti pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis ketiga sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter. Hasil ini tidak mendukung penelitian Pandey (2001) dan Sevill, Sayilir dan Yildrim (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sering membutuhkan tambahan asset untuk mendukung pertumbuhan penjualannya. Tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi juga merupakan indikasi bahwa perusahaan akan lebih banyak mempunyai retained earnings sekaligus juga membutuhkan dana yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 1998 – 2002, pada saat itu perusahaan manufaktur mengalami dampak krisis ekonomi dan tidak terjadi pertumbuhan penjualan akibatnya penjualan dari tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya tidak tumbuh (Indrawati dan Suhendro, 2006). Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi -0.046 dengan nilai signifikansi 0.117, hal ini berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis keempat sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak commit to user 56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter. Hasil pengujian ini tidak mendukung penelitian Pandey (2001), Shah dan Hijazi (2004), Chien dan Stranger (2005), Sevill, Sayilir dan Yildrim (2006), Indrawati dan Suhendro (2006) serta Cristianti (2006). Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 1998 – 2002, pada saat itu perusahaan manufaktur mengalami dampak krisis ekonomi dan beberapa perusahaan mengalami kerugian dalam usahanya akibatnya perusahaan tidak dapat menanamkan keuntungannya untuk dapat dialirkan ke dalam perusahaan untuk menambah modal sendiri. Selain itu kerugian dalam perusahaan juga merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak dapat secara efektif dan efisien mengelola keseluruhan aktivanya, hal ini akan berdampak terhadap berkurangnya kepercayaan kreditur terhadap perusahaan sehingga perusahaan akan sulit mendapatkan hutang. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi -0.092 dengan nilai signifikansi 0.808, hal ini berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter pada level 5%. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis kelima sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter. Hasil pengujian ini tidak mendukung penelitian Pandey (2001), Sevill, Sayilir, dan Yildrim (2004), Chien dan Stranger (2005), Buferna, Bangassa dan Hodgkinson (2005), Ariyanto (2002) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 1998commit to user 57 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2002, pada saat itu perusahaan manufaktur mengalami dampak krisis ekonomi dan tidak terjadi pertumbuhan penjualan. Tidak adanya pertumbuhan penjualan ini akan berdampak terhadap laba perusahaan yang menjadi kecil sehingga retained earnings yang diinvestasikan perusahaan dalam bentuk asset tidak berubah. Sehingga hal ini tidak akan berdampak terhadap struktur modal. Variabel risiko bisnis memiliki nilai koefisien regresi 0.079 dengan nilai signifikansi 0.002, hal ini berarti risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter pada level 5%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal dengan arah koefisien regresi positif. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian Cristianti (2006) dan Chien dan Stranger (2005). Hal ini menunjukkan bahwa dalam hubungannya dengan risiko bisnis, perusahaan manufaktur di BEI masih cenderung menggunakan leverage yang tinggi ketika risiko bisnis tinggi. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara insider dengan outsider yang menyebabkan terjadinya agency cost equity. Agency cost equity terjadi karena manajer cenderung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar memaksimalkan nilai perusahaan tetapi untuk kepentingan opportunistik (Cristianti, 2006). Variabel market to book ratio memiliki nilai koefisien regresi 0.018 dengan nilai signifikansi 0.471, hal ini berarti market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter pada level 5%. commit to user 58 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis ketujuh sehingga dapat disimpulkan bahwa market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal selama krisis moneter. Hasil pengujian ini tidak konsisten dengan penelitian Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009). Market to book ratio tidak signifikan kemungkinan dikarenakan gambaran penilaian pasar pada perusahaan rendah, sehingga investor menganggap perusahaan manufaktur di BEI mempunyai prospek yang tidak menguntungkan. Penilaian pasar yang rendah akan berdampak terhadap turunnya minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga saham perusahaan akan pasif. Selain itu perusahaan juga akan kehilangan kepercayaan kreditur untuk mendapatkan pinjaman. Sehingga hal ini tidak akan berdampak terhadap struktur modal. 2. Pengujian Hipotesis Setelah Krisis Moneter a. Adjusted R2 Pengujian dengan regresi linier berganda menunjukkan nilai adjusted R2 pada model summary menunjukkan nilai 0.346 atau 34.6%, hal ini menunjukkan bahwa 34.6% perubahan struktur modal dipengaruhi oleh struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, market to book ratio. Sedangkan 65.4% dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian. commit to user 59 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Uji Pengaruh Simultan (F-test) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali,2006). Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel IV.11 Hasil Uji F Setelah Krisis Moneter Sig Kriteria Pengujian 0.000 P<0.05 Sumber: Hasil Pengolahan Data Keterangan Signifikan Hasil uji F menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap struktur modal perusahaan setelah krisis moneter. c. Uji Pengaruh Parsial (t-test) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil uji t persamaan regresi dapat dilihat pada tabel berikut : commit to user 60 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel IV.12 Hasil Uji Regresi Setelah Krisis Moneter Variabel Independen Koefisien Regresi lnFTA .121 lnCR -.277 lnGR .082 lnROA -.058 lnSIZE .733 lnRISK -.009 lnMB .013 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sig .000* .000* .002* .023* .045* .608 .647 Keterangan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Keterangan:*=signifikan pada 5% Pengujian yang pertama dilakukan pada variabel struktur asset terhadap struktur modal, berdasarkan tabel IV.12 dapat diketahui bahwa struktur asset memiliki nilai koefisien regresi 0.121 dengan nilai signifikansi 0.000 pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini membuktikan bahwa struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal setelah krisis moneter, hasil pengujian ini konsisten dengan pengujian regresi untuk periode selama krisis moneter. Hubungan antara kedua variabel adalah positif, hal ini menunjukkan jika terjadi kenaikan 1 unit struktur asset maka akan mengakibatkan kenaikan struktur modal sebesar 0.121. Pengujian yang kedua dilakukan pada variabel likuiditas terhadap struktur modal, berdasarkan tabel IV.12 dapat diketahui bahwa likuiditas memiliki nilai koefisien regresi -0.277 dengan nilai signifikansi 0.000 pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini membuktikan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal setelah krisis moneter, hasil pengujian ini commit untuk to user periode selama krisis moneter. konsisten dengan hasil regresi 61 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hubungan antara kedua variabel adalah negatif, yang artinya semakin tinggi likuiditas perusahaan maka perusahaan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk melunasi hutang sehingga hutang perusahaan berkurang. Hal ini sesuai dengan prediksi pecking order theory. Pengujian yang ketiga dilakukan pada variabel pertumbuhan terhadap struktur modal. Berdasarkan tabel IV.12 dapat diketahui bahwa pertumbuhan memiliki nilai koefisien regresi 0.082 dengan nilai signifikansi 0.002 pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal setelah krisis moneter, hasil ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. Hasil pengujian ini mendukung penelitian Pandey (2001), Sevill, Sayilir, dan Yildrim (2006). Perbedaan ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yaitu tahun 2003-2007, pada tahun itu dampak krisis ekonomi sudah berkurang sehingga dengan keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan mereka jika dibandingkan dengan periode selama krisis moneter. Hubungan antara kedua variabel adalah positif, yang artinya semakin tinggi pertumbuhan perusahaan maka perusahaan akan membutuhkan dana lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya. Pengujian yang keempat dilakukan pada variabel profitabilitas terhadap struktur modal, berdasarkan tabel IV.12 dapat diketahui bahwa profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi -0.058 dengan nilai signifikansi 0.023 pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini membuktikan commit to user 62 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal setelah krisis moneter, hasil pengujian ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 2003-2007, pada tahun itu dampak krisis ekonomi sudah mulai berkurang dan perekonomian sudah mulai stabil. Kestabilan perekonomian ini berdampak terhadap meningkatnya kinerja perusahaan yang ditandai dengan meningkatnya laba perusahaan, peningkatan laba ini memungkinkan perusahaan menanamkan labanya untuk menambah modal sendiri. Hubungan antara kedua variabel adalah negatif, yang artinya ketika profitabilitas perusahaan naik maka akan menurunkan struktur modal, hal ini mendukung Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa semakin tinggi profitability perusahaan maka perusahaan akan lebih memilih untuk mendanai perusahaan dengan menggunakan modal internal. Hasil ini mendukung penelitian Cristianti (2006) yang menyatakan bahwa semakin tinggi profitability perusahaan, maka perusahaan akan lebih memilih untuk mendanai perusahaan dengan menggunakan modal internal. Pengujian yang kelima dilakukan pada variabel ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Berdasarkan pada tabel IV.12 dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai koefisisen regresi 0.733 dengan nilai signifikansi 0.045 pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, hasil pengujian ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode commit to user 63 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id selama krisis moneter. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 2003-2007, pada saat itu dampak krisis ekonomi sudah mulai berkurang sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan mereka. Peningkatan penjualan ini akan berdampak terhadap laba perusahaan yang menjadi besar sehingga retained earnings yang diinvestasikan perusahaan dalam bentuk asset meningkat. Hubungan antara kedua variabel adalah positif, yang artinya semakin besar ukuran perusahaan yang direfleksikan dengan total aktiva, maka semakin besar jumlah struktur modal (dalam hal ini hutang) perusahaan. Hasil pengujian ini mendukung penelitian Pandey (2001), Sevill, Sayilir, dan Yildrim (2004), Chien dan Stranger (2005), Buferna, Bangassa dan Hodgkinson (2005), Ariyanto (2002) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Pengujian yang keenam dilakukan pada variabel risiko bisnis terhadap struktur modal. Berdasarkan tabel IV.12 dapat diketahui bahwa risiko bisnis memiliki koefisien regresi -0.009 dengan nilai signifikansi 0.608 pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini membuktikan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal, hasil pengujian ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yaitu tahun 2003 – 2007, pada tahun itu perekonomian sudah mulai stabil sehingga perusahaan menufaktur mempunyai risiko bisnis yang relatif rendah mengingat produk-produk yang dijual di pasar sangat dibutuhkan oleh commit to user 64 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masyarakat dan harga dari produk tersebut telah sesuai dengan daya beli masyarakat sehingga akan berdampak terhadap kestabilan permintaaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur. Pengujian yang ketujuh dilakukan pada variabel market to book ratio. Berdasarkan tabel IV.12 dapat dilihat bahwa market to book ratio memiliki koefisien regresi 0.013 dengan nilai signifikansi 0.647 pada tingkat signifikansi 5%, hal ini membuktikan bahwa market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal, hasil pengujian ini konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. 3. Pengujian Hipotesis Perbedaan Struktur Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Selama Dan Setelah Krisis Moneter Pengujian struktur ini digunakan untuk menguji stabilitas model regresi selama dua periode yaitu periode selama krisis dan setelah krisis dilakukan dengan metode modifikasi chow test; yaitu menggunakan model variabel dummy (D) dimana pada periode selama krisis nilai D=1 dan setelah krisis nilai D=0. Gujarati (1993:271) menyarankan bahwa pengujian struktur dilakukan untuk dua hal yaitu: intersep dan slop. Terdapat empat kemungkinan hasil pengujian perbedaan struktur yang melibatkan uji perbedaan intersep dan slop yaitu slop dan intersep berbeda, slop dan intersep tidak berbeda, slop berbeda tetapi intersep identik atau slop identik tetapi intersep berbeda. Hasil analisis regresi untuk pengujian struktur disajikan dalam tabel IV.13 berikut : commit to user 65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel IV.13 Pengujian Perbedaan Struktur Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Selama dan Setelah Krisis Moneter Variabel Independen Koefisien Regresi (Constant) -2.147 D 1.514 DFTA .102 DCR -.016 DGR -.064 DROA .016 DSIZE -.892 DRISK .092 DMB .001 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sig .037 .246 .074** .748 .097** .686 .091** .003* .977 Keterangan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Keterangan:*=signifikan pada 5%,**=signifikan 10% Dari hasil pengujian seperti yang telah ditunjukkan dalam tabel di atas, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara intersep pada periode selama dan setelah krisis moneter dengan nilai signifikansi 0.246 pada tingkat signifikan 5%. Sedangkan pengujian terhadap slop menunjukkan terdapat perbedaan antara variabel independent pada kedua periode tersebut yaitu pada variabel struktur asset dengan nilai signifikansi 0.074 pada tingkat signifikan 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop secara statistik berbeda, hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - struktur asset untuk kedua periode pengamatan berbeda. Variabel pertumbuhan dengan nilai signifikansi 0.097 pada tingkat signifikansi 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop berbeda, hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - pertumbuhan untuk kedua periode pengamatan berbeda. Variabel ukuran perusahaan dengan nilai signifikansi 0.091 pada tingkat signifikansi commit to user 66 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop secara statistik berbeda, hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - ukuran perusahaan untuk kedua periode pengamatan berbeda. Variabel risiko bisnis dengan nilai signifikansi 0.003 pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop secara statistik berbeda, hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - risiko bisnis untuk kedua periode pengamatan berbeda. Variabel lain seperti likuiditas dengan nilai signifikansi 0.748 pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop secara statistik sama (tidak signifikan), hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - likuiditas untuk kedua periode pengamatan sama. Variabel profitabilitas dengan nilai signifikansi 0.686 pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop secara statistik sama (tidak signifikan), hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - profitabilitas untuk kedua periode pengamatan sama. Variabel market to book ratio dengan nilai signifikansi 0.178 pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua slop secara statistik sama (tidak signifikan), hal ini mengindikasikan bahwa regresi struktur modal - market to book ratio untuk kedua periode pengamatan sama. Hasil pengujian struktur ini konsisten dengan penelitian Setiawan (2004) yang menunjukkan beta pada sebelum dan selama krisis moneter mempunyai nilai intersep yang sama sedangkan nilai slopnya berbeda. Hal ini dapat disimpulkan bahwa krisis moneter mempengaruhi stabilitas model regresi atau dengan kata lain hubungan antara struktur modal dengan struktur asset, commit to user 67 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis dan market to book ratio mengalami perubahan struktural di Bursa Efek Indonesia selama periode 1998 - 2007. commit to user 68 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh struktur aktiva, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio terhadap struktur modal dengan menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil dari analisis regresi yang telah dilakukan, maka penelitian ini menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Pada periode selama krisis moneter, hasil pengujian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan nilai R2 = 0.398 menunjukkan bahwa sebanyak 39.8% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sedangkan, sisanya sebanyak 60.2% dijelaskan oleh faktor lain. Nilai F sebesar 19.641 dengan probabilitas 0.000 (<0.05), menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan hasil sebagai berikut: a. Struktur asset memiliki nilai koefisien regresi 0.221 dengan nilai signifikansi 0.000 artinya bahwa struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian ini sesuai dengan Static Trade-off (STO) yang menyatakan bahwa semakin banyak asset tangibility suatu perusahaan berarti semakin commit to user 69 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id banyak collateral asset untuk bisa mendapatkan sumber dana eksternal berupa hutang. b. Likuiditas memiliki nilai koefisien regresi -0.306 dengan nilai signifikansi 0.000 artinya bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian Setiawan (2006) dalam Purnamasari (2009) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan likuiditas tinggi berarti memiliki kemampuan yang besar untuk melunasi hutang sehingga hutang perusahaan berkurang. Hutang yang berkurang akan menyebabkan rasio struktur modal menjadi kecil. c. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai koefisien regresi 0.016 dengan nilai signifikansi 0.577 artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 1998 - 2002, pada saat itu perusahaan manufaktur mengalami dampak krisis ekonomi dan tidak terjadi pertumbuhan penjualan akibatnya penjualan dari tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya tidak tumbuh (Indrawati dan Suhendro, 2006). d. Profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi -0.046 dengan nilai signifikansi 0.117 artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 1998 - 2007, pada saat itu perusahaan manufaktur mengalami dampak krisis ekonomi dan commit to user 70 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id beberapa perusahaan mengalami kerugian dalam usahanya akibatnya perusahaan tidak dapat menanamkan keuntungannya untuk dapat dialirkan ke dalam perusahaan untuk menambah modal sendiri. Selain itu kerugian dalam perusahaan juga merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak dapat secara efektif dan efisien mengelola keseluruhan aktivanya, hal ini akan berdampak terhadap berkurangnya kepercayaan kreditur terhadap perusahaan sehingga perusahaan akan sulit mendapatkan hutang. e. Ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi -0.092 dengan nilai signifikansi 0.808 artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 1998 2002, pada saat itu perusahaan manufaktur mengalami dampak krisis ekonomi dan tidak terjadi pertumbuhan penjualan. Tidak adanya pertumbuhan penjualan ini akan berdampak terhadap laba perusahaan yang menjadi kecil sehingga retained earnings yang diinvestasikan perusahaan dalam bentuk asset tidak berubah. Sehingga hal ini tidak akan berdampak terhadap struktur modal. f. Risiko bisnis memiliki nilai koefisien regresi 0.079 dengan nilai signifikansi 0.002 artinya risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini konsisten dengan penelitian Cristianti (2006) yang menyatakan bahwa dalam hubungannya dengan risiko bisnis, perusahaan manufaktur di BEI commit to user 71 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masih cenderung menggunakan leverage yang tinggi ketika risiko bisnis tinggi. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara insider dengan outsider yang menyebabkan terjadinya agency cost equity. Agency cost equity terjadi karena manajer cenderung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar memaksimalkan nilai perusahaan tetapi untuk kepentingan opportunistik. g. Market to book ratio memiliki nilai koefisien regresi 0.018 dengan nilai signifikansi 0.471 artinya market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Market to book ratio tidak signifikan kemungkinan dikarenakan gambaran penilaian pasar pada perusahaan rendah, sehingga investor menganggap perusahaan manufaktur di BEI mempunyai prospek yang tidak menguntungkan. Penilaian pasar yang rendah akan berdampak terhadap turunnya minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga saham perusahaan akan pasif. Selain itu perusahaan juga akan kehilangan kepercayaan kreditur untuk mendapatkan pinjaman. Sehingga hal ini tidak akan berdampak terhadap struktur modal. 2. Pada periode setelah krisis moneter, hasil pengujian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan nilai R2 = 0.346 menunjukkan bahwa sebanyak 34.6% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sedangkan, sisanya sebanyak 65.4% dijelaskan oleh faktor lain. Nilai F sebesar 18.749 dengan probabilitas 0.000 (<0.05), commit to user 72 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menunjukkan bahwa variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan hasil sebagai berikut : a. Struktur asset memiliki nilai koefisien regresi 0.221 dengan nilai signifikansi 0.000 artinya bahwa struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini konsisten dengan pengujian regresi untuk periode selama krisis moneter. b. Likuiditas memiliki nilai koefisien regresi -0.277 dengan nilai signifikansi 0.000 artinya bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian ini konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. c. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai koefisien regresi 0.082 dengan nilai signifikansi 0.002 artinya pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yaitu tahun 2003 – 2007, pada tahun itu dampak krisis ekonomi sudah berkurang sehingga dengan keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan mereka jika dibandingkan dengan periode selama krisis moneter. d. Profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi -0.058 dengan nilai signifikansi 0.023 artinya profitabilitas berpengaruh negatif terhadap commit to user 73 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. Hal ini kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 2003 2007, pada saat itu dampak krisis ekonomi sudah mulai berkurang dan perekonomian sudah mulai stabil. Kestabilan perekonomian ini berdampak terhadap meningkatnya kinerja perusahaan yang ditandai dengan meningkatnya laba perusahaan, peningkatan laba ini memungkinkan perusahaan menanamkan labanya untuk menambah modal sendiri. e. Ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi 0.733 dengan nilai signifikansi 0.045 artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter, kemungkinan disebabkan periode penelitian yang diambil tahun 2003 2007. Pada saat itu dampak krisis ekonomi sudah mulai berkurang sehingga perusahaan dapat meningkatkan penjualan mereka. Peningkatan penjualan ini akan berdampak terhadap laba perusahaan yang menjadi besar sehingga retained earnings yang diinvestasikan perusahaan dalam bentuk asset meningkat. f. Risiko bisnis memiliki nilai koefisien regresi -0.009 dengan nilai signifikansi 0.608 artinya risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian ini tidak konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. commit to user 74 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kemungkinan disebabkan periode penelitian yaitu tahun 2003 – 2007, pada tahun itu perekonomian sudah mulai stabil sehingga perusahaan menufaktur mempunyai risiko bisnis yang relatif rendah mengingat produk - produk yang dijual di pasar sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan harga dari produk tersebut telah sesuai dengan daya beli masyarakat sehingga akan berdampak terhadap kestabilan permintaaan akan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur. g. Market to book ratio memiliki nilai koefisien regresi 0.013 dengan nilai signifikansi 0.647 artinya market to book ratio tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian ini konsisten dengan hasil regresi untuk periode selama krisis moneter. 3. Terdapat perbedaan struktur faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal selama krisis moneter dan setelah krisis moneter. Perbedaan struktur tersebut terletak pada slopnya. Pengujian terhadap slop menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yaitu variabel struktur asset, pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis. Sedangkan variabel likuiditas, profitabilitas dan market to book ratio tidak menunjukkan adanya perbedaan pada periode tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa krisis moneter mempengaruhi stabilitas model regresi atau dengan kata lain hubungan antara struktur modal dengan struktur asset, likuiditas, pertumbuhan, profitabilitas, ukuran perusahaan, risiko bisnis, dan market to book ratio mengalami perubahan struktural di Bursa Efek Indonesia selama periode 1998 – 2007. commit to user 75 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Keterbatasan 1. Populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada satu jenis industri yaitu perusahaan manufaktur. Hal ini mengakibatkan hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasi untuk semua jenis perusahaan. 2. Penelitian ini hanya menggunakan tujuh variabel yang dipertimbangkan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ketujuh variabel yang digunakan dalam penelitian ini kesemuanya bersifat kuantitatif dan belum memasukkan variabel yang bersifat kualitatif sehingga variabel yang diharapkan untuk lebih menentukan struktur modal hanya dapat ditunjukkan oleh variabel yang bersifat kuantitatif. 3. Pemisahan periode pengamatan (selama dan setelah krisis moneter) tidak terdapat dasar yang pasti, hanya berdasarkan pada kondisi perekonomian Indonesia yang mulai cenderung stabil pada tahun 2003. C. Saran 1. Bagi pemilik dan manajemen perusahaan Struktur modal yang merupakan salah satu faktor penting yang perlu direncanakan secara cermat oleh manajemen. Struktur modal yang terlalu tinggi, yang berarti terlalu banyaknya proporsi modal eksternal atau hutang yang digunakan akan berdampak pada meningkatnya biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Di samping itu, dengan terlalu kecilnya struktur modal sering kali berakibat pada hilangnya peluang pasar yang dapat dicapai, karena perusahaan tidak mampu memenuhi commit to user 76 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id permintaan pasar sebagai akibat kekurangan modal untuk meningkatkan produksinya. 2. Bagi penelitian selanjutnya · Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan membandingkan struktur modal seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk semua jenis industri. · Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan sektor industri dan berdasarkan umur industri. Kedua hal ini menjadi penting karena struktur modal optimal adalah bervariasi tergantung dari masing-masing perusahaan, dengan mengelompokkan pada industi sejenis maka diharapkan akan didapatkan pola struktur modal yang serupa. Sedangkan untuk umur perusahaan lebih menentukan kepada berpengalaman atau tidaknya perusahaan dalam mencari sumber dana eksternal serta bagaimana tingkat perkembangan perusahaan atau prospek perusahaan dipandang dari sudut pandang investor. commit to user 77